Disusun Oleh:
Diyah
Nurhamdiyah
200102539
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................1
B. Indentifikasi Masalah....................................................................7
C. Batasan Masalah...........................................................................8
D. Rumusan Masalah.........................................................................8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................8
F. Penelitian yang Relevan..............................................................10
Halaman
A. Latar Belakang
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
tertulis.
2
Permendiknas_Nomor 22_Tahun_2006 tentang Kurikulum KTSP.
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan
pentingnya untuk selalu belajar baik itu membaca , berfikir dan menulis
menulis memudahkan siswa untuk berpikir kreatif dan aktif, serta mampu
3
Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Syamil, tt), h, 479
3
menulis siswa dapat memunculkan ide baru, dan dengan menulis siswa dapat
berpikir aktif. Dengan pemunculan ide baru dalam menulis, siswa dapat
sebuah karangan.
tidak datang dengan sendirinya, sehingga perlu berlatih dan praktik menulis
4
Permendiknas_Nomor 22_Tahun_2006 tentang Kurikulum KTSP.
kosa kata.
siswa, dan faktor guru dalam pengajaran yang digunakan. Menulis merupakan
peran yang cukup besar bagi guru bahasa Indonesia. Namun, kebanyakan guru
rendah.
5
Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, ( Bandung: Rosdakarya,
2013), h.248
6
Ibid., h.250
5
banyak dilakukan oleh guru tetapi hasil yang diperoleh kurang memuaskan,
karena pengajaran yang disampaikan oleh guru masih berjalan satu arah,
artinya hanya guru yang aktif di dalam kelas. Padahal, dalam proses belajar
Selain itu perlu adanya media pembelajaran yang efektif agar proses
Oktober 2017 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD
Negeri 03 Tempuran, diperoleh data hasil belajar siswa yang belum tuntas
atau nilai dibawah KKM Mencapai 47,36 % atau 10 siswa dari 19 siswa.
KKM.
7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.27
Tabel.1
Hasil MID Semester Bahasa Indonesia kelas III
SD Negeri 03 Tempuran
Tahun Pelajaran 2017/2018
terlepas dari suatu masalah seperti halnya malasnya siswa dalam menulis
paragraf karena pengajaran yang dilakukan guru hanya berorientasi pada teori
dan pengetahuan sehingga siswa kurang berminat dan merasa kesulitan dalam
menulis paragraf .
diperlukan suatu media pengajaran yang efektif dan efisien. Selama ini,
metode ceramah dan penugasan ternyata belum mampu mencapai hasil yang
optimal. Hal ini bukan berarti bahwa metode ceramah tidak baik, melainkan
pada suatu saat siswa akan menjadi bosan apabila hanya guru sendiri yang
kegiatan siswa diminta mengamati gambar yang ada dipapan tulis kemudian
siswa mendiskusikan gambar dengan guru dan pada akhirnya siswa diminta
siswa lebih mudah dalam menentukan ide atau gagasan pokok dalam menulis
B. Identifikasi Masalah
yang membosankan.
2. Siswa kurang latihan menulis, karena siswa merasa bosan dan merasa sulit
keterampilan berbahasa.
2017/2018.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam
Negeri 03 Tempuran.
D. Rumusan Masalah
2017/2018 ?
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
manfaat bagi:
a. Siswa
b. Guru
d. Bagi Peneliti
profesional.
8
Zuhairi, et.al., Pedoman Penulisan karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 46.
11
penelitian tindakan kelas dengan dua siklus yang terdiri atas perencanaan,
ini adalah keterampilan menulis karangan narasi dan media gambar seri.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut (1) media gambar
pemalang. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes prasiklus yang
memperoleh nilai 52,4, skor rata-rata siklus I 68,5, dan skor rata-rata
menggunakan media gambar seri. Hal ini disebabkan siswa lebih mudah
seri.9
9
Ahmad Mu’alim Fatah Zen, “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan
Media Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 03 Klareyan Kecamatan
Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2008/2009”,dalam
http://jurnal.fbs.unnes.ac.id/index.php/pgsdsolo, diunduh pada 24 Oktober 2016.
2. Kotto, dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bebas
10
Kotto dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bebas Melalui Metode
SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 1 Nampirejo Kecamatan
Batanghari Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”.
BAB II
LANDASAN TEORI
mengkombinasikan kosa kata dengan baik dengan bahasa yang runtun hingga
mudah untuk dimengerti maksud dari tulisan tersebut. Dalam menulis semua
huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya),
11
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.1098
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara, biasa dilakukan
secara tidak langsung, tidak langsung bertatap muka dengan orang lain,
kompleks, siswa tidak hanya menuangkan ide, tetapi siswa juga dituntut
2. Teori Menulis
bahwa menulis itu diibaratkan seperti mengendarai sepeda motor yang harus
seseorang sering berlatih menulis dan bisa dianggap sukar bila seorang baru
berlatih menulis hingga tidak tahu harus memulai dari apa.14 Selanjutnya
12
Achmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:Prenada Media Grup, 2011),
h. 106
13
Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008), h.
15
14
Darmiyati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah, (Jakarta : Dikjen Dikti,
1999), h 11
15
dan juga terdapat informasi dalam bentuk tulisan. Sehingga orang yang
secara baik dengan pembaca yang ditujukan oleh tulisan itu. Sebagaimana
15
Slamet, Dasar –dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Surakarta : UNS Press, 2008),
h. 17
16
Burhan Nurgiyanto, Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 2001),
h. 292
17
Achmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. , h. 107
Morris melalui Tarigan menyampaikan bahwa tulisan yang baik merupakan
tulis yang jelas sehingga pembaca mengerti apa yang dimaksud oleh penulis.
yang baku. Tetapi ada proses tahapan dalam belajar menulis bagi siswa itu
sendiri.
18
Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. , h . 20
19
Ibid,
17
kasar dan motorik halus untuk motorik kasar menekankan pada koordinasi
halus menekankan pada koordinasi otot tangan atau kelenturan tangan yang
bersifat keterampilan.
stimulasi baik, berada pada tahapan 3-4. Ketika anak usia TK sudah mencapai
baik dan berkesinambungan, diharapkan pada usia SD, anak semakin terampil
20
Buncil, Tahap-tahap Perkembangan Anak dalam Menulis, (wordpress, 2010), h.61
21
Tarigan, Perkembangan Tulisan Siswa Sekolah Dasar, (Bandung: Angkasa, Departemen
Pendidikan Nasional,1982)
19
menjadi paragraf.
Siswa sekolah dasar yang telah berada di kelas 3 sampai kelas 6 tentu
saja dipandang sudah melewati masa menulis permulaan dan sudah meguasai
maka diprediksikan tulisan anak pun sudah dapat memasuki tahap menulis
lanjut. Tulisan yang dihasilkan oleh anak sudah mampu menyampaikan pesan
memjadi dua kelompok, yakni kelas 3, dan kelas 4, 5, dan kelas 6. Adapun
a. Tahap Pramenulis
pandangan
b. Tahap Menulis
22
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran. ,h.52
21
siswa kelas 3 dirasa telah mampu untuk membuat sebuah tulisan berupa
kalimat yang sederhana dengan latihan dan pembelajaran yang diberikan oleh
a. Pengertian Paragraf
kalimat yang terdiri dari beberapa kata yang jumlahnya tidak sama.
paragraf.
23
Ibid,
Achmad dalam bukunya menyatakan beberapa pengertian
paragraf yaitu : (1) paragraf adalah karangan mini, (2) paragraf adalah
satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun
secara runtut, (3) paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang
berisi informasi, (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak
satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat dapat disebut dengan
wacana mini.26
b. Ciri-ciri Paragraf
harus memahami ciri-ciri dari paragraf agar mudah dicermati sesuai pesan
24
Sudirin, Bahasa Indonesia Buku Ajar Mahasiswa, (Stain Jurai Siwo metro, 2013), h.60
25
Achmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. , h. 208
26
Sri Hapsari W et.al., Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada,2013), h. 138
23
27
Achmad,Bahasa Indonesia. , h. 208
28
Sudirin, Bahasa Indonesia . , h. 61
Membuat paragraf terdapat syarat-syarat pembentukan paragraf,
d. Struktur Paragraf
pokok dengan menuangkan kalimat yang menjadi ide dasar paragraf, (3)
e. Jenis-jenis Paragraf
tokoh.
29
Ibid,
25
bertambah wawasannya.
beserta alasannya.
kalimat penjelas.
topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal
paragraf
f. Langkah – langkah Menulis Paragraf
dilakukan pada siswa tingkat dasar, oleh karena itu perlu adanya
menulis paragraf.
kemampuan menulis.
30
Burhan Nurgiyanto, Penilaian Pengajaran. , h.292
27
tersebut tidak efektif dan efesien. Salah satu usaha untuk mengatasi hal
“Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar”. 31 Media
dapat diartikan sebagai “sesuatu yang berisi menyalurkan pesan dan dapat
31
Syaiful Bahri dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h.
120
32
Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.11
33
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan
Indonesia,( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 113
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
orang, tempat atau benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas atau bahan
Gambar seri diambil dari kata gambar dan seri. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia gambar adalah tiruan benda, orang, atau pandangan yang
dihasilkan pada permukaan yang rata. Sedangkan seri adalah rangkaian yang
34
Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, . h. 14
35
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, . h 113
36
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h 292,928
29
terpisah antara satu dengan yang lain tetapi memiliki satu-kesatuan urutan
cerita. Gambar seri akan sulit dipahami ketika berdiri sendiri-sendiri dan
menulis paragraf.
dapat dibantu dengan media gamabar sebagai perantara. Gambar atau foto
merupakan salah satu media pengajaran yang dikenal didalam setiap kegiatan
indera.
37
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.27
38
Akip Efendi,”Hakikat Keterampilan Menulis”, dalam http://akipeffendy.blogspot.com di
unduh pada 26 Desember 2016
Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas mengenai
pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam
harus sesuai dengan taraf berfikir anak didik, adapun kriteria pemilihan
media.
memilih media.
c. Kondisi audiens (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian serius
bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.
prinsip dasar dalam pemilihan suatu media gambar dalam hal ini yaitu media
sebab itu berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim
paragraf.
Ditinjau dari semantiknya, gambar seri berasal dari gambar dan seri,
39
Purwanto, Alim, Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Rosda Jaya Putra,1997), h. 63
40
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai, . h.210
Jadi gambar seri berarti gambar turut-turut. media gambar seri disebut juga
Menurut Soeparno media ini terbuat dari kertas manila berukuran lebar
tanggapan yang tepat tentang obyek dalam gambar, misalnya gambar dalam
gambar tersebut.
Media gambar atau media grafis terdiri atas gambar, bagan diagram,
grafik, poster, media dan komik. Diantara media grafis gambar adalah media
41
Soeparno, Media Komunikasi Pendidikan,(Jakarta: Intan Pariwara, 1998), h.18
42
Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran. , h. 49
33
a. Kelebiahan
b. Kekurangan
media gambar seri terdapat beberapa kelebihan dan juga kelemahan agar
berlangsung.
43
Soeparno, Media Komunikasi. , h. 22
44
Ibid.
b. Harganya relatif lebih murah dari pada jenis-jenis media
pengajaran lainnya, dan cara memperolehnya mudah tanpa
memerlukan biaya, dengan memanfaatkan majalah, surat kabar dan
bahan-bahan grafis lainnya.
c. Gambar dapat dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagai
jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu. Mulai dari TK
hingga Perguruan Tinggi.
d. Dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi
lebih realistik.45
biaya yang diperlukan juga bervariasi, ada yang murah dan ada yang mahal,
ada sederhana dan tradisional dan ada pula yang mutahir. Pemilihan media
45
Nana Sudjana, Ahmad Rivai,Media Pengajaran,(Bandung: Sinar Baru Bandung, 1990),
h.71
46
Soeparno, Media Komunikasi. , h. 10
35
membutuhkan biaya yang relatif cukup murah. Dengan peralatan yang cukup
sederhana sudah tercipta sebuah media yang baik. Keuntungan yang lain
adalah bahwa gambar yang dibuat dapat disesuaikan dengan tema yang akan
ternyata tidak memiliki keahlian menggambar, maka masih ada cara lain
untuk memperoleh gambar yaitu dengan cara mencari referensi dari media
tema yang akan diajarkan disiapkan lebih dahulu. Kemudian gambar yang
yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan
siswa dalam menulis atau membuat suatu paragraf sederhana, maka gambar-
dan gagasannya dalam sebuah paragraf siswa ikut merasakan alur gambar
yang tersedia.
dalam gambar tersebut. Media ini menuntut keaktifan siswa untuk mencari
ide gagasannya dalam sebuah paragraf. Selain itu dalam pembelajaran yang
diinginkan.
kesempatan untuk berfikir secara nalar dan kreatif dalam menuangkan ide dan
media gambar seri menurut Basyiruddin Usman dan Asnawir dalam model
berikut :
sederhana.
47
Basyiruddin Usman, Asnawir,Media Pembelajaran., h. 52
d. Guru menunjuk siswa secara bergiliran untuk menyampaikan apa saja
Pada dasarnya bahasa adalah alat yang digunakan oleh lebih dari satu
orang untuk berkomunikasi. Bahasa juga bisa dijadikan sebuah lambang pada
Ada dua macam bahasa, yaitu bahasa lisan adalah bahasa yang kita
ucapkan dengan mulut atau lisan dan tulisan yaitu bahasa yang ditulis pada
sebuah media, seperti kertas, batu, dan lainnya. Kebanyakan masyarakat lebih
sering menggunakan bahasa lisan, karena sebagian dari mereka ada yang
adalah pelajaran yang sangat penting bagi peserta didik mulai dari sekolah
dasar hingga perguruan tinggi bahkan tidak hanya itu, sekolah non formal
dan masyarakat di luar pendidikan pun harus bisa berbahasa Indonesia karena
Bahasa memiliki dua fungsi, yang terbagi ke dalam fungsi umum dan
fungsi khusus, fungsi umum terdiri dari sebagai alat untuk mengungkapkan
48
Aunurahman,Belajar Dan Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 29
49
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah, (Jakarta : Bumi Aksara , 2011), h.108
perasaan atau mengekspresikan diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat
mambaca dan menulis sebagai 4 aspek bahasa yang saling berkaitan. Dalam
tulis. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau
tulisan.
50
Sudirin, Bahasa Indonesia, . h. 19
51
Ibid
52
Mulyanto Widodo, Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia, (Bandar Lampung: Universitas
Lampung), h. 6-7
41
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta
bahasa dan sastra indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi
peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional,
dan global.
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu dan bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk menigkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.54
sebagai berikut:
a. Keterampilan menyimak/mendengarkan
b. Keterampilan berbicara
c. Keterampilan membaca
d. Keterampilan menulis. 55
bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai
setempat.
materi tentang “Menulis Paragraf” pada kelas III tahun pelajaran 2017/2018.
Menulis
1. Kalimat
Kalima adalah susunan dari beberapa kata yang menimbulkan
arti. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi alunan titinada, dijeda
dan di akhiri oleh intonasi selesai. Dalam wujud tulisan, kalimat
55
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa,(Bandung:
Angkasa,2008, h.1
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),
tanda tanya (?), tanda seru (!). contoh:
Rini berangkat ke sekolah naik
sepeda. Rini berangkat ke sekolah
naik apa ? Cepat berangkakt !
2. Tanda Baca
a. Tanda titik (.)
Tanda titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat.
Contoh: Rio pergi bermain
b. Tanda koma (,)
Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan unsur dari suatu
perincian, memisahkan nama orang dari gelar akademik yang
mengiringinya, memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimat, dan mengapit keterangan tambahan.
Contoh: Ibu pergi ke pasar membeli terong, kacang, dan ayam.
c. Huruf kapital
Huruf kapital digunakan untuk mengawali kalimat, nama kota,
hal-hal keagamaan, nama bangsa, suku dan bahasa.
Contoh: rini dan Rio pergi ke Bandung. Mereka mengunjungi
Rima, teman lamanya.
3. Kalimat Sederhana
Berdasarkan kelngkapannya, kalimat dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Kalimat sempurna
Kalimat sempurna adalah kalimat yang memiliki unsur pokok
subjek dan predika
Contoh: Rini bermain sepeda.
S P O
Andi rajin belajar
S P O
b. Kalimat tak Sempurna
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang tidak lengkap unsur
pokoknya.
Contoh: Rini selalu rajin.
Pergi!
45
4. Paragraf
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, paragraf adalah
bagian bab dalam suatu karangan yang mengandung satu ide
pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru atau alinea.
Contoh :
Asyiknya Bermain Layang-layang
Setiap pulang sekolah, aku selalu bermain layang-layang. Aku
bermain dengan teman-teman. Aku dan teman-teman biasanya
bermain layang-layang dilapangan dekat sawah. Aku sangat
senang bermain layang-layang. Layang-layang dapat diadu.
Anak-anak berlarian dan berebut layang-layang yang putus.56
MENYUSUN PARAGRAF
Paragraf adalah bagian bab di dalam suatu karangan yang
biasanya mengandung satu ide pokok. Penulisannya dimulai dengan
garis baru. Antara paragraf yang satu dengan yang lainnya harus saling
berhubungan. Isi paragraf tidak bolah melompat-lompat. Dengan
demikian, bacaan akan mudah dibaca. Setiap paragraf memiliki
pikiran pokok. Pikiran pokok adalah ide atau gagasan utama dalam
sebuah paragraf atau karangan.
Perhatikanlah contoh paragraf di bawah ini!
Aku dibelikan celengan berbentuk ayam jago oleh ayah. Setiap hari
aku mengisi celengan itu dengan sisa uang jajanku. Semakin hari
celenganku semakin berat. Kadang-kadang aku membawanya ketika
aku pergi tidur. Aku suka mengelus-ngelus celengan itu. Aku sangat
berterima kasih kepada ayah karena membelikanku benda yang
bermanfaat.
Pikiran pokok paragraf di atas adalah: Aku dibelikan celengen
berbentuk ayam jago oleh ayah.
Ayo Berlatih:
Buatlah tiga buah paragraf berdasarkan bahan berikut ini! Bahan
berikut merupakan pokok pikiran untuk setiap paragraf.
1. Paman pergi ke bengkel.
2. Bibi pergi ke pasar.
3. Bibi dan Paman pulang ke rumah.
56
Umri Nur Aini, Indriyani, Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III,(Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 9-11
Menyusun paragraf dapat melatih kemampuan menulis
karangan. Semakin baik menyusun paragraf, karangan mu akan
semakin bagus dan mudah dibaca.57
D. Hipotesis Penelitian
Menulis Paragraf Sederhana Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa
57
Yeti Nurhayati, Aku Bisa Bahasa Indonesia,(Jakarta: PT Leuser Cipta Pustaka, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 39-40
45
BAB III
METODE PENELITIAN
guna mendapatkan suatu informasi dari apa yang diteliti sehingga peneliti
didapatnya.
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
(diobservasi).59
penelitian tersebut.60
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2011), h. 61.
59
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2008)
h. 29.
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung :
Alfabeta,2009) h.61.
46
tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti sebagai objek
pembelajaran.
sebuah paragraf dengan teliti dan dapat di ukur dengan nilai sesuai kriteria
minimum.
61
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h. 74
.
62
Ibid.,
47
Tabel 2
Indikator Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III
Menurut Muh Kasiran variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab atau
adalah penggunaan Media Gambar Seri sebagai upaya untuk mencapai tujuan
menulis paragraf sederhana pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III.
pesan atau ide tertentu, memberi kesan kuat dan menarik perhatian,
63
Sugiyono, Metode Penelitian . , h. 68
64
Muh, Kasiran, Metodologi Penelitian kualitatif-kuantitatif, (Malang: UIN-Maliki),h. 254.
merangsang orang yang melihat untuk mengungkapkan tentang objek – objek
kalimat.
c. Kronologis atau urutan kejadian peristiwa pada media gambar seri dapat
bercerita.
d. Dengan media gambar seri secara bertahap siswa akan mampu membuat
Tengah.
49
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 3 Tempuran tahun
pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang siswa. Terdiri dari
secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas terkhusus pada mata
D. Prosedur Penelitian
penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri secara terencana
guru.
65
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.45.
66
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), h.63.
Pada penelitian tindakan kelas ini direncanakan 2 siklus, tiap siklusnya
dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto yang tiap siklusnya terdiri dari empat
Gambar 1
Penelitian tindakan kelas oleh Suharsimi Arikunto
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
?
67
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Rineka Cipta), h.16.
51
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa penelitian ini dilakukan dalam
Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
berikut :
sederhana.
1) Kegiatan Pendahuluan
2) Kegiatan
Inti
Eksplorasi
sedang dipelajari.
sederhana
Elaborasi
siswa.
53
efektif.
Konfirmasi
3) Penutup
c) Salam penutup.
c. Pengamatan (Observasi)
seri.
terjadi.68
digunakan, yaitu gambar seri. Pengamatan hasil belajar dapat diamati melalui
daftar nilai tugas post tes pada akhir siklus siswa kelas III SDN 3 Tempuran
d. Refleksi
mencapai target yang diinginkan maka siklus tindakan dapat berhenti, tetapi
memperbaiki tindakan.
Siklus II
karenanya hasil observasi dijadikan bahan untuk refleksi dan hasil refleksi pada
siklus I akan dijadikan acuan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Apabila
Data adalah informasi tentang sebuah gejala yang harus dicatat, lebih
tepatnya data tentu saja merupakan “rasion d’entre” seluruh proses pencatatan.69
Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitaif. Teknik
1. Tes
pembelajaran.
awal siswa dan diakhir siklus (post test) guna mengetahui peningkatan
standar hasil belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu ≥ 70.
69
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras), h. 79
70
Nana Sujana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya), h.35
2. Observasi
tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat
diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya atau situasi buatan. Observasi ini
pengajaran berlangsung,
belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan kelompok siswa
3. Dokumentasi
SDN 3 Tempuran, lokasi, keadaan guru dan siswa serta saat berlangsungnya
proses pembelajaran.
71
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 158
72
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian Aplikasi Praktis,(Jakarta : Ramayana Press, 2005), h.
119.
57
F. Instrumen Penelitian
kelas ini yaitu instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan mengungkap
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mudah.73
berikut :
Dalam hal ini observer akan dinilai oleh wali kelas dengan cara
73
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Model Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 101.
memberikan skor berdasarkan pengamatan. Kegiatan ini dilakukan untuk
Tabel 3
Tabel Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran
Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III SDN 3 Tempuran
dengan Penerapan Media Gambar Seri
No Aspek yang dinilai Skor
1. Kegiatan Awal
1.Mengondisikan siswa untuk belajar
2.Memberikan apersepsi untuk menggali pengetahuan
awal siswa
3. Memberikan motivasi
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai indikator
2. Kegiatan Inti
5.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang ingin di capai dengan
menggunakan penerapan media pembelajaran gambar
seri
6. Melaksanakanakan pembelajaran secara runtut
7. Menguasai kelas
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu
yang direncanakan.
9. Penguasaan materi pelajaran
10.Menggunakan media yang efektif dan efisien
11.Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
12.Menunjukkan sikap terbuka dan respon siswa
13.Memantau proses belajar siswa
3. Kegiatan Penutup
14. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa
15. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa
. 16..Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan atau tugas sebagai bagian
pengayaan.
Jumlah Skor
Nilai rata-rata
Predikat
59
Skor Nilai = (X = ∑ x : n)
Tabel 4
Tabel Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Kegiatan
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III SDN 3
Tempuran dengan Menggunakan Media Gambar Seri
Aktivitas yang
Predikat
Jumlah
dinilai
Skor
Nilai
No. Nama Siswa
1 2 3 4 5
1.
2.
Jumlah
Presentase
Berilah tanda Check list (√) jika siswa yang bersangkutan aktif.
2. Dapat menjawab atau bertanya kepada guru dengan rasa percaya diri
74
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 2013), h.151
75
Zainal Asril, Micro Teaching, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 25.
3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
guru.
belajar siswa. Tes ini menggunakan butir soal atau instrumen untuk mengukur
Tabel 5
Kisi-kisi Soal pada Ranah Kognitif
Siklus I
2 Menulis amanat
puisi yang sudah C1 2,6
ditulis oleh siswa
C1 3,7
3 Mengubah puisi
C5 4,10
yang sudah
ditulis ke dalam
C5 5,8
bentuk prosa
Jumlah 10 2 5 3
c. Dokumentasi
jumlah guru dan karyawan, jumlah peserta didik, profil sekolah, denah lokasi
1. Data Kuantitatif
postes dan penelitian. Analisis data ini dihitung dengan menggunakan rumus
Keterangan:
X = Nilai rata-rata kelas
∑x = Jumlah nilai tes siswa
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes
b. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar, dapat diperoleh dengan
rumus:
∑X
P= × 100%
𝑛
Keterangan :
P = Presentase
𝑥̅ = nilai rata-rata kelas
n = jumlah peserta didik yang mengikuti tes
∑X = jumlah nilai tes peserta didik
2. Data kualitatif
pembelajaran melalui observasi. Hasil observasi ini dicatat secara rinci yang
P =
f
x 100%
N
Keterangan :
P = persentase
f = jumlah siswa yang meningkat
N = jumlah siswa
H. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila pada setiap siklus
dengan indikator kenaikan nilai tes. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini
adalah jika lebih dari 75% siswa mendapatkan nilai nilai lebih dari atau sama
SDN 3 Tempuran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III yaitu jika
76
Anas Sudijono, Pengantar Statistik., h. 43.
143