SKRIPSI
i
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah memberikan rahmat kesabaran dan ketabahan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Teknik Pemodelan
terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK
Negeri 1 Tapan”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) di Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada (1) Drs. Andria Catri
Tamsin, M. Pd., dan Mhd. Hafrison, M.Pd selaku Pembimbing I dan II, (2) Dr. H.
Erizal Gani, M.Pd., dan Dr. Abdurahman, M.Pd. selaku Penguji I, dan II (3) Dra.
Emidar, M.Pd., dan Zulfadhli, S.S. M.A., sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, (4) Seluruh dosen Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah, (5) Kepala Sekolah dan staf pengajar SMK Negeri 1
Tapan, dan (6) Siswa-siswi SMK Negeri 1 Tapan khususnya kelas XI RPL.
Semoga nasihat, bimbingan, dan motivasi dari Bapak, Ibu, serta rekan-
rekan semua menjadi amal kebaikan dari Allah Swt. Amin. Mudah-mudahan
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
G. Definisi Operasional....................................................................... 8
iii
iv
KEPUSTAKAAN ........................................................................................... 88
LAMPIRAN .................................................................................................... 90
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Struktur Teks Prosedur Cara Mengurus ATM ................................. 19
v
vi
Halaman
Gambar 1 Hasil Scan Tulisan Siswa dalam Menulis Teks Prosedur
Kompleks .................................................................................... 3
vii
viii
viii
ix
Lampiran 20 Nilai Persentil Distribusi t untuk Uji Hipotesis (Uji-t) ............. 134
Keterampilan menulis teks yang harus dipelajari oleh siswa SMK kelas XI
berurutan. Hal tersebut tercantum pada Kompetensi Inti (KI) 4, yaitu “Siswa
mampu mengolah, menalar dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah
yang urut. Belajar mengenai teks prosedur kompleks sangatlah penting. Pada teks
untuk mengikuti tahapan dalam suatu proses, dan akan mengeksplorasi teks
prosedur kompleks.
1
2
tidak hanya terkait dengan strategi dan model pembelajaran yang diterapkan
dan ciri kebahasaan teks dikarenakan oleh materi tersebut masih baru diterapkan.
Siswa masih banyak yang bingung bahkan tidak mengerti dengan struktur teks,
ciri kebahasann dan penggunaan ejaan bahasa Indonesia dalam menulis teks
prosedur kompleks.
SMA Negeri 1 Tapan, ibu Karlindawati, S.Pd. pada tanggal 15 Juli 2018, ternyata
siswa dalam menulis masih kurang baik. Sebagian siswa hanya mampu meraih
nilai dengan skor, yaitu 75 dengan rata-rata ulangan harian 78. Kriteria
Indonesia adalah 80. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menulis sangat
mengembangkan ide dan menuangkannya dalam bentuk kalimat yang baik. Hal
3
tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa
berikut. Pertama, siswa kesulitan menemukan ide atau topik tulisan yang akan
dibuat atau dicatat. Kedua, siswa kurang mampu menuangkan ide atau
gagasannya ke dalam bentuk tulisan yang utuh. Ketiga, siswa sulit menemukan
kosa kata dan menentukan diksi yang tepat untuk mewakili apa yang ada di
bahasa lisan yang dituliskan. Keempat, tulisan siswa masih belum sesuai dengan
kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Berikut salah satu contoh tulisan teks
Gambar 1
Hasil Tulisan Teks Prosedur Kompleks Siswa
4
belum memenuhi kaidah penulisan teks prosedur kompleks yang baik. Pada teks
kesalahan, baik dari segi struktur, isi, dan pilihan kata (diksi). Berikut uraian
mengenai kesalahan tersebut. Pertama, kesalahan dari segi struktur. Struktur teks
prosedur terdiri atas tiga bagian, yaitu tujuan, langkah-langkah, serta penutup.
Didalam tulisan tersebut siswa telah menuliskan ketiga struktur namun masih
kurang lengkap. Hal tersebut terlihat dari struktur penutup di dalam teks, siswa
tersebut.
Kedua, dari segi isi teks prosedur kompleks siswa yang ditulis siswa. Hal
tersebut terlihat dari langkah-langkah pertama yang ditulis siswa. Siswa meminta
bagian bahan-bahan.
Ketiga, dari segi diksi atau pilihan kata yang digunakan siswa. Beberapa
pilihan kata yang digunakan masih kurang tepat. Contohnya, penggunaan kata
telor yang seharusnya ditulis telur, gentang yang seharusnya gantang. Kemudian
adapula kesalahan dari segi konteks kata misalnya kata struktur yang seharusnya
tekstur, komplen yang seharusnya kompleks, dan buah yang seharusnya siung.
teknik atau metode lain untuk mengatasi permasalahan pembelajaran menulis teks
prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Salah satu upaya
terhadap keterampilan menulis siswa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
menulis karangan deskripsi siswa kelas X SMK Pembina Bangsa Bukittinggi. Hal
pemodelan berbantuan media gambar (kelas kontrol) siswa kelas X SMK Pembina
bahwa teknik pemodelan cocok digunakan guru untuk pembelajaran menulis teks
yaitu sebagai berikut. Pertama, SMK Negeri 1 Tapan merupakan salah satu
6
yang tepat dan menarik untuk mempermudah siswa menulis teks prosedur
khususnya keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Oleh sebab itu, penulis
B. Identifikasi Masalah
penelitian ini sebagai berikut. Pertama, dari segi struktur teks prosedur kompleks,
siswa belum bisa menuliskan secara rinci alat serta langkah dalam membuat
sesuatu ke dalam bentuk tulisan. Kedua, dari segi isi teks prosedur kompleks,
C. Pembatasan masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada tiga hal
keterampilan menulis teks prosedur kompleks . Kedua, penelitian ini dibatasi pada
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
berikut. Pertama, siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebagai informasi tentang
keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Kedua, guru mata pelajaran bahasa
menulis teks prosedur kompleks. Ketiga, bagi penulis sebagai bahan kajian
G. Definisi Operasional
definisi operasional tentang (1) pengaruh, (2) teknik pemodelan, dan (3)
1. Pengaruh
teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Pengaruh tersebut
2. Teknik Pemodelan
Teknik pemodelan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teknik yang
berikut.
Pertama, fase atensi yaitu, (1) guru (model) memberi contoh kegiatan
tertentu didepan siswa sesuai skenario yang telah disepakati. Peserta didik
tersebut menggunakan lembar observasi yang telah disediakan, (2) guru bersama
peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan. Tujuan diskusi ini
adalah untuk mencari kekurangan dan kesulitan peserta didik dalam mengamati
langkah-langkah kegiatan yang disampaikan oleh guru dan untuk melatih peserta
langkah-langkah tertentu yang telah disajikan. Ketiga, fase produksi. Pada fase ini
Selanjutnya, hasil kegiatan disajikan dalam bentuk diskusi kelas yang dilakukan
secara bergiliran. Guru dan peserta didik akan memberikan refleksi pada saat
10
terhadap kelompok yang lain. Keempat, fase motivasi. Berupa presentasi hasil
kegiatan (simulasi) dan kegiatan diskusi. Pada saat diskusi kelompok lain diberi
penelitian ini adalah keterampilan siswa menulis teks prosedur sesuai dengan
indikator yang dinilai. Indikator yang dimaksud sebagai berikut. Pertama, struktur
teks prosedur kompleks meliputi (a) tujuan, (b) langkah/tahapan (c) penutup.
A. Kajian Teori
keterampilan menulis teks prosedur kompleks, (2) teknik pemodelan, dan (3)
kompleks.
yang diuraikan pada bagian ini, yaitu (a) pengertian keterampilan menulis, (b)
pengertian teks prosedur kompleks, (c) struktur teks prosedur kompleks, (d) Isi
teks prosedur kompleks, (e) klasifikasi teks prosedur kompleks, (f) Diksi, (g)
contoh teks prosedur kompleks, (h) indikator penilaian keterampilan teks prosedur
kompleks.
langsung dan tidak bertatap muka dengan orang lain. Komunikasi ini berlangsung
dengan cara penulis mengungkapkan ide atau gagasan melalui tulisan dan
11
12
adalah suatu proses pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-
lambang bahasa. Proses pemindahan pikiran ini berarti apabila seseorang dapat
dikatakan terampil berbahasa. Selain itu, menulis juga merupakan media untuk
menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk kegiatan
berkomunikasi secara tidak langsung lewat bahasa tulis yang memiliki unsur-
unsur serta aturan tertentu untuk mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran
memiliki wawasan yang luas mengenai apa yang akan ditulis agar tulisan tersebut
dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Sehingga informasi atau tujuan dari
kegiatan disekitar yang harus dilakukan menurut prosedur. Jika tidak, maka tujuan
yang diharapkan tidak akan tercapai. Selain itu, Kosasih (2014:67) berpendapat
langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu.
Menurut Mulyadi (2014: 89) “teks prosedur merupakan jenis teks yang
yang urut.
dalam bentuk uraian narasi, namun ada juga penyajian dalam bentuk lain, misal
perintah kerja tertulis yang disajikan pada jenjang sekolah menengah kejuruan
14
kelas XI. Dalam materi tersebut disebutkan bahwa pengertian perintah kerja
tertulis adalah kalimat yang berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk mendapatkan tanggapan sesuai dengan
prosedur kompleks adalah teks yang berisi tentang langkah atau cara yang dapat
umum teks prosedur kompleks ditata dengan struktur teks tujuan dan langkah-
langkah. Tujuan yang dimaksud dalam struktur teks prosedur kompleks adalah
hasil akhir yang akan dicapai. Adapun langkah-langkah adalah cara-cara yang
(pembahasan), dan penutup. Tujuan (pendahuluan), dalam hal ini tujuan berisi
tersebut mengikuti urutan waktu dan bersifat kronologis. Terdapat tiga kategori
pembahasan pada isi teks prosedur kompleks, yaitu 1) teks yang berisi cara
15
menggunakan alat, benda, ataupun alat lain yang sejenisnya, 2) teks yang berisi
cara melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, dan 3) teks yang berisi kebiasaan-
kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. Terakhir pada bagian penutup diisi dengan
Isi teks prosedur secara keseluruhan tertuang dalam tujuan dan langkah-
langkah. Isi teks prosedur, dapat dilihat dari tujuan teks tersebut. Tujuan haruslah
jelas dan spesifik. Tujuan juga dapat dilihat berdasarkan judul atau topik yang
dituliskan. Judul berasal dari sebuah tema dan topik. Judul dalam teks prosedur
dapat berupa nama benda/ sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan atau dapat
Wacana yang baik mempunyai topik yakni, proposisi yang berwujud frasa
atau kalimat yang menjadi inti pembicaraan atau pembahasan. Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa tema lebih luas lingkupnya dibandingkan topik. Setiap topik
dapat dijabarkan ke dalam berbagai judul yang sifatnya lebih sempit dan
menjurus. Adanya judul sangat penting, karena tanpa judul, tema atau topik yang
disajikan sebagai judul, akan membuat pembaca bertanya-tanya tentang apa yang
yaitu teks prosedur melakukan sesuatu dan teks prosedur membuat sesuatu.
16
sengaja dibuat untuk petunjuk dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Dari segi
struktur jenis teks prosedur ini hanya memiliki dua struktur yaitu tujuan dan
langkah-langkah yang dilakukan. Aspek kebahasaan jenis teks ini lebih banyak
Jenis teks prosedur membuat sesuatu karena dalam teks ini terdapat tiga
struktur yaitu ada tujuan yang ingin dicapai, bahan yang digunakan serta langkah-
langkah pembuatannya. Jika dilihat dari kebahasaan, teks ini juga terdapat
banyak kata kerja imperatif yakni kata kerja yang bermakna perintah. Selain itu,
dalam jenis teks ini juga terdapat konjungsi penguruttan. Contoh dari teks jenis ini
f. Diksi
dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh
karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan
harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Menurut Gani (2012:130)
17
menyatakan bahwa diksi juga dapat diartikan sebagai kegiatan menyeleksi kata-
kata sedemikian rupa dalam rangka mengekspresikan ide, gagasan, atau perasaan.
Diksi yang baik lahir dari pemilihan kata-kata secara efektif dan efisien. Dengan
gagasan secara tapat sesuai dengan pokok masalah dan dapat diterima atau
Arifin dan Maran (dalam Gani 2012:129) menyatakan bahwa diksi adalah
kegiatan memilih kata dengan tepat untuk menyatakan sesuatu. Itulah sebabnya
diksi juga sering disebut pilihan kata. Mengacu kepada Keraf (dalam Gani, 2012),
di dalam memilih kata (diksi) paling tidak ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian, yaitu: (1) cakupan pengertian kata-kata yang akan dipakai untuk
dengan gaya yang sesuai dalam sautu situasi, (3) kemampuan membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan (4)
kemampuan menemukan bentuk-bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
Siapkan kartu identitas diri sebagai persyaratan administratif, dalam hal ini
bisa KTP/SIM/kartu pelajar/kartu mahasiswa. Pada bank tertentu seperti BCA
biasanya mewajibkan NPWP dan kartu kelurga. Persiapkan uang tunai untuk
setoran awal sedikitnya sesuai dengan ketentuan minimum masing-masing produk
dari masing-masing bank. Setelah persyaratan tadi siap, silahkan datang ke bank
yang di inginkan pada kantor cabang terdekat sesuai dengan domisili. Ambil atau
minta pada satpam nomor antrian untuk tujuan ke Customer Service ( CS).
Tunggu panggilan. Kemudian sampaikan pada CS kalau ingin membuka rekening
tabungan. CS Bank akan menerangkan produk tabungan yang tersedia. Silahkan
dengarkan dan beri kesempatan yang bersangkutan menjalankan prodesurnya
sebagai Customer service officer.
Jika sudah, silahkan tanyakan jika ada yang kurang jelas, terutama soal fitur
dan layanan. Kalau perlu tanyakan juga threshold saldo. Di nominal saldo berapa
terjadi titik impas, bunga bank dapat menutup biaya administrasi bulanan, supaya
nantinya saldo pokok tabungan tidak terpotong oleh biaya admin itu. Jika sudah
jelas, silahkan pilih produk mana yang ingin di buat, maka cs bank akan
memberikan formulir aplikasi pembukaan rekening yang harus diisi. Selanjutnya
CS akan mencetak buku tabungan, menyiapkan kartu ATM, dsb. Tapi jangan
lupa kalau mau mengaktifkan layanan SMS banking, internet banking, minta
tolong mengaktifkan Pin ATM bisa sekalian dilakukan sekarang supaya tidak
bolak-balik. Sudah selesai. Sekarang kamu sudah punya tabungan dengan kartu
ATM
Demikian cara membuat ATM Gratis sesuai dengan prosedur resmi di
semua bank, termasuk bank BCA BNI, BII, BRI, Mandiri, CIMB Niaga, Bank
Permata, Danamon, BNI, BRI Syariah dll.
Tabel 1
Struktur Teks Prosedur
Struktur Teks Keterangan
1 2
Tujuan Pada zaman modern ini, banyak orang
menggunakan kartu ATM (anjungan tunai mandiri).
Kartu ATM mempunyai berbagai macam manfaat, di
antaranya kartu ATM dapat menghemat waktu dan
biaya. Dengan kartu ATM Anda dapat menangani semua
jenis trafik komunikasi (voice, data, video, suara dengan
kecepatan tinggi, multimedia dan sebagainya) dalam satu
saluran dan dengan kecepatan tinggi. Dengan melihat
keuntungan tersebut, banyak orang ingin membuatnya.
Orang yang membuat kartu ATM harus mengetahui
prosedur pembuatannya. Berikut ini deskripsi tentang
prosedur yang harus diketahui dalam membuat kartu
ATM.
Langkah-langkah Siapkan kartu identitas diri sebagai persyaratan
administratif, dalam hal ini bisa KTP/SIM/kartu
pelajar/kartu mahasiswa. Pada bank tertentu seperti
19
Tabel Lanjutan
1 2
BCA biasanya mewajibkan NPWP dan kartu kelurga.
Persiapkan uang tunai untuk setoran awal sedikitnya
sesuai dengan ketentuan minimum masing-masing
produk dari masing-masing bank. Setelah persyaratan
tadi siap, silahkan datang ke bank yang di inginkan
pada kantor cabang terdekat sesuai dengan domisili.
Ambil atau minta pada satpam nomor antrian untuk
tujuan ke Customer Service ( CS). Tunggu panggilan.
Kemudian sampaikan pada CS kalau ingin membuka
rekening tabungan. CS Bank akan menerangkan produk
tabungan yang tersedia. Silahkan dengarkan dan beri
kesempatan yang bersangkutan menjalankan
prodesurnya sebagai Customer service officer.
Jika sudah, silahkan tanyakan jika ada yang kurang
jelas, terutama soal fitur dan layanan. Kalau perlu
tanyakan juga threshold saldo. Di nominal saldo berapa
terjadi titik impas, bunga bank dapat menutup biaya
administrasi bulanan, supaya nantinya saldo pokok
tabungan tidak terpotong oleh biaya admin itu. Jika
sudah jelas, silahkan pilih produk mana yang ingin di
buat, maka cs bank akan memberikan formulir aplikasi
pembukaan rekening yang harus diisi. Selanjutnya CS
akan mencetak buku tabungan, menyiapkan kartu ATM,
dsb. Tapi jangan lupa kalau mau mengaktifkan layanan
SMS banking, internet banking, minta tolong
mengaktifkan Pin ATM bisa sekalian dilakukan
sekarang supaya tidak bolak-balik. Sudah selesai.
Sekarang kamu sudah punya tabungan dengan kartu
ATM
Penutup Demikian cara membuat ATM Gratis sesuai
dengan prosedur resmi di semua bank, termasuk bank
BCA BNI, BII, BRI, Mandiri, CIMB Niaga, Bank
Permata, Danamon, BNI, BRI Syariah dll.
keterampilan menulis teks prosedur ini ada tiga yaitu sebagai beikut.
20
Tabel 2
Indikator Penilaian
No Indikator Penilaian
1. Siswa mampu mengembangkan sebuah tulisan teks prosedur
sesuai dengan struktur teks prosedur, yaitu judul, tujuan,
tahapan/langkah, dan penutup.
2. Siswa mampu mengembangkan sebuah tulisan teks prosedur
kompleks sesuai dengan topik yang dibahas.
3. Siswa mampu mengembangkan sebuah tulisan teks prosedur
dengan menggunakan diksi yang tepat.
2. Teknik Pemodelan
Teori yang akan digunakan untuk menjelaskan teknik ini adalah (1)
mempersiapkan model yang akan dijadikan sebagai model atau contoh dalam
ada sesuatu yang dapat ditiru, baik yang bersifat kejiwaan (identifikasi) maupun
bersifat fisik (imitasi) yang berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan suatu
aktivitas, cara untuk mengetahui pengetahuan, atau keterampilan. Oleh sebab itu,
21
pemodelan dalam pembelajaran bisa dilakukan oleh guru, peserta didik, atau
pemodelan adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Dengan teknik pemodelan ini,
pemodelan adalah sebagai berikut. Pertama, siswa lebih menguasai materi secara
mendalam sebab ia bukan hanya sekedar memahami materi. Akan tetapi, dapat
untuk melatih siswa dalam mengerjakan sesuatu secara baik dan benar. Keempat,
adakalanya media yang dipraktikkan kurang baik. Kedua, adakalanya topik yang
mempraktikkannya.
pemodelan yaitu fase atensi (perhatian), fase retensi (mengulang), fase produksi
Pertama, fase atensi yaitu, (1) guru (model) memberi contoh kegiatan
tertentu didepan siswa sesuai skenario yang telah disepakati. Peserta didik
tersebut menggunakan lembar observasi yang telah disediakan, (2) guru bersama
peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan. Tujuan diskusi ini
adalah untuk mencari kekurangan dan kesulitan peserta didik dalam mengamati
langkah-langkah kegiatan yang disampaikan oleh guru dan untuk melatih peserta
langkah-langkah tertentu yang telah disajikan. Ketiga, fase produksi. Pada fase ini
Selanjutnya, hasil kegiatan disajikan dalam bentuk diskusi kelas yang dilakukan
secara bergiliran. Guru dan peserta didik akan memberikan refleksi pada saat
terhadap kelompok yang lain. Keempat, fase motivasi. Berupa presentasi hasil
kegiatan (simulasi) dan kegiatan diskusi. Pada saat diskusi kelompok lain diberi
Ketiga, guru memberikan sebuah model atau contoh yangs berkaitan dengan
materi teks prosedur kompleks pada setiap pasangan. Kemudian setiap pasangan
membaca dan memahami model atau contoh teks prosedur tersebut. Keempat,
guru memberikan sebuah format pada setiap pasangan. Kelima, setiap pasangan
mengisi format yang tekah diberikan. Keenam, siswa menulis teks prosedur
kompleks berdasarkan format yang telah diisi. Ketujuh, setiap siswa membacakan
hasil kerjanya di depan kelas secara bergiliran. Kedelapan, guru dan siswa
dilakukan oleh Rahmadeni, Resti Permata Sari, dan Agnes Tiara Madona.
Keterampilan Menulis Teks Cerita Ulang Biografi Siswa Kelas XI SMA Negeri 7
taraf signifikansi 0,95 thitung > ttabel (7,91>1,70) dapat dikatakan bahwa H1
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan teknik
SMAN 7 Padang.
Berita Siswa Kelas VIII MTsN Kayu Kalek Kabupaten Pesisir Selatan”.
diterima karena thitung > ttabel (8,24>1,67). Dengan kata lain, penggunaan teknik
Sitiung. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai
thitung (3,34) >ttabel(1,70), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif
diterima.
25
Permata Sari, dan Mery. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
Rahmadeni, Resti Permata Sari, dan Mery terletak pada (1) populasi penelitian,
(2) media pembelajaran, (3) teks pada penelitian Resti dan Rahmadeni, dan (4)
C. Kerangka Konseptual
satu teknik yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran menulis teks
kelas X SMK Negeri 1 Tapan. Untuk lebih jelasnya, kerangka konseptual dapat
Indikator Penilaian:
1. Struktur teks prosedur kompleks
2. Isi teks prosedur kompleks
3. Diksi
Keterampilan Keterampilan
menulis teks menulis teks
prosedur kompleks prosedur kompleks
sebelum sesudah
menggunakan teknik menggunakan teknik
pemodelan pemodelan
Bagan 1
Kerangka Konseptual
D. Hipotesis Penelitian
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
A. Jenis Penelitian
penelitian kuantitatif karena data penelitian yang diolah berupa angka-angka. Hal
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk
mengontrol atau mengendalikan setiap gejala yang muncul dalam kondisi tertentu
29
30
yang relevan, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi efek
diberikan tes awal (pretest) kemudian perlakuan dan diberikan tes akhir (posttest)
disebut juga dengan The One Group Pretest-Posttest design, yaitu rancangan yang
Tabel 3
Rancangan The One Group Pretest-Posttest
Pretest Perlakuan Posttest
(Tes Awal) (Tes Akhir)
T1 X T2
Keterangan:
T1 = keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa sebelum menggunakan
teknik pemodelan.
X = subjek diberi perlakuan yaitu menggunakan teknik pemodelan.
T2 = keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa sesudah menggunakan
teknik pemodelan.
Menurut Ibnu (2003:60), populasi adalah semua objek atau subjek yang
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
31
mengatakan populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang,
benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Jadi, populasi tidak hanya
orang, tetapi juga objek dan benda-benda yang lain. Berdasarkan pendapat para
ahli tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 1
Tapan yang terdaftar pada tahun 2018/2019 yang berjumlah 125 orang yang
atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya. Pernyataan ini sesuai
dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random,
atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu dan ada syarat tertentu yang
harus dipenuhi, yaitu didasarkan ciri-ciri pokok populasi, subjek yang diambil
Tapan pada semester ganjil. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel
Tabel 4
Jumlah Siswa (Populasi) SMK Negeri 1 Tapan
Tahun Ajaran 2018/2019
No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Standar Deviasi
1. XI TAV 28 81,92 6,21
2. XI TBSM 31 78,03 7,96
3. XI TKRO 31 75,51 6,45
4. XI RPL 35 78,05 4,74
Jumlah 125
(Sumber: Guru Bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1 Tapan)
berjumlah sebanyak 35 orang sebagai sampel penelitian karena dua hal berikut.
Pertama, kelas XI RPL adalah kelas yang paling homogeny karena memiliki
standar deviasi terendah dibandingkan dengan tiga kelas lainnya. Kedua, kelas XI
Indonesia.
teknik pemodelan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Data penelitian ini adalah
skor hasil tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK
Negeri 1 Tapan sebelum menggunakan teknik pemodelan dan skor hasil tes
D. Instrumen Penelitian
Melalui tes dapat diukur tingkat keterampilan siswa dalam menulis teks prosedur
pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh
responden.
data penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Tes disusun berdasarkan indikator yang
telah ditetapkan. Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, tes diuji terlebih
telah disusun dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri
1 Tapan.
Tabel 5
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
No Indikator Skor
1 2 3 4
1 Struktur Apabila teks Apabila teks Apabila teks Apabila teks
teks prosedur prosedur prosedur kompleks prosedur kompleks
prosedur kompleks kompleks memuat tiga memuat keempat
kompleks memuat satu memuat dua bagian struktur bagian struktur
(judul, bagian struktur bagian struktur secara urut dan secara urut dan
tujuan, dan dan logis. logis.
langkah- pengembangan pengembangan
langkah, nya tidak logis. nya tidak logis.
dan
penutup)
2 Isi Apabila teks Apabila teks Apabila teks Apabila teks
prosedur prosedur prosedur kompleks prosedur kompleks
kompleks kompleks relevan dengan relevan
34
Tabel Lanjutan
No Indikator Skor
1 2 3 4
tidak relevan kurang sesuai topik yang dengan topik
dengan topik dengan topik dibahas, tetapi yang dibahas.
yang dibahas. yang dibahas. kurang
terperinci
3 Diksi Apabila dalam Apabila dalam
(pilihan teks teks prosedur Apabila dalam teks
kata) Apabila dalam teks
prosedur kompleks siswa prosedur kompleks
prosedur kompleks
kompleks siswa terdapat 3 siswa terdapat
siswa terdapat 2
terdapat lebih kesalahan diksi kurang dari 1
kesalahan diksi.
dari 5 kesalahan kesalahan diksi.
diksi
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
siswa mengerjakan latihan menulis teks prosedur kompleks atau posttest. Selama
3. Tahap Akhir
pemodelan, maka hasil kerja sampel penelitian diakhiri dengan analisis data dan
Tabel 6
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
No. Kegiatan
1. Pengumpulan data sebelum dilakukan pembelajarann (Pretest)
2. Pertemuan Pertama
Pemberian perlakuan dengan menggunakan teknik Pemodelan
Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca
asmaul husna, mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-
temannya pada awal pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran
yang akan dipelajari.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
1. Fase Atensi
a. Pendidik membagi peserta didik secara berpasangan.
b. Pendidik memberikan sebuah format kepada setiap pasangan.
c. Pendidik memberikan sebuah contoh (model) kepada peserta
didik berupa teks dengan judul “Cara Mengurus Kartu ATM”.
2. Fase Retensi
a. Pendidik meminta setiap pasangan membaca teks yang telah
dibagikan dengan baik.
b. Pendidik meminta agar setiap pasangan mengisi format yang telah
diberikan.
c. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
d. Pendidik bersama siswa membahas struktur teks prosedur
kompleks berdasarkan hasil presentasi beberapa kelompok.
Kegiatan Akhir
a. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap
pemecahan masalah yang telah ditemukannya dan memberikan
simpulan.
b. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami
(refleksi)
c. Mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik.
36
Tabel Lanjutan
1 2
3 Pertemuan kedua
Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca
asmaul husna, mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-
temannya pada awal pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran
yang akan dipelajari.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
1. Fase Produksi
a. Pendidik meminta peserta didik menulis teks prosedur kompleks
dengan bahasa sendiri berdasarkan format yang telah diisi
sebelumya.
2. Fase Motivasi
a. Pendidik meminta peserta didik membacakan hasil kerja didepan
kelas secara bergiliran.
b. Pendidik dan peserta didik mendiskusikan teks prosedur yang
dibacakan.
c. Pendidik memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
merevisi tulisan.
e. Pendidik mengumpulkan hasil tulisan siswa.
Kegiatan Akhir
d. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap
pemecahan masalah yang telah ditemukannya dan memberikan
simpulan.
e. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami
(refleksi)
Mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik.
4 Pengumpulan data setelah dilakukan pembelajaran
siswa mengerjakan tes awal (pretes). Dalam tes tersebut siswa diminta menulis
teks prosedur minimal tiga paragraf. Siswa memilih topik yang telah disediakan.
37
Ketiga, siswa mengerjakan tes akhir (posttest). Dalam tes tersebut siswa diminta
menulis teks prosedur kompleks minimal tiga paragraf. Siswa menulis teks
prosedur kompleks dengan memilih topik yang telah ditentukan. Kemudian guru
memeriksa dan memberi skor hasil tes keterampilan menulis teks prosedur
Uji persyaratan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk
atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors.
Pertama, data X1, X2, X3...Xn diperoleh dari data yang terkecil sampai data yang
terbesar. Kedua, data X1, X2, X3...Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3...Zn
i
Zi
S
Keterangan:
Zi = skor bilangan baku siswa ke-1
Xi = skor yang diperoleh siswa ke-1
X̅ = skor rata-rata
S = simpangan baku sampel
38
tabel distribusi F yang akan menjadi F(Zi). Keempat, menghitung S(Zi) dengan
menghitung proporsi Z1, Z2, Z3...Zn dibagi dengan jumlah sampel (N). Kelima,
mengambil harga terbesar diantara harga mutlak selisih tersebut yang kemudian
disebut dengan L0. Ketujuh, membandingkan L0 dengan nilai kritis L. Apabila L0<
Ltabel dengan derajat kebebasan (dk) = 27 dan taraf nyata 0,05, dapat disimpulkan
2
S1
F 2
S2
Keterangan:
F = perbandingan antara varian terbesar dengan varian terkecil
S1 = varian kemampuan siswa terbesar
S2 = varian kemampuan siswa terkecil
pada daftar distribusi F dengan dk = (n1 + n2) – 2 pada taraf signifikansi 0,05 .
Apabila nilai Fhitung < Ftabel, dapat disimpulkan bahwa data memiliki homogenitas.
39
mengubah skor menjadi nilai. Menurut Abdurahman dan Ellya Ratna (2003:264),
rumus yang dapat digunakan untuk mengubah skor menjadi nilai adalah sebagai
berikut ini.
SM
S max
SI
Keterangan:
N = tingkat penguasaan
SM = skor yang diperoleh
SI = skor yang harus dicapai dalam suatu tes
SMax = skala yang digunakan
Kedua, menentukan nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks
prosedur siswa kelas X SMK Negeri 1 Tapan. Menurut Abdurrahman dan Ellya
berikut ini.
FX
N
Keterangan:
M = nilai rata-rata hitung
∑ 𝐹𝐹 = hasil perkalian frekuensi dengan skor yang diperoleh
N = jumlah siswa
menggunakan teknik pemodelan dan (2) hasil posttest keterampilan menulis teks
Tabel 7
Pedoman Patokan dengan Perhitungan Persentase untuk Skala 10
Tingkat Penguasaan Nilai Ubahan Skala 10 Kualifikasi
96-100% 10 Sempurna
86-95% 9 Baik sekali
76-85% 8 Baik
66-75% 7 Lebih dari cukup
56-65% 6 Cukup
46-55% 5 Hampir cukup
36-45% 4 Kurang
26-35% 3 Kurang sekali
16-25% 2 Buruk
0-15% 1 Buruk sekali
(Nurgiyantoro, 2011:253)
pemodelan terhadap hasil belajar menulis teks prosedur kompleks siswa. Menurut
X X2
t
n1 1S1 n2 1S 2
2 2
1 1
n1 n2 2 n1 n2
Keterangan:
x1 = skor rata-rata siswa sebelum diberikan perlakuan
x2 = skor rata-rata sesudah diberikan perlakuan
n1 = jumlah siswa sebelum diberikan perlakuan
n2 = jumlah siswa sesudah diberikan perlakuan
2
S1 = variansi untuk siswa sebelum diberikan perlakuan
2
S2 = variansi untuk siswa sesudah diberikan perlakuan
41
berikut ini.
(∑ 𝐹1 )2 (∑ 𝐹2 )2
∑ 𝐹21 − + ∑ 𝐹22 −
𝐹1 𝐹2
𝐹2 =
(𝐹1 + 𝐹2 ) − 2
Keterangan:
∑ X21 = jumlah kuadrat nilai rata-rata hitung posttest
∑ X22 = jumlah kuadrat nilai rata-rata hitung pretest
∑ X1 = jumlah nilai rata-rata hitung posttest
∑ X2 = jumlah nilai rata-rata hitung pretest
N1 = jumlah siswa kelompok posttest
N2 = jumlah siswa kelompok pretest
Kesembilan, menyimpulkan hasil analisis data dan pembahasan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini, diuraikan tiga hal yang berhubungan dengan hasil
penelitian, yaitu (1) deskripsi data, (2) analisis data, dan (3) pembahasan.
dalam bab III. Selanjutnya, pembahasan dilakukan berdasarkan hasil analisis data
A. Deskripsi Data
tanggal 19 Juni 2018 adalah data keterampilan menulis teks prosedur kompleks
teknik pemodelan diperoleh melalui tes unjuk kerja. Di dalam tes tersebut, siswa
diminta untuk menulis teks prosedur kompleks sesuai konteks yang sudah
diberikan minimal empa paragraf. Setelah data terkumpul, data tersebut kemudian
diberi skor berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, yaitu (a) struktur, (b) isi,
88
89
dan (c) diksi. Selengkapnya, perolehan skor keterampilan menulis teks prosedur
kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dapat dilihat pada tabel 8 berikut
ini.
Tabel 8
Skor dan Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
Berdasarkan Tiga Indikator Penilaian
No Indikator Skor Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1 Struktur 4 100,00 1 2,85
Teks 3,5 87,50 1 2,85
Prosedur
3
Kompleks 75,00 16 45,71
2,5 62,50 3 8,57
2 50,00 12 34,28
1,5 37,50 2 5,71
enam hal berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 4 dengan nilai 100
berjumlah 1 orang (2,85%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan nilai
87,50 berjumlah 1 orang (2,85%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 3 dengan
nilai 75,00 berjumlah 16 orang (45,71%). Keempat, siswa yang memperoleh skor
2,5 dengan nilai 62,50 berjumlah 3 orang (8,57%). Kelima, siswa yang
siswa yang memperoleh skor 1,5 dengan nilai 37,50 berjumlah 2 orang (5,71%).
90
berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan nilai 87,50 berjumlah
2 orang (5,71%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 75,00
berjumlah 9 orang (25,71%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 2,5 dengan
nilai 62,50 berjumlah 8 orang (22,85%). Keempat, siswa yang memperoleh skor 2
berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 75,00 berjumlah 10
orang (28,57%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 2,5 dengan nilai 62,50
berjumlah 11 orang (31,42%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai
teknik pemodelan diperoleh melalui tes unjuk kerja. Di dalam tes tersebut, siswa
diminta untuk menulis teks prosedur kompleks sesuai konteks yang sudah
diberikan minimal empa paragraf. Setelah data terkumpul, data tersebut kemudian
diberi skor berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, yaitu (a) struktur, (b) isi,
dan (c) diksi. Selengkapnya, perolehan skor keterampilan menulis teks prosedur
kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dapat dilihat pada tabel 9 berikut
ini.
91
Tabel 9
Skor dan Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
Berdasarkan Tiga Indikator Penilaian
No Indikator Skor Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1 Struktur 4 100,00 15 42,85
Teks 3,5 87,50 6 17,14
Prosedur
Kompleks 3 75,00 13 37,14
2 50,00 1 2,85
empat hal berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 4 dengan nilai 100
berjumlah 15 orang (42,85%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan
nilai 87,50 berjumlah 6 orang (17,14%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 3
Berdasarkan Tabel 9, untuk indikator isi teks dapat dideskripsikan lima hal
berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 4 dengan nilai 100 berjumlah 1
orang (2,85%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan nilai 87,50
92
berjumlah 11 orang (31,42%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai
75,00 berjumlah 12 orang (34,28%). Keempat, siswa yang memperoleh skor 2,5
dengan nilai 62,50 berjumlah 9 orang (25,71%). Kelima, siswa yang memperoleh
berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan nilai 87,50 berjumlah
4 orang (11,42%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 75,00
berjumlah 23 orang (65,71%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 2,5 dengan
B. Analisis Data
Tapan.
bawah ini adalah contoh penerapan rumus tersebut untuk sampel 01.
93
SM
𝑁= × SMax
SI
7
= × 100
12
= 58,33
ketiga indikator penilaian secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 14.
Berdasarkan data tersebut, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 83,33 dan
kelas XI SMK Negeri 1 Tapan secara lengkap adalah sebagai berikut. Siswa yang
memperoleh nilai (a) 83,33 berjumlah 2 orang (5,71%), (b) 75,00 berjumlah 3
orang (8,57%), (c) 70,83 berjumlah 4 orang (11,42%), (d) 66,67 berjumlah 5
orang (14,28%), (e) 62,50 berjumlah 5 orang (14,28%), (f) 58,33 berjumlah 5
orang (14,28%), (g) 54,17 berjumlah 5 orang (14,28%), (h) 50,00 berjumlah 4
orang (11,42%), (i) 45,83 berjumlah 1 (2,85%), (j) 41,67 berjumlah 1 (2,85%).
rata-rata hitung (M). Untuk itu, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam tabel
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
untuk Gabungan Ketiga Indikator
No. Nilai F FX Persentase
1 83,33 2 166,66 5,71
2 75,00 3 225,00 8,57
3 70,83 4 283,32 11,42
4 66,67 5 333,35 14,28
5 62,50 5 312,50 14,28
6 58,33 5 291,65 14,28
7 54,17 5 270,85 14,28
8 50,00 4 200,00 11,42
9 45,83 1 45,83 2,85
10 41,67 1 41,67 2,85
∑ 35 2170,83 100
∑ FX
𝑀=
N
2170,83
=
35
= 62,02
62,02 (62). Mengacu pada rata-rata hitung (M) yang diperoleh, disimpulkan
bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri
1 Tapan berdasarkan ketiga indikator tergolong cukup karena M-nya berada pada
kompleks siswa berdasarkan skala 10. Mengacu pada pedoman skala 10 tersebut,
Tapan dapat dikelompokkan atas lima kelompok yaitu, (a) baik berjumlah 2 orang
(5,71%), (b) lebih dari cukup berjumlah 12 orang (34,29%), (c) cukup berjumlah
10 orang (28,57%), (d) hampir cukup berjumlah 10 (28,57%), dan (e) kurang
95
teks berita siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11
Pengklasifikasian Nilai Keterampilan Menulis Teks prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Rentangan
No. Nilai Kualifikasi F Persentase
1 96-100 Sempurna 0 0.00
2 86-95 Baik Sekali 0 0.00
3 76-85 Baik 2 5.71
4 66-75 Lebih dari Cukup 12 34.29
5 56-65 Cukup 10 28.57
6 46-55 Hampir Cukup 10 28.57
7 36-45 Kurang 1 2.86
8 26-35 Kurang Sekali 0 0.00
9 16-25 Buruk 0 0.00
10 0-15 Buruk Sekali 0 0.00
Jumlah 35 100.00
kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk gabungan ketiga indikator
35
30
25
20
12
Frekuensi
15 10 10
10
0 0 0 1 2 0 0
5
0
Kualifikasi
Diagram 1
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswma Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
96
Sampel 06
Hasil Scan Tulisan Siswa
Pertama, ditinjau dari indikator struktur teks (1) teks prosedur kompleks
yang ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan strukturnya telab lengkap. Hasil
tujuan, langkah, dan penutup. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 100 untuk
indikator 1.
Kedua, ditinjau dari indikator isi teks (2) teks prosedur kompleks yang
ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan telah sesuai dengan topic yang
dibahas namun masih kurang rinci dalam menjabarkan tulisannya. Hal tersebut
97
terlihat pada paragraph dua pada kalimat untuk mengurus KTP dibutuhkan surat
pengantar…. Pada kalimat tersebut tidak dijelaskan surat pengantar dari mana
yang dibutuhkan untuk mengurus KTP. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai
75 untuk indikator 2.
Ketiga,ditinjau dari indikator diksi teks (3) teks prosedur kompleks yang
ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan telah baik. Terdapat pilihan kata yang
tidak efektif, tetapi ketidakefektifan dan ketidaktepatan kata itu tidak menggangu,
pembaca masih bisa memahami maksud dari kata yang disampaikan. Terdapat dua
kesalahan diksi yang ditemukan pada teks yang ditulis oleh sampel 006,
contohnya terlihat pada paragraph pertama kata bang seharusnya bank dan kata
akte seharusnya akta. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 75 untuk indikator
diksi.
Sampel 017
Hasil Scan Tulisan Siswa
98
Pertama, ditinjau dari indikator struktur teks (1) teks prosedur kompleks
yang ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan strukturnya tidak lengkap. Hasil
tersebut. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 37,50 untuk indikator 1.
Kedua, ditinjau dari indikator isi teks (2) teks prosedur kompleks yang
ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan tidak sesuai dengan topic yang
dibahas serta tidak rinci dalam menjabarkan. Oleh karena itu, siswa memperoleh
Ketiga,ditinjau dari indikator diksi teks (3) teks prosedur kompleks yang
ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan belum tepat. Terdapat pilihan kata
yang tidak efektif, tetapi ketidakefektifan dan ketidaktepatan kata itu tidak
menggangu, pembaca masih bisa memahami maksud dari kata yang disampaikan.
Terdapat dua kesalahan diksi yang ditemukan pada teks yang ditulis oleh sampel
017, contohnya terlihat pada kata copi seharusnya kopi dan kata memperifikasi
indikator 3.
persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah 37,50.
Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks secara lengkap sebagai berikut.
99
Pertama, siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 1 orang (2,85%). Kedua, siswa
yang mendapat nilai 87,50 sebanyak 1 orang (2,85%). Ketiga, siswa yang
SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks diperoleh, langkah berikutnya
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk Indikator Struktur Teks
X F FX
100,00 1 100,00
87,50 1 87,50
75,00 16 1200,00
62,50 3 187,50
50,00 12 600,00
37,50 2 75,00
N=35 ∑FX= 2250
∑ FX
𝑀=
N
2250
=
35
= 64,29
Dari data Tabel 10 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 64,29
(64). Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
100
Tapan untuk indikator struktur teks tergolong cukup karena M-nya berada pada
prosedur kompleks siswa untuk indikator unsur teks menurut skala 10. Mengacu
kelompok, yaitu (1) siswa yang tergolong sempurna berjumlah 1 orang (2,85%),
(2) siswa yang tergolong baik sekali berjumlah 1 orang (2,85%), (3) siswa yang
tergolong lebih dari cukup berjumlah 16 orang (45,71%), (4) siswa yang
tergolong cukup berjumlah 3 orang (8,57%), (5) siswa yang tergolong hampir
cukup berjumlah 12 orang (34,28%), dan (6) siswa yang tergolong kuran
indikator strukutr teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Struktur Teks
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks dapat
35
30
25
20 16
12
Frekuensi
15
10 3
0 0 0 2 0 1 1
5
0
Kualifikasi
Diagram 2
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
untuk Indikator Struktur Teks
persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 87,50 dan terendah 37,50.
Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks secara lengkap sebagai berikut. Pertama,
siswa yang mendapat nilai 87,5 sebanyak 2 orang (5,71%). Kedua, siswa yang
mendapat nilai 75 sebanyak 9 orang (25,71%). Ketiga, siswa yang mendapat nilai
sebanyak 14 orang (40%). Kelima, siwa yang mendapat nilai 37,5 sebanyak 2
orang (5,71%).
SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks diperoleh, langkah berikutnya
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Isi Teks
X F FX
87,50 2 175,00
75,00 9 675,00
62,50 8 500,00
50,00 14 700,00
37,50 2 75,00
N=35 ∑FX= 2125,00
∑ FX
𝑀=
N
2125,00
=
35
= 60,71
Dari data Tabel 14 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 60,71.
Tapan untuk indikator isi teks tergolong cukup karena M-nya berada pada tingkat
prosedur kompleks siswa untuk indikator isi teks menurut skala 10. Mengacu pada
103
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas lima kelompok, yaitu
(1) siswa yang tergolong baik sekali berjumlah 2 orang (5,71%), (2) siswa yang
tergolong lebih dari cukup berjumlah 9 orang (25,71%), (3) siswa yang tergolong
cukup berjumlah 8 orang (22,85%), (4) siswa yang tergolong hampir cukup
berjumlah 14 orang (40%), dan (5) siswa yang tergolong kurang berjumlah 2
orang (5,71%).
indikator isi teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Isi Teks
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks dapat digambarkan
35
30
25
20
Frekuensi
14
15 9
8
10
5 2 2
0 0 0 0 9
0
Kualifikasi
Diagram 3
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Isi Teks
persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 dan terendah 50.
Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks secara lengkap sebagai berikut.
Pertama, siswa yang mendapat nilai 75,00 sebanyak 10 orang (28,57%). Kedua,
siswa yang mendapat nilai 62,50 sebanyak 11 orang (31,42%). Ketiga, siswa yang
SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks diperoleh, langkah berikutnya
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi
X F FX
75,00 10 750,00
62,50 11 687,50
50 14 700,00
N= 35 ∑FX= 2137,50
∑ FX
𝑀=
N
2137,50
=
35
= 61,07
Dari data Tabel 16 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 61,07
(61). Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
Tapan untuk indikator diksi teks tergolong cukup karena M-nya berada pada
prosedur kompleks siswa untuk bahasa teks menurut skala 10. Mengacu pada
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas 3 kelompok, yaitu (1)
siswa yang tergolong lebih dari cukup berjumlah 10 orang (28,57%), (2) siswa
yang tergolong cukup berjumlah 11 orang (31,42%), (3) siswa yang tergolong
indikator diksi teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini.
Tabel 17
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks dapat digambarkan
35
25 14 11 10
15
Frekuensi
0 0 0 0 0 0 0
5
-5
Kualifikasi
Digram 4
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi
107
bawah ini adalah contoh penerapan rumus tersebut untuk sampel 01.
SM
𝑁= × SMax
SI
8
= × 100
12
= 66,67
ketiga indikator penilaian secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 14.
Berdasarkan data tersebut, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95,83 dan
kelas XI SMK Negeri 1 Tapan secara lengkap adalah sebagai berikut. Siswa yang
memperoleh nilai (a) 95,83 berjumlah 1 orang (2,85%), (b) 91,67 berjumlah 3
orang (8,57%), (c) 87,50 berjumlah 5 orang (14,28%), (d) 83,33 berjumlah 7
orang (20%), (e) 79,17 berjumlah 3 orang (8,57%), (f) 75,00 berjumlah 6 orang
(17,14%), (g) 70,83 berjumlah 4 orang (11,42%), (h) 66,67 berjumlah 5 orang
rata-rata hitung (M). Untuk itu, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam tabel
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
untuk Gabungan Ketiga Indikator
No. Nilai F FX Persentase
1 95,83 1 95,83 2,85
2 91,67 3 275,01 8,57
3 87,50 5 437,50 14,28
4 83,33 7 583,31 20
5 79,17 3 237,51 8,57
6 75,00 6 450,00 17,14
7 70,83 4 283,32 11,42
8 66,67 5 333,35 14,28
9 54,17 1 54,17 2,85
∑ 35 2750,00 100
∑ FX
𝑀=
N
2750,00
=
35
= 78,57
78,57 (79). Mengacu pada rata-rata hitung (M) yang diperoleh, disimpulkan
bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri
1 Tapan berdasarkan ketiga indikator tergolong baik karena M-nya berada pada
kompleks siswa berdasarkan skala 10. Mengacu pada pedoman skala 10 tersebut,
Tapan dapat dikelompokkan atas lima kelompok yaitu, (a) sempurna berjumlah 1
orang (2,85%), (b) baik sekali berjumlah 8 orang (22,85%), (c) baik berjumlah 10
orang (28,57%), (d) lebih dari cukup berjumlah 15 (42,85%), dan (e) hampir
menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan, dapat
Tabel 19
Pengklasifikasian Nilai Keterampilan Menulis Teks prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
Rentang Persentas
No. an Nilai Kualifikasi F e
1 96-100 Sempurna 1 2.86
2 86-95 Baik Sekali 8 22.86
3 76-85 Baik 10 28.57
4 66-75 Lebih dari Cukup 15 42.85
5 56-65 Cukup 0 0.00
6 46-55 Hampir Cukup 1 2.86
7 36-45 Kurang 0 0.00
8 26-35 Kurang Sekali 0 0.00
9 16-25 Buruk 0 0.00
10 0-15 Buruk Sekali 0 0.00
Jumlah 35 100.00
kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk gabungan ketiga indikator
35
30
25
20 15
10
Frekuensi
15 8
10
5 0 0 0 0 1 0 1
0
Kualifikasi
Diagram 5
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
110
Sampel 012
Hasil Scan Tulisan Siswa
Pertama, ditinjau dari indikator struktur teks (1) teks prosedur kompleks
yang ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan strukturnya telah lengkap. Hasil
tujuan, langkah, dan penutup. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 100 untuk
indikator 1.
111
Kedua, ditinjau dari indikator isi teks (2) teks prosedur kompleks yang
ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan telah sesuai dengan topik yang
dibahas. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 100 untuk indikator 2.
Ketiga,ditinjau dari indikator diksi teks (3) teks prosedur kompleks yang
ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan telah baik. Terdapat pilihan kata yang
tidak efektif, tetapi ketidakefektifan dan ketidaktepatan kata itu tidak menggangu,
pembaca masih bisa memahami maksud dari kata yang disampaikan. Terdapat dua
kesalahan diksi yang ditemukan pada teks yang ditulis oleh sampel 006,
contohnya terlihat pada paragraph pertama kata tau seharusnya tahu dan kata
formulis seharusnya formulir. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 87,50
untuk indikator 3.
Sampel 008
Hasil Scan Tulisan Siswa
112
Pertama, ditinjau dari indikator struktur teks (1) teks prosedur kompleks
yang ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan strukturnya tidak lengkap. Hasil
tulisan siswa tersebut telah memperlihatkan siswa hanya menulis struktur judul
dan langkah-langkah. Tidak terdapat tujuan, serta penutup didalam teks tersebut.
Kedua, ditinjau dari indikator isi teks (2) teks prosedur kompleks yang
ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan kurang sesuai dengan topik yang
dibahas serta tidak rinci dalam menjabarkan. Oleh karena itu, siswa memperoleh
Ketiga,ditinjau dari indikator diksi teks (3) teks prosedur kompleks yang
ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan belum tepat. Terdapat pilihan kata
yang tidak efektif, tetapi ketidakefektifan dan ketidaktepatan kata itu tidak
menggangu, pembaca masih bisa memahami maksud dari kata yang disampaikan.
Terdapat dua kesalahan diksi yang ditemukan pada teks yang ditulis oleh sampel
008, contohnya terlihat pada kata buat seharusnya tentukan, kata akte seharusnya
akta dan kata lagi seharusnya kembali. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai
persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah 50.
Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks secara lengkap sebagai berikut.
113
Pertama, siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 15 orang (42,85%). Kedua,
siswa yang mendapat nilai 87,50 sebanyak 6 orang (17,14%). Ketiga, siswa yang
SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks diperoleh, langkah berikutnya
Tabel 20
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk Indikator Struktur Teks
X F FX
100,00 15 1500,00
87,50 6 525,00
75,00 13 975,00
50,00 1 50,00
N=35 ∑FX= 3050
∑ FX
𝑀=
N
3050
=
35
= 87,14
Dari data Tabel 20 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 87,14
(87). Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
Tapan untuk indikator struktur teks tergolong baik sekali karena M-nya berada
prosedur kompleks siswa untuk indikator unsur teks menurut skala 10. Mengacu
(42,85%), (2) siswa yang tergolong baik sekali berjumlah 6 orang (17,14%), (3)
siswa yang tergolong lebih dari cukup berjumlah 13 orang (37,14%), dan (4)
indikator strukutr teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.
Tabel 21
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Struktur Teks
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks dapat
35
30
25
20 13 15
Frekuensi
15
10 6
5 0 0 0 0 1 0 0
0
Kualifikasi
Diagram 6
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
untuk Indikator Struktur Teks
persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah 50.
Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks secara lengkap sebagai berikut. Pertama,
siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 1 orang (2,85). Kedua, siswa yang
mendapat nilai 87,5 sebanyak 11 orang (31,42%). Ketiga, siswa yang mendapat
nilai 75 sebanyak 12 orang (34,28%). Keempat, siswa yang mendapat nilai 62,5
orang (5,71%).
SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks diperoleh, langkah berikutnya
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Struktur Teks
X F FX
100,00 1 100,00
87,50 11 962,50
75,00 12 900,00
62,50 9 562,50
50,00 2 100,00
N=35 ∑FX= 2625,00
∑ FX
𝑀=
N
2625,00
=
35
= 75,00
Dari data Tabel 22 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 75,00.
Tapan untuk indikator isi teks tergolong lebih dari cukup karena M-nya berada
prosedur kompleks siswa untuk indikator isi teks menurut skala 10. Mengacu pada
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas lima kelompok, yaitu
(1) siswa yang tergolong sempurna berjumlah 1 orang (2,85%), (2) siswa yang
tergolong baik sekali berjumlah 11 orang (31,42%), (3) siswa yang tergolong
lebih dari cukup berjumlah 12 orang (34,28%), (4) siswa yang tergolong cukup
berjumlah 9 orang (25,71%), dan (5) siswa yang tergolong hampir cukup
indikator isi teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 23 berikut ini.
Tabel 23
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Isi Teks
No Kualifikasi Tingkat Nilai Frekuensi Persentase
Penguasaan (%)
1 Sempurna 96-100 10 1 2,85
2 Baik Sekali 86-95 9 11 31,42
3 Baik 76-85 8 0 0
4 Lebih dari Cukup 66-75 7 12 34,28
5 Cukup 56-65 6 9 25,71
6 Hampir Cukup 46-55 5 2 5,71
7 Kurang 36-45 4 0 0
8 Kurang Sekali 26-35 3 0 0
9 Buruk 16-25 2 0 0
10 Buruk Sekali 0-15 1 0 0
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks dapat digambarkan
35
30
25
20
Frekuensi
15 12 11
9
10
5 2 1
0 0 0 0 0
0
Kualifikasi
Diagram 7
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Sesudah Menggunkan Teknik Pemodelan
untuk Indikator Isi Teks
118
persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 87,50 dan terendah 62,50.
Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks secara lengkap sebagai berikut.
Pertama, siswa yang mendapat nilai 87,50 sebanyak 4 orang (11,42%). Kedua,
siswa yang mendapat nilai 75,00 sebanyak 23 orang (65,71%). Ketiga, siswa yang
SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks diperoleh, langkah berikutnya
Tabel 24
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosdur Kompleks
untuk Indikator Diksi
X F FX
87,50 4 350,00
75,00 23 1725,00
62,50 8 500,00
N= 35 ∑FX= 2575,00
∑ FX
𝑀=
N
2575,00
=
35
= 73,57
119
Dari data Tabel 24 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 73,57
(74). Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
Tapan untuk indikator diksi teks tergolong lebih dari cukup karena M-nya berada
prosedur kompleks siswa untuk bahasa teks menurut skala 10. Mengacu pada
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas 3 kelompok, yaitu (1)
siswa yang tergolong baik sekali berjumlah 4 orang (11,42%), (2) siswa yang
tergolong lebih dari cukup berjumlah 23 orang (65,71%), (3) siswa yang
diksi teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 25 berikut ini.
Tabel 25
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks dapat digambarkan
35
30
23
25
20
Frekuensi
15
8
10 4
5 0 0 0 0 0 0 0
0
Kualifikasi
Diagram 8
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi
SMK Negeri 1 Tapan. Ada atau tidaknya pengaruh teknik pemodelan terhadap
kompleks siswa pada saat tes unjuk kerja. Untuk lebih jelasnya, perbandingan
Tabel 26
Perbandingan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
No TES N ∑X ∑X2 Rata-rata
,
1 Pretest 35 2170 83 138106,69 62.02
2 Postest 35 2750,00 219062,08 78.57
kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih
Uji prasyarat analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk
data dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki homogenitas atau tidak.
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Liliefors.
Tabel 27
Uji Normalitas Data
No Tes Jumlah Taraf LO Lt Keterangan
(N) Nyata
1 Pretest 35 0,05 0,1014 0,1497 Berdistribusi Normal
2 Postest 35 0,05 0,1201 0,1497 Berdistribusi Normal
122
berdistribusi normal pada taraf kepercayaan untuk n = 35 karena LO < Lt (0,1014 <
0,1497). Demikian juga dengan data pada saat postest berdistribusi normal pada
sampel homogen atau tidak. Berdasarkan uji homogenitas data yang dilakukan
diperoleh Fhitung dan Ftabel pada taraf kepercayaan dengan dk = (n1+n2)- 2, seperti
Tabel 28
Uji Homogenitas
X1 X12 X2 X22
2170,83 138106,69 2750,00 219062,08
s1 = 35 (138106,69) – (2170,83) 2
35 (35– 1)
s1 = 4833734,31-4712502,89
1190
s1 = 121231,43
1190
s1 = 101,88
s2 = 35 (219062,08) – (2750,00) 2
35 (35 – 1)
s2 = 7667172,93 – 7562500,00
1190
123
s2 = 104672,93
1190
s2 = 87,96
sebagai penyebut taraf siginfikansi 0,05 pada tabel Distribusi F terbaca batas
signifikansi (Ftabel) adalah 1,78. Mengingat Fhitung 1,16 lebih kecil dari Ftabel 1,78
maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians tersebut homogen. Dengan kata
lain kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.
3) Uji Hipotesis
homogen, dapat dilakukan uji-t untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
(2170,83)2 (2750,00)2
138106,69− +219062,08−
35 35
S2 = (35+35)−2
124
4712502,89 7562500
138106,69− +219062,08−
35 35
S2 = 68
138106,69−134642,94+219062,08−216071,43
S2 = 68
3463,75+2990,65
S2 = 68
6454,4
S2 = 68
S2 = 94,92
teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum dan
Diketahui
n1 = 35 n2 = 35
x1 = 62,02 x2 = 78,57
S2 = 94,92
𝑥̅ 1 −𝑥̅ 2
t= 𝑆2 𝑆2
√ +
𝑁1 𝑁2
62,02−78,57
t= 94,92 94,92
√ +
35 35
16,55
t=
√2,712+2,712
16,55
t=
√5,424
16,55
t= 2,33
t = 7,10
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas diperoleh thitung sebesar 7,10, jika
dibandingkan ttabel = 1,70 < thitung = 7,10 dengan demikian hipotesis kerja yang berbunyi
C. Pembahasan
menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum
Tapan.
Negeri 1 Tapan berdasarkan rata-rata hitung dari ketiga indikator sebesar 62,02
(62) dengan kualifikasi Cukup (C ) karena berada pada rentang 56-65% pada
skala 10.
pikiran, dan jarangnya mendapatkan latihan untuk menulis saat proses belajar.
Kekurangmampuan siswa ini lebih terlihat pada rata-rata hitung indikator isi teks
prosedur kompleks sebesar 60,71 dengan kualifikasi Cukup (C). Sesuai dengan
meyakinkan pembaca. Oleh sebab itu guru harus memberikan latihan dan
kompleks siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tapan menunjukan rata-rata hitung dari
126
ketiga indikator, struktur teks prosedur kompleks (64,29) kualifikasi Cukup (C) isi
teks prosedur kompleks (60,71) kualifikasi Cukup (C), diksi teks prosedur
kompleks (61,07) kualifikasi Cukup (C). Dari analisis tersebut, kesalahan paling
banyak yang dilakukan siswa terdapat pada indikator isi teks prosedur kompleks
dengan nilai rata-rata 60,71 dan kesalahan paling sedikit yang dilakukan siswa
terdapat pada indikator struktur teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata
64.29.
Kesalahan paling banyak yang dilakukan siswa terdapat pada indikator isi
teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata 60,71 dengan kualifikasi cukup (C).
kesulitan mengembangkan isi teks prosedur kompleks sesuai dengan topik yang
dibahas. Hal tersebut terlihat bahwa masih banyak siswa yang menulis teks
mengenai isi ini mengacu pada pendapat Priyatni (2014:87) yang menyatakan
bahwa isi teks prosedur secara keseluruhan tertuang dalam tujuan dan langkah-
langkah. Isi teks prosedur, dapat dilihat dari tujuan teks tersebut. Tujuan haruslah
jelas dan spesifik. Tujuan juga dapat dilihat berdasarkan judul atau topik yang
dituliskan. Judul berasal dari sebuah tema dan topik. Judul dalam teks prosedur
dapat berupa nama benda/ sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan atau dapat
berupa cara melakukan/ menggunakan sesuatu. Jadi, isi tertuang dalam atau
langah-langkah.
Bertolak dari hasil penilaian tulisan teks prosedur kompleks siswa, dapat
khususnya untuk indikator isi tidak tercapai. Hal ini relevan dengan temuan awal
seperti yang telah diuraikan pada bagian latar belakang masalah. Dalam tulisannya
siswa masih sulit mengembangkan teks prosedur kompeks sesuai dengan topic
yang dibahas. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siswa tidak memahami
Negeri 1 Tapan berdasarkan rata-rata hitung dari ketiga indikator sebesar 62,02
(62) dengan kualifikasi Cukup (C ) karena berada pada rentang 56-65% pada
skala 10.
pikiran, dan jarangnya mendapatkan latihan untuk menulis saat proses belajar.
Kekurangmampuan siswa ini lebih terlihat pada rata-rata hitung indikator isi teks
prosedur kompleks sebesar 60,71 dengan kualifikasi Cukup (C). Sesuai dengan
meyakinkan pembaca. Oleh sebab itu guru harus memberikan latihan dan
kompleks siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tapan menunjukan rata-rata hitung dari
ketiga indikator, struktur teks prosedur kompleks (64,29) kualifikasi Cukup (C) isi
teks prosedur kompleks (60,71) kualifikasi Cukup (C), diksi teks prosedur
kompleks (61,07) kualifikasi Cukup (C). Dari analisis tersebut, kesalahan paling
banyak yang dilakukan siswa terdapat pada indikator isi teks prosedur kompleks
128
dengan nilai rata-rata 60,71 dan kesalahan paling sedikit yang dilakukan siswa
terdapat pada indikator struktur teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata
64.29.
Kesalahan paling banyak yang dilakukan siswa terdapat pada indikator isi
teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata 60,71 dengan kualifikasi cukup (C).
kesulitan mengembangkan isi teks prosedur kompleks sesuai dengan topik yang
dibahas. Hal tersebut terlihat bahwa masih banyak siswa yang menulis teks
mengenai isi ini mengacu pada pendapat Priyatni (2014:87) yang menyatakan
bahwa isi teks prosedur secara keseluruhan tertuang dalam tujuan dan langkah-
langkah. Isi teks prosedur, dapat dilihat dari tujuan teks tersebut. Tujuan haruslah
jelas dan spesifik. Tujuan juga dapat dilihat berdasarkan judul atau topik yang
dituliskan. Judul berasal dari sebuah tema dan topik. Judul dalam teks prosedur
dapat berupa nama benda/ sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan atau dapat
berupa cara melakukan/ menggunakan sesuatu. Jadi, isi tertuang dalam atau
langah-langkah.
Bertolak dari hasil penilaian tulisan teks prosedur kompleks siswa, dapat
khususnya untuk indikator isi tidak tercapai. Hal ini relevan dengan temuan awal
seperti yang telah diuraikan pada bagian latar belakang masalah. Dalam tulisannya
siswa masih sulit mengembangkan teks prosedur kompeks sesuai dengan topic
129
yang dibahas. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siswa tidak memahami
Tapan diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu Sempurna (S), Baik Sekali
(BS), Baik (B), Lebih dari Cukup (LdC), dan Hampir Cukup (HC). Nilai rata-rata
Tapan Padang adalah 78,57 dengan tingkat penguasaan (76-85%) berada pada
teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata 87,24 dengan tingkat penguasaan
(86-95%) berada pada kualifikasi baik sekali pada skala 10. Berdasarkan dari nilai
rata-rata yang diperoleh dapat dikatakan sebagian besar siswa sudah mulai mampu
menentukan struktur dari teks prosedur kompleks dengan benar dan berurutan.
Hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dengan rata-rata 87,24 berada pada
Penguasaan siswa yang paling rendah adalah pada indikator diksi teks
prosedur kompleks yang dibaca oleh siswa. Nilai rata-rata siswa adalah 73,57
dengan tingkat penguasaan (66—75%) berada pada kualifikasi lebih dari cukup
pada skala 10. Berdasarkan dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa
siswa kesulitan dalam memilih kata (diksi) yang tepat untuk mewakili pikirannya..
Hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dengan rata-rata berada pada
130
kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Teori mengenai diksi mengacu pada
pendapat Gani (2012:130) menyatakan bahwa diksi juga dapat diartikan sebagai
ide, gagasan, atau perasaan. Diksi yang baik lahir dari pemilihan kata-kata secara
efektif dan efisien. Dengan cara demikian, kalimat yang dihasilkan akan mampu
mengkomunikasikan gagasan secara tapat sesuai dengan pokok masalah dan dapat
Sejalan degan Gani, Arifin dan Maran (dalam Gani 2012:129) menyatakan
bahwa diksi adalah kegiatan memilih kata dengan tepat untuk menyatakan sesuatu
Tapan sebesar 78,57 dan berada pada kualifikasi Baik (B). Bertolak dari hasil nilai
rata-rata tersebut, secara garis besar siswa bisa dikatakan sudah mengerti
mengenai struktur teks prosedur kompleks, isi teks prosedur kompleks, serta diksi
ada sesuatu yang dapat ditiru, baik yang bersifat kejiwaan (identifikasi) maupun
bersifat fisik (imitasi) yang berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan suatu
membuat pengajaran lebih berarti karena ada sesuatu yang dapat ditiru, baik yang
bisa dilakukan oleh guru, peserta didik, atau dengan cara mendatangkan
dijadikan sebagai model atau contoh dalam proses pembelajaran yang bertujuan
untuk menjadikan suatu proses seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan
pembelajaran kemampuan atau pengetahuan tertentu ada model yang bias ditiru.
132
pemodelan dengan keterampilan menulis teks prosedur kompleks, baik dari segi
model pembelajaran kepada siswa agar siswa tidak cepat bosan saat belajar,
khususnya menulis teks prosedur kompleks. Salah satu upaya tersebut berupa
teks prosedur kompleks siswa sesudah menggunakan teknik pemodelan. Hal itu
terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks
Demikian juga dengan hasil uji hipotesis diperoleh Thitung 7,10, sedangkan
Ttabel 1,70. Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik pemodelan berpengaruh secara
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV, dapat
Pemodelan berada pada kualifikasi Cukup (C) dengan nilai rata-rata 62,02. Jika
siswa kelas kelas XI SMK Negeri 1 Tapan belum memenuhi KKM yang
ditentukan. Faktor tersebut disebabkan karena siswa belum terbiasa menulis teks
kualifikasi Baik (B) dengan nilai rata-rata 78,57. Jika dibandingkan dengan KKM
bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas kelas XI SMK
disebabkan karena siswa sudah mulai memahami teks prosedur kompleks dengan
baik.
86
87
kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai
(C) dengan nilai rata-rata 62,02. Jika dibandingkan dengan nilai keterampilan
kelas XI SMK Negeri 1 Tapan berada pada kualifikasi Baik (B) dengan nilai rata-
rata 78,57.
B. Saran
disarankan kepada guru ata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1
pembelajaran, salah satunya Teknik Pemodelan. Selain itu diharapkan guru juga
untuk lebih banyak berlatih menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar
dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah ini. Selain itu, supaya
Gani, Erizal. (2012). Bahasa Karya Tulis Ilmiah. Padang: UNP Press.
88
89
Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Thahar, Harris Effendi. 2008. Menulis Kreatif: Panduan Bagi Pemula. Padang:
UNP Press.
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
DALAM RANGKA PRA-PENELITIAN
A. Pengantar
Terima kasih atas kerja sama yang baik. Semoga kesediaan Bapak/Ibu/Sdr.
menjadi amal ibadah dan dijadikan masukan yang sangat berharga bagi
Hormat saya,
11. Bagaimanakah proses Ibu merencakan dan melaksanakan tindak lanjut hasil
12. Apakah kendala yang Ibu temui dalam pembelajaran keterampilan menulis
prosedur kompleks?
C. Penutup
HASIL WAWANCARA
DALAM RANGKA PRA-PENELITIAN
Jawaban: kelas XI TAV (teknik audio video) terdiri atas 28 siswa, kelas XI
TBSM (teknik bisnis sepeda motor) terdiri atas 31 siswa, kelas TKRO (teknik
kendaraan ringan otomotif) terdiri atas 31 siswa, dan kelas RPL (rangkaian
salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menyeleksi dan menentukan
siswa.
Jawaban: Siswa diberi contoh teks prosedur kompleks yang ada di buku ajar
menulis teks prosedur kompleks adalah dengan cara siswa diberikan evaluasi
11. Bagaimanakah proses Ibu merencakan dan melaksanakan tindak lanjut hasil
12. Apakah kendala yang Ibu temui dalam pembelajaran keterampilan menulis
ide, gagasan, dan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Ketiga, siswa kurang
Lampiran 2
Lampiran 3
A. Kompetensi Inti
4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengembangkan teks prosedur dengan memperhatikan hasil analisis
terhadap isi, struktur, dan kebahasaan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menulis atau menyusun penyataan-pernyataan umum dan tahapan-tahapan
teks prosedur dengan organisasi yang tepat.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menulis teks prosedur sesuai dengan topik yang ditentukan.
2. Siswa mampu menulis teks prosedur sesuai dengan struktur teks (tujuan,
langkah-langkah, dan penutup).
3. Siswa mampu menulis teks prosedur kompleks sesuai dengan kebahasaan
(diksi).
E. Materi Ajar
1. Pengertian teks prosedur kompleks
2. Struktur teks prosedur kompleks
3. Ciri kebahasaan
F. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Teknik Pemodelan
3. Penugasan
4. Diskusi
99
G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan
2 Pertemuan Pertama
Pemberian perlakuan dengan menggunakan teknik Pemodelan
Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca
asmaul husna, mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya
pada awal pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan
dipelajari.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
1. Fase Atensi
a. Pendidik membagi peserta didik secara berpasangan.
b. Pendidik memberikan sebuah format kepada setiap pasangan.
c. Pendidik memberikan sebuah contoh (model) kepada peserta didik
berupa teks dengan judul “Cara Mengurus Kartu ATM”.
2.Fase Retensi
f. Pendidik meminta setiap pasangan membaca teks yang telah
dibagikan dengan baik.
g. Pendidik meminta agar setiap pasangan mengisi format yang telah
diberikan.
h. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
i. Pendidik bersama siswa membahas struktur teks prosedur kompleks
berdasarkan hasil presentasi beberapa kelompok.
Kegiatan Akhir
1. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap
pemecahan masalah yang telah ditemukannya dan memberikan
simpulan.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami
(refleksi)
3. Mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik.
3 Pertemuan kedua
Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca
asmaul husna, mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya
100
Kegiatan Inti
1.Fase Produksi
a. Pendidik meminta peserta didik menulis teks prosedur kompleks
dengan bahasa sendiri berdasarkan format yang telah diisi
sebelumya.
2.Fase Motivasi
a. Pendidik meminta peserta didik membacakan hasil kerja didepan
kelas secara bergiliran.
b. Pendidik dan peserta didik mendiskusikan teks prosedur yang
dibacakan.
c. Pendidik memberikan kesempatan pada peserta didik untuk merevisi
tulisan.
d. Pendidik mengumpulkan hasil tulisan siswa.
Kegiatan Akhir
1. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap
pemecahan masalah yang telah ditemukannya dan memberikan
simpulan.
2.Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami
(refleksi)
3. Mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik.
4 Pengumpulan data setelah dilakukan pembelajaran
H. Penilaian
1. Sikap
a. Teknik Penilaian : Guru menilai sikap melalui observasi selama kegiatan
pengamatan dan kegiatan diskusi.
101
b. Bentuk instrumen
No Nama Siswa Peduli Kerja Sama Tanggung Jumlah Predikat
Jawab Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
Skor Afektif 1 2 3 4
Peduli Tidak menuliskan Menuliskan Menuliskan Menuliskan
pendapat teman pendapat teman pendapat pendapat teman
tanpa meminta teman dengan dengan meneliti
konfirmasi dan meneliti ulang, ulang dan
meneliti ulang tetapi tanpa meminta
meminta konfirmasi
konfirmasi
Kerja Sama Selalu bersikeras Terlalu sering Mengajak Selalu mengajak
pada pendapatnya memihak/menolak diskusi anggota diskusi semua
salah satu anggota yang aktif saja, anggota sebelum
kelompok meski kurang menuliskan
menyertakan memperhatikan jawaban
alasan yang masuk anggota yang
akal tidak aktif
Tanggung Tidak ikut Ikut Menggunakan Mengungkapkan
Jawab andil/berpendapat menyetujui/tidak pendapat pendapat sendiri
selama kegiatan menyetujui sendiri meski dengan alasan
diskusi pendapat teman dengan alasan yang jelas
selama diskusi yang kurang
dengan jelas
mengungkapkan
alasan
2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
102
No Soal Bobot
1 Tentukan tema dari teks eksplanasi tersebut! 10
2 Tuliskan kerangka teks eksplanasi tersebut! 10
5 Konfersikanlah teks eksplanasi tersebut menjadi teks lainnya sesuai 30
pilihan kalian masing-masing!
I. Keterampilan
Lampiran 4
BAHAN AJAR
TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
Waktu : 4 x 45 menit
Kelas : VIII
Semester
A. Orientasi : I(Satu)
Sekarang kita akan membahas teks prosedur. Teks prosedur adalah teks
yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan tertentu. Terdapat banyak kegiatan di sekitar kita yang harus
dilakukan menurut prosedur yang berlaku. Jika kita tidak mengikuti prosedur
tersebut, tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan kita dapat dikatakan sebagai
orang yang tidak mengetahui aturan. Akan tetapi, langkah-langkah tersebut tidak
dapat di balik-balik atau harus dilaksanakan secara tertib. Diharapkan setelah
mempelajari tentang teks prosedur, kamu akan memahami tentang (1) pengertian
teks prosedur kompleks, (2) struktur teks prosedur kompleks, dan (3) unsur
kebahasaan pada teks prosedur kompleks.
Dalam memproduksi teks prosedur kompleks, diperlukan kiat-kiat tertentu
agar pembaca dapat memahami tahapan-tahapan yang dipaparkan dalam prosedur
kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu, cermatilah deskripsi materi berikut.
Setelah itu, kerjakanlah tugas sesuai dengan pemahaman Ananda berkaitan
dengan deskripsi tersebut. Deskripsi materi berkaitan dengan: (1) pengertian teks
prosedur, (2) struktur teks prosedur, (3) ciri kebahasaan teks prosedur.
B. Materi
1. Hakikat Teks Prosedur Kompleks
Prosedur kompleks (Kemendikbud 2013:36) adalah tahap-tahap atau
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Terdapat banyak
104
kegiatan disekitar yang harus dilakukan menurut prosedur. Jika tidak, maka tujuan
yang diharapkan tidak akan tercapai.
Selain itu, Kosasih (2014:67) berpendapat bahwa teks prosedur kompleks
merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan
terperinci tentang cara melakukan sesuatu.
Menurut Mulyadi (2014: 89) “teks prosedur merupakan jenis teks yang
berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Langkah-langkah itu harus sistematis, tidak dapat dibalik-balik, tetapi
apabila teks prosedur mengandung langkah-langkah yang dapat dibalik-balik
disebut dengan protokol”.
Langkah-langkah dalam prosedur kompleks dapat disajikan dalam
berbagai macam bentuk teks. Adakalanya, teks prosedur kompleks disajikan
dalam bentuk uraian narasi, namun ada juga penyajian dalam bentuk lain, misal
hanya berbentuk bagan ataupun penjelasan singkat.
Teks prosedur kompleks adalah teks yang memberikan petunjuk
untuknmelakukan atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut
(Priyatni 2014:115). Adapun tujuan teks prosedur kompleks adalah untuk
menjelaskan bagaimana sesuatu dibuat atau dilakukan dengan langkah-langkah
yang urut.
Pada kurikulum 2006, teks prosedur kompleks hampir mirip dengan
perintah kerja tertulis yang disajikan pada jenjang sekolah menengah kejuruan
kelas XI. Dalam materi tersebut disebutkan bahwa pengertian perintah kerja
tertulis adalah kalimat yang berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk mendapatkan tanggapan sesuai dengan
kehendak penuturnya. Pada perintah kerja tertulis terdapat bentuk, ciri-ciri,
struktur, dan jenis.
Berdasarkan uraian dari Kemendikbud, Kosasih, dan Mulyadi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa teks prosedur kompleks adalah teks yang berisi tentang
langkah atau cara yang dapat membantu pembaca menyelesaikan perintah yang
bersifat prosedural.
105
Lampiran 5
108
109
110
Lampiran 6
INSTRUMEN PENELITIAN
KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TAPAN PESISIR SELATAN
SEBELUM MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN
A. Pengantar
Tes berikut ini diberikan kepada Ananda untuk keperluan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks
Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Pesisir Selatan”. Tes
ini berupa tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks.
Sesuai dengan tujuan, diharapkan Ananda mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh. Ananda tidak akan dirugikan karena hasil tes tidak akan dikaitkan
dengan pemberian nilai rapor.
Atas kerja sama yang baik dari Anda, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih.
E. Topik
Topik untuk menulis teks prosedur kompleks (Cara Mengurus KTP)
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah suatu yang penting dimiliki oleh warga
negara Indonesia. Untuk mengurus KTP ada beberapa syarat yang harus dimiliki,
yaitu surat pengantar, kartu kelaurga, dan surat keterangan Lunas PBB (Pajak
Buni da Bangunan). Langkah yang harus dilakukan dimulai dari RT, RW,
kelurahan, dan selanjutnya ke kantor kecamatan dengan membawa fotokopi
ijazah, fotokopi akte kelahiran, dan surat keterangan.
F. Penutup
Sebelum teks prosedur kompleks dikumpulkan, periksalah kembali apakah
teks prosedur kompleks itu sudah lengkap dan telah menuliskan nama dikertas
tersebut.
Atas bantuan dan kerjasama Ananda, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih.
Lampiran 7
INSTRUMEN PENELITIAN
KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TAPAN PESISIR SELATAN
SESUDAH MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN
A. Pengantar
Tes berikut ini diberikan kepada Ananda untuk keperluan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks
Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Pesisir Selatan”. Tes
ini berupa tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks.
Sesuai dengan tujuan, diharapkan Ananda mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh. Ananda tidak akan dirugikan karena hasil tes tidak akan dikaitkan
dengan pemberian nilai rapor.
Atas kerja sama yang baik dari Anda, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih.
E. Topik
Topik untuk menulis teks prosedur kompleks (Cara Mendaftar Sekolah)
Mendaftar sekolah adalah suatu kegiatan yang rumit jika kita tidak memiliki
informasi yang cukup. Untuk mendaftar sekolah ada beberapa syarat yang harus
dilengkapi, yaitu ijazah terakhir, SKHU, akta kelahiran, kartu kelauarga, dan
uang. Langkah yang dilakukan adalah membawa semua berkas yang diperlukan,
mengisi formulir, mengikuti ujian, daftar ulang.
F. Penutup
Sebelum teks prosedur kompleks dikumpulkan, periksalah kembali apakah
teks prosedur kompleks itu sudah lengkap dan telah menuliskan nama dikertas
tersebut.
Atas bantuan dan kerjasama Ananda, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih.
Lampiran 8
Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
Skor
Kode Penilai Penilai Skor Rata-rata Kualifika
No Nilai
Sampel 1 2 Total Skor si
1 001 7 7 14 7 58.33 C
2 002 7 6 13 6.5 54.17 HC
3 003 7 7 14 7 58.33 C
4 004 8 8 16 8 66.67 LdC
5 005 6 6 12 6 50.00 HC
6 006 10 10 20 10 83.33 B
7 007 8 8 16 8 66.67 LdC
8 008 6 6 12 6 50.00 HC
9 009 9 8 17 8.5 70.83 LdC
10 010 9 8 17 8.5 70.83 LdC
11 011 6 5 11 5.5 45.83 HC
12 012 11 9 20 10 83.33 B
13 013 9 6 15 7.5 62.50 C
14 014 7 8 15 7.5 62.50 C
15 015 6 6 12 6 50.00 HC
16 016 7 8 15 7.5 62.50 C
17 017 6 4 10 5 41.67 K
18 018 9 9 18 9 75.00 LdC
19 019 6 7 13 6.5 54.17 HC
20 020 6 7 13 6.5 54.17 HC
21 021 8 9 17 8.5 70.83 LdC
22 022 7 6 13 6.5 54.17 HC
23 023 6 8 14 7 58.33 C
24 024 7 7 14 7 58.33 C
25 025 8 8 16 8 66.67 LdC
26 026 7 7 14 7 58.33 C
27 027 6 6 12 6 50.00 HC
28 028 9 9 18 9 75.00 LdC
29 029 7 8 15 7.5 62.50 C
30 030 7 8 15 7.5 62.50 C
31 031 6 7 13 6.5 54.17 HC
32 032 8 9 17 8.5 70.83 LdC
33 033 8 8 16 8 66.67 LdC
34 034 8 8 16 8 66.67 LdC
35 035 9 9 18 9 75.00 LdC
Jumlah 2170.83
117
Lampiran 9
Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
Skor
Kode Penilai Penilai Skor Rata-rata Kualifika
No Nilai
Sampel 1 2 Total Skor si
Lampiran 10
Lampiran 11
Skor Per Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
Lampiran 12
Kode Kode
No X1 X12 X2 X22
Sampel Sampel
1 001 58.33 3402.39 001 66.67 4444.89
2 002 54.17 2934.39 002 66.67 4444.89
3 003 58.33 3402.39 003 83.33 6943.89
4 004 66.67 4444.89 004 87.50 7656.25
5 005 50.00 2500.00 005 75.00 5625.00
6 006 83.33 6943.89 006 91.67 8403.39
7 007 66.67 4444.89 007 79.17 6267.89
8 008 50.00 2500.00 008 54.17 2934.39
9 009 70.83 5016.89 009 87.50 7656.25
10 010 70.83 5016.89 010 87.50 7656.25
11 011 45.83 2100.39 011 66.67 4444.89
12 012 83.33 6943.89 012 95.83 9183.39
13 013 62.50 3906.25 013 70.83 5016.89
14 014 62.50 3906.25 014 83.33 6943.89
15 015 50.00 2500.00 015 75.00 5625.00
16 016 62.50 3906.25 016 70.83 5016.89
17 017 41.67 1736.39 017 75.00 5625.00
18 018 75.00 5625.00 018 87.50 7656.25
19 019 54.17 2934.39 019 75.00 5625.00
20 020 54.17 2934.39 020 70.83 5016.89
21 021 70.83 5016.89 021 87.50 7656.25
22 022 54.17 2934.39 022 75.00 5625.00
23 023 58.33 3402.39 023 79.17 6267.89
24 024 58.33 3402.39 024 66.67 4444.89
25 025 66.67 4444.89 025 83.33 6943.89
26 026 58.33 3402.39 026 83.33 6943.89
27 027 50.00 2500.00 027 66.67 4444.89
28 028 75.00 5625.00 028 91.67 8403.39
29 029 62.50 3906.25 029 83.33 6943.89
30 030 62.50 3906.25 030 79.17 6267.89
31 031 54.17 2934.39 031 70.83 5016.89
32 032 70.83 5016.89 032 83.33 6943.89
33 033 66.67 4444.89 033 83.33 6943.89
34 034 66.67 4444.89 034 75.00 5625.00
35 035 75.00 5625.00 035 91.67 8403.39
Jumlah 2170.83 138106.69 2750.00 219062.08
Rata-rata 62.02 78.57
123
Lampiran 13
Uji Normalitas Prestest
Kode
No Xi zi F(zi) S(zi) I F(zi) - S(zi) I
Sampel
M = 62,02
2. Standar Deviasi
𝑛 (∑𝑋𝑖 2 )− (∑𝑋𝑖)2
S2 = √ 𝑛 (𝑛−1)
35(138106,69)− (2170,83)2
S2 =√ 35 (35−1)
4833734,69 – 4712502,89
S2 =√ 1190
121231,8
S2 =√ 1190
S2 =√101,23
S =10,06
Dari tabel tersebut diperoleh nilai L0 = 0,1014 dengan taraf nyata α = 0,05.
Dari daftar XIX (11) pada lampiran 19 didapat Lt = 0,1497 yang lebih besar dari
L0 = 0,1014.
125
Lampiran 14
Uji Normalitas Postest
Kode I F(zi) -
No Xi zi F(zi) S(zi)
Sampel S(zi) I
M = 78,57
2. Standar Deviasi
𝑛 (∑𝑋𝑖 2 )− (∑𝑋𝑖)2
S2 = √ 𝑛 (𝑛−1)
35(219062,08)− (2750,00)2
S2 =√ 35 (35−1)
76652,8– 7562500
S2 =√ 1190
1027,8
S2 =√ 1190
S2 =√0,86
S = 0, 92
Dari tabel tersebut diperoleh nilai L0 = 0,1201 dengan taraf nyata α = 0,05.
Dari daftar XIX (11) pada lampiran 19 didapat Lt = 0,1497 yang lebih besar dari
L0 = 0,1201
.
127
Lampiran 15
128
Lampiran 16
129
Lampiran 17
Uji Homogenitas
X1 X12 X2 X22
2216.64 147126.04 2911.08 245487.84
Diketahui:
ΣX1 = 2170,83 ΣX2 = 2750,00
ΣX12 = 138106,69 ΣX22 = 219062,08
N1 = 35 N2 = 35
s1 = 35 (138106,69) – (2170,83) 2
35 (35– 1)
s1 = 4833734,31-4712502,89
1190
s1 = 121231,43
1190
s1 = 101,88
s2 = 35 (219062,08) – (2750,00) 2
35 (35 – 1)
s2 = 7667172,93 – 7562500,00
1190
s2 = 104672,93
1190
s2 = 87,96
130
sebagai penyebut taraf siginfikansi 0,05 pada tabel Distribusi F terbaca batas
signifikansi (Ftabel) adalah 1,80. Mengingat Fhitung 1,16 lebih kecil dari Ftabel 1,80
maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians tersebut homogen. Dengan kata
lain kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.
131
Lampiran 18
132
Lampiran 19
homogen, dapat dilakukan uji-t untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
Diketahui:
N1 = 35 N2 = 35
X1 = 2170,83 X12 = 2750,00
X2 = 138106,69 X22 = 219062,08
𝑋̅1 = 62,02 𝑋̅2 = 78,57
2 2
(∑ 𝑥1 ) (∑ 𝑥2 )
∑ 𝑥12 − +∑ 𝑥22 −
𝑛1 𝑛2
S2 =
(𝑛1 +𝑛2 )−2
(2170,83)2 (2750,00)2
138106,69− +219062,08−
35 35
S2 =
(35+35)−2
4712502,89 7562500
138106,69− +219062,08− 35
35
S2 =
68
138106,69−134642,94+219062,08−216071,43
S2 =
68
3463,75+2990,65
S2 =
68
6454,4
S2 =
68
S2 = 94,92
teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum dan
Diketahui
n1 = 35 n2= 35
x1 = 62,02 x2= 78,57
S2 = 94,92
𝑥̅ 1 −𝑥̅ 2
t=
𝑆2 𝑆2
√ +
𝑁1 𝑁2
62,02−78,57
t=
94,92 94,92
√ + 35
35
16,55
t=
√2,712+2,712
16,55
t=
√5,424
16,55
t=
2,33
t = 7,10
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas diperoleh thitung sebesar 7,10, jika
dibandingkan ttabel = 1,70 < thitung = 7,10 dengan demikian hipotesis kerja yang berbunyi
Lampiran 20
Nilai Persentil Distribusi t untuk Uji Hipotesis (Uji-t)
V t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55
1 63,66 31,82 12,71 6,31 3,08 1,376 1,000 0,727 0,325 0,158
2 9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 1,961 0,816 0,617 0,289 0,142
3 5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137
4 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 0,941 0,741 0,569 0,271 0,134
5 4,03 3,36 2,57 2,02 1,48 0,920 0,727 0,559 0,267 0,132
6 3,71 2,14 2,45 1,94 1,44 0,906 0,718 0,553 0,265 0,131
7 3,50 3,00 2,36 1,90 1,42 0,896 0,711 0,549 0,263 0,130
8 3,36 2,90 2,31 1,86 1,40 0,889 0,706 0,546 0,262 0,130
9 3,25 2,82 2,26 1,83 1,38 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129
10 3,17 2,76 2,23 1,81 1,37 0,879 0,700 0,542 0,260 0,129
11 3,11 2,72 2,20 1,80 1,36 0,876 0,697 0,540 0,260 0,129
12 3,06 2,68 2,18 1,78 1,36 0,873 0,695 0,539 0,259 0,128
13 3,01 2,65 2,16 1,77 1,35 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128
14 2,98 2,62 2,14 1,76 1,34 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128
15 2,95 2,60 2,13 1,75 1,34 0,866 0,691 0,536 0,258 0,128
16 2,92 2,58 2,12 1,75 1,34 0,865 0,690 0,535 0,258 0,128
17 2,90 2,57 2,11 1,74 1,33 0,864 0,689 0,534 0,257 0,128
18 2,88 2,55 2,10 1,73 1,33 0,862 0,688 0,534 0,257 0,127
19 2,86 2,54 2,09 1,73 1,33 0,861 0,688 0,533 0,257 0,127
20 2,84 2,53 2,09 1,72 1,32 0,860 0,687 0,533 0,257 0,127
21 2,83 2,52 2,08 1,72 1,32 0,859 0,686 0,532 0,257 0,127
22 2,82 2,51 2,07 1,72 1,32 0,858 0,686 0,532 0,256 0,127
23 2,81 2,50 2,07 1,71 1,32 0,858 0,685 0,532 0,256 0,127
24 2,80 2,49 2,06 1,71 1,32 0,857 0,685 0,531 0,256 0,127
25 2,79 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
26 2,78 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
27 2,77 2,47 2,05 1,70 1,31 0,855 0,684 0,531 0,256 0,127
28 2,76 2,47 2,05 1,70 1,31 0,855 0,683 0,530 0,256 0,127
29 2,76 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
30 2,75 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
40 2,70 2,42 2,02 1,68 1,30 0,853 0,681 0,529 0,255 0,126
60 2,66 2,39 2,00 1,67 1,30 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126
120 2,62 2,36 1,98 1,66 1,29 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126
∞ 2,58 2,33 1,96 1,645 1,28 0,842 0,674 0,524 0,253 0,126
Sumber: Nana Sudjana . 2005. Metoda Statistika. Penerbit Transito.
135
Lampiran 21
Data Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
Sampel 006
136
Sampel 013
137
Sampel 017
138
Lampiran 22
Sampel 012
139
Sampel 005
140
Sampel 008
141
Lampiran 23
Dokumentasi
1. Dokumentasi Pretest
2. Dokumentasi Perlakuan
142
3. Dokumentasi Postest
143
Lampiran 24
144
Lampiran 25
145
Lampiran 26
146