Anda di halaman 1dari 24

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT MATA


PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IX A SMP NEGERI
1 KOTA TERCINTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun untuk memenuhi syarat kenaikan tingkat profesi guru dan Penetapan
Angka Kredit (PAK) Jabatan Guru dari Golongan III/c ke III/d

oleh:

Ibu Guru
NIP. Pahlawan

PEMERINTAH KOTA TERCINTA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP Negeri 1 Kota Tercinta

Jln. . Tercinta Provinsi Tercinta

i
HALAMAN PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN


MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT MATA PELAJARAN
BAHASA INGGRIS KELAS IX A SMP NEGERI 1 KOTA TERCINTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Disusun oleh:

Ibu Guru
NIP. Pahlawan

Tercinta, Oktober 2015

Mengetahui:

Kepala SMP, Kepala Perpustakaan,

Ibu Guru Ibu guru


NIP. Pahlawan NIP. Pahlawan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan penelitian tindakan kelas yang

berjudul, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model

Cooperative Script pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX A SMP

Negeri 1 Kota Tercinta Tahun Pelajaran 2015/2016” ini dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

Tujuan penyusunan laporan PTK ini adalah untuk pengembangan profesi

guru atau kenaikan golongan III/c ke III/d. Selain itu, penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan sebagai bahan masukan bahwa secara teoritis, maupun secara

praktis, sehingga dapat berguna bagi semua pihak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan PTK ini jauh

dari sempurna, baik dalam penulisan, isi maupun tata bahasanya. Hal ini semata-

mata dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan wawasan yang

penulis miliki, untuk itu dengan hati yang lapang penulis menerima kritik dan

saran ke arah perbaikan PTK ini.

Semoga amal baik yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang

berlipat ganda dari Allah SWT.

Tercinta, Oktober 2015

Penulis

iii
ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan


untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Kota Tercinta
tahun pelajaran 2015/2016 melalui penggunaan model pembelajaran cooperative
script. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan observasi partisipan dan tes tertulis.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan model
cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung
dengan data penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan persentase
ketuntasan tes tertulis yang dilakukan pada pertemuan kedua di setiap siklusnya.
Pada saat pra siklus, ketuntasan siswa hanya 30%, setelah dilaksanakan siklus I
dengan model cooperative script persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar
70% kemudian pada tindakan siklus II, ketuntasan hasil belajar mencapai 90%.
Penggunaan model cooperative script juga dapat meningkatkan indokator
hasil belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Kota Tercinta Tahun Pelajaran
2015/2016. Indikator hasil belajar siswa terdiri dari kognitif, afektif dan
psikomotor. Pada siklus I indikator hasil belajar siswa memperoleh skor akhir
62%, artinya indikator hasil belajar siswa berada pada kriteria baik. Pada siklus II
skor akhir indikator hasil belajar siswa mencapai 88% sehingga berada pada
kriteria sangat baik.

Kata Kunci : Cooperative Script, Hasil Belajar Siswa .

1
5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

............................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar................................................................................ 7

B. Model Cooperative Script........................................................... 10

C. Materi Pokok............................................................................... 15

D. Kerangka Berpikir....................................................................... 16

E. Hipotesis...................................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ....................................................................... 18

B. Setting Penelitian......................................................................... 19
5
6

C. Subjek Penelitian ........................................................................ 19

D. Alat Pengumpulan Data .............................................................. 20

E. Instrumen Penelitian ................................................................... 20

F. Teknik Analisis Data .................................................................. 21

G. Indikator Keberhasilan ............................................................... 23

H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal.............................................................. 26

B. Hasil Penelitian............................................................................ 28

C. Pembahasan................................................................................. 42

BAB V PENUTUP

A. Simpulan...................................................................................... 43

B. Saran............................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

6
7

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Hasil Belajar dan Pembelajaran .........................………….. 23

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus....................................................26

Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus.........................27

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I.........................................................31

Tabel 4.4 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus I......................................32

Tabel 4.5 Indikator Siswa pada Siklus I..............................................................33

Tabel 4.6 Persentase Indikator Hasil Belajar Siswa pada Siklus I......................34

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II......................................................38

Tabel 4.8 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus II....................................39

Tabel 4.9 Indikator Siswa pada Siklus II.............................................................40

Tabel 4.10 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................42

Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus,Siklus I dan Siklus
II………............................................................................................. 44

7
8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan sebuah bangsa.

Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu mendidik warga negaranya

sehingga mampu menjawab segala tantangan zaman. Indonesia sebagai

negara yang merdeka juga memiliki tujuan dalam membangun bangsa

menjadi bangsa yang baik dalam hal pendidikan. Hal tersebut tertuang jelas

dalam pembukaan UUD 1945 yang berkeinginan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Namun dalam membangun sebuah pendidikan yang maju tidak semudah

mewujudkannya dalam undang-undang. Banyak hal yang menjadi

problematika yang membuat cita-cita pendidikan Indonesia menjadi impian

yang sulit. Salah satunya adalah keadaan guru di Indonesia yang amat

memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang

memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39

UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan,

melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian

masyarakat.

Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar

yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan

terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi proses belajar secara

8
9

optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat

dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok

permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah proses

pendidikan. Selanjutnya kelancaran proses pendidikan ditunjang oleh

komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan,

kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu:

ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor yang dikemukakan oleh

Benyamin S. Bloom (Sudjana, 2014:22). Kognitif yang terdiri dari 6 aspek

yaitu pengetahuan, pemahaman, pengaruh, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang meliputi 5 jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Sedangkan psikomotor

meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, menghubungkan

dan mengamati.

Banyak kendala yang dihadapi dalam rangka pencapaian tiga ranah aspek

penilaian dalam pembelajaran. Salah satunya adalah kurangnya inovasi guru

untuk menerapkan model-model pembelajaran yang cocok. Penentuan model

pembelajaran yang cocok tidak dapat diukur dari modern atau tidaknya model

pembelajaran tersebut. Namun pemilihan model pembelajaran yang tepat

harus dilihat dari kesesuaian model dengan mata pelajaran serta materi yang

akan diajarkan. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan juga harus

megukur kondisi lingkungan sekolah agar tujuan dari sekolah dapat tercapai.

9
10

Melihat kondisi pada saat mata pelajaran bahasa inggris model pembelajaran

yang diterapkan di kelas IX kurang efektif. Walaupun guru sudah

memberikan variasi dalam mengajar dengan menggunakan model diskusi

maupun dilangsungkannya tanya jawab, namun hal tersebut masih belum

mampu meminimalisir kendala saat belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari

pembagian kelompok yang tidak merata secara akademik. Sehingga

kelompok murid yang pintar secara akademik sering mendominasi kelas dan

membuat kelompok yang rendah akademik menjadi pasif saat berdiskusi

maupun tanya jawab dikelas.

Pada proses kegiatan belajar mengajar berlangsung hanya sebagian kecil

siswa yang aktif dan mengerjakan tugas kelompok, sedangkan siswa lainnya

tidak berperan aktif bahkan melempar tanggung jawab kepada siswa lainnya.

Selain itu selama proses belajar mengajar, terkesan bahwa siswa tidak berani

bertanya kepada guru walaupun mereka tidak mengerti tentang materi yang

diberikan. Sehingga saat pemberian soal latihan banyak siswa yang terlihat

kebingungan menjawab soal bahkan mencari cara untuk dapat mencontek

jawaban siswa lain. Keadaan proses belajar mengajar yang kurang baik

dikhawatirkan dapat membuat hasil belajar siswa kurang optimal.

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif. Isjoni (2012:6) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif dapat diartikan belajar yang dilakukan secara bersama-sama, saling

membantu antara satu dan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa

setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah

10
11

ditentukan sebelumnya. Model pembelajaran cooperative Script dianggap

dapat mendorong seluruh siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Brousseau (2002) dalam Hadi (2007:18) menyatakan bahwa model

pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat

kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai

cara berkolaborasi. Hal ini dikarenakan model pembelajaran Cooperative

Scipt membagi siswa berpasangan sehingga siswa dapat bertukar peran dalam

proses pembelajaran. Sebelum siswa mendapatkan tugasnya masing-masing,

guru terlebih dahulu memberikan materi/ wacana untuk dibaca oleh setiap

siswa untuk dibaca kemudian diringkas. Setelah itu guru dan siswa bersama-

sama menetapkan peran pembicara dan pendengar. Peran pendengar memiliki

tugas untuk mencatat segala informasi yang dianggap penting serta

melengkapi kekurangan yang disampaikan oleh pembicara. Kemudian

masing-masing siswa akan bertukar peran sehingga hal yang dilakukan oleh

kedua siswa berpasangan seimbang.

Model pembelajaran Cooperative Script dapat membantu siswa mengingat

materi dengan cara mencatat ide pokok yang disampaikan siswa pembicara.

Proses rekonstruksi yang dilakukan dengan cara melengkapi informasi yang

dianggap kurang saat disampaikan oleh siswa pembicara juga sangat

membantu siswa dalam menyelami pembelajaran sehingga membuatnya

semakin mengingat materi. Tidak hanya satu pihak yang diuntungkan dalam

model ini, karena siswa diwajibkan untuk bertukar peran sehingga masing-

masing siswa dapat melalui proses belajar yang sama. Peran aktif siswa

11
12

dalam menyelami materi pembelajaran yang dilakukan pada model

Cooperative Script diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Dari uraian latar belakang di atas, peneliti akan mengadakan penelitian

dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan

Model Pembelajaran Cooperative Script Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Kelas IX A SMP Negeri 1 Kota Tercinta Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Apakah ketuntasan belajar bahasa inggris siswa kelas IX A dapat

meningkat melalui penggunaan model pembelajaran cooperative script

tahun pelajaran 2015/2016 ?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Kota

Tercinta selama proses pembelajaran pada mata pelajaran bahasa inggris

melalui penggunaan model pembelajaran cooperative script ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketuntasan belajar bahasa inggris siswa kelas IX A SMP

Negeri 1 Kota Tercinta dapat meningkat melalui penerapan model

pembelajaran cooperative script tahun pelajaran 2015/2016.

12
13

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Kota

Tercinta selama proses pembelajaran pada materi bahasa inggris melalui

penggunaan model pembelajaran cooperative script.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran karena memberikan

pengalaman baru dengan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran cooperative script.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk memanfaatkan model

pembelajaran cooperative script yang sesuai dengan materi yang akan

diajarkan.

3. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan acuan bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah

pembelajaran yang diberikan di sekolah menggunakan berbagai strategi

pembelajaran, fasilitas dan teknologi yang lebih maju.

13
xiv

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata

pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-

angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah

siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar

diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta

perubahan-perubahan pada dirinya.

Menurut Sudjana (2001: 90), “Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis

perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang”. Selanjutnya menurut

Slameto (dalam Emarita, 2001: 45) menyatakan: “Hasil belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri”.

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan

kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah laku pada

diri siswa, yang dapat diamati dan diukur daalm bentuk perubahan

pengetahuan sikap dan keterampilan. Hamalik (2002: 89) menyatakan

xiv
xv

bahwa “Perubahan disini dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembanganyang lebih baik di bandingkan dengan sebelumnya,

misalnya dari tidak tau menjadi tahu”.

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan

belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadanya evaluasi, Mulyasa (2007:

55) menyatakan bahwa” Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya

merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah

terjadi”. Hasil belajar ditunjukan dengan hasil belajar yang merupakan

indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

Dari proses belajar diharapkan siswa memperoleh hasil belajar yang baik

sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang ditetapkan sebelum proses

belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini

digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran

yang diberikan guru di sekolah.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa

dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses

pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi

(Rusman, 2012:124) antara  lain meliputi faktor internal dan faktor

eksternal:

xv
xvi

a. Faktor Internal

1)Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan

yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam

keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat

mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran. 

2)Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini siswa pada dasarnya

memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut

mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi

intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, minat, kognitif dan

daya nalar siswa.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil

belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan

lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan

lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan

sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda

pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan

dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

2) Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang

keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar

yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi

sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang

xvi
xvii

direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum,

sarana dan guru.

B. Metode Pembelajaran Cooperative Script

1. Pengertian Metode Pembelajaran Cooperative Script

Metode Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa metode yang

ada di model pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning ). Metode

ini dikemukakan oleh Danserau dan kawan-kawan pada tahun 1985.

Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi

konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Pada pembelajaran

kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan

diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan,

dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa

yakni mempelajari materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan

masalah ( tugas ).

Adapun pengertian Pembelajaran Kooperatif adalah sebagi berikut :

a. Pembelajarn kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

b. Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut

kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur, tugas,

tujuan dan hadiah.

xvii
xviii

c. Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu

model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4 – 6

orang dengan struktur kelompok heterogen.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara

siswa dalam suatu kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk

mencapai tujuan belajar bersama.

Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan

kepada siswa agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berfikir dalam

kegiatan belajar mengajar. Beberapa ahli menyatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa

memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk

menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerjasama dan membantu

teman. Selain itu keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran

dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk meningkatkan

prestasi belajarnya.

Maka dari itu pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran

yang diyakini mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa

karena pembelajaran ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran kooperatif

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman

suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain.

Pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan dukungan bagi siswa

xviii
xix

dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif,

dan meningkatkan kecakapan berbahasa.

Metode Cooperative script terdiri dari dua kata yaitu “ Cooperative” dan ”

Script”. Kata Cooperative berasal dari kata “ Cooperate “ yang berarti

bekerjasama, bantu-membantu, gotong-royong, selain itu juga berasal dari

kata “ Cooperation “ yang artinya kerjasama, koperasi persekutuan.

Sedangkan kata “ Script ” berasal dari kata “ Script ” yang berarti uang

kertas, darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi

yang dimaksud Cooperative Script disini adalah naskah tulisan tangan,

surat saham sementara.

Menurut Dansereau dan kolegennya Cooperative Script adalah suatu cara

bekerjasama dalam membuat naskah tulisan tangan dengan berpasangan

dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan materi-materi yang

dipelajari. Sedangkan menurut Slavin RE Cooperative Script adalah

metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran

sebagai pembaca atau pendengar dalam mengintisarikan bagian-bagian

yang dipelajari. Dengan kata lain metode cooperative script merupakan

metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang

mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar.

Metode Cooperative Script dikenal juga dengan nama metode Skrip

Koperatif.

Dengan metode ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri tidak hanya

mengandalkan satu siswa saja dalam kelompoknya. Karena setiap siswa

xix
xx

dituntut untuk mengintisarikan materi dan mengungkapkan pendapatnya

secara langsung dengan patnernya.

Pada pembelajaran cooperative script terjadi kesepakatan antara siswa tentang

aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama

akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang

mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa

terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok

materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan,

membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar

interaksi dominan siswa dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama

pembelajaran cooperative script benar-benar memberdayakan potensi

siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya, jadi

benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang

dikembangkan saat ini.

2. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Cooperative Script

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran

Cooperative Script adalah sebagai berikut :

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

b. Guru membagikan wacana atau materi kepada setiap siswa untuk

dibaca dan membuat ringkasan.

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

xx
xxi

d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara

pendengar menyimak atau mengoreksi atau menunjukkan ide-ide

pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat atau menghafal

ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau

dengan materi lainnya.

e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar

dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

f. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.

g. Penutup

3. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Script

Setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya, demikian pula

pada metode cooperative script terdapat pula kelebihan dan

kekurangannya yakni :

a. Kelebihan:

1) Melatih pendengaran, ketelitian atau kecermatan.

2) Setiap siswa mendapat peran.

3) Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

b. Kekurangan:

1) Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.

2) Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas

sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut.

xxi
xxii

C. Materi Pokok

1. Teks lisan dan tulisan

Menyatakan dan menanyakan maksud dan tujuan melakukan suatu tindakan/kegiatan

2. Fungsi sosial

Menyatakan rencana, menyarankan, dsb.

3. Struktur teks

Why did you speak that loudly? So that everybody could hear me. What are you here for? To

improve my English, of course. You need to work harder in order to get an A in

Math., We have to hurry up, so that we will not miss the 7 o’clock train., dan

semacamnya.

4. Unsur kebahasaan

1) Kata yang menyatakan maksud dan tujuan: to, in order to, so that

2) Kata tanya: Why?, What for?

3) Kosa kata: kata benda, kata kerja, dan kata sifat yang terkait dengan orang,

binatang, benda di kelas, sekolah, rumah, dan sekitarnya

4) Penggunaan nominal singular dan plural secara tepat, dengan atau tanpa a, the,

this, those, my, their, dsb secara tepat dalam frasa nominal

5) Ucapan, tekanan kata, intonasi,

6) Ejaan dan tanda baca

7) Tulisan tangan.

5. Topik

Tindakan, kejadian, keadaan, di kelas, sekolah, rumah, dan sekitarnya, dengan

memberikan keteladanan tentang perilaku perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan

bertanggung jawab.

D. Kerangka Berpikir

xxii
xxiii

Mata pelajaran bahasa inggris selama ini terlihat menggunakan metode

pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa merasa jenuh dan kurang

minat pada materi tersebut. Akibatnya, kelas cenderung pasif dan hanya

sedikit siswa yang bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami.

Perhatian, hasil belajar siswa pun menjadi rendah.

Rendahnya kualitas dan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran bahasa

inggris di SMP Negeri 1 Kota Tercinta disebakan oleh beberapa faktor yaitu

penyampaian materi oleh guru hanya menggunakan metode pembelajaran

konvensional dan hanya sesekali memberikan tugas dan diskusi yang

membuat siswa merasa jenuh. Kedua, kurangnya media pembelajaran

pendukung yang digunakan oleh siswa. Ketiga, model dan metode

pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, inovasi sehingga membuat

siswa bosan dan kurang tertarik pada pelajaran tersebut.

Penulis akan menggunakan metode pembelajaran cooperative script pada

kegiatan pembelajaran dalam bentuk tindakan kelas. Keunggulan yang ada

pada metode pembelajaran cooperative script adalah dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dikarenakan siswa dilibatkan secara aktif dalam proses

belajar mengajar. Metode pembelajaran cooperative script ini juga melatih

siswa untuk saling bersosialisasi dengan baik, penggunaan metode

pembelajaran cooperative script ini menurut penulis sangat cocok diterapkan

pada pembelajaran bahasa inggris. Penelitian ini mengkaji tentang

penggunaan metode pembelajaran cooperative script untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Kota Tercinta

xxiii
xxiv

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Metode Pembelajaran Cooperative

Script dapat Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas IX A

SMP Negeri 1 Kota Tercinta Tahun Pelajaran 2015/2016”.

xxiv

Anda mungkin juga menyukai