Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Keterampilan Berbahasa Arab”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pembelajaran Bahasa Arab MI
Dosen Pembimbing:
Muh. Haris Zubaidillah, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 4

1. Diana (18.11.20.0112.00331)
2. Maulida Rahmah (18.11.20.0112.00375)
3. Mona (18.11.20.0112.00383)
4. Saidah Husna (18.11.20.0112.00443)
5. Winda (18.11.20.0112.00476)

SEKOLAH TINGGI ILMU QUR’AN (STIQ) AMUNTAI

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH III/C

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam selalu tercurah
keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad saw, beserta seluruh keluarganya,
sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya observasi yang


berjudul “Keterampilan Berbahasa Arab ” sebagai tugas mata kuliah
Pembelajaran Bahas Arab MI program studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah
pada Sekolah Tinggi Ilmu Alquran (STIQ) Amuntai ini telah diselesaikan.

Penulis sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali


menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada:

1. Dosen pembimbing Muhammad Haris Zubaidillah, M.Pd yang telah


memberikan bimbingan dan petunjuk dalam membuat makalah ini.
2. Semua teman yang telah memberi banyak bantuan, fasilitas, informasi, dan
mengumpulkan bahan dalam membuat makalah ini.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt memberi ganjaran yang
berlipat ganda. Aamiin.

Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan
mendapat taufik serta inayah dari Allah swt.

Amuntai, 21 Agustus 2019

Kelompok 4

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Keterampilan Menyimak...................................................................... 3
B. Keterampilan Berbicara........................................................................ 13
C. Keterampilan Membaca........................................................................ 10
D. Keterampilan Menulis.......................................................................... 16
BAB III PENUTUP......................................................................................... 17

Simpulan..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini perhatian masyarakat terhadap pembelajaran bahasa Arab


untuk anak-anak semakin besar. Hal itu diikuti pula oleh berbagai upaya
pengembangan yang dilakukan oleh para ahli bahasa dan guru-guru bahasa.
Semakin bertambah banyaknya lembaga pendidikan usia dini yang didirikan oleh
yayasan-yayasan yang berbasis Islam turut serta memberi andil terhadap
perkembangan pembelajaran bahasa Arab.
Karena pada umumnya pada lembaga-lembaga tersebut pembelajaran
bahasa Arab sudah dimasukkan sebagai bagian dari materi pelajarannya.
Perkembangan positif tersebut semakin menguat dengan kemunculaan beberapa
Sekolah Islam Terpadu yang berkeinginan untuk memadukan antara kurikulum
pesantren dan kurikulum sekolah umum. Sekolah-sekolah tersebut juga sudah
memasukkan pembelajaran bahasa Arab ke dalam muatan kurikulumnya.
Pembelajaran bahasa Arab kini tidak lagi hanya menjadi dominasi madrasah dan
pesantren saja.
Kecendrungan positif tersebut berarti bahwa para guru memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk berkarya dan mengembangkan diri karena
mereka dituntut memiliki berbagai keterampilan profesional untuk mampu
melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran bahasa Arab yang
diberikan sejak anak-anak berusia dini tentu mempunyai karakter dan tuntutan
yang berbeda dengan pembelajaran bahasa Arab untuk murid remaja dan dewasa,
Walau banyak sekolah yang sudah mengambil kebijakan membelajarkan
bahasa Arab sejak usia dini, masih banyak juga sekolah yang berkebijakan
sebaliknya, dengan alasan pragmatis-praktis maupun alasan teoritis-metodologis.
Susahnya mencari dan menentukan pengajar, materi, metode, teknik, media, alat
evaluasi, dan tempat pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan gaya belajar
bahasa anak-anak menjadi alasan yang sering muncul ke permukaan. Di sisi lain,
meskipun pembelajaran bahasa asing untuk anak-anak sudah berlangsung sejak

5
lama sampai saat ini belum ada kesepakatan tunggal tentang sejak usia berapa
anak-anak sebaiknya sudah boleh diperkenalkan dengan bahasa asing, disegerakan
atau ditunda saja. Pembelajaran bahasa Arab yang efektif dan efisien sejak dini
akan mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak, walau alasannya
memang sangat ideologis yakni bahwa penduduk Indonesia masih mayoritas
beragama Islam.1

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana keterampilan menyimak ?
b. Bagaimana keterampilan membicara ?
c. Bagaimana keterampilan membaca ?
d. Bagaimana keterampilan menulis ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui keterampilan menyimak .
b. Untuk mengetahui keterampilan membicara .
c. Untuk mengetahui keterampilan membaca .
d. Untuk mengetahui keterampilan menulis .

1
Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyudin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab (Jakarta:
Lembaga Bahasa Yassama YBMG, 2011), h. 106.

6
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam bahasa arab ada empat keterampilan dalam bahasa arab, yaitu
ada keterampilan mendengar (maharat al-istima), keterampilan berbicara
(maharat al-kalam), keterampilan membaca (maharat al-qiro’at), dan
keterampilan menulis (maharat al- kitabah). Keempat keterampilan diatas
tujuan penting dalam belajar bahasa arab, karena mereka tidak dapat
dipisahkan, keterampilan tersebut sangat baik digunakan dalam pencapaian
keterampilan berbahasa. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada
pembahasan dibawah ini.2

A. Keterampilan Menyimak
1. Pengertian Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak (maharah al-istima’/ listening skill)
kemampuan seseorang dalam mendengar dan memahami apa yang di
ucapkan oleh lawan bicara atau informasi dari suatu media. Kemampuan
menyimak dapat diasah dengan terus latihan mendengarkan perbedaan-
perbedaan bunyi dari setiap unsur kata dengan unsur lainnya sesuai makhraj
yang benar dari penutur aslinya ataupun rekaman.3
Di Indonesia, menyimak adalah suatu keterampilan yang masih agak
diabaikan dalam suatu pembelajaran, hal ini terbukti dengan kurangnya
media seperti materi atau teks maupun rekaman yang dapat membantu
terlaksananya kegiatan menyimak dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Padahal, kemampuan seseorang memahami bahasa orang lain yaitu dengan
mendengar, maka dari itu keterampilan menyimak adalah kemampuan yang

2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h.117.
3
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 4.

7
harus didahulukan dan dikuasai oleh setiap orang sebelum berkembang
ketahap selanjutnya.
a. Fase- fase dalam keterampilan menyimak
Untuk situasi seperti di indonesia, materi menyimak bahasa
Asing (khusunya bahasa Arab) bisa disajikan dalam empat fase
sebagai berikut:
1) Fase pengenalan
Pada fase ini dikenalkan bunyi-bunyi baik huruf Arab baik
yang tunggal maupun yang sudah disambung dengan huruf-
huruf lain dalam kata-kata. Dalam hal ini guru di tuntut untuk
memberikan contoh pengucapan huruf yang baik dan benar,
lalu diikuti oleh para pelajar. Akan lebih baik jikamenggunakan
bantuan media, baik kaset maupun gambar-gambar tentang
kata-kata yang dimaksud. Ada beberapa hal yang menjadi
kendala dalam mempelajari bahasa Arab. Acep Hermawan
yang mengutip dari Mudzakkarat al-Daurat al-Tarbawiyyah
menyatakan bahwa di antara aspek-aspek itu adalah:
a) Bunyi harakat pendek dan panjang, misalnya:

‫بريد‬-‫ برد‬,‫ضورب‬-‫ ضرب‬,‫ عامل‬-‫علم‬


b) Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip, misalnya:

‫ع‬-‫ا‬-‫ه‬-‫ح‬-‫ص‬-‫س‬
c) Bunyi huruf-huruf ber-tasydid, misalnya:

‫ مي ّد‬,‫ م ّد‬,‫يستقر‬
ّ ,‫استقر‬
ّ ,‫ يه ّذ‬,‫ه ّذب‬
d) Bunyi alif-lam syamsiyyah dan qamariah, misalnya:

,‫ احلارس‬,‫& ال& &&بيع‬,‫ الكت& &&اب‬,‫ الرف& &&ق‬,‫ ال& &&زيت‬,‫ الش& &&يطان‬,‫الس& &&كر‬

‫اجلواب‬

8
e) Bunyi huruf ber-tanwin, misalnya:

‫ هي تلميذة‬,‫ هوتلميذ‬,‫هذاكتاب جديد‬


f) Bunyi huruf-huruf yang di-sukun-kan di akhir kata atau
kalimat untuk meringankan ucapan,misalnya:

‫ وصل املسافراليوم‬,‫ يذهب اجلائع‬,‫هذاالبيت مجيل‬4

2) Fase pemahaman permulaan


Pada fase ini para pelajar diajak untuk memahami
pembicaraan sederhana yang dilontarkan oleh guru tanpa
respon lisan, tetapi dengan perbuatan. Sebagai tahap
permulaan, merespon dengan perbuatan dipandang lebih ringan
dibandingkan dengan lisan. Bentuk respon perbuatan ini
berupa:
a) Melakukan perintah secara fisik, misalnya:

i. ‫قم‬/qum (berdidilah!)

ii. ‫اجلس‬/ ijlis (duduklah!)

iii. ‫اخرج‬/ukhruj (keluarlah!)


b) Bereaksi pada seruan, misalnya:

i. ‫احرتس‬/ihtaris (awas!)

ii. ‫كن حذر‬/ kun hadziran (hati-hatilah!)

iii. ‫االنتباه‬/al-intibah (perhatian!)

iv. &‫ارج &&وكم ان تس &&تمعواليه‬/arjukum an tastami’u ilaihi

(harap semua menyimaknya!)


4
Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab ,h. 7.

9
c) Menjawab pertanyaan secara tertulis atau melakukan
perintah tulisan atau menggambar di atas kertas, misalnya:

i. ‫هل انت& جائع‬/ hal anta ja’i (apakah kamu lapar?)

ii. ‫رئيس اجلمهوريةإلندونيس & &&ريا‬/ ra’isul jumhuriyah li

Indunisiya (presiden Republik Indonesia..)

iii. ‫ارس& & &&م املربع‬/ irsam al-murabba’ (gambarlah segi

empat!)

d) Melakukan perintah dengan menggunakan gambar, sketsa,


denah dan sebagainya, yang sudah disediakan oleh guru.
Dalam hal ini guru memberikan kertas yang didalamnya
ada gambar atau sketsa, atau denah. Dalam hal ini guru
membagikan kertas yang didalamnya ada gambar atau
sketsa, atau denah. Para pelajar dalam hal ini
mendengarkan perintah guru, lalu mengerjakan apa yang
diperintahkannya dengan mengisi tempat kosong pada
kertas yang dibagikan.5

3) Fase pemahaman pertengahan


Pada fase ini pelajar diberi pertanyaan-pertanyaan secara
lisan atau tertulis. Sementara itu kegiatan-kegiatan yang bisa
dilakukan pada fase ini adalah:
a) Guru membacakan bacaan pendek atau memutar rekaman,
lalu memberi pertanyaan kepadamurid mengenai isi bacaan
atau rekaman tersebut. Jawaban murid bisa berbentuk lisan
atau tertulis.

5
Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 8-10.

10
b) Guru memutar percakan dua orang, lalu memberikan
pertanyaan kepada murid mengenai isi rekaman tersebut.
Pertanyaannya tentu lebih spesifik dibandingkan poin
pertama, misalnya: apa isi percakan, siapa yang berbicara
dan sebagainya. Jawaban siswa bisa berbentuk lisan atau
tertulis.
c) Guru memutar rekaman percakapan sesorang, misalnya
dalam telepon. Dalam percakapan ini yang terdengar hanya
satu orang, sedangkan kata-kata lawan bicaranya tidak
terdengar. Para pelajar diperintahkan agar
mendengarkannya dengan seksama, lalu menebak apa
yang dikatakan oleh lawan bicara orang itu. Alternatif
jawaban dapat berupa pilihan ganda.

4) Fase pemahaman lanjutan

Pada fase ini pelajar diberi latihan untuk mendengarkan


berita-berita baik dari Radio televisi ataupun rekaman yang berisi
tentang fakta ataupun komentar tentang kehidupan yang terjadi saat
ini. Dalam kegiatan ini para siswa dianjurkan untuk membuat suatu
catatan hasil dari kegiatan yangdialkukan seperti mencatat nama,
tanggal, tahun, tempat, waktu dari suatu kejadian dan sebagainya.
Setelah itu mereka ditugaskan untuk membuat ringkasan berbahasa
Arab yang mereka kuasai tentang inti pembicaraan.6

2. Tujuan pembelajaran mendengar


Tujuan pembelajaran istima’ dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu pertama tujuan umum dan kedua tujuan khusus.
Tujuan umum ternbagi lagi menjadi dua bagian, yakni tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
6
Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 13-15.

11
Tujuan jangka pendek adalah agar peserta didik mampu
memahami bahasa yang disampaikan, sehingga mampu merespon
setiap ungkapan-ungkapan selama proses pembelajaran bahasa
Arab.
Adapun tujuan jangka panjang adalah agar peserta didik
mampu memahami setiap ungkapan yang ada, baik dikelas
maupun diluar kelas atau dalam situasi dimana saja, seperti
mendengarkan televisi, radio, pidato, wawancara dan sebaginya.
Adapun tujuan khusus pembelajaran istima’ adalah sebagai
berikut:
a) Memahami dengan baik sistem tata bunyi, baik definisi
karakteristik maupun perbedaannya, baik menyangkut
huruf hidup maupun huruf mati.
b) Memahami dengan baik intonasi dan irama bunyi huruf,
huruf sambung dan pisah.
c) Memahami dengan baik simbol bunyi yangdidengarnya
d) Memahami dengan baik makna setiap kosakata, dan fungsi
kata dan kalimat.
e) Memahami fungsi gramatikabahasa arabdengan baik.
f) Memahami budaya asing, terutama budaya Arab.
g) Mempunyai kemampuan sens yang baik terhadap setiap
ungkapan atau bacaan.
h) Mempunyai optimisme terhadap apa yang didengar dan
implikasinya.7

B. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian keterampilan berbicara
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide,
pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Menurut Tarigan

7
Munir, Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab (Jakarta: Kencana, 2016), h. 40.

12
yang dikutip oleh Acep Hermawan berbicara merupakan kombinasi faktor-
faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik secara luas
sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi
kontrol sosial.8
Jadi, keterampilan membaca adalah kemampuan seseorang dalam
mengasilkan bunyi yang baik dan benar serta dapat dimengerti oleh lawan
bicaranya sebagai alat dalam menyampaikan pemikirannya.Secara umum,
keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi
lisan secara baik dan wajar dalam arti memiliki tatakrama yang baik
terhadap lawan bicara dengan menggunakan bahasa yang dipelajari.

2. Tujuan pembelajaran percakapan/ kalam


Pembelajaran kalam pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu kalam dalam arti dialog dan kalam dalam arti monolog. secara
umum tujuan peserta didik dalam keterampilan berbicara adalah agar ia
mampu berbicara dengan kaidah bahasa arabyang benar, mampu memilih
kata-kata yang tepat dan kontekstual serta mampu berpikir dan berujar
dengan kata-kata bahasa Arab.
Tujuan pembelajaran kalam dalam arti menolong, lebih sederhana,
tetapi harus sistematis, karena pilihan kalimat dan gaya bahasa yang
digunakan dengan menentukan kualitas dan daya tarik bagi pendengar.
Adapun tujuan pembelajaran kalam dalam arti dialog lebih rumit, sebab
menuntut beragam topik, dan kecerdasan memahami lawan bicara, namun
tidak selalu sistematis, sebab yang terpenting dalam dialog adalah
paham/mengerti isi pembicaraan bukan pada salah satu atau benarnya
gramatika kalimat yang digunakan.9
Tujuan pembelajaran kalam dalam arti dialog akan lebih mudah
tercapai jika lingkungan sehari-hari mendukung dan kondusif. Sedangkan,
tujuan pembelajaran kalam dalam arti menolong membutuhkan latihan

8
Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 16.
9
Munir, Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, h. 41.

13
khusus dan perlu mendapat bimbingan dari ahli bahasa dan ahli budaya
atau pakar-pakar tertentu.

C. Keterampilan Membaca
1. Pengertian keterampilan membaca
Bidang pembelajaran Qira’ah bagi peserta didiknon-Arab,
sesungguhnya merupakan muthala’ah, yaitu membaca dalam arti
memahami beberapa aspek bahasa. Aspek yang dimaksud meliputi;
pertama, penerapan kaidah-kaidah huruf, yaitu sifat dan makhraj, washal,
dan waqaf, panjang dan pendek. Kedua, penerapan kaidah sharf, yaitu
tentang, shighah, bina’, dan wazan. Ketiga, penerapan kaidah nahwu, yaitu
tentang jenis kata, dan I’rab. Keempat, penerapan kaidah balaghah,
terutama menyangkut ma’any dan bayan dan yang terakhir istinbath ke
dalam bahasa ibu.10

2. Tujuan pembelajaran membaca/Qira’ah


Secara umum tujuan pembelajaran membaca/Qira’ah adalah
peserta didik mampu membaca setiap teks Arab dengan benar, dan
memahami makna yang terkandung dalam bacaan. Namun demikian, pada
dasarnya pembelajaran membaca/Qira’ah dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu membaca dalam hati sebagai sarana untuk memahami isi
bacaan/Qira’ah shamitah dan membaca bersuara untuk seni
bacaan/Qira’ah jahriyah. tujuan khusus pembelajaran Qira’ah samitah
adalah peserta didik mampu memahami setiap kata, memahami gaya
bahasa yang dipakai dan mengerti makna yang terkandung di dalamnya.
Adapun tujuan pembelajaran Qira’ah jahriyah adalah peserta didik
memahami sifat dan makhraj huruf, gaya bahasa, intonasi dan berhenti
serta setidaknyabacaan secara tepat sesuai dengan kaidah gramatika.11

10
Munir, Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, h. 42.
11
Munir, h. 41.

14
D. Keterampilan Menulis
1. Pengertian keterampilan menulis
Menulis yaitu penyalur pemikiran, gagasan, ide, pengetahuan dan
pesan yang akan disampaikan oleh penulis. Menulis berarti
mengemukakan pemikiran dan perasaan sendiri kepada orang lain secara
tertulis. Keterampilan menulis dalam bahasa arab adalah merupakan
keterampilan yang sulit dalam pembelajaran dan keterampilan ini
membutuhkan waktu lama yang harus membuat anak murid untuk benar-
benar belajar bersungguh-sungguh dalam penulisan bahasa arab.12

2. Tujuan pembelajaran Menulis/Kitabah


Tujuan pembelajaran kitabah adalah peserta didik dapat memiliki
kemampuan untuk menulis uraian yang disimaknya maupun menuangkan
ide atau gagasan dalam tulisan yang dibuatnya sesuai dengan kaidah
gramatika bahasa Arab yang benar.
Oleh sebab itu, sebelum peserta didik menguasai keterampilan
menulis, mereka harus terlebih dahulu menguasai keterampilan menyimak
dan membaca. Kitabah dalam arti menulis apa yang didengar, sering
disebut dengan Imla’ dan kitabah dalam arti menulis ide atau gagasan dan
sebagainya biasa disebut dengan istilah insya’ atau ta’bir hariry. 13
Adapun tujuannya antara lain, sebagai berikut :
1. Mampu menulis huruf hijaiyyah dengan harakat dan mampu
membacanya.
2. Dapat menuliskan huruf hijaiyyah terpisah maupun bersambung
dan mampu mengetahui perbedaan huruf hijaiyyah diawal,
ditengah, maupun diakhir.
3. Memahami dengan benar mengenai teori penulisan bahasa arab.
4. Mengetahui bentuk-bentuk tulisan.
5. Mampu menulis dari arah kanan lalu kekiri.
12
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Pengembangan Profesi Guru
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 11.
13
Munir, Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, h. 43.

15
6. Dapat mengaktualisasikan ide atau gagasan dalam bahasa tulisan
dengan susunan kalimat yang baik.14

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

14
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Pengembangan Profesi Guru, h.
20.

16
Bahasa arab adalah bahasa persatuan umat islam diseluruh dunia.
Dengan bahasa inilah Al-quran diturunkan, dengan nabi Muhammad SAW
melaksanakan tugas risalahnya kepada seluruh umat.
Bahasa arab adalah bahasa yang tidak dapat dipisahkan dari islam,
bahasa arab ini sering dikatakan sebagai bahasa islam, dan juga sering
disebut bahasa Al-quran, karena Al-quran ditulis dengan bahasa tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa bahasa arab merupakan salah satu bahasa asing
yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Kemampuan istima’
(menyimak), kemampuan kalam (mendengar), kemampuan qira’ah
(membaca) dan kemampuan kitabah (menulis).

Daftar Pustaka

Erta Mahyudin, Aziz Fachrurrozi dan. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab.


Jakarta: Lembaga Bahasa Yassama YBMG, 2011.

17
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Munir. Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab. Jakarta: Kencana, 2016.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010.

18

Anda mungkin juga menyukai