Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KETERAMPILAN MEMBACA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu : Dr. Abdul Basith, M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Nevita Zilfi Nadia 2220061


2. Maziyatul Iziyah 2220075
3. Muhammad Hadziqul Quluub 2220098
4. Fahmiatun Ni’mah Nailia 2220132

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ABDURRAHMAN WAHID


PEKALONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah Tes Keterampilan Membaca.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab yaitu Bapak Dr. Abdul Basith,
M.Pd.I. Yang telah memberi doa dan dukungan kepada kami dalam pembuatan makalah
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis dan susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami akan sangat menghargai kritik dan saran dari para
pembaca dan pendengar guna menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat memeberikan manfaat pada kita semua.

Pemalang, 1 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5

A. Latar Belakang..............................................................................................................5

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................6

C. Tujuan............................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................7

A. Konsep Dasar Tes Keterampilan Membaca...............................................................7

B. Tingkatan Tes Keterampilan Membaca.....................................................................9

C. Komponen atau Aspek dalam Tes Keterampilan Membaca..................................11

D. Bentuk-bentuk Tes Keterampilan Membaca...........................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................................15

A. Kesimpulan..................................................................................................................15

B. Saran.............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan


pihak lain melalui sarana tulisan. Dalam kegiatan membaca diperlukan pengetahuan
tentang sistem penulisan, khususnya yang menyangkut huruf dan ejaan. Pada hakikatnya
huruf atau tulisan hanyalah lambang bunyi bahasa tertentu.
Membaca (‫راءة‬AAA‫ )ق‬adalah kegiatan yang meliputi pola berfikir, menilai
menganalisis dan memecahkan masalah. Dengan menbaca, setiap individu dapat
mempelajari dan berinteraksi dalam dunia di luar dirinya. Kehidupan manusia tidak
hanya dikomunikasikan melalui media lisan semata, namun terkadang memerlukan
media tertulis, apalagi bila dikaitkan dengan keinginan untuk memahami khazanah
intelektual islam san modern. Disinilah pentingnya makna ‘membaca’.
Dalam kontek pembelajaran bahasa arab, membaca memiliki urgenitas tersendiri
yakni, membaca merupakan kunci untuk membuka khazanah pengetahuan dan
kebudayaan Islam, long life education tidak akan terwujud kalau yang tidak
melakukannya tidak dapat membaca dan memahami khazanah intelektual klasik dan
modern. Maka dari ini untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat menguasai
kemampuan dalam membaca, khususnya dalam pembelajaran bahasa arab maka seorang
pedidik harus dapat mengukurnya. Pada makalah ini akan dipaparkan bagaimana dan
mengunakan apa dalam mengukur kemampuan membaca (‫) مهارة القراءة‬.
Keberhasilan proses belajar mengajar dikelas dapat dilihat dari sejauh mana
penguasaaan kompetensi yang telah dikuasai oleh seluruh pelajar dikelas
itu.Keberhasillan ini selalu dikaitkan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensiyang
ingin dicapai. Pada dasarnya hasil belajar siswa dapat dinyatakan dalam tigaaspek, yang
biasa disebut domain atau ranah. Hanya porsi dari masing-masingranah tersebut
bervariasim sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.1
Tujuan penilaian hasil belajar bahasa Arab adalah untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan, mengetahui kecakapan,
motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran bahasa
Arab, mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar bahasa Arab oleh

1
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2014), hlm. 275
peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan,
mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran bahasa Arab, menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis
pendidikan tertentu, menentukan kenaikan kelas, menempatkan peserta didik sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. 2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar Tes Keterampilan Membaca?
2. Apa saja tingkatan dari Tes Keterampilan Membaca?
3. Apa saja komponen atau aspek daalam Tes Keterampilan Membaca?
4. Bagaimana bentuk-bentuk soal Tes Keterampilan Membaca?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar Tes Keterampilan Membaca
2. Untuk mengetahui tingkatan dari Tes Keterampilan Membaca
3. Untuk mengetahui komponen atau aspek dalam Tes Keterampilan Membaca
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk soal Tes Keterampilan Membaca

2
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
2013)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Tes Keterampilan Membaca


Seperti yang telah kita ketahui, di dalam pengukuran selalu ditanyakan apa yang
diukur dan bagaimana mengukurnya. Dalam mengukur kemampuan membaca, yang
akan diukur adalah ketrampilan membaca. Namun agar menjadi jelas, ketrampilan yang
akan diukur itu akan dirinci, baik proses komponen kemampuan yang terlibat di
dalamnya, maupun bacaannya.
Pendapat awam menganggap bahwa membaca adalah mencocokkan bunyi dan
huruf. Definisi itu nampaknya ringkas dan jelas, namun itu hanya mekanisme dasar
membaca, dan kita tidak melihat di dalamnya apa tujuan mencocokkan bunyi dengan
huruf itu. Mungkin definisi ini hanya dapat diterapkan pada anak yang belajar mengaji.
Setelah belajar beberapa lama, ia akan mampu melafalkan apa yang tertulis dengan
aksara arab di dalam kitab suci al-Qur’an, namun ia tidak memahami apa yang dilafalkan
itu.
Definisi lain yang lebih lengkap adalah melihat dan memahami tulisan dengan
melafalkan atau hanya dalam hati. Definisi ini mencakup tiga unsure dalam kegiatan
membaca, yaitu pembaca melihat, memahami dan melisankan dalam hati.3
Keterampilan membaca merupakan kegiatan yang reseptif, yang merupakan
aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan.
Kegiatan membaca diperlukan pengetahuan tentang sistem penulisan, khususnya yang
menyangkut huruf dan ejaan. Dalam dunia pendidikan, kegiatan membaca biasanya
digunakan sebagai teknik untuk memperoleh informasi dan memperkuat pengetahuan
dari teori.4 Oleh karena itu, membaca memegang peranan penting dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat
penting, tanpa membaca kehidupan seseorang akan statis dan tidak berkembang. Dalam
pembelajaran bahasa arab, urgensi keterampilan membaca tidak dapat diragukan lagi,
sehingga pengajaran membaca merupakan salah satu kegiatan mutlak yang harus
diperhatikan.

3
Rahayu S. Hidayat, Pengetesan kemampuan membaca secara komunikatif (Jakarta: Intermasa, 1990), hlm. 27
4
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. BPFE; Yogyakarta
Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki untuk mengembangkan
keterampilan membaca bahasa arab antara lain adalah sebagai berikut: 5
a. Kemampuan membedakan huruf dan kemampuan mengetahui hubungan
antara lambang dan bunyinya.
b. Kemampuan mengenal kata; baik di dalam sebuah kalimat maupun tidak.
c. Memahami makna kata sesuai dengan konteks.
d. Memahami makna nyata (dzahir) sebuah kata.
e. Mengetahui hubungan logis dan penggunaan kata penghubung dalam suatu
kalimat.
f. Menyimpulkan isi wacana dengan cepat.
g. Membaca kritis.
h. Memahami metode gaya bahasa penulis.
i. Menemukan informasi tersurat ataupun tersirat sesuai dengan yang diharapkan
penulis.
j. Membaca cepat.
k. Ketelitian dan kelancaran membaca.
l. Menentukan tema atau judul bacaan.
m. Menemukan ide pokok dan ide penunjang.

Untuk melakukan uji keterampilan membaca, hendaknya seorang guru


mengetahui jenis-jenis membaca terlebih dahulu agar materi yang akan diujikan betul-
betul sesuai dengan apa yang diharapkan. Tes membaca merupakan tes keterampilan
bahasa yang terintegratif. Dikatakan demikian karena tes ini memadukan sejumlah
komponen yang dijadikan sasaran tes. Komponen tersebut meliputi isi bacaan, bahasa
bacaan, dan komposisi bacaan.6
Menurut M. Soenardi Djiwandoni, pengertian dan penggunaan tes bahasa erat
kaitannya dengan kemampuan berbahasa, tidak dengan pengetahuan tentang bahasa. Tes
yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pengetahuan tentang bahasa
seperti pengetahuan tentang tatabahasa, bentuk kata, bunyi bahasa, dan sebagainya,
meskipun ada hubungan dengan bahasa, bukan merupakan tes bahasa.7
5
H.M. Abdul Hamid,M.A., Mengukur kemampuan bahasa arab untuk studi islam, (Malang: UIN Maliki Press,
2010), hal:63
6
Syihabuddin. 2008. Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia SPS UPI; Bandung.

7
M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran, (Bandung: Penerbit ITB, 1996), hlm 2.
Yang dimaksud mengukur kemampuan membaca bahasa arab pada dasarnya
adalah mengukur kemampuan memahami teks bacaan bahasa arab (fahm al-maqru),
tetapi ada juga yang menambahnya dengan mengukur kemampuan kebenaran membaca
yang meliputi: kebenaran dalam membaca dari segi pengucapannya, dan kebenaran
nahwu dan sharafnya.
Untuk memahami kemampuan memahami teks bacaan berbahasa arab disebut
dengan al-qiraah al-shamitah  (membaca dalam hati), dan untuk mengukur kebenaran
dalam membaca disebut al-qiraah al-jahriyah (membaca dengan suara keras).

B. Tingkatan Tes Keterampilan Membaca


Fokus tes kemampuan membaca adalah kemampuan memahami informasi yang
terkandung dalam tuturan. Kegiatan memahami informasi itu sendiri sebagai aktivitas
kognitif yang dapat diselesaikan atau dilakukan secara bertahap, karena bidang kognitif
yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom meliputi: tingkat memori, tingkat
pemahaman, tingkat penerapan, tingkat analisis, tingkat sintetis dan tingkat evaluasi.
Berikut ini akan dibahas dan menggambarkan tingkat tes kognitif yang disebutkan dalam
tes kemampuan membaca.
1. Tes Kemampuan Membaca Tingkat Memori
Tes kemampuan membaca pada tingkat memori hanya mengharuskan siswa
melafalkan fakta, definisi atau konsep yang terdapat dalam tes ujaran. Karena fakta,
definisi atau konsep yang terkandung dalam wacana dapat ditemukan dan dibaca
berkali-kali. Intinya, tes tingkat memori hanya melibatkan pengenalan, menemukan
fakta dalam ucapan dan mentransfernya ke lembar jawaban yang diminta.
2. Tes Kemampuan Membaca Tingkat Pemahaman
Tes kemampuan membaca tingkat pemahaman menuntut siswa untuk dapat
memahami teks yang dibacanya. Pemahaman tersebut juga ditujukan untuk
memahami isi bacaan, menemukan hubungan antar benda, dan sebagainya. Soal tes
kemampuan membaca untuk tingkat pemahaman ini tergolong tidak sulit, walaupun
lebih tinggi dari kemampuan daya ingat, tetapi masih pada tingkat aktivitas kognitif
sederhana. Persiapan ujian hendaknya tidak hanya dengan mengutip kalimat-kalimat
dalam konteks kata demi kata, tetapi dengan parafrase. Oleh karena itu, siswa tidak
hanya mengenali dan mencocokkan teks jawaban, siswa juga dituntut untuk dapat
memahaminya. Kemampuan siswa dalam memahami dengan benar dan memilih
tafsir merupakan bukti bahwa siswa dapat memahami bacaan yang diujikan.
3. Tes Kemampuan Membaca Tingkat Penerapan
Tes tingkat penerapan menuntut siswa untuk dapat mengaplikasikan
pemahamannya pada situasi atau hal terkait lainnya. Hal yang sama berlaku untuk
tes kemampuan membaca. Mahasiswa dituntut mampu menerapkan atau
memberikan contoh baru, seperti contoh konsep, pemahaman atau pendapat yang
ditunjukan dalam wacana. Kemampuan siswa dalam memberikan contoh,
demonstrasi, atau hal serupa lainnya membuktikan bahwa siswa telah memahami
apa yang sedang dibahas. Untuk mengukur apakah siswa benar-benar memahami
konsep berbeda dari konsep pemungutan, interferensi dan transfer, kita dapat
menanyakan beberapa pertanyaan yang dapat diterapkan nantinya.
4. Tes Kemampuan Membaca Tingkat Analisis
Tes kemampuan membaca pada tingkat analisis menuntut siswa untuk dapat
menganalisis informasi tertentu dalam tuturan, mengidentifikasi atau membedakan
pesan atau informasi, dll. Aktivitas kognitif yang diperlukan untuk tugas ini lebih
dari sekadar memahami isi ucapan. Pemahaman yang dibutuhkan adalah
pemahaman yang lebih ketat, pemahaman yang lebih rinci tentang bagian-bagian
yang lebih spesifik. Kemampuan memahami wacana pada tataran analisis meliputi
penentuan gagasan pokok dan gagasan penjelas dalam suatu paragraf, menentukan
kalimat yang memuat gagasan pokok, jenis paragraf berdasarkan posisi kalimat
pokok, kemampuan menunjukkan tanda hubung antar paragraf, dan seterusnya.
5. Tes Kemampuan Membaca Tingkat Sintetis
Tes kemampuan membaca tingkat sintetis atau komprehensif menuntut siswa
untuk dapat menjalin hubungan atau generalisasi antara hal, konsep, pertanyaan atau
pendapat yang terkandung dalam wacana. Tingkat aktivitas yang komprehensif ini
berupa aktivitas yang menghasilkan pertukaran baru, memprediksi dan
menyelesaikan masalah. Aktivitas kognitif pada level sintetis adalah aktivitas
kompleks level tinggi. Tes yang disediakan juga membutuhkan tugas kognitif yang
tidak sederhana, sehingga tidak setiap siswa dapat berpikir atau mengerjakan dengan
baik.
Tingkat komprehensif kerja kognitif menunjukkan cara dan proses berpikir
siswa. Oleh karena itu berbeda dengan tes kognitif level sebelumnya, pada tes level
komprehensif mungkin terdapat variasi jawaban siswa yang berbeda-beda. Tes ini
untuk melatih dan mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan mencari solusi
dari masalah logika.
6. Tes Kemampuan Membaca Tingkat Evaluasi
Tes kemampuan membaca pada tingkat evaluasi atau penilaian mengharuskan
siswa untuk memberikan penilaian terkait tuturan yang mereka baca, baik yang
melibatkan isi atau pertanyaan maupun gaya naratif dari tuturan itu sendiri.
Misalnya, evaluasi isi wacana adalah mengevaluasi gagasan, konsep, cara
pemecahan masalah, bahkan cara menemukan dan mengevaluasi cara memecahkan
masalah. Tes level ini sangat cocok untuk melatih dan mengukur pemikiran dan
proses siswa. Oleh karena itu, tes komposisi yang memungkinkan siswa berpikir dan
bernalar secara kreatif lebih tepat daripada tes objektif. Tes komposisi tingkat
penilaian memungkinkan siswa untuk secara kreatif menunjukkan kemampuan
berpikir dan bernalar, dan jawabannya dapat bervariasi antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain dalam satu kelas. Artinya, tidak hanya satu jawaban tertentu
yang benar, tetapi beberapa jawaban berbeda yang benar karena dapat diartikan
sebagai jawaban yang sama.

C. Komponen atau Aspek dalam Tes Keterampilan Membaca


Harris (1977:59) dan Hiram (1973:84) mengajukan beberapa aspek pengujian
kemampuan membaca, antara lain:
Aspek pertama, yaitu bahasa dan simbol tertulis. Aspek ini termasuk kemampuan
memahami kata-kata yang digunakan dalam tulisan biasa dan kemampuan memahami
istilah-istilah tertulis yang jarang digunakan dalam tulisan biasa dan menggunakan
makna khusus yang terdapat dalam bahan bacaan. Mampu memahami pola kalimat dan
bentuk kata yang sulit ditemukan dalam tuturan jangka panjang, namun sulit ditemukan
pada karya resmi. Kemampuan menjelaskan simbol atau lambang yang digunakan dalam
menulis, seperti catatan bacaan, huruf kapital, penulisan paragraf, huruf miring, dan
tampilan tebal untuk memperjelas makna yang terkandung dalam bacaan.
Aspek kedua adalah pemikiran, meliputi: kemampuan mengenali maksud penulis
dan pokok pikiran dalam membaca, kemampuan memahami pikiran yang mendukung
pemikiran utama dalam membaca, kemampuan menarik kesimpulan dan membuat
kesimpulan yang benar tentang isi bacaan.
Nada dan gaya merupakan aspek ketiga, yang meliputi: mampu mengenali sikap
pengarang terhadap pertanyaan yang diajukan, sikap pengarang terhadap pembaca, dan
kemampuan memahami nada tulisan berdasarkan bacaan; mampu mengenali
keterampilan pengarang dalam menyampaikan ide dalam gaya membaca dan menulis.
Sejalan dengan Harris, Smith (1973: 231-4) percaya bahwa kegiatan membaca
pemahaman dapat diukur oleh siswa dan kemampuan mereka untuk menafsirkan makna
dengan jelas diberikan dalam kata-kata. Secara rinci aspek evaluasi meliputi: (a)
pemahaman literal, (b) pemahaman inferensial, dan (c) pemahaman rinci. Aspek-aspek
yang dikemukakan oleh kedua ahli tersebut masih harus disesuaikan dengan materi tes
dan tolok ukur evaluasi agar sesuai dengan jenjang pendidikan, karena pemahaman siswa
SMP dan SMA akan berbeda, terutama bagi siswa, tentunya semua itu mengacu pada
Pedoman SKKD kursus yang tertera.

D. Bentuk-bentuk Tes Keterampilan Membaca


Sasaran utama tes kemampuan membaca, yaitu kemampuan siswa dalam memahami
isi bacaan serta untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif siswa memahami wacana
tulis.8
Berikut ini dikemukakan beberapa klasifikasi tes serta apa yang diukur dalam tes
tersebut, yaitu:
1. Mengukur kemampuan membaca dengan lancar, cemat dan tepat.
Contoh :
!‫إقراء النص األتي قراءة فصيحة‬
‫هر‬AA‫ أش‬.‫حاب‬AA‫ات س‬AA‫ة وناطح‬AA‫اني عظيم‬AA‫ فيها مب‬.‫ جاكرتا عاصمة إندونيسيا هي أكبر المدن في إندونيسيا‬...
‫ل‬AA‫يا ب‬AA‫ مسجد اإلستقالل أكبر المساجد في إندونيس‬:‫مبانيها قصر الدولة و البرج القومي و مسجد اإلستقالل‬
.‫في جنوب شرقي أسيا‬
2. Mengukur kemampuan membaca dalam memahami arti kosa kata tertentu (word
matching).
Contoh :
!‫أختر اإلجابة الصحيحة‬
:‫ عاصمة بمعني‬.‫جاكرتا عاصمة إندونيسيا‬
Kota besar -‫ا‬
Ibu kota -‫ب‬
Daerah khusus -‫ج‬
3. Mengukur kemampuan membaca dalam menemukan fakta tersurat dalam teks.
Contoh :
! ‫أجب عن األسئلة األتية طبقا للنص السابق‬
‫ا – اين يقع مسجد اإلستقاللل ؟‬
8
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 1988), hlm. 226
‫ب – ما أهم المباني في جاكرتا ؟‬
‫‪4.‬‬ ‫‪Mengukur kemampuan membaca dalam menemukan makna tersirat dalam teks.‬‬
‫‪Contoh :‬‬
‫أجب عن األسئلة الألتية طبقا للنص السابق !‬
‫ا – أيهما أكبر مسجد اإلستقالل أم المسجد الحرام؟‬
‫ب ‪ -‬أيهما أكبرمدينة‪ A‬جاكرتا أم سورابايا ؟‬
‫‪5.‬‬ ‫‪Mengukur kemampuan membaca dalam menemukan ide pokok paragraph.‬‬
‫‪Contoh :‬‬
‫أصبح العالم – اليوم – قرية صغيرة‪ ,‬بسبب وسائل النقل الحديثة‪ ,‬و وسائل اإلتص‪A‬ال الحديث‪A‬ة‪ .‬كي‪A‬ف يعيش‬
‫سكان هذه القؤية الصغيرة ؟ إنّني أدعوك يا صاحبي لزيارة خذه القرية الصغيرة‪ .‬هيا نتجول فيه‪AA‬ا‪ ,‬وننظ‪AA‬ر‬
‫كيف يعيش سكانها‪ .‬سأصحابك معي في طائرتي‪ .‬إنني أملك طائرة س‪A‬ريعة‪ ,‬أس‪A‬رع من الص‪A‬وة‪ .‬تفض‪A‬ل ي‪A‬ا‬
‫صاحبي‪ ,‬إركب الطائرة‪,‬و هيا بنا ننطلق‪.‬‬
‫إقراء النص السابق ثم ح ّدد الفقرة الرئسة بوضع عالمة (‪ )X‬علي اإلجابة الصحيحة !‬
‫‪ – 1‬الفقرة الرئسة في القراءة‪ ,‬هي‪:‬‬
‫ا – وسائل النقل الحدصثة‪.‬‬
‫ب – وسائل اإلتصال الحدثة‪.‬‬
‫ج – العالم قرية صغيرة‪.‬‬
‫د – دول الشمال و الجنوب‪.‬‬
‫‪6.‬‬ ‫‪Menemukan ide penunjang dalam paragraph.‬‬
‫‪Contoh :‬‬
‫في ضوء النص السابق ح ّدد الفقرة المساعدة فيه بوضع عالمة (‪ )X‬علي اإلجابة الصحيحة !‬
‫‪ – 1‬الفقرة المساعدة في القراءة السابقة‪ ,‬هي‪:‬‬
‫ا – الطائرة من أحدث وسائل النقل‪.‬‬
‫ب – يدعو الكاتب للسفر بطائرته‪.‬‬
‫ج – السكان يعيش في القرية‪.‬‬
‫د – العالم كان كبيرا‬
‫‪7.‬‬ ‫‪Menghubungkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan.‬‬
‫‪Contoh :‬‬
‫في ضوء النص السابق ْاجب عن ا ْ‬
‫السئلة !‬
‫هل هناك عالقة بين وسائل النقل و االتصال بمساحة العالم؟ اشرح!‬ ‫‪-1‬‬
‫‪8.‬‬ ‫‪Mensarikan atau menyimpulkan ide pokok bacaan.‬‬
‫‪Contoh :‬‬
‫المضمون الرئيسي في النص السابق ‪:‬‬ ‫‪-1‬‬
‫تج ّول المتكلم في العالم مع صاحب بالطائرة السريعة‪.‬‬ ‫أ‌‪-‬‬
‫ب‌‪ -‬تعجب المتكلم وصاحبه بدول الشمال الغنية والمتقدمة‪.‬‬
‫ت‌‪ -‬تقدم وسائل النقل واالتصال جعل العالم قرية صغيرة‪.‬‬
‫ْاصبح دول الجنوب فقيرة بسبب تقدم وسائل النقل واالتصال‪.‬‬ ‫ث‌‪-‬‬
‫‪9.‬‬ ‫‪Mengkomentari dan mengkritisi bacaan.‬‬
‫‪9‬‬ ‫ما ْ‬
‫رايك في هذا الجزء (النص السابق) ؟‬ ‫‪-1‬‬

‫‪BAB III‬‬
‫‪PENUTUP‬‬

‫‪9‬‬
‫‪Op.Cit,hlm.174-179‬‬
A. Kesimpulan

Tes membaca merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan dalam hal memahami isi bacaan. Adapun tujuan dari tes membaca terdapat 3,
yakni: Untuk mengukur tingkat kognitif siswa dalam memahami wacana tulisan, untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam hal qowaid atau kaidah tata bahasa Arab, untuk
mengetahui seberapa banyak kosakata yang siswa ketahui, sehingga siswa dapar mengerti isi
dari bacaan yang siswa baca.
Selain itu, juga terdapat beberapa indikator tes bahasa Arab, yaitu: Ketepatan bacaan,
kelancaran, intonasi dan kefasihan. Sedangkan kompetensi tes bahasa Arab adalah: membaca
dengan lancar, cepat dan tepat, menentukan arti kosa kata dalam konteks kalimat tertentu,
menemukan fakta tersurat dalam tes, menemukan makna tersirat dalam teks, menemukan ide
pokok dalam paragraf, menemukan ide penunjang dalam paragraf, menghubungkan ide-ide
yang terdapat dalam bacaan, mensarikan/menyimpulkan ide pokok bacaan, menangkap pesan
sebuah bacaan dengan cepat, mengomentari dan mengkritisi bacaan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembeajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.

Ainin, Muhammad, M. Tohir dan Imam Asrori. 2006. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab.
Malang: Misykat

Burhan, N. d. (2001). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Djiwandono, M. S. (1996). Tes Bahasa Dalam Pengajaran . Bandung: Penerbit ITB.

Hamid, A. (2010). Mengukur Kemampuan Bahasa Arab Untuk Studi Islam. Malang: UIN
Maliki Press.

Hermawan, A. (2014). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Hidayat, R. S. (1990). Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatif. Jakarta:


Intermasa.

Nugiyantoro, B. (1988). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta:


BPFE.

Syihabuddin. (2008). Evaluasi Pegajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Program Studi


Pendidikan Bahasa Indonesia SPS UPI.

Anda mungkin juga menyukai