Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI PADA PEMBELAJARAN AGAMA

ISLAM DI KELAS III SDN SUNGAI LULUT 1 BANJARMASIN

PROPOSAL

OLEH:
ISMAIL
3061856012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
BANJARMASIN
2021
A. Judul Penelitian

Pengembangan Media Video Animasi Pada Pembelajaran Agama Islam Di Kelas III SDN
Sungai Lulut 1 Banjarmasin.

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, kegamaan, pengendalian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003).Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan
suatu kegiatan sadar yang sengaja dilakukan untuk menggali potensi diri serta mendapatkan
ilmu pengetahuan. Kegiatan yang memiliki tujuan untuk menggali potensi diri peserta didik
dan menambah pengetahuan peserta didik sehingga menjadi manusia yang lebih berkarakter
dan berkualitas dalam kehidupan.

Tujuan pedidikan mengharuskan siswa menjadi pribadi yang kreatif.Kemampuan berpikir


kritis, kreatif, dan produktif merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order
thingking skill) (Abdul Aziz Saefudin, 2011).

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengalami
perkembangan.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dari hari ke hari menjadi
semakin canggih, secara langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh yang cukup
besar terhadap beberapa aspek dalam kehidupan manusia. Salah satu aspek kehidupan
manusia yang mendapatkan pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah aspek pendidikan.

Berbagai macam pembaharuan dalam aspek pendidikan dilakukan agar dapat


meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
diperlukan berbagai terobosan baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran,
dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk meningkatkan proses pembelajaran,
maka guru dituntut untuk membuat pembelajaran lebih inovatif yang mendorong peserta didik
untuk dapat belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun pembelajaran di
kelas. Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.Bagi manusia, pendidikan berfungsi sebagai sarana dan fasilitas yang memudahkan,
maupun mengarahkan, mengembangka dan membimbing kearah kehidupan yang lebih baik,
tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan belajar apabila telah mendapatkan perububahan
tingkah laku, dari yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Sedangkan, pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi
proses belajar pada peserta didik. Di dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan,
dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan
bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran, menyampaikan materi pelajaran, dan
mengelola pembelajaran.

Media pembelajaran adalah sesuatu yang digunakan guru guna untuk menyampaikan
materi pembelajaran sehingga siswa dengan mudah mencapai tujuan pembelajaran. Ada
banyak jenis media pembelajaran, diantaranya yaitu media pembelajaran visual, audio dan
audio-visual. Sesuai dengan situasi dan kondisi seperti yang kita rasakan saat ini, maka guru
harus lebih inovatif lagi dalam menyiapkan maupun membuat media pembelajaran. Hal
tersebut harus dilakukan karena proses pembelajaran saat ini dilaksanakan secara daring,
sehingga guru tidak bisa langsung menyampaikan materi pembelajaran seperti yang
dilaksanakan sebelum adanya pandemic covid-19. Untuk itu, guru harus menciptakan media
pembelajaran yang dapat mempermudah peserta didik memahami materi pembelajaran, yang
dalam proses pembelajaran tidak langsung di dampingi oleh guru. Media pembelajaran yang
harus dicipatakan juga harus mempermudah para orang tua memahami materi pembelajaran,
agar para orang tua mampu mendampingi dan menyampaikan materi pembelajaran kepada
anaknya dengan mudah.

Dari hasil observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kelas III, informasi yang
didapatkan yaitu proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas III SDN Sungai Lulut 1
Banjarmasin sudah efektif, namun karena keterbatasan media pembelajaran, pembelajaran
agama islam disampaikan dengan cara manual seperti menjelaskan materi dan di tulis di buku
kemudian dikirimkan kepada peserta didik. Sehingga peserta didik tampak kurang tertarik dan
tidak bersemangat mengikuti proses pembelejaran agama islam. Hal ini dikarenakan guru
sudah memiliki banyak tanggung jawab sehingga tidak sempat membuat media pembelajaran
yang lebih inovatif.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut peneliti bermaksud mengembangkan media


pembelajaran berupa video animasi untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar yang
di SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin. Media pembelajaran video animasi ini dapat digunakan
pada proses pembelajaran di SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin karena disekolah tersebut
memiliki sarana dan prasarana yang memadai, seperti projektor dan laptop. Sehingga dengan
adanya sarana dan prasarana tersebut dapat mempermudah guru dalam mengoperasikan media
pembelajaran video animasi. Karena pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan secara
daring, maka guru hanya perlu menyalin link video animasi yang telah di unggah ke google
drive kemudian di share kepada peserta didik melalui WhatsApp group. Dengan begitu,
peserta didik tetap bisa tetap melaksanakan proses pembelajaran melalui android yang mereka
miliki.

Peneliti mengembangkan video animasi pembelajaran ini karena karakteristik belajar


peserta didik di tingkat Sekolah Dasar yang memiliki minat terhadap hal-hal yang konkrit,
realistik, dan memiliki minat-minat pada mata pelajaran khusus. Pada media pembelajaran
video animasi disajikan dengan karakter yang bisa bergerak, didesain dengan warnawarna
menarik yang disukai oleh peserta didik tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Tujuan
dari pengembangan video animasi pembelajaran ini yaitu agar peserta didik lebih senang,
lebih tertarik, lebih bersemangat dan lebih memahami materi yang sedang dipelajarainya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengambil
judul penelitian “Pengembangan Media Video Animasi Pada Pembelajaran Agama Islam
Kelas III Di SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin”.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran berbentuk video animasi pada mata


pelajaran agama islam di kelas III sdn sungai lulut 1 banjarmasin?
2. Bagaimana keefektifan media pembelajaran berbentuk video animasi pada mata pelajaran
agama islam kelas III SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin pada proses pembelajaran agama
islam?
3. Bagaimana respon peserta didik dengan adanya media pembelajaran video animasi
pada mata pelajaran agama islam kelas III SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin?

D. Batasan Masalah

Agar penulis tidak menyimpang dari judul penelitian yang telah ditetapkan, maka penulis
membatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti yaitu materi pembelajaran dalam
penelitian ini dibatasi pada pelajaran 5 sholat kewajibanku materi praktik sholat dan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu Media Video Animasi Pada Pembelajaran
Agama Islam Kelas III SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin.

E. Tujuan Penilitian

1. Mengetahui bagaimana proses pengembangan media pembelajaran berbentuk video


animasi pada mata pelajaran agama islam kelas III SDN Sungai Lulut Banjarmasin.
2. Mengetahui bagaimana keefektifan media pembelajaran berbentuk video animasi pada
mata pelajaran Agama Islam kelas III SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin pada proses
pembelajaran Agama Islam.
3. Mengetahui bagaimana respon peserta didik dengan adanya media pembelajaran video
animasi pada mata pelajaran Agama Islam kelas III SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin.

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk pengembangan yang akan dihasilkan berupa media pembelajaran agama islam
pada materi praktik sholat untuk siswa kelas III semester 1 di Sdn Sungai Lulut 1
Banjarmasin. Produk yang dihasilkan dari pengembangan media pembelajaran ini diharapkan
memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Materi yang disampaikan adalah tentang permasalahan yang berkaitan dengan sholat
yang lebih difokuskan pada pembahasan gerakan aholat.
2. Wujud fisik dari produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah berupa file
video animasi. Di dalamnya berisi konsep pemahaman materi tentang permasalahan yang
berkaitan dengan sholat.
3. Desain media pembelajaran ini menggunakan video dengan desain semenarik mungkin
agar peserta didik lebih fokus dan senang untuk belajar.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Peneliti sebagai mahasiswa calon guru dapat menambah pengetahuan atau wawasan
tentang pentingnya pemanfaatan media pembelajaran agar suatu saat nanti ketika menjadi
guru mampu mengklasifikasikan jenis media dan memilih media pembelajaran yang tepat
sekaligus memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Guru
Harapan peneliti dengan adanya penelitian ini yang mendeskripsikan tentang cara
kerja guru dalam memanfaatkan media pembelajaran dapat membantu guru memahami
pentingnya pemanfaatan media dalam proses pembelajaran sehingga dapat tercipta
pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa
dalam belajar dengan adanya bantuan media pembelajaran video animasi.
4. Bagi Sekolah
Manfaat yang diperoleh oleh sekolah berupa pengetahuan mengenai konsep yang
baru dalam menerapkan pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.

H. Tinjauan Pustaka

A. Konsep Pengembangan Model


Secara umum model dimaknai sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk
merepresentasikan suatu hal. Jenis penelitian yang peneliti gunakan pada pengembangan
model ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development).
1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan
Sugiyono (2017: 28) menyatakan secara sederhana penelitian pengembangan
didefinisikan sebagai metode penelitian yang berfungsi untuk memvalidasi dan
mengembangkan produk.Memvalidasi produk berarti produk itu telah ada, dan
peneliti hanya menguji efektivitas atau validitas produk tersebut.Mengembangkan
produk dalam arti yang luas dapat berupa memperbaharui produk yang telah ada
(sehingga menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien) atau menciptakan produk baru
(yang sebelumnya belum pernah ada).
Penelitian dan pengembangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan atau penemuan baru,
metode, produk atau jasa dan menggunakan pengetahuan yang baru ditemukan untuk
memenuhi kebutuhan pasar atau permintaan. (Nusa Putra, 2015: 77)
Penelitian dan pengembangan (Research and Development) pada industri
merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan produk-produk
baru yang dibutuhkan oleh pasar.(Sugiyono, 2016: 297)
Dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) adalah suatu
metode yang digunakan untuk mengembangkan produk unggulan yang di dalam
pengembangannya dilakukan beberapa tahapan yang dapat menjamin dari kualitas
produk yang dikembangkan.
2. Langkah-Langkah Penelitian
a. Borg and Gall
Borg and Gall mengemukakan bahwa langkah-langkah penelitian dan
pengembangan terdiri dari sepuluh langkah yakni potensi dan masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk,
revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, dan produksi masal (Sugiyono,
2017: 28)
B. Kajian Teoritik
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan (Azhar Arsyad,
2007: 30). Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media berarti (1) alat; (2)
alat (sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televise, film, poster dan
spanduk; (3) yang terletak di antara du apihak (orang, golongan, dan sebagainya);
(4) perantara; penghubung (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasiona, 2005:
726). Ada pula yang menyebutkan bahwa media adalah perantara dari sumber
informasi ke penerima informasi (Wina Sanjaya, 2005: 57). Jadi dapat
disimpulkan bahwa media adalah sebuah alat yang digunakan untuk memudahkan
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.
Media pembelajaran berasal dari dua kata yaitu media dan
pembelajaran.Dalam konteks ini beberapa ahli memberikan beberapa
pendapat.Menurut Gagne media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk dapat belajar (Arif S. Sadiman
dkk, 2013: 6).
Sedangkan menurut Azhar Arsyad media pembelajaran adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi terciptanya tujuan pendidikan
pada umunya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya (Azhar Arsyad,
2006: 2 – 3).
Ada batasan yang dikemukakan para ahli dalam pemahaman media.Misalnya
AECT (Assosiation for Education Communication and Technology) memberi
batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan atau informasi (Sri Anitah, 2012: 4).Dari beberapa
pendapat para ahli tersebut diketahui bahwa media pembelajaran adalah berbagai
jenis komponen yang dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
b. Fungsi Media dalam Pembelajaran
Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan sebagai
berikut (Wina Sanjaya, 2005: 207 – 210):
1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek dapat diabadikan dengan foto, film,
atau audio kemudian dapat disimpan dan digunakan jika dibutuhkan.
Contoh: guru menjelaskan video tentang pembagian benda menjadi
beberapa bagian pada materi pecahan.
2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
Menjadikan sesuatu yang sulit dipahami anak menjadi lebih nyata yang
sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya pecahan senilai yang
dapat digambarkan melalui sebuah gambar.
3) Menambah semangat dan motivasi belajar siswa
4) Siswa akan lebih semangat menerima pelajaran apabila guru membawa sesuatu
yang baru yang menarik perhatian mereka sehingga siswa akan termotivasi
untuk memperhatikan pelajaran. Sebagai contoh sebelum membahas tentang
berhitung, terlebih dahulu kita bias menayangkan video tentang bahaya orang
yang tidak berhitung.
5) Media pembelajaran memiliki nilai praktis
Media berperan sebagai alat untuk mempermudah guru menyampaikan
materi. Maka dari itu media bukan keharusan tapi sebagai pelengkap jika
dianggap perlu untuk mempertinggi kualitas belajar (Nana Sudjana dan Ahmad
Rifa’I, 1989: 5)
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Leshin et all membagi media pembelajaran menjadi berapa jenis, yaitu: (1)
Media berbasis manusia seperti pendidik, instruktur, tutor, mainperan, kegiatan
kelompok, dan field-trip; (2) media berbasis cetak seperti buku penuntun, buku
latihan, alat bantu kerja, dam lembaran lepas; (3) media berbasis visual seperti
buku, charta, grafik, peta, gambar, transparansi dan slide; (4) media berbasis
audio-visual seperti video, film, program slide tipe, dan televise; (5) media
berbasis computer seperti pengajaran dengan berbantuan computer, video
interaktif, dan hypertext (Azhar Arsyad, 2017: 79-93).
Berdasarkan jenis-jenis media pembelajaran yang telah disebutkan di atas,
peneliti mengembangkan media pembelajaran yang termasuk ke dalam media
berbasis audio-visual.
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan
bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa
kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain (Cecep
Husatandi dan Bambang Sutjipto, 2011: 86-87):
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah
satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, efektif, dan psikomotor.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi.
3) Praktis, luwes, dan bertahap. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber
daya lainnya untuk memproduksi tidak perlu dipaksakan.
4) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama.
Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran.
5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum
tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.
6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus
memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas
dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
Sedangkan menurut Dick dan Carey, ada empat kriteria pemilihan media,
yaitu (Asnawir Basyiruddin Usman, 2002: 126):
1) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak
terdapat pada sumber-sumber yang ada maka harus dibeli untuk dibuat
sendiri.
2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas untuk membeli atau memproduksi
media pembelajaran.
3) Factor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang
digunakan dimana saja dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun
serta mudah dibawa.
4) Efektifitas dan efisiensi biaya dalam waktu yang cukup panjang, sekalipun
nampaknya mahal namun mungkin lebih murah dibandingkan media lain
yang hanya dapat digunakan sekali pakai.
e. Pentingnya Media Dalam Pelajaran Agama Islam
Selain pendidikan umum, manusia juga membutuhkan pendidikan agama.
Pendidikan agama merupakan sebuah pondasi dalam pembentukam karakter
seorang manusia juga merupakan tujuan pendidikan islam itu sendiri.
Dalam proses pendidikan ini tentu melibatkan lingkungan, pengajar serta
sarana dan prasarana pendukungnya. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran
alat/media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang disampaikan
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Tentunya
penggunaan media dalam pendidikan memiliki manfaat dalam berlangsungnya
proses pendidikan itu sendiri. Dalam artikel ini akan dijelaskan secara singkat
mengenai manfaat media dalam pendidikan agama islam. Simak selengkapnya
1. Menurut Nana Sujana dan Ahmad Rifai
Manfaat media dalam pendidikan islam adalah sebagai berikut:
a) Menumbuhkan Motivasi dalam Belajar
Penggunaan media dalam proses pembelajaran, dipercaya dapat
menumbuhkan motivasi belajar pada siswa. Hal ini disebabkan karena,
penggunaan media baik audio ataupun visual dapat berpengaruh langsung
kepada minat dan keinginan untuk belajar.
Media dalam pendidikan islam merangsang pola pikir anak serta dapat
menumbuhkan semangat belajar yang meningkat. Tentunya hal inilah yang
akan berpengaruh pada prestasi si anak.
b) Bahan Pengajaran akan Lebih Jelas dan Menarik
Tidak dapat dipungkiri bahwa menfaat media dalam pendidikan islam
juga menjadi bahan ajar yang lebih jelas dan menarik. Dibanding hanya
mendengarkan penjelasan guru, seorang siswa biasanya akan lebih bisa
memahami pelajaran yang diberikan ketika bahan ajar diberikan dengan
lebih menarik.
Misalnya disertai dengan audio atau gambar-gambar bergerak atau
visual. Tentunya hal ini akan dapat membantu pengajar dan siswa untuk
dapat lebih menikmati pendidikan agama yang disampaikan.
c) Metode Pengajaran akan Lebih Bervariasi
Di sekolah umum biasanya menggunakan metode pengajaran yang
bisa dikatakan lebih monoton, atau itu-itu saja. Tentunya hal inilah yang
kemudian membuat para siswanya akan merasa bosan dan boring. Sebab
cara penyampaian pelajaran yang diberikan ya begitu saja dan hampir
sama untuk setiap mata pelajarannya.
Manfaat media dalam pendidikan islam yang terakhir menurut Nana
Sujana dan Ahmad Rifai adalah bahwa dengan adanya motivasi,
ketertarikan, dan menariknya proses dalam belajar ilmu agama. Maka para
siswa akan lebih bersemangat dan lebih banyak melakukan kegiatan
belajar. Sebab kegiatan yang mereka lakukan terasa lebih menyenangkan.
Tentunya hal ini lah yang dapat memberikan dampak efektif dalam
pendidikan agama bagi anak.
2. Video Animasi
a. Pengertian Video
Video merupakan salah satu media audio visual yang banyak dikembangkan
untuk keperluan proses belajar mengajar karena dapat meningkatkan hasil
pembelajaran. Media audio visual dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan
suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau
informasi.Media video diklasifikasikan sebagai media audio-visual.
Media pembelajaran video adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
materi pembelajaran melalalui tayangan gambar bergerak yang diproyeksikan
membentuk karakter yang sama dengan objek aslinya. Media video pembelajaran
dapat digolongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang
dapat dilihat dan didengar. Penggunaan media pembelajaran video mampu
memberikan respon positif dari siswa.Siswa termotivasi untuk belajar dan mampu
meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran yang disampaikan
(Fechera, Maman dan Dadang, 2012).
Video dapat memberikan gambaran yang lebih nyata kepada peserta didik
sehingga peserta didik dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Selain
itu, dapat mempermudah pembelajaran matematika karena disertai dengan
penguatan visual dan penjelasan materi yang mudah untuk dipahami, sehingga
peserta didik lebih bersemangat mengikuti proses belajar mengajar.
b. Pengertian Animasi
Kata animasi berasal dari bahasa latin, anima yang berrati “hidup” animare
yang berarti “meniupkan hidup ke dalam”. Kemudian istilah tersebut
dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris menjadi Animate yang berarti memberi
hidup (to give life to), atau Animation yang berarti ilusi dari gerakan, atau hidup.
Lazimnya istilah animation diartikan membuat film kartun (the making of
cartoon)( Ranang A. S., Basnendar H, dan Asmoro N.P., 2010: 9)
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia animasi adalah acara televisi yang
berbentuk rangkaian lukisan atau gambar yang digerakkan secara mekanik
elektronis sehingga tampak di layar menjadi bergerak. Sedangkan menurut
pendapat yang lain animation atau animasi adalah pembuatan gambar film dari
gambar statis dengan cara stop motion untuk menghasilkan gambar bergerak atau
hidup bila diproyeksikan di layar (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
2005: 53).
Ilusi dari gerakan tersebut dapat terjadi dengan cara menggerakkan secara
cepat serangkaian gambar yang mempunyai gerakan secara bertahap dari masing-
masing bagian objek gambar tersebut. Apabila rangkaian gambar tersebut
digerakkan secara cepat, maka akan menangkap gerakan dari objek, dan bukan
lagi gambar per frame-nya. Standar animasi seperti itu sering kali disebut sebagai
stop-frame cinematography.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa animasi adalah proses dari
gambar yang semula diam diubah menjadi gambar bergerak sehingga seperti
hidup atau ilusi. Animasi biasa tayang di televisi sebagai tontonan hiburan anak-
anak.
c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Video
Tujuan pembelajaran menggunakan video yaitu: (1) tujuan kognitif yaitu
untuk mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan stimulasi gerak; (2)
tujuan psikomotorik yaitu memperlihatkan contoh keterampilan gerak; (3) tujuan
afektif yaitu untuk mempengaruhi sikap dan emosi. Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka manfaat pembelajaran menggunakan video dapat memberikan
pengalaman pengetahuan kepada peserta didik, memudahkan dalam
mengontekstualkan materi pembelajaran, memudahkan pemberian materi yang
berkesan dengan teknis, dan mengefektifkan waktu dalam penyampaian materi
pembelajaran.
d. Kelebihan dan Kekurangan Media Video Animasi
1. Kelebihan Media Video Animasi
Menurut Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2011:135), menyatakan
bahwa kelebihan media video animasi adalah sebagai berikut:
1) Video dapat memanipulasi waktu dan ruang sehingga siswa dapat
diajak melanglang buana ke mana saja walaupun dibatasi dengan ruang
kelas;
2) Video juga dapat menampilkan objek-objek yang terlalu kecil, terlalu
besar, berbahaya, atau bahkan tidak dapat;
3) Kemampuan media video juga dapat diandalkan pada bidang studi yang
mempelajari keterampilan motoric dan melatih kemampuan kegiatan.
Selanjutnya, menurut Arief S. Sadiman (2009: 74-75) kelebihan atau
keunggulan dari media video animasi, yaitu:
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan luar lainnya; 2) Penonton atau siswa dapat memperoleh informasi
dari ahli-ahli atau spesialis; 3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan
direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan
perhatian siswa pada penyajiannya; 4) Menghemat waktu dan rekaman dapat
diputar berulang-ulang; 5) Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang
bergerak atau objek berbahaya; 6) Keras lemahnya suara bisa diatur dan
disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar; 7) Guru bisa
mengatur di mana akan menghentikan gerakan gambar yang akan diperjelas
informasinya; 8) Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikan.
2. Kekurangan Media Video Animasi
Cecep Kustandi (2013: 64-65), menyatakan beberapa keterbatasan dalam
menggunakan media video pembelajaran yaitu: pengadaan video umunya
memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang banyak, pada saat diputarkan
video gambar dan suara akan berjalan terus sehingga tidak semua siswa mampu
mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut, video
yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang
diinginkan kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk diri
sendiri.
Sedangkan menurut Daryanto (2010: 90) media video animasi memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya:
1) Fine details, tidak dapat menampilkan objek sampai sekecil-kecilnya; 2)
Size Information, tidak dapat menampilkan onjek dengan ukuran yang
sebenarnya; 3) Third dimention, gambar yang ditampilkan dengan video
umumnya berbentuk dua dimensi; 4) Opposition, artinya pengambilan yang
kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam
menafsirkan gambar yang dilihat; 5) Material pendukung video membutuhkan
alat proyeksi untuk menampilkannya; 6) Untuk membuat program video
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

I. Model Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research and Development (R&D) atau
penelitian dan pengembangan menurut model Borg and Gall. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian dan pengembangan ini, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan
data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba
pemakaian, revisi produk, dan produksi masal.

J. Prosedur Penelitian dan Pengembangan


Prosedur pengembangan dalam penelitian ini adalah mengadopsi pada langkah-langkah
dengan model yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Adapun tahap pengembangan media
pembelajarn video animasi berdasarkan model pengembangan menurut Borg and Gall.

1. Potensi dan Masalah


Kegiatan awal sebelum melakukan pengembangan media pembelajaran berupa video
animasi, peneliti melakukan observasi guna mencari potensi dan masalah di SDN Sungai
Lulut 1 Banjarmasin. Potensi dari Madrasah belum diketahui, sedangkan masalah yang ada
yaitu kurangnya media pembelajaran matematika, keterbatsan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran serta tingkat kemampuan peserta didik yang berbeda-beda dalam
memahami materi pembelajaran, dengan adanya masalah tersebut peneliti mengembangkan
media pembelajaran video animasi.
2. Pengumpulan Data
Masalah yang ditemukan pada pra penelitian dijadikan sebuah potensi bagi peneliti,
sehingga dikumpulkan berbagai informasi mengenai media pembelajaran baru. Peneliti
mencari informasi melalui jurnal, buku, dan internet untuk mengetahui penelitian yang
menunjang pada media pembelajaran berikut cara pengoperasian dari media tersebut. Hasil
dari pengumpulan informasi peneliti mendapatkan suatu media pembelajaran baru yaitu
video pembelajaran agama islam.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan pada penelitian dan pengembangan ini berupa media
pembelajaran video animasi. Peneliti melakukan pembuatan desain awal dengan desain
penelitian sendiri, akan tetapi komponennya sudah disusun secara lengkap. dari sini,
nantinya produk pengembangan bisa diubah, ditambah atau dikurang lagi menyesuaikan
hasil validasi para ahli dan hasil uji coba lapangan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
berupa media secara rasional akan lebih efektif karena validasi bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional belum fakta lapangan.
5. Revisi Desain
Setelah menerima angket penilaian dari para ahli dan peserta didik terhadap produk
pengembangan, peneliti melakukan perbaikan atau revisi sesuai dengan penilaian yang
telah didapatkan dari para ahli dan peserta didik. Revisi produk ini digunakan untuk
menghasilkan video pembelajaran matematika yang lebih baik.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk merupakan bagian penting dalam penelitian pengembangan yang
dilakukan setelah revisi desin selesai. Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan
data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat efektifitas, efisiensi,
dan daya tarik dari produk yang dihasilkan. Untuk uji coba produk dilakukan dengan cara
uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.
7. Revisi Produk
Peneliti menguji media video pembelajaran matematika sebagai media pembelajaran
oleh para ahli dan di respon oleh peserta didik. Apabila masih ada bagian produk belum
seperti apa yang diharapkan, maka peneliti akan merevisi produk terhadap kelemahan
tersebut sampai menjaid produk final yang siap digunakan sebagai media pembelajaran.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah melakukan tahap revisi produk maka peneliti menguji cobakan kembali produk
yang akan dikembangkan untuk mengetahui kelayakan dan keberhasilan produk tersebut
ketika digunakan di lapangan. Pengujian lapangan bisa dilakukan pada guru yang sama
dengan uji coba yang kedua. Pada tahap ini peneliti menggunakan produk pengembangan
media pembelajaran di kelas secara langsung. Hal tersebut dilakukan supaya peneliti bisa
mengetahui secara langsung efektif atau tidaknya produk yang dikembangkan.
9. Revisi Produk
Pada tahap ini, peneliti memperbaiki kembali produk yang dikembangkan jika
memang perlu adanya perbaikan. Hal tersebut dilakukan guna untuk mendapatkan hasil
produk pengembangan yang benar-benar bisa digunakan di lapangan dan mampu
membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Hasil
revisi produk ini bisa dikatakan sebagai final produk dalam proses peneltian dan
pengembangan ini.
10. Produksi Masal
Tahap terakhir yaitu, produksi masal. Setelah produk yang dikembangkkan dinyatakan
valid dan layak digunakan, maka peneliti dapat melakukan produksi masal supaya sekolah-
sekolah lain bisa menggunakan produk media pembelajaran video animasi di daerah
masing-masing.

K. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba


a. Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group Try-Out)
Sebelum diujikan langsung pada kelas besar, produk yang sudah dikembangkan
diuji cobakan terhadap uji kelompok kecil yang terdiri dari 8 siswa dari kelas III.
kemudian hasil dari uji coba kelompok kecil ini digunakan untuk menyempurnakan
produk yang selanjutnya diuji cobakan terhadap kelas besar.
b. Uji Coba Lapangan
Pada uji lapangan ini, penulis menerapkan produk dilapangan dengan jumlah
responden yang berbeda dari uji coba kepada kelompok kecil.Uji coba ini
dilaksanakan langsung pada siswa kelas III SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin. Setelah
melakukan uji coba berdasarkan prosedur yang ada, penulis mengidentifikasi (hasil
produk yang di uji coba) kelemahan dan kelebihan produk, sehingga nantinya dapat
direvisi.
2. Subjek Uji Coba
Murid kelas III SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin
3. Tempat dan Waktu Uji Coba
Di SDN Sungai Lulut 1 Banjarmasin
4. Jenis Data
Kuantitatif
5. Instrumen Pengumpulan Data

Jawaban
No. Pernyataan STS TS S SS
(1) (2) (3) (4)
1. Saya sangat tertarik dengan agama islam saat guru
menggunakan video animasi
2. Saya merasa kecewa apabila guru tidak
menggunakan media video animasi saat mengajar
agama islam

3. Saya selalu bersungguh-sungguh mengikuti


pelajaran agama saat menggunakan video animasi

4.. Saya memperhatikan pembelajaran yang sedang


berlangsung dengan video animasi (tidak
mengantuk dan berbicara dengan teman saat
pembelajaran berlangsung)
5. Saya belajar agama islam dengan video animasi
tanpa paksaan
6. Saya mengulang kembali apa yang telah saya
pelajari dengan menggunakan video animasi
pembelajaran
7. Saya bersemangat saat pembelajaran menggunakan
video animasi
8. Dengan adanya suara dan gambar, saya dapat
mengingat informasi yang dipelajari
9. Dengan model pembelajaran menggunakan video
animasi, saya faham dengan materi sholat (gerakan
sholat)
10. Setelah menonton video animasi, saya merasa
tertantang untuk menyelesaikan soal latihan

6. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh kemudian dianalisis. Teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah mendeskripsikan semua pendapat, saran, dan tanggapan validator yang didapat
dari lembar kritik dan saran. Data dari angket merupakan data kualitatif yang
dikuantitatifkan menggunakan Skala Linkert yang berkriteria empat tingkat kemudian
dianalisis melalui perhitungan presentase skor item pada setiap jawaban dari setiap
pertanyaan dalam angket.

L. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dirancang akan dilaksanakan pada waktu 3 bulan mendatang, yakni dari
mulai Januari 2022 hingga Maret 2022. Namun tahap pelaksanaan penelitian akan dimulai
dari bulan Februari 2022.

M. Daftar Pustaka

Cahyani, Fitriani Dwi.2021. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO


ANIMASI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI 4 MUARO JAMBI. Jambi. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Anda mungkin juga menyukai