Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

PENGARUH METODE OUTDOOR STUDY DALAM MATA PELAJARAN


BAHASA ARAB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MTS AMALIYAH
(PROPOSAL INI DIAJUKAN SEBAGAI MEMENUHI TUGAS INDIVIDU)
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF
DOSEN PENGAMPU : NURMAN GINTING,S.Pd.I, M.Pd.I

DISUSUN OLEH:
RANI LESTARI
2101020097

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan limpahan
kasih sayang-NYA penulis bisa menyusun serta menyelesaikan tugas proposal yang berjudul
“Pengaruh Metode Outdoor Study Dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Terhadap Hasil Belajar
Siswa MTS AMALIYAH.”
            Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas UTS pada mata kuliah “Metodologi Pendidikan
Kuantitatif.” Semester ganjil tahun 2022. Tak lupa pula Penulis mengucapkan terima kasih
kepada bapak dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan serta arahan, juga dari
berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas ini, masih terdapat banyak
kekurangan serta kjauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna menyempurnakan tugas ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun tugas-tugas selanjutnya.
           Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan tugas ini terdapat kesalahan serta
kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksudnya.

Medan, 21 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................................................5
D. MANFAAT PENELITIAN.......................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................................7

KAJIAN TEORI..........................................................................................................................................7

A. PENGERTIAN METODE OUTDOOR STUDY.....................................................................7


B. JENIS-JENIS PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS..........................................................11
C. TAHAPAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS..............................................................12
D. PENGERTIAN HASIL BELAJAR........................................................................................13
E. FUNGSI HASIL BELAJAR...................................................................................................13
F. MACAM MACAM HASIL BELAJAR.................................................................................14
G. INDIKATOR HASIL BELAJAR SISWA..............................................................................14
H. CONTOH HASIL BELAJAR DAN TUJUAN HASIL BELAJAR......................................15
I. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR................................15
J. FAKTOR PENDEKATAN BELAJAR..................................................................................17
BAB III......................................................................................................................................................18

METODE PENELITIAN..........................................................................................................................18

A. PENDEKATAN PENELITIAN..............................................................................................18
B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif......................................................................................18
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa Arab merupakan bahasa percakapan yang digunakan oleh sebagian besar
masyarakat Timur Tengah untuk menyatakan maksudnya, namun dalam penulisan proposal ini,
bahasa Arab yang dimaksud adalah bahasa yang dipelajari sebagai mata pelajaran wajib yang
harus diikuti oleh peserta didik.
Dalam catatan sejarah, Bahasa Arab masuk ke wilayah nusantara ini dapat dipastikan
bersamaan dengan masuknya agama Islam. Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya seperti
Belanda, Inggris, Perancis dan lain-lain. Bahasa Arab jauh lebih dahulu dikenal oleh bangsa kita.
Namun demikian perkembangannya tidak menunjukkan pada tingkat yang baik. Dorongan atau
motivasi untuk mempelajari bahasa Arab di kalangan masyarakat kita masih sangat kurang
dibandingkan misalnya dengan bahasa inggris dan bahasa-bahasa asing lainnya. Padahal peranan
Bahasa Arab ini sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari selain sebagai bahasa agama,
alat komunikasi, bahasa pemersatu bangsa, dan juga bahasa internasional. Bahasa Arab juga
merupakan bahasa ilmu pengetahuan yang telat melahirkan banyak karya-karya besar dari
berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti: filsafat sejarah, sastra dan lain-lain. Bahkan lebih
dari itu, Bahasa Arab juga kalam Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT menjelaskan
bahwa Al-qur’an diturunkan dengan Bahasa Arab yang tertuang dalam Q.S Yusuf ayat : 2
َ‫نز ْل ٰ َن ُه ُق ْر ٰ َء ًنا َع َر ِب ًّيا لَّ َعلَّ ُك ْم َت ْعقِلُون‬
َ ‫ِإ َّنٓا َأ‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar
kamu memahaminya.”

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian ini dalah bagaimana motivasi
siswa dalam menggunakan Bahasa Arab?

4
C. TUJUAN PENELITIAN
Setelah penelitian ini selesai, aapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui motivasi siswa dalam mempelajari Bahasa Arab

D. MANFAAT PENELITIAN
A. Setelah penelitian ini selesai, diharapkan akan menjadi sumber bacaan tentang
motivasi siswa dalam belajar Bahasa Arab serta dalam pennggunaanya. Selain itu,
akan menjadi referensi umum tentang motivasi dalam menggunakan Bahasa Arab.
B. Setelah penelitian ini selesai diharapkan akan dapat dimanfaatkan tentang memajukan
motivasi dalam pembelajaran Bahasa Arab.
E. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Beberapa alasan pemilihan judul yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :
1.     Bahwa pengajaran bahasa Arab telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini
terbukti dengan diadakannya kursus-kursus bahasa Arab, munculnya berbagai tayangandi
media-media, termasuk di televisi yang menggunakan bahasa Arab. Dengan hal tersebut,
memotivasi para peserta didik untuk lebih meningkatkan potensi pribadinya, khususnya
dalam pelajaran bahasa Arab.

2.      Bahasa Arab mempunyai peran yang penting dalam kehidupan beragama umat
Islam, terutama dalam memahami Al-qur’an, Hadist, serta literature-literature Islam lain
yang berbahasa Arab.
3.      Banyaknya para pendidik yang mengabaikan tentang pentingnya metode. Sehingga
mereka sering mengesampingkannya dalam praktek pengajaran bahasa Arab.
4. Metode ini sangat jarang digunakan sehingga siswa hanya monoton belajar bahasa
arab di kelas saja.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN METODE OUTDOOR STUDY


Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antar individu. Antara guru dan siswa
atau antara siswa dengan siswa lainnya didalam mata pelajaran. Untuk dapat melakukan proses
internalisasi yang baik, seseorang harus memiliki obyek yang dipelajari tersebut. Oleh karena itu
tidak selalu bersifat internal, motivasi harus ditumbuhkan melalui upaya-upaya tertentu yang
terencana, sebagaimana dikemukakan oleh Vroom, Cambel dan kawan-kawan. “Motivasi itu
mengacu pada proses yang mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap berbagai bentuk
kegiatan yang dikehendakinya. Pendidikan merupakan investasi suatu bangsa, bekal hidup untuk
kehidupan dimasa kini, masa yang akan datang dan juga pendidikan memiliki pengaruh terhadap
semua aspek kehidupan.”

Oemar Hamalik mengatakan bahwa pendidikan merupakan proses dalam rangka


mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap ligkungannya dan dengan demikian
akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam
kehidupan masyarakat. Proses pengajaran adalah komponen yang paling penting dalam
menyelenggarakan pendidikan. Proses mengajar dan membelajarkan tidak hanya terbatas pada
aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan juga meliputi
aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan
masalah, tantangan, hambatan dan persaingan.

Pengajaran adalah komponen yang paling penting dalam meynyelenggarakan pendidikan.


Proses mengajar dan membelajarkan tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan
(kognitif) dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan juga meliputi aspek akhlak (afektif)
dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan
dan persaingan. Oleh karena itu, didalam proses pengajaran, guru harus memahami bahwa setiap
siswanya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami suatu konsep
pembelajaran. Karena perkembangan anak tergantung sejauh mana anak aktif dan berinteraksi
dengan lingkungannya1.

1
Oemar Hamlik Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara 2012), 79 Inovatif berorientasi Konstruktif, (Jakarta : Prestasi
Pustaka, 2007),22

6
Guru sebagai komponen pembelajaran menentukan metode yang akan diterapkan di dalam
kelas. Metode adalah cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diinginkan. Jadi,
metode mengajar digunakan guru untuk menyampaikan materi agar dapat diserap, dipahami dan
di manfaatkan oleh siswa untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Salah satu
metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu Outdoor Study.
Metode Outdoor Study merupakan pembelajaran yang dilakukan diluar kelas dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar. Pembelajaran Outdoor Study telah diterapkan diberbagai
negara seperti United Kingdom, Amerika Serikat, Australia, Jerman dan Indonesia.

Outdoor study berkembang di Unite Kingdom mulai tahun 1896 yang dalam
perkembangannya mengadopsi konsep Jenkins dari Jerman. Beberapa fakta menunjukkan bahwa
United States of America (USA) merupakan tempat awal perkembangan Outdoor Study dengan
program Outward Bond. Program dari USA selanjutnya diterapkan di Indonesia pada tahun 1990
dengan Outward Bond Indonesia.2 Pembelajaran Outdoor Study dapat dilakukan dengan
pengamatan kondisi alam (SDA), kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat (SDM) yang
ada disekitar sekolah dimana siswa berada. Dengan demikian, pembelajaran tersebut tidak hanya
sekedar mentransfer ilmu anatara guru dengan siswa, melainkan membebaskan siswa untuk
merasakan, mengamati, menemukan, dan menyimpulkan hasil observasi secara mandiri. Disini
guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator yang membantu siswa dalam
proses pembelajaran.

Pembelajaran Outdoor Study merupakan salah satu pembelajaran yang menekankan pada
pengalaman seseorang yang diperoleh dari observasi langsung kelapangan. Pembelajaran
Outdoor Study ini layak diterapkan pada mata pelajaran Bahasa Arab khususnya pada materi
penghafalan kosa kata baru. Dengan itu, siswa akan mudah memahami materi tersebut apabila
mereka observasi langsung ke lapangan. Penerapan pembelajaran Outdoor Study akan
mempermudah guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Adanya dorongan mental
dalam diri siswa secara otomatis akan memotivasi siswa dalam berperilaku dengan ditunjukkan
ketika siswa mengamati, memperhatikan, berdiskusi, memecahkan masalah dan mengadakan
perbandingan antara buku teks dengan kenyataan yang ada dilapangan, sampai pada waktu

2
Andri Estining sejati, dkk, Pengaruh Metode Pembelajaran Outdoor Study terhadap kemampuan menulis Karya Ilmiah Geografi
SMA (Jurnal pendidikan : Teori, Penelitian dan Pengembangan. Vol 1 No 2 Bulan Februari, 2016/EISSN:471X)

7
membuat kesimpulan akhir (evaluasi). Pembelajaran diluar kelas juga memiliki nilai tambahan
sebagaimana diungkapkan oleh purwati, diantaranya yaitu :

1. Dapat meningkatkan keinginan peserta didik untuk mengikuti materi pelajaran guna
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik.3
2. Dapat dugunakan sebagai media alternatif bagi guru dalam mengembangkan metode
mengajar.

Selain itu ada juga manfaat dari metode pembelajaran Outdoor Study menurut Husamah
antara lain:

1. Membuat pikiran menjadi lebih jernih.


2. Pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan.
3. Pembelajaran lebih variatif.
4. Belajar lebih rekreatif.
5. Belajar menjadi lebih riil.
6. Siswa lebih mudah mengingat kosa kata dengan banyak macam.
7. Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas.
8. Tempat belajar akan lebih luas.
9. Kerja otak lebih rileks.4

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan
sumber belajar ada tiga, antara lain:

1. Langkah persiapan yaitu menentukan tujuan belajar, menentukan objek, menentukan cara
belajar, mempersiapkan perizinan, teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
2. Langkah pelaksaan yaitu mengerjakan apa yang telah diperintahkan.
Field work atau kerja lapangan adalah metode pembelajaran yang memperkenalkan
peserta didik pada dunia kerja tempat mereka mengaplikasikan semua pengetahuan yang
mereka peroleh ke dalam dunia kerja.5

3
RismaDwi Arisona, Ahmad Farid Utsman, Pengaruh Pembelajaran Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Siswa
(Jurnal Komunikasi Pendidikan : Vol. 1 (2017/ISSN-P1725),71
4
Erwin Widiasworo, Strategi dan Metode Mengajae Siswa di Luar Kelas (Outdoor Learning) Secara Aktif, Kreatif,
Inspiratif dan Komunikatif (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,2016), 91.6
5
Husamah, Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2013), 12-15

8
Field work memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka dapatkan sekaligus dapat mengenal
dunia kerja yang nantinya akan mereka hadapi secara nyata. Tujuan utama dari metode
Outdoor study dalam bentuk Field Work ini adalah memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencapai pengetahuan melalui pengalaman-pengalaman yang tidak
mereka dapatkan di dalam kelas.
Kelebihan dari Field Work diantaranya yaitu :
1. Menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan sekitar
dalam proses pembelajaran.
2. Membuat bahan yang dipelajari disekolah menjadi lebih relevan dan konkrit.
3. Lebih merangsang kreativitas peserta didik dalam belajar.

Setiap hasil dari pemahaman sisswa, menunjukkan sejauh mana taraf keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat diukur dengan menggunakan tiga
ranah. Yaitu : Ranah kognitif, afektif dan psikomotor atau dikenal dengan nama Taksonomi
Bloom. Namun demikian, dalam kenyataannya ketiga ranah tersebut dilakukan secara
komprehensif, dimana cenderung hanya pada pengukuran afektif saja. Penilaian siswa akan
dilakukan dengan hasil tes siswa setelah menyelesaikan tugas dari guru, belum sampai ke ranah
psikomotorik.

B. JENIS-JENIS PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS


Menurut Vera (2012), pembelajaran di luar kelas terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Education Training Plus. Education training plus merupakan sebuah aktivitas pendidikan
yang mengintegrasikan kurikulum formal, alam dan karakter. Kurikulum diknas seperti :
art, science dan lain-lain dengan pola mengenal alam sambil bermain-main. Kurikulum
karakter lebih kepada pembentukan kepripadian dan akhlak. Sedangkan kurikulum alam
meliputi pelajaran berkebun, mengenal tumbuhan, beternak dan mengenal hewan agar
mengasah kemandirian dan mental para peserta didik.
2. Gathering Plus. Gathering plus merupakan suatu bentuk wisata di alam terbuka yang
dirancang dalam suasana rekreasi, santai dan gembira dengan muatan edukatif.
3. Taman Bermain dan Wisata Alam. Taman bermain dan wisata alam merupakan
rangkaian rintangan permainan yang dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menjadi

9
simulasi kegiatan alam terbuka. Kegiatan ini membuka potensi diri yang selama ini belum
diketahui sehingga melalui aktivitas Low dan High Rope ini muncul rasa percaya diri.
4. Eksperiental Base Study. Eksperiental Base Study merupakan kemasan kegiatan berupa
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diaplikasikan dengan
menggunakan alam terbuka sebagai media. Proses pengenalan diri, minat dan bakat
berbasiskan kurikulum sekolah sehingga program ini sangat efektif untuk para peserta
karena mereka terlibat untuk melihat, mendengar, dan langsung berbuat (Eksperimental
Learning).
5. Knowledge Management. Knowledge Management merupakan kemasan pendistribusian
sejumlah pengetahuan yang akan menjadi pembelajaran bersama. Knowledge Management
ini telah diformulasikan sebagai sumber pengetahuan bersama dan dapat diimplementasikan
dengan makna berguru pada alam.

C. TAHAPAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS


Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010), tahapan atau langkah-langkah pembelajaran di luar
kelas adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pengalaman Nyata

Pada tahap paling awal dalam proses belajar adalah seseorang mampu atau dapat
mengalami suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat melihat dan merasakannya, dapat
menceritakan peristiwa tersebut sesai dengan apa yang dialaminya, namun dia belum memiliki
kesadaran tentang hakekat dari peristiwa tersebut. Ia hanya dapat merasakan kejadian tersebut
apa adanya, dan belum dapat memahami proses mengapa proses peristiwa tersebut harus terjadi
seperti itu. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang dan dimiliki seseorang pada
tahan awal pada proses belajar.

D. PENGERTIAN HASIL BELAJAR


Belajar ialah suatu prose usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian
belajar meliputi perubahan yang terjadi secara teratur, perubahan dalam belajar bersifat
kontinu dan jungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam

10
belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan serta terarah, perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku.6

E. FUNGSI HASIL BELAJAR


Menurut Sudjana “2005” mengutarakan tujuan penelitian hasil belajar sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan
pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa
dibandingan dengan siswa yang lain.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah yakni seberapa
jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan
dalm hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya.
d. Memberikan pertanggung jawaban “accountability” dari pihak sekolah kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

F. MACAM MACAM HASIL BELAJAR


Ditinjau dari fungsinya, menurut Sudjana “2005” membagi penilaian ke dalam tiga jenis
diantaranya yaitu :

1. Penilaian formatif ialah penilaian yang dilaksanakan di akhir program belajar mengajar
untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
2. Penilaian sumatif ialah penilaian yang dilaksanakan di akhir unit program yaitu
caturwulan, akhir smester dan akhir tahun, penilaian ini berorientasi pada produk bukan
pada proses.
3. Penilaian diagnostik ialah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan
siswa serta faktor penyebabnya.
4. Penilaian penempatan ialah penilaian yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk
program itu.
6
Slameto, 2010 : 2)

11
G. INDIKATOR HASIL BELAJAR SISWA

Ada bebera hal yang bisa menjadi indikator tingkat keberhasilan dari hasil
belajar, diantarnya adalah :

a. Tercapainya daya serap peserta terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara
individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya
dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara
individual maupun kelompok.

Itu tadi beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan ketikan ingin menilai apakah hasil belajar
itu sudah baik atau belum.

H. CONTOH HASIL BELAJAR DAN TUJUAN HASIL BELAJAR

Contoh pencapaian atau indikator hasil belajar yang diharapkan dari hasil belajar yakni meliputi
hal hal seperti :

a. Mampu Mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan masalah.


b. Mampu Menggunakan.
c. Mampu Mengolah.
d. Mampu Memahami
e. Mampu Berkomunikasi

I. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR


Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran dikelas tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk
“2007 : 76-77”, menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut :

12
Faktor internal ialah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, faktor internal
meliputi, faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

Faktor internal adalah hal hal yang bersangkutan dengan aspek diluar kemampuan diri pribadi
seseorang atau individu.

Faktor internal terdapat 2 aspek penting atau yang paling utama yakni :

– Aspek fisiologis, aspek ini meliputi kesehatan yang harus dijaga untuk hasil belajar yang baik.

– Aspek psikologis, aspek ini lebih cenderung kedalam psykologi individu yang meliputi hal hal
seperti sikap, motivasi atau minat dan lain lain yang harus diarahkan keranah positif agar hasil
belajar juga menjadi baik.

Faktor Eksternal ialah faktor yang ada diluar individu, faktor eksternal meliputi faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Aspek eksternal ini meliputi :

 Aspek Lingkungan sosial


 Aspek Lingkungan Non sosial
– Aspek Lingkungan sosial
lingkungan sosial adalah cakupan seseorang tersebut dalam bersosialisasi atau bergaul.

Contoh lingkungan sosial itu seperti keluarga, teman, guru, dan lain lain.

Aspek Lingkungan Non sosial


lingkungan Non sosial ini lebih mengarah kepada hal hal yang bersifat benda mati seperti rumah,
ruangan, rapi, bersih.

13
J. FAKTOR PENDEKATAN BELAJAR
Faktor pendekatan belajar ini lebih cenderung kepada faktor eksternal, cara pendekatan yang
baik kepada peserta didik akan mampu membuat hasil belajar semakin baik.

Oleh karena itu banyak sekali metode cara belajar yang dikembangkan oleh para pakar dalam
proses pendekatan belajar.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu jenis penelitian yang pada dasarnya menggunakan
pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para
ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan
menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahannyayang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) atau penilaian dalm bentuk dukungan data empiris di lapangan.7
7
Tim Laboratorium Jurusan, Pedoman Penyusunan Skripsi STAIN Tulungagung: 2012) hal.19

14
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan juga sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.8
Sedangkan menurut Sudyaharjo, riset kuantittatif merupakan metode pemecahan masalah
yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara
empiris.

B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif


 Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif

Pemahaman konsep dasar penelitian kuantitatif tidak bisa dipahami dari satu aspek
tertentu, melainkan harus ditinjau dari beberapa aspek. Bambang Prasetya dan Lina
Miftakhuljannah (2005), mengidentifikasikan konsep dasar penelitian kuantitatif digunakan

beberapa konsep, yaitu pendekatan, metode, data, dan analisis (h.24-27). Keempat konsep di atas
mengandung maksud secara konsisten dan saling melengkapi dalam memahami konsep dasar
penelitian kuantitatif. Oleh karena itu, konsep dasar penelitian dapat difahami dari beberapa
aspek.

1. Pendekatan (approach)
dimaksudkan suatu strategi memecahkan permasalahan yang melibatkan berbagai
komponen yang rumit. Dalam keilmuan termasuk penelitian sering digunakan
istilah paradigma (paradigme). Paradigma yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif adalah pola berpikir positivistis, merupakan kerangka berpikir secara
rasional-hipotesis-empiris. Pencarian bukti empiris melalui pengamatan dijadikan
andalan pemecahan masalah, karena merupakan hasil penelitian merupakan kunci
kebenaran pengetahuan.
2. Metode Kuantitatif
Metode disini menunjuk pada prosedur yang lebih bersifat teknis untuk penelitian
kuantitatif. Bagaimana cara menjabarkan karakteristik variable dan menemukan
keterkaitan antar variable penelitian.

8
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011) hal.8

15
3. Data Kuantitatif
Hasil pengamatan fakta empiri dinyatakan dalam ukuran kuantitatif berupa
bilangan, dengan digunakan prinsip dasar matematik menambah, mengurangi,
mengkalikan, membagi dsb. Kemudian dilanjutkan dengan teknik statistic untuk
memperoleh satuan-satuan statistic yang diperlukan.

4. Analisis Kuantitatif
Analisa Kuantitatif merupakan pengolahan data dengan digunakan metoda
statistika.Statistik dapat dibedakan antara statistik deskriptf dan statistik inferensial.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data
yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan
antara lain:
a. Metode angket atau kuesioner
Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa angket adalah suatu cara
pengumpulan informasi dengan menyampaikan suatu daftar pertanyaan tentang
hal-hal yang diteliti.
b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan atau transkrip nilai. Teknik ini digunakan untuk mengungkap data
tentang hasil belajar siswa.
c. Metode observasi
Observasi yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan mata. Observasi
atau yang disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi
pengobservasian dapat dilakukan melalui pengamatan, pendengaran, pencium,
peraba, dan pengecap. Penggunaan metode observasi dimaksudkan untuk
mengetahui motivasi belajar yang dilakukan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rustam, Suparjo dan Santoso, Apik Budi. 2015. Penerapan Metode Outdoor Study pada
Pembelajaran Geografi Kelas X IPS MA Al Bidayah Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor study).
Yogyakarta: DIVA Press.
Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi.

17
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Riadi, Muchlisin. (2019). Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Study). Diakses
pada 11/17/2022,
https://www.kajianpustaka.com/2019/09/metode-pembelajaran-di-luar-kelas.html

18

Anda mungkin juga menyukai