2. Tanaman Pagar
3. Tanaman Pelindung
4. Tanaman Merambat
5. Tanaman Tabir
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latang Belakang
1.2 Ruang Lingkup Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum
1.5.2 Tujuan Khusus
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Sekolah
1.6.2 Bagi Guru
1.6.3 Bagi Siswa
1.7 Anggapan Dasar (Asumsi) dan Hipotesis
1.7.1 Anggapan Dasar (Asumsi )
1.7.2 Hipotesis
1.8 Sumber Data dan Metode
1.8.1 Sumber Data
1.8.2 Metode
Bab II Analisis dan Pembahasan
2.1 Pengertian Lingkungan
2.2 Pengertian Kebersihan
2.3 Pengertian Kebersihan Lingkungan
2.4 Pengertian Menjaga Kbersihan Lingkungan
2.5 Dampak LingkunganBersih
2.6 Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan
2.7 Cara Mengatasi Lingkungan Kotor di SMP Negeri 20 Malang
2.8 Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
2.9 Hasil Penyebaran Angket Tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa
dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”
Bab III Penutup
3.1 Simpulan
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Sekolah
3.2.2 Bagi Guru
3.2.3 Bagi Siswa
Lampiran
Daftar Rujukan
Daftar Wawancara
Jawaban Wawancara
Pertanyaan Angket
Diagram
Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini penulis akan menguraikan tentang (1) latar belakang, (2) ruang
lingkup masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6)
manfaat penelitian, (7) anggapan dasar dan hipotesis, serta (8) sumber data dan metode.
1.1 Latar Belakang
Penulis mengambil judul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga
Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”. Karena kesadaran siswa dalam
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang masih kurang. Terbukti dengan
keadaan lingkungan masih terlihat kurang bersih, masih banyak sampah di sembarang tempat.
Minimnya kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga
kelestarian tempat-tempat umum di lingkungan sekolah contohnya ruang kelas, kamar mandi,
kantin sekolah, dan lain lain. Hal tersebut , mendorong Penulis untuk melakukan penelitian
terhadap kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Agar para pembaca menjadi lebih paham akan pentingnya kesadaran dalam menjaga
kebersihan lingkungan di sekolah. Serta mengetahui dampak positif dan negative lingkungan
bersih, dan dapat menerapkan kebiasaan dalam menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Beatrice Trum Munter (2006:22) kita menghirup oksigen, nafas kehidupan kita,
dan menghembuskan zat-zat sisa. Sayangnya, di dunia yang penuh polusi ini bersama dengan
Oksigen kehidupan, kita juga menghirup banyak bahan yang mengiritasi dan merusak paru-paru
serta organ lain. Polutan udara ini sangat beragam dan mencakup asap kendaraan bermotor, jegala,
debu, asap rokok, kabut asap, senyawa organik yang mudah menguap, pengusir serangga, serta
masih banyak lagi.
Polusi udara dalam ruangan mungkin menjadi masalah kesehatan yang lebih serius daripada
polusi udara luar ruangan. Karena secara rata-rata kita menghabiskan 75% dari waktu kita didalam
ruangan. Bagi sebagian kelompok persentasi waktu yang dihabiskan didalam ruangan bahkan
mungkin lebih tinggi kemungkinan efek kesehatan akibat pajanan pada polutan dalam ruangan
yang berbahaya.
Karena masalah tersebut maka, penulis ingin membahas lebih dalam secara keseluruhan
mengenai penyebab, solusi, dan tindak lanjut dari masalah-masalah tersebut. Karena menurut
penulis, masalah tersebut masih menjadi momok besar yang melanda masyarakat seluruhnya,
terutama para remaja.
Penulis menganggap bahwa remaja masih enggan untuk melakukan kewajibannya. Di sini
penulis lebih menekankan pada membuang sampah di tempatnya. Karena mereka masih
menganggap bahwa sampah adalah hal yang sepele. Sehingga mereka tidak memperdulikan hal
tersebut, padahal jika ditelisik lebih dalam sampah dapat berakibat besar bagi kehidupan kita.
Kebersihan itu sendiri pada hakekatnya adalah hal yang utama karena kebersihan
merupakan dasar dari semua kegiatan. Kebersihan akan menghasilkan hal-hal yang positif. Seperti
halnya kita melakukan sesuatu, akan lebih nyaman bila dilakukan secara bersih.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik menyusun karya tulis yang berjudul
“Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20
Malang” karena masih banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang belum sadar akan pentingnya
kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
1.2 Ruang Lingkup Masalah
Karya tulis ini membahas tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di udara dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor
lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk
dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial budaya, pendidikan dan
pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan di sekitar kita bersih maka
kita akan merasa nyaman. Oleh karenaitu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita
agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih, maka saat belajar terasa
nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah dalam melakukan baragam
aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak menimbulkan dampak negatif. Sehingga kita akan merasa
tidak nyaman karenanya.
Menurut penulis, lingkungan di SMP Negeri 20 Malang saat ini masih kurang terawat
dengan baik. Sehingga kegiatan belajar mengajarnya pun menjadi sedikit terhambat. Dan siswa
menjadi malas dalam belajar dan sulit untuk menangkap materi yang diberikan oleh pengajar jika
dalam kondisi lingkungan yang seperti ini.
Lingkungan yang bersih akan berdampak baik pada kesehatan. Dan kesehatan akan
berpengaruh pada prestasi belajar para siswa.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, maka pembatasan masalah yang dikemukakan
penulis dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
1.3.1 Pengertian lingkungan.
1.3.2 Pengertian kebersihan.
1.3.3 Pengertian kebersihan lingkungan.
1.3.4 Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
1.3.5 Dampak lingkungan bersih.
1.3.6 Upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
1.3.7 Cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.8 Cara-cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.9 Hasil penyebaran angket tentang menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan
penulis, antara lain sebagai berikut.
1.4.1 Apakah pengertian lingkungan?
1.4.2 Apakah pengertian kebersihan?
1.4.3 Apakah pengertian kebersihan lingkungan?
1.4.4 Apakah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
1.4.5 Bagaimana dampak lingkungan bersih?
1.4.6 Bagaimana upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
di SMP Negeri 20 Malang?
1.4.7 Bagaimana cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
1.4.8 Bagaimana cara-cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
1.4.9 Bagaimana hasil penyebaran angket tentang menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan masalah dari karya tulis ilmiah ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus, yang penjabarannya sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian yang dilakukan penulis ini adalah untuk mendeskripkan
tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
1.5.2 Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas yang telah penulis rumuskan, maka tujuan khusus
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.2.1 Mendeskripsikan pengertian lingkungan.
1.5.2.2 Mendeskripsikan pengertian kebersihan.
1.5.2.3 Mendeskripsikan pengertian kebersihan lingkungan.
1.5.2.4 Mendeskripsikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
1.5.2.5 Mendeskripsikan dampak lingkungan bersih.
1.5.2.6 Mendeskripsikan upaya-upaya dalam menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.7 Mendeskripsikan cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.8 Mendeskripsikan cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.9 Mendeskripsikan hasil penyebaran angket tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga
Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”.
1.6 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.6.1 Bagi Sekolah
a) Sekolah dapat mengetahui tingkatan kebersihannya menurut anggapan dari siswa-siswanya.
b) Sekolah dapat memberikan sarana dan prasaran yang lebih baik untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar para siswa.
c) Sekolah dapat meningkatkan kualitas kebersihan, sehingga mutu pendidikan pun juga ikut
meningkat pula.
d) Sekolah dapat membentuk karakter siswa yang cinta akan lingkungan dan peduli akan
kebersihan.
1.6.2 Bagi Guru
a) Guru dapat mengukur jelas tingkat kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP
Negeri 20 Malang.
b) Guru dapat lebih mengingatkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri 20
Malang.
c) Guru dapat memberi contoh yang baik dalam menjaga kebersihan SMP Negeri 20 Malang.
d) Guru dapat menjadi pelopor bagi siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
e) Guru dapat membimbing siswanya untuk terus menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
1.6.3 Bagi Siswa
a) Siswa dapat memulai sejak dini menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
b) Siswa dapat mengukur tingkat kesadaran dirinya dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
c) Siswa dapat mulai menumbuhkan rasa keperdulian terhadap keadaan lingkungan di SMP Negeri
20 Malang.
d) Siswa dapat menjadi pelopor sebaya bagi teman-temannya dalam mengajak membersihkan
lingkungan di sekolah.
e) Siswa dapat merasakan kenyamanan di sekolah, sehingga prestasi belajar mereka dapat lebih
baik.
1.7.2 Hipotesis
Sebenarnya sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk terus dapat
meningkatkan kualitas kebersihannya. Seperti pengadaan Jumat bersih dan piket kelas. Namun
para siswanya sendiri masih belum saja peduli terhadap hal tersebut.
Mereka cenderung meremehkan upaya-upaya tersebut, juga tidak mendukung cara tersebut.
Sehingga terkesan pihak sekolah tidak pernah mempunyai upaya yang konkret untuk mengatasi
masalah kebersihan. Padahal sebernarnya ketidakadaan dorongan dari para siswa adalah penyebab
utamanya.
Seperti halnya pelaksanaan Jumat bersih. Dalam kasus ini sekolah menyediakan waktu dua
kali dalam sebulan, tepatnya pada minggu genap kedua dan keempat. Panitia sudah menghimbau
para siswa membawa peralatan kebersihan. Seperti sapu lidi, lap meja, dan lain-lain. Untuk
membantu membersihkan sekolah. Namun pada kenyataannya para siswa masih banyak yang tidak
membawanya. Mereka merasa malas dan repot untuk membawanya.
Selain itu, masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan Jumat bersih. Setiap kelas diberi area
yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah dapat bersih secara
merata di setiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa terlihat enggan untuk bersih-bersih.
Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada sampah yang berserakan. Padahal sebenarnya mereka
sendirilah yang menciptakan sampah yang berserakan tersebut.
Kemudian terkendala pada piket kelas. Piket yang dilakukan setiap hari secara bergilir oleh
setiap siswa. Di sini para siswa masih belum bisa terkontrol secara baik. Maka kelas sering kali
tidak terkondisikan dalam keadaan bersih. Inilah yang menghambat proses belajar mengajar di
sekolah. Kelas yang kotor akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan, sehingga prestasi belajar pun
menjadi terganggu.
Fasilitas yang diberikan oleh sekolah pun sudah cukup lengkap. Peralatan kebersihan, mulai
dari sapu, cikrak, sulak, kemucing, kain pel, dan lain-lain, telah tersedia di dalam kelas. Dan setiap
tahunnya juga selalu diganti oleh pihak sekolah. Juga terdapat tempat sampah, dan slogan
kebersihan juga telah dilakukan.
Tempat sampah terdapat di setiap penjuru ruangan sekolah. Dan slogan kebersihan berisi
ajakan untuk tetap melestarikan kebersihan di sekolah.Namun nyatanya slogan-slogan tersebut
kurang digubrik oleh para siswa. Di samping itu dengan adanya slogan kebersihan seperti hanya
menjadi pajangan sekolah yang berfungsi hanya untuk memperindah dinding-dinding sekolah.
Berdasarkan anggapan dasar di atas maka, penulis mengajukan hipotesis tentang “Kurangnya
Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”yaitu masih
banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang kurang menjaga dan kurang sadar dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.8.2 Metode
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis meneliti pokok bahasan dengan metode
wawancara dan penyebaran angket kepada siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang.
1.8.2.1 Wawancara
Narasumber yang dipilih oleh penulis dalam metode wawancara karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
1) Ibu Budiarti Andjajani S.Pd selaku Pembina Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri 20
Malang (diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 09:00 )
2) Annisa Latifa Gafrillia (Kelas 8H) selaku Ketua Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri
20 Malang (diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 10:00)
1.8.2.2 Angket
Penulis mengambil sampel berupa perwakilan dari setiap tingkatan kelas di SMP Negeri 20
Malang untuk mendapatkan jawaban yang tepat berdasarkan sudut pandang mereka masing-
masing. Angket berjumlah seratus lembar dan disebarkan dari kelas :
7A sampai 7I : 40 lembar
8A sampai 8I : 30 lembar
9A sampai 9J : 30 lembar
b) Pengurai / dekomposer :
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai
adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan
pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe
decomposer ada tiga, yaitu:
1. Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron.
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri
dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang
terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk
komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
2.9 Hasil Angket tentang Kurangnya Kesadarann Siswa dalam Menjaga Kebersihan
Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
Dari penyebaran angket sebanyak seratus lembar diperoleh data sebagai berikut :
Pertanyaan pertama yaitu apakah Anda setuju diadakannya Jumat Bersih? Yang menjawab
ya sebanyak 91%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 6%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa siswa setuju diadakannya Jumat Bersih.
Pertanyaan kedua yaitu apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di
lingkungan SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 96%, tidak sebanyak 3%, dan
ragu-ragu sebanyak 1%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan Jumat Bersih
berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan ketiga yaitu apakah Anda sudah melaksanakan piket kelas sepulang sekolah?
Yang menjawab ya sebanyak 88%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu 12%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa siswa sudah melaksanakan piket sepulang sekolah.
Pertanyaan keempat yaitu apakah Anda sudah memilah sampah sesuai dengan jenisnya
ketika membuang sampah? Yang menjawab ya sebanyak 52%, tidak sebanyak 9%, dan ragu-ragu
sebanyak 39%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah memilah sampah sesuai
jenisnya ketika membuang sampah.
Pertanyaan kelima yaitu apakah Anda sudah membuang sampah menurut jenisnya? Yang
menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa siswa sudah membuang sampah menurut jenisnya.
Pertanyaan keenam yaitu apakah Anda pernah dengan sengaja membuang sampah tidak
pada tempatnya? Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 30%, dan ragu-ragu sebanyak
28%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa pernah dengan sengaja membuang sampah
tidak pada tempatnya.
Pertanyaan ketujuh yaitu pentingkah kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan? Yang
menjawab ya sebanyak 100%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 0%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan itu penting.
Pertanyaan kedelapan yaitu apakah Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 4%, tidak
sebanyak 80%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak
termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kesembilan yaitu apakah Anda termasuk orang yang peduli dengan kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak sebanyak 0%,
dan ragu-ragu sebanyak 23%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa termasuk orang yang
peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kesepuluh yaitu apakah lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk
lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 46%, tidak sebanyak 5%, dan
ragu-ragu sebanyak 49%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa masih ragu lingkungan di
SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat.
Pertanyaan kesebelas yaitu apakah Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMP
Negeri 20 Malang saat ini? Yang menjawab ya sebanyak 69%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu
sebanyak 28%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah merasa nyaman dengan
lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini.
Pertanyaan keduabelas yaitu apakah Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di
SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 58%, tidak sebanyak 11%, dan ragu-ragu
sebanyak 31%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa mengetahui cara mengatasi
lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan ketigabelas yaitu apakah Anda pernah menjadi pelopor dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 24%, tidak
sebanyak 45%, dan ragu-ragu senayak 31%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa
yang tidak pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
Pertanyaan keempatbelas yaitu apakah masih banyak teman Anda yang kurang peduli
terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 77%,
tidak sebanyak 7%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak
siswa yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kelimabelas yaitu apakah Anda pernah menegur teman Anda yang dengan
sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab
ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 18%, dan ragu-ragu sebanyak 18%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa banyak siswa pernah menegur temannya yang dengan sengaja membuang
sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan keenambelas yaitu apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam menciptakan
lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 67%,
tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 30%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan
sehat.
Pertanyaan ketujuhbelas yaitu apakah Anda sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyaj 78%, tidak sebanyak 3%, dan
ragu-ragu sebanyak 19%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah ikut serta dalam
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kedelapanbelas yaitu apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah
merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih? Yang menjawab ya sebanyak 67%, tidak
sebanyak 12%, dan ragu-ragu sebanyak 21%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar iswa sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih.
Pertanyaan kesembilanbelas yaitu apakah kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam
menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik? Yang menjawab ya sebanyak 33%, tidak
sebanyak 16%, dan ragu-ragu sebanyak 51%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak yang
ragu kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup
baik.
Pertanyaan keduapuluh yaitu apakah lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak
dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak
sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 50%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak yang
ragu lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang bersih
dan sehat.
BAB III
PENUTUP
Pada bab penutup penulis akan menguraikan tentang (1) simpulan (2) saran.
3.1 Simpulan
Dari hal tersebut kita dapat menyatakan bahwa siswa-siswi di SMP Negeri 20 Malang
masih belum peduli terhadap kebersihan lingkungan di sekitarnya.
Kebanyakan dari mereka bertindak secara spontan tanpa berfikir sebab akibat yang akan
terjadi di kemudian hari dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Seperti masalah
pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, penggolongan sampah yang tidak dilaksanakan
sejak dini, pelaksanaan piket kelas yang kurang teratur, pembawaan sampah plastik dari luar
sekolah, dan tidak disiplin dalam mengembalikan peralatan makan di kantin sekolah. Kasus-kasus
yang seperti ini menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat. Dan
mengakibatkan keadaan yang merugikan lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Kesadaran masing-masing individu begitu penting, untuk menjalankan perubahan
kebersihan pada lingkungan sekolah. Namun mayoritas para siswa masih baru berantusias dalam
meningkatkan kebersihan lingkungan. Dan siswa-siswi setuju dengan harus adanya cara-cara yang
dilakukan untuk memberikan alternatif untuk lebih meyadarkan masyarakat tentang nilai
kebersihan.
Dari beberapa uraian yang telah dibahas sebelumnya dapat kita simpulkan yaitu siswa-siswi
SMP Negeri 20 Malang harus turut andil dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang agar terciptanya suasana yang nyaman dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan setiap hari, serta siswa harus selalu menjaga dan melaksanakan tanggung jawab untuk
memenuhi komponen kebersihan dalam lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Jadi, dari hal tersebutlah kita harus menyadari kebersihan itu penting. Marilah kita menjaga
kebersihan secara bersama-sama.
Berdasarkan hipotesis penulis, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Negeri 20
Malang masih belum bisa melakukan kebersihan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari jawaban
hasil wawancara dan penyebaran angket yang telah dilakukan oleh penulis. Seharusnya siswa
melakukan kebersihan melalui hal-hal kecil yang dapat dilakukan di kelas, ataupun di halaman
sekolah tanpa harus menunggu dilaksanakannya Jumat bersih atau kerja bakti.
Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret-coret dinding sekolah seperti
yang dapat ditemui pada dinding belakang aula, kamar mandi, ruang multimedia, meja atau kursi
kelas, maupun dinding kelasnya masing-masing. Mengembalikan piring atau gelas pada
tempatnya, tidak mengotori kolam ikan yang berada di taman, tidak menginjak-injak rumput dan
merusak tanaman yang ada.
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa saran yang melibatkan
beberapa komponen yang dimohonkan kerja samanya dalam membantu menyadarkan siswa dalam
menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMP Negeri 20 Malang, beberapa diantaranya yaitu
sebagai berikut.
3.2.1 Bagi Sekolah
1) Memperbanyak tempat sampah yang diletakkan di setiap sudut-sudut sekolah, agar
memungkinkan para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2) Melakukan program penghijauan di sekolah.
3) Menggalang siswa untuk lebih meningkatkan kebersihan di sekitar sekolah.
4) Lebih meningkatkan hubungan sosialisasi dengan para siswanya saat melakukan kebersihan.
5) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap yang dibutuhkan untuk kebersihan sekitar
sekolah.
3.2.2 Bagi Guru
1) Memberi contoh pada para siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri 20
Malang.
2) Membantu memberi peringatan pada para siswa SMP Negeri 20 Malang yang melanggar
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
3) Memberikan penyuluhan akan pentingnya kesadaran tentang kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
4) Membimbing siswanya untuk melakukan kebersihan di kelas masing-masing.
5) Menumbuhkan rasa kekompakan dengan siswanya untuk menjaga kebersihan di kelas masing-
masing.
6) Mengawasi para siswanya saat melakukan kerja bakti atau Jumat bersih.
7) Meningkatkan kedisiplinan yang berkaitan dengan kebersihan.
3.2.3 Bagi Siswa
1) Menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sejak.
2) Memulai sejak dini membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
3) Membantu mengingatkan teman-temannya bila tertangkap tidak menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
4) Mempertahankan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, apabila memang sudah
bersih.
5) Melestarikan lingkungan hijau di SMP Negeri 20 Malang.
6) Mendukung program sekolah demi terciptanya lingkugan sekolah yang bersih, rapi, dan
nyaman.
7) Melaksanakan kebersihan lingkungan sekolah dengan baik, tertib dan benar.
LAMPIRAN
DAFTAR RUJUKAN
1) Google. 2013. Pentingnya menjaga kebersihan, (Online),
(http://kursus-bisnis-roti.blogspot.com/2013/04/pentingnya-menjaga-kebersihan-lingkungan.html,
diakses 20 Desember 2013 pukul 18:36)
2) Google. 2013. Dampak lingkungan bersih, (Online),
(http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20110925072628AACGyIT, diakses 20 Desember
2013 pukul 18:46)
3) Google. 2013. Cara mengatasi lingkungan sekolah yang kotor, (Online),
(http://ary2013.blogspot.com/2013/02/tips-menjaga-kebersihan-sekolah_2039.html, diakses 20
Desember 2013 pukul 18:56)
4) Google. 2013. Cara menjaga kebersihan lingkungan sekolah, (Online),
(http://www.jurnalterbaik.com/2013/01/cara-menjaga-kebersihan lingkungan.html, diakses 20
Desember 2013 pukul 19:00)
5) Google. 2014. Ekosistem, (Online),
(http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mencermati-pengertian-ekosistem.html, diakses 6
Januari 2013 pukul 08:15)
6) Munter, Beatrice Trum. 2006. Udara dan Kesehatan Anda. Jakarta:Kelompok Gramedia
7) Wikipedia. 2014. Ekosistem, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem, diakses 6 Januari 2014 pukul 08:22)
8) Wikipedia Indonesia. 2013. Lingkungan, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan, diakses 9 Desember 2013
pukul 08:43 WIB)
9) Wikipedia Indonesia. 2013. Kebersihan, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan, diakses 9 Desember 2013 pukul 8:48)
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Narasumber 1 : Ibu Budiarti Andjajani S,Pd
(Selaku Pembina Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri 20 Malang, diwawancarai pada hari
Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 09:00 WIB)
1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai kebersihan lingkungan?
2. Bagaimana pendapat Ibu mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
3. Menurut Ibu, apa saja dampak lingkungan yang bersih?
4. Menurut Ibu, apa saja upaya-upaya yang dapat di lakukan untuk menumbuhkan kesadaran siswa
dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
5. Apa saja kiat-kiat Ibu dalam mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
6. Apa saja kiat-kiat Ibu dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
7. Menurut Ibu, bagaimana kondisi lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?
8. Apa saja cara-cara yang sudah diterapkan warga SMP Negeri 20 Malang untuk meningkatkan
kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
9. Bagaimana pendapat Ibu mengenai perilaku siswa terhadap lingkungan SMP Negeri 20 Malang
saat ini?
10. Menurut Ibu, bagaimana minat siswa terhadap sistem penerapan kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang?
JAWABAN WAWANCARA
Dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Desember 2013.
Pada pukul 09.00 WIB, bertempat di Perpustakaan SMP Negeri 20 Malang.
Dengan Ibu Budiarti Andjajani, sebagai narasumbernya.
1. Kebersihan lingkungan harus tetap dijaga, merupakan bentuk tanggung jawab dari seluruh warga
sekolah. Seperti siswa, guru, karyawan, pegawai, dan pesuruh.
2. Kebersihan itu penting. Karena bersih adalah sehat. Sekolah yang bersih akan menjadi sekolah
yang sehat. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan itu sangat penting untuk kita semua.
3. a. Suasanya menjadi lebih nyaman.
b. Udara juga terasa lebih segar.
c. Lingkungan tampak lebih indah dan asri.
d. Berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan rohani.
e. Seluruh warga sekolah menjadi lebih betah untuk melakukan aktifitas di sekolah kita.
4. Selalu mengingatkan siswa agar terus menjaga kebersihan lingkungan, seperti melaksanakan piket
kelas. Juga memberikan sanksi tegas kepada para pelanggarnya, agar tidak mengulanginya lagi di
kemudian hari. Dengan memberikan giliran pemilahan sampah organik dan anorganik di setiap
kelas secara bergantian sesuai dengan nomor urut.
5. a. Dengan melaksanakan Jumat Bersih secara rutin setiap 2 minggu sekali dalam sebulan di minggu
genap.
b. Menggalakkan piket kelas setiap hari, agar kelas tampak tetap bersih setiap harinya dan terjaga
kebersihannya.
6. Dengan mendirikan Kelompok Kerja (Pokja), dengan bidang kompos, anggrek, tanaman hias,
taman, buah, sayur, toga, dan kamar mandi.
7. Kondisi lingkungan di SMP Negeri 20 Malang saat ini sudah bersih, sudah cukup hijau. Namun,
masih perlu ditingkatkan lagi.
8. Dengan melakukan pemeriksaan kebersihan kelas setiap seminggu sekali. Dengan mengecek
kondisi setiap kelas dan mengecek tempat sampah organik dan anorganik yang ada di depan
masing-masing kelas.
9. Siswa SMP Negeri 20 Malang masih belum sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan sekolah. Mereka masih suka membuang sampah tidak pada tempatnya, atau suka
membawa sampah platik dari luar yang dibawa ke dalam.
10. Minatnya sudah ada, namun masih kurang. Jadi perlu terus diingatkan, agar tetap menjaga
kebersihan di lingkungan.
Kesimpulan :
Sebenarnya sekolah kita itu mampu menjadi sekolah yang bersih. Perlu adanya
kerja sama antar warga sekolah agar terciptanya lingkungan sekolah yang bersih
dan sehat.
1. Menurut saya, lingkungan yang bersih adalah lingkungan hijau dan tidak ada sampahnya.
Kebersihan lingkungan sangat mutlak diperlukan untuk menciptakan suasanya yang nyaman dan
menyenangkan.
2. Penting sekali, karena dengan kita menjaga kebersihan lingkungan. Itu artinya kita juga menjaga
kelangsungan makhluk hidup. Tanaman akan menghasilkan oksigen yang sangat kita butuhkan,
dengan mengolah karbon dioksida yang kita buang. Jadi, terdapat hubungan timbal balik antara
kita dengan lingkungan.
3. a. enak dilihat, hijau dan asri
b. tidak banyak terdapat polusi
c. bersih, indah, dan nyaman.
4. Semuanya berawal dari diri kita sendiri, dan akan berdampak pada diri kita kembali. Jika bukan
kita siapa lagi yang akan menjaga kelestarian alam ini. Jika bukan sekarang kapan lagi kita akan
mendayagunakan lingkungan kita untuk kebaikan bersama.
5. a. Dengan membuang sampah tepat pada tempatnya, seperti memilah-milah sampah antara yang
organik anorganik.
b. Terus menjaga tanaman agar tidak layu, dengan menyirami dan menjaga dari hal-hal yang
mengganggu. Menurut saya, dengan ikut aktifnya siswa dalam mengikuti Kelompok Kerja
Kompos bisa jadi juga merupakan upaya kita dalam menjaga kelestarian lingkungan
6. Tidak membiarkan adanya sampah yang berserakan, membantu memungutnya, membuangnya
tepat pada tempatnya sesuai dengan jenisnya. Sampah plastik di buang ke tempat sampah jenis
anorganik, dan sampah dedaunan di buang tepat pada tempat sampah organik, agar dapat diolah
kembali.
7. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengajak teman-teman untuk mulai perduli
dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, salah satunya dapat melalui sosial
media.
8. Dampak yang telah dirasakan terhadap lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini adalah ia telah
merasa sejuk, teduh, dan nyaman.
9. Menurut saya, yang berkewajiban menerapkan kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang
adalah semua warga sekolah, yang mencakup siswa, guru dan para staf, dan juga petugas
kebersihan.
10. Manfaat penerapan lingkungan bersih adalah diri kita sendiri dapat merasakan tentram, nyaman,
dan lebih betah berlama-lama di sekolah.
DAFTAR PERTANYAAN ANGKET
RAGU-
NO PERTANYAAN YA TIDAK
RAGU
1
Apakah Anda setuju dengan
diadakannya Jumat Bersih?
5
Apakah Anda sudah membuang
sampah menurut jenisnya?
14
Apakah masih banyak teman
Anda yang kurang peduli
terhadap kebersihan lingkungan
di SMP Negeri 20 Malang?
Sumber of :
http://biascayaha.blogspot.co.id/2014/02/kurangnya-kesadaran-siswa-dalam-menjaga_5138.html