Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE AL-MIFTAH DALAM


PEMBELAJARAN NAHWU SISWA KELAS XI MA. P.P. YASRIB
LAPAJUNG KAB. SOPPENG

‫فعالية استخدام طريقة التعليمية المفتاح في تعليم النحو لطالب الصف الثاني‬
‫بمدرسة الثانوية اإلسالمية يسرب لفاجغ وطن صوفين‬

ASMAUL HUSNAH
1756040006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN BAHASA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................6
C. Tujuan penelitian................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................8
A. Kajian Teori.......................................................................................8
B. Kerangka Pikir.................................................................................21
C. Hipotesis...........................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................25
A. Jenis Penelitian.................................................................................25
B. Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................25
C. Desain Penelitian..............................................................................25
D. Populasi dan Sampel........................................................................26
E. Variabel Penelitian...........................................................................26
F. Definisi Operasional Variabel..........................................................27
G. Teknik Pengumpulan Data...............................................................27
H. Instrumen Penelitian........................................................................28
I. Teknik Analisis Data........................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................33
LAMPIRAN...............................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal.

Tabel 3. 1 Struktur desain control group pretest and posttest design....................26


Tabel 3. 2 Kriteria Penilaian Penskoran.................................................................29
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal.

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir...........................................................................23


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia sebagai makhluk sosial yang berada dalam suatu lingkup sosial

kemasyarakatan dalam interaksinya dengan masyarakat yang lain tentu tidak bisa

dipisahkan dari bahasa yang menjadi penghubung interaksi dengan anggota

masyarakat yang lain. Bahasa sebagai alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh

manusia sangat berperan penting bagi kehidupan manusia, karena dengan

bahasalah manusia dapat bersosialisasi, saling memahami satu sama lain serta

menyatukan berbagai latar belakang baik secara regional maupun internasional.

Dewasa ini, pengaruh Negara-negara asing terhadap kemajuan pendidikan

dan teknologi bangsa Indonesia menuntut kita untuk mempelajari berbagai bahasa

yang ada sehingga bisa bersaing di tengah pergaulan modern yang menjadikan

bahasa sebagai alat untuk menghubungkan komunikasi dengan orang-orang yang

berada di belahan dunia lain.

Di Indonesia sendiri, lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal

selain mengajarkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, juga sudah mengajarkan

berbagai bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Arab, bahasa

Mandarin, bahasa Jepang, bahasa Prancis dan bahasa asing lainnya yang dianggap

perlu untuk dipelajari dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

1
2

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan di

Indonesia baik pada lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Pada tingkat

pendidikan formal, bahasa Arab diajarkan di lembaga pendidikan formal yang

berada di bawah naungan Kementerian Agama, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah

sederajat SD, Madrasah Tsanawiyah sederajat SMP sampai pada tingkat

Madrasah aliyah sederajat SMA. Adapun pada lembaga pendidikan formal yang

berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan biasanya

bahasa Arab diajarkan mulai dari tingkat SMP sampai SMA sebagai mata

pelajaran tambahan sesuai dengan kebijakan dari sekolah tersebut. Demikian pula

pada institusi pendidikan nonformal, sudah banyak lembaga-lembaga pendidikan

yang berkiprah dalam pengajaran bahasa Arab, seperti majelis ta’lim, masjid,

lembaga kursus, dll.

Bahasa Arab dianggap penting untuk dipelajari karena bahasa Arab

merupakan bahasa kitab suci Al-Qur’an dan Hadis yang merupakan sumber utama

ajaran Islam, sehingga otomatis bahasa Arab menjadi bahasa resmi umat Islam.

Diketahui pula bahwasanya mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam maka

dari itu bahasa Arab sangat perlu untuk dipelajari sebagai wasilah untuk

memahami agama Islam itu sendiri. Selain itu bahasa Arab juga merupakan

Bahasa resmi kelima PBB sejak 1973. Selain itu, Bahasa Arab juga digunakan

sebagai Bahasa resmi Organisasi Persatuan Afrika (OPA). Dengan demikian,

Bahasa Arab adalah Bahasa internasional yang digunakan oleh berbagai Negara di

dunia, sehingga kita harus mengapresiasinya dan salah satu caranya adalah dengan

mempelajari bahasa Arab.


3

Dalam pembelajaran bahasa Arab, ada empat keterampilan yang harus

dikuasai sehingga bisa dikatakan mahir dalam berbahasa Arab, yakni

keterampilan menyimak (maharah al-istima’), keterampilan berbicara (maharah

al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-qira’ah) dan keterampilan

menulis (maharah al-kitabah). Keempat keterampilan ini sangat berkaitan satu

sama lain dan merupakan sesuatu yang harus dikuasai apabila ingin mahir dalam

berbahasa Arab.

Bahasa Arab, di samping memiliki keterampilan yang harus dikuasai,

dalam ilmu linguistik atau dalam bahasa Arab disebut Ilmu Lugoh, ada empat

unsur internal Bahasa, yaitu unsur bunyi bahasa (al-ashwat al-lughawiyah) atau

sering disebut fonologi, unsur kata (sharaf) atau sering disebut morfologi, unsur

struktur bahasa (nahwu) atau sering disebut sintaksis dan unsur makna (al-ma’ani

al-lughawiyah) atau sering disebut semantik.

Unsur struktur bahasa (Nahwu) atau sering disebut sintaksis merupakan

salah satu elemen yang sangat penting untuk dikuasai, sebagaimana elemen ini

sangat berpengaruh pada empat keterampilan bahasa Arab yang sudah disebutkan

sebelumnya. Semakin tinggi tingkat penguasaan sintaksis seseorang maka akan

semakin besar pula potensinya dalam menguasai keterampilan bahasa Arab.

Nahwu tidak dapat diabaikan karena tanpa Nahwu, Bahasa Arab akan menjadi

kacau balau dan susunan kata serta kalimatnya tidak akan teratur. Karena itu

mempelajari Bahasa Arab, Nahwu penting untuk diketahui.

Berbicara tentang ilmu Nahwu, ada kesan bahwa Nahwu termasuk ilmu

yang susah dimengerti, padahal berbagai metode pembelajaran sudah dipraktikkan


4

oleh para guru Nahwu, akan tetapi peserta didik tetap saja mengalami kesulitan

dalam mempelajarinya. Oleh karena itu perlu digunakan metode pembelajaran

yang cocok dan langkah-langkah yang sesuai sehingga dapat memudahkan siswa

dalam mempelajari ilmu Nahwu.

Metode (al-Thariqah) merupakan cara yang digunakan guru dalam

sebuah pembelajaran agar mendapatkan hasil yang maksimal dari sebuah

pembelajaran. Di sinilah kekreativitasan dan kemampuan guru juga diuji dalam

mewujudkan pembelajaran yang efektif. Dengan menggunakan metode yang tepat

dapat meningkatkan hasil dari pembelajaran itu sendiri.

Berdasarkan hasil observasi awal dengan guru mata pelajaran Nahwu dan

siswa kelas XI MA P.P. Yasrib Lapajung pada tanggal 23 Januari 2021

ditemukan data bahwa dalam proses pembelajaran Nahwu tidak terdapat metode

yang digunakan sehingga siswa tidak tertarik untuk mempelajari Nahwu dan

Nahwu tersebut merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.

Beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, Wahid, & Sahil (2017:54) “Efektivitas

Penerapan Metode Al-Miftah dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab

Kuning bagi Santri Baru di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Madura” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunan metode

Al-Miftah dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning bagi santri

baru Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan terbukti efektif dan

berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian pembelajaran santri membaca

kitab kuning.
5

Penelitian lainnya dilakukan oleh Siti Muzdalifah (2019:88) “Pendekatan

Peer Teaching dalam Pembelajaran Nahwu dan Shorof dengan Metode Al-Miftah

Lil ‘Ulum (Studi Kasus Kelas VIII SMP di Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu

Al-Um Bogor)” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metode Al-

Miftah Lil ‘Ulum banyak memberikan kontribusi terhadap para santri dalam

tingkat pemahaman kitab kuning di Pondok pesantren Salafiyah Terpadu Al-Um.

Dengan waktu tiga tahun berturut-turut para santri mampu memberikan prestasi

lomba MQK tingkat Jabodetabek dan Kota Bogor.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Rozi & Zubaidi (2019:170) “Efektivitas

Penerapan Metode Al-Miftah li al-Ulum dalam Belajar Membaca Buku Klasik di

P.P. Nurul Jadid Paiton Probolinggo” dengan hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa metode Al-Miftah li al-Ulum dalam pembelajaran kitab klasik di Madrasah

Diniyah Fatimatuzzahro’ di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

diimplementasikan sebagaimana pada umumnya metode pembelajaran kitab

klasik, namun dalam metode ini dipadukan dengan beberapa metode lain sehingga

menyebabkan peserta didik cepat bisa baca kitab klasik.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti

tentang metode Al-Miftah dalam pembelajaran Nahwu dengan judul penelitian:

“Efektivitas Penggunaan Metode Al-Miftah dalam Pembelajaran Nahwu

Siswa Kelas SMAN 7 Makassar”.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah apakah metode Al-Miftah efektif dalam

pembelajaran Nahwu siswa kelas SMAN 7 Makassar?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui keefektifan metode Al-Miftah dalam pembelajaran

Nahwu siswa kelas SMAN 7 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi guru dalam

menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan metode Al-Miftah

khususnya dalam pembelajaran Nahwu.

2. Manfaat Praktis
a) Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa

dalam belajar sehingga dapat mempertinggi daya serap dan retensi siswa terhadap

materi pelajaran.
7

a. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dalam

penggunaan metode dalam proses pembelajaran bahasa Arab sehingga dapat

memudahkan guru dalam meningkatkan hasil dari pembelajaran Nahwu sehingga

menjadikan proses pembelajaran lebih mudah dan tidak membosankan.

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan bagi sekolah untuk

menggunakan metode pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran yang

efektif.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi peneliti dan peneliti

selanjutnya dalam memahami pentingnya penggunaan metode dalam

pembelajaran khususnya metode Al-Miftah dalam pembelajaran Nahwu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori merupakan kumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah

penelitian. Pada kajian pustaka dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori

yang digunakan berdasarkan berbagai literatur. Adapun teori yang dianggap

relevan dengan penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Nahwu
a. Pengertian Pembelajaran

Beberapa defenisi para ahli terkait pengertian pembelajaran diantaranya

menurut Setiawan (2017:21) mendefinisikan pembelajaran sebagai proses yang

dilakukan oleh individu dengan bantuan guru untuk memperoleh perubahan–

perubahan perilaku menuju pendewasaan diri secara menyeluruh sebagai hasil

dari interaksi individu dengan lingkungannya.

Pendapat lain dari Suyono & Hariyanto (2014:183) mengatakan bahwa

pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guru mengajar

atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa pembelajaran erat kaitannya dengan pengajaran.

Pengajaran sebagai bagian yang terintegral dalam pembelajaran dan tidak dapat

8
9

dipisahkan antara yang satu dan yang lain. Di mana ada pembelajaran maka di situ

pula terjadi proses pengajaran.

Lebih lanjut, Khuluqo (2017:52) mengungkapkan pengertian pembelajaran

bahwa segala upaya pendidik agar terjadi proses belajar pada peserta didik.

“Inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Secara implisit,
di dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan.”

Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah dipaparkan sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh

pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik dengan

memanfaatkan metode pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat dicapai

dengan maksimal.

b. Pengertian Nahwu

Menurut Ni'mah (2018:3) dalam kitabnya Mulakkhas Qawaid al-Lughah

al-‘Arabiyah, mendefenisikan Nahwu sebagai ilmu yang khusus membahas

perubahan harakat akhir tiap kata.

‫ات‬..‫ر الكلم‬..‫بت أواخ‬..‫ة وض‬..‫ل الجمل‬..‫ة داخ‬..‫ل كلم‬..‫ة ك‬..‫د وظيف‬..‫و بتحدي‬..‫د النح‬..‫"وتختص قواع‬

‫ير‬..‫ة (أي يتغ‬..‫ا معرب‬..‫ة من حيث أنه‬..‫ة العربي‬.‫ أي أن قواعد النحو تنظر إلى الكلم‬.‫وكيفية إعرابها‬
10

‫ فى‬.‫ا‬.‫ير موقعه‬..‫ا بتغ‬..‫كل آخره‬..‫ير ش‬..‫ة (أي اليتغ‬..‫ة) أو مبني‬..‫ فى الجمل‬.‫ا‬.‫ير موقعه‬..‫ا بتغ‬..‫كل آخره‬..‫ش‬

)3 .‫ ص‬،2018 ،‫الكالم)" (نعمة‬

“Nahwu khusus membahas tentang membedakan tugas dari setiap kata


ketika berada di dalam suatu kalimat, harakat dan cara meng-i`rabnya.
Maksudnya, kaidah-kaidah nahwu membahas kata-kata dalam bahasa arab
dari sisi mu`rab-nya (perubahan bentuk akhir kata karena perubahan
posisinya dalam kalimat) atau mabni-nya (tetapnya bentuk akhir kata
walaupun posisinya dalam kalimat berubah).”

Selanjutnya, Al-Hasyimi (2015:6) mendefinisikan ilmu Nahwu sebagai

kaidah yang dengannya diketahui keadaan akhir suatu kata Bahasa Arab.

"‫ا‬..‫ا وحين تركيبه‬..‫ا حين إفراده‬..‫ة وأحواله‬..‫ات العربي‬..‫يغ الكلم‬..‫ا ص‬..‫رف به‬..‫د يع‬..‫و قواع‬..‫و ه‬..‫"النح‬

)6 .‫ ص‬،2015 ،‫(الهاشمي‬

“Nahwu adalah kaidah-kaidah yang dengannya diketahui bentuk kata dalam

bahasa Arab dan keadaan kata ketika ia berdiri sendiri dan ketida dalam bentuk

susunan kalimat.”

Lebih lanjut, Razin & Razin (2014:13) menjelaskan pengertian Nahwu

sebagai ilmu yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai

dengan kaidah Bahasa Arab. “Nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu Bahasa

Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan

kaidah Bahasa Arab, baik yang berkaitan dengan letak kata dalam suatu kalimat

atau kondisi kata (harakat akhir dan bentuk) dalam suatu kalimat.”

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa Nahwu adalah salah satu cabang ilmu Bahasa Arab yang
11

membahas tata Bahasa atau kaidah dalam Bahasa Arab, membahas tentang

bagaimana baris akhir suatu kata dan kedudukannya dalam kalimat serta cara

pembentukan kalimat yang baik dalam Bahasa Arab.

c. Tujuan Pembelajaran Nahwu

Setiap pembelajaran tentu masing-masing memiliki tujuan. Begitupun juga

dengan tujuan pembelajaran Nahwu ini, meskipun bukan satu-satunya ilmu yang

harus dikuasai sehingga bisa dikatakan fasih dalam berbahasa Arab, setidaknya

Nahwu ini memiliki peran yang sangat vital dari Bahasa Arab itu sendiri. Nahwu

bisa membantu kita dalam bercakap, menulis dam membaca dengan benar.

Menurut Punawan (2010:50) adapun tujuan pembelajaran ilmu Nahwu adalah

sebagai berikut:

1) Menjaga dan menghindarkan lisan serta tulisan dari kesalahan berbahasa,

disamping menciptakan kebiasaan berbahasa yang asih. Itulah sebabnya,

ulama Arab dan Islam zaman dahulu berupaya untuk merumuskan ilmu

nahwu di samping untuk menjaga bahasa Al-Qur’an dan Hadis Nabi

Muhammad saw.

2) Membiasakan para pelajar bahasa Arab untuk selalu melakukan pengamatan,

berpikir logis dan teratur serta kegunaan lain yang dapat membantu mereka

untuk melakukan pengkajian terhadap tata bahasa Arab secara kritis.

3) Membantu para pelajar untuk memahami ungkapan-ungkapan bahasa Arab

sehingga mempercepat pemahaman terhadap maksud pembicaraan dalam

bahasa Arab.
12

4) Mengasah otak, mencerahkan perasaan serta mengembangkan khazanah

kebahasaan para pelajar

5) Memberikan kemampuan pada pelajar untuk menggunakan kaidah bahasa

Arab dalam berbagai suasana kebahasaan. Oleh karena itu, hasil yang sangat

diharapkan dari pengajaran ilmu nahwu adalah kecakapan para pelajar dalam

menerapkan kaidah tersebut dalam gaya-gaya ekspresi bahasa Arab yang

digunakan oleh para pelajar bahasa Arab dalam kehidupnya, di samping

bermanfaat untuk memahami bahasa klasik yang diwarisi oleh para ulama

dari zaman dahulu.

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methods” yang berarti cara atau

jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan, (Khuluqo, 2017). Selanjutnya, menurut Aditya

(2016:167) metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang

dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk

mencapai tujuan. Lebih lanjut, Mustofa & Hamid (2011:23) menjelaskan bahwa

metode pembelajaran adalah rangkaian tindakan sistematis yang dilakukan oleh

guru dalam mengajar suatu materi pelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan metode pembelajaran adalah suatu cara sistematis yang
13

ditempuh oleh guru dalam sebuah pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran dengan baik.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran

Menurut Khuluqo (2017:130) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pemilihan metode pembelajaran diantaranya:

1) Pengajar

Pengetahuan yang dikuasai, pengalaman mengajar dan personalitas.

2) Peserta didik

Tingkat kemampuan, latar belakang, umur dan pengalaman lingkungan

sosial budaya.

3) Tujuan yang akan dicapai

Bila tujuan yang akan dicapai lebih dari satu, maka dapat ditentukan

dengan kombinasi berbagai macam metode.

4) Materi

Bahan ajar dengan karasteristik yang berbeda.

5) Waktu

Persiapan mengajar.

6) Keadaan dan fasilitas yang tersedia di kelas atau sekolah

Jumlah subjek belajar.


14

c. Syarat-syarat Penggunaan Metode Pembelajaran

Menurut Khuluqo (2017:131) ada beberapa syarat yang harus diperhatikan

oleh seorang pendidik dalam penggunaan metode pembelajaran, diantaranya:

1) Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah

belajar peserta didik.

2) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan peserta didik untuk

belajar lebih lanjut.

3) Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi peserta

didik untuk mewujudkan hasil karya.

4) Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian peserta didik.

5) Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar

sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6) Metode yang digunakan harus dapat memahamkan dan mengembangkan

nilai-nilai dan sikap peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

d. Tujuan Metode Pembelajaran

Menurut Khuluqo (2017:132) ada beberapa tujuan dari metode

pembelajaran, di antaranya:

1) Menghantarkan para peserta didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah

laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai

individu dan makhluk sosial.


15

2) Rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para peserta didik setelah

menempuh berbagai pengalaman belajarnya (pada akhir pengajaran).

3) Untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yang berbunyi

“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratif serta

bertanggung jawab.

3. Metode Al-Miftah

a. Pengertian metode Al-Miftah

Menurut Ulum (2017:9) metode Al-Miftah adalah metode baca kitab yang

berisikan kaidah Nahwu dan Shorof untuk tingkat dasar. Hampir keseluruhan

isinya disadur dari kitab Jurumiyah dan ditambah beberapa keterangan dari kitab

Alfiyah Ibnu Malik dan Nazhom ‘Imrity. Istilah yang digunakan dalam metode ini

sebagian besar hampir sama dengan kitab-kitab Nahwu yang banyak digunakan di

Pesantren. Jadi, metode ini sama sekali tidak merubah istilah-istilah dalam ilmu

Nahwu.

Menurut Ahmad, Wahid, & Sahil (2017:40) Al-Miftah adalah nama dari

sebuah metode cepat membaca kitab kuning bagi santri usia dini yang disusun

oleh Batartama (yaitu instansi yang menangani kurikulum pendidikan di Pondok

Pesantren Sidogiri) yang berisikan kaidah Nahwu dan Sharaf untuk tingkat dasar.
16

Metode yang disetting agar mudah dipahami bahkan oleh kalangan anak-anak.

Mulai dari Bahasa Indonesia yang mudah dipahami, kesimpulan dan rumusan

yang sederhana serta dilengkapi dengan tabel, skema, dan beberapa model latihan

hingga kombinasi denagn lagu-lagu yang cocok untuk usia anak-anak.

Menurut Rozi & Zubaidi (2019:162) Al-Miftah li al-Ulum merupakan

metode cepat membaca kitab yang digagas langsung oleh guru senior Pondok

Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan, dibawah naungan Badan Tarbiyah wa

Taklim Madrasi (BATARTAMA) termasuk diantara metode pembelajaran yang

mempunyai daya tarik luar biasa terhadap pembelajaran baca kitab klasik karena

menggunakan penjelasan-penjelasan singkat tapi memahamkan, serta cara

menghafal kedudukan-kedudukan lafadz arab dan rumus-rumusnya yang di kemas

dalam bait-bait syair berbahasa indonesia.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa metode Al-Miftah merupakan metode

baru yang diperkenalkan oleh Pondok Pesantren Sidogiri dan merupakan

perpaduan dari beberapa metode pembelajaran kitab kuning.

“Metode al-Miftah li al-Ulum adalah sebuah metode pembelajaran kitab


klasik yang masih baru dikenalkan oleh pondok pesatren sidogiri. Metode
al-Miftah li al-Ulum merupakan hasil dari perpaduan beberapa metode
pembelajaran kitab kuning yang sudah ada seperti metode sorogan,
bandongan, hafalan, dan lainnya” (Rozi & Zubaidi, 2019:162)

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa metode Al-MIftah dalam

penerapannya menyertakan buku praktis yang mudah dipahami.

“Kemudian untuk mendukung adanya metode al-Miftah li al-Ulum, PP.


mengikut sertakan dalam penerapannya dengan sebuah buku peraktis yang
berisi tuntunan cepat dalam mempelajari cara-cara membaca kitab klasik
dengan baik dan benar. Disamping susunan bahasanya sangat sederhana
dan mudah di pahami” (Rozi & Zubaidi, 2019:162).
17

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan

pengertian metode Al-Miftah adalah metode membaca kitab yang berisikan kaidah

Nahwu dan Shorof yang isinya diadiopsi dari kitab Jurumiyah, Alfiyah Ibnu Malik

serta Nazhom ‘Imrity yang rumus-rumus kaidahnya dikemas dalam bait-bait syair

berbahasa Indonesia dengan cara dilagukan.

b. Kandungan Materi dalam Kitab Al Miftah

Adapun kandungan materi dalam kitab Al-Miftah menurut Rozi & Zubaidi

(2019:163) adalah sebagai berikut:

1) Jilid I terdiri dari dua macam pembahasan, yaitu pembahasan pertama tentang

Kalam dan pembagian-pembagiannya, dan pembahasan ke dua menjelaskan

tentang isim-isim yang mu’rob (kalimat yang harakat akhirnya bisa berubah)

atau bisa di I’rob dan isim-isim yang mabni (kalimat yang tidak bisa

menerima perubahan)

2) Jilid II terdiri dari tiga pembahasan kaidah-kaidah kalimat isim, yaitu: kaidah

pertama menjelaskan tentang isim dari sudut ma’rifat dan nakirahnya, kaidah

kedua menjelaskan tentang isim dari sudut mudzakkar dan muannatsnya,

kaidah ketiga menjelaskan tentang isim dari sudut jamid dan mustaqnya.

3) Jilid III terdiri dari empat pembahasan kaidah-kaidah kalimat fi’il, kaidah

pertama menjelaskan tentang macam-macam kalimat fi’il, kaidah kedua

menjelaskan tentang fi’il dari sudut muta’addi dan lazimnya, kaidah ketiga

menjelaskan tentang fi’il dari sudut ma’lum dan majhulnya, kaidah keempat

menjelaskan tentang fi’il dari sudut shahih dan mu‟talnya. Dalam jilid ke III
18

ini, ditambah dengan satu buku yang berisikan kumpulan-kumpulan wazan-

wazan fi’il yang di rangkum dari kitab Amtsilat al-Tashrifiyyah, baik yang

Isthilahiyah maupun yang lughawiyah, sehingga buku tambahan ini juga

dikenal dengan sebutan “edisi khusus tashrifan”.

4) Jilid IV terdiri dari dua macam pembahasan, yaitu: pembahasan pertama

menjelaskan tentang isim-isim yang dirofa’kan, dan pembahasan kedua

menjelaskan tentang isim-isim yang dinashabkan

5) Buku kumpulan Nadzom dan Syair-syair al-Miftah li al-Ulum, yang

beirisikan nadzom-nadzom serta syair-syair yang berkaitan dengan penjelasan

materi mulai jilid I – IV.

c. Sejarah Lahirnya Serta Perkembangan Metode Al-Miftah

Pada tahun 2010, pendidikan di Sidogiri dirasa mengalami kemunduran

khususnya dalam bidang baca kitab kuning yang berdampak pada fan-fan lain.

Hal ini menuntut Barartama (Badan Tarbiyah wa Taklim Madrasi) untuk berfikir

keras mengatasi permasalahan tersebut. Hingga kemudian ada instruksi langsung

dari majelis keluarga untuk tanggap dan sigap menangani permasalahan ini,

(Barartama, 2015:2)

Respon cepat Barartama menanggapi permasalahan tersebut adalah denagn

membuat konsep dasar kurikulum dan sistem pendidikan baru yang sasarannya

adalah santri dan murid baru sebagai bentuk penanganan terhadap terhadap

minimnya santri dan murid yang mampu membaca kitab kuning dengan baik dan

benar.
19

Langkah awal yang dilakukan adalah studi banding ke Pesantren dan

lembaga penddikan Islam lain untuk mencari referensi menciptakan metode dan

materi baru. Dengan melalui pertimbangan dan penggodokan yang matang,

lahirlah metode belajar membaca kitab kuning dengan mudah dan menarik yang

disusun oleh Tim Barartama Pondok Pesantren Sidogiri.

Metode ini diberi nama Al-Miftah lil Ulum dengan jargon “Mudah belajar

membaca kitab”. Metode ini dirancang khusus bagi pemula, utamanya anak-anak

kecil dan dibuat sedemikian rupa menyenangkan dan mudah bagi mereka untuk

mempelajarinya. Visi dan misi dari lahirnya metode Al-Miftah lil Ulum, visinya

adalah untuk menghidupkan kembali semarak belajar dan mengaji kitab kuning

sedangkan misinya adalah mencetak murid-murid yang handal membaca kitab

kuning dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan

target pencapaian bisa memahami kaidah Nahwu dan Sharaf dan mampu

membaca kitab Fathul Qarib dengan baik dan benar.

d. Langkah-langkah Penerapan Metode Al-Miftah

Adapun langkah-langkah penerapan metode Al-Miftah adalah sebagai

berikut:

1) Guru memberikan materi pelajaran dari kitab Al-Miftah lil-Ulum berupa

kaidah Nahwu kepada siswa

2) Guru menjelaskannya sampai siswa memahami materi pelajaran

3) Guru mempraktekkan cara melagukan kaidah yang telah dipelajari sesuai

nazom yang ada dalam kitab Al-Miftah


20

4) Guru bersama siswa melagukan kaidah Nahwu yang ada dalam kitab Al-

Miftah sampai siswa menghafal kaidah melalui nazoman tersebut.

e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Al-Miftah

Tidak menutup kemungkinan setiap metode pembelajaran masing-masing

memiliki kelebihan dan kekurangan, begitupun juga dengan metode Al-Miftah.

Menurut Ahmad (2017:42) adapun kelebihan dan kekurangan metode Al-Miftah

adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan metode Al-Miftah

a) Singkat dan praktis

Disampaikan dengan bahasa yang sangat singkat dan praktis. Kandungan

isinya hanya mengambil poin-poin paling penting di dalam membaca kitab dan

membuang poin yang tidak perlu atau bersifat pendalaman.

b) Desain warna

Didesain dengan tampilan dan kombinasi warna agar tidak membosankan

dan cocok untuk anak-anak, karena menurut penelitian, belajar dengan

menggunakan warna lebih efektif untuk anak-anak dari pada hanya sekedar hitam

putih.

c) Lagu dan skema

Untuk memancing otak kanan maka metode ini dilengkapi dengan skema

dan lagu yang sudah familiar di telinga anak-anak sepertil lagu“balon ku ada

lima” yang dijadikan lagu “Isim-isim yang lima”. Hasilnya sangat mudah sekali

untuk bagi anak memahami dan menghafal materi Al-Miftah ini.


21

d) Ciri-ciri (Rumus)

Di antara yang membedakan dengan metode baca kitab pada umumnya

adalah metode Al-Miftah ini dilengkapi dengan ciri-ciri kedudukan yang sering

dijumpai dalam susunan bahasa Arab, sehingga dengan ciri-ciri tersebut anak bisa

membaca kitab sekalipun belum tahu arti dan pemahamannya.

2) Kekurangan Metode Al-Miftah

1) Materi yang diajarkan hanyalah materi inti dari nahwu-sharaf, sehingga

peserta didik masih membutuhkan terhadap kaidah-kaidah ambahan dalam

pemantapan membaca kitab.

2) Bagi santri yang sudah pernah belajar nahwu-sharaf akan merasa kejenuhan

karena setiap materi harus ada pengulangan

3) Bagi santri yang sudah dewasa akan merasa diberlakukan seperti anak kecil,

karena metode ini dilengkapi dengan lagu anak-anak.

4) Dengan banyaknya waktu KBM dapat menjadikan santri mudah jenuh. Dan

disinilah peran guru sangat menentukan untuk meghilangkan kejenuhan

tersebut.

B. Kerangka Pikir

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

lembaga pendidikan Indonesia. Bahasa Arab, selain diajarkan pada lembaga

pendidikan formal, juga diajarkan pada lembaga pendidikan non-formal. Bahasa

Arab dianggap penting untuk diajarkan karena merupakan Bahasa Al-Qur’an dan
22

Hadis yang menjadi pedoman ummat Islam. Selain itu Bahasa Arab juga

merupakan Bahasa Internasional PBB.

Bahasa Arab memiliki beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah ilimu

Nahwu. Ilmu Nahwu memiliki kontribusi penting dalam kemampuan berbahasa

Arab seseorang. Semakin tinggi tingkat penguasaan Nahwu sesesorang, maka

semakin mudah ia menguasai bahasa Arab, meskipun beberapa cabang ilmu yang

juga tetap harus diperhatikan. Untuk itu pemilihan dan penggunaan metode

pembelajaran sangat penting untuk digunakan.

Dalam proses pembelajarannya, tidak sedikit santri yang beranggapan

bahwa pelajaran Nahwu itu sulit. Hal ini dikarenakan santri belum bisa merasa

nyaman dengan pembelajaran Nahwu itu sendiri dan metode yang digunakan

masih berupa metode konvensional sehingga kurang menarik perhatian santri.

Metode Al-Miftah merupakan metode pembelajaran dengan sistem modul dan

disertai dengan syair-syair kaidah Bahasa Arab dengan cara dilagukan.

mempelajari ilmu Nahwu.


23

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir


24

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1 = Metode Al-Miftah efektif dalam pembelajaran Nahwu siswa kelas

SMAN 7 Makassar.

2. H0 = Metode Al-Miftah tidak efektif dalam pembelajaran Nahwu siswa kelas

SMAN 7 Makassar.

Adapun hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 = µ1>µ0

H0 = µ1≤µ0

Keterangan:

µ1: siswa yang menggunakan metode Al-Miftah dalam proses pembelajarannya

µ0: siswa yang tidak menggunakan metode Al-Miftah dalam proses

pembelajarannya

Adapun kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut:

 Diterima H1 jika thitung > ttabel

 Ditolak H1 jika thitung < ttabel


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis kuasi atau

Quasi Experimental Design dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan metode Al-Miftah dalam

pembelajaran Nahwu pada kelas eksperimen siswa kelas SMAN 7 Makassar.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2020/2021 di MA P.P. Yasrib, kel. Lapajung, kec. Lalabata, kab. Soppeng.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen

yang berbentuk control group pretest and posttest design. Dalam desain ini, baik

kelas control maupun kelas eksperimen dikenakan O1 (pretest) dan O2 (posttest),

tetapi hanya kelas eksperimen saja yang dalam proses pembelajarannya

menggunakan metode Al-Miftah. adapun struktur desainnya adalah sebagai

berikut:

25
26

Kelas Eksperimen : O1 X O2

Kelas Kontrol : O1 O2

Tabel 3. 1 Struktur desain control group pretest and posttest design

(Arifin, 2014:78)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA P.P.

Yasrib Lapajung yang belajar Nahwu, yaitu kelas XI MIA 1, XI MIA 2, XI IIS 1

dan XI IIS 2 yang berjumlah 104 siswa.

2. Sampel
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA 1 sebagai kelas

eksperimen sebanyak 30 siswa dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol

sebanyak 34 siswa yang diperoleh dengan teknik simple random sampling atau

pengambilan sampel secara acak.

E. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y). Adapun variabel bebas (X) pada penelitian ini yaitu
27

penggunaan metode Al-Miftah dan variabel terikat (Y) adalah pembelajaran

Nahwu.

F. Definisi Operasional Variabel

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebeklumnya bahwa pada penelitian

ini menggunakan dua variabel, yaitu penggunaan metode Al-Miftah sebagai

variabel bebas (X) dan pembelajaran Nahwu sebagai variabel terikat (Y).

Adapun definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah:

1. Penggunaan metode Al-Miftah (Variabel X)

Penggunaan metode Al-Miftah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

penerapan metode Al-Miftah dalam proses pembelajaran Nahwu.

2. Pembelajaran Nahwu (Variabel Y)

Pembelajaran Nahwu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa dalam menguasai pembelajaran dengan menerapkan metode

Al-Miftah. Adapun indikator keberhasilannya adalah siswa mampu menjawab

pertanyaan seputar pemebelajaran Nahwu yang telah dipelajari sebelumnya

dengan menerapkan metode Al-Miftah.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah

tes tertulis Pre-test atau test awal yang diberikan kepada siswa baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol sebelum diberi perlakuan guna mengukur


28

sejauh mana pengetahuan Nahwu siswa. Setelah pre-test kemudian diberi

perlakuan yaitu proses pembelajaran menggunakan metode Al-Miftah pada kelas

eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol. Setelah itu, diberikan

post-test atau tes akhir guna melihat perbedaan hasil belajar Nahwu kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes tertulis yang

diberikan kepada seluruh sampel penelitian baik dari kelas kontrol maupu kelas

eksperimen. Tes ini diberikan di awal sebelum diberi perlakuan (pre-test) untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan Nahwu siswa dan di akhir setelah

diberi perlakuan (post-test) guna mengetahui perbedaan pengetahuan Nahwu kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Bentuk penilaian tes tertulis terdiri atas soal menentukan isim dan khobar

dari amil nawasikh dan memperbaiki contoh yang salah dari amil nawasikh.

Setiap jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban yang salah akan

mendapatkan nilai 0. Maka nilai keseluruhan dari 10 soal berjumlah 10. Perolehan

nilai akhir dikonversi berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut:

Skor perolehan
Nilai akhir= ×100
Skor maksimal
29

Tabel 3. 2 Kriteria Penilaian Penskoran

Nilai Kategori
96-100 Sempurna
86-95 Baik sekali (Djumingin,
76-85 Baik
2017:223)
66-75 Cukup
56-65 Sedang
46-55 Hampir sedang
I. Teknik
36-45 Kurang
26-35 Kurang sekali Analisis
16-25 Buruk
Data
0-15 Buruk sekali
Teknik

analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk

menentukan nilai rata-rata, simpangan baku serta varians dan analisis inferensial

untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Sebelum melakukan

pengujian hipotesis terlebih dahulu melakukan uji homogenitas guna mengetahui

apakah kelas kontrol dan kelas eksperimen homogeny atau tidak. Kemudian

dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji chi square.

1. Analisis Deskriptif
Rumus mencari rata-rata:

x́=
∑ fi . xi
∑ fi
Keterangan:

x́= skor rata-rata


30

Fi = jumlah sampel

∑ fi . xi = simbol jumlah perkalian semua nilai xi untuk i = 1,2,…..n.


(Supardi, 2013:77)

Rumus mencari simpangan baku:

∑ fi .(Xi− X́ )2
s=
√ n−1

(Supardi, 2013:77)

Rumus mencari varians:

s2
∑ fi .(Xi− X́ )2
¿¿

(Supardi, 2013:77)

2. Analisis Inferensial
a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kelas control dan kelas

eksperimen homogeny atau tidak. Adapun uji homogenitas ini dilakukan dengan

uji F dengan rumus sebagai berikut:

Varianterbesar
F=
Varian terkecil

(Sugiyono, 2017:276)

b. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan suatu teknik pengujian untuk mengethui apakah

data penelitian berdistribusi normal sebelum dilakukannya uji-t. pada penelitian

ini pengujian normalitas menggunakan uji chi square dengan rumus:


31

2
2 ( f o−f o )
x =Σ
fh

Keterangan:

= jumlah
Σ

fo = frekuensi yang diobservasi

fh = frekuensi yang diharapkan

(Sugiyono, 2014:228)

c. Uji-t untuk Hipotesis

Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah H0 ditolak atau diterima serta H1

ditolak atau diterima. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

1) H1 diterima jika thitung > ttabel dan

2) H0 diterima jika thitung < ttabel

Rumus uji-t

t=

Keterangan:

t = nilai t-test yang dicari

= rata-rata skor kelompok eksperimen

= rata-rata skor kelompok kontrol

s21 = varian kelompok eksperimen

s22 = varian kelompok kontrol


32

n1 = banyaknya sampel kelompok eksperimen

n2 = banyaknya sampel kelompok kontrol

(Sugiyono, 2014:258-259)
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, D. Y. 2016. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Resitasi Terhadap


Hasil Belajar Matematika siswa. Jurnal SAP, 1-10.

Ahmad, Wahid, A., & Sahil, I. 2017. Efektivitas Penerapan Metode Al-Miftah
dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri
Baru di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan Madura.
Jurnal Syaikhuna, 1-18.

Al-Hasyimi, A.-S. A. 2015. Al-Qawaid Al-Asasiyyah lil Lughah Al-Arabiyyah.


Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah.

Arifin, Z. 2014. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Barartama. 2015. Mudah Belajar Membaca Kitab. Pasuruan: Barartama PPS.

Djumingin. 2017. Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.


Makassar: Badan Penerbit UNM.

Khuluqo, I. E. 2017. Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar, Metode dan


Aplikasi Nilai-nilai Spiritualitas dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

33
Mustofa, B., & Hamid, M. A. 2011. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab. Malang: UIN Maliki Press.

Muzdalifah, S. 2019. Pendekatan Peer Teaching dalam Pembelajaran Nahwu dan


Shorof dengan Metode Al-Miftah lil 'Ulum (Studi Kasus Kelas VIII SMP
di Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu Al-Um Bogor).

Ni'mah, F. 2018. Mulakkhas Qawaid al-Lughah al-"Arabiyah. Jakarta: Maktabah


Al-Wady.

Punawan, A. B. 2010. Metode Pengajaran Nahwu dalam Pembelajaran Bahasa


Arab. Jurnal Hunafa, 1-14.

Razin, A., & Razin, U. 2014. Ilmu Nahwu untuk Pemula. Bandung: Pustaka Bisa.

Rozi, F., & Zubaidi, A. 2019. Efektivitas Penerapan Metode Al-Miftah li Al-
Ulum dalam belajar membaca bukiu klasik di P.P. Nurul Jadid Paiton
Probolinggo.

Setiawan, M. A. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Palangkaraya: Uwais Inspirasi


Indonesia.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods). Bandung:


Alfabeta.

Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian Konsep Statistika yang Lebih
Komprehensif. Jakarta: Change Publication.

34
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenademia Group.

Suyono, & Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ulum, T. A.-M. 2017. Panduan Penggunaan Al-Miftah lil Ulum Pondok


Pesantren Sidogiri. Pasuruan: Barartama PPS.

35
L

N
36

Anda mungkin juga menyukai