Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAH

“ANALISIS EFEKTIVAS TINDAKAN SISWA SISWI KELAS XI S


ATU DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS
SMA DOA BANGSA”

Disusun untuk menyelesaikan tugas B. Indonesia

Di susun Ol
eh :
1. Alfiani Sahrin
2. Alya Zahra
3. Chalsya Khaila
4. Meisya Gisela

YAYASAN PENDIDIKAN SMA DOA BANGSASEKOLA


H MENENGAH ATAS DOA BANGSA
2023-2024
JL. Karangtengah KM.14 Desa. Karangtengah. Kecamatan.Cibadak. Kab
upaten. Sukabumi Provinsi. Jawa Barat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
membentuk generasi muda yang berkualitas. Selain faktor kurikulum dan
metode pengajaran, kebersihan juga memiliki peran yang tidak kalah penting
dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Kebersihan kelas
merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan, karena kelas adalah
tempat di mana siswa menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam
proses belajar.
Kebersihan kelas bukan hanya sekadar tugas petugas kebersihan atau
guru, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh anggota kelas. Dengan
menjaga kebersihan kelas, kita dapat menciptakan lingkungan yang nyaman,
sehat, dan kondusif untuk belajar.Selain itu, kebersihan kelas juga berdampak
pada kesehatan dan kesejahteraan siswa serta meningkatkan motivasi dan
konsentrasi dalam belajar.
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, kami akan membahas tentang pentingnya
menjaga kebersihan kelas, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta
langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan kelas.
Kami juga akan menggali studi dan penelitian terkait yang telah dilakukan
untuk mendukung argumen dan rekomendasi yang kami sampaikan.
Diharapkan dengan adanya KTI ini, kita semua dapat lebih memahami
pentingnya menjaga kebersihan kelas dan merangkul peran aktif dalam
menciptakan lingkungan belajar yang bersih, sehat, dan nyaman bagi semua
anggota kelas. Selamat membaca dan semoga KTI ini bermanfaat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana budaya siswa siswi melakukan piket kelas XI 1?
2. Apa saja kendala siswa siswa dalam melaksanakan piket di kelas XI 1?
3. Bagaimana efektivitas siswa siswi kelas XI I dalam menjaga kebersihan di
kelas?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui baagaimana budaya siwa siswi kelas XI 1 dalam


melakukan piket kelas.
2. Mengidentifikasi apa saja kendala siswa siswi kelas XI 1 dalam
melaksanakan piket di kelas XI 1
3. Mengetahui bagaimana efektivitas siswa siswi kelas XI 1 dalam menjaga
kebersihan di kelas

2.1 Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan: Melalui


KTI tentang kebersihan kelas, siswa dan guru dapat lebih sadar
akan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
Mereka akan memahami dampak positif yang timbul dari
kebersihan kelas, seperti mencegah penyebaran penyakit,
meningkatkan kesehatan, dan menciptakan lingkungan belajar
yang nyaman.
2. Mengedukasi siswa tentang kebersihan: Proses penelitian dan
penyusunan KTI akan melibatkan siswa dalam mengumpulkan
data, menganalisis informasi, dan menyusun laporan. Selama
proses ini, siswa akan belajar tentang pentingnya kebersihan, cara
menjaga kebersihan kelas, dan dampak buruk yang dapat timbul
jika kebersihan tidak dijaga.
3. Mendorong partisipasi aktif siswa: Dalam rangka menyusun KTI
tentang kebersihan kelas, siswa akan terlibat dalam berbagai
kegiatan, seperti mengobservasi kondisi kelas, melakukan survei,
dan merencanakan tindakan perbaikan. Hal ini akan mendorong
partisipasi aktif siswa dalam menjaga kebersihan kelas dan
mengambil tanggung jawab terhadap lingkungan sekolah.
4. Menumbuhkan sikap tanggung jawab dan kepedulian: Melalui
KTI tentang kebersihan kelas, siswa akan diajarkan untuk
bertanggung jawab atas kebersihan kelasnya sendiri. Mereka akan
belajar untuk merawat dan menjaga kebersihan kelas sebagai
bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekolah dan kesehatan
diri sendiri serta teman-teman sekelasnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Apa itu Evektifitas?


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif berarti dapat
memberikan hasil, ada pengaruhnya, ada akibatnya, ada efeknya, dapat
membawa hasil dan nilai guna.Secara umum teori efektivitas berorientasi pada
hasil dan tujuan. Di mana makin besar tujuan yang tercapai, makin tinggi
keefektifannya.Berikut beberapa pengertian keefektifan menurut ahli, di
antaranya;
Menurut Etzioni dalam Simamora (2013) Keefektifan adalah tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran berdasarkan kompetensi yang
telah ditentukan.
Menurut Lismina (2014) Keefektifan adalah suatu tindakan yang
berhubungan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau diinginkan dapat
terlaksana atau tercapai.
Menurut Beni (2016) Efektivitas merupakan hubungan antara output dan
tujuan atau dikatakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan
prosedur dari organisasi.
Efektivitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor
publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut
memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan layanan
masyarakat yang merupakan sasaran yang sudah ditentukan.
Ada pula indikator yang menjadi kriteria capaian sebuah efektivitas, ini
penjelasan kriteria capaian efektivitas oleh Richard M. Steers diantaranya,
1.Pencapaian Tujuan
Keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses.
Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan
pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun
pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa
aktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongktit.
2. Integrasi
Pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan
sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam
organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.
3. Adaptasi
Kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk
itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.
2.2 Definisi Kebersihan
Menurut KBBI Kebersihan/ke·ber·sih·an/ n 1 perihal (keadaan) bersih; 2
kesucian; kemurnian; 3 ketulenan; 4 Antr keadaan yang menurut kepercayaan,
keyakinan, akal, atau pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda
atau kotoran
Secara umum kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di
antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur
menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikrob,
kebersihan juga bererti bebas dari virus, bakteria patogen, dan bahan kimia
berbahaya.Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang
dilakukan manusia.Contohnya, kebersihan di rumah berbeda dengan
kebersihan kelas.
lalu terdapat kebersihan lingkungan yaitu kebersihan suatu tempat misalnya
tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan lingkungan
adalah aksi menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah
terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan
lainnya.Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab setiap warga
negara di wilayah tempat tinggalnya. Lingkungan yang bersih mencerminkan
kualitas hidup masyarakat, dan juga menjamin terjaganya kesehatan masing-
masing individu.

2.2 Ciri – Ciri Kelas yang bersih


1. Tidak Berdebu
Ruangan kelas yang bersih adalah ruangan yang tidak memiliki banyak
debu.Debu-debu ini umumnya ada di lantai, bingkai jendela, bagian atas lemari,
laci, dan lainnya.Debu juga dapat membuat kita merasa tidak nyaman, apalagi
ketika kita tidak sengaja menghirupnya, ya.Oleh karena itu, kita wajib
membersihkan kelas dari debu, ya.Misalnya, dengan rutin menyapu ruangan kelas.
2. Tidak Ada Sampah Berceceran
Ciri lain dari kelas yang bersih adalah tidak adanya sampah yang
berserakan.Misalnya, di dalam laci atau lantai kelas.Oleh karena itu, semua siswa
wajib membuang sampahnya ke dalam tempat sampah.
3. Lantai Bersih
Lantai yang kotor dapat dikarenakan beraneka ragam hal.Misalnya, bercak
kaki, terkena makanan atau minuman yang tumpah, dan lainnya.Nah, apabila kita
tidak sengaja membuat lantai kelas kita kotor, kita wajib membersihkan area
lantai kelas yang kotor dengan membersihkannya.
4. Meja dan Kursi Tersusun Rapi
Dalam kelas yang rapi, susunan meja dan kursi harus terlihat rapi dan
sejajar. Namun, rapi tidak harus berjajar lurus atau membuat barisan dari depan ke
arah belakang.Kita juga dapat membuat formasi meja kelas kita dengan beraneka
ragam.Misalnya, membentuk satu grup dari empat meja, dan lain
sebagainya.Formasi meja yang unik dapat meningkatkan semangat pembelajaran.
2.3 Dampak lingkungan kelas yang kotor
Lingkungan kelas yang kotor akan menimbulkan dampak yang negatif.Kelas
yang kotor, berdebu, dan tidak rapi akan membuat siswa atau bahkan guru tidak
mendapatkan kenyamanan dalam belajar-mengajar. Hal ini menyebabkan pada
saat siswa sedang belajar, mereka akan merasa terganggu atau tidak merasakan
kenyamanan, sehingga konsentrasi dalam belajar juga menjadi terganggu.
Selain itu kelas yang kotor akan berdampak kepada kesehatan para siswa dan
siwi serta guru yang mengajar dikelas karena lingkungan yang kotor mrerupakan
lingkungan yang tidak sehat.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang kita gunakan adalah metode kualitatif. Menurut Moleong,
Metode Kualitatif adalah sebuah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk
memahami suatu fenomena dalam kontak sosial secara alami dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti
dengan fenomena yang ingin dibahas. Alasan pemilihan metode kualitatif, karena
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih dalam tentang efektivas tindakan
siswa siswi XI 1 dalam menjaga kebersihan lingkungan kelas SMA DOA
BANGSA.

3.2 Objek Penelitian


a. Objek yang diteliti adalah siswa siswi kelas XI 1
b. Waktu dan tempat penelitian.
1. Waktu : 13 Februari 2024 s/d 21 Februari 2024.
2. Tempat : SMA Doa Bangsa Kelas XI 1

3.3 Metode Pengumpulan Data


a. Studi Pustaka Teknik pengumpulan data dan informasi yang kami lakukan yaitu
melalui sumber-sumber seperti buku digital, penelitian terlebih dahulu, artikel,
jurnal, hasil laporan berkaitan dengan penelitian.
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung.
Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari kuesioner

3.4 Langkah-langkah Pengumpulan Data


Langkah-langkah pengumpulan data yang kami lakukan yaitu :
Identifikasi Penentuan Perumusan
Variabel Variabel masalah

Laporan hasil Pengolahan Pengumpulan


dan dan Analisis data
kesimpulan

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian
Pada bab ini berisi mengenai uraian hasil penelitian dari analisis efektiv
as tindakan siswa siswi kelas XI 1 dalam menjaga kebersihan lingkungan kelas
SMA DOA BANGSA. Pembahasan pada penelitian ini yaitu mengenai Studi K
asus Terkait . Untuk mendapatkan data ini kami menggunakan metode peneliti
an kualitatif dengan melakukan .
Berikut adalah hasil penelitian mengenai Studi Kasus Terkait analisis ef
ektivas tindakan siswa siswi kelas XI 1 dalam menjaga kebersihan lingkungan
kelas SMA DOA melalui .

4.1.1 Bagaimana budaya siswa siswi melakukan piket kelas XI 1


Budaya piket kelas merupakan kewajiban setiap siswa siswi di kelas.
Piket kelas memiliki tujuan untuk menumbukan rasa tanggung jawab setiap
siswa dan siswi.Selain itu dapat menciptakan ruang kelas yang nyaman untuk
digunakan pada saat pembelajaran, karena dengan adanya piket, kelas menjadi
bersih tentunya lingkungan yang kotor dapat menghambat pembelajaran maka
dari itu terciptalah budaya piket di kelas.
Lalu bagaimana dengan budaya piket kelas yang diadakan di kelas XI-1
ini berlangsung. berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan dengan
memberi pertanyaan kepada 18 orang siswa kelas XI-1, … siswa menjawab
selalu melaksanakan dan … siswa juga yang menjawab kadang-kadang.Mereka
menyadari bahwa piket dikelas itu penting.Maka berdasarkan penelitian ini
budaya piket dikelas masih berjalan namun hanya sebagian yang
melaksanakan.
4.1.2 Apa saja kendala siswa siswa dalam melaksanakan piket di kelas XI
Hasil penelitian menyatakan bahwa budaya piket di kelas XI-1 kurang
berjalan, maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kendala atau hambatan
siswa siswi dalam melaksanakan piket kelas. Sehingga kurang berjalannya
budaya piket ini.
Untuk itu kami juga sudah melakukan penelitian terhadap hal itu
dengan memberikan pertanyaan.Hasil penelitian menghasilkan bahwa memang
ada kendala yang di alami kelas XI 1 sehingga ada sebagian siswa dan siswi
yang tidak melaksakan piket kelas.
Berikut kendala dalam melaksanakan piket kelas XI-1 di SMA Doa
Bangsa, kebanyakan siswa dan siswi 14,7% dari seluruhnya karena malas,
83,2% dari 29 murid beranggapan bahwa piket dapat membuang tenaga
mereka.Nah hal-hal tersebutlah yang membuat budaya piket di kelas XI-1
kurang berjalan dengan baik.
4.1.3 Bagaimana efektivitas siswa siswi kelas XI I dalam menjaga
kebersihan di kelas?

BAB V

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai