Anda di halaman 1dari 21

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN

MUTHOLA’AH UNTUK MENINGKATKAN MAHARAH QIRO’AH


SISWA KELAS VII MTs PERSIS I PAJAGALAN

Dosen Pembimbing:
Nanang Kosim, M.Ag.
Ade Arip Ardiansyah, M.Pd.

Oleh:
Aas Asiah
Alvin Tubagus Cahya Nugraha
Anisa Fitri Mulyati
Eva Nur Falah
Faris Salman
Febriana Nur Insani Saputri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................................. 3
C. Batasan Masalah .................................................................................................................. 3
D. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 4
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 6
A. Kajian Teori ......................................................................................................................... 6
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................................... 11
C. Kerangka Berpikir .............................................................................................................. 12
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................................................ 14
METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 15
A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................................................ 15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................................. 16
C. Subjek Penelitian ............................................................................................................... 16
D. Jenis Penelitian................................................................................................................... 16
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................. 17
F. Instrumen Penelitian .......................................................................................................... 17
G. Teknik Analisis Data.......................................................................................................... 18

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh manusia untuk mengungkapkan ide
dan gagasan yang dihasilkan oleh pikirannya. Perbedaan setiap bahasa dipengaruhi oleh berbagai
faktor termasuk faktor geografis, sehingga setiap kelompok orang pada satu daerah memiliki
bahasa yang berbeda dengan kelompok di daerah lain. Istilah bahasa asing digunakan untuk
merujuk pada bahasa selain bahasa yang sejak awal dikuasai oleh sekelompok manusia.
Berkembangnya kesadaran akan peran globalisasi dalam kehidupan sehari-hari membuat orang-
orang mulai merasa perlu untuk menguasai bahasa asing. Sebagai konsekuensi logisnya
pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan berbagai medianya
bahkan sudah bisa didapatkan oleh setiap kalangan masyarakat, terutama pelajar.

Secara umum, proses pemerolehan suatu bahasa mengharuskan pemerolehan empat


keterampilan bahasa, yaitu keterampilan menyimak (maharah Istima’), berbicara (maharah
kalam), membaca (maharah qira’ah), dan menulis (maharah kitabah). Setiap keterampilan itu
erat kaitannya satu sama lain, sebab dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya
ditempuh melalui hubungan urutan yang teratur. Pada keterampilan berbahasa yang ketiga adalah
membaca. Keterampilan membaca itu sangat penting karena merupakan kemampuan bagi siswa
yang harus dikuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan
pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan
membacanya. Oleh karena itu pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Pendidikan bahasa Arab biasanya diterapkan di sekolah-sekolah berbasis Islam dengan


menggunakan berbagai sistem, seperti sistem integratif, sistem terpisah, dan sistem gabungan.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilaksanakan di MTs Persis I Pajagalan diketahui bahwa
sekolah tersebut menggunakan sistem pengajaran bahasa Arab terpisah atau dikenal dengan istilah
nazariyatul furu’. Dalam sistem ini pelajaran bahasa Arab dibagi menjadi beberapa mata pelajaran,
seperti nahwu, shorf, muthola’ah, insya, istima’, imla, khat, dan lainnya. Setiap mata pelajaran
masing-masing memiliki jam pertemuan, buku ajar, evaluasi, dan nilai hasil belajarnya sendiri.

1
Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah ini adalah mata pelajaran
muthola’ah.

Pembelajaran muthola’ah erat kaitannya dengan keterampilan membaca atau maharah


qiro’ah. Tujuan akhir dari pembelajaran qiro’ah adalah agar siswa memiliki keterampilan
membaca, meliputi mampu membaca bacaan dengan benar, memahami apa yang dibacanya, bukan
hanya teks-teks yang dipelajarinya, namun juga teks-teks baru yang ditemuinya di kehidupan
nyata. Pada pelajaran muthola’ah, sejalan dengan tujuan pembelajaran keterampilan qiro’ah, siswa
dibimbing untuk membaca teks berbahasa arab baik bersuara maupun tanpa suara dengan
memerhatikan harakat atau tanda baca secara benar dan tepat serta memahami makna yang
terkandung dalam bacaan tersebut.

Pembelajaran bahasa Arab di sekolah masih menghadapi berbagai kendala, termasuk dalam
pelajaran membaca. Observasi kegiatan belajar mengajar dan wawancara terhadap guru juga siswa
yang telah dilakukan menunjukkan beberapa kendala yang turut dihadapi oleh pelajar maupun
pengajar Muthola’ah di MTs Persis I Pajagalan, di antaranya adalah rendahnya minat dan hasil
belajar siswa, proses pembelajaran dianggap sulit dan dominan hafalan sehingga cenderung
membosankan, tidak ada media yang gunakan selain buku pelajaran, metode yang digunakan
monoton, hingga kendala dari beragamnya tingkat keterampilan membaca siswa, seperti masih
terbata-bata dalam membaca, intonasi yang digunakan tidak sesuai-cenderung seperti membaca
al-qur’an, dan pengucapan huruf yang tidak sesuai dengan makhrajnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran
adalah penggunaan metode yang tepat. Metode yang baik dan efektif dapat membantu pengajar
dalam mengantarkan siswa meraih tujuan pembelajaran yang diinginkan. Metode pembelajaran
yang tepat dengan teknik belajar yang sesuai dapat membantu berlangsungnya proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan terarah. Salah satu teknik yang dapat diterapkan khususnya
untuk menghadapi permasalahan dengan spesifikasi di atas adalah menggunakan al-lu’bah al-
lughawiyah atau permainan bahasa. Permainan bahasa (al’ab lughowiyah) adalah proses
mempelajari suatu bahasa melalui permainan. Perlu digarisbawahi bahwasanya permainan bahasa
tidak hanya dilakukan untuk menghasilkan suasana menyenangkan, namun juga harus mampu
melatih keterampilan berbahasa.

2
Dengan suasana menyenangkan, kondisi jenuh dan monoton akan hilang tergantikan oleh
kondisi yang penuh antusias dan partisipasi siswa. Sehingga dengan hal itu minat belajar siswa
akan bertambah, dan keterampilan membaca maupun keterampilan bahasa lainnya akan terasah
dengan lebih efektif. Dengan landasan tersebut peneliti memiliki asumsi bahwa penggunaan
permainan bahasa dalam pembelajaran muthola’ah dapat meningkatkan keterampilan membaca
siswa kelas VII MTs Persis I Pajagalan.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti mengindetifikasi masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:

1. Rendahnya minat belajar siswa;


2. Proses pembelajaran yang membosankan dan dianggap sulit karena dominan hafalan bukan
pemahaman;
3. Minimnya penggunaan media pembelajaran, sehingga siswa dan guru hanya fokus pada teks
dalam buku;
4. Metode pembelajaran yang digunakan dianggap terlalu monoton dan tidak menarik minat
belajar siswa;
5. Perbedaan tingkat keterampilan membaca siswa. Ada yang sudah lancar membaca namun ada
pula yang masih terbata-bata, intonasi membaca seperti membaca alqur’an, dan keliru dalam
mengucapkan huruf sesuai makhrajnya.
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah penelitian didasari pada ruang lingkup kajian penelitian yang dibatasi
pada inovasi metode pembelajaran dengan menerapkan permainan kebahasaan sebagai tindakan
untuk mengatasi masalah kesulitan belajar bahasa Arab pada kompetensi membaca (Qiro’ah) di
kelas VII MTs Persis I Pajagalan. Populasi subyek penelitian ini berjumlah 36 orang yang terdiri
dari 19 orang perempuan dan 17 orang laki-laki. Penelitian dilaksanakan pada kurun waktu empat
bulan, yaitu bulan Agustus, September, Oktober, dan November pada tahun 2022. Pelaksanaan
tindakan yaitu melalui siklus tindakan yang dilaksanakan berulang, kemudian data yang diperoleh
dari hasil penelitian dianalisis menggunakan rumus persentase.

3
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas maka permasalahan
yang dibahas sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran muthala’ah sebelum


menggunakan permainan bahasa pada siswa kelas VIII MTs Persis 1?

2. Bagaimana penerapan pembelajaran muthala’ah dengan menggunakan permainan bahasa


untuk meningkatkan maharah al-qiro’ah terhadap siswa kelas VIII MTs Persis 1?

3. Bagaimana peningkatan hasil keberhasilan siswa kelas VIII MTs Persis 1 dalam pembelajaran
muthala’ah dengan menggunakan permainan bahasa?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari peneitian ini adalah
Sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran muthala’ah sebelum
menggunakan permainan bahasa pada siswa kelas VIII MTs Persis 1

2. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran muthala’ah dengan menggunakan permainan


bahasa untuk meningkatkan maharah al-qiro’ah terhadap siswa kelas VIII MTs Persis 1.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil keberhasilan siswa kelas VIII MTs Persis 1 dalam
pembelajaran muthala’ah dengan menggunakan permainan bahasa.

F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Menjadi referensi bagi para peneliti berikutnya untuk menggali strategi pembelajaran inovatif
dengan menggunakan permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan membaca dalam
pembelajaran muthola’ah.

2. Menambah wawasan para guru khususnya guru bahasa Arab, guna menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan.

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa

a. Lebih mudah membaca kalimat bahasa Arab


4
b. Menguasai kosa-kata yang terdapat dalam kalimat

c. Meningkatkan karakter kerja sama dan tolong menolong dalam menyelesaikan masalah.

d. Merasa senang belajar bahasa Arab karena siswa lebih aktif di kelas sehingga tidak
mengantuk, terlebih mata pelajaran bahasa Arab terutama pembelajaran muthola’ah.

2. Guru

a. Menjadi model/contoh pembelajaran bagi para guru yang telah menggunakan permainan
Bahasa untuk mewujudkan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menarik).

b. Memberikan alternatif strategi dan model dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran
bahasa Arab.

c. Memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab pada kompetensi


membaca di Madrasah Tsanawiyyah Persis 1 Pajagalan kelas VII.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keterampilan Membaca
a. Pengertian

Maharah al-qiraah atau keterampilan membaca adalah sebuah proses yang dilakukan dan
digunakan oleh pembaca untuk mendapat suatu pesan, yang hendak diungkapkan oleh penulis
melalui media kata-kata (Tarigan, 2008: 7). Senada dengan itu, membaca merupakan sebuah
proses berfikir pembaca terhadap penafsiran sebuah simbol/kata melalui indra penglihatan
untuk memahami pesan yang disampaikan (Fathi Ali Yunus; dalam Hidayah, 2013).

Dari penjelasan tentang membaca di atas, kita bisa pahami bahwa membaca merupakan
salah satu dari empat kemampuan berbahasa yang sangat penting bagi pembelajar bahasa
Arab. Kemampuan membaca ini tidak berhenti di membaca saja, namun juga mampu
memahami apa yang hendak disampaikan penulis dalam sebuah teks bacaan. Sedangkan
dalam memahi teks tesebut, siswa seyogyanya mampu mengerti makna dari setiap kata, frase
dan kalimat dalam sebuah teks bacaan. Sehingga siswa mampu memahami teks dengan baik
dan benar.

b. Aspek-aspek keterampilan membaca

Berkaitan dengan membaca, kemampuan membaca tidak cukup hanya dengan


menyelesaikan bacaan suatu teks saja. Akan tetapi, membaca melibatkan serangkaian
keterampilan-keterampilan lainnya. Keterampilan membaca pada dasarnya mengandung dua
aspek, yaitu mengubah lambang tulis menjadi bunyi, dan menangkap arti dari pada seluruh
situasi yang dilambangkan dengan lambanglambang tulis dan bunyi tersebut (Mu’in, 2004;
dalam Khalilullah, 2011). Kedua aspek tersebut, merupakan indikator untuk mengetahui dan
mengukur sejauh mana siswa mampu melafalkan sebuah bunyi dan memamahi maksud dari
sebuah kata atau kalimat.

Lebih lanjut lagi, terdapat dua jenis teknik membaca yang menekankan pada pengajaran
dan pembelajaran maharah al-qiraah: pertama, al-qiraah al-jahriyah (mechanical or loud
reading), dan kedua al-qiraah al-samitah (mental or silent reading). Al-qiraah al-jahriyah
adalah membaca dengan suara yang keras yang menekankan pada pelafalan/pengucapan kata
6
dan bunyi yang tepat. Al-qiraah aljahriyah merupakan cara yang terbaik untuk memperbaiki
pelafalan/pengucapan kata dan meningkatkan kemampuan membaca (al Rukabi, 1986; dalam
Ghani et al, 2012). Dalam hal ini, al-qiraah al-jahriyah menekankan aspek perubahan
bunyi/nada dan intonasi serta untuk meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri
dikalangan siswa.

Al-qiraah al-samitah menekankan aspek pemahaman, yaitu membaca secara alami


sebagaimana dipraktekan dalam kehidupan manusia untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan seperti membaca teks bacaan, karya sastra, kisah romantis, cerita pendek, novel
dan sebagainya. Selain itu, al-qiraah al-samitah merupakan membaca dengan melihat huruf,
kata, frase dan kalimat serta memahami makna bacaan tanpa aktifitas organ bicara (Radliyah
Z, 2005:71).

Berdasarkan aspek-aspek membaca di atas, dapat diketahui bahwa keterampilan


membaca menekankan pada dua kemampuan dasar siswa dalam membaca, di antaranya
adalah al-qiraah al-jahriyah dan al-qiraah al-samitah. Kedua kemampuan membaca tersebut,
memliki teknik berbeda dalam menguasai keterampilan membaca. Al-qiraah al-jahriyah lebih
menekankan pada kemapuan siswa melafalkan bunyi, kata dan kalimat. Sedangkan al-qiraah
al- samitah menekankan siswa pada pemahaman kata, frase, atau kalimat dalam teks bacaan.

2. Muthola’ah
a. Pengertian

Kata muthala’ah berasal dari bahasa Arab (‫ )طالع‬yang berarti membaca, membaca dengan
teliti dan menelaah. Sedangkan menurut istilah, muthala’ah berarti kegiatan menelaah sebuah
pelajaran secara teliti dan mendalam. Pelajaran muthala’ah merupakan salah satu mata
pelajaran yang biasanya dipelajari oleh para santri di pondok pesantren. Pelajaran muthala’ah
ini berisi kisah-kisah inspiratif yang mengandung pesan positif yang sebagian isinya diambil
dari beberapa hadits Rasulullah SWA. Dalam pelajaran ini, para santri akan dituntut untuk
memahami teks-teks berbahasa Arab beserta kuncinya, karena memang ditulis dengan teks
Arab.

Ulin Nuha menyebutkan (Chusna, 2, 2018: 158) muthala’ah adalah nama lain dari mata
pelajaran keterampilan membaca atau yang sering dikenal dengan istilah qira’ah dalam bahasa
Arab. qira’ah atau disebut dengan keterampilan membaca, yaitu kemampuan mengenali dan

7
memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafadzkan atau
mencernanya didalam hati. Pada hakikatnya membaca adalah proses komunikasi antara
pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya.

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwasanya muthala’ah adalah mata


pelajaran yang ditulis dalam bentuk cerita dengan kegiatan membaca, artinya komunikasi
antara pembaca dan penulis tersampaikan lewat cerita pada mata pelajaran muthala’ah
tersebut. Pada kegiatan membaca ini juga tidak sepenuhnya dengan melafadzkan secara lisan
suatu bacaan itu melainkan juga harus menjiwai isi dari pada bacaan yang dibaca agar bisa
sepenuhnya memahami kalimat perkalimat bahasa serta dapat membuat pembaca mampu
memahami hikmah yang terkadung dalam cerita.

b. Tujuan

Berikut ini adalah tujuan dari pembelajaran muthala’ah (Bumi Damai Al Arifin, 2014):

1) Melatih anak didik terampil membaca huruf Arab dan Al-Quran dengan meperhatikan
tanda-tanda baca.
2) Dapat membedakan bacaan antara huruf satu dengan huruf lainnya, antara kalimat bahasa
yang samar, sehingga fasih lafadznya, lancar membacanya serta benar dan tepat sesuai
bacaan.
3) Dapat mensyiarkan dan melantunkan gaya bahasa Arab dan Al-quran secara tepat,
menarik hati kita supaya kita senang mendengarkannya.
4) Melatih anak didik untuk dapat membaca dan mengerti serta paham apa yang dibacanya.
5) Agar anak didik dapat membaca, membahas dan meneliti buku-buku agama, karya-karya
ulama besar dan pemikir islam yang umumnya karya mereka ditulis dalam bahasa Arab.
3. Permainan Bahasa
Dalam bahasa Arab permainan bahasa disebut dengan istilah Al-Al’aab Al-Lughowiyah
(‫ )األلعاب اللغوية‬dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan perlombaan yang dilakukan oleh peserta
didik untuk memahami suatu bahasa (Arifin, 2017). Sejalan dengan itu, pengertian lain
menyebutkan bahwa yang dimaksud permainan bahasa adalah sebuah aktivitas yang bertujuan
untuk memperoleh suatu keterampilan bahasa dengan cara yang menyenangkan (Kosim, 2016).

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bahasa (al’ab lughowiyah)
adalah proses mempelajari suatu bahasa melalui permainan. Perlu digarisbawahi bahwasanya

8
permainan bahasa tidak hanya dilakukan untuk menghasilkan suasana menyenangkan, namun juga
harus mampu melatih keterampilan berbahasa. Permainan bahasa merupakan salah satu langkah
pendekatan dalam pembealjaran bahasa, jadi dalam pelaksanaannya tidak dimaksudkan untuk
mengetahui atau mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Permainan bahasa harus mengandung
setidaknya dua kegiatan utama yaitu memperoleh kesenangan dan melatih keterampilan berbahasa.
Apabila tidak terpenuhi kedua hal tersebut maka kegiatan itu tidak bisa disebut sebagai permainan
bahasa (Mujib & Rahmawati, 2011).

Hubungan antara permainan dan pembelajaran memang tidak selalu saling terikat,
pembelajaran tidak selamanya membutuhkan permainan dan permainan tidak selalu bertujuan
mempercepat proses pembelajaran. Akan tetapi, memanfaatkan permainan dalam pembelajaran
dapat menambah keaktifan kelas, variasi pengajaran, dan semangat serta minat pada program
belajar. Sebagaimana teknik pembelajaran lain, permainan bahasa bukanlah tujuan pembelajaran
melainkan sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Terdapat asumsi yang beranggapan bahwa permainan dan pembelajaran merupakan dua hal
yang bertolak belakang. Para orangtua menganggap terlalu banyak bermain dapat mengganggu
dan mengurangi waktu belajar, sementara anak mereka berpikir permainan yang menyenangkan
jauh lebih menarik daripada pembelajaran yang membosankan. Permainan seringkali
disandingkan dengan main-main yang bernada sepele, bermakna tidak serius, dan hanya
dilakukan oleh anak-anak. Padahal menurut Suyatno, permainan yang benar dapat membuat
pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Suasana dan perasaan senang dapat
melepaskan hormon endorphin dalam tubuh manusia, melatih kesehatan, dan membuat seseorang
merasa hidup sepenuhnya.
Dave Meier dalam The Accelerated Learning Handbook, megatakan bahwa kata fun
(menyenangkan) bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura, melainkan membuat
suasana belajar dalam keadaan gembira. Jadi permainan dalam pembealjaran tidak ada
hubungannya dengan kesenangan sembrono yang bermakna negatif.
Permainan yang dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran dapat menimbulkan
dampak-dampak berikut ini:
1. Mengurangi “ketegangan” yang menghambat proses belajar siswa;
2. Menghilangkan stress dalam lingkungan belajar;
3. Melibatkan siswa sepenuhnya dalam pembelajaran;

9
4. Membangun kreatifitas siswa;
5. Mencapai tujuan pembelajaran secara tidak langsung;
6. Belajar melalui pengalaman; dan
7. Memfokuskan peserta didik sebagai subjek belajar.
Lebih jauh lagi permainan dapat mengajarkan peserta didik hal lain di luar pembelajaran,
seperti spontanitas, bersikap menghadapi persaingan, kesiapan menerima kemenangan dan
kekalahan, serta aktualisasi diri. Jadi permainan bersifat mendewasakan peserta didik, melalui
permainan mereka dapat mempelajari banyak hal tentang kehidupan baik itu belajar mandiri,
berani, bersosialisasi, menumbuhkan rasa kepemimpinan, dan menyadari eksistensi dirinya
sendiri (Mujib & Rahmawati, 2011).
4. Permainan Bahasa untuk Pembelajaran Qiro’ah
Keterampilan membaca setidaknya mengandung dua aspek. Pertama, mengubah lambang
tulis menjadi lambang bunyi, kedua, memahami situasi yang digambarkan oleh lambang tulis dan
lambang bunyi tersebut. Keterampilan dalam aspek yang kedua merupakan inti dari pembelajaran
qiro’ah, sementara aspek yang pertama sebagai dasar untuk aspek kedua. Tujuan akhir dari
pembelajaran qiro’ah adalah agar siswa memiliki keterampilan membaca, meliputi mampu
membaca bacaan dengan benar, memahami apa yang dibacanya, bukan hanya teks-teks yang
dipelajarinya, namun juga teks-teks baru yang ditemuinya di kehidupan nyata. Permainan yang
sesuai dengan tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Cahaya Bertanya
Permainan ini akan melatih keterampilan siswa dalam membaca cepat. Dapat
dilaksanakan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:
1) Kelas dibagi menjadi dua kelompok;
2) Guru menyiapkan beberapa pertanyaan pada sebuah slide presentasi sementara
jawabannya ditulis pada selembar kartu (satu jawaban ditulis pada dua kartu);
3) Setiap kelompok akan mendapatkan satu set kartu jawaban;
4) Guru memperlihatkan salah satu pertanyaan melalui layar selama beberapa detik;
5) Kedua kelompok harus membaca pertanyaan yang ditampilkan tersebut, kemudian
memilih jawaban yang sesuai yang tertera pada kartu yang mereka miliki;
6) Kelompok yang menemukan jawaban lebih dulu dipersilakan membacakan jawabannya
dengan keras;

10
7) Jika jawabannya salah, maka kesempatan menjawab diserahkan pada tim lawan.
b. Mengurutkan Cerita
Dengan permainan ini siswa dapat bekerjasama dalam membaca dan memahami sebuah
teks. Langkah pelaksanannya adalah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa teks cerita yang terdiri dari beberapa paragraf;
2) Setiap cerita dibagi menjadi beberapa bagian disesuaikan dengan jumlah siswa, usahakan
panjang teks setara;
3) Setiap cerita ditulis pada kertas yang berbeda warna dengan cerita lainnya;
4) Kartu cerita dibagikan kepada siswa secara acak;
5) Siswa harus berkelompok dengan siswa lain yang mendapat kartu dengan warna yang
sama;
6) Siswa bergiliran membaca teks yang terdapat dalam kartu yang mereka miliki;
7) Siswa bekerja sama untuk menyusun potongan-potongan teks tersebut menjadi satu cerita
utuh.
c. Sobekan Cerita

Menggunakan teknik permainan ini, siswa dapat siswa dapat bekerjasama dalam
membaca dan memahami sebuah teks. Siswa dapat bekerjasama dalam membaca dan
memahami sebuah teks. Langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan beberapa teks cerita yang terdiri dari beberapa paragraf;

2) Setiap cerita dibagi menjadi beberapa bagian disesuaikan dengan jumlah siswa, usahakan
panjang teks setara;

3) Tulis pada kertas warna-warni, satu warna untuk satu cerita, bagikan secara acak;

4) Siswa harus berkelompok dengan siswa lain yang mendapat kartu dengan warna yang
sama;

5) Siswa bergiliran membaca teks yang terdapat dalam kartu yang mereka miliki;

6) Siswa bekerja sama untuk menyusun potongan-potongan teks tersebut menjadi satu cerita
utuh.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

11
Penelitan yang relevan pernah dilakukan oleh Amaliyah di Universitas Negeri Semarang
tentang: Keefektivan Permainan Roda Iqra’ untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Bahasa
Arab Siswa Kelas Vii di MTs Ath Thahiriyah Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan permainan roda iqra’
efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca bahasa Arab siswa kelas VII Mts Ath
Thahiriyah Banjarnegara.

Rosalinda melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri 09 Dewantara tentang Pengaruh


Permainan Bahasa Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab pada tahun 2021. Penelitian ini
berkesimpulan bahwa permainan bahasa memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dan sangat efektif dalam memotivasi siswa dalam belajar bahasa Arab. Dan hasil ini
terlihat jelas dari hasil analissi tehadap jawaban siswa dalam test pada setiap tingakatan/ siklus.
Adapun hasil akhir yang diperoleh adalah 9, 05 dan hasil ini mumtaz (sempurna) sesuai dengan
yang diharapkan.

Maspalah meneliti Penggunaan Permainan Memasangkan Kartu dalam Pembelajaran Bahasa


Arab di SMA. Penelitiannya menunjukkan hasil bahwa dengan pengelolaan yang baik,
penggunaan permainan memasangkan kartu berkontribusi positif terhadap peningkatan aktivitas
siswa sehingga mereka terlibat penuh dalam belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari ketiga penelitian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa penerapan metode permainan
bahasa dapat meningkatkan keterampilan bahasa siswa dan menciptakan suasana belajar aktif.

C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dari proses belajar mengajar bahasa di dalam kelas tidak lepas dari keterampilan
yang dimiliki peserta didik. Peserta didik kelas VII MTs Persis 1 memiliki keterampilan membaca
yang masih rendah dalam pembelajaran muthola’ah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya
peserta didik yang belum menguasai keterampilan membaca dengan biak. Metode pembelajaran
yang digunakan guru masih belum mampu meningkatkan keterampilan membaca peserta didik
kelas VII MTs Persis 1. Peneliti memilih permainan bahasa sebagai metode pembelajaran. Dari
berbagai penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan permainan bahasa dalam
pembelajaran bahasa Arab menunjukkan bahwa metode ini menekankan pada aktivitas peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan teknik ini diharapkan peserta didik bisa
aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran baik secara individual maupun dalam format

12
kelompok sehingga nantinya dapat meningkatkan maharah qiro’ah peserta didik kelas VII MTs
Persis 1.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Permasalahan:
Peserta didik
Kondisi Awal memiliki tingkat
keterampilan qiro’ah
yang rendah

Penerapan metode
Tindakan Siklus 1 & Siklus 2
permainan bahasa

Kondisi Akhir

Meningkatnya keterampilan qiro’ah


peserta didik

Tindakan solutif mengatasi permasalahan pembelajaran muthola’ah terhadap siswa kelas VII
pada Madrasah Tsanawiyah Persis 1 dilaksanakan dengan menerapkan permainan bahasa dalam
pembelajaran. Berikut adalah alasan mengapa permainan bahasa dalam pembelajaran mutholaa’ah
digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa:

1. Melalui permainan bahasa, guru dapat menentukan topik permainan yang jelas untuk sebuah
materi, agar dalam proses pembelajaran siswa selalu semangat dan tidak merasa bosan.

2. Permainan bahasa mempengaruhi motivasi siswa seperti siswa berani berekspresi dan
berkomunikasi dengan baik

13
3. Selain itu siswa akan memperoleh penguatan terhadap qiro’ah (membaca) yang telah
diperdengarkan langsung oleh guru.

4. Siswa akan dapat melakukan aktivitas, karena siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga
dapat mengamati, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

D. Hipotesis Tindakan
Memperhatikan landasan teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka hipotesis tindakan
dirumuskan sebagai berikut: Dengan digunakannya permainan bahasa dalam pembelajaran
muthola’ah dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VII MTs Persis 1 Pajagalan.

14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian
berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar,kemudian
direfleksikan alternatif pemecah masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata
yang terencana dan terukur (Sutama, 2011: 134). Terdapat empat langkah penting dalam penelitian
tindakan kelas menurut Sukardi (2011: 212-213), yaitu plan (perencanaan), act (tindakan), observe
(pengamatan) dan reflect (perenungan). Sukardi berpendapat bahwa ada sedikitnya empat model
penelitian tindakan, yaitu model Kemmis dan Taggart, model Ebbut, model Elliot dan model
McKernan (2011: 214). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian tindakan
kelas model Kemmis dan Taggart. Berikut ini adalah gambaran desain penelitian model Kemmis
dan Taggart.

Gambar 1: Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

(Sumber: Arikunto, 2008: 16)

Berdasarkan gambar di atas, terdapat siklus-siklus yang memiliki empat komponen penting
dalam setiap siklusnya dan berputar secara beruntun, yakni dimulai dari komponen plan

15
(perencanaan), action (tindakan), kemudian observe (pengamatan) dan reflect (refleksi). Pada
siklus I yang terdapat pada gambar di atas akan berputar menjadi siklus II dengan komponen yang
sama dan akan terus berputar menuju siklus berikutnya secara beruntun hingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII pada Madrasah Tsanawiyyah Persis 1 yang berlokasi
di Jalan Pajagalan, Karanganyar, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40241.
Penentuan waktu penelitian berpedoman pada kalender akademik madrasah, karena PTK
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Mei 2022. Penelitian dilaksanakan melalui dua
siklus untuk melihat peningkatan kompetensi maharah al-Qiro’ah dalam pembelajaran muthala’ah
di kelas VIII MTs Persis 1 melalui penggunaan permainan bahasa.

C. Subjek Penelitian
Setiap keterampilan itu erat kaitannya satu sama lain, sebab dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya ditempuh melalui hubungan urutan yang teratur. Pada keterampilan berbahasa
yang ketiga adalah membaca. Keterampilan membaca itu sangat penting karena merupakan
kemampuan bagi siswa yang harus dikuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses
pendidikan dan pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran sangat dipengaruhi
oleh kemampuan membacanya. Oleh karena itu pembelajaran membaca mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam proses belajar mengajar di sekolah.

D. Jenis Tindakan
Sehubungan jenis PTK yang kami lakukan adalah PTK Eksperimental yaitu PTK yang
diselenggarakan dengan peneliti (guru) berupaya menerapkan berbagai macam model, metode atau
strategi pembelajaran secara efektif dan efisien dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Di dalam
kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau
teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini
kami berharap dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai
tujuan pengajaran. Maka dari itu untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
efisien maka kami memilih untuk menggunakan tindakan berupa permainan bahasa dalam

16
pembelajaran Mutholaah untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas VII MTs Persis
1 Pajagalan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Data dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan
data antara lain sebagai berikut:

1. Observasi
Observasi atau pengamatan biasanya digunakan dalam penelitian deskriptif. Selain itu
juga digunakan untuk mengukur tingkah laku individu, ataupun proses terjadinya sesuatu
yang dapat diamati, baik dalam situasi alami atau buatan (Nana Sudjana, 1989:109).
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas meliputi kegiatan-kegiatan pembelajaran
bahasa Arab di Kelas VII MTs Persis I Pajagalan.

2. Wawancara
Wawancara adalah bertukar informasi atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data untuk mengetahui informasi secara mendalam yang dilakukan baik dengan
cara bertatap muka secara langsung maupun dengan telepon. Banyak sekali data yang didapat
melalui wawancara ini dengan guru bahasa arab Kelas VII MTs Persis I Pajagalan.

3. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok.

F. Instrumen Penelitian
1. Rubrik observasi
Menggunakan lembar observasi yang mengukur sikap dan perilaku siswa selama proses
pembelajaran pada siklus I dan siklus 2 berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan
pengamatan awal yang seksama dan tidak terlalu menonjolkan diri sebagai peneliti

2. Pedoman Wawancara

17
Menggunakan panduan wawancara yang dibuat berdasarkan indikator penelitian.
Instrumen wawancara bersifat grounded sehingga peneliti dapat memperoleh informasi yang
mendalam dari suatu fakta.

Untuk menunjang keberhasilan wawancara, pertama, pewawancara memerankan suatu


peranan yang utama di dalam tingkat jawaban (response rate) yang diperoleh. Kedua,
pewawancara bertanggung jawab untuk menginisiasi (initation) dan memotivasi responden.
Ketiga, pewawancara dapat menangani bagian-bagian interaksi wawancara dan proses tanya
jawab yang standar dan tidak bias.

3. Lembar Tes

Pre-test dilaksanakan sebelum menggunakan permainan bahasa, tujuan test ini untuk
membatasi standar kemapuan siswa sebelum menerapkan permainan bahasa dalam
pemebelajaran, sedangkan post–test dilaksakan setelah selesai kegiatan / proses penerapan
permainan bahasa dan tujuan post-test adalah untuk membatasi standar hasil belajar setelah
penggunaan permainan bahasa dilaksanakan.

G. Teknik Analisis Data


Analisa data dilakukan terhadap data kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
keterampilan membaca, ekspresi, sikap, dan aktifitas belajar siswa terhadap metode pembelajaran
Permainan Bahasa yang telah diterapkan di tiap siklus.

Setelah data dimasukkan dalam dalam tabel data PTK, maka peneliti melakukan diskusi
dengan rekan sejawat (sesama guru Bahasa Arab) yang melakukan kolaborasi tentang hasil yang
sudah didapat. Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan hambatan yang dijumpai pada saat
melakukan tindakan. Analisis data yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.

1. Analisis Data Observasi/Pengamatan Hasil

Observasi yang dilakukan terhadap siswa kelas VII MTs Persis 1 selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II, yang menggambarkan suasana kelas dan
aktifitas siswa dianalisis dengan menggunakan prosentase (%). Rumus mencari prosentase
adalah dengan cara membagi banyaknya frekuensi suasana dan aktifitas siswa dengan seluruh
nilai jumlah frekuensi kemudian dikalikan 100% atau dapat digambarkan sebagai berikut:

18
2. Analisis Data Hasil Tes

Setelah semua kegiatan selesai dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis terhadap semua data yang dieroleh selama penelitian berlangsung.untuk itu digunakan
rumus presentase sebagai berikut:

Menghitung nilai rata-rata Perhitungaan nilai rata-rata dihitung dengan menggunakan


rumus sebagai berikut:

19

Anda mungkin juga menyukai