PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan KTSP saat ini, pembelajaran bahasa
Indonesia pada jenjang SD atau MI mencakup aspek yaitu Mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Dalam proses pembelajarannya, pembelajaran Apresiasi Sastra SD diintegrasikan
melalui keterampilan berbahasa. Dalam SK, KD yang tersurat dalam kurikulum SD/MI maka
guru sebagai pelaksana, perencan dan pengevaluasi pembelajaran, maka sebelum tatap muka,
guru harusmenentukkan pembelajaran yaitu setiap pertemuan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia harus jelas fokusnya, agar pelaksanaan pembelajaran jelas, terarah, efisien dan efektif
sesuai tujuan. Bahasa merupakan produk budaya yang berharga dari generasi kegenerasi
berikutnya. Bahasa adalah budaya yang hidup dan berkembang dan harus di pelajari. Seorang
anak yang tidak pernah diajarkan berbicara, maka tidak akan pernah memiliki kemampuan
berbicara dan bahkan tidak mampu berpikir sebagaimana layaknya anak manusia (Pirozzi,2003).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran
Menurut Sudjana dalam Sugihartono, dkk (2007:80) pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan Nasution dalam Sugihartono, dkk (2007:80) mendefinisikan
pembelajaran sebagai suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik -baiknya
dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam
pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
1. Tahap Mendengar
Dalam tahap ini, kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara
dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih berada dalam tahap hearing.
2. Tahap Memahami
Setelah kita mendengar, akan ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan
baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara. Maka sampailah, kita dalam tahap
pemahaman.
3. Tahap Menginterpretasi
Dalam tahap ini, penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya
mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara; dia ingin menafsirkan atau
rnenginterpretasikan isi, butirbutir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. Dengan
demikian, sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
4. Tahap Mengevaluasi
Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang
penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, di
mana keunggulan dan kelemahan, di mana kebaikan dan kekurangan sang pembicara; maka
dengan demikian sudah sampai pada tahap evaluating.
5. Tahap Menanggapi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak; sang penyimak
menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh
sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya; sang penyimak pun sampailah pada tahap
menanggapi (responding). Tanggapan dapat berupa penolakan atau pendapat.