Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PROPOSAL

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ARAB MELALUI

METODE MUHADATSAH DI MTS AL MAKMUR CIGANJUR

Disusun Oleh:

Novia Sari Dewi : 2018220027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM SARJANA STAI AL-HAMIDIYAH JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2021/1443 H

Jln. Raya Sawangan, Depok KM.2 No.12 Rangkapan Jaya


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan nikmat


kesehatan dan rezeki sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktu nya. Salawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad
saw. Yang memberikan kesadaran bagi kita semua akan pentingnya ilmu
pengetahuan.

Proposal ini diselesaikan karena dukungan dan bimbingan berbagai


pihak dan kami mengucapkan terima kasih kepada mereka, diantaranya:

1. Keluarga yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam


penyelesaian makalah ini.
2. Ibu Siskha Putri Sayekti, M.Si selaku dosen pembimbing dalam
mata kuliah “Metode Penelitian Tindakan Kelas”.
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan ide-idenya
sehingga penulis dapat menyempurnakan makalah ini.

Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hasil makalah ini
yang tidak luput dari berbagai kekurangan dan kelemahan. Untuk kami,
sebagai penulis mohon kepada semua pihak akan kritik dan sarannya terhadap
penyempurnaan makalah ini.

Dengan harapan semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi


penulis sendiri sebagai langkah awal dalam berkarya dan berjuang serta
menjadi rujukan bagi generasi berikutnya demi karya tulis yang lebih baik
lagi.

Semoga Allah SWT. membalas kebaikan berbagai pihak dan menjadikannya


sebagai amal saleh.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................

C. Rumusan Masalah .......................................................................................

D. Tujuan Penulisan ........................................................................................

E. Pembatasan Masalah ................................................................................

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................

A. Metode Muhadatsah..............................................................................

1. Pengertian Metode..........................................................................

2. Pengertian Metode Muhadatsah..................................................

3. Dasar Metode Muhadatsah...........................................................

4. Tujuan dan Manfaat Metode Muhadatsah...................................

5. Langkah-Langkah Metode Muhadatsah......................................

6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Muhadatsah.........................

B. Kemampuan Berbahasa Arab................................................................

1. Pengertian Kemampuan Berbahasa/Bicara Arab.........................

2. Tujuan Kemampuan Berbahasa/Bicara Arab..............................

3. Indikator Kemampuan Berbahasa/Bicara Arab............................


iii
C. Pembelajaran Bahasa Arab.……………………….………………….

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab......................................

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab.............................................

3. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Arab....................................

D. Kerangka Pikir.............................................................................................

E. Hipotesis Tindakan......................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................

A. Jenis Penelitian...................................................................................

B. Variabel Penelitian.............................................................................

C. Tempat Dan Waktu Penelitian...........................................................

D. Subjek Dan Objek Penelitian.............................................................

E. Prosedur Penelitian...........................................................................

F. Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data.....................................

G. Teknik Analisis Data........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................

A. Deskripsi Tempat Penelitian..............................................................

B. Hasil Penelitian..................................................................................

BAB V PENUTUP...............................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................

B. Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Siswa Tahun 2020/2021 ................................................................

Tabel 4.2 Jadwal Pelajaran Pendidikan Bahasa Arab Kelas VIII.........................

Tabel 4.3 Data Hasil Siklus I ................................................................................

Tabel 4.4 Data Hasil Siklus II ..............................................................................

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I dan II Sebelum dan Setelah Menerapkan Metode

Muhadatsah..........................................................................................................

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bahasa Arab di Indonesia sudah di ajarkan mulai dari TK sampai

perguruan tinggi. Mempelajari bahasa Arab bagi orang Indonesia (kaum muslim)

pada umumnya mempunyai kepentingan ganda. Pertama, Penting bagi mereka yang

ingin memperoleh kemudahan dan kesuksesan dalam usaha mencari ilmu dan nafkah.

Kedua, penting bagi kita semua dengan keharusan untuk dapat menjalankan perintah

agama dengan sempurna, yang terakhir ini perlu diberi penekanan khusus mengingat

kenyataannya ada sejumlah kewajiban syariat yang hanya dapat dipenuhi secara

sempurna apabila memahami bahasa Arab.

Bahasa Arab mempunyai posisi terpenting dalam penyelenggaraan

pendidikan di Indonesia sebagai bagian dari pendidikan agama, bahasa Arab juga

sering di sebut sebagai bahasa kedua setelah bahasa Inggris karena merupakan suatu

komponen yang strategis dalam praktek pendidikan di lembaga pendidikan.1

Keberhasilan pembelajaran bahasa Arab di sekolah dapat di lihat dari tiga

aspek, yaitu efektivitas pembelajaran bahasa Arab efesiensi pembelajaran bahasa

Arab, dan daya tarik pembelajran bahasa Arab. Karena tidak diragukan lagi, sudah

seharusnya bagi seorang muslim untuk mencintai bahasa Arab dan berusaha

menguasainya.

Dalam hal ini, Abd al-Majid sebagaimana dikutip oleh Acep Hermawan menjelaskan

bahwa:

1
Ahmad Falah, Dimensi-Dimensi Keberhasilan pendidikan bahasa Arab di SD NU Mafatihul Ulum Demangan
Kudus, Jurnal Arabia, Vol 5, No 2 Juli – Desember 2013, hal.1

1
“Bahasa adalah kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk

mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Dengn definisi lain, bahasa

adalah alat yang digunakan untuk mendeskripsikan ide, pikiran, atau tujuan melalui

struktur kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain”.2

Bahasa Arab mempunyai peranan yang sangat penting bagi umat Islam di

seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena bahasa Arab adalah bahasa Alquran dan

sudah sepantasnya kita sebagai umat muslim menguasainya. Dengan menguasai

bahasa Arab, akan memudahkan kita untuk mempelajari ajaran-ajaran Islam.3

Tujuan pengajaran bahasa Arab melalui pendekatan dan teknik pengajaran

bahasa dan hakekat belajar mengajar. Metode adalah rencana yang berkenaan dengan

penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan

dengan yang lain dan semuanya berdasarkan atas apa yang telah dipilih. Teknik yaitu

apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari

metode.

Menurut Effendy ada beberapa metode pengajaran bahasa Arab diantaranya

yaitu: Metode gramatika terjemahan, metode langsung, metode membaca, metode

audio-lingual, metode komunikatif dan eklekti.

Dalam mengajarkan bahasa Arab hendaknya dimulai dengan percakapan,

meskipun dengan kata-kata yang sederhana yang telah dimengerti dan dipahami oleh

anak didik. Selain itu diharapkan untuk mengaktifkan semua panca indra anak didik,

lidah harus dilatih dengan percakapan, mata dan pendengaran terlatih untuk membaca

dan tangan terlatih untuk menulis dan mengarang, serta mementingkan kalimat yang

mengandung pengertian dan bermakna.

2
Acep Hermawan, Metedolodi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 9
3
Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009),
hlm. 2

2
Bahasa Arab dalam fase perkembangannya telah dijadikan sebagai bahasa

resmi dunia Internasional, maka tidak berlebihan jika pengajaran bahasa Arab perlu

mendapatkan penekanan dan perhatian seksama. Masalahnya sekarang adalah

bagaimana meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap oleh sebagian

siswa sebagai bahasa yang sukar bahkan memandangnya sebagai momok, di sini

peranan guru/pendidik sangat diperlukan.

Eksistensi pembalajaran bahasa Arab telah berabad-abad umurnya. Semakin

maju perkembangan zaman dan teknologi, semakin maju dan beragam pula tujuan

pengajaran dan pembelajaran bahasa Arab. Bahasa Arab seperti bahasa-bahasa

lainnya, memiliki empat kemahiran yakni kemahiran menyimak, (‫ )اإلستماع‬kemahiran

berbicara, (‫ )الكالم‬kemahiran membaca, (‫ )القرأءة‬dan kemahiran menulis, (‫)الكتابة‬.

Berbicara adalah suatu keterampilan bahasa yang berkembang pada kehidupan

anak, yang hanya di dahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa tersebutlah

kemampuan berbicara dan berbahasa di pelajari. Kemampuan untuk menyusun kata-

kata yang baik dan jelas mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan manusia,

baik untuk mengungkapkan pikiran-pikirannya maupun memenuhi kebutuhannya.4

Pembelajaran bahasa Arab sangat penting dalam lingkungan sekolah

Madrasah Tsanawiyah (MTs/SMP) terutama di MTs. Al-Makmur Ciganjur dalam

mencapai hasil belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Arab.

Hasil belajar siswa dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diri siswa itu sendiri,

guru dan faktor lingkungan.

Sekolah MTs. Al-Makmur merupakan sekalah yang setara dengan SMP yang

berdiri sejak tahun 1992 telah mengajarkan pelajaran bahasa Arab sebagai pelajaran

wajib walaupun masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Seiring berjalannya waktu MTs. Al-Makmur Ciganjur mengikut perubahan kurikulum


4
Hendri Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 2008), hal.3

3
ke kurikulum 2013. Pengajaran bahasa Arab pun dilakukan sesuai dengan kurikulum

2013 dengan tujuan mengikuti perkembangan pendidikan dan harapan akan

meningkatkan pengetahuan siswa tentang bahasa Arab. Namun pengetahuan bahasa

Arab siswa sampai sekarang masih sangat minim dikarenakan sedikitnya kemauan

dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab, suasana pembelajaran yang kurang

kondusif, dan minimnya bekal kosakata untuk praktek berbicara bahasa Arab serta

siswa kurang aktif melaksanakan praktek membaca yang dilakukan dengan terus

menerus. Di dalam berbicara, salah satu hal yang di pandang penting adalah

kelancaran. Berbicara dengan lancar (‫ف طلقة‬ZZ‫الم ي‬ZZ‫ )ك‬memerlukan pembiasaan dan

keberanian, berbicara salah secara berulang-ulang untuk menuju kemampuan

berbicara yang benar.5 Untuk mendapatkan kemampuan berbicara secara benar,

peserta didik perlu membangun kefasihan dan kelancaran. Berbagai kegiatan belajar

mulai dari menuturkan tulisan, berlatih berbicara, dan mengungkapkan ide serta

bertanya jawabsesuai dengan topik pembelajaran tidak lain dimaksudkan untuk

membangun kelancaran dalam berbicara.

Menuturkan tulisan berbeda dengan berlatih berbicara dan berlatih

mengungkapkan. Dalam menuturkan lisannya, peserta didik melisankan rangkuman

ataupun struktur untuk luaran yang telah disiapkan tanpa melihat ataupun membaca

suatu teks. Dalam hal ini, pelisanan siswa diupayakan sesuaikan dengan bahan tertulis

yang sudah disiapkan.6 Pembelajaran bahasa Arab khususnya pada kemahiran

berbicara (‫ )الكالم‬guru belum menerapkan pembelajaran yang akan membuat peserta

didik tertarik untuk mempraktikkan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu dikarenakan siswa menganggap bahwa untuk mempraktikkan berbicara

menggunakan bahasa Arab shari-hari itu sulit dikarenakan tidak terbiasa.

5
Suja’I, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Pers, 2008), hlm. 71
6
Imam Asrori, Strategi Belajar Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2011), hlm. 133.

4
Kesulitan yang dimiliki peseta didik dalam mempraktikkan berbicara bahsa

Arab tentu memiliki banyak alasan. Tapi alasan yang sering di jumpai karna mereka

tidak memiliki cukup kosakata untuk berbicara dan pelajaran yang membosankan

karna Susana kelas yang kurang kondusif serta siswa kurang aktif melaksanakan

praktek membaca yang dilakukan dengan terus menerus sehingga mereka tidak

mengikuti pelajaran dengan baik. Hal itu menjadi pukulan tersendiri bagi guru agar

mempunyai cara untuk melahirkan kemauan peserta didik meningkatkan kosakata,

sebagai modal untuk melatih berbicara dan menciptakan Susana kondusif dengan

metode pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pembelajaran berlangsung

dengan nyaman dan tujuan pembelajaran bias tercapai.

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan di MTs.Al-Makmur Ciganjur.

sedikitnya kemauan dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab,suasana

pembelajaran yang kurang kondusif, dan minimnya bekal kosakata untuk praktek

berbicara bahasa Arab serta siswa kurang aktif melaksanakan praktek membaca yang

dilakukan dengan terus menerus.. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya hasil ulangan

harian. Dengan adanya penerapan metode yang membuat pembelajaran menjadi lebih

baik karena metode menjadi sarana dan salah satu alat untuk mencapai tujuan. Salah

satu model aktif dalam pembelajaran berbahasa Arab adalah metode ‫( حماورة‬dialog).

Berdasarkan dari permasalahan di atas itulah penulis bermaksud untuk membahas

salah satu metode pengajaran bahasa yang baik dan menyusun Laporan Penelitian

Tindakan Kelas ini dengan memberi judul "Upaya Peningkatan Kemampuan

Berbahasa Arab Melalui Metode Muhadatsah di MTs. Al-Makmur Ciganjur”.

B. Identifikasi Masalah

5
Identifikasi masalah bertujuan untuk menemukan berbagai permasalahan yang

memungkinkan muncul dari pokok masalah atau topik yang akan di bahas.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat diidentifikasi masalah

penelitian ini sebagai berikut:

1. Kurang lengkapnya sumber belajar

2. Lemahnya motivasi belajar siswa

3. Motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab masih kurang.

4. Faktor sarana dan lingkungan pembelajaran yang kurang mendukung.

5. kepercayaan diri dan keberanian siswa dalam praktik berbicara bahasa Arab juga

rendah.

6. Siswa enggan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan lebih memilih diam dan

mendengarkan.

C. Pembatasan Masalah

Kesulitan yang dimiliki peseta didik dalam mempraktikkan berbicara bahsa

Arab tentu memiliki banyak alasan. Tapi alasan yang sering di jumpai karna mereka

tidak memiliki cukup kosakata untuk berbicara dan pelajaran yang membosankan

karna Susana kelas yang kurang kondusif serta siswa kurang aktif melaksanakan

praktek membaca yang dilakukan dengan terus menerus sehingga mereka tidak

mengikuti pelajaran dengan baik. Hal itu menjadi pukulan tersendiri bagi guru agar

mempunyai cara untuk melahirkan kemauan peserta didik meningkatkan kosakata,

sebagai modal untuk melatih berbicara dan menciptakan Susana kondusif dengan

metode pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pembelajaran berlangsung

dengan nyaman dan tujuan pembelajaran bias tercapai.

6
D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses pembelajaran Muhadatsah di MTs. Al-Makmur Ciganjur?

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab di MTs. Al-

Makmur Ciganjur setelah diterapkan Metode Muhadatsah?

3. Apakah metode Muhadatsah mampu meningkatkan kemampuan berbahasa Arab

di MTs. Al-Makmur Ciganjur?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran Muhadatsah di MTs. Al-Makmur

Ciganjur.

2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab di MTs. Al-

Makmur Ciganjur setelah diterapkan Metode Muhadatsah.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa Arab di MTs. Al-Makmur

Ciganjur.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam meningkatkan

kemampuan berbahasa Arab siswa di MTs. Selain juga menjadi nilai tambah

khasanah pengetahuan ilmiah dalam pendidikan di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Karya ini diharapkan dapat melatih dan mengembangkan keterampilan

Penulis dalam mengungkapkan hasil pemikiran dalam bentuk tulisan

ilmiah serta memberikan sumbangsih ide mengenai metode belajar bahasa

7
Arab yang dapat meningkatkan minat belajarsiswa melalui metode

Muhadatsah.

b. Karya ini dimaksudkan dapat menjadi suatu ide yang baru bagi siswa

dalam menggali dan meningkatkan minat belajar bahasa Arab melalui

metode Muhadatsah.

c. Karya ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berbeda kepada

Orang tua dalam menerapkan metode baru terhadap siswa untuk

meningkatkan minat dalam belajar bahasa Arab melalui metode

Muhadatsah.

d. Sebagai media informasi kepada masyarakat luas tentang metode

Muhadatsah sebagai penunjang sederhana dalam mempelajari bahasa Arab

khususnya umat muslim.

8
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Muhadatsah (dialog)

1. Pengertian Metode

Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut

Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”

bahwa :

Metode secara harfiah berarti ‘cara’ Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan

sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan

menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. 7

Menurut Saiful Bahri Djamarah, “Metode adalah suatu cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan” 8 . Menurut Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Metode adalah cara yang telah

teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud. 9 Kesimpulan dari pengertian-

pengertian tersebut bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat

dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran.

2. Pengertian Metode Muhadatsah (Dialog)

Muhadatsah menurut bahasa adalah percakapan, dialog atau berbicara.

Percakapan merupakan pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik

7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosda Karya,
2007, hal. 201.
8
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka
Cipta, 2010, hal. 46.
9
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama 2012,hal. 910

9
tertentu antara dua atau lebih. Percakapan merupakan dasar ketrampilan berbicara

baik bagi anak-anak maupun orang tua. Pembelajaran muhawaroh merupakan

pembelajaran bahasa Arab yang pertama-tama diajarkan. Tujuannya adalah agar siswa

mampu bercakap-cakap (berbicara) dalam pembicaraan sehari-hari dengan

menggunakan bahasa Arab dan dalam membaca Alquran, dalam shalat dan berdoa.

Muhadatsah dalam bahasa Arab bisa berarti “ jawaban”, dan berarti , “tanya

jawab”, “percakapan” “dialog”,Makna-makna yang terakhir inilah yang sering

digunakan bagi nama suatu jenis metode pengajaran. Kata Dialog dalam bahasa

Inggris ditulis dengan “Dialogue” yang juga berarti percakapan dwicakap. 10

Sedangkan pengertian metode tanya jawab)‫ )المحادثة‬menurut Syaiful Bahri Djamarah

adalah: “Cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
11
terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru”. Nana

Sudjana berpendapat metode tanya jawab ) ‫ )المحادثة‬adalah : “metode mengajar yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab

pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa”.12

Roestiyah berpendapat bahwa metode muhadatsah (Dialog) adalah : suatu

teknik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk

bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru mengajukan pertanyaan siswa

yang menjawab.13

Performansi dan kemampuan berbahasa juga bermacam-macam. Ada yang

berbentuk lisan dan ada yang berbentuk tulisan. Ada yang bersifat reseptif (menyimak

dan membaca) dan ada yang bersifat produktif (berbicara dan menulis). Dan telah

10
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2010), hal. 180.
11
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Edisi Revisi (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), hal. 94
12
Nana Sudjana, Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2010), hal.78
13
Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta 2001), cet. ke-6, hal. 129.

10
dijelaskan pula bahwa pengajaran bahasa didalamnya terdapat unsur-unsur seperti tata

bunyi, keterampilan berbahasa yang terdiri atas: membaca, (‫ )القرأءة‬menulis, (‫)الكتابة‬

berbicara, (‫ )الكالم‬dan menyimak (‫ )اإلستماع‬untuk melatih dan mengajarkan masing-

masing unsur dan ketrampilan tersebut, telah dikembangkan berbagai cara atau teknik.

Dengan demikian yang dimaksud metode Muhadatsah (dialog) adalah cara

menyajikan bahasa dalam pelajaran bahasa Arab melalui percakapan. Jadi, bertanya

merupakan stimulasi efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Metode Tanya

Jawab di sini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang

sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian siswa dengan berbagai cara-cara

(sebagai appersepsi, selingan dan evaluasi).

3. Dasar Metode Muhadatsah (dialog)

Dalam Alquran terdapat beberapa ayat yang menggunakan kata muhadatsah

(dialog) dan salah satunya adalah pada surat Al-Kahfi ayat 34, yaitu:

َ ‫اور ُٗۤه اَنَا اَ ۡكثَ ُر ِم ۡن‬


‫ك َمااًل َّواَع َُّز نَفَرًا‬ ِ ‫صا ِحبِ ٖه َوهُ َو يُ َح‬ َ َ‫َو َكانَ لَهٗ ثَ َم ٌ‌ر ۚ فَق‬
َ ِ‫ال ل‬

Terjemahnya:

”Dan Dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia berkata kepada kawannya

(yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada

hartamu dan pengikutpengikutku lebih kuat". (QS. Al-Kahfi : 34)

Metode tanya jawab adalah metode tertua dan banyak digunakan dalam proses

pendidikan, baik dilingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Dalam Islam

juga proses pendidikan juga lebih banyak menggunakan metode tanya jawab. Firman

Allah yang berkaitan dengan metode Tanya jawab adalah pada surat Al-Anbiya‟ ayat

7:

‌ َ‫فَاسْأَلُوا اَ ۡه َل ال ِّذ ۡك ِر اِ ۡن ُك ۡنتُمۡ اَل ت َۡعلَ ُم ۡون‬

11
Terjemahan:

“Maka Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu

tiada mengetahui. (QS. Al-Anbiya‟ : 7)

Dalam sejarah perkembangan Islam pun dikenal metode Tanya jawab, karena

metode ini sering dipakai oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam mengajarkan ajaran

yang dibawa kepada umatnya. Dalam hadits nabi juga diriwayatkan sebagai berikut :

‫ أرأيتم لو أن نهرًا‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬

‫ ال يبقى من درنه‬:‫ هل يبقى من درنه شيء؟ قالوا‬،‫بباب أحدكم يغتسل منه كل يوم خمس مرات‬

‫ فذلك مثل الصلوات الخمس؛ يمحو هللا بهن الخطايا‬:‫ قال‬،‫شيء‬

Terjemahan:

“Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian

seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di sana

lima kali sehari. Bagaimana pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa kotorannya?

Mereka menjawab, tidak akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau bersabda;

Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa”.

(HR. Muslim)

Demikian jelaslah bahwa metode Tanya jawab adalah metode yang paling tua

di samping metode ceramah dan efektifitasnya lebih besar daripada metode ceramah

ataupun metode yang lainnya.

4. Tujuan dan Manfaat Metode Muhadatsah (dialog)

Pada proses kegiatan pembelajaran, tujuan merupakan hal pokok yang tidak

boleh diabaikan oleh setiap lembaga pendidikan. Karena dengan adanya tujuan dalam

12
proses pembelajaran, menandakan bahwa proses pembelajaran tersebut mempunyai

arah dan target yang jelas akan apa yang telah menjadi cita-cita yang hendak dicapai.

Untuk mencapai suatu tujuan tentunya dibutuhkan adanya hubungan yang

harmonis antara komponen-komponen yang terlibat didalam pembelajaran tersebut.

seperti tujuan, metode, media pembelajaran, siswa dan guru.

Begitu juga dengan pembelajaran dengan metode Muhadatsah (dialog), tujuan

merupakan satu hal yang menjadi prioritas utama yang harus dicapai. Adapun tujuan

yang perlu untuk dicapai menurut Ahmad Izzan adalah :

a. Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap (berbicara)

dalam bahasa Arab.

b. Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja didalam

masyarakat dan dunia Internasional yang diketahui.

c. Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, radio, TV, tape

recorder dan lain-lain.

d. Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al-quran sehingga

timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.

Metode Muhadatsah (dialog) ini dapat menggugah kreativitas peserta didik.

Dengan memfokuskan pada topic dan memiliki kegunaan yang tinggi, model

dialog akan merangsang ide-ide kreatif yang dapat tumbuh seiring dengan motivasi

yang berkembang dalam diri peserta didik. Contoh: Cara yang sudah lazim di lakukan

adalah merangkaikan latihan menyimak dengan berbicara, sebab semuanya saling

berkaitan. Sebagaimana dalam latihan menyimak, maka latihan yang sangat mendasar

dan di kenalkan lebih dahulu dalam berbicara adalah membedakan bunyi unsur-unsur

kata, terutama bunyi-bunyi yang hamper sama tetapi berbeda misalnya sa (‫ )س‬- tsa (

‫ )ث‬- sya (‫ ) ش‬- da (‫ – )د‬dza (‫ – )ذ‬ka (‫ – )ك‬qa (‫ )ق‬dan sebagainya yang selanjutnya di

13
terapkan dalam kata-kata dan kalimat.Pengenalan bunyi ini sangat penting terutama

bagi pemula.14

Apabila dilihat secara umum tujuan latihan berbicara untuk tingkat pemula

dan menengah ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam

berbahasa Arab. Sedangkan tujuan akhir latihan pengucapan adalah pengucapan

ekspresi (ta’bir) yaitu mengemukakan ide/ pikiran/ pesan kepada orang lain.

5. Langkah-Langkah Metode Muhadatsah (dialog)

Langkah-langkah dalam melaksanakan metode muhawaroh (dialog) adalah

sebagai berikut:

a. Mempersiapkan materi Muhadatsah (dialog) dengan matang dan menetapkan

topik yang akan di sajikan.

b. Materi Muhadatsah (dialog) hendaknya di sesuaikan dengan taraf perkebangan

dan kemampuan anak didik. Jangan memberikan percakapan dengan kata-kata

dan kalimat yang panjang yang tidak di mengerti dan di fahami anak didik.

Mulailah dengan kata-kata dan kalimat yang dikuasai anak didik. seperti

dengan memperkenalkan alat-alat tulis sekolah dan peralatan rumah tangga,

setelah bahasa arabnya agak maju, meningkat kepada pembentukan dan

perangkaian kata-kata menjadi kalimat yang sempurna.

c. Menggunakan alat peraga sebagai alat bantu Muhadatsah (dialog). Sebab

dengan alat peraga dapat menjelaskan persepsi anak tentang arti dan maksud

yang terkandung dalam Muhadatsah. Selain itu dapat menarik perhatian anak

didik da tidak menjenuhkan.

14
Acep Herman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal, 136.

14
d. Guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu arti kata yang terkandung dalam

Muhadatsah (dialog). Dengan menulisnya di papan tulis. Setelah murid

dianggap mengerti, guru menyuruh murid untuk mempraktikkan di depan

kelas. Dan teman lainya menyimak dan memperhatikan sebelum ia mendapat

giliran berikutnya.

e. Pada Muhadatsah (dialog) tingkat lebih tinggi, anak didiklah yang lebih

banyak berperan, sedangkan guru menentukan topik. Dan setelah acara

dimulai, peranan guru hanya sebagai pengatur jalannya Muhawaroh (dialog).

Agar jalanya Muhadatsah (dialog) seportif dan berjalan sesuai dengan tujuan

yang telah di tentukan.

f. Setelah Muhadatsah (dialog) selesai di lakukan, guru kemudian membuka

forum soal Tanya jawab dan hal-hal yang perlu untuk di diskusikan mengenai

Muhadatsah (dialog) yang baru saja selesai. Jika ada hal-hal yang belum di

mengerti dan di fahami anak didik,gurur mengulangi penjelasanya lagi.

g. Penguasaan bahasa secara aktif, itulah yang baik dan berhasil, bukan hanya

penguasaan yang pasif. Jika bertemu orang Arab, tak mampu muridmurid

berbahasa/berkomunikasa.alangkah janggalnya.

h. Dalam kelas, guru harus berbicara dengan bahasa Arab. Mustahil murid-murid

pandai berbahasa Arab jika gurunya tak pernah/jarang berbahasa arab.

i. Jika Muhadatsah (dialog) akan di lanjutkan kembali pada pertemuan

berikutnya,guru sebaiknya dapat menetapkan batas dan materi pelajaran yang

akan di sajikan berikutnya, agar siswa dapat lebih mempersiapkan dirinya.

j. Mengakhiri pertemuan pelajaran, dengan memberi motivasi dan semangat

pada siswa agar lebih giat belajar.

15
6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Muhadatsah

a. Kelebihan Metode Muhadatsah

Nana Sudjana mengemukakan kelebihan metode ini:

1) Dapat mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai dan

dipahami oleh siswa.

2) Mendorong dan merangsang siswa untuk berfikir.

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan

masalah yang belum dipahami.15

Menurut Syaiful Bachri Djamarah yaitu :

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika

itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk

daya ingatan.

3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan

mengemukakan pendapat.16

b. Kelemahan Metode Muhadatsah

Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menyebutkan kekurangan metode

Muhadatsah antara lain menurutnya :

1) Penggunaan metode Muhadatsah kadang memakan waktu yang sangat lama,

sedang materi yang tersampaikan sangat terbatas/ sedikit dibanding dengan

waktu yang digunakan


15
Nana Sudjana, Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2010), hal.27
16
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,2010) hal. 95.

16
2) Menciptakan kondisi yang baik untuk memberi kebebasan berfikir, menekan

sikap panatik dan emosional, dan untuk melibat aktifkan siswa, memerlukan

keterampilan dan persiapan yang matang dan baik dari guru.

3) Dialog yang berkepanjangan dan kurang terarah, kadang-kadang berakhir

tanpa sampai pada kesimpulan atau sasaran belajar yang telah direncanakan.

Menurut Syaiful Bachri Djamarah yaitu :

1. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk

berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.

2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan

mudah dipahami siswa.

3. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab

pertanyaan sampai dua atau tiga orang.

4. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk

memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.17

B. Kemampuan Berbahasa Arab

1. Pengertian kemampuan berbahasa/berbicara Arab (‫) الكالم‬

“Secara bahasa kemampuan sama dengan kesanggupan atau kecakapan.

Kemampuan berbahasa adalah kemampuan sesorang menggunakan bahasa yang

memadai dilihat dari sistem bahasa”18. ”Konsep kecakapan, sebagaimana

tercermin dalam pedoman ACTFL mengorganisasi sebagai karakteristik penutur

pada berbagai macam tingkat informasi menurut fungsi, konteks, dan keakuratan.

17
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,2010), hal. 96.
18
Tim Penyuluhan Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), hal. 4.

17
Fungsi mengacu pada tindak komunikatif yang siswa harus mampu

melakukannya, seperti menyebutkan berbagai peristiwa satu-persatu, mengajukan

pertanyaan, dan menceritakan aktifitas-aktifitas masa lalu atau masa yang akan

datang”.19

Kecakapan berbahasa adalah kemampuan individu untuk memahami bahasa yang

digunakan secara lisan, mengungkapkan diri secara lisan, memahami bahasa yang

diungkapkan secara tertulis, mengungkapkan diri secara tertulis. Dengan

Kemampuan berbahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan isi hatinya

kepada orang lain yang merupakan tujuan pokok pengajaran bahasa sebagai suatu

bentuk berkomunikasi. “kemampuan berbahasa bersifat konkret dan mengacu

kepada penggunaan bahasa senyatanya, dalam bentuk lisan yang dapat didengar

atau dalam bentuk tertulis yang bisa dibaca. Semua itu merupakan sasaran tes

bahasa yang merupakan bagian dari kajian kebahasaan dan pendidikan khususnya

kajian kebahasaan terapan.”20

Adapun jenis-jenis keterampilan berbahasa Arab di antaranya:

Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang paling penting dalam

bebahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari oleh

pengajar, sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat

mendasar dalam mempelajari bahasa asing.21

19
Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Pendekatan Komunikatif Interaktif,
(Bandung, PT Refika Aditama, 2010), hal. 54
20
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang.2009), hal. 61-62.
21
Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu‟atul Ni‟mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hal. 88

18
Sedangkan maharah kalam adalah berbicara secara terus-menerus tanpa

henti tanpa mengulang kosakata yang sama dengan menggunakan pengungkapan

bunyi. Pada hakekatnya merupakan kemahiran menggunakan bahasa yang paling

rumit, yang dimaksud dengan kemahiran berbicara adalah kemahiran

mengutarakan buah pikiran dan perasaan dengan kata-kata dan kalimat yang

benar, ditinjau dari sistem gramatikal, tata bunyi, di samping aspek maharah

berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca, dan menulis.

Kemampuan berbicara didasari oleh; kemampuan mendengarkan

(reseptif), kemampuan mengucapan (produktif), dan pengetahuan (relative) kosa-

kata dan pola kalimat yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan

maksud pikirannya.22

2. Tujuan kemampuan berbahasa/berbicara Arab

Adapun tujuan berbahasa arab yaitu :

a. Tujuan Umum

Tujuan umum yang bersifat kurikuler menurut Mulyanto Sumardi, yaitu :

agar para siswa dapat memahami Alquran, Al-Hadist, kitab-kitab atau

buku-buku lainnya yang berbahasa arab, agama dan budaya isalam, untuk

digunakan sebagai alat komunikasi, untuk digunakan sebagai alat-alat

pembantu keahlian lain, untuk membina ahli bahasa Arab, untuk digunakan

sebagai alat pembantu teknik (vocational).

22
Ahmad Fuad Mahmud Ilyan. Al-Maharat al-Lughawiyah: Mahiyatuha wa Thara’iq Tadrisiha.
Riyadh: Dar al-Muslim Li al-Nasyr wa alTauzi‟.1992 hal. 96

19
Sedangkan menurut Mahmud Yunus:

Tujuan umum bahasa Arab adalah supaya paham dan mengerti apa-apa

yang dibaca dalam sholat dengan pengertian yang mendalam, Supaya mengerti

bacaan Alquran sehingga dapat mengambil petunjuk dan pengajaran dari

padanya, supaya dapat belajar ilmu agama islam dalam buku-buku yang

banyak dikarang dalam bahasa Arab, seperti ilmu tafsir, hadist, fiqih, dan

sebagainya, Supaya pandai berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab.23

b. Tujuan khusus

“menurut Tayar Yusuf, tujuan khusus adalah jabaran dari tujuan umum,

karena tujuan umum itu sulit dicapai tanpa dijabarkan secara oprasional dan

spesifik”.24

Pendapat diatas disimpulkan bahwa, tujuan khusus adalah tujuan

masing-masing langkah yang dijabarkan dalam kurikulum, yang merupakan

jabaran dari tujuan umum secara oprasional. Dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa, “berbahasa Arab bertujuan agar siswa memiliki

pengetahuan, pemahaman dan dapat menggunakan berbagai pola kalimat

dasar dalam bahasa arab, sehingga dapat dipakai sebagai alat komunikasi,

memahami alqur’an, hadist nabi, serta buku-buku agama pada tingkatan

sekolah menengah dengan perbendaharaan sejumlah kosa kata tertentu”.

3. Indikator kemampuan berbahasa/berbicara Arab

23
Mahmud Yunus. Metodik Khusus Bahasa Arab Bahasa Alquran. (Jakarta: PT.Hd idakarya Agung.
2000). hal.21
24
Tayar Yusuf. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
1993) hal.14

20
1. Bertanya jawab secara berpasangan dengan menggunakan kata tanya yang

disediakan.

2. Bertanya jawab secara berpasangan dengan menggunakan struktur kalimat

yang diprogramkan.

3. Bertanya jawab secara berpasangan dengan menggunakan ungkapan

komunikatif yang diprogramkan.

4. Bertanya jawab secara berpasangan dalam hiwar seperti contoh yang

disediakan.

5. Menjawab beberapa pertanyaan yang disediakan.

6. Mendeskripsikan gambar yang disediakan dengan menggunakan struktur

Kalimat yang diprogramkan.

C. Pembelajaran Bahasa Arab

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran menurut Depdiknas adalah proses interaksi antara peserta didik

dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar baik lingkungan

pendidikan formal maupun non-formal . Sedangkan menurut Dengeng, pembelajaran

mengacu pada upaya membelajarkan siswa. Sehingga dapat dipahami bahwa

pembelajaran merupakan upaya pendidik terhadap peserta didik dalam interaksi

belajar supaya siswa dapat mempelajari sesuatu dengan efektif dan efisien.

Pelajaran bahasa Arab juga merupakan suatu mata pelajaran yang di arahkan

untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta

menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.

Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan

memahami bacaan.

21
Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat

komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap

positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami

sumber ajaran Islam yaitu Alquran dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang

berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.

Bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar

berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara

integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Pada tingkat pendidikan dasar dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan

berbicara sebagai landasan berbahasa, dan Pada tingkat pendidikan menengah

keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang adapun pada tingkat

pendidikan lanjut dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga

peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab.

2. Tujuan pembelajaran bahasa arab

Tujuan pembelajaran bahasa arab diarahkan kepada pencapaian tujuan, yakni

tujuan jangka panjang dan jangka pendek atau tujuan umum dan khusus.25

a. Tujuan Umum

Abua bakar Muhamad menjelaskan bahwa tujuan umum “adalah tujuan dari

pelajaran itu sendiri dan yang bertalian dengan bahan pelajaran tersebut”.

25
Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab Media Dan Metode-Metodenya, (Yogyakarta:
Teras, 2009), hal.7.

22
Ahmad Muhtadi Anshor menjelaskan dengan mengutip tayar yusuf dan syaiful

anwar tentang tujuan pembeajaran bahasa arab, yaitu sebagai berikut:

1. Agar siswa dapat memahami Al-qur’an dan al-hadits sebagi hukum islam dan

ajarannya.

2. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan islam yang di

tulis dengan bahasa arab.

3. Supaya pandai berbicara dan mengarang dalam bahasa arab.

4. Untuk digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain (supelementary).

b. Tujuan Khusus

Abu bakar Muhammad menjelaskan bahwa tujuan khusus “adalah tujuan yang

ingin dicapai dari mata pelajaran saat itu”. Adapun beberapa materi pelajaran yang

termasuk kedalam tujuan khusus yang harus dicapai adalah: percakapan (‫) حوار‬entuk

kata dan struktur kalimat (‫ ) قواعد‬dan menulis (‫ ) كتابة‬Ahmad Muhtadi Anshor.

3. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Arab

Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah aliyah meliputi tema-tema

tentang perkenalan, peralatan madrasah, pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan,

di rumah, di kebun, di madrasah, di laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam,

kegiatan sehari-hari, pekerjaan, rumah, dan rekreasi.26

D. Kerangka Pikir

26
Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, nomor 2 tahun 2008, hal 20

23
Kerangka pikir ini bermula dari adanya masalah terhadap minat belajar bahasa

Arab siswa kelas VIII MTs Al-Makmur Ciganjur masih tergolong rendah. Minat

merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar,

karena minat merupakan kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan, minat juga disertai dengan rasa nyaman. Dari

observasi awal, rendahnya minat siswa dalam belajar bahasa Arab dikarenakan

sedikitnya kemauan dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab, suasana

pembelajaran yang kurang kondusif, metode belajar yang monoton atau berulang-

ulang menyebabkan anak menjadi malas dan tidak tertarik dalam kegiatan belajar

mengajar.

Penggunaan metode pembelajaran yang menarik secara tidak langsung akan

menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Selain itu, dengan menggunakan metode

‫ المحادثة‬sebagai media akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat di ketahui manfaat

penggunaan metode ‫ المحادثة‬dalam meningkatkan minat belajar bahasa Arab siswa.

Untuk lebih jelasnya kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1. Kerangka berpikir

Siswa Kelas VIII MTs.Al-Makmur


S Ciganjur

Pre Test

Penerapan Metode Muhawarah

Post Test

24

Peningkatan Kemampuan Berbicara


E. Hipotesis Tindakan

Pengertian hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap


27
permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” Jadi hipotesis

adalah kebenaran yang masih memerlukan pengujian secara ilmiah. Adapun hipotesis

yang penulis rumuskan yaitu, diduga terdapat pengaruh metode mengajar guru

terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi bahasa arab di MTs Al-Makmur

Ciganjur.

Adapun hipotesis statistiknya, yaitu:

Metode ‫اورة‬ZZ‫( مح‬dialog) mampu meningkatkan kemampuan berbahasa Arab

siswa kelas VIII MTs Al-Makmur Ciganjur.

27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hal. 110.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) dengan sifat PTK dilakukan secara

mandiri yang artinya peneliti melakukan PTK tanpa kerjasama dengan guru lain.

Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan

26
tindakan, observasi, refleksi, dan lain-lain. Hal tersebut didasarkan pada pernyataan

Suharsimi yaitu “Dalam keadaan seperti ini guru melakukan sendiri pengamatan

terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan”28.

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam literatur Inggris disebut classroom

action reseach yaitu satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan

yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta

memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di

sekolah.29 Penelitian tindakan adalah sebuah proses di mana para peserta (participants)

menguji praktik pendidikan mereka sendiri secara sistematik dan hati-hati dengan

menggunakan teknik-teknik penelitian untuk melakukan perbaikan terhadap system,

cara kerja, proses, isi atau situasi pembelajaran yang lebih efektif sehinggan

profesionalitas mereka berkembang.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian (Arikunto, 2006:118).

Hubungan variabel dalam penelitian meliputi variabel bebas dan variabel

terikat.

1. Variabel Bebas

Menurut Huda variabel bebas adalah (Independent Variable / X) adalah variabel

yang dapat diamati dan dinilai sebagai penyebab (determinan) dari suatu tingkah

28
Suharsimi Arikunto,dkk. , Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), cet. Ke- 8, Hlm. 64.
29
Masnur Muslich, Melaksnakan PTK Itu Mudah (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm.10

27
laku, menurut Ibnu variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai sebab

munculnya variabel yang lain, yakni variabel terikat. Variabel yang

mempengaruhi disebut variabel penyebab dinamakan variabel bebas (Arikunto

2006). Didalam penelitian ini, penerapan model muhadatsah yaumiyyah sebagai

variabel bebas untuk pelajaran bahasa Arab pada MTs Al-Makmur Ciganjur.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (Depent Variable / Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas (Arikunto 2002 : 119). Sedangkan menurut Ubaidat Variabel

terikat adalah suatu variabel yang diakibatkan oleh variabel bebas. Menurut Ibnu

(dalam Ainin 2007: 30) variabel terikat ini juga disebut variabel respon atau

output, sebagai variabel respon berarti variabel ini muncul sebagai akibat dari

manipulasi suatu variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : kemampuan berbicara bahasa

Arab siswa agar kreatifitas keterampilan berbicara bahasa Arab dapat meningkat.

Keterampilan berbicara bahasa Arab adalah kegiatan memaparkan dengan

berkomunikasi aktif baik dalam kalimat sapaan ataupun dalam menggali gagasan

dengan menggunakan bahasa Arab dalam bentuk lisan. Keterampilan bahasa Arab

yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam

menggali gagasan dan daya kreasi siswa mengembangkan kosa kata bahasa Arab

dalam berkomunikasi bahasa dengan penerapan model muhadatsah, dapat

diketahui dengan meningkatnya hasil keterampilan dalam berkomunikasi bahasa

Arab dan mengembangkan gagasan bahasa secara lisan dan spontan selama proses

pembelajaran berlangsung.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

28
Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah MTs.Al-Makmur Ciganjur, Jl.

Warung Sila, Ciganjur.

Waktu penelitian tindakan kelas berlangsung dari tanggal 15 Mei 2021 sampai

dengan 1 Juni 2021.

D. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs.Al-Makmur Ciganjur. Dan

yang menjadi objek penelitian, dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi kelas VIII

MTs.Al-Makmur Ciganjur. Dengan jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 10 siswa

laki-laki dan 15 siswa perempuan.

E. Prosedur Penelitian

Dimaksud dengan prosedur penelitian adalah langkah-langkah operasional

baik terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau evaluasi, maupun

refleksi. Prosedur penelitian yang akan dilakukan hendaknya mengacuh pada salah

satu model penelitian.38

Desain penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Rancangan Pra Tindakan Siklus I

a. Perencanaan Awal

Pada tahap perencanaan peneliti mengidentifikasi masalah, yaitu

mendata permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Arab kelas VIII MTs.Al-

Makmur Ciganjur. kemudian memilih masalah yang dianggap merupakan

masalah pokok yaitu tentang keberhasilan belajar mata pelajaran Bahasa Arab.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kemudian menetapkan solusi tindakan

dengan menentukan penggunakan metode pembelajaran dengan metode ‫المحادثة‬

29
b. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Setelah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kemudian

menyusun instrument, yaitu lembar observasi yang terdiri atas lembar

observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

c. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan secara bertahap yaitu melalui 2

siklus. pelaksanaan tindakan mengimplementasikan perencanaan yang telah

dipersiapkan yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

‫المحادثة‬

d. Observasi Kegiatan

Observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa

ketika mengikuti pelajaran Bahasa Arab.

e. Refleksi

Merupakan langkah untuk menganalisa hasil kerja santri. Analisis

dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai

atau tidak. Jika belum tercapai maka akan dilakukan siklus selanjutnya. Akan

tetapi tetap diharapkan adanya keberhasilan pada siklus sebelumnya. Dimana

dari rujuan dilaksanakannya siklus ini adalah untuk menigkatkan kemampuan

berbahasa Arab siswa kelas VIII MTs.Al-Makmur.

2. Rancangan Tahap Penelitian Siklus II

Pelaksanaan penelitian ini berupa prosedur kerja dalam suatu penelitian

tindakan kelas yang ditempuh secara bertahap. Tahapan penelitian ini meliputi

tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang disusun dalam

suatu siklus.

30
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) beberapa ahli yang

mengemukakan model penelitian tindakan dengan bahan yang berbeda namun

secara garis besar terdapat empat langkah. Adapun rancangan (desain) Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart,

pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur

(langkah):

1) Perencanaan tindakan

2) Pelaksanaan tindakan

3) Observasi

4) Refleksi

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah Metode ‫المحادثة‬

dan peneliti sendiri sebagai pengumpul data utama, hal ini dilakukan karena peneliti

memahami kaitan kenyataan-kenyataan dilapangan seperti interaksi antara 36 objek

dan subjek. Penelitian ini juga menggunakan instrument bantuan seperti buku paket,

buku catatan, teks, kamus bahasa arab, dan alat tulis.

G. Teknik analisa Data

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan

dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk

meningkatkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan

teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

31
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kapabilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.30

Mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu

diadakan analisa data. Pada kesempatan ini menggunakan teknik analisis deskriptif,

yang terdiri dari reduksi data yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai.31

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu.

Reduksi data dilakukan melalui pemilihan data, penyederhanaan data serta

transformasi data mentah dari hasil catatan lapangan. Penyajian data adalah teknik

penyajian data yang terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini berupa hasil pemberian

tugas yang disusun sehingga mudah dipahami dan dilakukan secara bertahap.

Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan keputusan dengan didukung bukti

yang valid dan konsisten.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa yaitu sebagai

berikut:

30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm. 330
31
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009) hlm. 274

32
1. Kurang :50-67

2. Cukup :70-84 (KKM 70)

3. Baik :85-100

Dalam penelitian ini setelah penyajian data kemudian dilakukan penyimpulan.

Analisis data yang dipergunakan adalah teknik deskriptif. Jenis penilaian yang

dipergunakan ada 3 macam, yaitu:

No Kategori Indikator
1 Baik Baik jika siswa mampu melaksanakan kegiatan dengan baik
2 Cukup Cukup jika siswa mampu melaksanakan kegiatan dengan baik

walaupun masih butuh bimbingan dari guru


3 Kurang Kurang jika anak tidak mampu melaksanakan kegiatan dengan

baik

H. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan yang ingin dicapai dengan menggunakan metode

Muhadatsah mencapai 70% dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Arab di MTs.

Al-Makmur Ciganjur

33
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Sejarah singkat MTs.Al-Makmur Ciganjur

MTs.Al-Makmur Ciganjur mulai beridiri pada tahun 1994 di

tanah seluas 1500m. Sekolah ini mulai beroperasi pada tanggal 29 bulan

April 2016. Dengan Akreditasi B, MTs.Al-Makmur beralamat di Jl. Silah

No. 16 Ciganjur, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta

Selatan.

34
2. Data Siswa

Tabel 4.1

Data Siswa

No Nama L/P NISN Tanggal Lahir

1. Ahmad Hidayah L 0041012817 01-11-2006


2. Ajeng Damayanti P 0046090853 11-09-2006
3. Anisa P 0035252933 25-03-2006
4. Daffa Fawwaz L 0035456410 12-12-2006
5. Dian Farhani P 0058367643 10-11-2006
6. Dina Herliana P 0041012819 13-10-2007
7. Dita Aulia P 0035252932 10-11-2006
8. Inayah Tria R P 0041012818 11-04-2006
9. Khoirunnisa Azzahra P 0046318961 10-02-2007
10. Luthfiah Abdillah P 0041339047 15-12-2006
11. M Sulaiman Haikal L 0041012816 20-03-2005
12. Mufida Al-zahra P 0041339049 03-09-2006
13. M Alwi Zafar L 0041012814 03-05-2006
14. Mundiatul Mila P 0041012815 25-02-2006
15. Nabilla Fasya P P 0457666900 08-04-2005

3. Visi-misi Sekolah

a. Visi

Madrasah yang bercirikan Islam dan Mendidik siswa Berakhlaqul

Karimah

b. Misi

 Melaksanakan pendidikan yang efektif bagi guru dan siswa.

 Meningkatkan Ilmu dan Amal.

 Membangkitkan motivasi siswa dalam pengembangan potensi

untuk prestasi.

35
 Melaksanakan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari

4. Profil Sekolah

SDN 02 Mampang yang beralamatkan di Jl. Damai kelurahan

Mampang

kecamatan Pancoranmas kota Depok dalam kegiatan pembelajarannya

menggunakan kurikulum 2013 atau K13. Dalam masa pandemi covid-19

ini sekolah melakukan kegiatan pembelajaran dalam jaringan (Daring).

Prosesnya yaitu guru mengecek daftar hadir siswa dalam

kegiatan pembelajaran dengan foto yang dikirmkan oleh siswa pada jam

yang sudah ditentukan. Setelah mengabsen guru memberikan materi

pelajaran dan tugas melalui aplikasi media sosial. Selanjutnya siswa

memahami materi yang sudah diberikan dan mengerjakan tugas sesuai

dengan yang telah diberikan. Hasil pekerjaan siswa dikirimkan melalui

aplikasi media sosial. Hasil pembelajaran tersebut di evaluasi oleh guru

agar pembelajaran daring terlaksana dengan baik dan dapat dipahami oleh

siswa.

B. Hasil Penelitian

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra

penelitian) di kelas VIII MTs.Al-Makmur Ciganjur Kegiatan pada penelitian

ini yaitu melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan

Bahasa Arab dan beberapa peserta didik kelas VIII MTs.Al-Makmur Ciganjur

serta melakukan observasi pada proses pembelajaran Pendidikan Bahasa Arab

36
di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi peserta didik

serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran

dan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah serta tanggapan dan kendala

yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. VIII MTs.Al-Makmur

Ciganjur telah menetapkan bahwa untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

pelajaran Pendidikan Bahasa Arab kelas VIII tahun 2020/2021 adalah 75.

Kegiatan belajar mengajar di MTs.Al-Makmur Ciganjur setiap harinya

dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00 wib.

Tabel 4.2

Kelas Hari Jam ke- Jam Pelajaran


VIII Selasa 1-2 07.00-09.00

2. Pembelajaran Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada Siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan

dengan durasi 2 X 45 menit setiap pertemuannya. Sebelumnya Peneliti

yang bertindak sebagai guru dengan guru mata pelajaran Pendidikan

Bahasa Arab yang bertindak sebagai kolaborator sudah terlebih dahulu

mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

disusun sebelumnya, menyiapkan lembar observasi untuk setiap

pertemuan dan membuat alat evaluasi berupa teks untuk masing-

masing peserta didik.

2) Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan pertama dan kedua Sebelum pembelajaran dimulai guru

menyampaikan salam pembuka dan menanyakan kabar siswa serta

37
menjelaskan prosedur pembelajaran terlebih dahulu. Setelah

dipastikan semua siswa telah masuk ke dalam kelas, pembelajaran

dimulai dengan membaca do’a. Kemudian guru membacakan

absensi kehadiran siswa untuk memastikan siswa hadir semua

dalam proses pembelajaran siklus pertama ini. Guru

menyampaikan pada siswa tentang indikator dan materi yang akan

dipelajari serta memotivasi siswa agar ikut aktif dalam proses

pembelajaran. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru

terlebih dahulu melakukan pre test yaitu berupa sesi tanya jawab

kepada siswa terkait materi yang dipelajari. Guru terlebih dahulu

bertanya seperti itu agar siswa bisa lebih memfokuskan

perhatiannya terhadap materi yang akan di pelajari yaitu ‫ عندالطبيب‬.

Proses Tanya jawab (Pre Test) disini berlangsung sekitar 10 menit.

Pre Test selesai, guru mulai menjelaskan materi yang

ditanyakan kepada siswanya, setelah itu guru mengarahkan kepada

siswa untuk menulis terlebih dahulu materi yang akan dipelajari

Pertemuan pertama di siklus I ini proses pembelajarannya belum

terselesaikan karena terbatasnya waktu, maka proses pembelajaran

dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Pertemuan kedua di siklus I Seperti pada pertemuan

pertama peneliti yang bertindak sebagai guru yang berkolaborasi

dengan guru mata pelajaran Pendidikan Bahasa Arab membuat

persiapan kemudian melakukan kegiatan awal dan kegiatan inti

dengan melanjutkan kembali materi yang belum terselesaikan di

38
pertemuan pertama. siswa selanjutnya kembali melanjutkan

catatannya yang belum terselasaikan.

Setelah semua siswa menyelesaikan catatannya, guru kembali

menjelaskan materi yang sudah dicatat siswa dipertemuan pertama

dan kedua sambil kembali mengayahkan siswa untuk mengulang

kembali percakapan dan melakukan sesi tanya jawab. Beberapa

siswa bertanya dan guru kembali menjawab pertanyaan siswa

tersebut, setelah dijawab guru kembali mengarahkan kepada siswa

untuk melanjutkan catatannya, yaitu mengenai materi percakapan.

Pembelajaran diakhiri dengan mengklarifikasi dan

bersamasama menyimpulkan hasil dari pembelajaran serta ditutup

dengan do’a. Pada siklus ini kembali peneliti mnghentikan proses

pembelajaran karena terbatasnya waktu, maka proses pembelajaran

dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

2) Pertemuan Ketiga

Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan ketiga seperti pada

pertemuan pertama dan kedua peneliti yang bertindak sebagai guru

yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Pendidikan Bahasa

Arab kembali membuat persiapan, kemudian melakukan kegiatan

awal dan kegiatan inti, dengan mereview materi yang diajarkan

sebelumnya serta melanjutkan materi yang belum terselesaikan

pada pertemuan kedua. Guru kembali mengarahkan kepada siswa

untuk melanjutkan catatannya.

39
Setelah siswa selesai mencatat, peneliti kembali

menjelaskan. Karena beberapa siswa tidak memperhatikan, guru

sekali-kali memberikan teguran atau memberikan sebuah

pertanyaan yang tidak lepas dari materi percakapan. Selanjutnya

guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya

jawab, terlihat adanya antusias siswa dalam proses pembelajaran

kali ini.

Setelah melakukan pre test guru mengajak beberapa siswa

untuk mempraktekkan percakapan dan selanjutnya diadakan post

test dalam bentuk soal essay dalam waktu 20 menit. Setelah

dipastikan semua siswa sudah mendapat soal, lalu guru

mempersilahkan kepada siswa untuk mengerjakannya dan tidak

boleh melihat buku paket ataupun buku catatan, dengan tidak

melihat buku maka akan dapat diketahui sampai dimana

pemahaman siswa di siklus I ini.

Selama mengerjakan soal post test peneliti memperhatikan

seluruh siswa, ada beberapa siswa yang gaduh, gelisah, dan

berusaha untuk menyontek temannya. Masalah ini bisa diatasi

setelah guru memberikan teguran kepada siswa agar mandiri dalam

hal mengerjakan soal. Suasana kembali gaduh ketika beberapa

siswa telah menyelesaikan soal post test. Pembelajaran diakhiri

dengan mengklarifikasi dan bersama-sama menyimpulkan hasil

dari pembelajaran guru kembali mengarahkan kepada siswa agar

tidak lupa untuk mengulang kembali pelajarannya di rumah dan

guru menutup proses pembelajaran dengan do’a.

40
Tabel 4.3

Hasil Belajar Siklus I

No Nama L/P Nilai


Pre Test Post Test Kategori
1. Ahmad Hidayah L 70 80 Cukup
2. Ajeng Damayanti P 78 85 Baik
3. Anisa P 70 76 Kurang
4. Daffa Fawwaz L 55 65 Kurang
5. Dian Farhani P 70 80 Cukup
6. Dina Herliana L 60 75 Kurang
7. Dita Aulia P 70 85 Cukup
8. Inayah Tria R P 50 70 Kurang
9. Khoirunnisa Azzahra P 60 70 Kurang
10. Luthfiah Abdillah P 78 88 Baik
11. M Sulaiman Haikal L 55 70 Kurang
12. Mufida Al-zahra P 75 80 Cukup
13. M Alwi Zafar L 75 78 Cukup
14. Mundiatul Mila P 70 78 Kurang
15. Nabilla Fasya P P 70 85 Cukup
Jumlah 1006 1165
Nilai Rata-rata 67 78 Kurang

Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil belajar siswa 4.6 di siklus I

dimana nilai terendah pre test 50 dan nilai terendah post test 65.

Sedangkan nilai tertinggi pre test 78 dan nilai tertinggi post test 88,

dengan 70. hasil rata-rata nilai pre test 67 dan hasil rata-rata nilai post

test 78. Dari nilai rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa pemahaman

siswa termasuk kategori Kurang. Berdasakan hasil observasi penelitian

tindakan pada siklus I dan refleksi di atas maka peneliti merasa bahwa

penelitian harus dilanjutkan pada siklus II untuk mendapatkan

peningkatan pemahaman yang diharapkan.

3) Tahap Pengamatan

41
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan

penilaian dan pengamatan selama proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi yang disediakan.Peneliti bersama guru

Pendidikan Bahasa Arab melakukan catatan lapangan sebagai bahan

pengamatan dan evaluasi hasil tindakan siklus pertama, yang kemudian

didapati beberapa kekurangan-kekurangan diantaranya:

a) Masih banyak siswa yang tidak peduli dan tidak memperhatikan

penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehingga masih banyak

yang belum paham tentang materi Muhadatsah.

b) Meskipun pada siklus I sudah nampak antusias dan respon positif

siswa, namun masih ada beberapa orang siswa yang asyik

mengobrol dengan temannya selama proses pembelajaran.

c) Dalam proses pembelajaran siklus I beberapa siswa masih terlihat

kurang percaya diri, hal tersebut disebabkan belum terbiasanya

siswa. Disamping itu siswa juga masih membutuhkan penyesuaian

dengan keaktifan mereka dikelas yang sebelumnya siswa hanya

mendengarkan penjelasan dari guru saja, dan peneliti pun merasa

masih belum optimal dalam mengarahkan jalannya pembelajaran.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan perbaikan terhadap

permasalahan-permasalahan yang ada pada siklus I agar dapat

diperbaiki pada proses pembelajaran di siklus II. Adapun perbaikan

yang akan dilakukan peneliti adalah:

42
a) Meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri siswa dengan cara

memberikan point tambahan pada siswa yang aktif bertanya dan

berani menjawab pertanyaan.

b) Memberikan semangat kepada siswa dengan memberikan pujian

dan sugesti positif serta lebih bersikap tegas.

c) Peneliti harus lebih optimal dalam mengarahkan jalannya

pembelajaran, sehingga tidak ada lagi siswa yang tidak peduli dan

sibuk sendiri dengan aktifitasnya saat jam pelajaran berlangsung.

Berdasakan hasil observasi penelitian tindakan pada siklus I dan

refleksi di atas maka peneliti dan guru mata pelajaran Bahas Arab merasa

bahwa penelitian harus dilanjutkan pada siklus II untuk mendapatkan

peningkatan pemahaman yang diharapkan guna tercapainya tujuan peneliti di

awal penelitian dan untuk menegaskan dan memperkuat hasil penelitian pada

siklus I dilakukan tahap yang sama pada siklus II yang diharapkan dapat

mencapai tujuan pendidikan ini.

3. Pembelajaran Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang disusun pada siklus II ini dilakukan dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Guru harus lebih optimal dalam mengarahkan jalannya pembelajaran

2) Untuk meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri siswa guru

memberikan point tambahan pada siswa yang aktif bertanya dan berani

43
menjawab pertanyaan juga mampu mempraktikkan secara langsung materi

yang dipelajari.

3) Memberikan semangat kepada siswa yang masih bersikap tidak peduli

terhadap jalannya pembelajaran dengan memberikan pujian dan sugesti

positif serta lebih bersikap tegas.

4) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Penbelajaran (RPP) dan penyempurnaannya.

5) Menyiapkan lembar observasi dan membuat alat evaluasi berupa teks

untuk peserta didik.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan pertama dan kedua

Siklus II ini adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan

kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan pada siklus I dengan durasi

waktu masing-masing 2 X 45 menit. Seperti pada siklus I sebelum

pembelajaran dimulai guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang disusun sebelumnya, menyiapkan lembar

observasi untuk setiap pertemuan. Namun kali ini yang membedakan pada

siklus I, di siklus II ini guru menyiapkan laptop dan Speaker.

Setelah dipastikan semua siswa telah masuk ke dalam kelas,

gurumemulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan membaca do’a

yang dipimpin oleh guru serta menanyakan kabar siswa. Kemudian guru

membacakan absensi kehadiran siswa untuk memastikan siswa hadir

semua dalam proses pembelajaran siklus II ini. Guru menyampaikan pada

siswa tentang indikator dan materi yang akan dipelajari hari ini serta

44
memotivasi siswa agar lebih aktif dan lebih semangat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Adapun materi pada siklus II yaitu ‫ عندالطبيب‬Masih

sama dengan materi yang sudah disampaikan pada siklus I, pada siklus II

ini guru tidak hanya menekankan pada pemahaman terhadap materi saja,

akan tetapi juga menekankan terhadap pemahaman praktiknya.

Guru selanjutnya memotivasi siswa dengan membacakan hasil

latihan pada siklus II dan memberitahukan bahwa akan ada tambahan nilai

bagi siswa yang aktif dan mau memperhatikan apa yang disampaikan

dalam pembelajaran, tujuannya agar siswa bisa lebih aktif, konsen, tertarik

dan meningkat hasil belajarnya.

Guru mulai menggunakan laptop dan speaker untuk menjelaskan

materi dan memperdengarkan materi percakapan percakapan. Guru

meminta siswa untuk mengamati dan mencatat temuan-temuan mereka

dari pengamatan tersebut. Setelah guru selesai memberikan materi, guru

memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

Pembelajaran diakhiri dengan mengklarifikasi dan bersamasama

menyimpulkan hasil dari pembelajaran serta ditutup dengan do‟a. Pada

siklus ini peneliti melihat para peserta didik mulai antusias dan merespon

positif pembelajaran yang menggunakan metode Muhadatsah, namun

dalam pertemuan ini proses pembelajaran belum terselesaikan karena

terbatasnya waktu, maka proses pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan

kedua.

Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan kedua ini seperti pada

pertemuan pertama peneliti yang bertindak sebagai guru yang

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Pendidikan Bahasa Arab

45
membuat persiapan, kemudian melakukan kegiatan awal dan kegiatan inti,

dengan mereview materi yang diajarkan sebelumnya serta melanjutkan

materi yang belum terselesaikan pada pertemuan pertama.

Selanjutnya guru mulai mengeluarkan selembaran dan

membagikan ke semua siswa kelas VIII untuk kembali mengulang

percakapan tersebut. Siswa diberi tugas untuk mempraktekkan kembali

percakapan dari selembaran tes yang dibagikan dimana sebelumnya sudah

terlebih dahulu dijelaskan oleh guru agar siswa bisa menemukan sendiri

apa yang tidak dipahaminya, akan bersifat lebih tahan lama diingat oleh

siswa bila dibandingkan dengan sepenuhnya merupakan pemberian dari

guru.

Pembelajaran kembali diakhiri dengan mengklarifikasi dan

bersama-sama menyimpulkan hasil dari pembelajaran serta ditutup dengan

do’a. Pada siklus kedua ini peneliti melihat para peserta didik sangat

antusias dan merespon positif pembelajaran yang menggunakan metode

Muhawarah namun dalam pertemuan ini proses pembelajaran belum

terselesaikan karena terbatasnya waktu, maka proses pembelajaran

dilanjutkan pada pertemuan ketiga.

2) Pertemuan ketiga

Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan

seperti pada pertemuan sebelumnya peneliti yang bertindak sebagai guru

yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Pendidikan Bahasa Arab

membuat persiapan, kemudian melakukan kegiatan awal dan kegiatan inti,

46
dengan mereview materi yang diajarkan sebelumnya serta melanjutkan

materi yang belum terselesaikan pada pertemuan pertama.

Guru kembali mempersilahkan beberapa siswa untuk

mempraktekkan percakapan sudah diatur pada pertemuan sebelumnya.

Setiap siswa disuruh menulis dan menerjemahkan percakapan dimana

tidak lepas dari materi percakapan. Setelah pemaparan materi percakapan

sudah cukup, untuk memastikan kemampuan siswa dalam materi

percakapan guru memberikan siswa post test selama 20 menit yang

selanjutnya ditutup dengan bersama-sama menarik kesimpulan dan

memberikan motivasi agar siswa selalu bersemangat dalam mengikuti

pelajaran dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya lalu berdo’a

dan mengucapkan salam.

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siklus II

No Nama L/P Nilai


Pre Test Post Test Kategori
1. Ahmad Hidayah L 85 90 Baik
2. Ajeng Damayanti P 80 85 Baik
3. Anisa P 85 85 Baik
4. Daffa Fawwaz L 80 80 Baik
5. Dian Farhani P 85 92 Baik
6. Dina Herliana P 80 80 Baik
7. Dita Aulia P 80 85 Baik
8. Inayah Tria R P 85 74 Cukup
9. Khoirunnisa Azzahra P 85 75 Baik
10. Luthfiah Abdillah P 85 98 Baik
11. M Sulaiman Haikal L 80 70 Cukup
12. Mufida Al-zahra P 85 85 Baik
13. M Alwi Zafar L 80 80 Baik
14. Mundiatul Mila P 80 75 Cukup
15. Nabilla Fasya P P 80 95 Baik
Jumlah 1235 1251
Nilai Rata-rata 82 83 Baik

47
Peningkatan pada pemahaman siswa, hal ini dapat dilihat darihasil

belajar siswa di siklus I pada tabel 4.6 yaitu nilai terendah pre test siswa

50 dan nilai terendah dari post test 65, sedangkan nilai tertinggi pre test 78

dan nilai tertinggi post test 88, dengan 70. hasil rata-rata nilai pre test 67

dan hasil rata-rata nilai post test 78. Sementara peningkatan pada hasil

belajar siswa di siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 nilai terendah pre test

80 dan nilai post test 70, sedangkan nilai tertinggi pre test 85 dan tertinggi

post test 98, dengan hasil rata-rata nilai pre test 82 dan hasil rata-rata nilai

post test 83. Sehingga hasil rata-rata nilai tersebut termasuk kategori baik.

c. Tahap Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran

pada siklus II bahwa terdapat beberapa peningkatan terhadap

pemahaman siswa antara lain:

1) Peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari hasil belajar

siswa, hal ini dapat dilihat pada tabel hasil belajar siswa 4.7 yaitu

nilai terendah pre test siswa 80 dan nilai terendah dari post test 70,

sedangkan nilai tertinggi pre test 85 dan nilai tertinggi post test 98,

dengan 75 hasil rata-rata nilai pre test 82 dan hasil rata-rata nilai

post test 83.

2) Suasana kelas sudah lebih tertib dan kondusif, siswa sudah dapat

lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran Muhadatsah. Hal itu

48
disebabkan karena guru memberitahuan bahwa akan ada tambahan

nilai bagi siswa yang aktif dan mau memperhatikan apa yang

disampaikan dalam pembelajaran.

3) Pemberian arahan dan motivasi dari guru sudah lebih optimal

sehingga membuat siswa lebih tertarik dan merespon positif

terhadap proses pembelajaran ini. Hal itu disebabkan karena guru

menggunakan berbagai model komponen pembelajaran yang

dimana memperdengarkan sebuah percakapan kepada siswa.

d. Refleksi Hasil

refleksi pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti dan guru

mata pelajaran Pendidikan Bahasa Arab adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya pemahaman siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Bahasa Arab Sehingga apa yang diharapkan oleh peneliti di awal

penelitian tercapai.

2) Hampir seluruh peserta didik sudah mencapai KKM berarti yang

diharapkan oleh peneliti di awal penelitian sudah tercapai.

3) 3) Pembagian kelompok beserta pemberian point tambahan untuk

siswa yang aktif bertanya dan berani menjawab pertanyaan ternyata

sangat efektif untuk meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri

siswa.

4) Penggunaan metode pembelajaran ternyata sangat cocok

diterapkan.

49
Dari hasil refleksi di atas yang menunjukkan peningkatan

pemahaman siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata

pelajaran Pendidikan Bahasa Arab dengan menggunakan metode

Muhadatsah, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa apa yang

diinginkan peneliti pada awal penelitian sudah tercapai sehingga

penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

e. Pembahasan Hasil penelitian

Tabel 4.5

Hasil belajar siklus I dan II sebelum dan setelah menerapkan

Metode Muhadatsah

Nilai Rata-Rata Siklus I Siklus II


Pre Test 67 82
Post Test 78 83

Pada tabel 4.8 terlihat bahwa nilai rata-rata hasil akhir siswa

pada siklus I adalah 72,5 dengan jumlah siswa baik 2, siswa cukup 6

dan kurang 7. Sementara pada siklus II nilai rata-rata siswa 82,5

dengan jumlah siswa baik 12, siswa cukup 3 dan kurang tidak ada. Hal

ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan

metode Muhadatsah dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Metode Muhadatsah dapat meningkatkan pemahaman siswa

dalam mata pelajaran Bahasa Arab khususnya, hal ini dapat dilihat dari

hasil tes yang telah dilakukan. Pada tabel terlihat bahwa nilai rata-rata

50
tes siswa pada pada siklus I adalah 78 dengan jumlah siswa baik 2,

siswa cukup 6 dan kurang 7. Sementara pada siklus II nilai rata-rata

siswa 83 dengan jumlah siswa baik 12, siswa cukup 3 dan kurang tidak

ada. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan metode Muhadatsah dapat meningkatkan pemahaman

dan kemampuan berbicara Bahasa Arab siswa.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan pada proses

pembelajaran dengan menggunakan metode Muhadatsah pada mata pelajaran

Pendidikan Bahasa Arab, maka dapat disimpulkan bahwa:

Pemahaman siswa kelas VIII MTs.Al-Makmur Ciganjur setelah

mengikuti pembelajaran metode Muhadatsah mengalami peningkatan.

Perbandingannya dapat dilihat dari hasil belajar siswa di siklus I dan II.

51
Dimana hasil belajar di siklus I pada awalnya yaitu nilai terendah pre test

siswa 50 dan nilai terendah dari post test 65, sedangkan nilai tertinggi pre test

78 dan nilai tertinggi post test 88, dengan 75 hasil rata-rata nilai pre test 67

dan hasil rata-rata nilai post test 78, nilai rata-rata tersebut menunjukkan

bahwa tingkat pemahaman siswa masih kurang. Adapun di siklus II yaitu nilai

terendah pre test 80 dan nilai post test 70, sedangkan nilai tertinggi pre test 85

dan tertinggi post test 98, dengan hasil rata-rata nilai pre test 82 dan hasil rata-

rata nilai post test 83. Sehingga hasil rata-rata nilai tersebut termasuk kategori

baik. Sedangkan pada siklus II diperoleh data bahwa siswa sudah lebih

berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Siswa lebih bersemangat, aktif

dalam kerja samanya dan lebih mandiri dalam mengerjakan tugas akhirnya.

Siswa merasa lebih percaya diri dalam mengerjakan tuags dan tidak

mengeluhkan tugas tersebut.

B. Saran

Dengan terbuktinya hasil tindakan penelitian kelas ini, maka semakin

meyakini bahwa metode Muhadatsah dapat meningkatkan pemahaman siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Bahasa Arab. Sehingga penulis mengajukan

beberapa saran, diantaranya:

a) Guru dalam proses pembelajaran hendaknya selalu berupaya untuk

menggunakan metode-metode pembelajaran, seperti metode pembelajaran

Muhadatsah agar pembelajaran aktif dan menyenangkan sehingga siswa

dapat meningkatkan kemampuan berbicara.

52
b) Siswa hendaknya dapat lebih semangat dan berperan aktif dalam

mengikuti pembelajaran, baik untuk mata pelajaran Pendidikan Bahasa

Arab ataupun mata pelajaran yang lainnya.

c) Untuk peneliti hendaknya melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini

dengan aspek yang lain, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ansor Muhtadi. Ahmad. 2009 Pengajaran Bahasa Arab Media Dan Metode

Metodenya. Yogyakarta: Teras.

Asrori. Imam. 2011. Strategi Belajar Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Arikunto. Suharsimi. dkk 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi

Aksara.

53
Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Ansor Muhtadi. Ahmad. 2009. Pengajaran Bahasa Arab Media dan

Metodemetodenya. Yogyakarta: Teras.

Djamarah Bahri Syaiful & Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Echols M. John dan Shadily Hassan. 2010. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

Falah. Ahmad. 2013. Dimensi-Dimensi Keberhasilan pendidikan bahasa Arab

di SD NU Mafatihul Ulum Demangan Kudus. Jurnal Arabia.

Ghazali. Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan

Pendekatan Komunikatif Interaktif. Bandung. PT Refika Aditama.

Hadjar. Ibnu. 2009. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam

Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hermawan. Acep. 2011. Metedolodi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Ilyan Mahmud. Fuad Ahmad. 1992. Mahiyatuha wa Thara’iq Tadrisiha.

Riyadh: Dar al-Muslim Li al-Nasyr wa alTauzi.

54
Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia. 2008. tentang

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan

Bahasa Arab di Madrasah.

Abu bakar. Muhammad. 2004. Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab.

Surabaya: Usaha Nasional.

Muslich . Masnur. 2009. Melaksnakan PTK Itu Mudah Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Mulyanto . Sumadi. 1999. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan

Tinggi Islam. Jakarta: Proyek Pengembangan.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. 2012. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2010. mushaf Alquran Al-Karim dan

terjemah (Jakarta, PT Gramasurya.

Rosyidi Wahab. Abdul. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang:

UIN Malang.

Rosyidi Wahab Abdul. & Mamlu’atul Ni’mah. 2011. Memahami Konsep

Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki Press. Roestiyah.

2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah. Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung : Remaja Rosda Karya. Sudjana Nana. 2010. Dasar Proses Belajar

Mengajar Bandung : Sinar Baru Algesindo.

55
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Sulastri. Sri. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasi. Desember

Oleh UIN Alauddin University Press.

Suja’I. 2008. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab.Semarang: Walisongo Pers.

Tarigan Guntur. Hendri. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbaha

Bandung: Angkasa.

Yunus. Mahmud. 2000. Metodik Khusus Bahasa Arab Bahasa Alquran.

Jakarta: PT.Hd idakarya Agung.

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

56
Sekolah : MTs. Al-Makmur Ciganjur

Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Kelas/Semester : VIII/1

Standar Kompetensi : Membaca dan mempraktekkan dialog percakapan Bahasa Arab

Kompetensi Dasar :

1. Melafalkan dialog percakapan Bahasa Arab

2. Mengetahui arti dari kosakata yang ada dalam dialog

percakapan Bahasa Arab.

3. Mempraktekkan dialog percakapan Bahasa Arab dengan

benar.

Alokasi Waktu : 6 X 45 menit (3 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

 Siswa dapat mempraktekkan dialog percakapan bahasa arab

dengan baik dan benar.

 Siswa dapat memahami arti keseluruhan dialog percakapan bahaa

arab.

 Siswa mampu menjelaskan isi percakapan.

 Siswa mampu bertanya jawab berkaitan dengan isi percakapan.

B. Materi Pembelajaran

Dialog percakan Bahasa Arab

57
C. Metode Pembelajaran

 Langsung

 Penugasan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama dan kedua

a. Kegiatan Awal(Apersepsi)

 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa

siswa, dan berdoa.

 Guru menyiapkan lembar observasi.

 Guru menyampaikan pada siswa tentang indikator dan

materi yang akan dipelajari.

 Memotivasi siswa agar ikut aktif dalam proses

pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (Proses Pembelajaran)

 Guru melakukan pre test yang berkaitan tentang

percakapan.

 Guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat

materi setelah itu guru menjelaskan.

 Guru menanyakan pada murid tentang percakapan.

c. Kegiatan Akhir

58
 Guru menyimpulkan materi.

 Guru mengakhiri dengan doa.

2. Pertemuan ketiga

a. Kegiatan Awal(Apersepsi)

 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa

siswa, dan berdoa.

 Guru menyampaikan pada siswa tentang indikator dan

materi yang akan dipelajari.

 Memotivasi siswa agar ikut aktif dalam proses

pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (Proses Pembelajaran)

 Guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat

materi setelah itu guru kembali menjelaskan.

 Guru menanyakan pada murid arti dari percakan.

 Guru mengajak beberapa siswa untuk mempraktekkan

percakapan.

c. Kegiatan Akhir

 Guru menyimpulkan materi

 Evaluasi

 Guru mengakhiri dengan doa

59
E. Sumber Belajar

 Buku Bahasa Arab Kelas XI

 Kamus Bahasa Arab

 Buku referensi lain

F. Penilaian

 Tes (Hasil Belajar), serta melakukan pre test dan post test

 Nontes (Penilaian Proses), yaitu penilaian melalui observasi selama

proses pembelajaran berlangsung.

Mengetahui; Depok, 07 Mei

2021

Kepala Sekolah

Peneliti/Mahasiswa

Abdul Majid, M.Pd.I Novia Sari Dewi

NIP: NIM: 2018220027

60
Pedoman Wawancara Siswa

Lampiran 2. Pedoman Wawncara Siswa

Peneliti : Apa yang anda lakukan di kelas saat Pembelajaran Bahasa Arab

berlangsung?

Siswa :

Peneliti : Apa yang anda lakukan bila tidak paham terhadap Bahasa Arab saat guru

anda memberikan materi?

61
Siswa :

Peneliti : Apabila diberikan waktu untuk bertanya dan berpendapat oleh gurumu, apa

yang kamu lakukan?

Siswa :

Peneliti : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru Bahasa Arab ketika proses

pembelajaran berlangsung?

Siswa :

Peneliti : Jika guru Bahasa Arab menggunakan metode tersebut, apakah anda lebih

mudah memahami?

Siswa :

Lampiran 3. Pedoman Observasi

Nama :

Kelas :

No. Indikator Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Ket.

Kurang Baik
1 Kesiapan siswa

mengikuti kegiatan

pembelajaran bahasa

62
Arab dengan penerapan

metode muhadatsah
2 Antusias siswa mengikuti

pembelajaran (aktif

bertanya, menanggapi

dan berkomentar tentang

materi yang diajarkan

oleh guru)
3 Perhatian siswa dalam

pembelajaran
4 Semangat siswa dalam

pembelajaran
5 Keaktifan siswa dalam

pembelajaran dengan

diterapkannya metode

muhadatsah
6 Kemudahan siswa dari

materi yang diberikan


7 Keberanian siswa dalam

berbicara bahasa Arab

Keterangan :

Gagal (0-39)

Kurang (40-59)

Cukup (60- 74)

Baik (75-84)

63
Sangat baik (85-100)

PEDOMAN ANGKET SISWA

Nama :

No. Absen :

Hari/Tanggal :

1. Apakah Anda menyukai pelajaran bahasa Arab?

a. Sangat Suka

b. Suka

c. Biasa Saja

d. Tidak Suka

64
e. Sangat Tidak Suka

2. Apakah Anda menyukai cara mengajar guru mata pelajaran bahasa Arab?

a. Sangat Suka

b. Suka

c. Biasa Saja

d. Tidak Suka

e. Sangat Tidak Suka

3. Apakah berbicara bahasa Arab sulit?

a. Sangat Sulit

b. Sulit

c. Biasa Saja

d. Tidak Sulit

e. Sangat Tidak Sulit

4. Apakah belajar berbicara bahasa Arab menyenangkan?

a. Sangat Menyenangkan

b. Menyenangkan

c. Biasa Saja

d. Tidak Menyenangkan

e. Sangat Tidak Menyenangkan

5. Kesulitan apa yang Anda rasakan ketika berbicara bahasa Arab?

a. Tidak Ada

b. Kosakata bahasa Arab yang Anda ketahui sedikit

c. Pelafalan bahasa Arab yang sulit\

d. Takut Salah

e. Malu

65
f. Kesulitan lainnya (Tuliskan di sini) ........................

6. Apakah model pengajaran yang diterapkan oleh guru sudah efektif?

a. Sangat mudah dipahami

b. Mudah dipahami

c. Biasa saja

d. sulit dipahami

e. Sangat sulit dipahami

7. Apakah setelah menggunakan metode muhadatsah memudahkan anda dalam

keterampilan berbicara bahasa arab?

a. Sangat memudahkan

b. Memudahkan

c. Biasa saja

d. Tidak memudahkan

e. Sangat tidak memudahkan

8. Apakah metode muhadatsah dapat memotivasi siswa berbicara bahasa Arab?

a. Sangat memotivasi

b. Memotivasi

c. Biasa saja

d. Tidak memotivasi

e. Sangat tidak memotivasi

9. Apakah setelah menggunakan metode muhadatsah siswa berani untuk

berbicara bahasa Arab?

a. Sangat berani

b. Berani

c. Biasa saja

66
d. Tidak berani

e. Sangat tidak berani

67

Anda mungkin juga menyukai