Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“Strategi Pembeljaran Bahasa Arab”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :


(Pembelajaran Bahasa Arab MI)

Dosen Pembimbing :
Muh. Haris Zubaidillah M. Pd.

Oleh kelompok VI :
Elkama Wati : (18.11.20.01.00333)
Milawati : (18.11.20.01.00379)
Nur Hidayati : (18.11.20.01.00420)
Saniya Jauhar : (18.11.20.01.00446)
Zaina Mawaddah : (18.11.20.01.00447)

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH III C
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬


Puji syukur kehadirat Allah SWT, sholawat sertasalam semoga
selalutercurah keharibaan junjungan NabiMuhammad SAW beserta seluruh
keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang
berjudul ”Strategi Pembelajaran Bahasa Arab” untuk memenuhi tugas dalam
bidang Pembelajaran Bahasa Arab MI pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an
(STIQ) Amuntai ini telah dapat diselasaikan. Kami juga sangat menyadari, dalam
penulisan makalah ini banyak sekali menerima bantuan, baik tenaga maupun
pikiran. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan tersebut, terutama kepada Dosen Muh. Haris Zubaidillah M. Pd.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah SWT ember ganjaran yang
berlipat ganda kepada kita semua Aamiin.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua teman-
teman dan semoga kita juga bisa mendapat taufik serta inayah dari Allah swt dan
semoga kita semua juga bisa mengamalkan apa yang telah disampaikan.

Amuntai, 28 sepetember 2019

ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 3
C. Tujuan Pembahasan................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 5
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Arab...................... 5
B. Peranan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab............... 5
C. Kriteria Pemilihan.................................................................... 8
D. Strategi Dalam Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab...... 11
BAB III PENUTUP..................................................................................... 25
Simpulan........................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan pembelajaran bahasa asing menjadi isu sentral dan sangat rumit
bagi kalangan akademis. Hal ini terjadi antara lain karena kekeliruan menerapakan
strategi pembelajaran pada intensifikasi bahasa. Sebuah strategi mungkin sesuai
diterapkan pada kondisi dan lingkungan tertentu, namun tidak kondisi dan tempat
yang lain. Sementara disisi lain, tuntunan dunia akademis semakin tinggi dalam
hal penguasaan bahasa asing sebagai bahasa kedua (B2), karena dipahami bahwa
termasuk sarana komunikasi.
Pemecahan masalah belajar dapat dilakukan dengan memanfaatkan secara
teoritis dan prakti 5 domain (desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan
dan evaluasi) dalam kawasan teknologi pendidikan. Teori tersusun atas konsep,
konstruk, prinsip, proposisi yang memberikan kontribusi pada khasanah
pengetahuan. Sedang praktek merupakan penerapan pengetahuan itu untuk
memecahkan masalah. Domain desain merupakan proses menspesifikasi kondisi
belajar. Domain pengembangan merupakan proses penerjamah spesifikasi desain
ke dalam bentuk fisik. Domain pemanfaatan tindakan untuk menggunakan
berbagai proses dan sumber untuk belajar. Domain pengelolaan merupakan
melibatkan pengontrolan teknologi pembelajaran melalui perencanaan, organisasi,
koordinasi dan supervisi. Domain evaluasi merupakan suatu proses penentuan
kesesuain pembelajaran dan belajar.
Kondisi pembelajaran yang merupakan salah satu cakupan strategi
pembelajaran dalam domein desain, sering diidentikkan dengan model
pembelajaran. Model pembelajaran dan strategi pembelajaran perlu melaksanakan
model yang berbeda sesuai dengan situasi belajar, sifai isi pembelajaran dan tipe
belajar yang dikehendaki. Menurut Degeng kondisi pembelajaran merupakan
variabel pembelajaran yang tidak dapat di manipulasi dan karena itu harus
diterima sebagai adanya (given) oleh desainer pembelajaran. Namun demikian,

1
penerimaan ini harus tetap disertai dengan analisis pembelajaran secara
mendalam.1
Analisis ini diperlukan untuk lebih memahami berbagai komponen kondisi
pembelajaran, agar lebih mudah dalam mendeskripsikan hubungan antar berbagai
variabel pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, telah diajarkan di sekolah-sekolah
pada umumnya, dan sekolah-sekolah agama pada khususnya, sejak tingkat
Madrah Ibtidaiyah (MI) hingga tingkat Perguruan Tinggi. Adapun materi yang
diajarkan di sekolah-sekolah itu sangat bervariatif sesuai dengan tingkat
pengetahuan anak didik. Untuk anak-anak usia Madrasah Ibtidaiyah,
pembelajaran bahasa Arab biasanya dimulai dengan pengenalan huruf-huruf Arab
dan cara membacanya dengan benar, tanpa harus memahaminya dari sisi makna.
Sedangkan untuk tingkat yang lebih tinggi, yaitu sejak kelas III MI, mereka sudah
mulai diajari kosa kata-kosa kata Arab yang bersifat ringan dan mudah dihafal.
Kemampuan itu terus ditingkatkan sedikit demi sedikit hingga anak
mampu mendengar, bercakap, membaca dan menulis bahasa Arab dengan baik
dan lancar. Secara umum pembelajaran bahasa Arab, memiliki fungsi dan tujuan
yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
tersebut. Pembelajaran bahasa Arab di sekolah tentu memiliki tujuan yang
berbeda dengan pembelajaran bahasa Arab bagi TKI atau TKW di departemen
tenaga kerja, karena tujuan dari keduanya juga berbeda. Bagi mahasiswa, belajar
bahasa, tentunya bukan hanya sekedar untuk berkomunikasi, tetapi lebih dari
itu,untuk menelaah dan mebaca buku-buku dan media-media lain yang berbahasa
Arab. Akan tetapi ada tujuan-tujuan tertentu yang secara umum bisa dipakai dan
digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran bahasa Arab ini, yang
dianggap memiliki beberapa kesamaan antara satu dengan yang lain.
Menurut Abid Taufiq Al-Hasyimi dalam bukunya “Al-Muwajif Al-Amali
Limudarrisi Al- Lughah Al-Arabiyah dijelaskan bahwa tujuan umum pengajaran
bahasa Arab adalah sebagai berikut:

1
I.N.S. Degeng, Ilmu Pengajaran, Taksonomi Variabel, h. 37.

2
1. Memperindah susunan kalimat dalam berbicara dan menulis. Dengan
belajar bahasa Arab diharapkan siswa mampu menyusun kalimat-kalimat
pendek dan panjang, baik dalam bahasa lisan maupun tulis.
2. Membiasakan untuk menggunakan bahasa fushah dalam berbicara dan
menulis.
3. Membiasakan ketepatan dalam memberikan harakah dan sukun pada tiap
huruf.
4. Melafalkan setiap huruf dengan tepat.
5. Memperkaya kemampuan dan pelafalan.
6. Menunjukkan cara penulisan yang benar dan indah.
7. Menumbuhkan rasa kebahasaan.
Menurut kriteria di atas maka pembelajaran bahasa Arab secara
umum dapat dikatakan sebagai sarana untuk melatih dan membiasakan
siswa untuk mengggunakan bahasa Arab secara tepat dan benar, baik
dalam bahasa lisan maupun tulis,yang dilanjutkan dengan pemupukan rasa
keindahan dalam berbahasa dan berkomunikasi.
Agar tujuan pembelajaran bahasa dapat tercapai sesuai dengan
yang direncanakan, maka diperlukan strategi pembelajaran yang bervariasi
sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar bahasa Arab dan dapat
menguasai kemahiran berbahasa. Guru juga mempunyai peran penting
dalam memilih strategi pembelajaran bahasa yang tepat sesuai dengan
tujuan yang diinginkan, hal ini merupakan kemampuan yang harus
dimiliki oleh tenaga pendidik.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi pembelajaran behasa arab?
2. Apa peranan strategi dalam pembelajaran Bahasa arab?
3. Apa saja pemilihan kriteria strategi?
4. Apa strategi dalam pembelajaran keterampilan Bahasa ?

2
Muh. Haris Zubaidillah, Pengantar Konsep Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah
Ibtidaiyyah, h. 71.

3
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menjelaskan strategi pembelajaran behasa arab.
2. Untuk menjelaskan peranan strategi dalam pembelajaran Bahasa arab
3. Untuk menjelaskan pemilihan kriteria.
4. Untuk menjelaskan strategi dalam pembelajaran keterampilan bahasa
arab.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.


Strategi berasal dari kata Yunani strategia yang berarti ilmu
perang atau panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi
adalah suatu seni merancang operasi dalam peperangan, seperti ; cara –
cara mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan darat atau laut.
Strategi dapat pula diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur suatu
kejadian atau peristiwa. Secara umum sering dikemukakan bahwa strategi
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1989),
strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa –
bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu. Kemp (1995) dalam
Wina Sanjaya mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Strategi
pembelajaran atau bisa disebut dengan teknik pengajaran adalah
operasionalisasi metode. Karena itu, teknik pengajaran itu berupa rencana,
aturan-aturan, langkah-langkah serta sarana yang pada prakteknya akan
diperankan dalam proses belajar-mengajar di dalam kelas guna mencapai
dan merealisasikan tujuan pembelajaran.(Abdul Hamid, dkk: 2008).
Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu perang.
Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni merancang
opreasi didalam peperangan seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat
berperang. Strategi dapat juga diartikan suatu keterampilan mengatur
kejadian atau peristiwa. Secara umum sering dikemukakan bahwa strategi
merupakan suatu teknik yang digunakan mencapai suatu tujuan.3

3
Suja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab: Strategi dan Metode Pengembangan kompetensi, h.
23.

5
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu siasat
perang untuk mencapai sesuatu.4 Apabila dihubungkan dengan pengertian
strategi dalam pembelajaran bahasa arab, strategi merupakan rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Sedangkan dalam konteks pembelajaran, menurut Gagne strategi
adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan. Artinya bahwa proses pembelajaran
akan menyebabkan peserta didik berpikir secara unik untuk menganalisis,
memecahkan masalah dalam mengambil keputusan. Peserta didik akan
mempunyai control yang tinggi yaitu analisis yang tajam, tepat dan akurat.
Kemp (1995) menjelaskan nahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien, strategi juga
berate sebuah cara tertentu untuk menangani sebuah problematika atau
pekerjaan. Strategi ini berbentuk tindakan-tindakan untuk menghasilkan
sesuatu, atau rencana-rencana yang mengatur dan menangani pengetahuan
tertentu sehingga strategi selalu berkembang satu sama lain, hari demi hari,
tahun demi tahun. Adapun upaya untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
dapat tercapai secara optimal, inilah yang dinamakan metode. Ini berarti,
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, dapat terjadi satu strategi pembelajaran digunakan
beberapa metode. Oleh Karena itu, strategi berbeda dengan metode,
strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu
sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah
pendekatan (approach) dalam bahasa arab di sebut al-madkhal. Sebenarnya
pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Menurut Edwar

4
W.J.S. Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, h. 965.

6
Anthony pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan hakikat bahasa
dan belajar mengajar bahasa.

B. Peranan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Kurang efektifnya pembelajaran bahasa Arab yang ada disekolah-
sekolah dan pondok salah satu penyebabnya adalah pendekatan dan
strategi yang digunakan kurang sesuai dengan jiwa dan karakter peserta
didik. Padahal strategi dalam pembelajaran bahasa Arab mempunyai peran
yang sangat penting. Penggunaan strategi yang bervariasi sangat
mempengaruhi kondisi pembelajaran yang efektif dan membuat peserta
didik. Termotivasi dalam belajar bahasa Arab. Adapun hal yang perlu
diperhatikan oleh tenaga pendidik kecermatan dan ketepatan dalam
memilih dan menghubungkan dengan materi, jam pelajaran, dan media
atau alat yang tersedia.
Strategi sebagai dasar pembelajaran menurut Newman dan Logan
meliputi empat komponen5, yaitu:
1. Mengefektifkan tujuan pembelajaran;
Keaktifan belajar siswa dalam bahasa menjadi kunci, baik aktif belajar
maupun pengembangan materi kebahasaan. Strategi yang diambil harus
senantiasa bermuara untuk menciptakan keaktifan, baik secara fisik
maupun mental, akan tetapi aktif mental lebih diutamakan.
2. Menentukan kembali pendekatan pembelajaran
Dalam belajar bahasa, seseorang diberi kebebasan untuk menggunakan
strategi yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Namun yang erlu
diperhatikan adalah strategi yang dapat menggugah semangat untuk
mengembangkan ilmu yang telah diterima. Sehingga peserta didik setelah
belajar merasa ilmu yang sedang dipelajari bermanfaat dan mempunyai
keberanian untuk mengekspresikan ide atau gagasan kepada teman.
3. Menetapkan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.

5
Suja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab: Strategi dan Metode Pengembangan kompetensi, h.
25.

7
Belajar bahasa Arab harus mengikuti pola tadarruj (dari yang mudah
sampai ke yang sulit).

C. Kriteria Pemilihan

Pemilihan strategi dalam pembelajaran bahasa Arab memuat dua hal


penting yakni pemilihan strategi belajar yang dilakukan oleh peserta didik
dan pemilihan strategi mengajar yang harus dilakukan oleh tenaga pendidik.
Strategi mengajar mengacu pada perilaku dan proses berpikir yang digunakan
peserta didik, sedangkan strategi mengajar berkaitan dengan pendekatan,
metode dan teknik yang dikuasai dan digunakan pengajar dalam
pembelajaran.
Oleh karena itu tenaga pengajar dituntut mempunyai kemampuan
yang handal dalam memilih strategi belajar bagi anak didik, mengingat
terdapat berbagai strategi pembelajaran bahasa Arab yang dapat digunakan,
namun tidak semua sama efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa
Arab. Untuk itu dibutuhkan kreativitas tenaga pengajar dalam
mengembangkan dan memilih strategi pembelajaran bahasa Arab yang
efektif.
Pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab dapat berdasarkan
pertimbangan atau kriteria6 sebagai berikut:
1. Tujuan belajar
Strategi pembelajaran harus dipilih sesuai dengan tujuan belajar yang
diharapkan dapat dicapai peserta didik. Tujuan belajar merupakan titik
tolak penentuan strategi yang akan digunakan. Misalnya tujuan belajar
siswa dapat memahami jumlah ismiah. Dengan demikian metode yang
dipakai sebagai bagian dari strategi adalah menggunakan metode qawa’id
dan terjemah.
2. Materi atau isi pelajaran
Peranan materi atau isi pelajaran yaitu, pertama, mencerminkan suatu
sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai pengajaran serta
6
Miarso Tufuf Hadi, Menyemai Benih Pendidikan, h. 532.

8
mendemonstrasi aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan. Kedua,
menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan
bervariasi sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Ketiga,
menyediakan sumber yang tersusun rapi dan bermanfaat. Keempat,
menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pembelajaran untuk
memotivasi peserta didik. Kelima, menjadi penunjang bagi latihan-latihan
dan tugas-tugas praktis. Keenam, menyajikan bahan evaluasi dan remedial.
3. Peserta didik
Peserta didik sebagai orang yang belajar merupakan subjek dalam proses
pembelajaran. Dalam pemilihan strategi pembelajaran yang efektif harus
memperhatikan karakteristik peserta didik yang memiliki potensi dan firah
yang dimiliki dan sekaligus harapan untuk berkembang ke arah yang lebih
baik dan menjadi pribadi yang sempurna. Adapun karakteristik peserta
didik adalah sebagai berikut:
a. Kematangan mental dan kecakapan intelektual
b. Kondisi fisik dan kecakapan psikomotor
c. Umur
d. Jenis kelamin
4. Kondisi pendidikan di mana berlangsung
Efektif tidaknya suatu strategi pembelajaran dipengaruhi kemampuan guru
memakainya di samping kepribadian guru.
5. Waktu
Waktu yang tersedia juga perlu diperhatikan ketika menyampaikan materi
bahasa Arab dengan menggunakan strategi tamsil atau al-naql sementara
waktu yang disediakan hanya 45 menit. Maka waktu tersebut harus
digunakan seefektif mungkin sehingga kompetensi dasar peserta didik
dapat tercapai.
6. Sarana yang dapat dimanfaatkan
7. Biaya

9
Pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran bahasa Arab hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
1. Berorientasi pada strategi pembelajaran.
Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik
misalnya peserta didik mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Arab,
maka strategi yang paling dekat dan sesuai adalah di antaranya khibrat
mutsirah, strategi ini untuk memotivasi siswa mengungkapkan
pengalaman yang pernah dialami atau strategi tamtsiliyah adalah
mengekspresikan dialek bahasa Arab fusha dengan fasih sesuai dengan
makhraj dan mengeksplorasi kemampuan mereka bermain peran.
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai keterampilan berbahasa. Untuk bahasa
Arab keterampilan yang harus dimiliki adalah istima’, kalam, qira’ah dan
kitabah yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik.
3. Gunakan media pembelajaran sebanyak mungkin memberi rangsangan
pada indera peserta didik. Misalnya menggunakan laboratorium bahasa
untuk pembelajaran istima’ agar dapat mendengar langsung penutur asli
berbicara dan dapat mencoba mengulang dengan menggunakan
headphone.

Mengingat tidak ada satupun jenis strategi pembelajaran bahasa Arab yang
cocok untuk segala macam materi pelajaran bahasa Arab dan dapat mencapai
semua tujuan pembelajaran bahasa Arab. Sampai saat ini belum pernah dijumpai
adanya satu strategi pembelajaran bahasa Arab yang berhasil baik untuk mencapai
semua tujuan pembelajaran bahasa Arab dan untuk semua peserta didik. Strategi
pembelajaran bahasa Arab yang berhasil baik untuk sekelompok peserta didik,
belum tentu baik untuk situasi dan kondisi yang lain. Oleh karena itu, pemilihan
strategi pembelajaran bahasa Arab yang efektif merupakan satu keterampilan yang
harus dimiliki oleh seorang pendidik.

10
D. Strategi Dalam Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab
Efektivitas adalah sebagai tingkat keberhasilan suatu organisasi mencapai
tjuan. Efektivitas juga dapat dikatakan ukuran keberhasilan pencapai suatu tujuan,
atau apa yang dicapai dibandingkan dengan apa yang direncanakan. Jadi
efektivitas adalah apa suatu kegiatan dapat diselesaikan.
Pembelajaran yang efektif adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan
bagi peserta didik melalui prosedur yang tepat, pengertian ini mengandung 2
indikator, yaitu pertama, terjadinya proses belajar pada peserta didik, kedua, apa
yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Oleh karena itu, rencana yang telah
ditetapkan tenaga pendidik dan terbukti peserta didik akan dijadikan focus dalam
usaha meningkatkan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah efektivas
pembelajaraan Bahasa Arab.
Ada beberapa ciri pembelajaran yang efektif yaitu :

1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui


observasi, perbandingan, penemuan kesamaan dan perbedaan-perbedaan
serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan yang
ditemukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam
pembelajaraan;
3. Aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pengkajian
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberiaan arahan dan tuntunan kepada
peserta didik dalam menganalisis informasi
5. Orientasi pembelajaraan penguasaan isi pelajaran pengambangan
keterampilan berpikir.
6. Guru menggunakan teknik yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya
pembelajaraan tenaga pendidik.7

Variasi dalam strategi pembelajraan bahasa Arab, akan dapat


membantu peserta didik untuk secara aktif dapat menggunakan sel-sel otak,

7
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, h. 289.

11
untuk ikut serta memecahkan persoalan, menemukan ide pokok dari materi
pelajaran secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga terciptalah suasana
yang menyenangkan dan dapat memaksimalkan hasil belajar.
Sebagaimana dijelaskan oleh Acep Hermawan(2011:129) bahwa
tujuan utama pembelajaran bahasa asing adalah pengembangan
kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa itu baik lisan maupun
tulis. Kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa
disebut ketrampilan berbahasa(maharatul lughah). Keterampilan tersebut
ada empat, yaitu keterampilan menyimak(maharatul istima’) ,
berbicara(maharatul kalam), membaca(maharatul qira’ah), dan
menulis(maharatul kitabah). Maka dari itu, pembelajaran bahasa arab
harus mencakup empat ketrampilan tersebut, dan disertai pembelajaran
kosa kata(mufradat) dan gramatikal(Tarkib/Nahwu). (Wa Muna,
2011:117).
1. Strategi Pembelajaran Istima’ (mendengar).
Berdasarkan hasil penelitian ilmiah membuktikan, bahwa
sebagian besar orang hanya dapat menyerap 30% saja dari
pengetahuan yang didengarnya dan hanya dapat mengingat 25%
dari apa yang ia serap dari pengetahuan. Oleh harena itu untuk
dapat meningkatkan daya serap pengetahuan yang didengar maka
mahratol istima’ perlu dilatih secara khusus
Menurut Wa Muna(2011:117) Diantara langkah – langkah
pembelajaran istima’ adalah sebagai berikut :
a. Membuka pelajaran istima’. Dalam pembukaan ini guru
menyampaikan tentang pentingnya istima’ dan menjelaskan
karakter materi yang akan disampaikan kepada siswa, serta
membatasi tujuan yang hendak dicapai.
b. Menyampaikan materi pelajaran memakai metode yang
sesuai dengan tujuan.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami
materi pelajaran yang didengar.

12
d. Siswa mendiskusikan materi yang telah
dibacakan/diperdengarkan.
e. Siswa membuat ringkasan apa yang telah disampaikan oleh
guru/diperdengar.
f. Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara memberikan
beberapa pertanyaan/soal secara mendalam.

2. Strategi pembelajaran kalam (berbicara).


Langkah – langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses
pembelajaran kalam adalah sebagai berikut :
1. Bagi pembelajar mubtadi’(pemula).
a. Guru mulai melatih bicara dengan memberi
pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab oleh
siswa.
b. Pada saat yang bersamaan siswa diminta untuk belajar
mengucapkan kata, menyusun kalimat dan
mengungkapkan pikiran.
c. Guru menyuruh siswa menjawab latihan – latihan
syafawiyyah, menghafalkan percakapan, atau
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi
teks yang dibaca/dilihat/didengar siswa.
2. Bagi pembelajar mutawassith(lanjutan).
a. Belajar berbicara dengan bermain peran.
b. Berdiskusi tentang tema tertentu.
c. Bercerita tentang informasi yang didengar dari TV,
radio,dan lain – lain.
3. Bagi pembelajar mutaqaddim(tingkat atas).
a. Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam.
b. Tema yang dipilih hendaknya menarik berhubungan
dengan kehidupan siswa.
c. Tema harus jelas dan terbatas.

13
d. Mempersilahkan siswa memilih dua tema atau lebih
sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang
dibicarakan tentang apa yang mereka ketahui.
Ada beberapa petunjuk umum tentang pembelajaran istima’
antara lain :
a. Latihan berbicara dan pemusatan perhatian.
b. Siswa hendaknya dapat mengungkapkan kembali
pengalaman – pengalamannya secara lisan.
c. Temanya hendaknya sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa agar mereka lebih termotivasi untuk
belajar.
d. Tidak memotong percakapan, sering memberikan
pujian pada siswa dan sesering mungkin
membetulkan kesalahan yang terjadi disaat proses
pembelajaran berlangsung.
e. Materi diberikan secara bertahap berjenjang.
Berikut ini contoh yang dapat dipraktekkan dalam
pembelajaran kalam:
a. Guru dapat memulai pembelajaran dengan
menyebutkan nama – nama benda yang ada didalam
ruang kelas dan meminta siswa menyebutkannya
kembali, setelah itu materi dilanjutkan dengan
merangkai kosa kata tersebut menjadi suatu seperti :
‫ أين كتاب؟‬, ‫هدا قلم‬
.. ‫خد طالسة ثم امسح السبورة‬
b. Menggunakan gambar atau benda tertentu, kemudian
guru membuat sejumlah pertanyaan – pertanyaan
yang terkait dengan gambar tersebut dan siswa
diminta untuk menjawabnya. Atau meminta siswa
menjelaskan gambar – gambar tersebut.

14
3. Strategi Pembelajaran Qira’ah (membaca).
Ketrampilan membaca adalah kemampuan mengenali
dan memahami isi sesuatu yang tertulis(lambang – lambang
yang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya didalam
hati.(Acep Hermawan, 2011:143).
Menurut imam makruf ada beberapa strategi dalam
pembelajaran qira’ah, yaitu :
a. Mengisi tabel kosong(Empty outline).
Tujuan dari strategi ini biasanya digunakan untuk
melatih kemampuan siswa dalam menuangkan isi dari
yang dibaca ke dalam bentuk tabel. Isi dari tabel
tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau
tujuan pembelajarannya. Misalnya dalam pelajaran
qira’ah tujuannya adalah agar siswa dapat menemukan
sejumlah kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang
ada dalam bacaan. Untuk kebutuhan tersebut, maka
tabel yang dibuat harus minimal terdiri atas dua kolom
yang berisi deretan isim dan fi’il. Adapun jumlah
barisnya tergantung dari jumlah kata maksimal yang
dapat ditemukan atau jumlah minimal yang harus
ditemukan dari bacaan tersebut.
b. Menjodohkan kartu teks(Index card match).
Strategi ini biasanya digunakan untuk mengajarkan
kata-kata atau kalimat dengan pasangannya. Misalnya
kata dengan artinya, atau soal dengan jawabannya, dan
sebagainya. Dalam pembelajaran qira’ah dapat juga
diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap
pemahaman siswa pada isi bacaan dengan membuat
kartu-kartu soal dan jawabannya.
c. Menganalisis(analysis)

15
Tujuan dari penggunaan strategi ini diantaranya
adalah untuk melatih siswa dalam memahami isi
bacaan dengan cara menemukan ide utama dan ide-ide
pendukungnya. Proses penemuannya dapat dimulai
secara individual kemudian dilakukan diskusi dalam
kelompok sebelum akhirnya dipresentasikan. Strategi
ini disamping melatih ketajaman analisis terhadap isi
bacaan juga dapat melatih untuk menemukan alur pikir
dari penulisnya.

4. Strategi Pembelajaran Kitabah (menulis)

Kitabah seringkali disebut juga dengan insya’.


Kedua istilah tersebut sama-sama digunakan untuk
menunjukkan ketrampilan berbahasa dalam bentuk tulisan.
Pembelajaran kitabah, sebagaimana ketrampilan yang lain juga
memiliki tingkatan. Ketrampilan menulis yang paling mendasar
adalah ketrampilan menuliskan huruf-huruf Arab baik secara
terpisah maupun bersambung. Setelah kemampuan ini dikuasai,
barulah dapat ditingkatkan pada kemampuan menyusun kalimat,
menyusun paragrap, sampai akhirnya dapat membuat sebuah
artikel, atau tulisan secara utuh. Dalam tulisan ini strategi
pembelajaran kitabah lebih diarahkan pada siswa yang telah
menguasai kaidah-kaidah menulis huruf Arab dan mengenal
cukup banyak kosa kata bahasa Arab.
Keterampilan menulis dalam pelajaran bahasa arab secara garis
besar terbagi dalam tiga kategori yang tak terpisahkan yaitu :
Imla’, Khat, dan Insya. Beberapa strategi yang dapat digunakan
antara lain;

A. Al – Imla’
a. Imla’ Manqul.(imla’ menyalin)

16
Langkahnya yakni,Guru memberikan tulisan atau
teks pada papan tulis, buku, atau kartu atau yang
lainnya. Setelah itu guru memberi contoh
membaca/melafalkan tulisan diikuti oleh para pelajar
sampai lancer. Setelah itu didiskusikan
makna/maksud yang terkandung dalam tulisan itu .
setelah itu baru siswa menyalinnya dalam buku tulis.
Imla’ ini cocok untuk diberikan kepada siswa
pemula.
b. Imla’ Mandhur.(Imla’ mengamati)
Siswa melihat tulisan dalam media tertentu yang
diberikan oleh guru dengan cermat, setelah itu
setelah itu siswa memindahkan dalam buku tanpa
melihat lagi tulisan tersebut.Dalam hal ini, siswa
harus sedapat mungkin menyalin tulisan hasil
penglihatan mereka sebelumnya.
c. Imla’Istima’(Imla’ menyimak).
Guru membacakan kalimat atau teks tertentu kepada
para siswa. Setelah itu para siswa diajak untuk
mendiskusikan makna yang terkandung oleh kalimat
atau teks tersebut, termasuk membicarakan kata –
kata yang dianggap sulit. Setelah itu baru para pelajar
menulis kalimat/teks yang dimaksud.
d. Imla’ Ihtibary(Imla’ tes).
Imla’ ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dan
kemajuan para pelajar dalam imla’ yang telah mereka
pelajari pada pertemuan – pertemuan sebelumnya.
Maka sesuai dengan tujuannya, dalam imla’ ini siswa
tidak lagi diarahkan oleh guru dalam kegiatan
menulis, akan tetapi sebelum melakukan kegiatan ini
hendaklah siswa melakukan latihan.

17
B. Khat.
Ada langkah – langkah sederhana bagi pemula dalam belajar
khat. Diharapkan dalam hal ini guru dapat menjelaskan
sekaligus memberiakan contoh kepada para pelajar. Langkah –
langkah tersebut adalah :
a. Menjiplak, yaitu memindahkan tulisan yang sudah
ada dengan menempelkan kertas yang transparan
diatas tulisan yang sudah jadi, lalu tulisan itu diikuti
dengan pena yang memiliki ukuran sama. Tahap ini
dilakukan berulang – ulang sampai benar – benar
tulisan itu dapat diikuti.
b. Meniru, yaitu mencontoh tulisan yang sudah ada
dengan memindahkannya ke atas alas tulisan lain,
bukan dangan menjiplaknya. Tahap ini dilakukan
berulang – ulang sampai benar benar menyerupai
tulisan yang ditiru tersebut.
c. Membuat sendiri. Yaitu menciptakan tulisan dengan
bekal kemampuan yang sudah dilatih melalui
jiplakan atau peniruan.

C. Insya’
a. Al – Insya’ minash shuwaar.
Strategi ini berupaya untuk melatih siswa dalam
menulis sebuah kalimat atau mengarang dengan
mendasarkan pada sebuah gambar. Langkah-
langkahnya adalah:
1) Tampilkan sebuah gambar di depan kelas,
misalnya sebuah gambar pemandangan,
gambar perilaku keseharian dan sebagainya.
2) Mintalah masing-masing siswa menyebutkan
sebuah nama dengan bahasa Arab yang ada

18
dalam gambar tersebut. Hal ini dimaksudkan
untuk memperkaya mufradat.
3) Mintalah masing-masing siswa untuk
menuliskan sebuah kalimat dari kata-kata
tersebut. Jika proses ini berjalan lancar
barulah dapat dilanjutkan pada proses
berikutnya (menulis cerita). Tetapi jika tahap
ini belum berjalan dengan baik, sebaiknya
jangan dulu melangkah ke bentuk cerita.
4) Mintalah masing-masing siswa untuk
menuliskan beberapa kalimat yang
menceritakan tentang gambar tersebut.
5) Mintalah masing-masing siswa untuk
membacakan hasilnya
b. Al – Insya’ Muwajjah.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memberikan
latihan kepada siswa dalam membuat kalimat mulai
dari kalimat yang paling sederhana (singkat). Proses
penyusunan kalimat tersebut didasarkan pada
penentuan kata-kata kunci dan mengembangkannya
dalam bentuk kalimat. Langkah-langkahnya adalah :
a. Tentukan satu kata kunci.
b. Mintalah masing-masing siswa untuk
membuat 2 kalimat dari kata tersebut.
c. Mintalah masing-masing siswa untuk
menggabungkan 2 kalimat tersebut tanpa
merubah isinya. Penggabungan ini dapat
dilakukan dalam beberapa bentuk, misalnya
dengan menggunakan huruf ‘athaf.
d. Mintalah masing-masing siswa untuk
menggabungkan 2 kalimat tersebut dengan

19
merubah posisi/urutannya. Dalam tahap ini
kalimat pertama dapat saja dicampur dengan
kalimat kedua sehingga memberikan arti yang
berbeda dari sebelumnya.
e. Mintalah masing-masing siswa untuk
menggabungkan 2 kalimat tersebut dengan
menambahkan 1 atau 2 kata baru. Dalam
tahap ini tidak menutup kemungkinan
merubah arti dari kalimat tersebut.
f. Mintalah masing-masing siswa untuk
membuat 1 kalimat baru yang mendukung
kalimat sebelumnya.
g. Mintalah masing-masing siswa untuk
membacakan hasilnya.

c. Al – Insya Al Hurr.
Mengarang bebas adalah membuat kalimat
atau paragraph tanpa pengarahan,contoh,
kalimat yang tidak lengkap dan sebagainya.
Dari sudut pandang guru , mengajar
mengarang bebas perlu memperhatikan hal –
hal sebagai berikut :
a. Topik ysng dipilih hendaknya
disesuaikan dengan tingkat
kebahasaan dan ruang lingkup
kehidupannya.
b. Sebelum dilakukan kegiatan
mengarang hendaknya ditentukan apa
tujuan tulisan ini , dan kepada siapa
ditujukan.

20
c. Untuk memudahkan uraian dalam
karangan, sebaiknya ditentukan
outline karangan.
d. Mewujudkan karangan diatas kertas,
sebaiknya melalui langkah – langkah
berikut : Mula – mula konsep dasar,
kemudian konsep tersebut diperbaiki
barangkali ada hal – hal yang salah,
setelah itu ditulis rapi pada kertas
karangan.
5. Strategi Pembelajaran Mufrodat.
Pembelajaran mufrodat dalam pelajaran bahasa
Arab di Madrasah biasanya berada di bagian awal
bab. Proses pembelajaran mufrodat dapat
dilaksanakan bersamaan dengan penyampaian
materi lainnya, ataupun disempaikan sendiri.
Apabila disampaikan sendiri, maka dapat digunakan
beberapa alternatif strategi, yaitu:
1. Puzzle
Langkah Strategi ini menggunakan pendekatan
permainan sebagaimana layaknya teka-teki silang
(TTS). Fokusnya adalah pada penguasaan kosa-kata
sebanyak mungkin. Semakin banyak
perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa,
memungkinkan sebakin banyak hasil yang
diperolehnya. Langkah-langkahnya adalah:
a. Buatlah tabel berisi huruf-huruf dengan
beberapa kata kunci.
b. Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada
para siswa.

21
c. Mintalah siswa untuk menemukan mufrodat
sebanyak-banyaknya dari tabel tersebut
(dapat mendatar, menurun, maupun diagonal
dan sebaliknya)
d. Mintalah masing-masing untuk
menyampaikan hasilnya (presentasi)
e. Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari
hasil para siswa tersebut.
Contoh puzzle adalah sebagai berikut:

‫ا‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫د‬ ‫ت‬


‫ح‬ ‫غ‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ن‬
‫د‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫ث‬ ‫م‬
‫ال‬ ‫ة‬ ‫ص‬ ‫س‬ ‫ي‬
‫ل‬ ‫ص‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫خ‬

2. Scrible
Strategi ini hampir sama dengan puzzle, akan tetapi
cara penggunaannya yang berbeda. Jika puzzle
siswa diajak untuk mencari kosa-kata, maka pada
scrible ini siswa diajak untuk menemukan kosa-kata
baru yang dikembangkan dari huruf-huruf yang
sudah ada sebelumnya. Langkah-langkahnya
adalah:
a. Buatlah tabel berisi huruf-huruf dengan
beberapa kata kunci, dan kosongkan bagian
yang lain.

22
b. Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada
para siswa.
c. Mintalah siswa untuk membuat kosa-kata
(mufrodat) baru dengan mengaitkan kosa-
kata baru tersebut pada kosa kata yang sudah
ada, sehingga salah satu atau beberapa
hurufnya menggunakan huruf yang sudah
ada.
d. Mintalah masing-masing siswa untuk
menyampaikan hasilnya (presentasi).
e. Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari
hasil para siswa tersebut.
Contoh scrible adalah sebagai berikut:

‫أ‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫ز‬

6. Strategi Pembelajaran Tarkib.

Terdapat dua model pembelajaran nahwu yang dikenal


dengan metode qiyasi dan istiqro’i. metode qiyasi ini diawali
dengan menyajikan kaidah-kaidah dulu kemudian menyebutkan
contoh-contoh’, sedangkan metode istiqroi merupakan kebalikan
dari metode qiyasi, yakni pengajaran dimulai dengan
menampilkan contoh-contoh kemudian disimpulkan menjadi
kaidah-kaidah nahwu.

Adapun strategi dan langkah pembelajaran nahwu sesuai


dengan dua metode diatas dalam penerapannya secara ringkas
dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Penerapan metode qiyasi

23
1. Guru memulai pelajaran dengan mengutarakan tema tertentu.

2. Menjelaskan kaedah-kaidah nahwu

3. Meminta siswa untuk memahami dan menghafal kaidah-


kaidah nahwu

4. Mengemukakan contoh-contoh yang berkaitan dengan kaidah

5. Memberikan kesimpulan pelajaran

6. Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan

2) Penerapan metode istiqroi

1. Guru memulai pelajaran dengan menentukan topik tertentu

2. Menampilkan contoh-contoh kalimat yang berhubungan


dengan tema

3. Siswa diminta untuk membaca contoh-contoh tersebut

4. Guru menjelaskan kaidah nahwu yang terdapat dalam contoh

5. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang kaidah-


kaidah nahwu

6. Siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan

(Abdul Hamid, dkk:2008)

3) Contoh metode istiqro’I:


‫( األشجار في البستان‬contoh ini adalah contoh susunan mubtada’ khobar, guru
menjelaskan contoh tersebut dan menyuruh siswa untuk memperhatikan
isim yang ada di awal kalimat yang bergaris bawah tersebut, dan guru
menjelaskan bahwa kalimat yang ada diawal kalimat tersebut adalah
mubtada’, sedangkan kalimat yang setelahnya adalah khobar).

24
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Strategi dapat juga diartikan suatu keterampilan mengatur kejadian
atau peristiwa. Secara umum sering dikemukakan bahwa strategi
merupakan suatu teknik yang digunakan mencapai suatu tujuan.
pengertian strategi dalam pembelajaran bahasa arab, strategi merupakan
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Peranan strategi dalam pembelajaran Bahasa arab adalah
mengefektifkan tujuan pembelajaran, menentukan kembali pendekatan
pembelajaran, dan menetapkan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal
sampai akhir. Pemilihan strategi dalam pembelajaran bahasa Arab memuat
dua hal penting yakni pemilihan strategi belajar yang dilakukan oleh
peserta didik dan pemilihan strategi mengajar yang harus dilakukan oleh
tenaga pendidik.
Strategi pembelajran keterampilan Bahasa araba da enam yaitu: (1)
strategi pembelajaran istima’ (mendengar) (2) strategi pembelajaran kalam
(berbicara) (3) strategi pembeljaran qira’ah (membaca) (4) strategi
pembelajaran kitabah (menulis) (5) strategi pembelajaran mufrodat (6)
strategi pembelajaran tarkib.

25
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Warsita. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.
I.N.S. Degeng. Ilmu Pengajaran, Taksonomi Variabel. Jakarta: P2LPTK, 1988.
Miarso Tufuf Hadi. Menyemai Benih Pendidikan. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Muh. Haris Zubaidillah. Pengantar Konsep Pembelajaran Bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyyah. Amuntai: HEMAT, 2018.
Suja’i. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab: Strategi dan Metode Pengembangan
kompetensi. Semarang: Walisongo Press, 2008.
W.J.S. Poerdarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
1986.

26

Anda mungkin juga menyukai