BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini banyak orang yang tak tahu cara menyimpan bahan makanan terutama
bahan makanan hewani, orang-orang menyimpannya disembarang tempat. Orang tersebut
tidak memikirkan apakah bahan makanan yang disimpannya dapat digunakan berapa
lama.
2. Bagaimana cara penyimpanan bahan makanan hewani dan faktor yang yang
mempengaruhi mutu penyimpanan bahan makanan hewani?
3. Bagaimana perubahan yang terjadi selama penyimpanan bahan makanan secara fisik,
kimia, dan mikrobiologis.
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui cara penyimpanan bahan makanan hewani dan faktor yang yang
mempengaruhi mutu penyimpanan bahan makanan hewani.
3. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama penyimpanan bahan makanan secara
fisik, kimia, dan mikrobiologis.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyimpanan bahan makanan hewani adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara bahan makanan kering dan basah, baik kualitas maupun kuantitas di tempat
penyimpanan bahan makanan kering dan basah. Bahan makanan hewani bersifat lunak
dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada
bahan makann nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur). Pendeknya daya simpan
ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani dimana bahan makanan hewani tidak
memiliki jaringan pelindung yang kuat dan kokoh sebagaimana pada hasil tanaman.
Karakteristik masing-masing bahan makanan hewani sangat spesifik sehingga tidak bisa
digeneralisasi. Bahan pangan hewani pada umumnya merupakan sumber protein dan
lemak dan bahan pangan nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, lemak
dan protein.
Tujuan adalah agar tersedia bahan makanan hewani siap pakai dengan kualitas
dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan yang ada dan agar bahan makanan
tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan dibersihkan
terlebih dahulu sebelum disimpan agar terbebas dari bakteri.
1. Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan
memenuhi syarat.
2. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik sehingga :
1. Daging
Daging mengandung protein 19% (16% - 22%), air 75% (65% – 80%),
lemak 3%, karbohidrat 1% dan komponen anorganik 1% (Forrest, dkk.,
1989). Daging merupakan sumber utama untuk mendapatkan asam 9 amino
esensial. Asam amino esensial terpenting didalam otot segar adalah
alanin, glisin, asam glutamat, dan histidin. Daging sapi mengandung asam
amino leusin, lisin, dan valin yang lebih tinggi daripada daging babi
atau domba (Lawrie, 2003). Kandungan lemak pada daging menentukan
kualitas daging karena lemak menentukan cita rasa dan aroma daging
(Soeparno, 2005).
1.Pendinginan (Chiling)
1. Suhu diturunkan hingga di bawah 40C dan bila akan disimpan lebih
lama suhu penyimpanannya -180C sampai 230C
4. Perawatan daging.
1. Merupakan perlakuan sebelum digunakan
2. Cara sering digunakan dengan membalur dengan garam 10-20 %,
gula 2-3 % serta nitrat 1-2 % dan 0,1 % nitrit
5. Pengasapan
1. Menghambat pertumbuhan bakteri perusak dan oksidasi lemak
2. Gunakan kayu keras atau bahan yg mengandung sellulosa,
hemisellulosa dan lignin yang tinggi.
6. Pengeringan dan pengalenggan.
1. Keuntungan lebih awet dan volume kecil
Kelemahan sifat asal bahan berubah
2. Dapat dilakukan secara tradisional (sinar matahari) dan
artifisial/buatan.
Olahan daging:
1. Sosis, Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin salsulus yang berarti digarami. Jadi
sosis sebenarnya merupakan daging yang diolah melalui proses penggaraman.
4. Abon merupakan produk olahan daging dengan cara disuwir. Prosesnya: daging direbus
hingga empuk kemudian dipuku-pukul dan disuwir-suwir.
5. Nugget, Nugget biasanya dibuat dari daging ayam tetapi semua daging bisa dibuat
nugget. Bahan untuk membuat nugget adalah daging, garam, bumbu-bumbu, tepung,
kuning telur, bisa ditambahkan susu full cream dan lain-lain.
2. Ikan
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang banyak digemari oleh
masyarakat. Hal ini disebabkan karena ikan memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan jenis pangan hewani lainnya, yaitu mudah
dibudidayakan, memiliki daging yang tebal dengan rasa yang khas, dan
dapat diolah menjadi berbagai produk olahan. Hasil pengolahan ikan yang
mulai digemari oleh masyarakat adalah filet. Produk filet memiliki
banyak kelebihan, diantaranya adalah dapat diolah lebih lanjut menjadi
berbagai produk olahan lain, dapat dipasarkan dalam bentuk penyajian
yang menarik, serta memudahkan dalam pengangkutan (Afrianto dan
Liviawaty 1998).
Cara penyimpanan:
3. Pembekuan Ikan
1. Telur
Telur merupakan bahan pangan yang padat gizi dan enak rasanya, mudah diolah
serta harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
Bagi anak-anak, remaja maupun dewasa, telur merupakan makanan ideal dan sangat
mudah didapatkan.
Telur yang dicuci dengan air bersih sebelum disimpan dalam lemari
pendingin/kulkas, akan tetap baik sampai sekitar 14 hari. Simpanlah telur pada tempat
yang bersih, ventilasi cukup dengan suhu di bawah 15 C dan kelembaban 75% - 90%.
Telur sebaiknya disimpan pada baki telur (egg tray) yang bersih.
1. Dry Packing
1. Immersion Liquid
a. Perendaman dalam air kapur utk 25 btr telur) (2 kg kapur+20 ltr air
utk 15 kg telur = Tahan 1.5 bln
d. Perendaman dlm larutan akasia (240 gr tepung kulit akasia dlm 30 l air)
=tahan 2 bln pd suhu ruang
e. Perendaman dlm larutan jambu biji (1 kg daun jambu dlm12 ltr air,)
sebelumnya direndam dulu dlm air kapur selama 1 hr ( 1 kg kapur dlm 15 l
air ) = tahan 1 bln
2. Shell Sealing
Telur Olahan:
1. Diasap
2. Telur Asin
3. Acar telur, Telur dimasak terlebih dahulu kemudian dikupas, lalu direndam
dalamlarutan asam cuka dengan konsentrasi 1,2 – 6%.
4. Pindang telur
Telur direbus dalam air garam dengan perbandinga garam:air adalah 1:10
s.d. 10:10. Perebusan dilakukan hingga mendidih. Daya simpan pindang telur
sekitar 5 hari.
4. Susu
Secara alamiah susu diartikan sebagai hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui
lainnya yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan yang aman
dan sehat serta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain.
Yang dimaksud dengan hasil olahan susu adalah produk yang dibuat dari susu atau
produk-produk suatu perlakuan terhadap susu atau produk-produkyang dibuat dari hasil
sisa keduanya.
1. Penyaringan.
2. Pendinginan
3.Pateurisasi
Pasteurisasi adalah pemanasan susu dengan suhu sekitar 60 – 70oC dalam waktu
tertentu (biasanya tidak lebih dari 30 menit) dengan maksud agar bakteri patogen mati.
Penyimpanan Susu:
1. Susu bubuk
a. Kemasan bebas oksigen, uap air dan cahaya
b. Penutupan hermetis dan pengemasan vakum
c. Simpan pada kondisi kering.
2. Susu Evaporasi/skim
Kerusakan :
a. Viskositas menurun, terbentuk lapisan pd permukaan susu
b. pH turun dari 6,1 menjadi < 5,9
c. Peruahan warna menjadi agak gelap
Penyimpanan :
a. Kaleng atau kotak tertutup rapat
b. Suhu rendah
3. Susu kental manis
Kerusakan:
a. Viskositas meningkat
b. Warna jadi gelap
c. Kadang-kadang rasa berpasir
d. Kaleng gembung
Penyimpanan:
a. Kaleng atau kotak tertutup rapat
b. Suhu rendah.
4. Keju
Kerusakan :
a. Pertumbuhan kapang atau bakteri
b. Infestasi kuman (penutupan bagian atas atau luar seperti debu berwarna coklat)
Penyimpanan :
a. Simpan pd suhu rendah , buang segera bila ada yg berjamur
b. Perendaman dlm lar. Potassium sorbat10% sblm pengeringan
c. Menggunakan as. Sorbat 0.1 % saat pngolahan
d. Menggunakan kertas film sbg pembungkus
e. Hindari penumpukan terlalu tinggi.
5. Mentega
Penyimpanan :
6. Yoghurt
Yoghurt pada dasarnya adalah susu yang difermentasi oleh bakteri asam
laktat. Dalam pembuatannya biasanya ditambahkan dengan bahan citarasa misanya rasa
melon, strawberi, mangga dan lain-lain.Dimasuikkan dlm kemasan rapat kemudian
disimpan dingin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu makanan:
1. keadaan udara dalam penyimpanan
2. kelembaban
3. kebersihan
4. kadar gula garam
5. unsur logam
6. campuran bahan kimia
2.3 Perubahan yang terjadi selama penyimpanan bahan makanan secara fisik,
kimia, dan mikrobiologis.
1. Perubahan fisik
Perubahan yang terjadi yang bisa dilihat dari bentuk luarnya, yang dipengaruhi
oleh udara dll. Dan juga dapat disebabkan karena salah dalam proses penyimpannya.
2. Perubahan kimia
3. Perubahan mikrobiologis
Perubahan yang terjadi karena disebabkan oleh bakteri yang telah terkandung
didalamnya.
Sumber
Gambar:
http://kitapunya.infohttp://kitapunya.info
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pangan yang bergizi dan produk
hewan yang Aman Sehat Utuh dan Halal perlu digalakkan terus untuk
meningkatkan kualitas hidup Hal ini sesuai dengan hak-hak konsumen yang
berkaitan dengan keamanan pangan yang dilindungi melalui UU no 7/1996
tentang pangan dan UU no 8/1999 tentang perlindungan konsumen.
Diperlukan jaminan ketersediaan produk pangan yang halal dan hygienis
serta memenuhi persyaratan ASUH. Mengingat pemalsuan dan penyimpangan
bahan pangan , berakibat pada penurunan kualitas ( perubahan warna, bau
dan citarasa )serta gangguan kesehatan konsumen .
Dalam memenuhi produk asal hewan yang ASUH perlu memperhatikan : 1) cara
memilih produk pangan; 2) cara menangani bahan pangan; 3) cara mengemas
bahan pangan; 4) cara menyimpan bahan pangan/produk pangan baik pangan
segar (daging, susu, telur, ikan ) maupun pangan olahan (susu bubuk,susu
pasteurisasi, susu UHT, yoghurt, kefir, keju, mentega)