Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan kekuatan yang diberikan kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini dengan judul “Kurangnya Kesadaran Siswa Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Di
SMAN 4 PEMATANG SIANTAR”. Karya Ilmiah ini merupakan salah satu tugas dalam
bidang study sosiologi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, terutama kepada
ibu VI selaku guru sosiologi yang memberikan tugas ini juga membimbing dalam
menyelesaikannya sehingga penulis dapat belajar membuat karya ilmiah. Ucapan terima
kasih juga saya sampaikan kepada narasumber yang telah memberikan penjelasan dan
komentar.

Penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan dan ketidaksempurnaan di dalam


laporan ini. Dan untuk memperbaiki penulisan ini, penulis berharap untuk menerima saran
dan kritik yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat bagi
para pembaca.

Pematang Siantar, Februari 2018

Penulis

1. [Type text]
ABSTRAK

Lingkungan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar artinya bagi
makhluk hidup. Tanpa adanya lingkungan maka tidak akan ada kehidupan. Oleh karena itu
diperlukan upaya untuk menjaga kebersihan lingkngan sekitar dengan sebaik-baiknya.
Kebersihan merupakan sebagian dari iman, itulah slogan yang sering kita dengar selama ini
maka dari itu kita harus menjaga kebersihan dimana pun kita berada.

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termaksud diantaranya debu, sampah, dan
bau. Namun kebersihan seringkali dianggap ringan oleh para siswa-siswi, kesadaran yang
minim pun menjadi sebab adanya kotoran di lingkungan sekolah. Padahal sebenarnya
kegiatan belajar mengajar juga di pengaruhi oleh lingkungan sekitar yang bersih dari kotoran
sehingga siswa-siswi dapat berkonsentrasi dalam belajar.

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat di tarik kesimpulan bahwa sebagian besar
siswa-siswa belum peduli terhadap kebersihan lingkungan. Banyak siswa yang masih
membuang sampah sembarangan, walaupun sudah di sediakan tong sampah. Banyak siswa
merasa acuh terhadap sampah yang berserakan di depan mata karena merasa hal tersebut
tidak menjadi kewajiban dan berpikir ada nya tukang kebersihan sekolah.

Kesadaran masing-masing individu begitu penting dalam rangka menjalankan perubahan


kebersihan pada lingkungan sekolah.

1. [Type text]
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan Penelitian
I.4 Manfaat Penelitian
I.5 Kerangka Teori
I.6 Hipotesis Penelitian
I.7 Metodelogi Penelitian
1.7.1 Jenis penelitian
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data
1.7.3 Lokasi Penelitian
1.7.4 Metode Analisis Data
Bab II PEMBAHASAN
Bab III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
2.1 Bagi Sekolah
2.2 Bagi Siswa
Lampiran
-Daftar Pustaka
-Pertanyaan Wawancara
-Hasil Wawancara
-Pertanyaan Angket
-Hasil Angket

1. [Type text]
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Lingkungan sekolah yang bersih merupakan dambaan bagi setiap warga sekolah.
Namun perilaku siswa dalam menjaga lingkungannya tetap bersih menjadi kendala tersendiri
yang kerap mengganggu keasrian lingkungan sekolah.

Penulis mengambil judul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga


Kebersihan Lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR”. Karena kesadaran siswa
dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang Siantar masih kurang. Terbukti
dengan keadaan lingkungan masih terlihat kurang bersih, masih banyak sampah di sembarang
tempat.

Minimnya kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga
kelestarian tempat-tempat umum di lingkungan sekolah contohnya ruang kelas, kamar mandi,
lapangan sekolah, dan lain lain. Hal tersebut mendorong Penulis untuk melakukan penelitian
terhadap kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang
Siantar.

Agar para pembaca menjadi lebih paham akan pentingnya kesadaran dalam menjaga
kebersihan lingkungan di sekolah. Serta mengetahui dampak positif dan negatif lingkungan
bersih, dan dapat menerapkan kebiasaan dalam menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-
hari.
Kesadaran siswa perlu dibangkitkan untuk memiliki perilaku bersih yang lebih baik.
Upaya peningkatan perilaku hidup bersih salah satunya dengan diadakan jumat bersih setiap
minggunya. Kegiatan Jumat Bersih selain bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih juga untuk meningkatkan rasa peduli dan solidaritas antar siswa karena dilakukan
secara bersama-sama yang secara tidak langsung menumbuhkan rasa kebersamaan.

Menurut Beatrice Trum Munter (2006:22) kita menghirup oksigen, nafas kehidupan
kita, dan menghembuskan zat-zat sisa. Sayangnya, di dunia yang penuh polusi ini bersama
dengan oksigen kehidupan, kita juga menghirup banyak bahan yang mengiritasi dan merusak

1. [Type text]
paru-paru serta organ lain. Polusi udara ini sangat beragam dan mencakup asap kendaraan
bermotor, debu, asap rokok, kabut asap, senyawa organik yang mudah menguap, pengusir
serangga, serta masih banyak lagi.

Polusi udara dalam ruangan mungkin menjadi masalah kesehatan yang lebih serius
daripada polusi udara luar ruangan. Karena secara rata-rata kita menghabiskan 75% dari
waktu kita di dalam ruangan. Bagi sebagian kelompok persentasi waktu yang dihabiskan di
dalam ruangan bahkan mungkin lebih tinggi kemungkinan efek kesehatan akibat polutan
dalam ruangan yang berbahaya.

Karena masalah tersebut, maka penulis ingin membahas lebih dalam secara
keseluruhan mengenai penyebab, solusi, dan tindak lanjut dari masalah-masalah tersebut.
Karena menurut penulis, masalah tersebut masih menjadi momok besar yang melanda
masyarakat seluruhnya, terutama para remaja.

Penulis menganggap bahwa remaja masih enggan untuk melakukan kewajibannya. Di


sini penulis lebih menekankan pada membuang sampah di tempatnya. Karena mereka masih
menganggap bahwa sampah adalah hal yang sepele. Sehingga mereka tidak memperdulikan
hal tersebut, padahal jika ditelisik lebih dalam sampah dapat berakibat besar bagi kehidupan
kita. Kebersihan itu sendiri pada hakekatnya adalah hal yang utama karena kebersihan
merupakan dasar dari semua kegiatan. Kebersihan akan menghasilkan hal-hal yang positif.
Seperti halnya kita melakukan sesuatu, akan lebih nyaman bila dilakukan secara bersih.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik menyusun karya tulis yang berjudul
“Kurangnya Kesadaran Siswa Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMAN 4
PEMATANG SIANTAR” karena masih banyak siswa SMAN 4 Pematang Siantar yang
belum sadar akan pentingnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
Karya tulis ini membahas tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN 4 Pematang Siantar.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di udara dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

1. [Type text]
Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga
faktor lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial
budaya, pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan
di sekitar kita bersih maka kita akan merasa nyaman.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap
bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih, maka saat belajar terasa
nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah dalam melakukan
baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak menimbulkan dampak negatif. Sehingga
kita akan merasa tidak nyaman karenanya. Lingkungan yang bersih akan berdampak baik
pada kesehatan. Dan kesehatan akan berpengaruh pada prestasi belajar para siswa.

Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, maka pembatasan masalah yang


dikemukakan penulis dalam penelitian ini, antara lain pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan, apa saja dampak dari lingkungan yang bersih, bagaimana cara menjaga
kebersihan lingkungan, dan cara mengatasi lingkungan kotor.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan
penulis, antara lain sebagai berikut.
1.2.1 Apakah pengertian kebersihan lingkungan?
1.2.2 Apakah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
1.2.3 Bagaimana dampak Kondisi Lingkungan Sekolah terhadap Siswa/i ?
1.2.4 Bagaimana upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN 4 Pematang Siantar
1.2.5 Bagaimana cara mengatasi lingkungan kotor di SMAN 4 Pematang Siantar
1.2.6 Bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan SMAN 4 Pematang Siantar

1. [Type text]
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan masalah dari karya tulis ilmiah ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus, yang penjabarannya sebagai berikut:
3.1 Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian yang dilakukan penulis ini adalah untuk memenuhi dan
mengetahui langkah-langkah dan cara kerja melakukan penelitian kualitatif dalam pelajaran
sosiologi.
3.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dibuatnya penelitian ini adalah untuk menjawab setiap pertanyaan yang
muncul dalam perumusan masalah. Sehingga dapat dihasilkan kesimpulan dan saran baik
bagi pembaca untuk dapat menimbulkan kesadaran bagi pembaca tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di lingkungann sekolah.

I.4 Manfaat Penelitian

 Penelitian ini dapat membuka wawasan penulis tentang kondisi kebersihan


lingkungan sekolah SMAN 4 Pematang Siantar dan pengaruhnya bagi siswa serta
membuka wawasan pembaca tentang lingkungan yang baik untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
 Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan manfaat
kebersihan lingkungan.
 Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi kalangan pelajar, khususnya
kalangan siswa mengenai latar belakang kebersihan sekolah.
 Sebagai penambah pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam pembuatan karya
tulis ilmiah berupa skripsi.

I.5 Kerangka Teori


Hakekat Perilaku Siswa Akan Pentingnya Lingkungan Bersih.
Pengertian perilaku di dalam kamus KBBI yang berasal dari kata Laku adalah:
“Perbuatan, Kelakuan, Cara menjalankan atau berbuat”.1
Suatu perbuatan siswa yang berhubungan dengan kesehariannya dalam kehidupan sangat
berkaitan dengan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kebersihan. Perilaku adalah
suatu perbuatan yang menjadi suatu kebiasaan sehari-hari seseorang serta berkaitan dengan
sikap yang dimiliki orang tersebut.

1. [Type text]
Hal ini sebagaimana pendapat berikut, bahwa :
“Tingkah laku merupakan perangai, akhlak dan watak, merupakan alat batin dan panduan akal
dan perasaan untuk menimbanng baik dan buruk”.[2] Seseorang dalam berperilaku jika
mendasar pada perasaan, biasanya lebih menonjolkan sisi emosi. Sedangkan berperilaku jika
mendasarkan pada pemikiran biasanya lebih menonjolkan sisi logika. Namun demikian
perilaku yang baik adalah dengan berdasarkan pikiran dan perasaan sehingga dalam
berperilaku seseorang terdapat keseimbangan dalam perbuatannya. Begitupun dengan
keseimbangan sikap dan perilaku siswa dalam menjaga kebersihan disekitarnya.

Sebagai makhluk sosial kita membutuhkan kehadiran orang lain secara langsung untuk
menciptakan hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia mempunyai sistem dan pola-
pola tertentu sehingga tiap siswa akan berbeda satu sama lain baik dalam kebiasaan, pola
pikir, adat istiadat, dan lain sebagainya.

Menurut pendapat berikut ini menyatakan bahwa : “Lingkunga sosial tempat seorang
individu atau sekelompok individu untuk melakukan hubungan sosial yang menyangkut
penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dann minum sendri, berpakaian sendiri,
mentaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya, dan
sejenisnya”[7]

Sedangkan pengertian bersih di dalam KBBI adalah bebas dari kotoran. Jadi perilaku
bersih dapat dilakukan dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan untuk hidup bersih dari
kotoran. Perihal perilaku bersih merupakan kebutuhan penting untuk kehidupan manusia
terkhususnya siswa dalam upaya untuk meningkatkan kenyamanan, kesehatan kualitas hidup
dan kelestarian lingkungan hidup siswa.

I.6 Hipotesis Penelitian


Lingkungan SMAN 4 PEMATANG SIANTAR dapat dijadikan contoh dari kurang
bersihnya lingkungan sekolah. Rasa ketidak pedulian yang kurang dari masing-masing siswa
dapat dijadikan salah satu faktor yang mendorong terciptanya lingkungan yang kurang bersih
ini.
Ketidak pahaman siswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di
SMAN 4 PEMATANG SIANTAR pun mendorong terciptanya rasa ketidak pedulian mereka

1. [Type text]
dalam upaya menciptakan lingkungan SMAN 4 PEMATANG SIANTAR. Bagi siswa,
mereka berpikir adanya petugas kebersihan disekolah yang akan membersihkan dan masih
ada juga ketergantungan dengan teman-temannya, mereka menganggap masih banyak teman-
temannya yang tidak perduli terhadap lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR.

Kebersihan lingkungan sekolah di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR merupakan


tanggung jawab seluruh warga sekolah. Mungkin karena petikan ini para siswa masih saja
menganggap kebersihan sekolah bukan merupakan tanggung jawabnya seorang diri. Jadi,
bukan mereka yang harus mengusahakan terciptanya lingkungan sekolah di SMAN 4
PEMATANG SIANTAR yang bersih. Di setiap sudut ruangan dari SMAN 4 PEMATANG
SIANTAR memang sudah diberi tempat sampah, agar memudahkan siswa-siswi dalam
membuang sampah mereka. Namun nampaknya hal ini kurang berpengaruh besar bagi
perilaku siswa-siswi SMAN 4 PEMATANG SIANTAR. Terbukti dengan tingkat kemalasan
siswa dalam membuang sampah pada tempatnya, mereka berpikir lebih praktis membuang
sampah seenaknya sendiri. Pemilahan sampah pun kurang mereka lakukan saat mereka
sedang membuang sampah menurut jenis sampahnya.

Sebenarnya sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk terus
dapat meningkatkan kualitas kebersihannya. Seperti pengadaan Jumat bersih dan piket kelas.
Namun para siswanya sendiri masih belum saja peduli terhadap hal tersebut.

Mereka cenderung meremehkan upaya-upaya tersebut, juga tidak mendukung cara


tersebut. Sehingga terkesan pihak sekolah tidak pernah mempunyai upaya yang konkret untuk
mengatasi masalah kebersihan. Padahal sebernarnya ketidakadaan dorongan dari para siswa
adalah penyebab utamanya.

Seperti halnya pelaksanaan Jumat bersih. Dalam kasus ini sekolah menyediakan
waktu sekali seminggu. Guru sudah menghimbau para siswa untuk membersihkan kelas dan
pekarangannya. Dan tiap-tiap organisasi untuk membersihkan basecampnya masing-masing.
Namun pada kenyataannya para siswa masih banyak yang tidak bergerak membersihkan
kelasnya, kebanyakan siswa menghabiskan waktu jumat bersih dengan mengobrol, duduk-
duduk, dan mengerjakan tugas. Mereka merasa malas dan repot untuk melakukan jumat
bersih.

1. [Type text]
Selain itu, masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan Jumat bersih. Setiap organisasi
diberi area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah dapat
bersih secara merata di setiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa terlihat enggan untuk
bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada sampah yang berserakan. Padahal
sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan sampah yang berserakan tersebut.

Kemudian terkendala pada piket kelas. Piket yang dilakukan setiap hari secara bergilir
oleh setiap siswa. Di sini para siswa masih belum bisa terkontrol secara baik. Maka kelas
sering kali tidak terkondisikan dalam keadaan bersih. Inilah salah satu faktor yang
menghambat proses belajar mengajar di sekolah. Kelas yang kotor akan menimbulkan rasa
ketidaknyamanan, bahkan menjadi sarang nyamuk sehingga semangat belajar pun menjadi
terganggu.

Fasilitas yang diberikan oleh sekolah pun sudah cukup lengkap. Peralatan kebersihan,
mulai dari sapu, tempat sampah, kain pel, dan lain-lain, telah tersedia di dalam kelas. Dan
setiap tahunnya juga akan diganti oleh pihak sekolah. Juga terdapat tempat sampah, dan
slogan kebersihan juga telah dilakukan.

Tempat sampah terdapat di setiap penjuru ruangan sekolah. Dan slogan kebersihan
berisi ajakan untuk tetap melestarikan kebersihan di sekolah. Namun nyatanya slogan-slogan
tersebut kurang digubris oleh para siswa. Di samping itu dengan adanya slogan kebersihan
seperti hanya menjadi pajangan sekolah yang berfungsi hanya untuk memperindah tempat
tempat tertentu di sekolah terkhusus di taman.

Berdasarkan anggapan dasar di atas maka, penulis mengajukan hipotesis tentang


“Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMAN 4
PEMATANG SIANTAR”yaitu masih banyak siswa yang kurang menjaga dan kurang sadar
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

I.7 Metodelogi Penelitian


Metodelogi penelitian yang digunakan peneliti adalah metode deskriptif dimana
peneliti langsung terjun kelapangan ( Lingkungan SMAN 4 PEMATANG SIANTAR) dan
mengumpulkan informasi dengan melakukan wawancara terhadap siswa dan guru yang
berada dilingkungan sekolah dan menyebarkan angket. Tujuan peneliti melakukan metode

1. [Type text]
deskriptif adalah untuk membuat perbandingan, mengumpulkan informasi secara rinci dan
mengidentifikasi faktor apa yang mempengaruhi tingkat kepedulian siswa terhadap
lingkungannya.

I.7.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang berdasarkan tempat penelitian,
yaitu penelitian lapangan (field research) dimana peneliti langsung terjun kelapangan
melakukan penelitian mengenai pentingnya menjaga lingkungan.

I.7.2 Teknik Pengumpulan Data


Data yang peneliti kumpulkan merupakan data primer dimana data diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan (lingkungan SMAN 4 PEMATANG SIANTAR). Teknis
pengumpulannya yaitu dengan teknik kuesioner, dimana peneliti menggunakan daftar
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek. Selain
kuisioner, informasi juga diperoleh dengan melakukan teknik wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman saat melakukan wawancara.

I.7.3 Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan di lingkungan sekolah SMAN 4 PEMATANG SIANTAR,
Kecamatan Siantar Timur, Kotamadya Pematangsiantar. Alasan peneliti memilih lokasi
SMAN 4 Pematang Siantar karena sekolah merupakan sekolah jurukan di kota Pematang
Siantar dan juga merupakan tempat peneliti bersekolah.

I.7.4 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah metode primer. Dimana peneliti
langsung terjun ke lapangan untuk mencari informasi-informasi yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan. Peneliti juga menggunakan data sekunder, dimana peneliti
memperoleh informasi dari beberapa pendapat para ahli sebagai referensi.

1. [Type text]
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Kebersihan Lingkungan


Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan,
manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu
lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah
lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.

Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan


ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.

Berbicara mengenai lingkungan, erat kaitannya dengan individu. Individu adalah


unsur tunggal makhluk hidup. Mengingat tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup
sendiri, maka individu tersebut membentuk sebuah kelompok untuk mempertahankan
hidupnya masing-masing. Karena sebuah kelompok yang sejenis, tidak akan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri. Masing-masing kelompok membutuhkan kelompok dengan jenis
lain yang berbeda. Maka kelompok tersebut akan membentuk sebuah ekosistem yang mampu
menyeimbangkan kelangsungan hidup mereka.

1. [Type text]
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan makhluk tak
hidup terhadap lingkungannya. Setiap ekosistem tersusun atas individu yang beda jenis untuk
saling berinteraksi. Dengan cara inilah makhluk hidup dapat memenuhi kebutuhannya dengan
masing-masing komponen yang dimilikinya yang membantunya mempertahankan hidup.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1). Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun
sekolah, maka lingkungan hayatinya di dominasi oleh tumbuhan. Yang mencakup semua
mahluk hidup yang dilihat dari susunan trofiknya dibagi ke dalam beberapa tingkatan yakni
komponen produsen, komponen konsumen, dan juga komponen pengurai. Dan apabila
dilihat dari fungsi komponen itu sendiri maka ia dibagi ke dalam dua komponen dasar yakni
komponen autotrof dan juga komponen heterotrof. Autotrof sendiri merupakan mahluk hidup
yang bisa membentuk sendiri makanannya sementara itu heterotrof adalah makhluk hidup
yang memperoleh makanan dan energi dari luar dirinya. Tetapi jika berada di dalam kelas,
maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
Unsur biotik dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Heterotrof / konsumen :
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-
bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen
heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran
lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

b) Pengurai / dekomposer :
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada
pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan
organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposer ada tiga, yaitu:
1. Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan

1. [Type text]
2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai
penerima elektron. Komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu
ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan
air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang
terlarut dalam air.

2). Unsur Sosial Budaya


Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3). Unsur Fisik (Abiotik)


Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang
terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain. Materi yang termasuk ke dalam komponen
abiotik ini mempengaruhi juga mendukung kehidupan komponen biotik atau hayati dalam
sebuah ekosistem.

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah,
dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau
infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteria patogen,
dan bahan kimia berbahaya.

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan lingkungan yang baik. Manusia perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak berbau, tidak malu,

1. [Type text]
tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang
lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci
tangan, dan memakai pakaian yang bersih.

Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan menggunakan air dan
sejenis sabun atau detergen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk
kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia.
Contohnya, kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan ruang bedah di rumah sakit.

Jadi Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan
tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan
perabot rumah, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan
makan, membersihkan bilik mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan
lingkungan dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di
depan rumah daripada sampah.

II.2 Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
dalam kehidupan kita karena kebersihan merupakan sebagian dari imam. Menjaga kebersihan
juga sangat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain karena dapat menciptakan kehidupan
yang bersih, nyaman, dan sehat.

Lingkungan yang bersih tentu merupakan lingkungan yang sehat karena biasanya
kuman-kuman dan bibit penyakit akan mudah tumbuh di tempat yang kurang bersih dan
jorok. Oleh sebab itu, dengan lingkungan yang besih, maka kita dapat terhindar dari berbagai
macam penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan yang
bersih selain sehat, tentu juga nyaman untuk dipandang karena tidak terdapat sampah atau
kotoran yang berserakan. Dengan lingkungan yang bersih, suasana di lingkungan tidak hanya
indah dipandang mata saja, tetapi juga nyaman bagi penghuninya.
Kebersihan lingkungan ternyata memiliki banyak sekali manfaat untuk kehidupan.
Disadari atau tidak lingkungan yang bersih juga menjadi lingkungan yang bebas dari polusi,
baik polusi udara maupun polusi lainnya.

1. [Type text]
Kebersihan adalah situasi yang berarti bebas dari segala macam kotoran seperti
sampah, debu dan bau. Kebersihan merupakan salah satu pertanda higiene pada suatu
keadaan yang baik. Bila kita tidak menjaga kebersihan, maka akan timbul berbagai penyakit
yang disebabkan kotoran yang ada di sekitar kita. Penyakit dapat timbul dari berbagai kotoran
yang ada di lingkungan sekolah dan rumah. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kebersihan
lingkungan di sekitar kita. Masalah kebersihan lingkungan dari tahun ke tahun selalu
meningkat dan menjadi pembahasan khusus. Keinginan untuk bersih dapat dimulai dari diri
kita sendiri, baru kemudian diterapkan dengan lingkungan dan orang di sekitar kita.

II.3 Dampak Kondisi Lingkungan Sekolah terhadap Siswa/i

Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Salah
satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, khususnya pada lingkungan kelas. Kebersihan
sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka
kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu
konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat.
Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran
atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan
karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang
seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu
dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.
Dalam menjaga kebersihan kelas, dibutuhkan kerja sama antara siswa, guru, dan petugas
kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan sekolah, karena jumlah
siswa yang sangat banyak jika dibandingkan dengan warga sekolah lainnya. Siswa yang
memiliki IQ tinggi pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika
diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan ataupun mencorat-coret bangku,
siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan kata lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan,
selalu merusak, mengotori lingkungan sekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber IQ rendah.
Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan
tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai.
Selain itu konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin
meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan
kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa,
1. [Type text]
hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman.
Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu
kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.

Dampak positif lingkungan yang bersih kurang lebih adalah:


1) Lingkungan menjadi lebih indah : tidak banyak sampah, teratur, rapi, dan bersih.
2) Lingkungan menjadi lebih sehat : tidak ada sampah yang menjadi sarang
penyakit
3) Membantu / mendukung meningkatkan produktivitas manusia di kawasan
tersebut : dengan lingkungan yang bersih orang-orang yang beraktifitas didalamnya (di
sekitarnya) menjadi senang lebih bersemangat.

II.4 Upaya-upaya Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan


Lingkungan
1. Menghimbau siswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan
2. Melaksanakan piket kelas sepulang sekolah
3. Mengadakan kegiatan Jumat Bersih yang efektif
4. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
5. Membiasakan siswa untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika membuang sampah
6. Memberi sanksi tegas kepada pelanggar yang tidak menjaga kebersihan lingkungan

II.5 Cara Mengatasi Lingkungan Kotor di SMAN4 PEMATANG SIANTAR


Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah,
yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi slogan tadi
tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya,
padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita
untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah
sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan
jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat
tersebut telah disediakan tempat sampah.

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah.
Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan,

1. [Type text]
baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita
tidak nyaman.

Demi tercapainya lingkungan SMAN 4 Pematang Siantar yang bersih dan nyaman untuk
belajar kita, perlu sekali dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk
menjaga kebersihan dan bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan tersebut
antara lain:
1) Siswa diharapkan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya sendiri
untuk menjaga kebersihan.
2) Petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitar.
3) Sesama siswa harus saling menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.
4) Mencatat pada buku pelanggaran.
5) Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran terutama membuang
sampah sembarangan.
Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk
menjaga kebersihan dan mampu mengatasi lingkungan sekolah yang kotor. Kebersihan
berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu dijaga.

II.6 Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR

Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, selain itu siswa juga
bisa memungut sampah yang berserakan dan membuangnya pada tempat sampah yang telah
tersedia agar tidak ada sanpah yang berserakan di ingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan
tidak mencoret-coret tembok dan bangku yang merupakan sarana pembelajaran. Dengan
begitu bangku dan tembok akan terlihat bersih tanpa adanya coretan-coretan yang dibuat oleh
siswa.
Selain membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan bangku dan tembok,
siswa juga diwajibkan untuk melaksanakan piket kelas yang sudah menjadi ketentuan di tiap-
tiap kelas. Juga pada pihak sekolah membuat satu peraturan yang di dalamnya berisi anjuran
kepada siswa untuk menjaga kebersihan sekolahnya agar tetap dalam keadaan bersih dan
nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar, terlebih SMAN 4 Pematang Siantar
merupakan sekolah rujukan.

1. [Type text]
Hal yang paling pokok untuk peran siswa-siswi dalam menjaga kebersihan SMAN 4
Pematang Siantar adalah kedasaran diri masing-masing individu untuk menjaga kebersihan
sekolahnya agar tetap dalam keadaan bersih dan nyaman untuk proses kegiatan belajar
mengajar.

1. [Type text]
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuan bahwa siswa-siswi di
SMAN 4 Pematang Siantar masih belum peduli terhadap kebersihan lingkungan di
sekitarnya.

Kebanyakan dari mereka bertindak secara spontan tanpa berfikir sebab akibat yang
akan terjadi di kemudian hari dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Seperti masalah
pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, penggolongan sampah yang tidak
dilaksanakan sejak dini, pelaksanaan piket kelas yang kurang teratur, pembawaan sampah
plastik dari luar sekolah, dan tidak disiplin dalam mengembalikan peralatan makan di kantin
sekolah. Kasus-kasus yang seperti ini menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu
meningkat. Dan mengakibatkan keadaan yang merugikan lingkungan SMAN 4 pematang
Siantar.

Kesadaran masing-masing individu begitu penting, untuk menjalankan perubahan


kebersihan pada lingkungan sekolah. Namun mayoritas para siswa masih baru berantusias
dalam meningkatkan kebersihan lingkungan. Dan siswa-siswi setuju dengan harus adanya
cara-cara yang dilakukan untuk memberikan alternatif untuk lebih menyadarkan siswa
tentang nilai kebersihan.

Berdasarkan hipotesis penulis, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMAN 4


PEMATANG SIANTAR masih belum bisa melakukan kebersihan dengan baik. Hal ini
dapat diketahui dari jawaban hasil wawancara dan penyebaran angket yang telah dilakukan
oleh penulis. Seharusnya siswa melakukan kebersihan melalui hal-hal kecil yang dapat
dilakukan di kelas, ataupun di halaman sekolah tanpa harus menunggu dilaksanakannya
Jumat bersih atau kerja bakti.

1. [Type text]
Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret-coret dinding sekolah
seperti yang dapat ditemui pada dinding belakang aula, kamar mandi, meja atau kursi kelas,
maupun dinding kelasnya masing-masing.

III.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa saran yang
melibatkan beberapa komponen yang dimohonkan kerja samanya dalam membantu
menyadarkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMAN 4 PEMATANG
SIANTAR, beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut.

 Bagi Sekolah
1) Memperbanyak tempat sampah yang diletakkan di setiap sudut-sudut sekolah, agar
memungkinkan para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2) Melakukan program piket kebersihan dari tiap-tiap organisasi sekolah
3) Menggalang siswa untuk lebih meningkatkan kebersihan di sekitar sekolah.
4) Lebih meningkatkan hubungan sosialisasi dengan para siswanya saat melakukan kebersihan.
5) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap yang dibutuhkan untuk kebersihan sekitar
sekolah.

 Bagi Guru
1) Memberi contoh pada para siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan SMAN 4
Pematang Siantar
2) Membantu memberi peringatan pada para siswa SMAN 4 Pematang Siantar yang melanggar
kebersihan lingkungan di sekolah.
4) Membimbing siswanya untuk melakukan kebersihan di kelas masing-masing.
5) Menumbuhkan rasa kekompakan dengan siswanya untuk menjaga kebersihan di kelas
masing-masing.
6) Mengawasi para siswanya saat melakukan kerja bakti atau Jumat bersih.
7) Meningkatkan kedisiplinan yang berkaitan dengan kebersihan.

1. [Type text]
 Bagi Siswa
1) Menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR.
2) Memulai sejak dini membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4
PEMATANG SIANTAR
3) Membantu mengingatkan teman-temannya bila tertangkap tidak menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR.
4) Mempertahankan kebersihan lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR, apabila
memang sudah bersih.
5) Melestarikan lingkungan hijau di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR
6) Mendukung program sekolah demi terciptanya lingkugan sekolah yang bersih, rapi, dan
nyaman.
7) Melaksanakan kebersihan lingkungan sekolah dengan baik, tertib dan benar.

1. [Type text]
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2017, 27 November). Diunduh dari


http://kbbi.web.id/keluarga

K. Wardiyatmoko. 2014. Buku Geografi SMA XI. Jakarta: Erlangga

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA


Narasumber 1 :
(Selaku Pembina OSIS SMAN 4 Pematang Siantar, diwawancarai pada hari Sabtu, tanggal 24
Februari 2018 pukul 09:00 WIB)
1. Bagaimana pendapat Bapak mengenai kebersihan lingkungan?
2. Bagaimana pendapat Bapak mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
3. Menurut Bapak, apa saja dampak lingkungan yang bersih?
4. Menurut Bapak, apa saja upaya-upaya yang dapat di lakukan untuk menumbuhkan kesadaran
siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang Siantar
5. Apa saja kiat-kiat Bapak dalam mengatasi lingkungan kotor di SMAN 4 Pematang Siantar?
6. Apa saja kiat-kiat Bapak dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang
Siantar
7. Menurut Bapak, bagaimana kondisi lingkungan SMAN 4 Pematang Siantar saat ini?

1. [Type text]
8. Apa saja cara-cara yang sudah diterapkan warga SMAN 4 Pematang Siantar untuk
meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang
Siantar?
9. Bagaimana pendapat Bapak mengenai perilaku siswa terhadap lingkungan SMAN 4
Pematang Siantar saat ini?
10. Menurut Bapak, bagaimana minat siswa terhadap sistem penerapan kebersihan lingkungan di
SMAN 4 Pematang Siantar?

1. [Type text]
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Narasumber 2 : Retta Kristanata Simarmata


Kelas : XII IPA-5
(Selaku Ketua Organisasi Remaja Pencinta Alam SMAN 4 Pematang Siantar, diwawancarai
pada hari Sabtu, tanggal 24 Februari 2018 pukul 11:45 WIB)
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai kebersihan lingkungan?
2. Bagaimana pendapat Anda mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
3. Menurut Anda apa saja dampak lingkungan yang bersih?
4. Menurut Anda, apa saja upaya-upaya yang dapat di lakukan untuk menumbuhkan kesadaran
siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang Siantar
5. Apa saja kiat-kiat Anda dalam mengatasi lingkungan kotor di SMAN 4 Pematang Siantar?
6. Apa saja kiat-kiat Anda dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang Siantar
7. Menurut Anda, bagaimana kondisi lingkungan SMAN 4 Pematang Siantar saat ini?
8. Apa saja cara-cara yang sudah diterapkan warga SMAN 4 Pematang Siantar untuk
meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang
Siantar?
9. Bagaimana pendapat Anda mengenai perilaku siswa terhadap lingkungan SMAN 4
Pematang Siantar saat ini?
10. Menurut Anda, bagaimana minat siswa terhadap sistem penerapan kebersihan lingkungan di
SMAN 4 Pematang Siantar?

JAWABAN WAWANCARA

1. Menurut saya kebersihanan lingkungan itu, situasi lingkungan yang terlihat bersih,
maksudnya jauh dari kata kotor, terus tidak berantakan dan lebih asri, teratur.
2. Menurut saya, menjaga kebersihan itu sangat penting, kenapa? Karena kita tinggal
dilingkungan, kalo lingkungan itu kotor, berarti kita tidak nyaman kalo misalnya
lingkungannya kotor.
3. Dampak lingkungan bersih yang pertama, kita akan merasa nyaman, terus bisa menghasilkan
suasana yang kondusif, yang nyaman.

1. [Type text]
4. Upaya-upaya yang bisa kita lakukan itu, kita mensosialisasikan kepada siswa apa-apa aja
pentingnya kebersihan lingkungan untuk siswa, apa dampak negatif jika lingkungan itu tidak
bersih, apa dampak positifnya. Kita menumbuhkan secara tidak langsung kesadaran siswa
untuk membersihkan lingkungan sekolah kita.
5. Secara khusus di RAPALA untuk mengatasi tidak bersihnya lingkungan itu dari cara kami
sendiri, kami mengadakan kebersihan di waktu kumpul dan latihan setiap hari sabtu.
6. Menjaganya ya itu kita buat kegiatan kayak kebersihan sama-sama setiap hari jumat bersih
terus kita buat juga tong sampah yang memadai di sekolah supaya sampahnya tidak
berserakan.
7. Menurut saya, kondisi lingkungan SMAN 4 saat ini cukup nyaman, tapi masih ada di
beberapa tempat, misalnya di lapangan banyak sampah yang masih berserakan karena
kurangnya kepedulian siswa.
8. Syarat-syaratnya yang sebelumnya ya adanya jumat bersih untuk semua siswa dan organisasi
untuk membersihkan kelas dan lingkungan sekolah. Terus disetiap organisasi juga dibuat
jadwal kegiatan untuk membersihkan wilayah organisasinya masing-masing.
9. Em menurut saya siswa-siswi di SMAN 4 sudah cukup sadar akan pentingnya
membersihkan lingkungan, namun ada beberapa siswa yang belum sadar dan itu yang harus
di ingatkan kembali untuk sadar akan pentingnya lingkungan.
10. Seperti yang telah kita lihat, setiap jumat bersih, mayoritas siswa di SMAN 4 sudah berminta
untuk membersihkan lingkungannya, tapi ada sebagian siswa yang belum sadar tentang
kebersihan dilingkungan sekolah kita.

1. [Type text]
DAFTAR PERTANYAAN ANGKET

N RAGU-
PERTANYAAN YA TIDAK
O RAGU

Apakah Anda setuju dengan diadakannya Jumat


1
Bersih?

Apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam


2 kebersihan di lingkungan SMAN4 PEMATANG
SIANTAR?

Apakah Anda sudah melaksanakan piket kelas


3
sepulang sekolah ?

Apakah Anda sudah memilah sampah sesuai dengan


4
jenisnya ketika membuang sampah?

Apakah Anda sudah membuang sampah menurut


5
jenisnya?

Apakah Anda pernah dengan sengaja membuang


6
sampah tidak pada tempatnya?

Pentingkah kesadaran siswa akan kebersihan


7
lingkungan?

Apakah Anda termasuk orang yang tidak peduli


8 dengan kebersihan lingkungan di SMAN4
PEMATANG SIANTAR?

Apakah Anda termasuk orang yang peduli dengan


9 kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG
SIANTAR

Apakah lingkungan di SMAN4 PEMATANG


10 SIANTAR sudah termasuk lingkungan yang bersih
dan sehat?

11 Apakah Anda sudah merasa nyaman dengan


lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR saat

1. [Type text]
ini?

Apakah Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan


12
kotor di SMAN4 PEMATANG SIANTAR?

Apakah Anda pernah menjadi pelopor dalam


13 menjaga kebersihan lingkungan di SMAN4
PEMATANG SIANTAR

Apakah masih banyak teman Anda yang kurang


14 peduli terhadap kebersihan lingkungan diSMAN4
PEMATANG SIANTAR?

Apakah Anda pernah menegur teman Anda yang


15 dengan sengaja membuang sampah sembarangan di
lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR

Apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam


16 menciptakan lingkungan SMAN4 PEMATANG
SIANTAR yang bersih dan sehat ?

Apakah Anda sudah ikut serta dalam menjaga


17 kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG
SIANTAR?

Apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah


18
merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih?

Apakah kesadaran siswa SMAN4 PEMATANG


19 SIANTAR dalam menjaga kebersihan lingkungan
sudah cukup baik?

Apakah lingkungan SMAN4 PEMATANG


20 SIANTAR sudah layak dikatakan sebagai lingkungan
yang bersih dan sehat?

Hasil Angket tentang Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan
di SMAN4 PEMATANG SIANTAR
Dari penyebaran angket sebanyak seratus lembar diperoleh data sebagai berikut :

1. [Type text]
Pertanyaan pertama yaitu apakah Anda setuju diadakannya Jumat Bersih? Yang menjawab
ya sebanyak 91%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 6%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa siswa setuju diadakannya Jumat Bersih.
Pertanyaan kedua yaitu apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di
lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak 96%, tidak
sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 1%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan
Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMAN4 PEMATANG
SIANTAR.
Pertanyaan ketiga yaitu apakah Anda sudah melaksanakan piket kelas sepulang sekolah?
Yang menjawab ya sebanyak 88%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu 12%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah melaksanakan piket sepulang sekolah.
Pertanyaan keempat yaitu apakah Anda sudah memilah sampah sesuai dengan jenisnya
ketika membuang sampah? Yang menjawab ya sebanyak 52%, tidak sebanyak 9%, dan ragu-
ragu sebanyak 39%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah memilah sampah
sesuai jenisnya ketika membuang sampah.
Pertanyaan kelima yaitu apakah Anda sudah membuang sampah menurut jenisnya? Yang
menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah membuang sampah menurut jenisnya.
Pertanyaan keenam yaitu apakah Anda pernah dengan sengaja membuang sampah tidak
pada tempatnya? Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 30%, dan ragu-ragu
sebanyak 28%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa pernah dengan sengaja
membuang sampah tidak pada tempatnya.
Pertanyaan ketujuh yaitu pentingkah kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan? Yang
menjawab ya sebanyak 100%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 0%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan itu penting.
Pertanyaan kedelapan yaitu apakah Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan
kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak
4%, tidak sebanyak 80%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa siswa tidak termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMAN
4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan kesembilan yaitu apakah Anda termasuk orang yang peduli dengan kebersihan
lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak
sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 23%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa

1. [Type text]
termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG
SIANTAR
Pertanyaan kesepuluh yaitu apakah lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR
sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 46%, tidak
sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 49%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa
masih ragu lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR sudah termasuk lingkungan
yang bersih dan sehat.
Pertanyaan kesebelas yaitu apakah Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan
SMAN4 PEMATANG SIANTAR saat ini? Yang menjawab ya sebanyak 69%, tidak
sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa
sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR saat ini.
Pertanyaan keduabelas yaitu apakah Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di
SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak 58%, tidak sebanyak 11%,
dan ragu-ragu sebanyak 31%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa mengetahui cara
mengatasi lingkungan kotor di SMAN4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan ketigabelas yaitu apakah Anda pernah menjadi pelopor dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak
24%, tidak sebanyak 45%, dan ragu-ragu senayak 31%. Dari data tersebut menunjukkan
bahwa banyak siswa yang tidak pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan keempatbelas yaitu apakah masih banyak teman Anda yang kurang peduli
terhadap kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya
sebanyak 77%, tidak sebanyak 7%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di
SMAN4 PEMATANG SIANTAR
Pertanyaan kelimabelas yaitu apakah Anda pernah menegur teman Anda yang dengan
sengaja membuang sampah sembarangan di lingkunganSMAN 4 PEMATANG SIANTAR?
Yang menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 18%, dan ragu-ragu sebanyak 18%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa pernah menegur temannya yang dengan
sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan keenambelas yaitu apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam menciptakan
lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya
sebanyak 67%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 30%. Dari hasil tersebut

1. [Type text]
menunjukkan bahwa siswa ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMAN4
PEMATANG SIANTAR yang bersih dan sehat.
Pertanyaan ketujuhbelas yaitu apakah Anda sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak 78%, tidak
sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 19%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan kedelapanbelas yaitu apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah
merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih? Yang menjawab ya sebanyak 67%, tidak
sebanyak 12%, dan ragu-ragu sebanyak 21%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar iswa sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih.
Pertanyaan kesembilanbelas yaitu apakah kesadaran siswa SMAN4 PEMATANG
SIANTAR dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik? Yang menjawab ya
sebanyak 33%, tidak sebanyak 16%, dan ragu-ragu sebanyak 51%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa banyak yang ragu kesadaran siswa SMAN4 PEMATANG SIANTAR
dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik.
Pertanyaan keduapuluh yaitu apakah lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR sudah
layak dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak
42%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 50%. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa banyak yang ragu lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR sudah layak
dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat.

1. [Type text]

Anda mungkin juga menyukai