Disusun Oleh:
Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hasil makalah ini
yang tidak luput dari berbagai kekurangan dan kelemahan. Untuk kami,
sebagai penulis mohon kepada semua pihak akan kritik dan sarannya terhadap
penyempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
A. Metode Muhadatsah..............................................................................
1. Pengertian Metode..........................................................................
D. Kerangka Pikir.............................................................................................
E. Hipotesis Tindakan......................................................................................
A. Jenis Penelitian...................................................................................
B. Variabel Penelitian.............................................................................
E. Prosedur Penelitian...........................................................................
B. Hasil Penelitian..................................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I dan II Sebelum dan Setelah Menerapkan Metode
Muhadatsah..........................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perguruan tinggi. Mempelajari bahasa Arab bagi orang Indonesia (kaum muslim)
pada umumnya mempunyai kepentingan ganda. Pertama, Penting bagi mereka yang
ingin memperoleh kemudahan dan kesuksesan dalam usaha mencari ilmu dan nafkah.
Kedua, penting bagi kita semua dengan keharusan untuk dapat menjalankan perintah
agama dengan sempurna, yang terakhir ini perlu diberi penekanan khusus mengingat
kenyataannya ada sejumlah kewajiban syariat yang hanya dapat dipenuhi secara
pendidikan di Indonesia sebagai bagian dari pendidikan agama, bahasa Arab juga
sering di sebut sebagai bahasa kedua setelah bahasa Inggris karena merupakan suatu
Arab, dan daya tarik pembelajran bahasa Arab. Karena tidak diragukan lagi, sudah
seharusnya bagi seorang muslim untuk mencintai bahasa Arab dan berusaha
menguasainya.
Dalam hal ini, Abd al-Majid sebagaimana dikutip oleh Acep Hermawan menjelaskan
bahwa:
1
Ahmad Falah, Dimensi-Dimensi Keberhasilan pendidikan bahasa Arab di SD NU Mafatihul Ulum Demangan
Kudus, Jurnal Arabia, Vol 5, No 2 Juli – Desember 2013, hal.1
1
“Bahasa adalah kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Dengn definisi lain, bahasa
adalah alat yang digunakan untuk mendeskripsikan ide, pikiran, atau tujuan melalui
Bahasa Arab mempunyai peranan yang sangat penting bagi umat Islam di
seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena bahasa Arab adalah bahasa Alquran dan
bahasa dan hakekat belajar mengajar. Metode adalah rencana yang berkenaan dengan
penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan
dengan yang lain dan semuanya berdasarkan atas apa yang telah dipilih. Teknik yaitu
apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari
metode.
meskipun dengan kata-kata yang sederhana yang telah dimengerti dan dipahami oleh
anak didik. Selain itu diharapkan untuk mengaktifkan semua panca indra anak didik,
lidah harus dilatih dengan percakapan, mata dan pendengaran terlatih untuk membaca
dan tangan terlatih untuk menulis dan mengarang, serta mementingkan kalimat yang
2
Acep Hermawan, Metedolodi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 9
3
Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009),
hlm. 2
2
Bahasa Arab dalam fase perkembangannya telah dijadikan sebagai bahasa
resmi dunia Internasional, maka tidak berlebihan jika pengajaran bahasa Arab perlu
bagaimana meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap oleh sebagian
siswa sebagai bahasa yang sukar bahkan memandangnya sebagai momok, di sini
maju perkembangan zaman dan teknologi, semakin maju dan beragam pula tujuan
anak, yang hanya di dahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa tersebutlah
kata yang baik dan jelas mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan manusia,
Hasil belajar siswa dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diri siswa itu sendiri,
Sekolah MTs. Al-Makmur merupakan sekalah yang setara dengan SMP yang
berdiri sejak tahun 1992 telah mengajarkan pelajaran bahasa Arab sebagai pelajaran
3
ke kurikulum 2013. Pengajaran bahasa Arab pun dilakukan sesuai dengan kurikulum
Arab siswa sampai sekarang masih sangat minim dikarenakan sedikitnya kemauan
dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab, suasana pembelajaran yang kurang
kondusif, dan minimnya bekal kosakata untuk praktek berbicara bahasa Arab serta
siswa kurang aktif melaksanakan praktek membaca yang dilakukan dengan terus
menerus. Di dalam berbicara, salah satu hal yang di pandang penting adalah
kelancaran. Berbicara dengan lancar (ف طلقةZZالم يZZ )كmemerlukan pembiasaan dan
peserta didik perlu membangun kefasihan dan kelancaran. Berbagai kegiatan belajar
mulai dari menuturkan tulisan, berlatih berbicara, dan mengungkapkan ide serta
ataupun struktur untuk luaran yang telah disiapkan tanpa melihat ataupun membaca
suatu teks. Dalam hal ini, pelisanan siswa diupayakan sesuaikan dengan bahan tertulis
5
Suja’I, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Pers, 2008), hlm. 71
6
Imam Asrori, Strategi Belajar Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2011), hlm. 133.
4
Kesulitan yang dimiliki peseta didik dalam mempraktikkan berbicara bahsa
Arab tentu memiliki banyak alasan. Tapi alasan yang sering di jumpai karna mereka
tidak memiliki cukup kosakata untuk berbicara dan pelajaran yang membosankan
karna Susana kelas yang kurang kondusif serta siswa kurang aktif melaksanakan
praktek membaca yang dilakukan dengan terus menerus sehingga mereka tidak
mengikuti pelajaran dengan baik. Hal itu menjadi pukulan tersendiri bagi guru agar
sebagai modal untuk melatih berbicara dan menciptakan Susana kondusif dengan
pembelajaran yang kurang kondusif, dan minimnya bekal kosakata untuk praktek
berbicara bahasa Arab serta siswa kurang aktif melaksanakan praktek membaca yang
dilakukan dengan terus menerus.. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya hasil ulangan
harian. Dengan adanya penerapan metode yang membuat pembelajaran menjadi lebih
baik karena metode menjadi sarana dan salah satu alat untuk mencapai tujuan. Salah
satu model aktif dalam pembelajaran berbahasa Arab adalah metode ( حماورةdialog).
salah satu metode pengajaran bahasa yang baik dan menyusun Laporan Penelitian
B. Identifikasi Masalah
5
Identifikasi masalah bertujuan untuk menemukan berbagai permasalahan yang
memungkinkan muncul dari pokok masalah atau topik yang akan di bahas.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat diidentifikasi masalah
5. kepercayaan diri dan keberanian siswa dalam praktik berbicara bahasa Arab juga
rendah.
6. Siswa enggan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan lebih memilih diam dan
mendengarkan.
C. Pembatasan Masalah
Arab tentu memiliki banyak alasan. Tapi alasan yang sering di jumpai karna mereka
tidak memiliki cukup kosakata untuk berbicara dan pelajaran yang membosankan
karna Susana kelas yang kurang kondusif serta siswa kurang aktif melaksanakan
praktek membaca yang dilakukan dengan terus menerus sehingga mereka tidak
mengikuti pelajaran dengan baik. Hal itu menjadi pukulan tersendiri bagi guru agar
sebagai modal untuk melatih berbicara dan menciptakan Susana kondusif dengan
6
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Ciganjur.
Ciganjur.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kemampuan berbahasa Arab siswa di MTs. Selain juga menjadi nilai tambah
2. Manfaat Praktis
7
Arab yang dapat meningkatkan minat belajarsiswa melalui metode
Muhadatsah.
b. Karya ini dimaksudkan dapat menjadi suatu ide yang baru bagi siswa
metode Muhadatsah.
Muhadatsah.
8
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Metode
Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut
bahwa :
Metode secara harfiah berarti ‘cara’ Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan
sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan” 8 . Menurut Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Metode adalah cara yang telah
teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud. 9 Kesimpulan dari pengertian-
pengertian tersebut bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosda Karya,
2007, hal. 201.
8
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka
Cipta, 2010, hal. 46.
9
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama 2012,hal. 910
9
tertentu antara dua atau lebih. Percakapan merupakan dasar ketrampilan berbicara
pembelajaran bahasa Arab yang pertama-tama diajarkan. Tujuannya adalah agar siswa
menggunakan bahasa Arab dan dalam membaca Alquran, dalam shalat dan berdoa.
Muhadatsah dalam bahasa Arab bisa berarti “ jawaban”, dan berarti , “tanya
digunakan bagi nama suatu jenis metode pengajaran. Kata Dialog dalam bahasa
adalah: “Cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
11
terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru”. Nana
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab
pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa”.12
teknik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk
yang menjawab.13
berbentuk lisan dan ada yang berbentuk tulisan. Ada yang bersifat reseptif (menyimak
dan membaca) dan ada yang bersifat produktif (berbicara dan menulis). Dan telah
10
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2010), hal. 180.
11
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Edisi Revisi (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), hal. 94
12
Nana Sudjana, Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2010), hal.78
13
Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta 2001), cet. ke-6, hal. 129.
10
dijelaskan pula bahwa pengajaran bahasa didalamnya terdapat unsur-unsur seperti tata
masing unsur dan ketrampilan tersebut, telah dikembangkan berbagai cara atau teknik.
menyajikan bahasa dalam pelajaran bahasa Arab melalui percakapan. Jadi, bertanya
sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian siswa dengan berbagai cara-cara
(dialog) dan salah satunya adalah pada surat Al-Kahfi ayat 34, yaitu:
Terjemahnya:
(yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada
Metode tanya jawab adalah metode tertua dan banyak digunakan dalam proses
juga proses pendidikan juga lebih banyak menggunakan metode tanya jawab. Firman
Allah yang berkaitan dengan metode Tanya jawab adalah pada surat Al-Anbiya‟ ayat
7:
11
Terjemahan:
Dalam sejarah perkembangan Islam pun dikenal metode Tanya jawab, karena
metode ini sering dipakai oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam mengajarkan ajaran
yang dibawa kepada umatnya. Dalam hadits nabi juga diriwayatkan sebagai berikut :
أرأيتم لو أن نهرًا:عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال
ال يبقى من درنه: هل يبقى من درنه شيء؟ قالوا،بباب أحدكم يغتسل منه كل يوم خمس مرات
Terjemahan:
“Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian
seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di sana
lima kali sehari. Bagaimana pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa kotorannya?
(HR. Muslim)
Demikian jelaslah bahwa metode Tanya jawab adalah metode yang paling tua
di samping metode ceramah dan efektifitasnya lebih besar daripada metode ceramah
Pada proses kegiatan pembelajaran, tujuan merupakan hal pokok yang tidak
boleh diabaikan oleh setiap lembaga pendidikan. Karena dengan adanya tujuan dalam
12
proses pembelajaran, menandakan bahwa proses pembelajaran tersebut mempunyai
arah dan target yang jelas akan apa yang telah menjadi cita-cita yang hendak dicapai.
merupakan satu hal yang menjadi prioritas utama yang harus dicapai. Adapun tujuan
a. Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap (berbicara)
b. Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja didalam
c. Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, radio, TV, tape
d. Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al-quran sehingga
Dengan memfokuskan pada topic dan memiliki kegunaan yang tinggi, model
dialog akan merangsang ide-ide kreatif yang dapat tumbuh seiring dengan motivasi
yang berkembang dalam diri peserta didik. Contoh: Cara yang sudah lazim di lakukan
berkaitan. Sebagaimana dalam latihan menyimak, maka latihan yang sangat mendasar
dan di kenalkan lebih dahulu dalam berbicara adalah membedakan bunyi unsur-unsur
kata, terutama bunyi-bunyi yang hamper sama tetapi berbeda misalnya sa ( )س- tsa (
)ث- sya ( ) ش- da ( – )دdza ( – )ذka ( – )كqa ( )قdan sebagainya yang selanjutnya di
13
terapkan dalam kata-kata dan kalimat.Pengenalan bunyi ini sangat penting terutama
bagi pemula.14
Apabila dilihat secara umum tujuan latihan berbicara untuk tingkat pemula
dan menengah ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam
ekspresi (ta’bir) yaitu mengemukakan ide/ pikiran/ pesan kepada orang lain.
sebagai berikut:
dan kalimat yang panjang yang tidak di mengerti dan di fahami anak didik.
Mulailah dengan kata-kata dan kalimat yang dikuasai anak didik. seperti
dengan alat peraga dapat menjelaskan persepsi anak tentang arti dan maksud
yang terkandung dalam Muhadatsah. Selain itu dapat menarik perhatian anak
14
Acep Herman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal, 136.
14
d. Guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu arti kata yang terkandung dalam
giliran berikutnya.
e. Pada Muhadatsah (dialog) tingkat lebih tinggi, anak didiklah yang lebih
Agar jalanya Muhadatsah (dialog) seportif dan berjalan sesuai dengan tujuan
forum soal Tanya jawab dan hal-hal yang perlu untuk di diskusikan mengenai
Muhadatsah (dialog) yang baru saja selesai. Jika ada hal-hal yang belum di
g. Penguasaan bahasa secara aktif, itulah yang baik dan berhasil, bukan hanya
penguasaan yang pasif. Jika bertemu orang Arab, tak mampu muridmurid
berbahasa/berkomunikasa.alangkah janggalnya.
h. Dalam kelas, guru harus berbicara dengan bahasa Arab. Mustahil murid-murid
15
6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Muhadatsah
1) Dapat mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai dan
itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
daya ingatan.
mengemukakan pendapat.16
16
2) Menciptakan kondisi yang baik untuk memberi kebebasan berfikir, menekan
sikap panatik dan emosional, dan untuk melibat aktifkan siswa, memerlukan
tanpa sampai pada kesimpulan atau sasaran belajar yang telah direncanakan.
1. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk
2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
3. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab
4. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
pada berbagai macam tingkat informasi menurut fungsi, konteks, dan keakuratan.
17
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,2010), hal. 96.
18
Tim Penyuluhan Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), hal. 4.
17
Fungsi mengacu pada tindak komunikatif yang siswa harus mampu
pertanyaan, dan menceritakan aktifitas-aktifitas masa lalu atau masa yang akan
datang”.19
digunakan secara lisan, mengungkapkan diri secara lisan, memahami bahasa yang
kepada orang lain yang merupakan tujuan pokok pengajaran bahasa sebagai suatu
kepada penggunaan bahasa senyatanya, dalam bentuk lisan yang dapat didengar
atau dalam bentuk tertulis yang bisa dibaca. Semua itu merupakan sasaran tes
bahasa yang merupakan bagian dari kajian kebahasaan dan pendidikan khususnya
Keterampilan Berbicara
bebahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari oleh
19
Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Pendekatan Komunikatif Interaktif,
(Bandung, PT Refika Aditama, 2010), hal. 54
20
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang.2009), hal. 61-62.
21
Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu‟atul Ni‟mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hal. 88
18
Sedangkan maharah kalam adalah berbicara secara terus-menerus tanpa
mengutarakan buah pikiran dan perasaan dengan kata-kata dan kalimat yang
benar, ditinjau dari sistem gramatikal, tata bunyi, di samping aspek maharah
maksud pikirannya.22
a. Tujuan Umum
buku-buku lainnya yang berbahasa arab, agama dan budaya isalam, untuk
pembantu keahlian lain, untuk membina ahli bahasa Arab, untuk digunakan
22
Ahmad Fuad Mahmud Ilyan. Al-Maharat al-Lughawiyah: Mahiyatuha wa Thara’iq Tadrisiha.
Riyadh: Dar al-Muslim Li al-Nasyr wa alTauzi‟.1992 hal. 96
19
Sedangkan menurut Mahmud Yunus:
Tujuan umum bahasa Arab adalah supaya paham dan mengerti apa-apa
yang dibaca dalam sholat dengan pengertian yang mendalam, Supaya mengerti
padanya, supaya dapat belajar ilmu agama islam dalam buku-buku yang
banyak dikarang dalam bahasa Arab, seperti ilmu tafsir, hadist, fiqih, dan
b. Tujuan khusus
“menurut Tayar Yusuf, tujuan khusus adalah jabaran dari tujuan umum,
karena tujuan umum itu sulit dicapai tanpa dijabarkan secara oprasional dan
spesifik”.24
jabaran dari tujuan umum secara oprasional. Dari pendapat tersebut dapat
dasar dalam bahasa arab, sehingga dapat dipakai sebagai alat komunikasi,
23
Mahmud Yunus. Metodik Khusus Bahasa Arab Bahasa Alquran. (Jakarta: PT.Hd idakarya Agung.
2000). hal.21
24
Tayar Yusuf. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
1993) hal.14
20
1. Bertanya jawab secara berpasangan dengan menggunakan kata tanya yang
disediakan.
yang diprogramkan.
disediakan.
dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar baik lingkungan
belajar supaya siswa dapat mempelajari sesuatu dengan efektif dan efisien.
Pelajaran bahasa Arab juga merupakan suatu mata pelajaran yang di arahkan
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.
Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan
memahami bacaan.
21
Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap
positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami
sumber ajaran Islam yaitu Alquran dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang
tujuan jangka panjang dan jangka pendek atau tujuan umum dan khusus.25
a. Tujuan Umum
Abua bakar Muhamad menjelaskan bahwa tujuan umum “adalah tujuan dari
pelajaran itu sendiri dan yang bertalian dengan bahan pelajaran tersebut”.
25
Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab Media Dan Metode-Metodenya, (Yogyakarta:
Teras, 2009), hal.7.
22
Ahmad Muhtadi Anshor menjelaskan dengan mengutip tayar yusuf dan syaiful
1. Agar siswa dapat memahami Al-qur’an dan al-hadits sebagi hukum islam dan
ajarannya.
2. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan islam yang di
b. Tujuan Khusus
Abu bakar Muhammad menjelaskan bahwa tujuan khusus “adalah tujuan yang
ingin dicapai dari mata pelajaran saat itu”. Adapun beberapa materi pelajaran yang
termasuk kedalam tujuan khusus yang harus dicapai adalah: percakapan () حوارentuk
D. Kerangka Pikir
26
Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, nomor 2 tahun 2008, hal 20
23
Kerangka pikir ini bermula dari adanya masalah terhadap minat belajar bahasa
Arab siswa kelas VIII MTs Al-Makmur Ciganjur masih tergolong rendah. Minat
merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar,
mengenang beberapa kegiatan, minat juga disertai dengan rasa nyaman. Dari
observasi awal, rendahnya minat siswa dalam belajar bahasa Arab dikarenakan
sedikitnya kemauan dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab, suasana
pembelajaran yang kurang kondusif, metode belajar yang monoton atau berulang-
ulang menyebabkan anak menjadi malas dan tidak tertarik dalam kegiatan belajar
mengajar.
menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Selain itu, dengan menggunakan metode
المحادثةsebagai media akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat di ketahui manfaat
Untuk lebih jelasnya kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Pre Test
Post Test
24
adalah kebenaran yang masih memerlukan pengujian secara ilmiah. Adapun hipotesis
yang penulis rumuskan yaitu, diduga terdapat pengaruh metode mengajar guru
terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi bahasa arab di MTs Al-Makmur
Ciganjur.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hal. 110.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) dengan sifat PTK dilakukan secara
mandiri yang artinya peneliti melakukan PTK tanpa kerjasama dengan guru lain.
Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan
26
tindakan, observasi, refleksi, dan lain-lain. Hal tersebut didasarkan pada pernyataan
Suharsimi yaitu “Dalam keadaan seperti ini guru melakukan sendiri pengamatan
action reseach yaitu satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan
sekolah.29 Penelitian tindakan adalah sebuah proses di mana para peserta (participants)
menguji praktik pendidikan mereka sendiri secara sistematik dan hati-hati dengan
cara kerja, proses, isi atau situasi pembelajaran yang lebih efektif sehinggan
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
terikat.
1. Variabel Bebas
yang dapat diamati dan dinilai sebagai penyebab (determinan) dari suatu tingkah
28
Suharsimi Arikunto,dkk. , Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), cet. Ke- 8, Hlm. 64.
29
Masnur Muslich, Melaksnakan PTK Itu Mudah (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm.10
27
laku, menurut Ibnu variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai sebab
variabel bebas untuk pelajaran bahasa Arab pada MTs Al-Makmur Ciganjur.
2. Variabel Terikat
terikat adalah suatu variabel yang diakibatkan oleh variabel bebas. Menurut Ibnu
(dalam Ainin 2007: 30) variabel terikat ini juga disebut variabel respon atau
output, sebagai variabel respon berarti variabel ini muncul sebagai akibat dari
Arab siswa agar kreatifitas keterampilan berbicara bahasa Arab dapat meningkat.
berkomunikasi aktif baik dalam kalimat sapaan ataupun dalam menggali gagasan
dengan menggunakan bahasa Arab dalam bentuk lisan. Keterampilan bahasa Arab
menggali gagasan dan daya kreasi siswa mengembangkan kosa kata bahasa Arab
Arab dan mengembangkan gagasan bahasa secara lisan dan spontan selama proses
pembelajaran berlangsung.
28
Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah MTs.Al-Makmur Ciganjur, Jl.
Waktu penelitian tindakan kelas berlangsung dari tanggal 15 Mei 2021 sampai
yang menjadi objek penelitian, dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi kelas VIII
MTs.Al-Makmur Ciganjur. Dengan jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 10 siswa
E. Prosedur Penelitian
refleksi. Prosedur penelitian yang akan dilakukan hendaknya mengacuh pada salah
a. Perencanaan Awal
masalah pokok yaitu tentang keberhasilan belajar mata pelajaran Bahasa Arab.
29
b. Perencanaan Tindakan
c. Pelaksanaan Tindakan
المحادثة
d. Observasi Kegiatan
e. Refleksi
atau tidak. Jika belum tercapai maka akan dilakukan siklus selanjutnya. Akan
tindakan kelas yang ditempuh secara bertahap. Tahapan penelitian ini meliputi
suatu siklus.
30
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) beberapa ahli yang
secara garis besar terdapat empat langkah. Adapun rancangan (desain) Penelitian
pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur
(langkah):
1) Perencanaan tindakan
2) Pelaksanaan tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah Metode المحادثة
dan peneliti sendiri sebagai pengumpul data utama, hal ini dilakukan karena peneliti
dan subjek. Penelitian ini juga menggunakan instrument bantuan seperti buku paket,
dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk
meningkatkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan
31
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dengan
diadakan analisa data. Pada kesempatan ini menggunakan teknik analisis deskriptif,
yang terdiri dari reduksi data yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
transformasi data mentah dari hasil catatan lapangan. Penyajian data adalah teknik
penyajian data yang terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini berupa hasil pemberian
tugas yang disusun sehingga mudah dipahami dan dilakukan secara bertahap.
berikut:
30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm. 330
31
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009) hlm. 274
32
1. Kurang :50-67
3. Baik :85-100
Analisis data yang dipergunakan adalah teknik deskriptif. Jenis penilaian yang
No Kategori Indikator
1 Baik Baik jika siswa mampu melaksanakan kegiatan dengan baik
2 Cukup Cukup jika siswa mampu melaksanakan kegiatan dengan baik
baik
H. Kriteria Keberhasilan
Muhadatsah mencapai 70% dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Arab di MTs.
Al-Makmur Ciganjur
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
tanah seluas 1500m. Sekolah ini mulai beroperasi pada tanggal 29 bulan
Selatan.
34
2. Data Siswa
Tabel 4.1
Data Siswa
3. Visi-misi Sekolah
a. Visi
Karimah
b. Misi
untuk prestasi.
35
Melaksanakan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari
4. Profil Sekolah
Mampang
kegiatan pembelajaran dengan foto yang dikirmkan oleh siswa pada jam
agar pembelajaran daring terlaksana dengan baik dan dapat dipahami oleh
siswa.
B. Hasil Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Bahasa Arab dan beberapa peserta didik kelas VIII MTs.Al-Makmur Ciganjur
36
di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi peserta didik
pelajaran Pendidikan Bahasa Arab kelas VIII tahun 2020/2021 adalah 75.
Tabel 4.2
2. Pembelajaran Siklus I
1) Tahap Perencanaan
2) Tahap Pelaksanaan
37
menjelaskan prosedur pembelajaran terlebih dahulu. Setelah
terlebih dahulu melakukan pre test yaitu berupa sesi tanya jawab
38
pertemuan pertama. siswa selanjutnya kembali melanjutkan
2) Pertemuan Ketiga
39
Setelah siswa selesai mencatat, peneliti kembali
kali ini.
40
Tabel 4.3
Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil belajar siswa 4.6 di siklus I
dimana nilai terendah pre test 50 dan nilai terendah post test 65.
Sedangkan nilai tertinggi pre test 78 dan nilai tertinggi post test 88,
dengan 70. hasil rata-rata nilai pre test 67 dan hasil rata-rata nilai post
test 78. Dari nilai rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa pemahaman
tindakan pada siklus I dan refleksi di atas maka peneliti merasa bahwa
3) Tahap Pengamatan
41
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan
4) Tahap Refleksi
42
a) Meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri siswa dengan cara
pembelajaran, sehingga tidak ada lagi siswa yang tidak peduli dan
refleksi di atas maka peneliti dan guru mata pelajaran Bahas Arab merasa
awal penelitian dan untuk menegaskan dan memperkuat hasil penelitian pada
siklus I dilakukan tahap yang sama pada siklus II yang diharapkan dapat
3. Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan
memberikan point tambahan pada siswa yang aktif bertanya dan berani
43
menjawab pertanyaan juga mampu mempraktikkan secara langsung materi
yang dipelajari.
b. Tahap Pelaksanaan
observasi untuk setiap pertemuan. Namun kali ini yang membedakan pada
yang dipimpin oleh guru serta menanyakan kabar siswa. Kemudian guru
siswa tentang indikator dan materi yang akan dipelajari hari ini serta
44
memotivasi siswa agar lebih aktif dan lebih semangat dalam mengikuti
sama dengan materi yang sudah disampaikan pada siklus I, pada siklus II
ini guru tidak hanya menekankan pada pemahaman terhadap materi saja,
latihan pada siklus II dan memberitahukan bahwa akan ada tambahan nilai
bagi siswa yang aktif dan mau memperhatikan apa yang disampaikan
dalam pembelajaran, tujuannya agar siswa bisa lebih aktif, konsen, tertarik
siklus ini peneliti melihat para peserta didik mulai antusias dan merespon
kedua.
45
membuat persiapan, kemudian melakukan kegiatan awal dan kegiatan inti,
terlebih dahulu dijelaskan oleh guru agar siswa bisa menemukan sendiri
apa yang tidak dipahaminya, akan bersifat lebih tahan lama diingat oleh
guru.
do’a. Pada siklus kedua ini peneliti melihat para peserta didik sangat
2) Pertemuan ketiga
46
dengan mereview materi yang diajarkan sebelumnya serta melanjutkan
Tabel 4.4
47
Peningkatan pada pemahaman siswa, hal ini dapat dilihat darihasil
belajar siswa di siklus I pada tabel 4.6 yaitu nilai terendah pre test siswa
50 dan nilai terendah dari post test 65, sedangkan nilai tertinggi pre test 78
dan nilai tertinggi post test 88, dengan 70. hasil rata-rata nilai pre test 67
dan hasil rata-rata nilai post test 78. Sementara peningkatan pada hasil
belajar siswa di siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 nilai terendah pre test
80 dan nilai post test 70, sedangkan nilai tertinggi pre test 85 dan tertinggi
post test 98, dengan hasil rata-rata nilai pre test 82 dan hasil rata-rata nilai
post test 83. Sehingga hasil rata-rata nilai tersebut termasuk kategori baik.
c. Tahap Pengamatan
siswa, hal ini dapat dilihat pada tabel hasil belajar siswa 4.7 yaitu
nilai terendah pre test siswa 80 dan nilai terendah dari post test 70,
sedangkan nilai tertinggi pre test 85 dan nilai tertinggi post test 98,
dengan 75 hasil rata-rata nilai pre test 82 dan hasil rata-rata nilai
2) Suasana kelas sudah lebih tertib dan kondusif, siswa sudah dapat
48
disebabkan karena guru memberitahuan bahwa akan ada tambahan
nilai bagi siswa yang aktif dan mau memperhatikan apa yang
d. Refleksi Hasil
penelitian tercapai.
siswa.
diterapkan.
49
Dari hasil refleksi di atas yang menunjukkan peningkatan
Tabel 4.5
Metode Muhadatsah
Pada tabel 4.8 terlihat bahwa nilai rata-rata hasil akhir siswa
pada siklus I adalah 72,5 dengan jumlah siswa baik 2, siswa cukup 6
dengan jumlah siswa baik 12, siswa cukup 3 dan kurang tidak ada. Hal
dalam mata pelajaran Bahasa Arab khususnya, hal ini dapat dilihat dari
hasil tes yang telah dilakukan. Pada tabel terlihat bahwa nilai rata-rata
50
tes siswa pada pada siklus I adalah 78 dengan jumlah siswa baik 2,
siswa 83 dengan jumlah siswa baik 12, siswa cukup 3 dan kurang tidak
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbandingannya dapat dilihat dari hasil belajar siswa di siklus I dan II.
51
Dimana hasil belajar di siklus I pada awalnya yaitu nilai terendah pre test
siswa 50 dan nilai terendah dari post test 65, sedangkan nilai tertinggi pre test
78 dan nilai tertinggi post test 88, dengan 75 hasil rata-rata nilai pre test 67
dan hasil rata-rata nilai post test 78, nilai rata-rata tersebut menunjukkan
bahwa tingkat pemahaman siswa masih kurang. Adapun di siklus II yaitu nilai
terendah pre test 80 dan nilai post test 70, sedangkan nilai tertinggi pre test 85
dan tertinggi post test 98, dengan hasil rata-rata nilai pre test 82 dan hasil rata-
rata nilai post test 83. Sehingga hasil rata-rata nilai tersebut termasuk kategori
baik. Sedangkan pada siklus II diperoleh data bahwa siswa sudah lebih
dalam kerja samanya dan lebih mandiri dalam mengerjakan tugas akhirnya.
Siswa merasa lebih percaya diri dalam mengerjakan tuags dan tidak
B. Saran
52
b) Siswa hendaknya dapat lebih semangat dan berperan aktif dalam
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ansor Muhtadi. Ahmad. 2009 Pengajaran Bahasa Arab Media Dan Metode
Aksara.
53
Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Djamarah Bahri Syaiful & Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Echols M. John dan Shadily Hassan. 2010. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta :
Remaja Rosdakarya.
54
Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia. 2008. tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan
Aksara.
UIN Malang.
Bandung : Remaja Rosda Karya. Sudjana Nana. 2010. Dasar Proses Belajar
55
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif
Sulastri. Sri. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasi. Desember
Bandung: Angkasa.
(RPP)
56
Sekolah : MTs. Al-Makmur Ciganjur
Kelas/Semester : VIII/1
Kompetensi Dasar :
benar.
A. Tujuan Pembelajaran
arab.
B. Materi Pembelajaran
57
C. Metode Pembelajaran
Langsung
Penugasan
a. Kegiatan Awal(Apersepsi)
pembelajaran.
percakapan.
c. Kegiatan Akhir
58
Guru menyimpulkan materi.
2. Pertemuan ketiga
a. Kegiatan Awal(Apersepsi)
pembelajaran.
percakapan.
c. Kegiatan Akhir
Evaluasi
59
E. Sumber Belajar
F. Penilaian
Tes (Hasil Belajar), serta melakukan pre test dan post test
2021
Kepala Sekolah
Peneliti/Mahasiswa
60
Pedoman Wawancara Siswa
Peneliti : Apa yang anda lakukan di kelas saat Pembelajaran Bahasa Arab
berlangsung?
Siswa :
Peneliti : Apa yang anda lakukan bila tidak paham terhadap Bahasa Arab saat guru
61
Siswa :
Peneliti : Apabila diberikan waktu untuk bertanya dan berpendapat oleh gurumu, apa
Siswa :
Peneliti : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru Bahasa Arab ketika proses
pembelajaran berlangsung?
Siswa :
Peneliti : Jika guru Bahasa Arab menggunakan metode tersebut, apakah anda lebih
mudah memahami?
Siswa :
Nama :
Kelas :
Kurang Baik
1 Kesiapan siswa
mengikuti kegiatan
pembelajaran bahasa
62
Arab dengan penerapan
metode muhadatsah
2 Antusias siswa mengikuti
pembelajaran (aktif
bertanya, menanggapi
oleh guru)
3 Perhatian siswa dalam
pembelajaran
4 Semangat siswa dalam
pembelajaran
5 Keaktifan siswa dalam
pembelajaran dengan
diterapkannya metode
muhadatsah
6 Kemudahan siswa dari
Keterangan :
Gagal (0-39)
Kurang (40-59)
Baik (75-84)
63
Sangat baik (85-100)
Nama :
No. Absen :
Hari/Tanggal :
a. Sangat Suka
b. Suka
c. Biasa Saja
d. Tidak Suka
64
e. Sangat Tidak Suka
2. Apakah Anda menyukai cara mengajar guru mata pelajaran bahasa Arab?
a. Sangat Suka
b. Suka
c. Biasa Saja
d. Tidak Suka
a. Sangat Sulit
b. Sulit
c. Biasa Saja
d. Tidak Sulit
a. Sangat Menyenangkan
b. Menyenangkan
c. Biasa Saja
d. Tidak Menyenangkan
a. Tidak Ada
d. Takut Salah
e. Malu
65
f. Kesulitan lainnya (Tuliskan di sini) ........................
b. Mudah dipahami
c. Biasa saja
d. sulit dipahami
a. Sangat memudahkan
b. Memudahkan
c. Biasa saja
d. Tidak memudahkan
a. Sangat memotivasi
b. Memotivasi
c. Biasa saja
d. Tidak memotivasi
a. Sangat berani
b. Berani
c. Biasa saja
66
d. Tidak berani
67