Anda di halaman 1dari 30

i

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Identifikasi Masalah................................................................................................7
C. Pembatasan Masalah...............................................................................................7
D. Rumusan Masalah...................................................................................................7
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................................7
F. Manfaat Penelitian...................................................................................................7
BAB II......................................................................................................................9
KAJIAN TEORI......................................................................................................9
A. Kajian Teori.............................................................................................................9
1. Pengertian Media..........................................................................................9
2. Pengertian Media Gambar..........................................................................11
3. Pembelajaran Mufradat...............................................................................17
B. Hasil Penelitian yang Relavan.............................................................................20
C. Kerangka Berfikir..................................................................................................21
BAB III..................................................................................................................22
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................22
A. Jenis Penelitian......................................................................................................22
B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................22
C. Subjek Penelitian dan Informannya.....................................................................23
D. Model Pengumpulan Data....................................................................................23
E. Metode Validitas Data...........................................................................................25
F. Metode Analisis Data............................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Penerapan media dalam
pembelajaran seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru
sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran
bahasa Arab, terlebih belajar bahasa merupakan usaha yang tidak gampang dan
terkadang menjenuhkan, bahkan kadang kala membuat pelajar frustasi (Sukriani,
2020) .
Pada kenyataannya pembelajaran media masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, yaitu diantaranya : sulitnya mencari model dan jenis media yang
akan digunakan, terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, adapun
mengeluarkan biaya yang diperlukan dan lain-lain. Namun, hal ini bisa saja tidak
harus dipermasalahkan jika setiap pendidik mempunyai pengetahuan dan
keterampilan mengenai pembelajaran media itu sendiri.
Media pengajaran berperan penting dalam pembelajaran bahasa asing,
termasuk untuk pembelajaran bahasa Arab. Media pembelajaran bukan saja baik
untuk pembelajar anak-anak, namun juga untuk pembelajar dewasa maupun orang
tua. Telah dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang membuktikan
keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Asing (Arab), namun
sayangnya tidak banyak guru yang menggunakan media pembelajaran di sekolah.
Banyak alasan yang menjadikan tidak digunakannya media dalam proses
pembelajaran bahasa Arab, salah satu diantaranya yaitu karena menurut guru,
penyediaan media membutuhkan biaya dan waktu yang mungkin cukup banyak.
Dalam hal ini jika guru ingin mengembangkan pembelajaran agar lebih kreatif
banyak hal yang bisa dimanfaatkan untuk media pembelajaran bahasa tanpa harus
mengeluarkan biaya.
Sejak zaman purbakala manusia telah belajar bahasa Arab, khususnya
bahasa keluarga yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang
disekelilingnya. Artinya seseorang telah mampu bermasyarakat dengan

3
menggunakan bahasa yang ada. Bahasa Arab yang kini telah menjadi bahasa
dunia internasional setelah Spanyol, memiliki andil besar dalam menumbuh
kembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Akan tetapi mempelajari
bahasa Arab bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi pelajar yang mempelajari
bahasa Arab itu sendiri, sebagaimana orang asing mempelajari bahasanya. Bahkan
dikatakan orang Arab bahwa terkadang merasakan mudah dalam mempelajari
bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Prancis dan beberapa bahasa lainnya,
dibandingkan mereka mempelajari bahasanya sendiri. Hal ini disebabkan berbagai
alasan. Salah sati diantaranya yaitu banyak mufradat (kosakata) yang telah
memiliki nuansa arti dari satu kata. Dan ini harus bisa dikuasai oleh pembelajar
bahasa (Tarigan, 1990).
Bahasa dalam hal ini adalah bahasa Arab, merupakan salah satu dari
bahasa dunia. Sehingga mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan
sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini para ahli linguistik Arab
memiliki pandangan bahwa bahasa Arab telah ada dan berkembang sebagaimana
bahasa yang lainnya, yaitu bisa lewat isyarat dan menirukan bunyi-bunyi alam
yang ada disekitarnya. Sedangkan ahli lain memandang bahwa bahasa itu telah
ada karena merupakan sebuah ilham dari Allah swt., dimana seseorang dilahirkan
telah membawa bekal bahasa. Kemudian ada yang memiliki pandangan diantara
keduanya, yang mana artinya manusia lahir telah dibekali bahasa, untuk
selanjutnya alam yang akan membentuk.
Perlu kita ketahui bahwa meski perkembangan bahasa Arab sangat pesat,
akan tetapi hal tersebut tidak terlepas dari adanya masalah yang timbul dalam
proses belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik dalam berbahasa Arab.
Namun terkadang peserta didik sulit memahami materi yang diajarkan, apalagi
peserta didik akan semakin tertinggal dalam proses belajar mengajar sehingga
kondisi tersebut akan cukup memprihatinkan.
Terlepas dari itu, “Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang
membutuhkan kemampuan pendidik dalam mengelola kelas. Terutama
kemampuan pendidik dalam memanfaatkan media yang bisa menciptakan suasana
nyaman dan menyenangkan serta menghilangkan kejenuhan ataupun frustasi

4
sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk mengikuti pelajaran,
baik secara mandiri ataupun kelompok (Rahmawati, 2011).
Dari itu proses belajar-mengajar pada hakekatnya adalah proses
komunikasi. Dalam hal tersebut agar proses komunikasi berjalan dengan lancar
atau berlangsung secara efektif dan efesien diperlukan alat bantu yang disebut
dengan media pembelajaran. Dan perlu diketahui berlatih secara
berkesinambungan adalah hal yang cukup membosankan, sehingga adanya media
dalam proses belajar bahasa khususnya bahasa Arab sangat membantu untuk tetap
menjaga gairah belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar (Dzamarah, 2022). Motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang seseorang bertingkah laku (Uno, 2007). Hakikat
motivasi dalam pembelajaran adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-
siswa yang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai
peranan besar dalam keberhasilan dalam pembelajaran. Indikator motivasi dalam
pembelajaran dapat diklarifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan
keinginan berhasil dalam pembelajaran, (2) adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya
penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6)
adanya lingkungan belajar yang konduksif, sehingga memungkinkan seseorang
siswa dapat belajar dengan sangat baik (Uno, 2007).

SDIT Al-Anis Kartasura adalah sebuah Lembaga pendidikan yang di


dalamnya mempelajari hampir seluruh mata pelajaran tingkat sekolah dasar yaitu
terdiri dari ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama. Berdasarkan observasi
pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 15 November 2022 ke SDIT Al-
Anis Kartasura, penulis melakukan silaturahmi dan wawancara dengan Ibu Farida
Ulfa S.Pd. selaku guru bahasa Arab di SDIT Al-Anis Kartasura, yang
menyatakan bahwasannya siswa kelas II tahun ajaran 2022/2023 terutama bagi
siswa/siswi yang belum lancar membaca huruf maupun yang belum bisa membaca

5
al-qur’an menjadikan rendahnya motivasi dalam belajar bahasa Arab, dibuktikan
dengan sulitnya siswa dalam menghafalkan bahkan memahami materi yang telah
diberikan, sulitnya membaca dan menulis huruf Arab bahkan menerjemahkan teks
Arab. Maka dari itu Ibu Farida Ulfa S.Pd. mengatakan bahwa penerapan media
gambar merupakan solusi yang cukup efektif terhadap peningkatan pembelajaran
mufradat, siswa menjadi lebih antusias dan terkondisikan pada saat pemberian
materi mufradat disampaikan, sebab media gambar memberi kemudahan terhadap
siswa yang masih sulit dalam membaca (Observasi pertama tanggal 15 November
2022). Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat
belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan
dalam belajar (Setiorini, 2013)

Jika dilihat dari masalah yang ada khususnya memotivasi siswa dalam
penguasaan mufradat di kelas II SDIT Al-Anis Kartasura, masih banyak terdapat
peserta didik yang masih belum bisa berhasil dalam meningkatkan penguasaan
mufradat bahasa Arab, disebabkan masalah yang telah diuraikan pada paragraf
sebelumnya.
Seorang instruktur/guru yang baik adalah guru yang bisa mengantisipasi
kesulitan-kesulitan dan kebingungan murid memahami pelajaran yang diberikan
kepada murid tersebut. Guru yang baik perlu menyadari betapa lemahnya seorang
siswa pada tahap-tahap awal, untuk dapat memahami sebuah pelajaran. Karena
tidak memiliki atau kurang wawasan yang mengenai hal itu (Sukriani, 2020).
Salah satu jenis media yang dianggap mampu mengirimkan pesan atau
materi secara baik adalah media gambar. Ini dikarenakan presentase kemampuan
yang dihasilkan lebih baik , pada media gambar. Tentu saja gambar yang
dimaksud adalah gambar yang berisi pembelajaran bahasa Arab. Dan media
gambar ini pun sudah diterapkan oleh guru bahasa Arab di kelas II SDIT Al-Anis
yang mana memberikan efektifitas dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan media gambar dalam pembelajaran terkhusu media gambar,
pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik akan semakin bertambah. Peserta
didik tidak hanya mendapat kosa kata tapi juga mendapatkan pengetahuan nyata
dari gambar yang ditampilkan.

6
Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut untuk melihat hasilnya bagi peserta didik, terkhusus pada
program studi Pendidikan Bahasa Arab. Adapun judul yang penulis akan bahas
adalah “Implementasi Media Gambar Dalam Meningkatkan Motivasi
Pembelajaran Mufradat Di Kelas II Sdit Al-Anis Kartasura”.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi
permasalahannya yaitu :
1. Penggunaan media pembelajaran sangat memudahkan siswa dalam menghafalkan
mufradat yang diberikan
2. Siswa memiliki kesulitan dalam membaca sehingga berpengaruh dalam
pembelajaran mufradat yang diberikan
3. Untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran mufradat, guru memanfaatkan
media gambar untuk mempermudah menghafalkan mufradat
C. Pembatasan Masalah
Luasnya permasalahan menjadikan penulis hanya memfokuskan pada
permasalahan penerapan media gambar dalam pembelajaran mufradat kelas II di
SDIT Al-Anis Kartasura.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana penerapan media gambar dalam pembelajaran mufradat kelas II di
SDIT Al-Anis Kartasura?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan media gambar dalam
pembelajaran mufradat kelas II di SDIT Al-Anis Kartasura?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mendeskripsikan penerapan media gambar dalam pembelajaran mufradat
kelas II di SDIT Al-Anis Kartasura.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan media
gambar dalam pembelajaran mufradat di SDIT Al-Anis Kartasura.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

7
Diharapkan hasil pengembangan dan penelitian ini dapat memberikan masukkan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan terkait dengan penerapan media visual
dalam mengerjakan tugas bahasa Arab.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah pengetahuan mengenai penerapan media gambar untuk memotivasi
dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu mengenal atau menghafal mufradat di
kelas II SDIT Al-Anis.
b. Menambah pemahaman mengenai penerapan media visual salah satunya media
gambar sehingga dapat diterapkan dilapangan sebagai peningkatan penerapan
media gambar dalam mengerjakan memahami bahasa Arab untuk semua peserta
didik kelas II di SDIT Al-Anis Kartasura.

8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin, medium, yang secara harfiah berarti
“tengah”, perantara, “atau” “pengantar”. Pengertian umumnya adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima
informasi (Sadiman, 1986).
Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan
demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan (Rusman, 2013).
Kata media sebenarnya bukanlah kata asing bagi kita, tetapi pemahaman
banyak orang terhadap kata tersebut pun berbeda-beda. Ada yang mengartikan
media sebagai alat informasi dan komunikasi, sarana prasarana, fasilitas,,
penunjang, penghubung, penyalur dan lain-lain. Namun ada juga yang memakai
kata media dalam menjelaskan kata “pertengahan” seperti dalam kalimat “media
abad 19” atau pertengahan abad 19, ada pun yang memakai kata media dalam
istilah “mediasi” yakni sebagai kata yang biasa digunakan dalam proses
perdamaian dua belah pihak yang sedang bertikai (Munadi, 2013).
Berdasarkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca (Arief
Sadiman, 2012).
Gambar adalah foto, lukisan atau gambar, dan sketsa (gambar garis).
Semua itu merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Sebab ia
dapat mengganti kata verbal, yang mana dapat mengatasi pengamatan manusia.
Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di
dalamnya dengan jelas, lebih jelas dari pada yang diungkapkan oleh kata-kata.

9
Sedangkan menurut Association of Education of Education ans
Communication Technology (AECT), media adalah segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi (Hamzah, 2011).
Media dirasa sangat penting dan sangat signifikan dalam proses
pembelajaran. Urgensi media dalam pendidikan didasarkan pada sebuah teori
yang mengatakan bahwa totalitas presentase banyaknya ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki oleh seseorang terbanyak dan
mungkin juga tertinggi yaitu melalui indera penglihatan dan pengalaman secara
langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya yaitu melalui indera dengar
dan indera lainnya (Azhar, 2004).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan
media, sehingga fungsi media selain alat bantu juga berfungsi sebagai penyalur
pesan. Kemudian dengan masuknya pengaruh teori tingkah laku dari B. F.
Skinner, mulai tahun 1960, tujuan pembelajaran bergeser ke arah perubahan
tingkah laku pembelajaran siswa, karena menurut teori ini membelajarkan orang
ialah mengubah tingkah lakunya. Pada tahun 1965 pengaruh pendekatan sistem
mulai memasuki perkembangan pendidikan dan pembelajaran. Hal tersebut
mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses
pembelajaran (Sukriani, 2020).
Jadi secara umum media adalah sebuah bentuk perantara yaitu untuk
menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan
kepada penerima. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media
merupakan sarana atau alat yang dapat digunakan untuk memperlancar proses
belajar mengajar yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar, kemudian
media tersebut berupa perangkat keras dan perangkat lunak, seperti: gambar,
televisi, komputer, LCD, video, slide, kartun, buku, dan lain-lain.
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi
oleh faktor metode dan media pembembelajaran yang digunakan. Keduanya
saling berkaitan, dimana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap
jenis media yang akan digunakan, dengan kata lain bahwa harus ada kesesuaian di
antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal-hal

10
lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti : konteks
pembelajaran, karakteristik pemelajaran dan tugas atau respon yang diharapkan
dari pembelajaran (Arsyad, 2002). Dan menurut Criticos (1996), tujuan
pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian dan strategi pembelajar
adalah kriteria dan produksi media (Jalinus, 2016).
Menurut Ibrahim dalam Azhar Arsyad “Betapa pentingnya media
pembelajaran karena dapat membangkitkan rasa senang dan gembira kepada
peserta didik dan memperbaharui semangat mereka, membantu memantapkan
pengetahuan pada peserta didik serta menghidupkan pelajaran” (Arsyad, 2002).
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan bagi peserta didik
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
yang digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran
tersebut dapat berjalan dengan baik. Kemudian media juga dapat diartikan
sebagai penghubung antara pemberi dan penerima informasi. Penggunaan media
sebagai penghubung antara pendidik dan peserta didik inilah yang disebut dengan
pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa belajar aktif memerlukan dukungan media
untuk menghantarkan materi yang akan mereka pelajari.
2. Pengertian Media Gambar
Menurut Supiyan (2010) dalam bahasa Arab, media disebut al-wasa’,,il
bentuk jama’ dari wasilah yakni sinonim al-wast yang artinya juga tengah. Karena
posisinya berada di tengah ia disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni
yang telah menghantarkan atau menghubungkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi
lainnya.
Media gambar merupakan media yang dapat dilihat oleh indera
penglihatan kita yang diperjelas melalui gambar-gambar dalam proses
pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan anak dalam memahami
pelajaran secara lebih cepat.
Gambar merupakan tiruan barang, orang, binatang, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya. Gambar merupakan alat visual yang termasuk efektif karena dapat

11
divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realitas
(Usman, 2002). Media gambar merupakan media reproduksi bentuk asli dalam
dua dimensi. Selain itu, media gambar sangat penting digunakan dalam usaha
memperjelas pengertian pada peserta didik sehingga dengan menggunakan media
gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan benda-benda atau hal-hal yang
belum pernah dilihatnya yang mana berkaitan dengan pelajaran bahasa Arab.
Gambar adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa objek yang
dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol,-simbol
maupun sebuah gambaran. Ada beberapa hal yang termasuk ke dalam kelompok
media ini, antara lain yaitu :
a. Grafik yaitu sebuah gambaran dari data statistik yang ditunjukan dengan lambing-
lambang.
b. Crart atau began, yaitu sebuah gambaran dari sesuatu yang menunjukkan adanya
hubungan, perkembanagan atau perbandingan.
c. Peta yaitu suatu gambar yang menjelaskan permukaan bumi atau beberapa bagian
dari padanya.
d. Diagram yaitu penampang atau irisan dari sesuatu benda atau objek.
e. Poster yaitu sebuah gambar yang disederhanakan bentuknya dengan pesan
biasanya menyindir.
Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/foto
merupakan bahasa yang paling umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
dimana-mana. Sebagaimana pepatah cina m3ngatakan “sebuah gambar berbicara
lebih banyak daripada seribu bahasa”. Kemudian dalam penggunaan media
pembelajaran ini, gambar harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
“Media gambar disebut juga media visual. Alat-alat visual adalah alat-alat yang
visible artinya dapat dilihat. Sehingga gambar yang telah ditampilkan dalam
proses pembelajaran bahasa Arab memiliki peran penting dalam menyampaikan
pesan kepada peserta didik (Sulaiman, 2001).
Supiyan (2010) Media gambar yang baik adalah yang telah sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Selain itu ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan antara
lain :

12
1. Harus autentik, yaitu gambar tersebut haruslah jujur dalam melukiskan situasi
seperti kalau orang melihat benda yang sebenarnya.
2. Ukuran relatif, yaitu gambar dapat membesarkan atau memperkecil sebuah objek
atau benda sebenarnya.
3. Sederhana, yaitu komposisinya hendaklah cuku jelas menunjukkan poin-poin
pokok dalam gambar.
4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, yang memperlihatkan
aktivitas tertentu.
5. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Media gambar pun mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam
kebutuhan mengajar. Beberapa kelebihan media gambar antara lain :
1. Gambar bersifat konkret.
2. Gambar mengatasi batas waktu dan ruang.
3. Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia.
4. Gambar-gambar mudah didapat dan murah.
5. Mudah digunakan, baik untuk perseorangan maupun untuk kelompok siswa.
6. Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah dengan simple dan mudah.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, media gambar mempunyai beberapa
kelemahan antara lain :
1. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.
2. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Dalam penggunaan pembelajaran media gambar dalam meningkatkan
penguasaan mufradat tentang ruang belajar bahasa Arab, peserta didik harus
memiliki dasar pembelajaran salah satunya yaitu menyimak dan mendengar (al-
maharah al-istima’/listening skill). Kemudian dari menyimak dan mendengar
sendiri adalah kemampuan seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau
kalimat yang dianjurkan oleh mitra bicara atau media tertentu.
Tujuan utama penggunaan media pembelajaran adalah agar pesan atau
informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh

13
para siswa sebagai penerima informasi. Dengan demikian informasi akan lebih
cepat dan mudah untuk diproses oleh peserta didik tanpa harus melalui proses
yang panjang yang akan menjanikan peserta didik jenuh. Terkait dengan proses
pembelajaran Bahasa Arab, (bahasa apapun) dimana pelajaran yang akan dibekali
atau belajar keterampilan berbahasa dengan cara berlatih secara terus-menerus
untuk memperoleh keterampilan tersebut. Padahal berkesenambungan adalah hal
yang bisa dibilang membosankan, sehingga kehadiran media dalam proses belajar
bahasa sangat membantu untuk tetap menjaga gairah belajar siswa (Rosyidi,
2009).
3. Pembelajaran Mufradat
Mufradat merupakan kumpulan dari kata-kata tertentu yang akan
membentuk sebuah bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya
bebas, pengertian ini membedakan antara kata dengan morfem. Morfem yaitu
satuan terkecil yang tidak bisa dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil yang
maknanya relatif stabil (Kridalaksana, 1983).
Para ahli pembelajaran berbeda pendapat mengenai makna bahasa serta
tujuan pembelajarannya. Namun, mereka sepakat bahwa pembelajaran mufradat
adalah penting yang merupakan tuntunan dan syarat dasar dalam pembelajaran
bahasa asing. Kemudian sesungguhnya siswa sedang belajar bahasa apapun
dituntut untuk mengetahui mufradat bahasa yang sedang dipelajari, karena tanpa
mengetahui mufradat kiranya akan sulit bahkan tidak mungkin siswa akan mampu
menguasai keterampilan berbahasa yang yang dimaksud. Atau boleh dikatakan di
awal pembelajaran siswa harus diarahkan untuk memperoleh penguasaan
mufradat dengan baik.
Kemudian pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan pembelajaran
mufradat? Apakah berarti siswa mempelajari makna kata bahasa Arab yakni
mampu menerjemahkan kedalam bahasanya atau mampu mengartikan sesuai
dengan kamus? Atau mempunyai pengertian lain?
Peserta didik dikatakan mampu menguasai mufradat jika mereka bisa
menerjemahkan bentuk-bentuk mufradat juga mampu menggunakannya dalam
jumlah (kalimat) dengan benar. Artinya tidak hanya sekedar untuk meghafal

14
kosakata tanpa mengetahui bagaimana menggunakannya dalam komunikasi
sesungguhnya. Jadi dalam prakteknya, setelah peserta didik memahami kosakata
kemudian mereka diajari untuk menggunakannya baik dalam bentuk ucapan
maupun tulisan.
Menurut Ahmad Djanan Asifuddin, “pembelajaran kosakata (al-mufradat)
yaitu proses penyampaian bahan pembelajaran yang berupa kata yang mana
sebagai unsur dalam pembelajaran bahasa Arab” (Effendy, 2005).
Meskipun demikian, pembelajaran bahasa Arab identik dengan hanya
mempelajari mufradat. Dalam arti untuk memiliki sebuah kemahiran berbahasa
tidak cukup hanya dengan menghafal sekian banyak mufradat (Effendy, 2005).
Dalam pembelajaran mufradat , guru harus menyiapkan mufradat yang
tepat bagi siswa-siswinya. Oleh sebab itu guru harus berpegangan pada prinsip-
prinsip dalam pemilihan mufradat yang akan diajarkan kepada pembelajaran
asing (selain penutur Arab) adalah sebagai berikut :

a. Tawatur (Frequency) artinya memilih mufradat (kosakata) yang sering digunakan.


b. Tawazzu’ (Range) artinya memilih mufradat yang banyak digunakan di Negara-
negara Arab.
c. Mataahiya (Avalability) artinya memilih kata tertentu dan bermakna tertentu pula,
yakni kata-kata yang digunakan dalam bidang-bidang tertentu.
d. Ulfah (Familiarity) artinya memilih kata-kata yang familiar dan terkenal serta
meninggalkan kata-kata yang sudah jarang terdengar penggunaannya.
e. Ahammiyah, artinya memilih kata-kata yang sering dibutuhkan penggunaannya
oleh siswa daripada kata-kata yang terkadang tidak dibutuhkan atau bahkan jarang
dibutuhkan.
Dalam penyampaian pesan melalui bahasa, pemilihan mufradat yang tepat
merupakan hal penting untuk mengungkapkan makna yang telah dikehendaki.
Pemahaman yang tepat terhadap pesan yang disampaikan melalui bahasa, banyak
ditentukan oleh pemahaman yang tepat terhadap kosakata yang digunakan
didalamnya. Maka dari itu dalam penyampaian pesan melalui bahasa, pemilihan
mufradat yang tepat merupakan hal yang cukup penting untuk mengungkapkan
makna yang dikehendaki. Pembelajaran kosakata berkaitan dengan penguasaan

15
makna kata-kata, disamping kemampuan menggunakannya pada konteks yang
tepat dan tempat yang tepat pula.
Mufradat atau dalam bahasa Arab disebut kosakata, dalam bahasa
Inggrisnya vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui
oleh seseorang yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Selain itu,
kosakata ada yang mendefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang
dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk
menyusun sebuah kalimat baru. Kekayaan mufradat seseorang secara umum
dianggap merupakan gambaran dari kemampuan atau tingkat pendidikannya.
Mufradat yaitu salah satu dari tiga unsur bahasa yang sangat penting dikuasai,
kosakata ini digunakan dalam bahasa lisan maupun tulis, dan merupakan salah
satu alat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Arab seseorang.
Memahami banyak mufradat dalam pembelajaran bahasa Arab dapat
memudahkan siswa dalam menguasai materi yang akan disampaikan oleh guru.
Pada dasarnya menguasai mufradat adalah kunci kemudahan dalam mempelajari
pembelajaran bahasa Arab (Eddine, 2019).
Menurut Horn, mufradat adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah
bahasa. Peran mufradat dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat
diperlukan, sebagaimana yang dinyatakan Vallet bahwa kemampuan seseorang
untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantungan pada
penguasaan mufradat yang dimiliki. Meskipun demikian pembelajaran
pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya pembelajaran kosakata. Dalam
arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal
sekian banyak mufradat.
Kemudian dalam pembelajaran bahasa Arab semua siswa memiliki
kesempatan untuk mempelajari kosakata bahasa baru untuk memperluas
pengetahuan yang akan mereka terima (Nilafia, 2019).
Di antara tujuan utama pembelajaran mufradat bahasa Arab yaitu sebagai
berikut :

a. Untuk memperkenalkan kosakata baru kepada siswa, baik melalui bahan


bacaan maupun fahma al-masmu’

16
b. Melatih siswa untuk dapat melafalkan kosa kata itu dengan baik dan benar
karena pelafalan yang baik dan benar akan mengantarkan kepada kemahiran
berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
c. Untuk memahami kosakata, baik secara denotative atau leksikal (berdiri
sendiri) mau pun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna
konotatif dan gramatikal)
d. Mampu dalam mengapresiasi dan mengfungsikan mufradat itu dalam
berbicara mau pun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar
(Hamid, 2013).
Dalam mufradat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain
sebagai berikut :
a. Dalam pengajaran mufradat tidaklah berdiri sendiri, melainkan terkait dengan
pengajaran muthala’ah, istima, insya, dan muhadasah.
b. Banyak kosakata yang tidak bisa dipahami, kecuali sesuai dengan konteks
sehingga harus diajarkan sesuai dengan konteksnya agar tidak mengacaukan
pemahaman siswa.
c. Suatu kata dapat memiliki beberapa makna, Oleh karena itu, untuk siswa
pemula, sebaiknya guru hanya mengajarkan makna yang sesuai dengan
konteksnya saja.
d. Dalam mengajarkan kosakata , hindari sebisa mungkin penerjemahan secara
langsung dalam bahasa Indonesia, kecuali sangat terpaksa.
e. Ajarkan kosakata sesuai dengan tingkat kesulitannya secara bertahap.
Ahmad Fuad Effendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan Teknik
-teknik pembelajaran kosakata (al-mufradat) atau pengalaman pada siswa dalam
mengenal dan memperoleh makna kata (al-mufradat), sebagai berikut :
a. Mendengarkan kata. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan
kata yang diucapkan oleh guru.
b. Mengucapkan kata setelah mendengar ucapan guru, siswa diberi kesempatan
untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya.
c. Hindari penerjemahan secara langsung dalam bagasa Indonesia. Ada
beberapa teknik yang bisa digunakan guru untuk menghindari terjemahan,

17
antara lain dengan pemberian konteks, definisi sederhana dalam bahasa Arab,
kemudian tunjukkan sinonim (persamaan kata) atau antonim (lawan kata)
dalam bahasa Arab, pemakaian gambar dan lain-lain.
d. Menulis kata, Akan sngat membantu penguasaan kosakata, jika siswa diminta
menuliskan kembali kosakata yang baru dipelajari.
e. Membaca kata, setelah siswa mendengar, mengucapkan dan memahami kata-
kata baru, guru menuliskannya di papan tulis, kemudian siswa diberi
kesempatan untuk membaca dengan suara keras.
f. Membuat kalimat. Tahap terakhir dari kegiatan pengajaran kosakata adalah
menggunakan kata-kata baru dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik
secara lisan maupun tulisan.
Dapat disimpulkan bahwa mufradat merupakan kumpulan kata-kata yang
membentuk bahasa yang diketahui sesrang., dari kumpulan kata tersebut akan
digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat.
Komunikasi seseorang dengan penggunaan mufradat yang tepat dan memadai
menunjukkan gambaran dalam kemampuan dan tingkat pendidikan si
pemakai bahasa itu sendiri.

Tujuan penguasaan mufradat yaitu agar siswa mampu mengucapkannya


dengan benar, dapat memahami maknanya, mengetahui proses perubahannya, dan
mengetahui bagaimana merangkainya menjadi sebuah kalimat. Lebih dari itu,
diharapkan siswa juga mampu menggunakan mufradat tersebut dalam konteks
kalimat yang benar.

B. Hasil Penelitian yang Relavan


Penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Sukriani tahun 2020 dengan judul penelitian
“Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Penguasaan Mufradat Bahasa
Arab Peserta Didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul Da’wah
Wal Irsyad (DDI) Kampung Baru Parepare”. Adapun hasil penelitian ini dapat
disimpulkan terdapat peningkatan terhadap penguasaan mufradat tentang ruang
belajar setelah penggunaan media gambar yang telah diterapkan, hal ini dapat

18
dibuktikan dari nilai hasil tes dan pre test peserta didik. Kemudian adapun hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dapat
meningkat disebabkan karena penggunaan media gambar yang diterapkan dalam
proses pembelajaran mampu memberikan peningkatan yang besar kepada peserta
didik dalam mengerjakan tugas untuk mendapatkan nilai yang baik dalam
pelajaran dan tentunya meningkatkan prestasi dari hasil belajar peserta didik yang
ada di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul Da’wah Wal Irsyad
(DDI) Kampung Baru Parepare (Sukriani, 2020).
Dalam penelitian skripsi Ummu Kalsum, dalam penelitiannya dengan
judul skripsi “Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran Bahasa Arab untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas X MAN 2 Pare-pare”.
Kemudian hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan media visual
dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas X MAN 2 Parepare mampu
meningkatkan motivasi belajar peserta didik (Kalsum, 2013)
Hubungan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian sebelumnya
adalah sama-sama melakukan penelitian dengan menggunakan media sebagai alat
pembelajaran, namun dalam penelitian ini ada perbedaan dengan peneliti
sebelumnya karena yang diteliti adalah penggunaan media gambar dalam
meningkatkan penguasaan mufradat bahasa Arab. Sedangkan sebelumnya yaitu
tentang hasil belajar dan motivasi belajar untuk peserta didik.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan konseptual mengenal bagaimana satu teori
berhubungan di antara berbagai faktor yang telah di identifikasikan penting
terhadap masalah penelitian. Kerangka berfikir biasanya dikemukakan dalam
bentuk skema atau bagan (Noor, 2011).
Dalam penelitian ini, penulis menggambarkan kerangka berfikir dalam
bentuk skema tentang Implementasi Media Gambar Dalam Meningkatkan
Motivasi Pembelajaran Mufradat di kelas II SDIT Al-Anis Kartasura. Hal ini
disusun untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini. Kerangka berfikir
penelitian ini bermula pada masalah yang terjadi di kelas II SDIT Al-Anis
Kartasura, kemudian peneliti akan melihat secara langsung proses penerapan

19
metode media gambar pada pembelajaran bahasa Arab untuk melihat peningkatan
penguasaan mufradat peserta didik.

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

(Arikunto, 2019) mengatakan bahwa metode penelitian merupakan cara


utama yang digunakanpeneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban
atas masalah yang telah diajukan.

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilaksanakan di SDIT
Al-Anis Kartasura. Kemudian metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara,
angket dan dokumentasi.
Penelitian deskriptif kualitatif, deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang akan memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Menurut Bogdan dsn
Taylor yang telah dikutip oleh Lexy.J. Moleong, pendekatan kualitatif adalah
sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang telah diamati (Meleong,
2007).
Pendekatam kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya,
perilaku, minat, motivasi, tindakan, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
lengkap tentang “Implementasi Media Gambar dalam Meningkatkan Motivasi
Pembelajaran Mufradat di kelas II SDIT Al-Anis”

B. Tempat Penelitian Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SDIT Al-Anis Kartasura yang terletak
di Jalan Mahesa Bothi, Jiwan, Area Sawah, Ngemplak, Kec.Kartasura,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57169.

21
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada awal semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023.
Kemudian penelitian akan dimulai pada bulan Oktober 2022 sampai dengan
selesai. Dengan mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

No Uraian November Desember Januari Februari Maret April


1. Observasi
Pra
Penelitian
2. Penyusunan
Proposal
3. Penelitian
Hasil Akhir
4. Penulisan
Laporan
akhir

C. Subjek Penelitian dan Informannya


Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau
menerangkan suatu situasi dari sebuah objek yang akan diteliti untuk
mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian. Menurut Supriati (2012 :
38) objek penelitian adalah variable yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian
dilakukan. Sedangkan menurut Satibi 92011 : 74) objek penelitian secara umum
memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian
secara kompherhensif, yang meliputi karakteristik wilayah, struktur organisasi,
tugas pokok dan fungsi lain-lain yang sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian
yang dimaksud. Dan dalam penelitian ini menggunakan siswa kelas II SDIT Al-
Anis Kartasura sebagai subjek penelitiannya. Jadi pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah untuk

22
mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana penelitian
tersebut dilakukan.
Sedangkan informan dalam penelitian ini yaitu guru bahasa Arab yang
bersangkutan, serta siswa kelas II SDIT Al-Anis Kartasura dan dokumen-
dokumen yang ada di Madrasah.
D. Model Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini agar memperoleh dan mengumpulkan data mengenai
hal tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu (Arifin, 2011). Kegiatan observasi dilakukan untuk memproses objek
dengan maksud untuk merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan ide-ide yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan melanjutkan ke
proses investigasi. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes,
kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan cara
mengamati dan meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk
mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari sebuah desain
penelitian yang sedang dilakukan. Proses dalam mendapatkan informasi-informasi
terkait dengan penelitian haruslah objektif, nyata serta dapat dipertanggung
jawabkan. Observasi juga didefinisikan sebagai sebuah proses pengamatan dan
pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Pada hal ini
penulis menggunakan observasi langsung dengan mengikuti pembelajaran
secara langsung di dalam kelas yang akan diteliti.
b. Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
wawancara (interview) adalah suatu proses interaksi antara pewawancara

23
(interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interviewee)
melalui komunikasi langsung (yusuf, 2014). Metode wawancara/interview juga
merupakan proses memperoleh keterangan untuk sebuah tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambal bertatap muka antara pewawancara dengan responden/
orang yang di wawancarai, tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.
Kemudian dalam wawancara biasanya dilakukan secara individu maupun dalam
bentuk kelompok, sehingga di dapat data informatik yang orientik. Wawancara
bertujuan untuk mencatat opini, perasaan, emosi, dan hal lain yang berkaitan
dengan individu yang ada dalam sebuah kelompok/organisasi. Dengan melakukan
interview, peneliti dapat memperoleh data yang lebih banyak dan dapat
melakukan klarifikasi atas hal-hal yang tidak diketahui.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menelusuri data historis. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang,
peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sangat berguna dalam penelitian
kualitatif (Yusuf, 2014). Teknik atau studi dokumentasi adalah cara pengumpulan
data melalui peninggalan arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang
pendapat, teori, dalil-dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Metode dokumentasi ini menjadi efisien karena data
yang kita butuhkan tinggal mengutip atau memfotocopy saja dari dokumen yang
telah ada.
E. Metode Validitas Data
Validasi data merupakan langkah pemeriksaan untuk memastikan bahwa
data tersebut telah sesuai kriteria yang ditetapkan dengan tujuan untuk
memastikan bahwa data yang akan dimasukkan ke dalam basis data telah
diketahui dan dapat dijelaskan sumber dan kebenaran datanya.
Dalam penelitian kualitatif konsep validitas lebih terkait dengan data yang
telah dikumpulkan sehingga peneliti dapat selalu berusaha agar data yang
terkumpul harus efektif dalam pembelajaran peserta didik yang mana hasil belajar
tersebut mengarah pada ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik) dan
pengetahuan (kognitif). Kemudian dalam penelitian kualitatif konsep penelitian

24
dilakukan dengan beberapa aspek. Peneliti dapat menggambungkan alat
pengumpul data, seperti observasi, dokumen dan cara-cara lainnya yaitu terdapat
tringualasi, menganalisis status negative dan kecukupan sebuah referensi secara
bergantian untuk mengumpulkan data yang sejenis dan meningkatkan stabilitas
sebuah observasi. Adapun dengan menggunakan cara yang berbeda yaitu dalam
mengumpulkan data atau dengan melibatkan peneliti lain yaitu dalam analisis
yang dibuat dan diharapkan dapat memberikan sebuah temuan yang lebih
konsisten dalam hal ini.
Menurut Sugiyono , Teknik pengumpulan data triangulasi diartikan
sebagai Teknik pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono ada
tiga macam triangulasi yaitu :
1) Triangulasi sumber
Dalam penelitian untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui bebeeapa sumber. Sebagai contoh,
untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku murid, maka pengumpulan dan
pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid yang
bersangkutan dan orang tuanya. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak akan bisa
diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan,
dikatagorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana yang
spesifik dari tiga sumber data tersebut.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Seperti
misalnya data diperoleh dengan wawancara, kemudian dicek dengan observasi,
dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan menggunakan Teknik pengujian
kredibilitas data tersebut, menghasilkan sebuah data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan,
semua itu untuk memastikan data mana yang dianggap benar, karena sudut
pandangnya pun berbeda-beda.
3) Triangulasi Waktu

25
Dalam penelitian waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data dalam
sebuah penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi
hari yaitu saat narasumber masih dalam keadaan segar, belum banyak masalah
yang kemudian akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Selanjutnya, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan
cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau Teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian
dalam datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil
penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.
F. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan :
1) Analisi Kualitatif
Menurut Moleong (2007:3) mengemukakan bahwa analisis kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulus maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
2) Analisis Deskriptif
Mendeskriptifkan kegiatan ngajar mengajar yang telah menerapkan media
gambar untuk memotivasi pembelajaran bahasa Arab di kelas II SDIT Al-Anis,
kemudian menganalisis lebih dalam tentang penerapan media gambar yang telah
memotivasi dalam pembelajaran bahasa Arab pada peserta didik.
Adapun model analisis yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari suatu
penelitian yang telah dilakukan di kelas II SDIT Al-Anis Kartasura. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data deskriptif kualitatif
yaitu :
a. Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan tentang gambaran aktivitas
selama pembelajaran yang ada di kelas II SDIT Al-Anis Kartasura yang mana
melalui wawancara dan observasi langsung di sekolah tersebut.

26
b. Mengidentifikasi masalah yang ada serta menganalisis secara mendalam dengan
beberapa pendekatan seperti melakukan observasi serta wawancara kepada guru
yang bersangkutan.
c. Mengamati peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik
terhadap mufradat di dalam ruang belajar.
Miles dan Huberman (1984) telah mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Kemudian ukuran kejenuhan
ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam
analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan
verifikasi (Fikriyah, 2018).
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian,
menyederhanakan, mengabstrasikan serta mentransformasikan data yang muncul
dari catatan-catatan lapangan. Dalam proses ini peneliti mengamati dan mencari
dokumen tertulis. Peneliti mencatat penerapan penggunaan media gambar yang
digunakan oleh guru bahasa Arab di kelas II SDIT Al-Anis Kartasura.
2. Penyajian Data
Selanjutnya setelah data direduksi, langkah berikutnya adalah penyajian
data. Penyajian data akan diarahkan agar data dari hasil reduksi terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Penyajian data dapat memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan
merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada penyajian data dapat dilakukan
dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antarkatagori, diagram alur dan lain
sejenisnya.
Pada langkah ini, peneliti berusaha dalam menyusun data yang relavan
sehingga menjadi sebuah informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu. Kemudian, prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan
membuat hubungan antar fenomena yang mana untuk memaknai apa yang
sebenarnya terjadi dan bai kapa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan
penelitian. Penyajian data yang baik dan jelas alur pikirnya yaitu hal yang sangat

27
diharapkan oleh setiap peneliti. Dapat disimpulkan penyajian data yang baik
merupakan satu langkah yang cukup penting untuk menuju tercapainya analisis
kualitatif yang valid dan handal.
3. Verifikasi Data
Langkah selanjutnya dalam proses analisis data kualitatif yaitu menarik
kesimpulan berdasarkan sebuah temuan dan melakukan verifikasi data. Pada
kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila ditemukan beberaapa bukti kuat yang akan mendukung tahap pengumpulan
data berikutnya. Jadi, proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut
sebagai verifikasi data.

28
DAFTAR PUSTAKA

Arief Sadiman, d. (2012). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Azhar, A. (2004). Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Dzamarah, S. B. (2022). Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Eddine, S. (2019). ‫طرق في تعليم المفردات اللغة العربية‬.
ejournal.uinsatu.ac.id/index.php/tadris/article/view/2737, VOL 7 N0 2.
Effendy, A. F. (2005). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab . Malang: Misykat.
Fikriyah, F. N. (2018). Prosedure Penelitian. hhtp://repositori.unsil.ac.id.
Hamid, A. (2013). Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk Studi Islam.
Malang: UIN-Maliki Press.
Hamzah, N. L. (2011). Teknologi KomunikasI & Informasi Pembelajaran.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Jalinus, N. (2016). Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Kalsum, U. (2013). Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran Bahasa Arab
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik X MAN 2 Parepare.
(Skripsi Sarjanah ; Jurusan Tarbiyah).
Kridalaksana, H. (1983). Kamus Linguistik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Meleong, L. J. (2007). Metode penelitian kualitatif . Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group .
Nilafia, H. Y. (2019). \‫تعليم المفردات لدي الطلبة ذوي التعلم البطيء بمدرسة الريحان اإلبتدائية‬
‫ اإلسالمية الوانج‬. http://etheses.uin-malang.ac.id/16193/.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada media group.
Rahmawati, F. M. (2011). Metode permsinsn-permainan Edukatif dalam Belajar
Bahasa Arab. Yogyakarta: DIVA Press.
Rosyidi, A. W. (2009). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang
Pres.

29
Rusman, D. K. (2013). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi . Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadiman, A. S. (1986). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Setiorini. (2013). Upaya Guru Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Bahasa
Arab Siswa Kelas VII Di MTs MA'ARIF NU 1 Kebasen Tahun Pelajaran
2012/2013.
Sukriani. (2020). Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Penguasaan
Mufradat Bahasa Arab Peserta Didik kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta
(MIS) Darul Da'wah Wal Irsyad (DDI) Kampung Baru Parepare.
Sulaiman, A. H. (2001). Media Audio Visual . Jakarta: Gran Media Pustaka
Utama .
Tarigan, H. G. (1990). Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Uno, H. B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, A. B. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.

30

Anda mungkin juga menyukai