Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan kekuatan yang diberikan kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini dengan judul “Kurangnya Kesadaran Siswa Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Di
SMAN 4 PEMATANG SIANTAR”. Karya Ilmiah ini merupakan salah satu tugas dalam
bidang study sosiologi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, terutama kepada
ibu VI selaku guru sosiologi yang memberikan tugas ini juga membimbing dalam
menyelesaikannya sehingga penulis dapat belajar membuat karya ilmiah. Ucapan terima
kasih juga saya sampaikan kepada narasumber yang telah memberikan penjelasan dan
komentar.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat bagi
para pembaca.
Penulis
1. [Type text]
ABSTRAK
Lingkungan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar artinya bagi
makhluk hidup. Tanpa adanya lingkungan maka tidak akan ada kehidupan. Oleh karena itu
diperlukan upaya untuk menjaga kebersihan lingkngan sekitar dengan sebaik-baiknya.
Kebersihan merupakan sebagian dari iman, itulah slogan yang sering kita dengar selama ini
maka dari itu kita harus menjaga kebersihan dimana pun kita berada.
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termaksud diantaranya debu, sampah, dan
bau. Namun kebersihan seringkali dianggap ringan oleh para siswa-siswi, kesadaran yang
minim pun menjadi sebab adanya kotoran di lingkungan sekolah. Padahal sebenarnya
kegiatan belajar mengajar juga di pengaruhi oleh lingkungan sekitar yang bersih dari kotoran
sehingga siswa-siswi dapat berkonsentrasi dalam belajar.
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat di tarik kesimpulan bahwa sebagian besar
siswa-siswa belum peduli terhadap kebersihan lingkungan. Banyak siswa yang masih
membuang sampah sembarangan, walaupun sudah di sediakan tong sampah. Banyak siswa
merasa acuh terhadap sampah yang berserakan di depan mata karena merasa hal tersebut
tidak menjadi kewajiban dan berpikir ada nya tukang kebersihan sekolah.
1. [Type text]
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan Penelitian
I.4 Manfaat Penelitian
I.5 Kerangka Teori
I.6 Hipotesis Penelitian
I.7 Metodelogi Penelitian
1.7.1 Jenis penelitian
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data
1.7.3 Lokasi Penelitian
1.7.4 Metode Analisis Data
Bab II PEMBAHASAN
Bab III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
2.1 Bagi Sekolah
2.2 Bagi Siswa
Lampiran
-Daftar Pustaka
-Pertanyaan Wawancara
-Hasil Wawancara
-Pertanyaan Angket
-Hasil Angket
1. [Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan sekolah yang bersih merupakan dambaan bagi setiap warga sekolah.
Namun perilaku siswa dalam menjaga lingkungannya tetap bersih menjadi kendala tersendiri
yang kerap mengganggu keasrian lingkungan sekolah.
Minimnya kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga
kelestarian tempat-tempat umum di lingkungan sekolah contohnya ruang kelas, kamar mandi,
lapangan sekolah, dan lain lain. Hal tersebut mendorong Penulis untuk melakukan penelitian
terhadap kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang
Siantar.
Agar para pembaca menjadi lebih paham akan pentingnya kesadaran dalam menjaga
kebersihan lingkungan di sekolah. Serta mengetahui dampak positif dan negatif lingkungan
bersih, dan dapat menerapkan kebiasaan dalam menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-
hari.
Kesadaran siswa perlu dibangkitkan untuk memiliki perilaku bersih yang lebih baik.
Upaya peningkatan perilaku hidup bersih salah satunya dengan diadakan jumat bersih setiap
minggunya. Kegiatan Jumat Bersih selain bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih juga untuk meningkatkan rasa peduli dan solidaritas antar siswa karena dilakukan
secara bersama-sama yang secara tidak langsung menumbuhkan rasa kebersamaan.
Menurut Beatrice Trum Munter (2006:22) kita menghirup oksigen, nafas kehidupan
kita, dan menghembuskan zat-zat sisa. Sayangnya, di dunia yang penuh polusi ini bersama
dengan oksigen kehidupan, kita juga menghirup banyak bahan yang mengiritasi dan merusak
1. [Type text]
paru-paru serta organ lain. Polusi udara ini sangat beragam dan mencakup asap kendaraan
bermotor, debu, asap rokok, kabut asap, senyawa organik yang mudah menguap, pengusir
serangga, serta masih banyak lagi.
Polusi udara dalam ruangan mungkin menjadi masalah kesehatan yang lebih serius
daripada polusi udara luar ruangan. Karena secara rata-rata kita menghabiskan 75% dari
waktu kita di dalam ruangan. Bagi sebagian kelompok persentasi waktu yang dihabiskan di
dalam ruangan bahkan mungkin lebih tinggi kemungkinan efek kesehatan akibat polutan
dalam ruangan yang berbahaya.
Karena masalah tersebut, maka penulis ingin membahas lebih dalam secara
keseluruhan mengenai penyebab, solusi, dan tindak lanjut dari masalah-masalah tersebut.
Karena menurut penulis, masalah tersebut masih menjadi momok besar yang melanda
masyarakat seluruhnya, terutama para remaja.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik menyusun karya tulis yang berjudul
“Kurangnya Kesadaran Siswa Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMAN 4
PEMATANG SIANTAR” karena masih banyak siswa SMAN 4 Pematang Siantar yang
belum sadar akan pentingnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
Karya tulis ini membahas tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN 4 Pematang Siantar.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di udara dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
1. [Type text]
Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga
faktor lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial
budaya, pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan
di sekitar kita bersih maka kita akan merasa nyaman.
Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap
bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih, maka saat belajar terasa
nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah dalam melakukan
baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak menimbulkan dampak negatif. Sehingga
kita akan merasa tidak nyaman karenanya. Lingkungan yang bersih akan berdampak baik
pada kesehatan. Dan kesehatan akan berpengaruh pada prestasi belajar para siswa.
1. [Type text]
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan masalah dari karya tulis ilmiah ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus, yang penjabarannya sebagai berikut:
3.1 Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian yang dilakukan penulis ini adalah untuk memenuhi dan
mengetahui langkah-langkah dan cara kerja melakukan penelitian kualitatif dalam pelajaran
sosiologi.
3.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dibuatnya penelitian ini adalah untuk menjawab setiap pertanyaan yang
muncul dalam perumusan masalah. Sehingga dapat dihasilkan kesimpulan dan saran baik
bagi pembaca untuk dapat menimbulkan kesadaran bagi pembaca tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di lingkungann sekolah.
1. [Type text]
Hal ini sebagaimana pendapat berikut, bahwa :
“Tingkah laku merupakan perangai, akhlak dan watak, merupakan alat batin dan panduan akal
dan perasaan untuk menimbanng baik dan buruk”.[2] Seseorang dalam berperilaku jika
mendasar pada perasaan, biasanya lebih menonjolkan sisi emosi. Sedangkan berperilaku jika
mendasarkan pada pemikiran biasanya lebih menonjolkan sisi logika. Namun demikian
perilaku yang baik adalah dengan berdasarkan pikiran dan perasaan sehingga dalam
berperilaku seseorang terdapat keseimbangan dalam perbuatannya. Begitupun dengan
keseimbangan sikap dan perilaku siswa dalam menjaga kebersihan disekitarnya.
Sebagai makhluk sosial kita membutuhkan kehadiran orang lain secara langsung untuk
menciptakan hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia mempunyai sistem dan pola-
pola tertentu sehingga tiap siswa akan berbeda satu sama lain baik dalam kebiasaan, pola
pikir, adat istiadat, dan lain sebagainya.
Menurut pendapat berikut ini menyatakan bahwa : “Lingkunga sosial tempat seorang
individu atau sekelompok individu untuk melakukan hubungan sosial yang menyangkut
penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dann minum sendri, berpakaian sendiri,
mentaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya, dan
sejenisnya”[7]
Sedangkan pengertian bersih di dalam KBBI adalah bebas dari kotoran. Jadi perilaku
bersih dapat dilakukan dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan untuk hidup bersih dari
kotoran. Perihal perilaku bersih merupakan kebutuhan penting untuk kehidupan manusia
terkhususnya siswa dalam upaya untuk meningkatkan kenyamanan, kesehatan kualitas hidup
dan kelestarian lingkungan hidup siswa.
1. [Type text]
dalam upaya menciptakan lingkungan SMAN 4 PEMATANG SIANTAR. Bagi siswa,
mereka berpikir adanya petugas kebersihan disekolah yang akan membersihkan dan masih
ada juga ketergantungan dengan teman-temannya, mereka menganggap masih banyak teman-
temannya yang tidak perduli terhadap lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR.
Sebenarnya sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk terus
dapat meningkatkan kualitas kebersihannya. Seperti pengadaan Jumat bersih dan piket kelas.
Namun para siswanya sendiri masih belum saja peduli terhadap hal tersebut.
Seperti halnya pelaksanaan Jumat bersih. Dalam kasus ini sekolah menyediakan
waktu sekali seminggu. Guru sudah menghimbau para siswa untuk membersihkan kelas dan
pekarangannya. Dan tiap-tiap organisasi untuk membersihkan basecampnya masing-masing.
Namun pada kenyataannya para siswa masih banyak yang tidak bergerak membersihkan
kelasnya, kebanyakan siswa menghabiskan waktu jumat bersih dengan mengobrol, duduk-
duduk, dan mengerjakan tugas. Mereka merasa malas dan repot untuk melakukan jumat
bersih.
1. [Type text]
Selain itu, masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan Jumat bersih. Setiap organisasi
diberi area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah dapat
bersih secara merata di setiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa terlihat enggan untuk
bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada sampah yang berserakan. Padahal
sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan sampah yang berserakan tersebut.
Kemudian terkendala pada piket kelas. Piket yang dilakukan setiap hari secara bergilir
oleh setiap siswa. Di sini para siswa masih belum bisa terkontrol secara baik. Maka kelas
sering kali tidak terkondisikan dalam keadaan bersih. Inilah salah satu faktor yang
menghambat proses belajar mengajar di sekolah. Kelas yang kotor akan menimbulkan rasa
ketidaknyamanan, bahkan menjadi sarang nyamuk sehingga semangat belajar pun menjadi
terganggu.
Fasilitas yang diberikan oleh sekolah pun sudah cukup lengkap. Peralatan kebersihan,
mulai dari sapu, tempat sampah, kain pel, dan lain-lain, telah tersedia di dalam kelas. Dan
setiap tahunnya juga akan diganti oleh pihak sekolah. Juga terdapat tempat sampah, dan
slogan kebersihan juga telah dilakukan.
Tempat sampah terdapat di setiap penjuru ruangan sekolah. Dan slogan kebersihan
berisi ajakan untuk tetap melestarikan kebersihan di sekolah. Namun nyatanya slogan-slogan
tersebut kurang digubris oleh para siswa. Di samping itu dengan adanya slogan kebersihan
seperti hanya menjadi pajangan sekolah yang berfungsi hanya untuk memperindah tempat
tempat tertentu di sekolah terkhusus di taman.
1. [Type text]
deskriptif adalah untuk membuat perbandingan, mengumpulkan informasi secara rinci dan
mengidentifikasi faktor apa yang mempengaruhi tingkat kepedulian siswa terhadap
lingkungannya.
1. [Type text]
BAB II
PEMBAHASAN
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan,
manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu
lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah
lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
1. [Type text]
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan makhluk tak
hidup terhadap lingkungannya. Setiap ekosistem tersusun atas individu yang beda jenis untuk
saling berinteraksi. Dengan cara inilah makhluk hidup dapat memenuhi kebutuhannya dengan
masing-masing komponen yang dimilikinya yang membantunya mempertahankan hidup.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1). Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun
sekolah, maka lingkungan hayatinya di dominasi oleh tumbuhan. Yang mencakup semua
mahluk hidup yang dilihat dari susunan trofiknya dibagi ke dalam beberapa tingkatan yakni
komponen produsen, komponen konsumen, dan juga komponen pengurai. Dan apabila
dilihat dari fungsi komponen itu sendiri maka ia dibagi ke dalam dua komponen dasar yakni
komponen autotrof dan juga komponen heterotrof. Autotrof sendiri merupakan mahluk hidup
yang bisa membentuk sendiri makanannya sementara itu heterotrof adalah makhluk hidup
yang memperoleh makanan dan energi dari luar dirinya. Tetapi jika berada di dalam kelas,
maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
Unsur biotik dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Heterotrof / konsumen :
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-
bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen
heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran
lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
b) Pengurai / dekomposer :
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada
pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan
organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposer ada tiga, yaitu:
1. Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
1. [Type text]
2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai
penerima elektron. Komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu
ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan
air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang
terlarut dalam air.
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah,
dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau
infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteria patogen,
dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan lingkungan yang baik. Manusia perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak berbau, tidak malu,
1. [Type text]
tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang
lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci
tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan menggunakan air dan
sejenis sabun atau detergen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk
kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia.
Contohnya, kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan ruang bedah di rumah sakit.
Jadi Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan
tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan
perabot rumah, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan
makan, membersihkan bilik mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan
lingkungan dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di
depan rumah daripada sampah.
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
dalam kehidupan kita karena kebersihan merupakan sebagian dari imam. Menjaga kebersihan
juga sangat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain karena dapat menciptakan kehidupan
yang bersih, nyaman, dan sehat.
Lingkungan yang bersih tentu merupakan lingkungan yang sehat karena biasanya
kuman-kuman dan bibit penyakit akan mudah tumbuh di tempat yang kurang bersih dan
jorok. Oleh sebab itu, dengan lingkungan yang besih, maka kita dapat terhindar dari berbagai
macam penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan yang
bersih selain sehat, tentu juga nyaman untuk dipandang karena tidak terdapat sampah atau
kotoran yang berserakan. Dengan lingkungan yang bersih, suasana di lingkungan tidak hanya
indah dipandang mata saja, tetapi juga nyaman bagi penghuninya.
Kebersihan lingkungan ternyata memiliki banyak sekali manfaat untuk kehidupan.
Disadari atau tidak lingkungan yang bersih juga menjadi lingkungan yang bebas dari polusi,
baik polusi udara maupun polusi lainnya.
1. [Type text]
Kebersihan adalah situasi yang berarti bebas dari segala macam kotoran seperti
sampah, debu dan bau. Kebersihan merupakan salah satu pertanda higiene pada suatu
keadaan yang baik. Bila kita tidak menjaga kebersihan, maka akan timbul berbagai penyakit
yang disebabkan kotoran yang ada di sekitar kita. Penyakit dapat timbul dari berbagai kotoran
yang ada di lingkungan sekolah dan rumah. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kebersihan
lingkungan di sekitar kita. Masalah kebersihan lingkungan dari tahun ke tahun selalu
meningkat dan menjadi pembahasan khusus. Keinginan untuk bersih dapat dimulai dari diri
kita sendiri, baru kemudian diterapkan dengan lingkungan dan orang di sekitar kita.
Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Salah
satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, khususnya pada lingkungan kelas. Kebersihan
sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka
kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu
konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat.
Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran
atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan
karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang
seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu
dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.
Dalam menjaga kebersihan kelas, dibutuhkan kerja sama antara siswa, guru, dan petugas
kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan sekolah, karena jumlah
siswa yang sangat banyak jika dibandingkan dengan warga sekolah lainnya. Siswa yang
memiliki IQ tinggi pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika
diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan ataupun mencorat-coret bangku,
siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan kata lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan,
selalu merusak, mengotori lingkungan sekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber IQ rendah.
Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan
tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai.
Selain itu konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin
meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan
kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa,
1. [Type text]
hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman.
Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu
kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah.
Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan,
1. [Type text]
baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita
tidak nyaman.
Demi tercapainya lingkungan SMAN 4 Pematang Siantar yang bersih dan nyaman untuk
belajar kita, perlu sekali dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk
menjaga kebersihan dan bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan tersebut
antara lain:
1) Siswa diharapkan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya sendiri
untuk menjaga kebersihan.
2) Petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitar.
3) Sesama siswa harus saling menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.
4) Mencatat pada buku pelanggaran.
5) Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran terutama membuang
sampah sembarangan.
Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk
menjaga kebersihan dan mampu mengatasi lingkungan sekolah yang kotor. Kebersihan
berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu dijaga.
Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, selain itu siswa juga
bisa memungut sampah yang berserakan dan membuangnya pada tempat sampah yang telah
tersedia agar tidak ada sanpah yang berserakan di ingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan
tidak mencoret-coret tembok dan bangku yang merupakan sarana pembelajaran. Dengan
begitu bangku dan tembok akan terlihat bersih tanpa adanya coretan-coretan yang dibuat oleh
siswa.
Selain membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan bangku dan tembok,
siswa juga diwajibkan untuk melaksanakan piket kelas yang sudah menjadi ketentuan di tiap-
tiap kelas. Juga pada pihak sekolah membuat satu peraturan yang di dalamnya berisi anjuran
kepada siswa untuk menjaga kebersihan sekolahnya agar tetap dalam keadaan bersih dan
nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar, terlebih SMAN 4 Pematang Siantar
merupakan sekolah rujukan.
1. [Type text]
Hal yang paling pokok untuk peran siswa-siswi dalam menjaga kebersihan SMAN 4
Pematang Siantar adalah kedasaran diri masing-masing individu untuk menjaga kebersihan
sekolahnya agar tetap dalam keadaan bersih dan nyaman untuk proses kegiatan belajar
mengajar.
1. [Type text]
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuan bahwa siswa-siswi di
SMAN 4 Pematang Siantar masih belum peduli terhadap kebersihan lingkungan di
sekitarnya.
Kebanyakan dari mereka bertindak secara spontan tanpa berfikir sebab akibat yang
akan terjadi di kemudian hari dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Seperti masalah
pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, penggolongan sampah yang tidak
dilaksanakan sejak dini, pelaksanaan piket kelas yang kurang teratur, pembawaan sampah
plastik dari luar sekolah, dan tidak disiplin dalam mengembalikan peralatan makan di kantin
sekolah. Kasus-kasus yang seperti ini menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu
meningkat. Dan mengakibatkan keadaan yang merugikan lingkungan SMAN 4 pematang
Siantar.
1. [Type text]
Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret-coret dinding sekolah
seperti yang dapat ditemui pada dinding belakang aula, kamar mandi, meja atau kursi kelas,
maupun dinding kelasnya masing-masing.
III.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa saran yang
melibatkan beberapa komponen yang dimohonkan kerja samanya dalam membantu
menyadarkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMAN 4 PEMATANG
SIANTAR, beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut.
Bagi Sekolah
1) Memperbanyak tempat sampah yang diletakkan di setiap sudut-sudut sekolah, agar
memungkinkan para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2) Melakukan program piket kebersihan dari tiap-tiap organisasi sekolah
3) Menggalang siswa untuk lebih meningkatkan kebersihan di sekitar sekolah.
4) Lebih meningkatkan hubungan sosialisasi dengan para siswanya saat melakukan kebersihan.
5) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap yang dibutuhkan untuk kebersihan sekitar
sekolah.
Bagi Guru
1) Memberi contoh pada para siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan SMAN 4
Pematang Siantar
2) Membantu memberi peringatan pada para siswa SMAN 4 Pematang Siantar yang melanggar
kebersihan lingkungan di sekolah.
4) Membimbing siswanya untuk melakukan kebersihan di kelas masing-masing.
5) Menumbuhkan rasa kekompakan dengan siswanya untuk menjaga kebersihan di kelas
masing-masing.
6) Mengawasi para siswanya saat melakukan kerja bakti atau Jumat bersih.
7) Meningkatkan kedisiplinan yang berkaitan dengan kebersihan.
1. [Type text]
Bagi Siswa
1) Menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR.
2) Memulai sejak dini membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4
PEMATANG SIANTAR
3) Membantu mengingatkan teman-temannya bila tertangkap tidak menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR.
4) Mempertahankan kebersihan lingkungan di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR, apabila
memang sudah bersih.
5) Melestarikan lingkungan hijau di SMAN 4 PEMATANG SIANTAR
6) Mendukung program sekolah demi terciptanya lingkugan sekolah yang bersih, rapi, dan
nyaman.
7) Melaksanakan kebersihan lingkungan sekolah dengan baik, tertib dan benar.
1. [Type text]
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. [Type text]
8. Apa saja cara-cara yang sudah diterapkan warga SMAN 4 Pematang Siantar untuk
meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 4 Pematang
Siantar?
9. Bagaimana pendapat Bapak mengenai perilaku siswa terhadap lingkungan SMAN 4
Pematang Siantar saat ini?
10. Menurut Bapak, bagaimana minat siswa terhadap sistem penerapan kebersihan lingkungan di
SMAN 4 Pematang Siantar?
1. [Type text]
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
JAWABAN WAWANCARA
1. Menurut saya kebersihanan lingkungan itu, situasi lingkungan yang terlihat bersih,
maksudnya jauh dari kata kotor, terus tidak berantakan dan lebih asri, teratur.
2. Menurut saya, menjaga kebersihan itu sangat penting, kenapa? Karena kita tinggal
dilingkungan, kalo lingkungan itu kotor, berarti kita tidak nyaman kalo misalnya
lingkungannya kotor.
3. Dampak lingkungan bersih yang pertama, kita akan merasa nyaman, terus bisa menghasilkan
suasana yang kondusif, yang nyaman.
1. [Type text]
4. Upaya-upaya yang bisa kita lakukan itu, kita mensosialisasikan kepada siswa apa-apa aja
pentingnya kebersihan lingkungan untuk siswa, apa dampak negatif jika lingkungan itu tidak
bersih, apa dampak positifnya. Kita menumbuhkan secara tidak langsung kesadaran siswa
untuk membersihkan lingkungan sekolah kita.
5. Secara khusus di RAPALA untuk mengatasi tidak bersihnya lingkungan itu dari cara kami
sendiri, kami mengadakan kebersihan di waktu kumpul dan latihan setiap hari sabtu.
6. Menjaganya ya itu kita buat kegiatan kayak kebersihan sama-sama setiap hari jumat bersih
terus kita buat juga tong sampah yang memadai di sekolah supaya sampahnya tidak
berserakan.
7. Menurut saya, kondisi lingkungan SMAN 4 saat ini cukup nyaman, tapi masih ada di
beberapa tempat, misalnya di lapangan banyak sampah yang masih berserakan karena
kurangnya kepedulian siswa.
8. Syarat-syaratnya yang sebelumnya ya adanya jumat bersih untuk semua siswa dan organisasi
untuk membersihkan kelas dan lingkungan sekolah. Terus disetiap organisasi juga dibuat
jadwal kegiatan untuk membersihkan wilayah organisasinya masing-masing.
9. Em menurut saya siswa-siswi di SMAN 4 sudah cukup sadar akan pentingnya
membersihkan lingkungan, namun ada beberapa siswa yang belum sadar dan itu yang harus
di ingatkan kembali untuk sadar akan pentingnya lingkungan.
10. Seperti yang telah kita lihat, setiap jumat bersih, mayoritas siswa di SMAN 4 sudah berminta
untuk membersihkan lingkungannya, tapi ada sebagian siswa yang belum sadar tentang
kebersihan dilingkungan sekolah kita.
1. [Type text]
DAFTAR PERTANYAAN ANGKET
N RAGU-
PERTANYAAN YA TIDAK
O RAGU
1. [Type text]
ini?
Hasil Angket tentang Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan
di SMAN4 PEMATANG SIANTAR
Dari penyebaran angket sebanyak seratus lembar diperoleh data sebagai berikut :
1. [Type text]
Pertanyaan pertama yaitu apakah Anda setuju diadakannya Jumat Bersih? Yang menjawab
ya sebanyak 91%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 6%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa siswa setuju diadakannya Jumat Bersih.
Pertanyaan kedua yaitu apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di
lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak 96%, tidak
sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 1%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan
Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMAN4 PEMATANG
SIANTAR.
Pertanyaan ketiga yaitu apakah Anda sudah melaksanakan piket kelas sepulang sekolah?
Yang menjawab ya sebanyak 88%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu 12%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah melaksanakan piket sepulang sekolah.
Pertanyaan keempat yaitu apakah Anda sudah memilah sampah sesuai dengan jenisnya
ketika membuang sampah? Yang menjawab ya sebanyak 52%, tidak sebanyak 9%, dan ragu-
ragu sebanyak 39%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah memilah sampah
sesuai jenisnya ketika membuang sampah.
Pertanyaan kelima yaitu apakah Anda sudah membuang sampah menurut jenisnya? Yang
menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah membuang sampah menurut jenisnya.
Pertanyaan keenam yaitu apakah Anda pernah dengan sengaja membuang sampah tidak
pada tempatnya? Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 30%, dan ragu-ragu
sebanyak 28%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa pernah dengan sengaja
membuang sampah tidak pada tempatnya.
Pertanyaan ketujuh yaitu pentingkah kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan? Yang
menjawab ya sebanyak 100%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 0%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan itu penting.
Pertanyaan kedelapan yaitu apakah Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan
kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak
4%, tidak sebanyak 80%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa siswa tidak termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMAN
4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan kesembilan yaitu apakah Anda termasuk orang yang peduli dengan kebersihan
lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak
sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 23%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
1. [Type text]
termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG
SIANTAR
Pertanyaan kesepuluh yaitu apakah lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR
sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 46%, tidak
sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 49%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa
masih ragu lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR sudah termasuk lingkungan
yang bersih dan sehat.
Pertanyaan kesebelas yaitu apakah Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan
SMAN4 PEMATANG SIANTAR saat ini? Yang menjawab ya sebanyak 69%, tidak
sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa
sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR saat ini.
Pertanyaan keduabelas yaitu apakah Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di
SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak 58%, tidak sebanyak 11%,
dan ragu-ragu sebanyak 31%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa mengetahui cara
mengatasi lingkungan kotor di SMAN4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan ketigabelas yaitu apakah Anda pernah menjadi pelopor dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak
24%, tidak sebanyak 45%, dan ragu-ragu senayak 31%. Dari data tersebut menunjukkan
bahwa banyak siswa yang tidak pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan keempatbelas yaitu apakah masih banyak teman Anda yang kurang peduli
terhadap kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya
sebanyak 77%, tidak sebanyak 7%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di
SMAN4 PEMATANG SIANTAR
Pertanyaan kelimabelas yaitu apakah Anda pernah menegur teman Anda yang dengan
sengaja membuang sampah sembarangan di lingkunganSMAN 4 PEMATANG SIANTAR?
Yang menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 18%, dan ragu-ragu sebanyak 18%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa pernah menegur temannya yang dengan
sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan keenambelas yaitu apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam menciptakan
lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya
sebanyak 67%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 30%. Dari hasil tersebut
1. [Type text]
menunjukkan bahwa siswa ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMAN4
PEMATANG SIANTAR yang bersih dan sehat.
Pertanyaan ketujuhbelas yaitu apakah Anda sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR? Yang menjawab ya sebanyak 78%, tidak
sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 19%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN4 PEMATANG SIANTAR.
Pertanyaan kedelapanbelas yaitu apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah
merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih? Yang menjawab ya sebanyak 67%, tidak
sebanyak 12%, dan ragu-ragu sebanyak 21%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar iswa sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih.
Pertanyaan kesembilanbelas yaitu apakah kesadaran siswa SMAN4 PEMATANG
SIANTAR dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik? Yang menjawab ya
sebanyak 33%, tidak sebanyak 16%, dan ragu-ragu sebanyak 51%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa banyak yang ragu kesadaran siswa SMAN4 PEMATANG SIANTAR
dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik.
Pertanyaan keduapuluh yaitu apakah lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR sudah
layak dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak
42%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 50%. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa banyak yang ragu lingkungan SMAN4 PEMATANG SIANTAR sudah layak
dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat.
1. [Type text]