Anda di halaman 1dari 158

PENGARUH TEKNIK PEMODELAN

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS


SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TAPAN PESISIR SELATAN

SKRIPSI

MIMI PUTRI UTAMI


NIM 14016084/2014

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Andria Catri Tamsin, M.Pd. Mhd. Hafrison, M.Pd.


NIP 196602091990111001 NIP 197104292002121002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

i
ABSTRAK

Mimi Putri Utami. 2018. “Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan


Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1
Tapan.” Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Padang.

Tujuan penelitian ini ada tiga. Pertama, mendeskripsikan keterampilan


menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum
menggunakan teknik pemodelan. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis
teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sesudah
menggunakan teknik pemodelan. Ketiga, menganalisis pengaruh penggunaan
teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa
kelas XI SMK Negeri 1 Tapan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi
eksperimen the one group pretest-postest design. Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan yang terdaftar pada tahun ajaran 2018/2019
dengan jumlah 125 siswa. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling berdasarkan standar deviasi dari empat kelas tersebut.
Data dalam penelitian ini adalah skor tes keterampilan menulis teks prosedur
kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum dan sesudah
menggunakan teknik pemodelan. Instrumen penelitian ini adalah tes unjuk kerja,
yaitu tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Selanjutnya, data
dianalisis dengan rumus persentase, rumus rata-rata hitung, dan uji-t.
Hasil penelitian ini ada tiga. Pertama, keterampilan menulis teks
prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum menggunakan
teknik pemodelan berada pada kualifikasi Cukup (C) dengan nilai rata-rata 62,02.
Kedua, keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri
1 Tapan sesudah menggunakan teknik pemodelan berada pada kualifikasi Baik
(B) dengan nilai rata-rata 78,57. Ketiga, berdasarkan uji-t, hipotesis alternatif (H1)
diterima pada taraf kepercayaan dan derajat kebebasan (dk) = (n-1) karena
thitung>ttabel (7,10>1,70). Dengan kata lain, teknik pemodelan berpengaruh terhadap
keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1
Tapan.
Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata keterampilan menulis teks prosedur
kompleks terlihat penggunaan teknik pemodelan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Pesisir Selatan. Oleh karena itu, disimpulkan
penggunaan teknik pemodelan memberikan pengaruh terhadap keterampilan
menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI XI SMK Negeri 1 Tapan Pesisir
Selatan.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah memberikan rahmat kesabaran dan ketabahan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Teknik Pemodelan
terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK
Negeri 1 Tapan”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) di Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada (1) Drs. Andria Catri
Tamsin, M. Pd., dan Mhd. Hafrison, M.Pd selaku Pembimbing I dan II, (2) Dr. H.
Erizal Gani, M.Pd., dan Dr. Abdurahman, M.Pd. selaku Penguji I, dan II (3) Dra.
Emidar, M.Pd., dan Zulfadhli, S.S. M.A., sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, (4) Seluruh dosen Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah, (5) Kepala Sekolah dan staf pengajar SMK Negeri 1
Tapan, dan (6) Siswa-siswi SMK Negeri 1 Tapan khususnya kelas XI RPL.
Semoga nasihat, bimbingan, dan motivasi dari Bapak, Ibu, serta rekan-
rekan semua menjadi amal kebaikan dari Allah Swt. Amin. Mudah-mudahan
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Padang, Januari 2019


Penulis,

Mimi Putri Utami

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
G. Definisi Operasional....................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ................................................................................... 11
1. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks .................... 11
a. Pengertian Keterampilan Menulis ...................................... 11
b. Pengertian Teks Prosedur Kompleks ................................. 13
c. Struktur Teks Prosedur Kompleks ..................................... 14
d. Isi Teks Prosedur Kompleks .............................................. 15
e. Klasifikasi Teks Prosedur Kompleks ................................. 15
f. Diksi .................................................................................. 16
g. Contoh Teks Prosedur Kompleks ...................................... 18
h. Indikator Penilaian Keterampilan Teks Prosedur
Kompleks ........................................................................... 20
2. Teknik Pemodelan .................................................................... 20
a. Pengertian Teknik Pemodelan ........................................... 21
b. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Pemodelan ................. 21
c. Langkah-langkah Teknik Pemodelan ................................. 22
3. Penerapan Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan
Menulis Teks Prosedur Kompleks ........................................... 23
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 24
C. Kerangka Konseptual ..................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian........................................................................ 27

iii
iv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 29


A. Jenis Penelitian ............................................................................... 29
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 29
C. Variabel dan Data ........................................................................... 32
D. Instrumen Penelitian....................................................................... 31
E. Prosedur Penelitian......................................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 36
G. Uji Persyaratan Analisis ................................................................. 37
H. Teknik Penganalisisan Data ........................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Deskripsi Data ................................................................................ 42
1. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas
XI SMK Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik
Pemodelan ................................................................................ 42
2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas
XI SMK Negeri 1 Tapan Sesudah Menggunakan Teknik
Pemodelan ….. ......................................................................... 44
B. Analisis Data .................................................................................. 46
1. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas
XI SMK Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik
Pemodelan ................................................................................ 46
2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas
XI SMK Negeri 1 Tapan Sesudah Menggunakan Teknik
Pemodelan … ........................................................................... 61
3. Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis
Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1
Tapan ........................................................................................ 74
C. Pembahasan ................................................................................... 79
1. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas
XI SMK Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik
Pemodelan ................................................................................ 79
2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas
XI SMK Negeri 1 Tapan Sesudah Menggunakan Teknik
Pemodelan ................................................................................ 81
3. Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis
Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1
Tapan ........................................................................................ 82

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 86


A. Simpulan ........................................................................................ 86
B. Saran .............................................................................................. 87

KEPUSTAKAAN ........................................................................................... 88
LAMPIRAN .................................................................................................... 90
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Struktur Teks Prosedur Cara Mengurus ATM ................................. 19

Tabel 2 Indikator Penelitian ......................................................................... 20

Tabel 3 Rancangan One Group Pretest-Posttest Design .............................. 30

Tabel 4 Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 32

Tabel 5 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks 33

Tabel 6 Prosedur Penelitian Menulis Teks Prosedur Kompleks dengan


Menerapkan Teknik Pemodelan Siswa Kelas XI SMK 1 Tapan..... 35

Tabel 7 Penentuan Patokan dengan Perhitungan Persentase untuk Skala


10 ..................................................................................................... 40

Tabel 8 Skor dan Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks


Siswa Kelas XI SMK 1 Tapan sebelum Menggunakan Teknik
Pemodelan ....................................................................................... 43

Tabel 9 Skor dan Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks


Siswa Kelas XI SMK 1 Tapan Sesudah Menggunakan Teknik
Pemodelan ....................................................................................... 45

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK 1 Tapan untuk Gabungan Ketiga
Indikator .......................................................................................... 48

Tabel 11 Pengklasifikasian Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan ........................... 49

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk Indikator
Struktur Teks ................................................................................... 53

Tabel 13 Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Struktur Teks ........................................ 54

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Isi Teks ................................................. 56

v
vi

Tabel 15 Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Isi Teks ................................................. 57

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Diksi .................................................... 59

Tabel 17 Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Diksi ..................................................... 60

Tabel 18 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk Gabungan
Ketiga Indikator .............................................................................. 62

Tabel 19 Pengklasifikasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Sesudah
Menggunakan Teknik Pemodelan ................................................... 63

Tabel 20 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk Indikator
Struktur Teks ................................................................................... 67

Tabel 21 Pengkalisfikasian Keterampilan Menulis Teks Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Struktur Teks ........................................ 68

Tabel 22 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Struktur Teks ........................................ 70

Tabel 23 Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Isi Teks ................................................. 71

Tabel 24 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Diksi ..................................................... 72

Tabel 25 Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks untuk Indikator Diksi ..................................................... 73

Tabel 26 Perbandingan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks


Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Teknik Pemodelan ................................................... 75

Tabel 27 Uji Normalitas Data ......................................................................... 75

Tabel 28 Uji Homogenitas .............................................................................. 76


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Hasil Scan Tulisan Siswa dalam Menulis Teks Prosedur
Kompleks .................................................................................... 3

Gambar 2 Bagan 1 Kerangka Konseptual ................................................... 27

Gambar 3 Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Sebelum
Menggunakan Teknik Pemodelan .............................................. 49

Gambar 4 Hasil Scan Tulisan Siswa (Sampel 006) ..................................... 50

Gambar 5 Hasil Scan Tulisan Siswa (Sampel 017) ..................................... 51

Gambar 6 Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Struktur Teks ............................................................... 55

Gambar 7 Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Isi Teks ........................................................................ 58

Gambar 8 Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Diksi ............................................................................ 60

Gambar 9 Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Sesudah
Menggunakan Teknik Pemodelan .............................................. 63

Gambar 10 Hasil Scan Tulisan Siswa (Sampel 012) ..................................... 64

Gambar 11 Hasil Scan Tulisan Siswa (Sampel 008) ..................................... 65

Gambar 12 Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Sesudah Menggunakan Teknik untuk Indikator
Struktur Teks............................................................................... 69
Gambar 13 Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur
Kompleks Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan Siswa
Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk Indikator Isi Teks ........... 71

vii
viii

Gambar 14 Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Diksi ............................................................................ 74
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ............................................................... 90

Lampiran 2 Identitas Sampel Penelitian ...................................................... 97

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 98

Lampiran 4 Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur .......................................... 103

Lampiran 5 Validasi Instrumen Tes Kinerja Keterampilan Menulis Teks


Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan ..... 107

Lampiran 6 Instrumen Penelitian (Pretest) Keterampilan Menulis Teks


Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
sebelum Menerapkan Teknik Pemodelan ................................. 110

Lampiran 7 Instrumen Penelitian (Pretest) Keterampilan Menulis Teks


Prosedur Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sesudah
Menerapkan Teknik Pemodelan ............................................... 113

Lampiran 8 Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa


Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan
Teknik Pemodelan .................................................................... 116

Lampiran 9 Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks dengan


Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Sesudah Menggunakan
Teknik Pemodelan .................................................................... 117

Lampiran 10 Skor Per Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum
Menggunakan Teknik Pemodelan .......................................... 118

Lampiran 11 Skor Per Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sesudah
Menggunakan Teknik Pemodelan ............................................ 120

Lampiran 12 Perbandingan Keterampilan Menulis Teks Prosedur


Kompleks Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknik
Pemodelan ................................................................................ 122

Lampiran 13 Uji Normalitas Pretest .............................................................. 123

Lampiran 14 Uji Normalitas Postest .............................................................. 125

viii
ix

Lampiran 15 Tebel Distribusi Normal Baku.................................................. 127

Lampiran 16 Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors.............................................. 128

Lampiran 17 Uji Homogenitas Data .............................................................. 129

Lampiran 18 Nilai Persentil Distribusi F ....................................................... 131

Lampiran 19 Uji Hipotesis Penelitian ............................................................ 132

Lampiran 20 Nilai Persentil Distribusi t untuk Uji Hipotesis (Uji-t) ............. 134

Lampiran 21 Data Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa


Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan
Teknik Pemodelan .................................................................... 135

Lampiran 22 Data Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa


Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Sesudah Menggunakan
Teknik Pemodelan .................................................................... 138

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian ............................................................ 141

Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................ 143

Lampiran 25 Surat Izin Penelitian ................................................................. 144

Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 145


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan menulis teks yang harus dipelajari oleh siswa SMK kelas XI

pada semester pertama adalah keterampilan menulis teks prosedur kompleks.

Keterampilan menulis teks prosedur kompleks merupakan salah satu keterampilan

menulis yang bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah secara lengkap dan

berurutan. Hal tersebut tercantum pada Kompetensi Inti (KI) 4, yaitu “Siswa

mampu mengolah, menalar dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajari di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan”.

Teks prosedur kompleks adalah teks yang memberikan petunjuk untuk

melakukan atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut

(Priyatni 2014:115). Adapun tujuan teks prosedur kompleks adalah untuk

menjelaskan bagaimana sesuatu dibuat atau dilakukan dengan langkah-langkah

yang urut. Belajar mengenai teks prosedur kompleks sangatlah penting. Pada teks

prosedur kompleks peserta didik dapat mengetahui langkah-langkah yang harus

ditempuh pada saat akan melakukan sesuatu. Langkah-langkah tersebut dilakukan

untuk mengikuti tahapan dalam suatu proses, dan akan mengeksplorasi teks

prosedur kompleks.

Pembelajaran teks prosedur kompleks bertujuan agar siswa mampu

menulis sesuatu kegitan dengan langkah-langkah yang urut. Dari pembelajaran

ini, siswa diharapkan dapat menerapkan dalam kehiduoan sehari-hari. Dengan

1
2

demikian, pembelajaran teks prosedur kompleks diharapkan mampu memberikan

pengalaman baru bagi siswa.

Azura (2017:3) menyatakan bahwa lemahnya kemampuan menulis siswa

tidak hanya terkait dengan strategi dan model pembelajaran yang diterapkan

dalam proses pembelajaran. Berbagai kondisi yang menyebabkan rendahnya

kemampuan menulis teks prosedur, diantaranya adalah pemahaman struktur dan

ciri kebahasaan yang masih rendah. Rendahnya pemahaman mengenai struktur

dan ciri kebahasaan teks dikarenakan oleh materi tersebut masih baru diterapkan.

Siswa masih banyak yang bingung bahkan tidak mengerti dengan struktur teks,

ciri kebahasann dan penggunaan ejaan bahasa Indonesia dalam menulis teks

prosedur kompleks.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia di

SMA Negeri 1 Tapan, ibu Karlindawati, S.Pd. pada tanggal 15 Juli 2018, ternyata

diketahui bahwa tingkat kemampuan menulis siswa masih rendah. Kemampuan

siswa dalam menulis masih kurang baik. Sebagian siswa hanya mampu meraih

nilai dengan skor, yaitu 75 dengan rata-rata ulangan harian 78. Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia adalah 80. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menulis sangat

perlu ditingkatkan lagi. Di samping melakukan wawancara dengan guru bahasa

Indonesia, penulis juga melakukan kegiatan observasi awal. Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran, siswa

masih banyak mengalami kendala dalam menulis. Siswa tidak mampu

mengembangkan ide dan menuangkannya dalam bentuk kalimat yang baik. Hal
3

tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa

dalam belajar, khusunya belajar menulis.

Permasalahan yang ditemukan pada siswa dalam menulis adalah sebagai

berikut. Pertama, siswa kesulitan menemukan ide atau topik tulisan yang akan

dibuat atau dicatat. Kedua, siswa kurang mampu menuangkan ide atau

gagasannya ke dalam bentuk tulisan yang utuh. Ketiga, siswa sulit menemukan

kosa kata dan menentukan diksi yang tepat untuk mewakili apa yang ada di

pikirannya ke dalam bentuk tulisan sehingga siswa cenderung menggunakan

bahasa lisan yang dituliskan. Keempat, tulisan siswa masih belum sesuai dengan

kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Berikut salah satu contoh tulisan teks

prosedur siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan.

Gambar 1
Hasil Tulisan Teks Prosedur Kompleks Siswa
4

Setelah dianalisis, teks prosedur kompleks yang ditulis siswa tersebut

belum memenuhi kaidah penulisan teks prosedur kompleks yang baik. Pada teks

prosedur kompleks yang ditulis siswa tersebut masih terdapat kesalahan-

kesalahan, baik dari segi struktur, isi, dan pilihan kata (diksi). Berikut uraian

mengenai kesalahan tersebut. Pertama, kesalahan dari segi struktur. Struktur teks

prosedur terdiri atas tiga bagian, yaitu tujuan, langkah-langkah, serta penutup.

Didalam tulisan tersebut siswa telah menuliskan ketiga struktur namun masih

kurang lengkap. Hal tersebut terlihat dari struktur penutup di dalam teks, siswa

hanya menulis “Selamat menikmati” yang seharusnya menyimpulkan kegitan

tersebut.

Kedua, dari segi isi teks prosedur kompleks siswa yang ditulis siswa. Hal

tersebut terlihat dari langkah-langkah pertama yang ditulis siswa. Siswa meminta

memasukkan minyak ke dalam wajan, sedangkan siswa menuliskan minyak pada

bagian bahan-bahan.

Ketiga, dari segi diksi atau pilihan kata yang digunakan siswa. Beberapa

pilihan kata yang digunakan masih kurang tepat. Contohnya, penggunaan kata

telor yang seharusnya ditulis telur, gentang yang seharusnya gantang. Kemudian

adapula kesalahan dari segi konteks kata misalnya kata struktur yang seharusnya

tekstur, komplen yang seharusnya kompleks, dan buah yang seharusnya siung.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa penting menerapkan

teknik atau metode lain untuk mengatasi permasalahan pembelajaran menulis teks

prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan


5

menggunakan teknik pemodelan dalam pembelajaran keterampilan menulis,

khusunya menulis teks prosedur kompleks. Teknik pemodelan dapat berpengaruh

terhadap keterampilan menulis siswa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rintina (2016:243), terdapat pengaruh yang signifikan dalam

penerapan teknik pemodelan berbantuan media gambar terhadap keterampilan

menulis karangan deskripsi siswa kelas X SMK Pembina Bangsa Bukittinggi. Hal

ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata keterampilan menulis karangan

deskripsi dengan menerapkan teknik pemodelan berbantuan media gambar (kelas

eksperimen) berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan nilai

rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi tanpa menerapkan teknik

pemodelan berbantuan media gambar (kelas kontrol) siswa kelas X SMK Pembina

Bangsa Bukittinggi berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Selanjutnya Riana (2017:232), berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan

bahwa teknik pemodelan cocok digunakan guru untuk pembelajaran menulis teks

drama karena teknik pemodelan berpengaruh secara signifikan terhadap

keterampilan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 7 Padang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dua peneliti tersebut, teknik

pemodelan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis siswa. Oleh

sebab itu, penulis mencoba menggunakan teknik pemodelan untuk keterampilan

menulis teks prosedur kompleks. Teknik pemodelan ini diharapkan dapat

berpengaruh juga terhadap keterampilan menulis teks prosedur kompleks.

Alasan penulis memilih SMK Negeri 1 Tapan sebagai objek penelitian

yaitu sebagai berikut. Pertama, SMK Negeri 1 Tapan merupakan salah satu
6

sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. Kedua, keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa masih rendah, sehingga diperlukan teknik pembelajaran

yang tepat dan menarik untuk mempermudah siswa menulis teks prosedur

kompleks. Ketiga, teknik pemodelan belum pernah diterapkan di sekolah tersebut

dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks.

Penelitian terhadap keterampilan menulis teks prosedur kompleks dengan

menggunakan teknik pemodelan dianggap penting dilakukan untuk siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan. Penerapan teknik diharapkan akan meningkatkan minat,

motivasi, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia,

khususnya keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Oleh sebab itu, penulis

memilih judul “Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks

Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tapan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, identifikasi masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut. Pertama, dari segi struktur teks prosedur kompleks,

siswa belum bisa menuliskan secara rinci alat serta langkah dalam membuat

sesuatu ke dalam bentuk tulisan. Kedua, dari segi isi teks prosedur kompleks,

siswa masih kesulitan menggambarkan struktur teks prosedur kompleks, yaitu

tujuan, lagkah, dan penutup. Ketiga, dari segi diksi.

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada tiga hal

sebagai berikut. Pertama, penelitian ini dibatasi pada penerapan teknik


7

pemodelan. Berdasarkan yang diungkapkan pada latar belakang masalah,

diperkirakan teknik pemodelan cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur kompleks . Kedua, penelitian ini dibatasi pada

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Ketiga, subjek

penelitian ini hanya melibatkan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. Pertama, bagaimanakah

katerampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan sebelum menggunakan teknik pemodelan? Kedua, bagaimanakah

katerampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan sesudah menggunakan model teknik pemodelan? Ketiga, apakah ada

pengaruh teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai

berikut. Pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum menggunakan teknik pemodelan.

Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sesudah menggunakan teknik pemodelan. Ketiga,

menganalisis pegaruh penerapan teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis

teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan.


8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai

berikut. Pertama, siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebagai informasi tentang

keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Kedua, guru mata pelajaran bahasa

Indonesia khususnya guru XI SMK Negeri 1 Tapan, dapat dijadikan masukan

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian pembelajaran keterampilan

menulis teks prosedur kompleks. Ketiga, bagi penulis sebagai bahan kajian

akademik dan referensi yang dapat menambah pengetahuan tentang keterampilan

menulis teks prosedur kompleks.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran, berikut ini dijelaskan tiga

definisi operasional tentang (1) pengaruh, (2) teknik pemodelan, dan (3)

keterampilan menulis teks prosedur kompleks.

1. Pengaruh

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akibat yang

ditimbulkan oleh penggunaan teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis

teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Pengaruh tersebut

dapat diketahui dengan membandingkan keterampilan menulis teks prosedur

kompleks sebelum dan sesudah menggunakan teknik pemodelan terhadap

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan dengan menggunakan rumus uji-t.


9

2. Teknik Pemodelan

Teknik pemodelan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teknik yang

digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Bandura menggunakan istilah modeling

untuk pemodelan. Menurut bandura (dalam Trianto, 2012:77) menyatakan ada

empat langkah-langkah teknik pemodelan yaitu fase atensi (perhatian), fase

retensi (mengulang), fase produksi (mengolah), dan motivasi. Dijabarkan sebagai

berikut.

Pertama, fase atensi yaitu, (1) guru (model) memberi contoh kegiatan

tertentu didepan siswa sesuai skenario yang telah disepakati. Peserta didik

melakukan observasi terhadap keterampilan guru dalam melakukan kegiatan

tersebut menggunakan lembar observasi yang telah disediakan, (2) guru bersama

peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan. Tujuan diskusi ini

adalah untuk mencari kekurangan dan kesulitan peserta didik dalam mengamati

langkah-langkah kegiatan yang disampaikan oleh guru dan untuk melatih peserta

didik dalam menggunakan lembar observasi.

Kedua, fase retensi diisi dengan kegiatan guru menjelaskan struktur

langkah-langkah kegiatan yang telah diamati oleh siswa, untuk menunjukkan

langkah-langkah tertentu yang telah disajikan. Ketiga, fase produksi. Pada fase ini

siswa ditugasi untuk menyiapkan langkah-langkah kegiatannya sendiri sesuai

dengan langkah-langkah yang dicontohkan, hanya dari sudut yang berbeda.

Selanjutnya, hasil kegiatan disajikan dalam bentuk diskusi kelas yang dilakukan

secara bergiliran. Guru dan peserta didik akan memberikan refleksi pada saat
10

diskusi sesudah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini dilakukan

terhadap kelompok yang lain. Keempat, fase motivasi. Berupa presentasi hasil

kegiatan (simulasi) dan kegiatan diskusi. Pada saat diskusi kelompok lain diberi

kesempatan untuk menyampaikan hasil pengamatannya.

3. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks

Teks prosedur kompleks adalah teks yang memberikan petunjuk untuk

melakukan atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut

(Priyatni 2014:115). Keterampilan menulis teks prosedur yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah keterampilan siswa menulis teks prosedur sesuai dengan

indikator yang dinilai. Indikator yang dimaksud sebagai berikut. Pertama, struktur

teks prosedur kompleks meliputi (a) tujuan, (b) langkah/tahapan (c) penutup.

Kedua, isi. Ketiga, pilihan kata (diksi).


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Berdasarkan masalah penelitian, maka teori yang dibahas yaitu: (1)

keterampilan menulis teks prosedur kompleks, (2) teknik pemodelan, dan (3)

penerapan teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis teks prosedur

kompleks.

1. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks

Berkaitan dengan keterampilan menulis teks prosedur kompleks, teori

yang diuraikan pada bagian ini, yaitu (a) pengertian keterampilan menulis, (b)

pengertian teks prosedur kompleks, (c) struktur teks prosedur kompleks, (d) Isi

teks prosedur kompleks, (e) klasifikasi teks prosedur kompleks, (f) Diksi, (g)

contoh teks prosedur kompleks, (h) indikator penilaian keterampilan teks prosedur

kompleks.

a. Pengertian keterampilan Menulis

Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa Indonesia.

Menurut Tarigan (2008:22), menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh

seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi secara tidak

langsung dan tidak bertatap muka dengan orang lain. Komunikasi ini berlangsung

dengan cara penulis mengungkapkan ide atau gagasan melalui tulisan dan

pembaca hanya dapat berintegrasi dengan penulis melalui tulisan tersebut.

11
12

Selain itu, Thahar (2008: 12) mengungkapkan bahwa kegiatan menulis

adalah kegiatan intelektual yang menandai seorang intelektual dengan

kemampuannya mengekspresikan jalan pikirannya melalui tulisan dengan media

bahasa yang sempurna. Selanjutnya, Semi (2009: 2) menyatakan bahwa menulis

adalah suatu proses pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-

lambang bahasa. Proses pemindahan pikiran ini berarti apabila seseorang dapat

menyampaikan pikirannya secara lisan, seseorang tersebut juga dapat

menuangkannya dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Dengan begitu, kegiatan

menulis erat kaitannya dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya, yaitu

menyimak, berbicara, dan membaca.

Senada dengan hal itu, Nurjamal, dkk.(2011: 4) juga mengungkapkan

bahwa menulis adalah keterampilan puncak yang dimiliki seseorang untuk

dikatakan terampil berbahasa. Selain itu, menulis juga merupakan media untuk

melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan. Jadi,

keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks.

Berdasarkan pendapat para ahli di tersebut, dapat disimpulan bahwa

menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk kegiatan

berkomunikasi secara tidak langsung lewat bahasa tulis yang memiliki unsur-

unsur serta aturan tertentu untuk mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran

penulis ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Seorang penulis harus

memiliki wawasan yang luas mengenai apa yang akan ditulis agar tulisan tersebut

dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Sehingga informasi atau tujuan dari

menulis tersebut bisa sampai kepada pembaca.


13

b. Pengertian Teks Prosedur Kompleks

Prosedur kompleks (Kemendikbud 2013:36) adalah tahap-tahap atau

langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Terdapat banyak

kegiatan disekitar yang harus dilakukan menurut prosedur. Jika tidak, maka tujuan

yang diharapkan tidak akan tercapai. Selain itu, Kosasih (2014:67) berpendapat

bahwa teks prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan langkah-

langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu.

Menurut Mulyadi (2014: 89) “teks prosedur merupakan jenis teks yang

berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Langkah-langkah itu harus sistematis, tidak dapat dibalik-balik, tetapi

apabila teks prosedur mengandung langkah-langkah yang dapat dibalik-balik

disebut dengan protokol”.

Teks prosedur kompleks adalah teks yang memberikan petunjuk untuk

melakukan atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut

(Priyatni 2014:115). Adapun tujuan teks prosedur kompleks adalah untuk

menjelaskan bagaimana sesuatu dibuat atau dilakukan dengan langkah-langkah

yang urut.

Langkah-langkah dalam prosedur kompleks dapat disajikan dalam

berbagai macam bentuk teks. Adakalanya, teks prosedur kompleks disajikan

dalam bentuk uraian narasi, namun ada juga penyajian dalam bentuk lain, misal

hanya berbentuk bagan ataupun penjelasan singkat.

Pada kurikulum 2006, teks prosedur kompleks hampir mirip dengan

perintah kerja tertulis yang disajikan pada jenjang sekolah menengah kejuruan
14

kelas XI. Dalam materi tersebut disebutkan bahwa pengertian perintah kerja

tertulis adalah kalimat yang berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan

sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk mendapatkan tanggapan sesuai dengan

kehendak penuturnya. Pada perintah kerja tertulis terdapat bentuk, ciri-ciri,

struktur, dan jenis.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks

prosedur kompleks adalah teks yang berisi tentang langkah atau cara yang dapat

membantu pembaca menyelesaikan perintah yang bersifat prosedural.

c. Struktur Teks Prosedur Kompleks

Mengenai struktur pembentuk teks prosedur kompleks dalam buku

pegangan peserta didik yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013:44) secara

umum teks prosedur kompleks ditata dengan struktur teks tujuan dan langkah-

langkah. Tujuan yang dimaksud dalam struktur teks prosedur kompleks adalah

hasil akhir yang akan dicapai. Adapun langkah-langkah adalah cara-cara yang

ditempuh untuk untuk mencapai tujuan tersebut.

Selanjutnya, Kosasih (2014:66) struktur teks prosedur kompleks pada

umumnya terbagi ke dalam perumusan tujuan (pendahuluan), langkah-langkah

(pembahasan), dan penutup. Tujuan (pendahuluan), dalam hal ini tujuan berisi

pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian

pembahasan. Kemudian pada langkah-langkah pembahasan diisi dengan petunjuk

pengerjaan sesuatu yang disusun secara sistematis. Pada umumnya, penyusunan

tersebut mengikuti urutan waktu dan bersifat kronologis. Terdapat tiga kategori

pembahasan pada isi teks prosedur kompleks, yaitu 1) teks yang berisi cara
15

menggunakan alat, benda, ataupun alat lain yang sejenisnya, 2) teks yang berisi

cara melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, dan 3) teks yang berisi kebiasaan-

kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. Terakhir pada bagian penutup diisi dengan

kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa simpulan.

d. Isi Teks Prosedur Kompleks

Isi teks prosedur secara keseluruhan tertuang dalam tujuan dan langkah-

langkah. Isi teks prosedur, dapat dilihat dari tujuan teks tersebut. Tujuan haruslah

jelas dan spesifik. Tujuan juga dapat dilihat berdasarkan judul atau topik yang

dituliskan. Judul berasal dari sebuah tema dan topik. Judul dalam teks prosedur

dapat berupa nama benda/ sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan atau dapat

berupa cara melakukan/ menggunakan sesuatu ( Priyatni, 2014: 87).

Wacana yang baik mempunyai topik yakni, proposisi yang berwujud frasa

atau kalimat yang menjadi inti pembicaraan atau pembahasan. Lebih lanjut ia

menjelaskan bahwa tema lebih luas lingkupnya dibandingkan topik. Setiap topik

dapat dijabarkan ke dalam berbagai judul yang sifatnya lebih sempit dan

menjurus. Adanya judul sangat penting, karena tanpa judul, tema atau topik yang

disajikan sebagai judul, akan membuat pembaca bertanya-tanya tentang apa yang

disampaikan penulis dalam tulisannya.

e. Klasifikasi Teks Prosedur Kompleks

Menurut Mulyadi (2014:105-108), teks prosedur terbagi atas dua jenis

yaitu teks prosedur melakukan sesuatu dan teks prosedur membuat sesuatu.
16

1) Teks Prosedur Melakukan Sesuatu

Teks prosedur melakukan sesuatu merupakan jenis teks prosedur yang

sengaja dibuat untuk petunjuk dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Dari segi

struktur jenis teks prosedur ini hanya memiliki dua struktur yaitu tujuan dan

langkah-langkah yang dilakukan. Aspek kebahasaan jenis teks ini lebih banyak

menggunakan kalimat perintah. Misalnya, cara mengatasi rasa malas.

2) Teks Prosedur Membuat Sesuatu

Jenis teks prosedur membuat sesuatu karena dalam teks ini terdapat tiga

struktur yaitu ada tujuan yang ingin dicapai, bahan yang digunakan serta langkah-

langkah pembuatannya. Jika dilihat dari kebahasaan, teks ini juga terdapat

kalimat perintah. Ketika kalimat perintah itu diungkapkan, konsekuensinya

banyak kata kerja imperatif yakni kata kerja yang bermakna perintah. Selain itu,

dalam jenis teks ini juga terdapat konjungsi penguruttan. Contoh dari teks jenis ini

yaitu membuat agar-agar vanila karamel dan cara membuat es krim.

f. Diksi

Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan

sehari-hari dapat membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan

mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang

terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima

dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh

karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan

memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang

harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Menurut Gani (2012:130)
17

menyatakan bahwa diksi juga dapat diartikan sebagai kegiatan menyeleksi kata-

kata sedemikian rupa dalam rangka mengekspresikan ide, gagasan, atau perasaan.

Diksi yang baik lahir dari pemilihan kata-kata secara efektif dan efisien. Dengan

cara demikian, kalimat yang dihasilkan akan mampu mengkomunikasikan

gagasan secara tapat sesuai dengan pokok masalah dan dapat diterima atau

dipahami dengan baik oleh pembaca atau pendengar.

Arifin dan Maran (dalam Gani 2012:129) menyatakan bahwa diksi adalah

kegiatan memilih kata dengan tepat untuk menyatakan sesuatu. Itulah sebabnya

diksi juga sering disebut pilihan kata. Mengacu kepada Keraf (dalam Gani, 2012),

di dalam memilih kata (diksi) paling tidak ada beberapa hal yang perlu mendapat

perhatian, yaitu: (1) cakupan pengertian kata-kata yang akan dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan, (2) kemampuan mengelompokkan kata secara tepat

dengan gaya yang sesuai dalam sautu situasi, (3) kemampuan membedakan secara

tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan (4)

kemampuan menemukan bentuk-bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa

yang dimiliki pendengar maupun pembaca.

g. Contoh Teks Prosedur Kompleks

CARA MENGURUS KARTU ATM


Pada zaman modern ini, banyak orang menggunakan kartu ATM (anjungan
tunai mandiri). Kartu ATM mempunyai berbagai macam manfaat, di antaranya
kartu ATM dapat menghemat waktu dan biaya. Dengan kartu ATM Anda dapat
menangani semua jenis trafik komunikasi (voice, data, video, suara dengan
kecepatan tinggi, multimedia dan sebagainya) dalam satu saluran dan dengan
kecepatan tinggi. Dengan melihat keuntungan tersebut, banyak orang ingin
membuatnya. Orang yang membuat kartu ATM harus mengetahui prosedur
pembuatannya. Berikut ini deskripsi tentang prosedur yang harus diketahui dalam
membuat kartu ATM.
18

Siapkan kartu identitas diri sebagai persyaratan administratif, dalam hal ini
bisa KTP/SIM/kartu pelajar/kartu mahasiswa. Pada bank tertentu seperti BCA
biasanya mewajibkan NPWP dan kartu kelurga. Persiapkan uang tunai untuk
setoran awal sedikitnya sesuai dengan ketentuan minimum masing-masing produk
dari masing-masing bank. Setelah persyaratan tadi siap, silahkan datang ke bank
yang di inginkan pada kantor cabang terdekat sesuai dengan domisili. Ambil atau
minta pada satpam nomor antrian untuk tujuan ke Customer Service ( CS).
Tunggu panggilan. Kemudian sampaikan pada CS kalau ingin membuka rekening
tabungan. CS Bank akan menerangkan produk tabungan yang tersedia. Silahkan
dengarkan dan beri kesempatan yang bersangkutan menjalankan prodesurnya
sebagai Customer service officer.
Jika sudah, silahkan tanyakan jika ada yang kurang jelas, terutama soal fitur
dan layanan. Kalau perlu tanyakan juga threshold saldo. Di nominal saldo berapa
terjadi titik impas, bunga bank dapat menutup biaya administrasi bulanan, supaya
nantinya saldo pokok tabungan tidak terpotong oleh biaya admin itu. Jika sudah
jelas, silahkan pilih produk mana yang ingin di buat, maka cs bank akan
memberikan formulir aplikasi pembukaan rekening yang harus diisi. Selanjutnya
CS akan mencetak buku tabungan, menyiapkan kartu ATM, dsb. Tapi jangan
lupa kalau mau mengaktifkan layanan SMS banking, internet banking, minta
tolong mengaktifkan Pin ATM bisa sekalian dilakukan sekarang supaya tidak
bolak-balik. Sudah selesai. Sekarang kamu sudah punya tabungan dengan kartu
ATM
Demikian cara membuat ATM Gratis sesuai dengan prosedur resmi di
semua bank, termasuk bank BCA BNI, BII, BRI, Mandiri, CIMB Niaga, Bank
Permata, Danamon, BNI, BRI Syariah dll.
Tabel 1
Struktur Teks Prosedur
Struktur Teks Keterangan
1 2
Tujuan Pada zaman modern ini, banyak orang
menggunakan kartu ATM (anjungan tunai mandiri).
Kartu ATM mempunyai berbagai macam manfaat, di
antaranya kartu ATM dapat menghemat waktu dan
biaya. Dengan kartu ATM Anda dapat menangani semua
jenis trafik komunikasi (voice, data, video, suara dengan
kecepatan tinggi, multimedia dan sebagainya) dalam satu
saluran dan dengan kecepatan tinggi. Dengan melihat
keuntungan tersebut, banyak orang ingin membuatnya.
Orang yang membuat kartu ATM harus mengetahui
prosedur pembuatannya. Berikut ini deskripsi tentang
prosedur yang harus diketahui dalam membuat kartu
ATM.
Langkah-langkah Siapkan kartu identitas diri sebagai persyaratan
administratif, dalam hal ini bisa KTP/SIM/kartu
pelajar/kartu mahasiswa. Pada bank tertentu seperti
19

Tabel Lanjutan

1 2
BCA biasanya mewajibkan NPWP dan kartu kelurga.
Persiapkan uang tunai untuk setoran awal sedikitnya
sesuai dengan ketentuan minimum masing-masing
produk dari masing-masing bank. Setelah persyaratan
tadi siap, silahkan datang ke bank yang di inginkan
pada kantor cabang terdekat sesuai dengan domisili.
Ambil atau minta pada satpam nomor antrian untuk
tujuan ke Customer Service ( CS). Tunggu panggilan.
Kemudian sampaikan pada CS kalau ingin membuka
rekening tabungan. CS Bank akan menerangkan produk
tabungan yang tersedia. Silahkan dengarkan dan beri
kesempatan yang bersangkutan menjalankan
prodesurnya sebagai Customer service officer.
Jika sudah, silahkan tanyakan jika ada yang kurang
jelas, terutama soal fitur dan layanan. Kalau perlu
tanyakan juga threshold saldo. Di nominal saldo berapa
terjadi titik impas, bunga bank dapat menutup biaya
administrasi bulanan, supaya nantinya saldo pokok
tabungan tidak terpotong oleh biaya admin itu. Jika
sudah jelas, silahkan pilih produk mana yang ingin di
buat, maka cs bank akan memberikan formulir aplikasi
pembukaan rekening yang harus diisi. Selanjutnya CS
akan mencetak buku tabungan, menyiapkan kartu ATM,
dsb. Tapi jangan lupa kalau mau mengaktifkan layanan
SMS banking, internet banking, minta tolong
mengaktifkan Pin ATM bisa sekalian dilakukan
sekarang supaya tidak bolak-balik. Sudah selesai.
Sekarang kamu sudah punya tabungan dengan kartu
ATM
Penutup Demikian cara membuat ATM Gratis sesuai
dengan prosedur resmi di semua bank, termasuk bank
BCA BNI, BII, BRI, Mandiri, CIMB Niaga, Bank
Permata, Danamon, BNI, BRI Syariah dll.

h. Indikator Penilaian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks


Dalam penelitian ini, indikator penilaian yang digunakan pada

keterampilan menulis teks prosedur ini ada tiga yaitu sebagai beikut.
20

Tabel 2
Indikator Penilaian

No Indikator Penilaian
1. Siswa mampu mengembangkan sebuah tulisan teks prosedur
sesuai dengan struktur teks prosedur, yaitu judul, tujuan,
tahapan/langkah, dan penutup.
2. Siswa mampu mengembangkan sebuah tulisan teks prosedur
kompleks sesuai dengan topik yang dibahas.
3. Siswa mampu mengembangkan sebuah tulisan teks prosedur
dengan menggunakan diksi yang tepat.

2. Teknik Pemodelan

Teori yang akan digunakan untuk menjelaskan teknik ini adalah (1)

pengertian teknik pemodelan, (2) kelebihan dan kekurangan teknik pemodelan,

dan (3) langkah-langkah teknik pemodelan. Dijabarkan sebagai berikut.

a. Pengertian Teknik Pemodelan

Menurut Tarigan (1986:194) teknik pemodelan merupakan cara guru

mempersiapkan model yang akan dijadikan sebagai model atau contoh dalam

proses pembelajaran yang bertujuan untuk menjadikan suatu proses seperti

penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Kunandar (2009:313)

mengungkapkan bahwa pemodelan artinya dalam pembelajaran kemampuan atau

pengetahuan tertentu ada model yang bias ditiru.

Hanafiah dan Suhana (2012:74) menyatakan bahwa teknik pemodelan

(modeling) dalam pembelajaran dapat membuat pengajaran lebih berarti karena

ada sesuatu yang dapat ditiru, baik yang bersifat kejiwaan (identifikasi) maupun

bersifat fisik (imitasi) yang berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan suatu

aktivitas, cara untuk mengetahui pengetahuan, atau keterampilan. Oleh sebab itu,
21

pemodelan dalam pembelajaran bisa dilakukan oleh guru, peserta didik, atau

dengan cara mendatangkan narasumber dari luar (outsoucing).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknik

pemodelan adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan

memperagakan contoh model kepada siswanya sehingga dapat menarik perhatian

siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Dengan teknik pemodelan ini,

siswa akan mudah dalam membuat sebuah tulisan.

b. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Pemodelan

Sebagai teknik pembelajaran, teknik pemodelan ini tentu memiliki

kelebihan dan kekurangan. Menurut Istarani (2014:216) kelebihan teknik

pemodelan adalah sebagai berikut. Pertama, siswa lebih menguasai materi secara

mendalam sebab ia bukan hanya sekedar memahami materi. Akan tetapi, dapat

juga mempraktikkan atau mendemonstrasikannya. Kedua, siswa akan lebih

tertantang sebab ia harus mampu mempraktikkan ilmu yang diketahui. Ketiga,

untuk melatih siswa dalam mengerjakan sesuatu secara baik dan benar. Keempat,

meningkatkan keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Kelima, siswa memiliki

keterampilan sesuai dengan yang dipraktikkan.

Selain memiliki kelebihan, tenik pemodelan juga memiliki kekurangan.

Adapun kekurangan dari teknik pemodelan adalah sebagai berikut. Pertama,

adakalanya media yang dipraktikkan kurang baik. Kedua, adakalanya topik yang

dipraktikkan kurang teratur sehingga merumitkan siswa dalam

mempraktikkannya.

c. Langkah-langah Teknik Pemodelan


22

Bandura menggunakan istilah modeling untuk pemodelan. Menurut

bandura (dalam Trianto, 2012:77) menyatakan ada empat langkah-langkah teknik

pemodelan yaitu fase atensi (perhatian), fase retensi (mengulang), fase produksi

(mengolah), dan motivasi. Dijabarkan sebagai berikut.

Pertama, fase atensi yaitu, (1) guru (model) memberi contoh kegiatan

tertentu didepan siswa sesuai skenario yang telah disepakati. Peserta didik

melakukan observasi terhadap keterampilan guru dalam melakukan kegiatan

tersebut menggunakan lembar observasi yang telah disediakan, (2) guru bersama

peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan. Tujuan diskusi ini

adalah untuk mencari kekurangan dan kesulitan peserta didik dalam mengamati

langkah-langkah kegiatan yang disampaikan oleh guru dan untuk melatih peserta

didik dalam menggunakan lembar observasi.

Kedua, fase retensi diisi dengan kegiatan guru menjelaskan struktur

langkah-langkah kegiatan yang telah diamati oleh siswa, untuk menunjukkan

langkah-langkah tertentu yang telah disajikan. Ketiga, fase produksi. Pada fase ini

siswa ditugasi untuk menyiapkan langkah-langkah kegiatannya sendiri sesuai

dengan langkah-langkah yang dicontohkan, hanya dari sudut yang berbeda.

Selanjutnya, hasil kegiatan disajikan dalam bentuk diskusi kelas yang dilakukan

secara bergiliran. Guru dan peserta didik akan memberikan refleksi pada saat

diskusi sesudah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini dilakukan

terhadap kelompok yang lain. Keempat, fase motivasi. Berupa presentasi hasil

kegiatan (simulasi) dan kegiatan diskusi. Pada saat diskusi kelompok lain diberi

kesempatan untuk menyampaikan hasil pengamatannya.


23

3. Penerapan Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks


Prosedur Kompleks

Penerapan teknik pemodelan dalam pembelajaran menulis teks prosedur

kompleks dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, siswa

dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran serta menjelaskan tujuan

pembelajaran. Kedua, setelah siswa siap untuk mengikuti pembelajaran, guru

membagi siswa secara berpasangan.

Ketiga, guru memberikan sebuah model atau contoh yangs berkaitan dengan

materi teks prosedur kompleks pada setiap pasangan. Kemudian setiap pasangan

membaca dan memahami model atau contoh teks prosedur tersebut. Keempat,

guru memberikan sebuah format pada setiap pasangan. Kelima, setiap pasangan

mengisi format yang tekah diberikan. Keenam, siswa menulis teks prosedur

kompleks berdasarkan format yang telah diisi. Ketujuh, setiap siswa membacakan

hasil kerjanya di depan kelas secara bergiliran. Kedelapan, guru dan siswa

mendiskusikan teks prosedur kompleks yang dibacakan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Rahmadeni, Resti Permata Sari, dan Agnes Tiara Madona.

Ringkasan hasil penelitian tersebut sebagai berikut.

Pertama, Rahmadeni (2017) mengadakan penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap

Keterampilan Menulis Teks Cerita Ulang Biografi Siswa Kelas XI SMA Negeri 7

Padang”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji-t pada


24

taraf signifikansi 0,95 thitung > ttabel (7,91>1,70) dapat dikatakan bahwa H1

diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan teknik

pemodelan terhadap dalam pembelajaran menulis teks biografi siswa kelas XI

SMAN 7 Padang.

Kedua, Resti Permata Sari (2016) melakukan penelitian dengan judul

skripsi “Pengaruh Penggunaan Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis

Berita Siswa Kelas VIII MTsN Kayu Kalek Kabupaten Pesisir Selatan”.

Berdasarkan penelitiannya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternative (H1)

diterima karena thitung > ttabel (8,24>1,67). Dengan kata lain, penggunaan teknik

pemodelan berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis berita

siswa kelas VIII MTsN Kayu Kalek Kabupaten Pesisir Selatan.

Ketiga, Agnes Tiara Madona (2016) mengadakan penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (Stad) Terhadap

Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas X Sman 1 Sitiung

Kabupaten Dharmasraya”. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA Negeri 1

Sitiung. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai

thitung (3,34) >ttabel(1,70), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif

diterima.
25

Penelitian yang dilakukan ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh oleh Rahmadeni, Resti

Permata Sari, dan Mery. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

sama-sama (1) termasuk penelitian kuantitaif dengan menggunakan metode

eksperimen, (2) menggunakan teknik pemodelan, dan (3) menggunakan teks

prosedur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmadeni, Resti Permata Sari, dan Mery terletak pada (1) populasi penelitian,

(2) media pembelajaran, (3) teks pada penelitian Resti dan Rahmadeni, dan (4)

teknik pembelajaran pada penelitian Agnes.

C. Kerangka Konseptual

Pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur membutuhkan

perencanaan yang maksimal, diantaranya perencanaan tekni pembelajaran. Salah

satu teknik yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran menulis teks

prosedur yaitu penerapan teknik pemodelan. Teknik pemodelan dapat

meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur siswa karena dapat menarik

perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

Penilitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

penggunaan teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis teks prosedur siswa

kelas X SMK Negeri 1 Tapan. Untuk lebih jelasnya, kerangka konseptual dapat

dilihat pada bagan berikut ini.


26

Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks

Indikator Penilaian:
1. Struktur teks prosedur kompleks
2. Isi teks prosedur kompleks
3. Diksi

Keterampilan Keterampilan
menulis teks menulis teks
prosedur kompleks prosedur kompleks
sebelum sesudah
menggunakan teknik menggunakan teknik
pemodelan pemodelan

Pengaruh teknik pemodelan


terhadap keterampilan menulis teks
prosedur kompleks siswa kelas XI
SMK Negeri 1 Tapan

Bagan 1
Kerangka Konseptual

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang hendak

dipecahkan melalui penelitian. Sugiyono (2012: 96), mengungkapkan bahwa

hipotesis meruapakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.


27

Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan

sebelumnya, rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.

H0 = Teknik pemodelan tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis teks


prosedur kompleks siswa kelas X SMK Negeri 1 Tapan. Hipotesis diterima
jika thitung < ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 pada taraf signifikansi
0,95%.

H1 = Teknik pemodelan berpengaruh terhadap keterampilan menulis teks


prosedur kompleks siswa kelas X SMK Negeri 1 Tapan. Hipotesis diterima
jika thitung > ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 pada taraf signifikansi
0,95%.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini disebut

penelitian kuantitatif karena data penelitian yang diolah berupa angka-angka. Hal

ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2010:27) bahwa penelitian kuantitatif

banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Menurut Sugiyono (2010:14)

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan

sampel umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan, sedangkan menurut pendapat Ibnu

(2003:8), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam

angka dan dianalisis dengan teknik statistik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Penelitian ini dikatakan dengan metode eksperimen karena bertujuan untuk

mengontrol atau mengendalikan setiap gejala yang muncul dalam kondisi tertentu

sehingga diketahui hubungan sebab-akibat dari gejala yang terjadi. Jenis

eksperimen ini adalah eksperimen semu (quasy-experimental research). Menurut

Suryabrata (2011:92), tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat

diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak

29
30

memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi paling sedikit satu variabel

yang relevan, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi efek

atau pengaruh terhadap satu atau lebih variabel terikat.

Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah kelas

diberikan tes awal (pretest) kemudian perlakuan dan diberikan tes akhir (posttest)

disebut juga dengan The One Group Pretest-Posttest design, yaitu rancangan yang

hanya menggunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran,

lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan

pengukuran untuk kedua kalinya. Rancangan The One Group Pretest-Posttest

digambarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 3
Rancangan The One Group Pretest-Posttest
Pretest Perlakuan Posttest
(Tes Awal) (Tes Akhir)
T1 X T2

Keterangan:
T1 = keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa sebelum menggunakan
teknik pemodelan.
X = subjek diberi perlakuan yaitu menggunakan teknik pemodelan.
T2 = keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa sesudah menggunakan
teknik pemodelan.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Ibnu (2003:60), populasi adalah semua objek atau subjek yang

menjadi sasaran penelitian. Sejalan dengan pendapat Ibnu, Sugiyono (2010:117)

mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
31

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Arifin (2012:214) juga

mengatakan populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang,

benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Jadi, populasi tidak hanya

orang, tetapi juga objek dan benda-benda yang lain. Berdasarkan pendapat para

ahli tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan yang terdaftar pada tahun 2018/2019 yang berjumlah 125 orang yang

tersebar kedalam 4 kelas.

Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 orang, perlu dilakukan

penarikan sampel. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan teknik

purposive sampling Purposive sampling adalah suatu cara pengambilan sampel

berdasarkan pada pertimbangan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri

atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya. Pernyataan ini sesuai

dengan pendapat Sugiyono (2010:124) yang mengungkapkan bahwa purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Arikunto (2010:117) menyatakan bahwa pengambilan sampel secara purposive

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random,

atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu dan ada syarat tertentu yang

harus dipenuhi, yaitu didasarkan ciri-ciri pokok populasi, subjek yang diambil

paling banyak mengandung ciri populasi, dan dilakukan studi pendahuluan.

Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan nilai standar deviasi

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan pada semester ganjil. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.


32

Tabel 4
Jumlah Siswa (Populasi) SMK Negeri 1 Tapan
Tahun Ajaran 2018/2019
No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Standar Deviasi
1. XI TAV 28 81,92 6,21
2. XI TBSM 31 78,03 7,96
3. XI TKRO 31 75,51 6,45
4. XI RPL 35 78,05 4,74
Jumlah 125
(Sumber: Guru Bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1 Tapan)

Berdasarkan data dalam tabel 4 di atas, dipilih kelas XI RPL yang

berjumlah sebanyak 35 orang sebagai sampel penelitian karena dua hal berikut.

Pertama, kelas XI RPL adalah kelas yang paling homogeny karena memiliki

standar deviasi terendah dibandingkan dengan tiga kelas lainnya. Kedua, kelas XI

RPL merupakan kelas yang direkomendasikan guru mata pelajaran bahasa

Indonesia.

C. Variabel dan Data Penelitian

Variabel penelitian ini, yaitu keterampilan menulis teks prosedur

kompleks sebelum menggunakan teknik pemodelan siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan dan keterampilan menulis teks prosedur kompleks sesudah menggunakan

teknik pemodelan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Data penelitian ini adalah

skor hasil tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan sebelum menggunakan teknik pemodelan dan skor hasil tes

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan sesudah menggunakan teknik pemodelan.


33

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes.

Melalui tes dapat diukur tingkat keterampilan siswa dalam menulis teks prosedur

kompleks. Menurut Nurgiyantoro (2011:105), tes adalah salah satu bentuk

pengukuran. Senada dengan Nurgiyantoro, Arifin (2012:226) mengemukakan tes

adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan,

pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh

responden.

Menurut Sugiyono (2010:149), tes yang digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Tes disusun berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan. Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, tes diuji terlebih

dahulu validitas isinya dengan cara mendiskusikan instrumen penelitian yang

telah disusun dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri

1 Tapan.

Tabel 5
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
No Indikator Skor
1 2 3 4
1 Struktur Apabila teks Apabila teks Apabila teks Apabila teks
teks prosedur prosedur prosedur kompleks prosedur kompleks
prosedur kompleks kompleks memuat tiga memuat keempat
kompleks memuat satu memuat dua bagian struktur bagian struktur
(judul, bagian struktur bagian struktur secara urut dan secara urut dan
tujuan, dan dan logis. logis.
langkah- pengembangan pengembangan
langkah, nya tidak logis. nya tidak logis.
dan
penutup)
2 Isi Apabila teks Apabila teks Apabila teks Apabila teks
prosedur prosedur prosedur kompleks prosedur kompleks
kompleks kompleks relevan dengan relevan
34

Tabel Lanjutan

No Indikator Skor
1 2 3 4
tidak relevan kurang sesuai topik yang dengan topik
dengan topik dengan topik dibahas, tetapi yang dibahas.
yang dibahas. yang dibahas. kurang
terperinci
3 Diksi Apabila dalam Apabila dalam
(pilihan teks teks prosedur Apabila dalam teks
kata) Apabila dalam teks
prosedur kompleks siswa prosedur kompleks
prosedur kompleks
kompleks siswa terdapat 3 siswa terdapat
siswa terdapat 2
terdapat lebih kesalahan diksi kurang dari 1
kesalahan diksi.
dari 5 kesalahan kesalahan diksi.
diksi

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, hal-hal yang dilakukan yaitu sebagai berikut.

Pertama, mempersiapkan surat izin penelitian. Kedua, menemukan jadwal

penelitian. Ketiga, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan materi yang akan diajarkan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini diawali dengan pelaksanaan pretest keterampilan

menulis teks prosedur kompleks. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan teknik pemodelan kepada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan.

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik pemodelan,

siswa mengerjakan latihan menulis teks prosedur kompleks atau posttest. Selama

pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa.

3. Tahap Akhir

Setelah selesai proses pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas X SMA Negeri 1 Tapan dengan menggunakan teknik


35

pemodelan, maka hasil kerja sampel penelitian diakhiri dengan analisis data dan

penarikan kesimpulan untuk dilaporkan.

Tabel 6
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
No. Kegiatan
1. Pengumpulan data sebelum dilakukan pembelajarann (Pretest)

2. Pertemuan Pertama
Pemberian perlakuan dengan menggunakan teknik Pemodelan

Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca
asmaul husna, mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-
temannya pada awal pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran
yang akan dipelajari.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
1. Fase Atensi
a. Pendidik membagi peserta didik secara berpasangan.
b. Pendidik memberikan sebuah format kepada setiap pasangan.
c. Pendidik memberikan sebuah contoh (model) kepada peserta
didik berupa teks dengan judul “Cara Mengurus Kartu ATM”.
2. Fase Retensi
a. Pendidik meminta setiap pasangan membaca teks yang telah
dibagikan dengan baik.
b. Pendidik meminta agar setiap pasangan mengisi format yang telah
diberikan.
c. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
d. Pendidik bersama siswa membahas struktur teks prosedur
kompleks berdasarkan hasil presentasi beberapa kelompok.
Kegiatan Akhir
a. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap
pemecahan masalah yang telah ditemukannya dan memberikan
simpulan.
b. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami
(refleksi)
c. Mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik.
36

Tabel Lanjutan

1 2
3 Pertemuan kedua
Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca
asmaul husna, mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-
temannya pada awal pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran
yang akan dipelajari.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti
1. Fase Produksi
a. Pendidik meminta peserta didik menulis teks prosedur kompleks
dengan bahasa sendiri berdasarkan format yang telah diisi
sebelumya.
2. Fase Motivasi
a. Pendidik meminta peserta didik membacakan hasil kerja didepan
kelas secara bergiliran.
b. Pendidik dan peserta didik mendiskusikan teks prosedur yang
dibacakan.
c. Pendidik memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
merevisi tulisan.
e. Pendidik mengumpulkan hasil tulisan siswa.

Kegiatan Akhir
d. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap
pemecahan masalah yang telah ditemukannya dan memberikan
simpulan.
e. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami
(refleksi)
Mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik.
4 Pengumpulan data setelah dilakukan pembelajaran

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tahap berikut. Pertama,

siswa mengerjakan tes awal (pretes). Dalam tes tersebut siswa diminta menulis

teks prosedur minimal tiga paragraf. Siswa memilih topik yang telah disediakan.
37

Kedua, guru memberikan perlakuan. Siswa diberikan pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur dengan menggunakan teknik pemodelan.

Ketiga, siswa mengerjakan tes akhir (posttest). Dalam tes tersebut siswa diminta

menulis teks prosedur kompleks minimal tiga paragraf. Siswa menulis teks

prosedur kompleks dengan memilih topik yang telah ditentukan. Kemudian guru

memeriksa dan memberi skor hasil tes keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa berdasarkan indikator yang telah ditentukan.

G. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk

mengetahui apakah kelompok data berdistribusi normal atau tidak, sedangkan

homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki homogenitas

atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors.

Sudjana (2005:466) menyatakan bahwa uji normalitas data dapat

dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors melalui langkah-langkah berikut.

Pertama, data X1, X2, X3...Xn diperoleh dari data yang terkecil sampai data yang

terbesar. Kedua, data X1, X2, X3...Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3...Zn

dengan rumus berikut ini.

i  
Zi 
S
Keterangan:
Zi = skor bilangan baku siswa ke-1
Xi = skor yang diperoleh siswa ke-1
X̅ = skor rata-rata
S = simpangan baku sampel
38

Ketiga, setiap bilangan baku (Zi) didistribusikan dengan distribusi F pada

tabel distribusi F yang akan menjadi F(Zi). Keempat, menghitung S(Zi) dengan

menghitung proporsi Z1, Z2, Z3...Zn dibagi dengan jumlah sampel (N). Kelima,

menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) dan menentukan harga mutlaknya. Keenam,

mengambil harga terbesar diantara harga mutlak selisih tersebut yang kemudian

disebut dengan L0. Ketujuh, membandingkan L0 dengan nilai kritis L. Apabila L0<

Ltabel dengan derajat kebebasan (dk) = 27 dan taraf nyata 0,05, dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

Selanjutnya, uji homogenitas data dilakukan dengan menggunakan rumus

perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil. Menurut Sudjana (2005:249)

rumus tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini. Pertama,

mencari masing-masing varian kelompok data, kemudian menghitung harga Fhitung

dengan menggunakan rumus berikut.

2
S1
F 2
S2
Keterangan:
F = perbandingan antara varian terbesar dengan varian terkecil
S1 = varian kemampuan siswa terbesar
S2 = varian kemampuan siswa terkecil

Kedua, membandingkan harga Fhitung dengan harga Ftabel yang terdapat

pada daftar distribusi F dengan dk = (n1 + n2) – 2 pada taraf signifikansi 0,05 .

Apabila nilai Fhitung < Ftabel, dapat disimpulkan bahwa data memiliki homogenitas.
39

H. Teknik Penganalisisan Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama,

mengubah skor menjadi nilai. Menurut Abdurahman dan Ellya Ratna (2003:264),

rumus yang dapat digunakan untuk mengubah skor menjadi nilai adalah sebagai

berikut ini.

SM
  S max
SI

Keterangan:
N = tingkat penguasaan
SM = skor yang diperoleh
SI = skor yang harus dicapai dalam suatu tes
SMax = skala yang digunakan
Kedua, menentukan nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks

prosedur siswa kelas X SMK Negeri 1 Tapan. Menurut Abdurrahman dan Ellya

Ratna (2003:270), rata-rata hitung dapat ditentukan dengan menggunakan rumus

berikut ini.


 FX
N
Keterangan:
M = nilai rata-rata hitung
∑ 𝐹𝐹 = hasil perkalian frekuensi dengan skor yang diperoleh
N = jumlah siswa

Ketiga, menafsirkan hasil belajar menulis teks prosedur kompleks siswa

berdasarkan rata-rata hitung dan KKM. Keempat, mengklasifikasikan: (1) hasil

pretest keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa (sebelum

menggunakan teknik pemodelan dan (2) hasil posttest keterampilan menulis teks

prosedur kompleks (setelah menggunakan teknik pemodelan) berdasarkan skala

pada tabel 7 berikut ini.


40

Tabel 7
Pedoman Patokan dengan Perhitungan Persentase untuk Skala 10
Tingkat Penguasaan Nilai Ubahan Skala 10 Kualifikasi
96-100% 10 Sempurna
86-95% 9 Baik sekali
76-85% 8 Baik
66-75% 7 Lebih dari cukup
56-65% 6 Cukup
46-55% 5 Hampir cukup
36-45% 4 Kurang
26-35% 3 Kurang sekali
16-25% 2 Buruk
0-15% 1 Buruk sekali
(Nurgiyantoro, 2011:253)

Kelima, membuat histogram hasil belajar menulis teks prosedur kompleks

siswa. Keenam, melakukan uji normalitas dan homogenitas data. Ketujuh,

melakukan pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh penggunaan teknik

pemodelan terhadap hasil belajar menulis teks prosedur kompleks siswa. Menurut

Sugiyono, (2010:273) pengujian uji hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus uji-t berikut ini.

X X2
t
n1  1S1  n2  1S 2
2 2
1 1
  
n1  n2  2  n1 n2 

Keterangan:
x1 = skor rata-rata siswa sebelum diberikan perlakuan
x2 = skor rata-rata sesudah diberikan perlakuan
n1 = jumlah siswa sebelum diberikan perlakuan
n2 = jumlah siswa sesudah diberikan perlakuan
2
S1 = variansi untuk siswa sebelum diberikan perlakuan
2
S2 = variansi untuk siswa sesudah diberikan perlakuan
41

Standar deviasi gabungan (taksiran varian) menurut Abdurahman dan

Ellya Ratna (2003:191) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut ini.

(∑ 𝐹1 )2 (∑ 𝐹2 )2
∑ 𝐹21 − + ∑ 𝐹22 −
𝐹1 𝐹2
𝐹2 =
(𝐹1 + 𝐹2 ) − 2

Keterangan:
∑ X21 = jumlah kuadrat nilai rata-rata hitung posttest
∑ X22 = jumlah kuadrat nilai rata-rata hitung pretest
∑ X1 = jumlah nilai rata-rata hitung posttest
∑ X2 = jumlah nilai rata-rata hitung pretest
N1 = jumlah siswa kelompok posttest
N2 = jumlah siswa kelompok pretest
Kesembilan, menyimpulkan hasil analisis data dan pembahasan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, diuraikan tiga hal yang berhubungan dengan hasil

penelitian, yaitu (1) deskripsi data, (2) analisis data, dan (3) pembahasan.

Deskripsi data berarti mendeskripsikan data yang diperoleh. Analisis data

dilakukan sesuai dengan langkah-langkah penganalisisan data yang diuraikan

dalam bab III. Selanjutnya, pembahasan dilakukan berdasarkan hasil analisis data

serta relevansinya dengan acuan teori yang digunakan.

A. Deskripsi Data

Data penelitian ini adalah skor keterampilan menulis teks prosedur

kompleks sebelum menggunakan teknik pemodelan dan skor keterampilan

menulis teks prosedur kompleks sesudah menggunakan teknik pemodelan. Data

dikumpulkan selama 2 hari, yaitu tanggal 17 dan 19 September 2018. Pada

tanggal 17 September 2018, data yang dikumpulkan adalah data keterampilan

menulis teks prosedur kompleks sebelum menggunakan teknik pemodelan dan

tanggal 19 Juni 2018 adalah data keterampilan menulis teks prosedur kompleks

sesudah menggunakan teknik pemodelan.

1. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan

Data keterampilan menulis teks prosedur kompleks sebelum menggunakan

teknik pemodelan diperoleh melalui tes unjuk kerja. Di dalam tes tersebut, siswa

diminta untuk menulis teks prosedur kompleks sesuai konteks yang sudah

diberikan minimal empa paragraf. Setelah data terkumpul, data tersebut kemudian

diberi skor berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, yaitu (a) struktur, (b) isi,

88
89

dan (c) diksi. Selengkapnya, perolehan skor keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dapat dilihat pada tabel 8 berikut

ini.

Tabel 8
Skor dan Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
Berdasarkan Tiga Indikator Penilaian
No Indikator Skor Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1 Struktur 4 100,00 1 2,85
Teks 3,5 87,50 1 2,85
Prosedur
3
Kompleks 75,00 16 45,71
2,5 62,50 3 8,57
2 50,00 12 34,28
1,5 37,50 2 5,71

2 Isi Teks 3,5 87,50 2 5,71


Prosedur 3 75,00 9 25,71
Kompleks 2,5 62,50 8 22,85
2 50,00 14 40
1,5 37,50 2 5,71

3 Diksi 3 75,00 10 28,57


Teks 2,5 62,50 11 31,42
Prosedur
Kompleks 2 50,00 14 40

Berdasarkan Tabel 8, untuk indikator strukutr teks dapat dideskripsikan

enam hal berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 4 dengan nilai 100

berjumlah 1 orang (2,85%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan nilai

87,50 berjumlah 1 orang (2,85%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 3 dengan

nilai 75,00 berjumlah 16 orang (45,71%). Keempat, siswa yang memperoleh skor

2,5 dengan nilai 62,50 berjumlah 3 orang (8,57%). Kelima, siswa yang

memperoleh skor 2 dengan nilai 50,00 berjumlah 12 orang (34,28%). Keenam,

siswa yang memperoleh skor 1,5 dengan nilai 37,50 berjumlah 2 orang (5,71%).
90

Berdasarkan Tabel 8, untuk indikator isi teks dideskripsikan lima hal

berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan nilai 87,50 berjumlah

2 orang (5,71%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 75,00

berjumlah 9 orang (25,71%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 2,5 dengan

nilai 62,50 berjumlah 8 orang (22,85%). Keempat, siswa yang memperoleh skor 2

dengan nilai 50,00 berjumlah 14 orang (40%). Kelima,siswa yang memperoleh

skor 1,5 dengan nilai 37,50 berjumlah 2 orang (5,71%).

Berdasarkan tabel 8, untuk indikator diksi teks dideskripsikan tiga hal

berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 75,00 berjumlah 10

orang (28,57%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 2,5 dengan nilai 62,50

berjumlah 11 orang (31,42%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai

50,00 berjumlah 14 orang (40%).

2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan

Data keterampilan menulis teks prosedur kompleks sesudah menggunakan

teknik pemodelan diperoleh melalui tes unjuk kerja. Di dalam tes tersebut, siswa

diminta untuk menulis teks prosedur kompleks sesuai konteks yang sudah

diberikan minimal empa paragraf. Setelah data terkumpul, data tersebut kemudian

diberi skor berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, yaitu (a) struktur, (b) isi,

dan (c) diksi. Selengkapnya, perolehan skor keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dapat dilihat pada tabel 9 berikut

ini.
91

Tabel 9
Skor dan Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
Berdasarkan Tiga Indikator Penilaian
No Indikator Skor Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1 Struktur 4 100,00 15 42,85
Teks 3,5 87,50 6 17,14
Prosedur
Kompleks 3 75,00 13 37,14
2 50,00 1 2,85

2 Isi Teks 4 100,00 1 2,85


Prosedur 3,5 87,50 11 31,42
Kompleks
3 75,00 12 34,28
2,5 62,50 9 25,71
2 50,00 2 5,71

3 Diksi 3,5 87,50 4 11,42


Teks 3 75,00 23 65,71
Prosedur
Kompleks 2,5 62,50 8 22,85

Berdasarkan Tabel 9, untuk indikator strukutr teks dapat dideskripsikan

empat hal berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 4 dengan nilai 100

berjumlah 15 orang (42,85%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan

nilai 87,50 berjumlah 6 orang (17,14%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 3

dengan nilai 75,00 berjumlah 13 orang (37,14%). Keempat, siswa yang

memperoleh skor 2 dengan nilai 50,00 berjumlah 1 orang (2,85%).

Berdasarkan Tabel 9, untuk indikator isi teks dapat dideskripsikan lima hal

berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 4 dengan nilai 100 berjumlah 1

orang (2,85%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan nilai 87,50
92

berjumlah 11 orang (31,42%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai

75,00 berjumlah 12 orang (34,28%). Keempat, siswa yang memperoleh skor 2,5

dengan nilai 62,50 berjumlah 9 orang (25,71%). Kelima, siswa yang memperoleh

skor 2 dengan nilai 50,00 berjumlah 2 orang (5,71%).

Berdasarkan tabel 9, untuk indikator diksi teks dideskripsikan tiga hal

berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 3,5 dengan nilai 87,50 berjumlah

4 orang (11,42%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 75,00

berjumlah 23 orang (65,71%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 2,5 dengan

nilai 62,50 berjumlah 8 orang (22,85%).

B. Analisis Data

Pada bagian analisis data diuraikan langkah penganalisisan. Pertama,

menganalisis keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa sebelum

menggunakan teknik pemodelan. Kedua, menganalisis keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa sesudah menggunakan teknik pemodelan. Ketiga,

membandingkan hasil tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks sebelum

dan sesudah menggunakan teknik pemodelan siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan.

1. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan

Nilai keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan secara umum ditentukan dengan menggunakan rumus berikut. Di

bawah ini adalah contoh penerapan rumus tersebut untuk sampel 01.
93

SM
𝑁= × SMax
SI

7
= × 100
12

= 58,33

Data keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa berdasarkan

ketiga indikator penilaian secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 14.

Berdasarkan data tersebut, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 83,33 dan

terendah 41,67. Gambaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Tapan secara lengkap adalah sebagai berikut. Siswa yang

memperoleh nilai (a) 83,33 berjumlah 2 orang (5,71%), (b) 75,00 berjumlah 3

orang (8,57%), (c) 70,83 berjumlah 4 orang (11,42%), (d) 66,67 berjumlah 5

orang (14,28%), (e) 62,50 berjumlah 5 orang (14,28%), (f) 58,33 berjumlah 5

orang (14,28%), (g) 54,17 berjumlah 5 orang (14,28%), (h) 50,00 berjumlah 4

orang (11,42%), (i) 45,83 berjumlah 1 (2,85%), (j) 41,67 berjumlah 1 (2,85%).

Setelah data keterampilan menulis teks prosedur kompleks diperoleh,

langkah berikutnya adalah menafsirkan keterampilan siswa tersebut berdasarkan

rata-rata hitung (M). Untuk itu, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam tabel

distribusi frekuensi berikut ini.


94

Tabel 10
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
untuk Gabungan Ketiga Indikator
No. Nilai F FX Persentase
1 83,33 2 166,66 5,71
2 75,00 3 225,00 8,57
3 70,83 4 283,32 11,42
4 66,67 5 333,35 14,28
5 62,50 5 312,50 14,28
6 58,33 5 291,65 14,28
7 54,17 5 270,85 14,28
8 50,00 4 200,00 11,42
9 45,83 1 45,83 2,85
10 41,67 1 41,67 2,85
∑ 35 2170,83 100

∑ FX
𝑀=
N
2170,83
=
35
= 62,02

Berdasarkan data pada Tabel 10 tersebut, diperoleh rata-rata (M) sebesar

62,02 (62). Mengacu pada rata-rata hitung (M) yang diperoleh, disimpulkan

bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri

1 Tapan berdasarkan ketiga indikator tergolong cukup karena M-nya berada pada

tingkat penguasaan 56%-65% pada skala 10.

Langkah berikutnya mengelompokkan keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa berdasarkan skala 10. Mengacu pada pedoman skala 10 tersebut,

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan dapat dikelompokkan atas lima kelompok yaitu, (a) baik berjumlah 2 orang

(5,71%), (b) lebih dari cukup berjumlah 12 orang (34,29%), (c) cukup berjumlah

10 orang (28,57%), (d) hampir cukup berjumlah 10 (28,57%), dan (e) kurang
95

berjumlah 1 (2,86%). Untuk lebih jelasnya pengelompokan keterampilan menulis

teks berita siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11
Pengklasifikasian Nilai Keterampilan Menulis Teks prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Rentangan
No. Nilai Kualifikasi F Persentase
1 96-100 Sempurna 0 0.00
2 86-95 Baik Sekali 0 0.00
3 76-85 Baik 2 5.71
4 66-75 Lebih dari Cukup 12 34.29
5 56-65 Cukup 10 28.57
6 46-55 Hampir Cukup 10 28.57
7 36-45 Kurang 1 2.86
8 26-35 Kurang Sekali 0 0.00
9 16-25 Buruk 0 0.00
10 0-15 Buruk Sekali 0 0.00
Jumlah 35 100.00

Berpedoman pada tabel di atas, keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk gabungan ketiga indikator

dapat digambarkan pada dalam bentuk diagram batang berikut ini.

35
30
25
20
12
Frekuensi

15 10 10
10
0 0 0 1 2 0 0
5
0

Kualifikasi

Diagram 1
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswma Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
96

Berikut adalah contoh hasil tes keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan.

Siswa memperoleh nilai 83,33 (Baik)

Sampel 06
Hasil Scan Tulisan Siswa

Pertama, ditinjau dari indikator struktur teks (1) teks prosedur kompleks

yang ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan strukturnya telab lengkap. Hasil

tulisan siswa tersebut telah memperlihatkan kelengkapan struktur yaitu, judul,

tujuan, langkah, dan penutup. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 100 untuk

indikator 1.

Kedua, ditinjau dari indikator isi teks (2) teks prosedur kompleks yang

ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan telah sesuai dengan topic yang

dibahas namun masih kurang rinci dalam menjabarkan tulisannya. Hal tersebut
97

terlihat pada paragraph dua pada kalimat untuk mengurus KTP dibutuhkan surat

pengantar…. Pada kalimat tersebut tidak dijelaskan surat pengantar dari mana

yang dibutuhkan untuk mengurus KTP. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai

75 untuk indikator 2.

Ketiga,ditinjau dari indikator diksi teks (3) teks prosedur kompleks yang

ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan telah baik. Terdapat pilihan kata yang

tidak efektif, tetapi ketidakefektifan dan ketidaktepatan kata itu tidak menggangu,

pembaca masih bisa memahami maksud dari kata yang disampaikan. Terdapat dua

kesalahan diksi yang ditemukan pada teks yang ditulis oleh sampel 006,

contohnya terlihat pada paragraph pertama kata bang seharusnya bank dan kata

akte seharusnya akta. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 75 untuk indikator

diksi.

Siswa yang Memperoleh Nilai 41,67 (Kurang)

Sampel 017
Hasil Scan Tulisan Siswa
98

Pertama, ditinjau dari indikator struktur teks (1) teks prosedur kompleks

yang ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan strukturnya tidak lengkap. Hasil

tulisan siswa tersebut telah memperlihatkan siswa hanya menulis strukttur

langkah-langkah. Tidak terdapat judul, tujuan, serta penutup didalam teks

tersebut. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 37,50 untuk indikator 1.

Kedua, ditinjau dari indikator isi teks (2) teks prosedur kompleks yang

ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan tidak sesuai dengan topic yang

dibahas serta tidak rinci dalam menjabarkan. Oleh karena itu, siswa memperoleh

nilai 37,50 untuk indikator 2.

Ketiga,ditinjau dari indikator diksi teks (3) teks prosedur kompleks yang

ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan belum tepat. Terdapat pilihan kata

yang tidak efektif, tetapi ketidakefektifan dan ketidaktepatan kata itu tidak

menggangu, pembaca masih bisa memahami maksud dari kata yang disampaikan.

Terdapat dua kesalahan diksi yang ditemukan pada teks yang ditulis oleh sampel

017, contohnya terlihat pada kata copi seharusnya kopi dan kata memperifikasi

seharusnya memverifikasi. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 50 untuk

indikator 3.

a. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Struktur Teks Prosedur Kompleks (1)
Setelah data pada lampiran 14 diolah dengan menggunakan rumus

persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah 37,50.

Gambaran keterampilan menulis prosedur kompleks berita siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks secara lengkap sebagai berikut.
99

Pertama, siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 1 orang (2,85%). Kedua, siswa

yang mendapat nilai 87,50 sebanyak 1 orang (2,85%). Ketiga, siswa yang

mendapat nilai 75 sebanyak 16 orang (45,71%). Keempat, siswa yang mendapat

nilai 62,50 sebanyak 3 orang (8,57%). Kelima,siswa yang memperoleh nilai 50

sebanyak 12 orang (34,28%). Keenam, siswa yang memperoleh nilai 37,50

sebanyak 2 orang (5,71%).

Setelah nilai keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks diperoleh, langkah berikutnya

menafsirkan keterampilan siswa berdasarkan rata-rata hitung (M). Untuk

mengetahui rata-rata hitung tersebut, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam

tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 12
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk Indikator Struktur Teks

X F FX
100,00 1 100,00
87,50 1 87,50
75,00 16 1200,00
62,50 3 187,50
50,00 12 600,00
37,50 2 75,00
N=35 ∑FX= 2250
∑ FX
𝑀=
N

2250
=
35

= 64,29

Dari data Tabel 10 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 64,29

(64). Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
100

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan untuk indikator struktur teks tergolong cukup karena M-nya berada pada

tingkat penguasaan 56-65% pada skala 10.

Langkah berikutnya mengklasifikasikan keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa untuk indikator unsur teks menurut skala 10. Mengacu

pada pedoman skala 10 tersebut, tingkat keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas enam

kelompok, yaitu (1) siswa yang tergolong sempurna berjumlah 1 orang (2,85%),

(2) siswa yang tergolong baik sekali berjumlah 1 orang (2,85%), (3) siswa yang

tergolong lebih dari cukup berjumlah 16 orang (45,71%), (4) siswa yang

tergolong cukup berjumlah 3 orang (8,57%), (5) siswa yang tergolong hampir

cukup berjumlah 12 orang (34,28%), dan (6) siswa yang tergolong kuran

berjumlah 2 orang (5,71%).

Pengelompokan keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa untuk

indikator strukutr teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Struktur Teks

No Kualifikasi Tingkat Nilai Frekuensi Persentase


Penguasaan (%)
1 Sempurna 96-100 10 1 2,85
2 Baik Sekali 86-95 9 1 2,85
3 Baik 76-85 8 0 0
4 Lebih dari Cukup 66-75 7 16 45,71
5 Cukup 56-65 6 3 8,57
6 Hampir Cukup 46-55 5 12 34,28
7 Kurang 36-45 4 2 5,71
8 Kurang Sekali 26-35 3 0 0
9 Buruk 16-25 2 0 0
10 Buruk Sekali 0-15 1 0 0
101

Berpedoman pada Tabel 13, keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks dapat

digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut ini.

35
30
25
20 16
12
Frekuensi

15
10 3
0 0 0 2 0 1 1
5
0

Kualifikasi

Diagram 2
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
untuk Indikator Struktur Teks

b. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Isi Teks Prosedur Kompleks (2)
Setelah data pada Lampiran 14 diolah dengan menggunakan rumus

persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 87,50 dan terendah 37,50.

Gambaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks secara lengkap sebagai berikut. Pertama,

siswa yang mendapat nilai 87,5 sebanyak 2 orang (5,71%). Kedua, siswa yang

mendapat nilai 75 sebanyak 9 orang (25,71%). Ketiga, siswa yang mendapat nilai

62,5 sebanyak 8 orang (22,85%). Keempat, siswa yang mendapat nilai 50


102

sebanyak 14 orang (40%). Kelima, siwa yang mendapat nilai 37,5 sebanyak 2

orang (5,71%).

Setelah nilai keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks diperoleh, langkah berikutnya

menafsirkan keterampilan siswa berdasarkan rata-rata hitung (M). Untuk

mengetahui rata-rata hitung tersebut, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam

tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 14
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Isi Teks

X F FX
87,50 2 175,00
75,00 9 675,00
62,50 8 500,00
50,00 14 700,00
37,50 2 75,00
N=35 ∑FX= 2125,00
∑ FX
𝑀=
N

2125,00
=
35

= 60,71

Dari data Tabel 14 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 60,71.

Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan untuk indikator isi teks tergolong cukup karena M-nya berada pada tingkat

penguasaan 56-65% pada skala 10.

Langkah berikutnya mengklasifikasikan keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa untuk indikator isi teks menurut skala 10. Mengacu pada
103

pedoman skala 10 tersebut, tingkat keterampilan menulis prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas lima kelompok, yaitu

(1) siswa yang tergolong baik sekali berjumlah 2 orang (5,71%), (2) siswa yang

tergolong lebih dari cukup berjumlah 9 orang (25,71%), (3) siswa yang tergolong

cukup berjumlah 8 orang (22,85%), (4) siswa yang tergolong hampir cukup

berjumlah 14 orang (40%), dan (5) siswa yang tergolong kurang berjumlah 2

orang (5,71%).

Pengelompokan keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa untuk

indikator isi teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.

Tabel 15
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Isi Teks

No Kualifikasi Tingkat Nilai Frekuensi Persentase


Penguasaan (%)
1 Sempurna 96-100 10 0 0
2 Baik Sekali 86-95 9 2 5,71
3 Baik 76-85 8 0 0
4 Lebih dari Cukup 66-75 7 9 25,71
5 Cukup 56-65 6 8 22,85
6 Hampir Cukup 46-55 5 14 40
7 Kurang 36-45 4 2 5,71
8 Kurang Sekali 26-35 3 0 0
9 Buruk 16-25 2 0 0
10 Buruk Sekali 0-15 1 0 0

Berpedoman pada Tabel 15, keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks dapat digambarkan

dalam bentuk diagram batang berikut ini.


104

35
30
25
20
Frekuensi

14
15 9
8
10
5 2 2
0 0 0 0 9
0

Kualifikasi

Diagram 3
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Isi Teks

c. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Diksi pada Teks Prosedur Kompleks (3)

Setelah data pada Lampiran 14 diolah dengan menggunakan rumus

persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 dan terendah 50.

Gambaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks secara lengkap sebagai berikut.

Pertama, siswa yang mendapat nilai 75,00 sebanyak 10 orang (28,57%). Kedua,

siswa yang mendapat nilai 62,50 sebanyak 11 orang (31,42%). Ketiga, siswa yang

mendapat nilai 50 sebanyak 14 orang (40%).

Setelah nilai keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks diperoleh, langkah berikutnya

menafsirkan keterampilan siswa berdasarkan rata-rata hitung (M). Untuk


105

mengetahui rata-rata hitung tersebut, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam

tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 16
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi

X F FX
75,00 10 750,00
62,50 11 687,50
50 14 700,00
N= 35 ∑FX= 2137,50

∑ FX
𝑀=
N

2137,50
=
35

= 61,07

Dari data Tabel 16 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 61,07

(61). Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan untuk indikator diksi teks tergolong cukup karena M-nya berada pada

tingkat penguasaan 56-65% pada skala 10.

Langkah berikutnya mengklasifikasikan keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa untuk bahasa teks menurut skala 10. Mengacu pada

pedoman skala 10 tersebut, tingkat keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas 3 kelompok, yaitu (1)

siswa yang tergolong lebih dari cukup berjumlah 10 orang (28,57%), (2) siswa

yang tergolong cukup berjumlah 11 orang (31,42%), (3) siswa yang tergolong

hampir cukup berjumlah 14 orang (40%).


106

Pengelompokan keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa untuk

indikator diksi teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini.

Tabel 17
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi

No Kualifikasi Tingkat Nilai Frekuensi Persentase


Penguasaan (%)
1 Sempurna 96-100 10 0 0
2 Baik Sekali 86-95 9 0 0
3 Baik 76-85 8 0 0
4 Lebih dari Cukup 66-75 7 10 28,57
5 Cukup 56-65 6 11 31,42
6 Hampir Cukup 46-55 5 14 40
7 Kurang 36-45 4 0 0
8 Kurang Sekali 26-35 3 0 0
9 Buruk 16-25 2 0 0
10 Buruk Sekali 0-15 1 0 0

Berpedoman pada Tabel 17, keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks dapat digambarkan

dalam bentuk diagram batang berikut ini.

35
25 14 11 10
15
Frekuensi

0 0 0 0 0 0 0
5
-5

Kualifikasi

Digram 4
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi
107

2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa XI SMK Negeri 1


Tapan Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan

Nilai keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan secara umum ditentukan dengan menggunakan rumus berikut. Di

bawah ini adalah contoh penerapan rumus tersebut untuk sampel 01.

SM
𝑁= × SMax
SI

8
= × 100
12

= 66,67

Data keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa berdasarkan

ketiga indikator penilaian secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 14.

Berdasarkan data tersebut, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95,83 dan

terendah 54,17. Gambaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Tapan secara lengkap adalah sebagai berikut. Siswa yang

memperoleh nilai (a) 95,83 berjumlah 1 orang (2,85%), (b) 91,67 berjumlah 3

orang (8,57%), (c) 87,50 berjumlah 5 orang (14,28%), (d) 83,33 berjumlah 7

orang (20%), (e) 79,17 berjumlah 3 orang (8,57%), (f) 75,00 berjumlah 6 orang

(17,14%), (g) 70,83 berjumlah 4 orang (11,42%), (h) 66,67 berjumlah 5 orang

(14,28%), (i) 54,17 berjumlah 1 (2,85%).

Setelah data keterampilan menulis teks prosedur kompleks diperoleh,

langkah berikutnya adalah menafsirkan keterampilan siswa tersebut berdasarkan

rata-rata hitung (M). Untuk itu, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam tabel

distribusi frekuensi berikut ini.


108

Tabel 18
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
untuk Gabungan Ketiga Indikator
No. Nilai F FX Persentase
1 95,83 1 95,83 2,85
2 91,67 3 275,01 8,57
3 87,50 5 437,50 14,28
4 83,33 7 583,31 20
5 79,17 3 237,51 8,57
6 75,00 6 450,00 17,14
7 70,83 4 283,32 11,42
8 66,67 5 333,35 14,28
9 54,17 1 54,17 2,85
∑ 35 2750,00 100
∑ FX
𝑀=
N
2750,00
=
35
= 78,57

Berdasarkan data pada Tabel 18 tersebut, diperoleh rata-rata (M) sebesar

78,57 (79). Mengacu pada rata-rata hitung (M) yang diperoleh, disimpulkan

bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri

1 Tapan berdasarkan ketiga indikator tergolong baik karena M-nya berada pada

tingkat penguasaan 76%-85% pada skala 10.

Langkah berikutnya mengelompokkan keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa berdasarkan skala 10. Mengacu pada pedoman skala 10 tersebut,

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan dapat dikelompokkan atas lima kelompok yaitu, (a) sempurna berjumlah 1

orang (2,85%), (b) baik sekali berjumlah 8 orang (22,85%), (c) baik berjumlah 10

orang (28,57%), (d) lebih dari cukup berjumlah 15 (42,85%), dan (e) hampir

cukup berjumlah 1 (2,85%). Untuk lebih jelasnya pengelompokan keterampilan

menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan, dapat

dilihat pada tabel berikut.


109

Tabel 19
Pengklasifikasian Nilai Keterampilan Menulis Teks prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan

Rentang Persentas
No. an Nilai Kualifikasi F e
1 96-100 Sempurna 1 2.86
2 86-95 Baik Sekali 8 22.86
3 76-85 Baik 10 28.57
4 66-75 Lebih dari Cukup 15 42.85
5 56-65 Cukup 0 0.00
6 46-55 Hampir Cukup 1 2.86
7 36-45 Kurang 0 0.00
8 26-35 Kurang Sekali 0 0.00
9 16-25 Buruk 0 0.00
10 0-15 Buruk Sekali 0 0.00
Jumlah 35 100.00

Berpedoman pada tabel di atas, keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk gabungan ketiga indikator

dapat digambarkan pada dalam bentuk diagram batang berikut ini.

35
30
25
20 15
10
Frekuensi

15 8
10
5 0 0 0 0 1 0 1
0

Kualifikasi

Diagram 5
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
110

Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan

Berikut adalah contoh hasil tes keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan.

Siswa memperoleh nilai 95,83 (Sempurna)

Sampel 012
Hasil Scan Tulisan Siswa

Pertama, ditinjau dari indikator struktur teks (1) teks prosedur kompleks

yang ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan strukturnya telah lengkap. Hasil

tulisan siswa tersebut telah memperlihatkan kelengkapan struktur yaitu, judul,

tujuan, langkah, dan penutup. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 100 untuk

indikator 1.
111

Kedua, ditinjau dari indikator isi teks (2) teks prosedur kompleks yang

ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan telah sesuai dengan topik yang

dibahas. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 100 untuk indikator 2.

Ketiga,ditinjau dari indikator diksi teks (3) teks prosedur kompleks yang

ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan telah baik. Terdapat pilihan kata yang

tidak efektif, tetapi ketidakefektifan dan ketidaktepatan kata itu tidak menggangu,

pembaca masih bisa memahami maksud dari kata yang disampaikan. Terdapat dua

kesalahan diksi yang ditemukan pada teks yang ditulis oleh sampel 006,

contohnya terlihat pada paragraph pertama kata tau seharusnya tahu dan kata

formulis seharusnya formulir. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 87,50

untuk indikator 3.

Siswa memperoleh nilai 54,17 (Hampir Cukup)

Sampel 008
Hasil Scan Tulisan Siswa
112

Pertama, ditinjau dari indikator struktur teks (1) teks prosedur kompleks

yang ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan strukturnya tidak lengkap. Hasil

tulisan siswa tersebut telah memperlihatkan siswa hanya menulis struktur judul

dan langkah-langkah. Tidak terdapat tujuan, serta penutup didalam teks tersebut.

Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai 50,00 untuk indikator 1.

Kedua, ditinjau dari indikator isi teks (2) teks prosedur kompleks yang

ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan kurang sesuai dengan topik yang

dibahas serta tidak rinci dalam menjabarkan. Oleh karena itu, siswa memperoleh

nilai 50,00 untuk indikator 2.

Ketiga,ditinjau dari indikator diksi teks (3) teks prosedur kompleks yang

ditulis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan belum tepat. Terdapat pilihan kata

yang tidak efektif, tetapi ketidakefektifan dan ketidaktepatan kata itu tidak

menggangu, pembaca masih bisa memahami maksud dari kata yang disampaikan.

Terdapat dua kesalahan diksi yang ditemukan pada teks yang ditulis oleh sampel

008, contohnya terlihat pada kata buat seharusnya tentukan, kata akte seharusnya

akta dan kata lagi seharusnya kembali. Oleh karena itu, siswa memperoleh nilai

62,50 untuk indikator 3.

a. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa XI SMK Negeri 1


Tapan Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan untuk Indikator
Struktur Teks Prosedur Kompleks (1)

Setelah data pada lampiran 14 diolah dengan menggunakan rumus

persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah 50.

Gambaran keterampilan menulis prosedur kompleks berita siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks secara lengkap sebagai berikut.
113

Pertama, siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 15 orang (42,85%). Kedua,

siswa yang mendapat nilai 87,50 sebanyak 6 orang (17,14%). Ketiga, siswa yang

mendapat nilai 75 sebanyak 13 orang (37,14%). Keempat, siswa yang

memperoleh nilai 50 sebanyak 1 orang (2,85%).

Setelah nilai keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks diperoleh, langkah berikutnya

menafsirkan keterampilan siswa berdasarkan rata-rata hitung (M). Untuk

mengetahui rata-rata hitung tersebut, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam

tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 20
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk Indikator Struktur Teks

X F FX
100,00 15 1500,00
87,50 6 525,00
75,00 13 975,00
50,00 1 50,00
N=35 ∑FX= 3050
∑ FX
𝑀=
N
3050
=
35

= 87,14

Dari data Tabel 20 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 87,14

(87). Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan untuk indikator struktur teks tergolong baik sekali karena M-nya berada

pada tingkat penguasaan 86-95% pada skala 10.


114

Langkah berikutnya mengklasifikasikan keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa untuk indikator unsur teks menurut skala 10. Mengacu

pada pedoman skala 10 tersebut, tingkat keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas empat

kelompok, yaitu (1) siswa yang tergolong sempurna berjumlah 15 orang

(42,85%), (2) siswa yang tergolong baik sekali berjumlah 6 orang (17,14%), (3)

siswa yang tergolong lebih dari cukup berjumlah 13 orang (37,14%), dan (4)

siswa yang tergolong hampir cukup berjumlah 1 orang (2,85%).

Pengelompokan keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa untuk

indikator strukutr teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 21
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Struktur Teks

No Kualifikasi Tingkat Nilai Frekuensi Persentase


Penguasaan (%)
1 Sempurna 96-100 10 15 42,85
2 Baik Sekali 86-95 9 6 17,14
3 Baik 76-85 8 0 0
4 Lebih dari Cukup 66-75 7 13 37,14
5 Cukup 56-65 6 0 0
6 Hampir Cukup 46-55 5 1 2,85
7 Kurang 36-45 4 0 0
8 Kurang Sekali 26-35 3 0 0
9 Buruk 16-25 2 0 0
10 Buruk Sekali 0-15 1 0 0

Berpedoman pada Tabel 21, keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator struktur teks dapat

digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut ini.


115

35
30
25
20 13 15
Frekuensi

15
10 6
5 0 0 0 0 1 0 0
0

Kualifikasi

Diagram 6
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
untuk Indikator Struktur Teks

b. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Isi Teks Prosedur Kompleks (2)
Setelah data pada Lampiran 14 diolah dengan menggunakan rumus

persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah 50.

Gambaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks secara lengkap sebagai berikut. Pertama,

siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 1 orang (2,85). Kedua, siswa yang

mendapat nilai 87,5 sebanyak 11 orang (31,42%). Ketiga, siswa yang mendapat

nilai 75 sebanyak 12 orang (34,28%). Keempat, siswa yang mendapat nilai 62,5

sebanyak 9 orang (25,71%). Kelima, siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 2

orang (5,71%).

Setelah nilai keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks diperoleh, langkah berikutnya

menafsirkan keterampilan siswa berdasarkan rata-rata hitung (M). Untuk


116

mengetahui rata-rata hitung tersebut, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam

tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 22
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Struktur Teks
X F FX
100,00 1 100,00
87,50 11 962,50
75,00 12 900,00
62,50 9 562,50
50,00 2 100,00
N=35 ∑FX= 2625,00
∑ FX
𝑀=
N
2625,00
=
35
= 75,00

Dari data Tabel 22 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 75,00.

Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan untuk indikator isi teks tergolong lebih dari cukup karena M-nya berada

pada tingkat penguasaan 66-75% pada skala 10.

Langkah berikutnya mengklasifikasikan keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa untuk indikator isi teks menurut skala 10. Mengacu pada

pedoman skala 10 tersebut, tingkat keterampilan menulis prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas lima kelompok, yaitu

(1) siswa yang tergolong sempurna berjumlah 1 orang (2,85%), (2) siswa yang

tergolong baik sekali berjumlah 11 orang (31,42%), (3) siswa yang tergolong

lebih dari cukup berjumlah 12 orang (34,28%), (4) siswa yang tergolong cukup

berjumlah 9 orang (25,71%), dan (5) siswa yang tergolong hampir cukup

berjumlah 2 orang (5,71%).


117

Pengelompokan keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa untuk

indikator isi teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 23 berikut ini.

Tabel 23
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Isi Teks
No Kualifikasi Tingkat Nilai Frekuensi Persentase
Penguasaan (%)
1 Sempurna 96-100 10 1 2,85
2 Baik Sekali 86-95 9 11 31,42
3 Baik 76-85 8 0 0
4 Lebih dari Cukup 66-75 7 12 34,28
5 Cukup 56-65 6 9 25,71
6 Hampir Cukup 46-55 5 2 5,71
7 Kurang 36-45 4 0 0
8 Kurang Sekali 26-35 3 0 0
9 Buruk 16-25 2 0 0
10 Buruk Sekali 0-15 1 0 0

Berpedoman pada Tabel 23, keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator isi teks dapat digambarkan

dalam bentuk diagram batang berikut ini.

35
30
25
20
Frekuensi

15 12 11
9
10
5 2 1
0 0 0 0 0
0

Kualifikasi

Diagram 7
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Sesudah Menggunkan Teknik Pemodelan
untuk Indikator Isi Teks
118

c. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan untuk
Indikator Diksi pada Teks Prosedur Kompleks (3)

Setelah data pada Lampiran 14 diolah dengan menggunakan rumus

persentase, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 87,50 dan terendah 62,50.

Gambaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks secara lengkap sebagai berikut.

Pertama, siswa yang mendapat nilai 87,50 sebanyak 4 orang (11,42%). Kedua,

siswa yang mendapat nilai 75,00 sebanyak 23 orang (65,71%). Ketiga, siswa yang

mendapat nilai 62,50 sebanyak 8 orang (22,85%).

Setelah nilai keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks diperoleh, langkah berikutnya

menafsirkan keterampilan siswa berdasarkan rata-rata hitung (M). Untuk

mengetahui rata-rata hitung tersebut, data pada Lampiran 14 dimasukkan dalam

tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 24
Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosdur Kompleks
untuk Indikator Diksi
X F FX
87,50 4 350,00
75,00 23 1725,00
62,50 8 500,00
N= 35 ∑FX= 2575,00

∑ FX
𝑀=
N

2575,00
=
35

= 73,57
119

Dari data Tabel 24 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 73,57

(74). Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan untuk indikator diksi teks tergolong lebih dari cukup karena M-nya berada

pada tingkat penguasaan 66-75% pada skala 10.

Langkah berikutnya mengklasifikasikan keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa untuk bahasa teks menurut skala 10. Mengacu pada

pedoman skala 10 tersebut, tingkat keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan dikelompokkan atas 3 kelompok, yaitu (1)

siswa yang tergolong baik sekali berjumlah 4 orang (11,42%), (2) siswa yang

tergolong lebih dari cukup berjumlah 23 orang (65,71%), (3) siswa yang

tergolong cukup berjumlah 8 orang (22,85%).

Pengelompokan keterampilan menulis teks berita siswa untuk indikator

diksi teks, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 25 berikut ini.

Tabel 25
Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi

No Kualifikasi Tingkat Nilai Frekuensi Persentase


Penguasaan (%)
1 Sempurna 96-100 10 0 0
2 Baik Sekali 86-95 9 4 11,42
3 Baik 76-85 8 0 0
4 Lebih dari Cukup 66-75 7 23 65,71
5 Cukup 56-65 6 8 22,85
6 Hampir Cukup 46-55 5 0 0
7 Kurang 36-45 4 0 0
8 Kurang Sekali 26-35 3 0 0
9 Buruk 16-25 2 0 0
10 Buruk Sekali 0-15 1 0 0
120

Berpedoman pada Tabel 25, keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan untuk indikator diksi teks dapat digambarkan

dalam bentuk diagram batang berikut ini.

35
30
23
25
20
Frekuensi

15
8
10 4
5 0 0 0 0 0 0 0
0

Kualifikasi

Diagram 8
Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
untuk Indikator Diksi

3. Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks


Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan

Pada subbab ini, diuraikan pengaruh keterampilan menulis teks prosedur

kompleks sebelum dan sesudah menggunakan teknik pemodelan siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan. Ada atau tidaknya pengaruh teknik pemodelan terhadap

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan diketahui dengan cara membandingkan keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa pada saat tes unjuk kerja. Untuk lebih jelasnya, perbandingan

tersebut dapat dilihat pada Tabel 26 berikut.


121

Tabel 26
Perbandingan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
No TES N ∑X ∑X2 Rata-rata
,
1 Pretest 35 2170 83 138106,69 62.02
2 Postest 35 2750,00 219062,08 78.57

Berdasarkan Tabel 26 tersebut, dapat dilakukan uji-t untuk mengetahui

pengaruh teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data.

a. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji prasyarat analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, sedangkan homogenitas

data dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki homogenitas atau tidak.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Liliefors.

Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, diperoleh LO dan Lt pada taraf

kepercayaan 0,05 untuk n1 = 35 dan n2 = 35, seperti pada Tabel 27 berikut.

Tabel 27
Uji Normalitas Data
No Tes Jumlah Taraf LO Lt Keterangan
(N) Nyata
1 Pretest 35 0,05 0,1014 0,1497 Berdistribusi Normal
2 Postest 35 0,05 0,1201 0,1497 Berdistribusi Normal
122

Berdasarkan Tabel 27 tersebut, disimpulkan bahwa data pada saat pretest

berdistribusi normal pada taraf kepercayaan untuk n = 35 karena LO < Lt (0,1014 <

0,1497). Demikian juga dengan data pada saat postest berdistribusi normal pada

taraf kepercayaan untuk n = 32 karena LO < Lt (0,1201< 0,1497).

2) Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok

sampel homogen atau tidak. Berdasarkan uji homogenitas data yang dilakukan

diperoleh Fhitung dan Ftabel pada taraf kepercayaan dengan dk = (n1+n2)- 2, seperti

pada Tabel 28 berikut.

Tabel 28
Uji Homogenitas
X1 X12 X2 X22
2170,83 138106,69 2750,00 219062,08

Varians X1: s1 = n Σ X12 - (Σ X1)2


n(n – 1)

s1 = 35 (138106,69) – (2170,83) 2
35 (35– 1)

s1 = 4833734,31-4712502,89
1190
s1 = 121231,43
1190
s1 = 101,88

Varians X2: s2 = n ΣX22 - (ΣX2)2


n(n – 1)

s2 = 35 (219062,08) – (2750,00) 2
35 (35 – 1)

s2 = 7667172,93 – 7562500,00
1190
123

s2 = 104672,93
1190
s2 = 87,96

Fhitung = Varians besar = 101,88= 1,16


Varians kecil 87,96

Dengan menggunakan derajat kebebasan n1 sebagai pembilang dan n2

sebagai penyebut taraf siginfikansi 0,05 pada tabel Distribusi F terbaca batas

signifikansi (Ftabel) adalah 1,78. Mengingat Fhitung 1,16 lebih kecil dari Ftabel 1,78

maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians tersebut homogen. Dengan kata

lain kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.

3) Uji Hipotesis

Setelah diketahui bahwa kelompok data berdistribusi normal dan

homogen, dapat dilakukan uji-t untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Langkah pertama yang dilakukan adalah

menentukan standar deviasi gabungan (S) dengan rumus berikut.


2 2
(∑ 𝑥1 ) (∑ 𝑥2 )
𝑥̅ 1 −𝑥̅ 2 ∑ 𝑥12 − +∑ 𝑥22 −
𝑛1 𝑛2
t= dengan S2 =
𝑆2 𝑆2 (𝑛1 +𝑛2 )−2
√ +
𝑁1 𝑁2
Diketahui:
N1 = 35 N2 = 35
X1 = 2170,83 X12 = 2750,00
X2 = 138106,69 X22 = 219062,08
̅
𝑋1 = 62,02 𝑋̅2 = 78,57
2 2
(∑ 𝑥1 ) (∑ 𝑥2 )
∑ 𝑥12 − +∑ 𝑥22 −
𝑛1 𝑛2
S2 = (𝑛1 +𝑛2 )−2

(2170,83)2 (2750,00)2
138106,69− +219062,08−
35 35
S2 = (35+35)−2
124

4712502,89 7562500
138106,69− +219062,08−
35 35
S2 = 68

138106,69−134642,94+219062,08−216071,43
S2 = 68
3463,75+2990,65
S2 = 68
6454,4
S2 = 68

S2 = 94,92

Berdasarkan rumus tersebut, diketahui standar deviasi gabungan (S) yaitu

94,92. Dengan demikian, dapat ditentukan perbandingan keterampilan menulis

teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum dan

sesudah menggunakan teknik pemodelan dengan melakukan uji-t sebagai berikut.

Diketahui
n1 = 35 n2 = 35
x1 = 62,02 x2 = 78,57
S2 = 94,92

𝑥̅ 1 −𝑥̅ 2
t= 𝑆2 𝑆2
√ +
𝑁1 𝑁2

62,02−78,57
t= 94,92 94,92
√ +
35 35

16,55
t=
√2,712+2,712

16,55
t=
√5,424

16,55
t= 2,33

t = 7,10

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas diperoleh thitung sebesar 7,10, jika

dibandingkan ttabel = 1,70 < thitung = 7,10 dengan demikian hipotesis kerja yang berbunyi

“terdapat pengaruh teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis Teks Prosedur

Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan” diterima.


125

C. Pembahasan

Hal-hal yang diuraikan dalam pembahasan adalah (a) keterampilan

menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum

menggunakan teknik pemodelan, (b) keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sesudah menggunakan teknik

pemodelan, dan (c) pengaruh penggunaan teknik pemodelan terhadap

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan.

1. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
Keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan berdasarkan rata-rata hitung dari ketiga indikator sebesar 62,02

(62) dengan kualifikasi Cukup (C ) karena berada pada rentang 56-65% pada

skala 10.

Hal ini disebabkan siswa masih kurang mampu menuangkan gagasan,

pikiran, dan jarangnya mendapatkan latihan untuk menulis saat proses belajar.

Kekurangmampuan siswa ini lebih terlihat pada rata-rata hitung indikator isi teks

prosedur kompleks sebesar 60,71 dengan kualifikasi Cukup (C). Sesuai dengan

pendapat Semi (2009:17) bahwa kegiatan menulis bertujuan untuk memberikan

arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan

meyakinkan pembaca. Oleh sebab itu guru harus memberikan latihan dan

motivasi kepada siswa agar lebih banyak menulis.

Selanjutnya, berdasarkan analisis data, keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tapan menunjukan rata-rata hitung dari
126

ketiga indikator, struktur teks prosedur kompleks (64,29) kualifikasi Cukup (C) isi

teks prosedur kompleks (60,71) kualifikasi Cukup (C), diksi teks prosedur

kompleks (61,07) kualifikasi Cukup (C). Dari analisis tersebut, kesalahan paling

banyak yang dilakukan siswa terdapat pada indikator isi teks prosedur kompleks

dengan nilai rata-rata 60,71 dan kesalahan paling sedikit yang dilakukan siswa

terdapat pada indikator struktur teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata

64.29.

Kesalahan paling banyak yang dilakukan siswa terdapat pada indikator isi

teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata 60,71 dengan kualifikasi cukup (C).

Berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan terlihat bahwa siswa masih

kesulitan mengembangkan isi teks prosedur kompleks sesuai dengan topik yang

dibahas. Hal tersebut terlihat bahwa masih banyak siswa yang menulis teks

proseduk kompleks melenceng dari tema/topik yang telah ditentukan. Teori

mengenai isi ini mengacu pada pendapat Priyatni (2014:87) yang menyatakan

bahwa isi teks prosedur secara keseluruhan tertuang dalam tujuan dan langkah-

langkah. Isi teks prosedur, dapat dilihat dari tujuan teks tersebut. Tujuan haruslah

jelas dan spesifik. Tujuan juga dapat dilihat berdasarkan judul atau topik yang

dituliskan. Judul berasal dari sebuah tema dan topik. Judul dalam teks prosedur

dapat berupa nama benda/ sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan atau dapat

berupa cara melakukan/ menggunakan sesuatu. Jadi, isi tertuang dalam atau

langah-langkah.

Bertolak dari hasil penilaian tulisan teks prosedur kompleks siswa, dapat

disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa,


127

khususnya untuk indikator isi tidak tercapai. Hal ini relevan dengan temuan awal

seperti yang telah diuraikan pada bagian latar belakang masalah. Dalam tulisannya

siswa masih sulit mengembangkan teks prosedur kompeks sesuai dengan topic

yang dibahas. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siswa tidak memahami

bagaimana mengembangkan isi dalam sebuah tulisan.

Keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan berdasarkan rata-rata hitung dari ketiga indikator sebesar 62,02

(62) dengan kualifikasi Cukup (C ) karena berada pada rentang 56-65% pada

skala 10.

Hal ini disebabkan siswa masih kurang mampu menuangkan gagasan,

pikiran, dan jarangnya mendapatkan latihan untuk menulis saat proses belajar.

Kekurangmampuan siswa ini lebih terlihat pada rata-rata hitung indikator isi teks

prosedur kompleks sebesar 60,71 dengan kualifikasi Cukup (C). Sesuai dengan

pendapat Semi (2009:17) bahwa kegiatan menulis bertujuan untuk memberikan

arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan

meyakinkan pembaca. Oleh sebab itu guru harus memberikan latihan dan

motivasi kepada siswa agar lebih banyak menulis.

Selanjutnya, berdasarkan analisis data, keterampilan menulis teks prosedur

kompleks siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tapan menunjukan rata-rata hitung dari

ketiga indikator, struktur teks prosedur kompleks (64,29) kualifikasi Cukup (C) isi

teks prosedur kompleks (60,71) kualifikasi Cukup (C), diksi teks prosedur

kompleks (61,07) kualifikasi Cukup (C). Dari analisis tersebut, kesalahan paling

banyak yang dilakukan siswa terdapat pada indikator isi teks prosedur kompleks
128

dengan nilai rata-rata 60,71 dan kesalahan paling sedikit yang dilakukan siswa

terdapat pada indikator struktur teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata

64.29.

Kesalahan paling banyak yang dilakukan siswa terdapat pada indikator isi

teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata 60,71 dengan kualifikasi cukup (C).

Berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan terlihat bahwa siswa masih

kesulitan mengembangkan isi teks prosedur kompleks sesuai dengan topik yang

dibahas. Hal tersebut terlihat bahwa masih banyak siswa yang menulis teks

proseduk kompleks melenceng dari tema/topik yang telah ditentukan. Teori

mengenai isi ini mengacu pada pendapat Priyatni (2014:87) yang menyatakan

bahwa isi teks prosedur secara keseluruhan tertuang dalam tujuan dan langkah-

langkah. Isi teks prosedur, dapat dilihat dari tujuan teks tersebut. Tujuan haruslah

jelas dan spesifik. Tujuan juga dapat dilihat berdasarkan judul atau topik yang

dituliskan. Judul berasal dari sebuah tema dan topik. Judul dalam teks prosedur

dapat berupa nama benda/ sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan atau dapat

berupa cara melakukan/ menggunakan sesuatu. Jadi, isi tertuang dalam atau

langah-langkah.

Bertolak dari hasil penilaian tulisan teks prosedur kompleks siswa, dapat

disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa,

khususnya untuk indikator isi tidak tercapai. Hal ini relevan dengan temuan awal

seperti yang telah diuraikan pada bagian latar belakang masalah. Dalam tulisannya

siswa masih sulit mengembangkan teks prosedur kompeks sesuai dengan topic
129

yang dibahas. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siswa tidak memahami

bagaimana mengembangkan isi dalam sebuah tulisan.

2. Keterampilan Menulis Teks Proseddur Kompleks Siswa Kelas XI SMK


Negeri 1 Tapan Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, diketahui bahwa

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMA Negeri 1

Tapan diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu Sempurna (S), Baik Sekali

(BS), Baik (B), Lebih dari Cukup (LdC), dan Hampir Cukup (HC). Nilai rata-rata

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMA Negeri 1

Tapan Padang adalah 78,57 dengan tingkat penguasaan (76-85%) berada pada

kualifikasi baik pada skala 10.

Indikator yang paling dikuasai siswa adalah indikator menentukan struktur

teks prosedur kompleks dengan nilai rata-rata 87,24 dengan tingkat penguasaan

(86-95%) berada pada kualifikasi baik sekali pada skala 10. Berdasarkan dari nilai

rata-rata yang diperoleh dapat dikatakan sebagian besar siswa sudah mulai mampu

menentukan struktur dari teks prosedur kompleks dengan benar dan berurutan.

Hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dengan rata-rata 87,24 berada pada

kualifikasi Baik Sekali (BS).

Penguasaan siswa yang paling rendah adalah pada indikator diksi teks

prosedur kompleks yang dibaca oleh siswa. Nilai rata-rata siswa adalah 73,57

dengan tingkat penguasaan (66—75%) berada pada kualifikasi lebih dari cukup

pada skala 10. Berdasarkan dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa

siswa kesulitan dalam memilih kata (diksi) yang tepat untuk mewakili pikirannya..

Hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dengan rata-rata berada pada
130

kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Teori mengenai diksi mengacu pada

pendapat Gani (2012:130) menyatakan bahwa diksi juga dapat diartikan sebagai

kegiatan menyeleksi kata-kata sedemikian rupa dalam rangka mengekspresikan

ide, gagasan, atau perasaan. Diksi yang baik lahir dari pemilihan kata-kata secara

efektif dan efisien. Dengan cara demikian, kalimat yang dihasilkan akan mampu

mengkomunikasikan gagasan secara tapat sesuai dengan pokok masalah dan dapat

diterima atau dipahami dengan baik oleh pembaca atau pendengar.

Sejalan degan Gani, Arifin dan Maran (dalam Gani 2012:129) menyatakan

bahwa diksi adalah kegiatan memilih kata dengan tepat untuk menyatakan sesuatu

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMA Negeri 1

Tapan sebesar 78,57 dan berada pada kualifikasi Baik (B). Bertolak dari hasil nilai

rata-rata tersebut, secara garis besar siswa bisa dikatakan sudah mengerti

mengenai struktur teks prosedur kompleks, isi teks prosedur kompleks, serta diksi

teks prosedur kompleks dengan menggunakan teknik pemodelan. Dengan

demikian, teknik pemodelan bisa digunakan dalam pembelajaran khusunya

keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Hanafiah dan Suhana (2012:74) menyatakan bahwa teknik pemodelan

(modeling) dalam pembelajaran dapat membuat pengajaran lebih berarti karena

ada sesuatu yang dapat ditiru, baik yang bersifat kejiwaan (identifikasi) maupun

bersifat fisik (imitasi) yang berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan suatu

aktivitas, cara untuk mengetahui pengetahuan, atau keterampilan.


131

3. Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks


Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan

Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data, diperoleh gambaran bahwa

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan sebelum menggunakan teknik pemodelan berada pada kualifikasi Cukup

dengan rata-rata 62,02. Sebaliknya, keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sesudah menggunakan teknik pemodelan

berada pada kualifikasi Baik (B) dengan rata-rata 78,57.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keterampilan menulis teks

prosedur kompleks adalah teknik pemodelan. Hanafiah dan Suhana (2012:74)

menyatakan bahwa teknik pemodelan (modeling) dalam pembelajaran dapat

membuat pengajaran lebih berarti karena ada sesuatu yang dapat ditiru, baik yang

bersifat kejiwaan (identifikasi) maupun bersifat fisik (imitasi) yang berkaitan

dengan cara untuk mengoperasikan suatu aktivitas, cara untuk mengetahui

pengetahuan, atau keterampilan. Oleh sebab itu, pemodelan dalam pembelajaran

bisa dilakukan oleh guru, peserta didik, atau dengan cara mendatangkan

narasumber dari luar (outsoucing).

Sejalan dengan pendapat Hanafiah dan Suahana, Tarigan (1986:194)

teknik pemodelan merupakan cara guru mempersiapkan model yang akan

dijadikan sebagai model atau contoh dalam proses pembelajaran yang bertujuan

untuk menjadikan suatu proses seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan

evaluasi. Kunandar (2009:313) mengungkapkan bahwa pemodelan artinya dalam

pembelajaran kemampuan atau pengetahuan tertentu ada model yang bias ditiru.
132

Dapat dilihat adanya pengaruh positif yang signifikan antara teknik

pemodelan dengan keterampilan menulis teks prosedur kompleks, baik dari segi

struktur,isi, maupun diksi.

Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa guru berperan penting

dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan memberikan variasi

model pembelajaran kepada siswa agar siswa tidak cepat bosan saat belajar,

khususnya menulis teks prosedur kompleks. Salah satu upaya tersebut berupa

penggunaan teknik pemodelan dalam pembelajaran keterampilan menulis teks

prosedur kompleks. Selanjutnya, ditinjau dari hasil menulis teks prosedur

kompleks. siswa, keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa sebelum

menggunakan teknik pemodelan lebih rendah dibandingkan dengan hasil menulis

teks prosedur kompleks siswa sesudah menggunakan teknik pemodelan. Hal itu

terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks

prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum menggunakan

teknik pemodelan berada pada kualifikasi Cukup dengan rata-rata 62,02.

Sebaliknya, keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan sesudah menggunakan teknik pemodelan berada pada kualifikasi

Baik (B) dengan rata-rata 78,57.

Demikian juga dengan hasil uji hipotesis diperoleh Thitung 7,10, sedangkan

Ttabel 1,70. Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik pemodelan berpengaruh secara

signifikan dengan taraf 95% karena Thitung>Ttabel (7,10>1,70). Perbedaan rata-rata

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa sebelum menggunakan teknik

pemodelan dan sesudah menggunakan teknik pemodelan dianggap sebagai


133

pengaruh yang ditimbulkan oleh penggunaan teknik pemodelan tersebut. Dengan

demikian, penggunaan teknik pemodelan berpengaruh terhadap keterampilan

menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan.


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV, dapat

disimpulkan tiga hal berikut. Pertama, keterampilan menulis teks prosedur

kompleka siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum menggunakan Teknik

Pemodelan berada pada kualifikasi Cukup (C) dengan nilai rata-rata 62,02. Jika

dibandingkan dengan KKM mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 1

Tapan, yaitu 75 disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks

siswa kelas kelas XI SMK Negeri 1 Tapan belum memenuhi KKM yang

ditentukan. Faktor tersebut disebabkan karena siswa belum terbiasa menulis teks

prosedur kompleks sehingga siswa sulit mengembangkan ide dan gagasannya

menjadi tulisan dan teks yang utuh.

Kedua, keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Tapan sesudah menggunakan Teknik Pemodelan berada pada

kualifikasi Baik (B) dengan nilai rata-rata 78,57. Jika dibandingkan dengan KKM

mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Tapan, yaitu 75 disimpulkan

bahwa keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas kelas XI SMK

Negeri 1 Tapan sudah memenuhi KKM yang ditentukan. Faktor tersebut

disebabkan karena siswa sudah mulai memahami teks prosedur kompleks dengan

baik.

Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan Teknik

Pemodelan terhadap keterampilan menulis teks teks prosedur kompleks siswa

86
87

kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai

keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1

Tapan sebelum menggunakan Teknik Pemodelan berada pada kualifikasi Cukup

(C) dengan nilai rata-rata 62,02. Jika dibandingkan dengan nilai keterampilan

menulis teks prosedur kompleks sesudah menggunakan Teknik Pemodelan siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Tapan berada pada kualifikasi Baik (B) dengan nilai rata-

rata 78,57.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, diajukan tiga saran berikut. Pertama,

disarankan kepada guru ata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1

Tapan untuk lebih memvariasikan model pembelajaran, khususnya dalam

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Hal ini disebabkan

model pembelajaran sangat berperan penting untuk mewujudkan tujuan

pembelajaran, salah satunya Teknik Pemodelan. Selain itu diharapkan guru juga

dapat merancang proses pembelajaran dengan baik.

Kedua, disarankan kepada siswa terutama kelas XI SMK Negeri 1 Tapan

untuk lebih banyak berlatih menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar

keterampilan dalam menulis teks prosedur kompleks dapat dikembangkan dengan

baik, lebih terstruktur dan berdaya guna.

Ketiga, disarankan kepada peneliti lain sebagai masukan dan perbandingan

dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah ini. Selain itu, supaya

dapat melakukan penelitian komprehensif, baik mengenai keterampilan menulis

teks prosedur kompleks maupun aspek-aspek lainnya.


KEPUSTAKAAN

Abdurahman dan Ratna E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia. (Buku Ajar). Padang: FBSS UNP.

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.Bandung:


Rosda.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Gani, Erizal. (2012). Bahasa Karya Tulis Ilmiah. Padang: UNP Press.

Hanafiah dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:


Refika Aditama.

Ibnu, Suhadi, dkk. (2003). Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang:


Universitas Negeri Malang.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kemendikbud. 2013. Buku Peserta didik Kelas X SMA/ MA. Jakarta:


Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Buku Guru Kelas X SMA/ MA. Jakarta: Kemendikbud

Kosasih, Engkos. (2014). Cerdas Berbahasa Indonesia: Untuk SMA/MA Kelas X.


Jakarta: Erlangga.

Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Persindo Persada.

Madona, Agnes Tiara. (2016). “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (Stad) Terhadap
Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas X Sman 1
Sitiung Kabupaten Dharmasraya”. (Skripsi). Padang: STKIP PGRI
Sumatrta Barat.

Mulyadi, Yadi. 2014. Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Nurgiantoro, B. (2011). Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: Anggota IKAPI.

Nurjamal, Daeng, dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.

88
89

Priyatni, E.T. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum


2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahmadeni. (2017). “Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan


Menulis Teks Cerita Ulang Biografi Siswa Kelas XI SMA Negeri 7
Padang”. (Skripsi). Padang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Padang.

Riana, Mutia. (2017). “Pengaruh Penggunaaan Teknik Pemodelan


Terhadap Keterampilan Menulis Teks Drama Siswa Kelas Xi Sma
Negeri 7 Padang”. (Skripsi). Padang: Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Padang.

Rintina, Nila Malda. (2016). “Pengaruh Penerapan Teknik Pemodelan


Berbantuan Media Gambar Terhadap Keterampilan Menulis Karangan
Deskripsi Siswa Kelas X Smk Pembina Bangsa Bukittinggi”. (Skripsi).
Padang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.

Sari, Resti Permata. (2016). “Pengaruh Penggunaan Teknik Pemodelan terhadap


Keterampilan Menulis Berita Siswa Kelas VIII MTsN Kayu Kalek
Kabupaten Pesisir Selatan”. (Skripsi). Padang: Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Padang.

Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.


Sudjana. (2005). Metode Statistika.Bandung: Transito Bandung.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Suryabrata, S. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tarigan, H. G. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Ketetrampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Thahar, Harris Effendi. 2008. Menulis Kreatif: Panduan Bagi Pemula. Padang:
UNP Press.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana.
90

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA
DALAM RANGKA PRA-PENELITIAN

A. Pengantar

Salam hormat, saya mendoakan agar Bapak/Ibu/Sdr. selalu salam

lindungan-Nya dan sukses dalam mengemban tugas mengampu bidang studi

bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Tapan.

Dalam rangka penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh

Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks”.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri

Padang, saya bermaksud melakukan wawancara dengan Bapak/Ibu/Sdr. Untuk itu,

saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr. memberikan jawaban/tanggapan atas butir-

butir pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara.

Terima kasih atas kerja sama yang baik. Semoga kesediaan Bapak/Ibu/Sdr.

menjadi amal ibadah dan dijadikan masukan yang sangat berharga bagi

pengemban mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur.

Hormat saya,

Mimi Putri Utami


NIM 14016084/2014
91

B. Butir-butir Pertanyaan untuk Guru

Sekolah : SMK N 1 Tapan


Waktu : 15 Juli
Narasumber : Karlindawati, S.Pd.
Jabatan : Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

1. Kurikulum apakah yang digunakan di sekoalah ini Bu?

2. Berapakah nilai KKM yang ditetapkan di SMK N 1 Tapan pada mata

pelajaran bahasa Indonesia Bu?

3. Berapakah jumlah siswa pada kelas XI SMK N 1 Tapan semester 1 tahun

ajaran 2018—2019 Bu?

4. Bagaimanakah proses Ibu merencanakan pembelajaran keterampilan menulis

teks prosedur kompleks hingga menyusun RPP?

5. Bagaimanakah proses Ibu menyeleksi dan menetapkan materi pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

6. Bagaimanakah proses Ibu menyeleksi dan menetapkan teknik pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

7. Bagaimanakah proses Ibu merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

8. Bagaimanakah proses Ibu menyeleksi dan menetapkan latihan-latihan dalam

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

9. Bagaimanakah proses Ibu merencanakan dan memberikan contoh-contoh

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

10. Bagaimanakah proses Ibu merenacakan dan melaksanakan evaluasi dalam

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?


92

11. Bagaimanakah proses Ibu merencakan dan melaksanakan tindak lanjut hasil

evaluasi dalam pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

12. Apakah kendala yang Ibu temui dalam pembelajaran keterampilan menulis

prosedur kompleks?

13. Bagaimanakah langkah-langkah yang Ibu tempuh dalam mengatasi kendala

dalam pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

C. Penutup

Pewawancara akan melakukan tinjau-ulang (recheck) setelah

mentranskripsikan hasil wawancara. Mohon diperiksa kembali seluruh butir

pertanyaan yang sudah Ibu tanggapi.

Atas kerja sama, kesediaan, dan bantuan Ibu menanggapi butir-butir

pertanyaan, saya ucapkan terima kasih.

Mengetahui, Salam Hormat,


Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Mahasiswa/Peneliti
SMK Negeri 1 Tapan

Karlindawati, S.Pd. Mimi Putri Utami


NIM 14016084/2014
93

HASIL WAWANCARA
DALAM RANGKA PRA-PENELITIAN

1. Kurikulum apakah yang diterapkan di SMA N 1 Tapan ini Bu?

Jawaban: Kurikulum di SMK N 1 Tapan sudah menerapkan kurikulum 2013.

2. Berapakah nilai KKM yang ditetapkan di SMK N 1 Tapan pada mata

pelajaran bahasa Indonesia Bu?

Jawaban: Nilai KKM yang ditetapkan di SMK N 1 Tapan pada mata

pelajaran bahasa Indonesia adalah 80.

3. Berapakah jumlah siswa pada kelas XI SMK N 1 Tapan semester 1 tahun

ajaran 2018—2019 Bu?

Jawaban: kelas XI TAV (teknik audio video) terdiri atas 28 siswa, kelas XI

TBSM (teknik bisnis sepeda motor) terdiri atas 31 siswa, kelas TKRO (teknik

kendaraan ringan otomotif) terdiri atas 31 siswa, dan kelas RPL (rangkaian

perangkat lunak) terdiri atas 35 siswa.

4. Bagaimanakah proses Ibu merencanakan pembelajaran keterampilan menulis

teks prosedur kompleks hingga menyusun RPP?

Jawaban: Dalam merencanakan pembelajaran keterampilan menulis teks

prosedur kompleks langkah pertama yaitu mengumpulkan materi sesuai

dengan kurikulum, kemudian materi tersebut disusun berdasarkan pada

Program Tahunan (PROTA) dan Program Semester (PROMES). Penyusunan

PROTA dan PROMES dilakukan dalam kegiatan rutin. Sumber pnyusunan

RPP adalah kurikulum 2013, termasuk KI dan KD-nya.


94

5. Bagaimanakah proses Ibu menyeleksi dan menetapkan materi pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Menyeleksi dan menetapkan materi pembelajaran keterampilan

menulis teks prosedur kompleks menyesuaikan KI dan KD-nya. Memilih

materi yang lebih mudah dimengerti dan memberikan contoh-contoh adalah

salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menyeleksi dan menentukan

materi pembelajaran. Materi utama pembelajaran diambil dari buku ajar.

6. Bagaimanakah proses Ibu menyeleksi dan menetapkan teknik pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Menyeleksi dan menetapkan media pembelajaran keterampilan

menulis teks prosedur kompleks adalah dengan menganalisis kebutuhan

siswa.

7. Bagaimanakah proses Ibu merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur kompleks disesuaikan dengan RPP yang

telah dibuat dan buku ajar yang telah tersedia.

8. Bagaimanakah proses Ibu menyeleksi dan menetapkan latihan-latihan dalam

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Merencanakan dan melaksanakan latihan-latihan dalam

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks yakni dengan

menugaskan siswa membaca sebuah teks prosedur kompleks lalu

memberikan latihan-latihan sesuai dengan langkah pembelajaran.


95

9. Bagaimanakah proses Ibu merencanakan dan memberikan contoh-contoh

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Siswa diberi contoh teks prosedur kompleks yang ada di buku ajar

dan contoh dari sumber lainnya.

10. Bagaimanakah proses Ibu merenacakan dan melaksanakan evaluasi dalam

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Merencanakan dan melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran

menulis teks prosedur kompleks adalah dengan cara siswa diberikan evaluasi

sebelum memasuki materi selanjutnya, setelah itu mengoreksi hasil kerja

siswa sesuai dengan indikator menulis prosedur kompleks.

11. Bagaimanakah proses Ibu merencakan dan melaksanakan tindak lanjut hasil

evaluasi dalam pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Bagi yang memenuhi KKM, ditugaskan kembali menulis teks

prosedur kompleks sesuai dengan yang telah ditugaskan sebelumnya.

12. Apakah kendala yang Ibu temui dalam pembelajaran keterampilan menulis

teks prosedur kompleks?

Jawaban: Kendala yang ditemui dalam pembelajaran keterampilan menulis

teks prosedur kompleks yaitu sebagai berikut. Pertama, siswa kesulitan

dalam menulis teks prosedur berdasarkan strukturnya (orientasi, masalah, dan

reorientasi). Kedua, siswa masih kesulitan menuangkan dan mengembangkan

ide, gagasan, dan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Ketiga, siswa kurang

memahami Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).


96

13. Apakah Ibu pernah menggunakan teknik pemodelan dalam pembelajaran

keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Belum, karena biasaya dalam pembelajaran menulis teks prosedur

kompleks metode yang digunakan adalah metode ceramah.

14. Bagaimanakah langkah-langkah yang Ibu tempuh dalam mengatasi kendala

dalam pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks?

Jawaban: Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi kendala dalam

pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur kompleks yaitu

memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan bimbingan khusus

kepada siswa dan memberikan latihan serta contoh-contoh prosedur kompleks

yang lebih mudah dimengerti siswa.

Mengetahui, Salam Hormat,


Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Mahasiswa/Peneliti
SMK Negeri 1 Tapan

Karlindawati, S.Pd. Mimi Putri Utami


NIM 14016084/2014
97

Lampiran 2

Identitas Sampel Penelitian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks


Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Menggunakan Teknik Pemodelan

No Kode Nama Jenis Kelamin Kelas


Sampel
1 001 Aldo Saputra L XI RPL
2 002 Dwi Azri Zavita P XI RPL
3 003 Era Monika P XI RPL
4 04 Febri Adinata L XI RPL
5 005 Febrinal Putra L XI RPL
6 006 Fifi Anggraini P XI RPL
7 007 Halimah Tusadiah P XI RPL
8 008 Itus Yundra. P L XI RPL
9 009 Jelnita Putri P XI RPL
10 010 M. Ariyoga L XI RPL
11 011 Mel Yani P XI RPL
12 012 Meli Ayu Lovita P XI RPL
13 013 Melia Fransiska P XI RPL
14 014 Miza Yulia Nofika P XI RPL
15 015 Neci Nadila Putri P XI RPL
16 016 Nesra Oreza Steva L XI RPL
17 017 Rafik Ardi L XI RPL
18 018 Rahmat Hidayat L XI RPL
19 019 Ramos Sasra Putra L XI RPL
20 020 Randi L XI RPL
21 021 Rani Hartini P XI RPL
22 022 Regi Syahputra Pratama L XI RPL
23 023 Revina Sari P XI RPL
24 024 Reza Aulia Rahmi P XI RPL
25 025 Rhaju Abdinata L XI RPL
26 026 Riri Anjeli P XI RPL
27 027 Septiana Darma. R P XI RPL
28 028 Shally Monika P XI RPL
29 029 Sri Wahyuni P XI RPL
30 030 Venska Okta. V P XI RPL
31 031 Wartono L XI RPL
32 032 Wilda P XI RPL
33 033 Yovalesdi Pranata L XI RPL
34 034 Zoeri Visna Seplanda L XI RPL
35 035 Mia Ayu Sari P XI RPL
98

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah : SMKN 1 Tapan Pessel
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Teks Proseddur Kompleks
AlokasiWaktu : 2 x pertemuan

A. Kompetensi Inti
4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengembangkan teks prosedur dengan memperhatikan hasil analisis
terhadap isi, struktur, dan kebahasaan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menulis atau menyusun penyataan-pernyataan umum dan tahapan-tahapan
teks prosedur dengan organisasi yang tepat.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menulis teks prosedur sesuai dengan topik yang ditentukan.
2. Siswa mampu menulis teks prosedur sesuai dengan struktur teks (tujuan,
langkah-langkah, dan penutup).
3. Siswa mampu menulis teks prosedur kompleks sesuai dengan kebahasaan
(diksi).

E. Materi Ajar
1. Pengertian teks prosedur kompleks
2. Struktur teks prosedur kompleks
3. Ciri kebahasaan

F. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Teknik Pemodelan
3. Penugasan
4. Diskusi
99

G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan

1 Pengumpulan data sebelum dilakukan pembelajaran (Pretest)

2 Pertemuan Pertama
Pemberian perlakuan dengan menggunakan teknik Pemodelan

Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca
asmaul husna, mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya
pada awal pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan
dipelajari.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
1. Fase Atensi
a. Pendidik membagi peserta didik secara berpasangan.
b. Pendidik memberikan sebuah format kepada setiap pasangan.
c. Pendidik memberikan sebuah contoh (model) kepada peserta didik
berupa teks dengan judul “Cara Mengurus Kartu ATM”.
2.Fase Retensi
f. Pendidik meminta setiap pasangan membaca teks yang telah
dibagikan dengan baik.
g. Pendidik meminta agar setiap pasangan mengisi format yang telah
diberikan.
h. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
i. Pendidik bersama siswa membahas struktur teks prosedur kompleks
berdasarkan hasil presentasi beberapa kelompok.
Kegiatan Akhir
1. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap
pemecahan masalah yang telah ditemukannya dan memberikan
simpulan.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami
(refleksi)
3. Mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik.
3 Pertemuan kedua
Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca
asmaul husna, mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya
100

pada awal pelajaran.


3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan
dipelajari.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti
1.Fase Produksi
a. Pendidik meminta peserta didik menulis teks prosedur kompleks
dengan bahasa sendiri berdasarkan format yang telah diisi
sebelumya.
2.Fase Motivasi
a. Pendidik meminta peserta didik membacakan hasil kerja didepan
kelas secara bergiliran.
b. Pendidik dan peserta didik mendiskusikan teks prosedur yang
dibacakan.
c. Pendidik memberikan kesempatan pada peserta didik untuk merevisi
tulisan.
d. Pendidik mengumpulkan hasil tulisan siswa.

Kegiatan Akhir
1. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap
pemecahan masalah yang telah ditemukannya dan memberikan
simpulan.
2.Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami
(refleksi)
3. Mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik.
4 Pengumpulan data setelah dilakukan pembelajaran

H. Penilaian

1. Sikap
a. Teknik Penilaian : Guru menilai sikap melalui observasi selama kegiatan
pengamatan dan kegiatan diskusi.
101

b. Bentuk instrumen
No Nama Siswa Peduli Kerja Sama Tanggung Jumlah Predikat
Jawab Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5

c. Rubrik penilaian sikap

Skor Afektif 1 2 3 4
Peduli Tidak menuliskan Menuliskan Menuliskan Menuliskan
pendapat teman pendapat teman pendapat pendapat teman
tanpa meminta teman dengan dengan meneliti
konfirmasi dan meneliti ulang, ulang dan
meneliti ulang tetapi tanpa meminta
meminta konfirmasi
konfirmasi
Kerja Sama Selalu bersikeras Terlalu sering Mengajak Selalu mengajak
pada pendapatnya memihak/menolak diskusi anggota diskusi semua
salah satu anggota yang aktif saja, anggota sebelum
kelompok meski kurang menuliskan
menyertakan memperhatikan jawaban
alasan yang masuk anggota yang
akal tidak aktif
Tanggung Tidak ikut Ikut Menggunakan Mengungkapkan
Jawab andil/berpendapat menyetujui/tidak pendapat pendapat sendiri
selama kegiatan menyetujui sendiri meski dengan alasan
diskusi pendapat teman dengan alasan yang jelas
selama diskusi yang kurang
dengan jelas
mengungkapkan
alasan

2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
102

No Soal Bobot
1 Tentukan tema dari teks eksplanasi tersebut! 10
2 Tuliskan kerangka teks eksplanasi tersebut! 10
5 Konfersikanlah teks eksplanasi tersebut menjadi teks lainnya sesuai 30
pilihan kalian masing-masing!

I. Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Unjuk Kerja


b. Bentuk Instrumen : Tes Keterampilan Prosedur
No Indikator Skor
1 2 3 4
1 Struktur teks Apabila teks Apabila teks Apabila teks Apabila teks prosedur
prosedur prosedur kompleks prosedur kompleks prosedur kompleks kompleks memuat
kompleks memuat satu bagian memuat dua memuat tiga keempat bagian
(judul, struktur bagian struktur bagian struktur struktur secara urut dan
tujuan, dan pengembangan dan secara urut dan logis.
langkah- nya tidak logis. pengembangan logis.
langkah, dan nya tidak logis.
penutup)
2 Isi Apabila teks
Apabila teks Apabila teks prosedur kompleks Apabila teks
prosedur kompleks prosedur kompleks relevan dengan prosedur kompleks
tidak relevan kurang sesuai topik yang relevan
dengan topik dengan topik dibahas, tetapi dengan topik
yang dibahas. yang dibahas. kurang yang dibahas.
terperinci
3 Diksi Apabila dalam teks Apabila dalam teks
(pilihan prosedur kompleks prosedur kompleks Apabila dalam teks Apabila dalam teks
kata) siswa siswa terdapat 3 prosedur kompleks prosedur kompleks
terdapat lebih kesalahan diksi siswa terdapat 2 siswa terdapat kurang
dari 5 kesalahan kesalahan diksi. dari 1 kesalahan diksi.
diksi

Nilai = Perolehan skor x 100


Jumlah skor mak.
Padang, September 2018

Mimi Putri Utami


NIM. 14016084
103

Lampiran 4
BAHAN AJAR
TEKS PROSEDUR KOMPLEKS

Satuan Pendidikan : SMK

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Prosedur Kompleks

Waktu : 4 x 45 menit

Kelas : VIII

Semester
A. Orientasi : I(Satu)
Sekarang kita akan membahas teks prosedur. Teks prosedur adalah teks
yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan tertentu. Terdapat banyak kegiatan di sekitar kita yang harus
dilakukan menurut prosedur yang berlaku. Jika kita tidak mengikuti prosedur
tersebut, tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan kita dapat dikatakan sebagai
orang yang tidak mengetahui aturan. Akan tetapi, langkah-langkah tersebut tidak
dapat di balik-balik atau harus dilaksanakan secara tertib. Diharapkan setelah
mempelajari tentang teks prosedur, kamu akan memahami tentang (1) pengertian
teks prosedur kompleks, (2) struktur teks prosedur kompleks, dan (3) unsur
kebahasaan pada teks prosedur kompleks.
Dalam memproduksi teks prosedur kompleks, diperlukan kiat-kiat tertentu
agar pembaca dapat memahami tahapan-tahapan yang dipaparkan dalam prosedur
kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu, cermatilah deskripsi materi berikut.
Setelah itu, kerjakanlah tugas sesuai dengan pemahaman Ananda berkaitan
dengan deskripsi tersebut. Deskripsi materi berkaitan dengan: (1) pengertian teks
prosedur, (2) struktur teks prosedur, (3) ciri kebahasaan teks prosedur.

B. Materi
1. Hakikat Teks Prosedur Kompleks
Prosedur kompleks (Kemendikbud 2013:36) adalah tahap-tahap atau
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Terdapat banyak
104

kegiatan disekitar yang harus dilakukan menurut prosedur. Jika tidak, maka tujuan
yang diharapkan tidak akan tercapai.
Selain itu, Kosasih (2014:67) berpendapat bahwa teks prosedur kompleks
merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan
terperinci tentang cara melakukan sesuatu.
Menurut Mulyadi (2014: 89) “teks prosedur merupakan jenis teks yang
berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Langkah-langkah itu harus sistematis, tidak dapat dibalik-balik, tetapi
apabila teks prosedur mengandung langkah-langkah yang dapat dibalik-balik
disebut dengan protokol”.
Langkah-langkah dalam prosedur kompleks dapat disajikan dalam
berbagai macam bentuk teks. Adakalanya, teks prosedur kompleks disajikan
dalam bentuk uraian narasi, namun ada juga penyajian dalam bentuk lain, misal
hanya berbentuk bagan ataupun penjelasan singkat.
Teks prosedur kompleks adalah teks yang memberikan petunjuk
untuknmelakukan atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut
(Priyatni 2014:115). Adapun tujuan teks prosedur kompleks adalah untuk
menjelaskan bagaimana sesuatu dibuat atau dilakukan dengan langkah-langkah
yang urut.
Pada kurikulum 2006, teks prosedur kompleks hampir mirip dengan
perintah kerja tertulis yang disajikan pada jenjang sekolah menengah kejuruan
kelas XI. Dalam materi tersebut disebutkan bahwa pengertian perintah kerja
tertulis adalah kalimat yang berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk mendapatkan tanggapan sesuai dengan
kehendak penuturnya. Pada perintah kerja tertulis terdapat bentuk, ciri-ciri,
struktur, dan jenis.
Berdasarkan uraian dari Kemendikbud, Kosasih, dan Mulyadi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa teks prosedur kompleks adalah teks yang berisi tentang
langkah atau cara yang dapat membantu pembaca menyelesaikan perintah yang
bersifat prosedural.
105

2. Struktur Teks Prosedur Kompleks


Mengenai struktur pembentuk teks prosedur kompleks dalam buku
pegangan peserta didik yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013:44) secara
umum teks prosedur kompleks ditata dengan struktur teks tujuan dan langkah-
langkah. Tujuan yang dimaksud dalam struktur teks prosedur kompleks adalah
hasil akhir yang akan dicapai. Adapun langkah-langkah adalah cara-cara yang
ditempuh untuk untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya, Kosasih (2014:66) struktur teks prosedur kompleks pada
umumnya terbagi ke dalam perumusan tujuan (pendahuluan), langkah-langkah
(pembahasan), dan penutup. Tujuan (pendahuluan), dalam hal ini tujuan berisi
pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian
pembahasan. Kemudian pada langkah-langkah pembahasan diisi dengan petunjuk
pengerjaan sesuatu yang disusun secara sistematis. Pada umumnya, penyusunan
tersebut mengikuti urutan waktu dan bersifat kronologis. Terdapat tiga kategori
pembahasan pada isi teks prosedur kompleks, yaitu 1) teks yang berisi cara
menggunakan alat, benda, ataupun alat lain yang sejenisnya, 2) teks yang berisi
cara melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, dan 3) teks yang berisi kebiasaan-
kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. Terakhir pada bagian penutup diisi dengan
kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa simpulan.

3. Ciri Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks


Pada dasarnya ciri kebahasaan dari sebuah teks prosedur kompleks adalah
sebagai berikut. Pertama, penggunaan kata-kata yanng menunjukan pengurutan
atau langkah-langkah. Kedua, banyak menggunakan kalimat perintah. Ketiga,
berupa keterangan untuk melakukan sesuatu. Kata-kata yang menunjukan urutan
atau langkah-langkah, kaidah kebahasaan berkaitan dengan konjungsi.
Konjungsi merupakan kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan
kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Konjungsi
dalam bahasa Indonesia sangat beragam, diantaranya konjungsi penjumlahan
(dan, serta, dengan), pemilihan (atau), pertentangan (tetapi, namun, sedangkan,
sebaliknya), penegasan (bahkan, apalagi, lagi pula, hanya, itu pun, begitu juga,),
106

pembatasan (kecuali), pengurutan (sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian,


selanjutnya, setelah itu), dan penyimpulan (jadi, oleh karena itu, dengan
demikian). Konjungsi pengurutan adalah konjungsi yang digunakan untuk
menghubungkan kata, klausa, dan kalimat dalam urutan beberapa kejadian atau
peristiwa secara kronologis. Konjungsi pengurutan ini bisa digunakan satu, dua,
tiga, atau beberapa sekaligus tergantung pada jumlah klausa yang membentuk
kalimat itu.
4. Contoh Teks Prosedur Kompleks
CARA MENGURUS KARTU ATM
Pada zaman modern ini, banyak orang menggunakan kartu ATM
(anjungan tunai mandiri). Kartu ATM mempunyai berbagai macam manfaat, di
antaranya kartu ATM dapat menghemat waktu dan biaya. Dengan kartu ATM
Anda dapat menangani semua jenis trafik komunikasi (voice, data, video, suara
dengan kecepatan tinggi, multimedia dan sebagainya) dalam satu saluran dan
dengan kecepatan tinggi. Dengan melihat keuntungan tersebut, banyak orang
ingin membuatnya. Orang yang membuat kartu ATM harus mengetahui prosedur
pembuatannya. Berikut ini deskripsi tentang prosedur yang harus diketahui dalam
membuat kartu ATM.
Siapkan kartu identitas diri sebagai persyaratan administratif, dalam hal
ini bisa KTP/SIM/kartu pelajar/kartu mahasiswa. Pada bank tertentu seperti BCA
biasanya mewajibkan NPWP dan kartu kelurga. Persiapkan uang tunai untuk
setoran awal sedikitnya sesuai dengan ketentuan minimum masing-masing produk
dari masing-masing bank. Setelah persyaratan tadi siap, silahkan datang ke bank
yang di inginkan pada kantor cabang terdekat sesuai dengan domisili. Ambil atau
minta pada satpam nomor antrian untuk tujuan ke Customer Service ( CS).
Tunggu panggilan. Kemudian sampaikan pada CS kalau ingin membuka rekening
tabungan. CS Bank akan menerangkan produk tabungan yang tersedia. Silahkan
dengarkan dan beri kesempatan yang bersangkutan menjalankan prodesurnya
sebagai Customer service officer.
Jika sudah, silahkan tanyakan jika ada yang kurang jelas, terutama soal
fitur dan layanan. Kalau perlu tanyakan juga threshold saldo. Di nominal saldo
berapa terjadi titik impas, bunga bank dapat menutup biaya administrasi bulanan,
supaya nantinya saldo pokok tabungan tidak terpotong oleh biaya admin itu. Jika
sudah jelas, silahkan pilih produk mana yang ingin di buat, maka cs bank akan
memberikan formulir aplikasi pembukaan rekening yang harus diisi. Selanjutnya
CS akan mencetak buku tabungan, menyiapkan kartu ATM, dsb. Tapi jangan
lupa kalau mau mengaktifkan layanan SMS banking, internet banking, minta
tolong mengaktifkan Pin ATM bisa sekalian dilakukan sekarang supaya tidak
bolak-balik. Sudah selesai. Sekarang kamu sudah punya tabungan dengan kartu
ATM
Demikian cara membuat ATM Gratis sesuai dengan prosedur resmi di
semua bank, termasuk bank BCA BNI, BII, BRI, Mandiri, CIMB Niaga, Bank
Permata, Danamon, BNI, BRI Syariah dll.
107

Lampiran 5
108
109
110

Lampiran 6

INSTRUMEN PENELITIAN
KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TAPAN PESISIR SELATAN
SEBELUM MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN

A. Pengantar
Tes berikut ini diberikan kepada Ananda untuk keperluan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks
Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Pesisir Selatan”. Tes
ini berupa tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks.
Sesuai dengan tujuan, diharapkan Ananda mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh. Ananda tidak akan dirugikan karena hasil tes tidak akan dikaitkan
dengan pemberian nilai rapor.
Atas kerja sama yang baik dari Anda, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih.

B. Konsep Dasar Teks Prosedur Kompleks


Tentunya Ananda sudah pernah melihat bahkan melaksanakan sendiri proses
membuat sesuatu dengan langkah yang berurutan di kehidupan sehari-hari. Nah,
proses membuat sesuatu dengan langkah yang berurutan di kehidupan sehari-hari
disebut dengan teks prosedur kompleks. Teks prosedur kompleks adalah teks yang
memberikan petunjuk untuk melakukan atau menggunakan sesuatu dengan
langkah-langkah yang urut. Adapun tujuan teks prosedur kompleks adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana sesuatu dibuat atau dilakukan dengan langkah-
langkah yang urut.
Ada tiga struktur teks prosedur kompleks yang perlu diketahui, yaitu
perumusan tujuan (pendahuluan), langkah-langkah (pembahasan), dan penutup.
Tujuan (pendahuluan), dalam hal ini tujuan berisi pengantar berkaitan dengan
petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian pembahasan. Kemudian pada
langkah-langkah pembahasan diisi dengan petunjuk pengerjaan sesuatu yang
disusun secara sistematis. Pada umumnya, penyusunan tersebut mengikuti urutan
waktu dan bersifat kronologis. Terdapat tiga kategori pembahasan pada isi teks
prosedur kompleks, yaitu 1) teks yang berisi cara menggunakan alat, benda,
ataupun alat lain yang sejenisnya, 2) teks yang berisi cara melakukan suatu
kegiatan atau aktivitas, dan 3) teks yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat
tertentu. Terakhir pada bagian penutup diisi dengan kalimat-kalimat yang
seperlunya, tidak berupa simpulan.
111

C. Contoh Teks Prosedur Kompleks


Bacalah contoh teks prosedur kompleks berikut ini!

CARA MENGURUS KARTU ATM


Pada zaman modern ini, banyak orang menggunakan kartu ATM (anjungan
tunai mandiri). Kartu ATM mempunyai berbagai macam manfaat, di antaranya
kartu ATM dapat menghemat waktu dan biaya. Dengan kartu ATM Anda dapat
menangani semua jenis trafik komunikasi (voice, data, video, suara dengan
kecepatan tinggi, multimedia dan sebagainya) dalam satu saluran dan dengan
kecepatan tinggi. Dengan melihat keuntungan tersebut, banyak orang ingin
membuatnya. Orang yang membuat kartu ATM harus mengetahui prosedur
pembuatannya. Berikut ini deskripsi tentang prosedur yang harus diketahui dalam
membuat kartu ATM.
Siapkan kartu identitas diri sebagai persyaratan administratif, dalam hal ini
bisa KTP/SIM/kartu pelajar/kartu mahasiswa. Pada bank tertentu seperti BCA
biasanya mewajibkan NPWP dan kartu kelurga. Persiapkan uang tunai untuk
setoran awal sedikitnya sesuai dengan ketentuan minimum masing-masing produk
dari masing-masing bank. Setelah persyaratan tadi siap, silahkan datang ke bank
yang di inginkan pada kantor cabang terdekat sesuai dengan domisili. Ambil atau
minta pada satpam nomor antrian untuk tujuan ke Customer Service ( CS).
Tunggu panggilan. Kemudian sampaikan pada CS kalau ingin membuka rekening
tabungan. CS Bank akan menerangkan produk tabungan yang tersedia. Silahkan
dengarkan dan beri kesempatan yang bersangkutan menjalankan prodesurnya
sebagai Customer service officer.
Jika sudah, silahkan tanyakan jika ada yang kurang jelas, terutama soal fitur
dan layanan. Kalau perlu tanyakan juga threshold saldo. Di nominal saldo berapa
terjadi titik impas, bunga bank dapat menutup biaya administrasi bulanan, supaya
nantinya saldo pokok tabungan tidak terpotong oleh biaya admin itu. Jika sudah
jelas, silahkan pilih produk mana yang ingin di buat, maka cs bank akan
memberikan formulir aplikasi pembukaan rekening yang harus diisi. Selanjutnya
CS akan mencetak buku tabungan, menyiapkan kartu ATM, dsb. Tapi jangan
lupa kalau mau mengaktifkan layanan SMS banking, internet banking, minta
tolong mengaktifkan Pin ATM bisa sekalian dilakukan sekarang supaya tidak
bolak-balik. Sudah selesai. Sekarang kamu sudah punya tabungan dengan kartu
ATM
Demikian cara membuat ATM Gratis sesuai dengan prosedur resmi di
semua bank, termasuk bank BCA BNI, BII, BRI, Mandiri, CIMB Niaga, Bank
Permata, Danamon, BNI, BRI Syariah dll.

D. Petunjuk Mengerjakan Soal


1. Tulislah identitas Ananda pada sudut kanan atas kertas yang telah disediakan!
2. Kembangkanlah topik berikut menjadi teks prosedur kompleks lengkap.
Penulisan teks tersebut hendaknya memiliki judul, struktur teks prosedur
kompleks (tujuan, langkah-langkah, dan penutup)!
3. Teks prosedur kompleks yang Ananda tulis hendaknya juga memperhatikan
penggunaan diksi (pilihan kata), dan ejaan yang benar!
112

4. Teks prosedur kompleks tersebut ditulis minimal 4 paragraf (satu paragraf


tujuan, dua paragraf langkah-langkah, dan satu paragraf penutup). Satu
paragraf minimal terdiri atas tiga kalimat!
5. Waktu 90 menit

E. Topik
Topik untuk menulis teks prosedur kompleks (Cara Mengurus KTP)
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah suatu yang penting dimiliki oleh warga
negara Indonesia. Untuk mengurus KTP ada beberapa syarat yang harus dimiliki,
yaitu surat pengantar, kartu kelaurga, dan surat keterangan Lunas PBB (Pajak
Buni da Bangunan). Langkah yang harus dilakukan dimulai dari RT, RW,
kelurahan, dan selanjutnya ke kantor kecamatan dengan membawa fotokopi
ijazah, fotokopi akte kelahiran, dan surat keterangan.

F. Penutup
Sebelum teks prosedur kompleks dikumpulkan, periksalah kembali apakah
teks prosedur kompleks itu sudah lengkap dan telah menuliskan nama dikertas
tersebut.
Atas bantuan dan kerjasama Ananda, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih.

Padang, September 2018


Hormat Saya,

Mimi Putri Utami


NIM 14016084/2014
113

Lampiran 7

INSTRUMEN PENELITIAN
KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TAPAN PESISIR SELATAN
SESUDAH MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN

A. Pengantar
Tes berikut ini diberikan kepada Ananda untuk keperluan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Teknik Pemodelan terhadap Keterampilan Menulis Teks
Prosedur Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan Pesisir Selatan”. Tes
ini berupa tes keterampilan menulis teks prosedur kompleks.
Sesuai dengan tujuan, diharapkan Ananda mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh. Ananda tidak akan dirugikan karena hasil tes tidak akan dikaitkan
dengan pemberian nilai rapor.
Atas kerja sama yang baik dari Anda, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih.

B. Konsep Dasar Teks Prosedur Kompleks


Tentunya Ananda sudah pernah melihat bahkan melaksanakan sendiri proses
membuat sesuatu dengan langkah yang berurutan di kehidupan sehari-hari. Nah,
proses membuat sesuatu dengan langkah yang berurutan di kehidupan sehari-hari
disebut dengan teks prosedur kompleks. Teks prosedur kompleks adalah teks yang
memberikan petunjuk untuk melakukan atau menggunakan sesuatu dengan
langkah-langkah yang urut. Adapun tujuan teks prosedur kompleks adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana sesuatu dibuat atau dilakukan dengan langkah-
langkah yang urut.
Ada tiga struktur teks prosedur kompleks yang perlu diketahui, yaitu
perumusan tujuan (pendahuluan), langkah-langkah (pembahasan), dan penutup.
Tujuan (pendahuluan), dalam hal ini tujuan berisi pengantar berkaitan dengan
petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian pembahasan. Kemudian pada
langkah-langkah pembahasan diisi dengan petunjuk pengerjaan sesuatu yang
disusun secara sistematis. Pada umumnya, penyusunan tersebut mengikuti urutan
waktu dan bersifat kronologis. Terdapat tiga kategori pembahasan pada isi teks
prosedur kompleks, yaitu 1) teks yang berisi cara menggunakan alat, benda,
ataupun alat lain yang sejenisnya, 2) teks yang berisi cara melakukan suatu
kegiatan atau aktivitas, dan 3) teks yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat
tertentu. Terakhir pada bagian penutup diisi dengan kalimat-kalimat yang
seperlunya, tidak berupa simpulan.
114

C. Contoh Teks Prosedur


Bacalah contoh teks prosedur kompleks berikut ini!

CARA MENGURUS KARTU ATM


Pada zaman modern ini, banyak orang menggunakan kartu ATM (anjungan
tunai mandiri). Kartu ATM mempunyai berbagai macam manfaat, di antaranya
kartu ATM dapat menghemat waktu dan biaya. Dengan kartu ATM Anda dapat
menangani semua jenis trafik komunikasi (voice, data, video, suara dengan
kecepatan tinggi, multimedia dan sebagainya) dalam satu saluran dan dengan
kecepatan tinggi. Dengan melihat keuntungan tersebut, banyak orang ingin
membuatnya. Orang yang membuat kartu ATM harus mengetahui prosedur
pembuatannya. Berikut ini deskripsi tentang prosedur yang harus diketahui dalam
membuat kartu ATM.
Siapkan kartu identitas diri sebagai persyaratan administratif, dalam hal ini
bisa KTP/SIM/kartu pelajar/kartu mahasiswa. Pada bank tertentu seperti BCA
biasanya mewajibkan NPWP dan kartu kelurga. Persiapkan uang tunai untuk
setoran awal sedikitnya sesuai dengan ketentuan minimum masing-masing produk
dari masing-masing bank. Setelah persyaratan tadi siap, silahkan datang ke bank
yang di inginkan pada kantor cabang terdekat sesuai dengan domisili. Ambil atau
minta pada satpam nomor antrian untuk tujuan ke Customer Service ( CS).
Tunggu panggilan. Kemudian sampaikan pada CS kalau ingin membuka rekening
tabungan. CS Bank akan menerangkan produk tabungan yang tersedia. Silahkan
dengarkan dan beri kesempatan yang bersangkutan menjalankan prodesurnya
sebagai Customer service officer.
Jika sudah, silahkan tanyakan jika ada yang kurang jelas, terutama soal fitur
dan layanan. Kalau perlu tanyakan juga threshold saldo. Di nominal saldo berapa
terjadi titik impas, bunga bank dapat menutup biaya administrasi bulanan, supaya
nantinya saldo pokok tabungan tidak terpotong oleh biaya admin itu. Jika sudah
jelas, silahkan pilih produk mana yang ingin di buat, maka cs bank akan
memberikan formulir aplikasi pembukaan rekening yang harus diisi. Selanjutnya
CS akan mencetak buku tabungan, menyiapkan kartu ATM, dsb. Tapi jangan
lupa kalau mau mengaktifkan layanan SMS banking, internet banking, minta
tolong mengaktifkan Pin ATM bisa sekalian dilakukan sekarang supaya tidak
bolak-balik. Sudah selesai. Sekarang kamu sudah punya tabungan dengan kartu
ATM
Demikian cara membuat ATM Gratis sesuai dengan prosedur resmi di
semua bank, termasuk bank BCA BNI, BII, BRI, Mandiri, CIMB Niaga, Bank
Permata, Danamon, BNI, BRI Syariah dll.

D. Petunjuk Mengerjakan Soal


1. Tulislah identitas Ananda pada sudut kanan atas kertas yang telah disediakan!
2. Kembangkanlah topik berikut menjadi teks prosedur kompleks lengkap.
Penulisan teks tersebut hendaknya memiliki judul, struktur teks prosedur
kompleks (tujuan, langkah-langkah, dan penutup)!
3. Teks prosedur kompleks yang Ananda tulis hendaknya juga memperhatikan
penggunaan diksi (pilihan kata), dan ejaan yang benar!
115

4. Teks prosedur kompleks tersebut ditulis minimal 4 paragraf (satu paragraf


tujuan, dua paragraf langkah-langkah, dan satu paragraf penutup). Satu
paragraf minimal terdiri atas tiga kalimat!
5. Waktu 90 menit

E. Topik
Topik untuk menulis teks prosedur kompleks (Cara Mendaftar Sekolah)
Mendaftar sekolah adalah suatu kegiatan yang rumit jika kita tidak memiliki
informasi yang cukup. Untuk mendaftar sekolah ada beberapa syarat yang harus
dilengkapi, yaitu ijazah terakhir, SKHU, akta kelahiran, kartu kelauarga, dan
uang. Langkah yang dilakukan adalah membawa semua berkas yang diperlukan,
mengisi formulir, mengikuti ujian, daftar ulang.

F. Penutup
Sebelum teks prosedur kompleks dikumpulkan, periksalah kembali apakah
teks prosedur kompleks itu sudah lengkap dan telah menuliskan nama dikertas
tersebut.
Atas bantuan dan kerjasama Ananda, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih.

Padang, September 2018


Hormat Saya,

Mimi Putri Utami


NIM 14016084/2014
116

Lampiran 8
Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
Skor
Kode Penilai Penilai Skor Rata-rata Kualifika
No Nilai
Sampel 1 2 Total Skor si

1 001 7 7 14 7 58.33 C
2 002 7 6 13 6.5 54.17 HC
3 003 7 7 14 7 58.33 C
4 004 8 8 16 8 66.67 LdC
5 005 6 6 12 6 50.00 HC
6 006 10 10 20 10 83.33 B
7 007 8 8 16 8 66.67 LdC
8 008 6 6 12 6 50.00 HC
9 009 9 8 17 8.5 70.83 LdC
10 010 9 8 17 8.5 70.83 LdC
11 011 6 5 11 5.5 45.83 HC
12 012 11 9 20 10 83.33 B
13 013 9 6 15 7.5 62.50 C
14 014 7 8 15 7.5 62.50 C
15 015 6 6 12 6 50.00 HC
16 016 7 8 15 7.5 62.50 C
17 017 6 4 10 5 41.67 K
18 018 9 9 18 9 75.00 LdC
19 019 6 7 13 6.5 54.17 HC
20 020 6 7 13 6.5 54.17 HC
21 021 8 9 17 8.5 70.83 LdC
22 022 7 6 13 6.5 54.17 HC
23 023 6 8 14 7 58.33 C
24 024 7 7 14 7 58.33 C
25 025 8 8 16 8 66.67 LdC
26 026 7 7 14 7 58.33 C
27 027 6 6 12 6 50.00 HC
28 028 9 9 18 9 75.00 LdC
29 029 7 8 15 7.5 62.50 C
30 030 7 8 15 7.5 62.50 C
31 031 6 7 13 6.5 54.17 HC
32 032 8 9 17 8.5 70.83 LdC
33 033 8 8 16 8 66.67 LdC
34 034 8 8 16 8 66.67 LdC
35 035 9 9 18 9 75.00 LdC
Jumlah 2170.83
117

Lampiran 9
Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan
Skor
Kode Penilai Penilai Skor Rata-rata Kualifika
No Nilai
Sampel 1 2 Total Skor si

1 001 9 7 16 8 66.67 LdC


2 002 8 8 16 8 66.67 LdC
3 003 11 9 20 10 83.33 B
4 004 11 10 21 10.5 87.50 BS
5 005 10 8 18 9 75.00 LdC
6 006 12 10 22 11 91.67 BS
7 007 10 9 19 9.5 79.17 B
8 008 7 6 13 6.5 54.17 HC
9 009 11 10 21 10.5 87.50 BS
10 010 11 10 21 10.5 87.50 BS
11 011 8 8 16 8 66.67 LdC
12 012 12 11 23 11.5 95.83 S
13 013 9 8 17 8.5 70.83 LdC
14 014 10 10 20 10 83.33 B
15 015 9 9 18 9 75.00 LdC
16 016 9 8 17 8.5 70.83 LdC
17 017 9 9 18 9 75.00 LdC
18 018 11 10 21 10.5 87.50 BS
19 019 10 8 18 9 75.00 LdC
20 020 9 8 17 8.5 70.83 LdC
21 021 11 10 21 10.5 87.50 BS
22 022 10 8 18 9 75.00 LdC
23 023 10 9 19 9.5 79.17 B
24 024 9 7 16 8 66.67 LdC
25 025 11 9 20 10 83.33 B
26 026 10 10 20 10 83.33 B
27 027 8 8 16 8 66.67 LdC
28 028 12 10 22 11 91.67 BS
29 029 10 10 20 10 83.33 B
30 030 10 9 19 9.5 79.17 B
31 031 9 8 17 8.5 70.83 LdC
32 032 10 10 20 10 83.33 B
33 033 10 10 20 10 83.33 B
34 034 9 9 18 9 75.00 LdC
35 035 12 10 22 11 91.67 BS
Jumlah 1580,00
118

Lampiran 10

Skor Per Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks


Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan
Indikator 1 (struktur) Indikator 2 (isi) Indikator 3 (Diksi) S N Kls
Kod
S
e N
No (ra
Sam P1 P2 (rata2:s Kls P1 P2 S N Kls P1 P2 S N Kls
ta2
pel k. max)
)
1 001 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 3 3 3 75.00 LdC 7 58.33 C
2 002 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 3 2 2.5 62.50 C 6.5 54.17 HC
3 003 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 3 3 3 75.00 LdC 7 58.33 C
4 004 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 2 3 2.5 62.50 C 8 66.67 LdC
5 005 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 6 50.00 HC
6 006 4 4 4 100.00 S 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 10 83.33 B
7 007 3 3 3 75.00 LdC 2 2 2 50.00 HC 3 3 3 75.00 LdC 8 66.67 LdC
8 008 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 6 50.00 HC
9 009 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 8.5 70.83 LdC
10 010 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 8.5 70.83 LdC
2 1 1.
K HC HC HC
11 011 5 37.50 2 2 2 50.00 2 2 2 50.00 5.5 45.83
4 3 3. BS BS LdC B
12 012 5 87.50 4 3 3.5 87.50 3 3 3 75.00 10 83.33
3 2 2. C C C C
13 013 5 62.50 3 2 2.5 62.50 3 2 2.5 62.50 7.5 62.50
14 014 3 3 3 75.00 LdC 2 3 2.5 62.50 C 2 2 2 50.00 HC 7.5 62.50 C
15 015 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 6 50.00 HC
16 016 3 3 3 75.00 LdC 2 3 2.5 62.50 C 2 2 2 50.00 HC 7.5 62.50 C
2 1 1. K K HC K
17 017 5 37.50 2 1 1.5 37.50 2 2 2 50.00 5 41.67
18 018 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 9 75.00 LdC
119

19 019 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 2 3 2.5 62.50 C 6.5 54.17 HC


20 020 2 2 2 50.00 HC 1 2 1.5 37.50 K 3 3 3 75.00 LdC 6.5 54.17 HC
21 021 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 2 3 2.5 62.50 C 8.5 70.83 LdC
3 2 2.
C HC HC HC
22 022 5 62.50 2 2 2 50.00 2 2 2 50.00 6.5 54.17
2 3 2.
C HC C C
23 023 5 62.50 2 2 2 50.00 2 3 2.5 62.50 7 58.33
24 024 3 3 3 75.00 LdC 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 7 58.33 C
25 025 2 2 2 50.00 HC 4 3 3.5 87.50 BS 2 3 2.5 62.50 C 8 66.67 LdC
26 026 3 3 3 75.00 LdC 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 7 58.33 C
27 027 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 6 50.00 HC
28 028 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 9 75.00 LdC
29 029 2 2 2 50.00 HC 2 3 2.5 62.50 C 3 3 3 75.00 LdC 7.5 62.50 C
30 030 3 3 3 75.00 LdC 2 3 2.5 62.50 C 2 2 2 50.00 HC 7.5 62.50 C
31 031 2 2 2 50.00 HC 2 3 2.5 62.50 C 2 2 2 50.00 HC 6.5 54.17 HC
32 032 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 2 3 2.5 62.50 C 8.5 70.83 LdC
33 033 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 2 2 2 50.00 HC 8 66.67 LdC
34 034 3 3 3 75.00 LdC 2 3 2.5 62.50 C 3 2 2.5 62.50 C 8 66.67 LdC
35 035 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 9 75.00 LdC
2250.0 2137. 2170.8
Jumlah 0 2125.00 50 260.5 3
7.4428
C
Rata-rata 64.29 60.71 61.07 6 62.02
SD 14.90 13.26 10.40 10.09
120

Lampiran 11
Skor Per Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan

Indikator 1 (struktur) Indikator 2 (isi) Indikator 3 (EBI)


Kode N
No S S N Kls
Sampel P1 P2 (rata2:s Kls P1 P2 S N Kls P1 P2 S N Kls
(rata2)
k. max)
1 001 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 3 2 2.5 62.50 C 8 66.67 LdC
2 002 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 2 3 2.5 62.50 C 8 66.67 LdC
3 003 4 3 3.5 87.50 BS 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 10 83.33 B
4 004 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 10.5 87.50 BS
5 005 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 9 75.00 LdC
6 006 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 4 3 3.5 87.50 BS 11 91.67 BS
7 007 3 3 3 75.00 LdC 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 9.5 79.17 B
8 008 2 2 2 50.00 HC 2 2 2 50.00 HC 3 2 2.5 62.50 C 6.5 54.17 HC
9 009 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 10.5 87.50 BS
10 010 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 10.5 87.50 BS
11 011 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 2 3 2.5 62.50 C 8 66.67 LdC
12 012 4 4 4 100.00 S 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 11.5 95.83 S
13 013 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 3 3 3 75.00 LdC 8.5 70.83 LdC
14 014 4 4 4 100.00 S 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 10 83.33 B
15 015 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 9 75.00 LdC
16 016 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 3 3 3 75.00 LdC 8.5 70.83 LdC
17 017 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 9 75.00 LdC
18 018 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 10.5 87.50 BS
19 019 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 9 75.00 LdC
20 020 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 3 3 3 75.00 LdC 8.5 70.83 LdC
21 021 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 10.5 87.50 BS
121

22 022 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 9 75.00 LdC


23 023 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 9.5 79.17 B
24 024 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 3 2 2.5 62.50 C 8 66.67 LdC
25 025 4 3 3.5 87.50 BS 4 3 3.5 87.50 BS 3 3 3 75.00 LdC 10 83.33 B
26 026 4 4 4 100.00 S 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 10 83.33 B
27 027 3 3 3 75.00 LdC 2 2 2 50.00 HC 3 3 3 75.00 LdC 8 66.67 LdC
28 028 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 4 3 3.5 87.50 BS 11 91.67 BS
29 029 4 4 4 100.00 S 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 10 83.33 B
30 030 4 4 4 100.00 S 3 2 2.5 62.50 C 3 3 3 75.00 LdC 9.5 79.17 B
31 031 3 3 3 75.00 LdC 3 2 2.5 62.50 C 3 3 3 75.00 LdC 8.5 70.83 LdC
32 032 4 4 4 100.00 S 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 10 83.33 B
33 033 4 4 4 100.00 S 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 10 83.33 B
34 034 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 3 3 3 75.00 LdC 9 75.00 LdC
35 035 4 4 4 100.00 S 4 3 3.5 87.50 BS 4 3 3.5 87.50 BS 11 91.67 BS
2575. 2750.
Jumlah 3050.00 2625.00 00 330 00
9.42
B
Rata-rata 87.14 75.00 73.57 857 78.57
SD 13.03 12.13 7.28 9.38
122

Lampiran 12

Perbandingan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks


Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan

Kode Kode
No X1 X12 X2 X22
Sampel Sampel
1 001 58.33 3402.39 001 66.67 4444.89
2 002 54.17 2934.39 002 66.67 4444.89
3 003 58.33 3402.39 003 83.33 6943.89
4 004 66.67 4444.89 004 87.50 7656.25
5 005 50.00 2500.00 005 75.00 5625.00
6 006 83.33 6943.89 006 91.67 8403.39
7 007 66.67 4444.89 007 79.17 6267.89
8 008 50.00 2500.00 008 54.17 2934.39
9 009 70.83 5016.89 009 87.50 7656.25
10 010 70.83 5016.89 010 87.50 7656.25
11 011 45.83 2100.39 011 66.67 4444.89
12 012 83.33 6943.89 012 95.83 9183.39
13 013 62.50 3906.25 013 70.83 5016.89
14 014 62.50 3906.25 014 83.33 6943.89
15 015 50.00 2500.00 015 75.00 5625.00
16 016 62.50 3906.25 016 70.83 5016.89
17 017 41.67 1736.39 017 75.00 5625.00
18 018 75.00 5625.00 018 87.50 7656.25
19 019 54.17 2934.39 019 75.00 5625.00
20 020 54.17 2934.39 020 70.83 5016.89
21 021 70.83 5016.89 021 87.50 7656.25
22 022 54.17 2934.39 022 75.00 5625.00
23 023 58.33 3402.39 023 79.17 6267.89
24 024 58.33 3402.39 024 66.67 4444.89
25 025 66.67 4444.89 025 83.33 6943.89
26 026 58.33 3402.39 026 83.33 6943.89
27 027 50.00 2500.00 027 66.67 4444.89
28 028 75.00 5625.00 028 91.67 8403.39
29 029 62.50 3906.25 029 83.33 6943.89
30 030 62.50 3906.25 030 79.17 6267.89
31 031 54.17 2934.39 031 70.83 5016.89
32 032 70.83 5016.89 032 83.33 6943.89
33 033 66.67 4444.89 033 83.33 6943.89
34 034 66.67 4444.89 034 75.00 5625.00
35 035 75.00 5625.00 035 91.67 8403.39
Jumlah 2170.83 138106.69 2750.00 219062.08
Rata-rata 62.02 78.57
123

Lampiran 13
Uji Normalitas Prestest

Kode
No Xi zi F(zi) S(zi) I F(zi) - S(zi) I
Sampel

1 017 41.67 -2.02 0.0217 0.0286 0.0069


2 011 45.83 -1.60 0.0548 0.0571 0.0023
3 005 50.00 -1.19 0.1170 0.0857 0.0313
4 008 50.00 -1.19 0.1170 0.1143 0.0027
5 015 50.00 -1.19 0.1170 0.1429 0.0259
6 027 50.00 -1.19 0.1170 0.1714 0.0544
7 002 54.17 -0.78 0.2177 0.2000 0.0177
8 019 54.17 -0.78 0.2177 0.2286 0.0109
9 020 54.17 -0.78 0.2177 0.2571 0.0394
10 022 54.17 -0.78 0.2177 0.2857 0.0680
11 031 54.17 -0.78 0.2177 0.3143 0.0966
12 001 58.33 -0.37 0.3557 0.3429 0.0128
13 003 58.33 -0.37 0.3557 0.3714 0.0157
14 023 58.33 -0.37 0.3557 0.4000 0.0443
15 024 58.33 -0.37 0.3557 0.4286 0.0729
16 026 58.33 -0.37 0.3557 0.4571 0.1014
17 013 62.50 0.05 0.5199 0.4857 0.0342
18 014 62.50 0.05 0.5199 0.5143 0.0056
19 016 62.50 0.05 0.5199 0.5429 0.0230
20 029 62.50 0.05 0.5199 0.5714 0.0515
21 030 62.50 0.05 0.5199 0.6000 0.0801
22 004 66.67 0.46 0.6772 0.6286 0.0486
23 007 66.67 0.46 0.6772 0.6571 0.0201
24 025 66.67 0.46 0.6772 0.6857 0.0085
25 033 66.67 0.46 0.6772 0.7143 0.0371
26 034 66.67 0.46 0.6772 0.7429 0.0657
27 009 70.83 0.87 0.8078 0.7714 0.0364
28 010 70.83 0.87 0.8078 0.8000 0.0078
29 021 70.83 0.87 0.8078 0.8286 0.0208
30 032 70.83 0.87 0.8078 0.8571 0.0493
31 018 75.00 1.29 0.9015 0.8857 0.0158
32 028 75.00 1.29 0.9015 0.9143 0.0128
33 035 75.00 1.29 0.9015 0.9429 0.0414
34 006 83.33 2.11 0.9826 0.9714 0.0112
35 012 83.33 2.11 0.9826 1.0000 0.0174
Jumlah 2170.83 N = 35
Rata-
Normal
rata 62.02 Lt = 0,1497
SD 10.09 Lo = 0,1014
124

Analisis Skor dengan Uji Liliefors (Pretest)


1. Mean
∑𝑋
M =𝑛
2170,83
M = 35

M = 62,02
2. Standar Deviasi
𝑛 (∑𝑋𝑖 2 )− (∑𝑋𝑖)2
S2 = √ 𝑛 (𝑛−1)

35(138106,69)− (2170,83)2
S2 =√ 35 (35−1)

4833734,69 – 4712502,89
S2 =√ 1190

121231,8
S2 =√ 1190

S2 =√101,23
S =10,06

Dari tabel tersebut diperoleh nilai L0 = 0,1014 dengan taraf nyata α = 0,05.

Dari daftar XIX (11) pada lampiran 19 didapat Lt = 0,1497 yang lebih besar dari

L0 = 0,1014.
125

Lampiran 14
Uji Normalitas Postest

Kode I F(zi) -
No Xi zi F(zi) S(zi)
Sampel S(zi) I

1 008 54.17 -2.55 0.0054 0.0286 0.0232


2 001 66.67 -1.24 0.1075 0.0571 0.0504
3 002 66.67 -1.24 0.1075 0.0857 0.0218
4 011 66.67 -1.24 0.1075 0.1143 0.0068
5 024 66.67 -1.24 0.1075 0.1429 0.0354
6 027 66.67 -1.24 0.1075 0.1714 0.0639
7 013 70.83 -0.81 0.2090 0.2000 0.0090
8 016 70.83 -0.81 0.2090 0.2286 0.0196
9 020 70.83 -0.81 0.2090 0.2571 0.0481
10 031 70.83 -0.81 0.2090 0.2857 0.0767
11 005 75.00 -0.37 0.3557 0.3143 0.0414
12 015 75.00 -0.37 0.3557 0.3429 0.0128
13 017 75.00 -0.37 0.3557 0.3714 0.0157
14 019 75.00 -0.37 0.3557 0.4000 0.0443
15 022 75.00 -0.37 0.3557 0.4286 0.0729
16 034 75.00 -0.37 0.3557 0.4571 0.1014
17 007 79.17 0.06 0.5239 0.4857 0.0382
18 023 79.17 0.06 0.5239 0.5143 0.0096
19 030 79.17 0.06 0.5239 0.5429 0.0190
20 003 83.33 0.50 0.6915 0.5714 0.1201
21 014 83.33 0.50 0.6915 0.6000 0.0915
22 025 83.33 0.50 0.6915 0.6286 0.0629
23 026 83.33 0.50 0.6915 0.6571 0.0344
24 029 83.33 0.50 0.6915 0.6857 0.0058
25 032 83.33 0.50 0.6915 0.7143 0.0228
26 033 83.33 0.50 0.6915 0.7429 0.0514
27 004 87.50 0.93 0.8238 0.7714 0.0524
28 009 87.50 0.93 0.8238 0.8000 0.0238
29 010 87.50 0.93 0.8238 0.8286 0.0048
30 018 87.50 0.93 0.8238 0.8571 0.0333
31 021 87.50 0.93 0.8238 0.8857 0.0619
32 006 91.67 1.37 0.9147 0.9143 0.0004
33 028 91.67 1.37 0.9147 0.9429 0.0282
34 035 91.67 1.37 0.9147 0.9714 0.0567
35 012 95.83 1.80 0.9641 1.0000 0.0359
Jumlah 2750.00 N = 35
Rata-
Normal
rata 78.57 Lt = 0,1497
SD 9.38 Lo = 0,1201
126

Analisis Skor dengan Uji Liliefors (Posttest)


1. Mean
∑𝑋
M =𝑛
2750,00
M = 35

M = 78,57
2. Standar Deviasi
𝑛 (∑𝑋𝑖 2 )− (∑𝑋𝑖)2
S2 = √ 𝑛 (𝑛−1)

35(219062,08)− (2750,00)2
S2 =√ 35 (35−1)

76652,8– 7562500
S2 =√ 1190

1027,8
S2 =√ 1190

S2 =√0,86
S = 0, 92

Dari tabel tersebut diperoleh nilai L0 = 0,1201 dengan taraf nyata α = 0,05.

Dari daftar XIX (11) pada lampiran 19 didapat Lt = 0,1497 yang lebih besar dari

L0 = 0,1201

.
127

Lampiran 15
128

Lampiran 16
129

Lampiran 17

Analisis Uji Homogenitas Data Tes Keterampilan Menulis Teks


Prosedur Kompleks
Siswa Kelas SMK Negeri Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknik
Pemodelan

Uji Homogenitas
X1 X12 X2 X22
2216.64 147126.04 2911.08 245487.84

Diketahui:
ΣX1 = 2170,83 ΣX2 = 2750,00
ΣX12 = 138106,69 ΣX22 = 219062,08
N1 = 35 N2 = 35

Varians X1: s1 = n Σ X12 - (Σ X1)2


n(n – 1)

s1 = 35 (138106,69) – (2170,83) 2
35 (35– 1)

s1 = 4833734,31-4712502,89
1190
s1 = 121231,43
1190
s1 = 101,88

Varians X2: s2 = n ΣX22 - (ΣX2)2


n(n – 1)

s2 = 35 (219062,08) – (2750,00) 2
35 (35 – 1)

s2 = 7667172,93 – 7562500,00
1190

s2 = 104672,93
1190

s2 = 87,96
130

Fhitung = Varians besar = 101,88= 1,16


Varians kecil 87,96

Dengan menggunakan derajat kebebasan n1 sebagai pembilang dan n2

sebagai penyebut taraf siginfikansi 0,05 pada tabel Distribusi F terbaca batas

signifikansi (Ftabel) adalah 1,80. Mengingat Fhitung 1,16 lebih kecil dari Ftabel 1,80

maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians tersebut homogen. Dengan kata

lain kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.
131

Lampiran 18
132

Lampiran 19

Uji Hipotesis Penelitian

Setelah diketahui bahwa kelompok data berdistribusi normal dan

homogen, dapat dilakukan uji-t untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Tapan. Langkah pertama yang dilakukan adalah

menentukan standar deviasi gabungan (S) dengan rumus berikut.

Diketahui:
N1 = 35 N2 = 35
X1 = 2170,83 X12 = 2750,00
X2 = 138106,69 X22 = 219062,08
𝑋̅1 = 62,02 𝑋̅2 = 78,57

2 2
(∑ 𝑥1 ) (∑ 𝑥2 )
∑ 𝑥12 − +∑ 𝑥22 −
𝑛1 𝑛2
S2 =
(𝑛1 +𝑛2 )−2

(2170,83)2 (2750,00)2
138106,69− +219062,08−
35 35
S2 =
(35+35)−2
4712502,89 7562500
138106,69− +219062,08− 35
35
S2 =
68
138106,69−134642,94+219062,08−216071,43
S2 =
68
3463,75+2990,65
S2 =
68
6454,4
S2 =
68
S2 = 94,92

Berdasarkan rumus tersebut, diketahui standar deviasi gabungan (S) yaitu

94,92. Dengan demikian, dapat ditentukan perbandingan keterampilan menulis

teks prosedur kompleks siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tapan sebelum dan

sesudah menggunakan teknik pemodelan dengan melakukan uji-t sebagai berikut.


133

Diketahui
n1 = 35 n2= 35
x1 = 62,02 x2= 78,57
S2 = 94,92

𝑥̅ 1 −𝑥̅ 2
t=
𝑆2 𝑆2
√ +
𝑁1 𝑁2

62,02−78,57
t=
94,92 94,92
√ + 35
35

16,55
t=
√2,712+2,712

16,55
t=
√5,424
16,55
t=
2,33

t = 7,10

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas diperoleh thitung sebesar 7,10, jika

dibandingkan ttabel = 1,70 < thitung = 7,10 dengan demikian hipotesis kerja yang berbunyi

“terdapat pengaruh teknik pemodelan terhadap keterampilan menulis Teks Prosedur

Kompleks Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan” diterima.


134

Lampiran 20
Nilai Persentil Distribusi t untuk Uji Hipotesis (Uji-t)
V t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55
1 63,66 31,82 12,71 6,31 3,08 1,376 1,000 0,727 0,325 0,158
2 9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 1,961 0,816 0,617 0,289 0,142
3 5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137
4 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 0,941 0,741 0,569 0,271 0,134
5 4,03 3,36 2,57 2,02 1,48 0,920 0,727 0,559 0,267 0,132
6 3,71 2,14 2,45 1,94 1,44 0,906 0,718 0,553 0,265 0,131
7 3,50 3,00 2,36 1,90 1,42 0,896 0,711 0,549 0,263 0,130
8 3,36 2,90 2,31 1,86 1,40 0,889 0,706 0,546 0,262 0,130
9 3,25 2,82 2,26 1,83 1,38 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129
10 3,17 2,76 2,23 1,81 1,37 0,879 0,700 0,542 0,260 0,129
11 3,11 2,72 2,20 1,80 1,36 0,876 0,697 0,540 0,260 0,129
12 3,06 2,68 2,18 1,78 1,36 0,873 0,695 0,539 0,259 0,128
13 3,01 2,65 2,16 1,77 1,35 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128
14 2,98 2,62 2,14 1,76 1,34 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128
15 2,95 2,60 2,13 1,75 1,34 0,866 0,691 0,536 0,258 0,128
16 2,92 2,58 2,12 1,75 1,34 0,865 0,690 0,535 0,258 0,128
17 2,90 2,57 2,11 1,74 1,33 0,864 0,689 0,534 0,257 0,128
18 2,88 2,55 2,10 1,73 1,33 0,862 0,688 0,534 0,257 0,127
19 2,86 2,54 2,09 1,73 1,33 0,861 0,688 0,533 0,257 0,127
20 2,84 2,53 2,09 1,72 1,32 0,860 0,687 0,533 0,257 0,127
21 2,83 2,52 2,08 1,72 1,32 0,859 0,686 0,532 0,257 0,127
22 2,82 2,51 2,07 1,72 1,32 0,858 0,686 0,532 0,256 0,127
23 2,81 2,50 2,07 1,71 1,32 0,858 0,685 0,532 0,256 0,127
24 2,80 2,49 2,06 1,71 1,32 0,857 0,685 0,531 0,256 0,127
25 2,79 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
26 2,78 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
27 2,77 2,47 2,05 1,70 1,31 0,855 0,684 0,531 0,256 0,127
28 2,76 2,47 2,05 1,70 1,31 0,855 0,683 0,530 0,256 0,127
29 2,76 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
30 2,75 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
40 2,70 2,42 2,02 1,68 1,30 0,853 0,681 0,529 0,255 0,126
60 2,66 2,39 2,00 1,67 1,30 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126
120 2,62 2,36 1,98 1,66 1,29 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126
∞ 2,58 2,33 1,96 1,645 1,28 0,842 0,674 0,524 0,253 0,126
Sumber: Nana Sudjana . 2005. Metoda Statistika. Penerbit Transito.
135

Lampiran 21
Data Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan

1. Siswa yang memperoleh nilai 83,33

Sampel 006
136

2. Siswa yang memperoleh nilai 62,50

Sampel 013
137

3. Siswa yang memperoleh nilai 41,87

Sampel 017
138

Lampiran 22

Data Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kompleks


Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tapan
Sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan

1. Siswa yang memperoleh nilai 95,83

Sampel 012
139

2. Siswa yang memperoleh nilai 75,00

Sampel 005
140

3. Siswa yang memperoleh nilai 54,17

Sampel 008
141

Lampiran 23
Dokumentasi
1. Dokumentasi Pretest

2. Dokumentasi Perlakuan
142

3. Dokumentasi Postest
143

Lampiran 24
144

Lampiran 25
145

Lampiran 26
146

Anda mungkin juga menyukai