Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENELITIAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKN CTL


(Contextual Teaching And Learning)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 4 JENGGIK
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh :
BAIQ MARQYIATUS SA’ADAH
NPM. 170102146

KELAS: 5E

DOSEN PENGAMPU:
ZOHRANI, M.pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HAMZANWADI SELONG
TAHUN PELAJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Bissmilahiwabihamdihi.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT. Yang telah melimpahkan rahat,hidayah, dan inayah-Nya,sehingga saya dapat

menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul “Efektivitas Pembelajaran IPS

Menggunakan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas IV SDN 04 Jenggik Tahun Pelajaran 2017/2018” ini dapat

terselesaikan.

Dan tidak lupa pula sholawat serta salam saya haturkan kepada junjugan kita

nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabat-sahabat beliau hingga

akhir zaman yang telah membimbing umat manusia dari alam kebodohan menuju

alam yang berilmu.

Penulis menyadari sepenuhnyanbahwa proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari pembaca guna menyempurnakan. Dan semiga proposal ini dapat

bermanfaat bagi pembaca terutama penulis guna ikut membantu meningkatkan mutu

pendidikan dalam proses pembelajaran.

Aamiin Ya Rabbal ‘alamin

Pancor, Januari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A.........................................................................Latar belakang masalah

................................................................................................................1
B...............................................................................Identifikasi masalah

................................................................................................................2
C....................................................................................Batasan masalah

................................................................................................................2
D..................................................................................Rumusan masalah

................................................................................................................3
E...................................................................................Tujuan penelitian

................................................................................................................3
F..................................................................................Manfaat penelitian

................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A...........................................................................................Kajian Teori

................................................................................................................5
B..........................................................................Penelitian yang relevan

..............................................................................................................12
C...................................................................................Kerangka berfikir

..............................................................................................................14
2
D...............................................................................................Hipotesis

..............................................................................................................15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A......................................................................................Jenis penelitian

..............................................................................................................16
B.................................................................Tempat dan waktu penelitian

..............................................................................................................18
C..............................................................................Populasi dan sampel

..............................................................................................................18
D.................................................................................Variabel penelitian

..............................................................................................................20
E......................................................................Tehnik pengumpulan data

..............................................................................................................22
F................................................................................Tehnik analisis data

..............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran tidak selalu efektiv, mengingat setiap siswa

mempunyai taraf berfikir yang berbeda dan adanya kesulitan siswa dalam

memecahkan suatu masalah, maka dengan keterampilan dan keahlian yang

dimiliki seorang guru diharapkan mampu memlih model pembelajaran yang

tepat agar siswa menguasai pelajaran sesuai dengan target yang akan diapai

dalam kuriulum.
Pelajaran IPS pada umumnya dianggap sebagai mata pelajaran yang

membosankan.Hal tersebut disebabkan karena sistem pelajaran yang kurang

memfokuskan pada keaktifan siswa, sehingga wajar jika sebagian besar orang

khususnya para peserta didik menganggap dan berasumsi bahwa IPS adalah

mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik.


Penggunaan metode mengajar oleh seorang guru sangat diperlukan

agar siswa-siswa lebih mudah memahami dan mencerna sebuah materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru.Oleh karena itu guru harus bisa

menggunakan metode yang tepat dalam menyampaikan suatu materi

pelajaran.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian

pesat guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi tetapi juga

harus mampu bertindak sebagai fasilisator, motifator, dan pembimbing yang

lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari

dan mengolah sendiri informasi.


1
Dengan demikian guru hendaknya berperan sebagai pembimbing,

pengarah pemberi kemudahan dengan menyediakan fasilitas belajar, pemberi

bantuan bagi peserta didik yang mendapat kesulitan belajar,dan pencipta

kondisi yang merangsang peserta didik untuk berfikir dan bekerja.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ada beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi yaitu:


1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
2. Pembelajaran berpusat pada guu
3. Metode yang digunakan guru monoton
4. Siswanya pasif dalam menerima pelajaran
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup penelitian, maka

penelitian ini hanya dibatasi pada:


1. Objek penelitian terbatas pada kemampuan siswa yaitu

efektivitas pembelajaran IPS menggunakan CTL terhadap hasil belajar


2. Subjek penelitian ini terbatas pada siswa kelas IV SDN 04

Jenggik tahun pelajaran 2017/2018


3. Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN 04 Jenggik
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh penggunaan CTL dalam pelajaran IPS

efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 04 Jenggik tahun

pelajaran 2019/2020?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa saat tidak

menggunakan CTL dengan hasil belajar siswa menggunakan CTL dalam

pelajaran IPS di SDN 04 Jenggik Tahun Pelajaran 2019/2020?


E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah, maka tujuan pembelajarannya adalah

sebagai berikut.

2
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan CTL dalam pelajaran

IPS efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 04 Jenggik tahun

pelajaran 2019/2020.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa saat tidak

menggunakan CTL dengan hasil belajar siswa menggunakan CTL dalam

pelajaran IPS di SDN 04 Jenggik Tahun Pelajaran 2019/2020.

F. Manfaat Peneltian
1. Bagi siswa
Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual ini, siswa

diharapkan akan lebih termotivasi didalam proses belajar mengajar, siswa

akan lebih menyenangi pelajaran IPS dan tidak cepat bosan dalam

menerima materi pelajaran IPS sehingga hasil belajar siswa akan lebih

meningkat.
2. Bagi guru
Dengan menggunakan model pebelajaran kontekstual ini seorang guru

dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi didalam proses belajar

mengajar.
3. Bagi sekolah
Dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual ini akan

bermanfaat bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.


4. Bagi peneliti
Penelitian ini akan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan

profesionalisme sebagai calon pendidik (guru).

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Efektivitas pembelajaran
Efektivitas merupakan suatu keadaan yang mengandung pengertian

mengenai terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki, jika seseorang

melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang

dikehendaki maka orang itu dikatakan efektif kalau memang menibulkan

akibat dari yang dikehendakinya itu.


Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang

tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Efekivitas juga

berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil

yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat

daya fungsi unsur atau komponen serta masalah tingkat kepuasan

pengguna.
Selanjutnya, steers (1985:176) menyatakan sebuah organisasi yang

betul-betul efektif adalah orang yang mampu mencipakan suasana kerja

dimana para pekerja tidak hanya melaksanakan pekerjaan yang telah

dibebankan saja tetapi juga membuat suasana supaya para pekerja lebih

bertangung jawab bertindak secara kreatif demi peningkatan efisiensi

dalam usaha mencapai tujuan.

4
Pernyataan steers diatas menunjukkan bahwa epektivitas tidak hanya

berorientasi pada tujuan melainkan berorientasi juga pada proses dalam

mencapai tujuan. Jika definisi ini diterapkan dalam pembelajaran,

efektivitas berarti kemampuan sebuah lembaga dalam melaksanakan

program pembelajaran yang telah direncanakan serta kemampuan untuk

mencapai hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pelaksanaan

program dalam upaya mencapai tujuan tersebut didesain dalam suasana

yang kondusif dan menarik bagi peserta didik. Dalam ranah ini steers

mengemukakan tiga pendekatan dalam memahami efektivitas yaitu:


a. Pendekatan tujuan, suatu organisasi berlagsung dalam upaya

mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, dalam pendekatan ini

dipandang sebagai pencapaian sasaran dari upaya bersama.

Pencapaian tujuan merupakan indicator utama dalam menilai

efektivitas.
b. Pendekatan sistem, memandang epektivitas sebagai

kemampuan organisasi dalam mendayagunakan segenap potensi

lingkungan serta memfungsikan semua unsure yang terlibat.

Efektivitas diukur dari sejauh mana berfungsinya unsure-unsur dalam

sistem untuk mencapai tujuan.


c. Pendekatan kepuasan partisipasi, individu partisipan

ditempatkan sebagai acuan utama dalam menilai efektivias. Sehingga

kepuasan individu menjadi hal yang penting dalam mengukur

efektivitas.
2. Pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL)
5
a. Pengertian CTL
CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru

menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai angota keluarga dan

masyarakat (Nurhadi, 2004:4)


Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa inti dari

pembelajaran kontekstual adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

berupaya untuk membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran

dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa untuk mengaitkan

pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka secara

nyata.
b. Penerapan CTL
Sebuah kelas dapat dikatakan mengunakan pendekatan CTL jika

menerapkan tujuh komponen dalam pembelajaran diantarnya:


1) Kontruktivisme merupakan landasan berfikir yaitu

bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit

yang kemudian melalui konteks yang terbatas dan tidak

sembarangan (diknas,2002:11). Dengan demikian kontruktivisme

adalah ilmu pengetauan yang dibuat oleh manusia dan

berkembang sesuai dengan perkembanan zaman.


2) Bertanya, pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu

bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama

pembelajaran yang berbasis CTL (Diknas,2002:14).

6
3) Menemukan, inquiri merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubugan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan

dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menmukan sendiri

melalui kegiata yan dirancang oleh guru, menemukan merupakan

inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL (Diknas,2002:12)


4) Masyarakat belajar
5) Pemodelan
6) Refleksi
7) Penilaian
c. Prinsip pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual memungkinkan proses belajar yang

tenang danmenyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara

alamiah, sehinga peserta didik dapat emperaktikkan secara langsug

apa-apa yang dipelajarinya.


Pembeajaran kontekstual mendorong peserta didik memahami

hakikat, dan manfaat belajar, sehingga mereka rajin dan termotivasi

untuk senantiasa belajar.


Berkaita dengan factor kebutuhan individu pesera didik maka

pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran kontekstual adalah

sebagai berikut:
1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran

perkembangan mental peserta didik


2) Membentuk belaja yang saling bergantung
3) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran

mandiri
4) Mempertimbangkan keragaman peserta didik
7
5) Memperhatikan multi intelegensi
6) Menggunakan tehnik bertanya
7) Menerapkan peniaian
d. Karakeristik pembelajaran kontekstual
1) Membuat hubugan yang bermakna antara sekolah dan konteks

kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting

untuk masa depannya.


2) Melakukan pekerjaan yang signifikan, pekerjaan yang

memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap orang

lain,ikut serta dalam menentukan pilihan,dan menghasilkan

produk.
3) Pembelajaran mandiri yang membangun minat individual

siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka

mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi

ajar dan konteks kehidupan sehari-hari.


4) Bekerjasama untuk membantu siswa bekerja secara efektiv

dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana

berkomunikasi/berintraksi dengan yang lain dan dampak apa yang

ditimbulkannya.
5) Berfikir kritis dan kreatif
6) Pendewasaan individu
7) Pencapaian standar yang tinggi
8) Menggunakan penilaian autentik yang menantang siswa agar

dapat menggunakan informasi.


e. Kekurangan dan kelebihan CTL
1) Kekurangan
Pertama guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam

metode CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi

tetapi guru hanya bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim


8
yang bekerja bersama dan kedua guru memberikan perhatian dan

bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran

tercapai.
2) Kelebihan
Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan rill, dan

pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan

penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL

menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntut

untuk menemukan pengetahuannya sendiri.


3. Hasil Belajar
Menurut dimyati dan mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,

tindak mengajar tersebut diakhiri dengan proses evaluasi belajar,

sedangkan dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal dan

puncak proses belajar.


Menurut sudjana (2010:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa, tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang

kognitif,afektif, dan psikomotorik.


Berdasarkan teori taksonomi bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu:


a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yakni: pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

9
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni: penerimaan, jawaban atas reaksi, penilaian,

organisasi, dan internalisasi.


c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek yakni:

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, dan gerakan ekspresif dan interprestasi.

Dari ketiga ranah yang lebih banyak diamati oleh guru adalah aspek

kognitif, sebab aspek ini lebih mudah terukur. Hasil yang diperoleh dapat

mewujudkan hasil tinggi atau sebaliknya, ini terutama tergantung dari usaha

dan kemampuan masing-masing individu, selain tentunya karena adanya

faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

B. Penelitian Yang Relevan


1. Zakiah (2009) judul: penerapan pembelajaran CTL untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI NW batu bangka


Hasil penelitiannya adalah pembelajaran apabila dilaksanakan dengan

menggunakan metode CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,

karena siswa berpeluang untuk belajar bekerja sama, menyampaikan

pendapatnya sebagai wujud rasa percaya diri, belajar aktif dan kreatif.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 80 orang, dengan rata-rata

nilai kelompok eksperimen adalah 8,80 dan kelompok kontrol 6,14.


2. Sukardi (2005). Dalam penelitian yang berjudul pengaruh pendekatan

CTL dengan pemodelan terhadap penguasaan konsep peredaran darah.


10
Menyimpulkan penemuannya bahwa terdapat pengaruh kuat dari

penggunaan pemodelan dalam pendekatan CTL terhadap penguasaan

konsep tersebut. Dengan sampel sebanyak 64 siswa, rata-rata nilai

kelompok eksperimen adalah 7,65 sedangkan kelompok kontrol 5,40.


3. Padmiwati (2008): dalam penelitian yang berjudul pelaksanaan

pembelajaran dengan CTL pola diskusi kelompok untuk meningkatkan

daya serap siswa. Menyimpulkan penemuannya bahwa melalui penerapan

pelaksanaan CTL pola diskusi kelompok dapat meningkatkan daya serap

siswa dan meningkatkan hasil belajar, banyaknya sampel adalah 60 orang

siswa nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen adalah 8,76 dan

kelompok kontrol 7,11.


4. Ahyar (2004) judul: penerapan pembelajaran berbasis CTL terhadap

prestasi belajar siswa kelas IV SD 01 Rarang kec. Terara mata pelajaran

IPS. Menyimpulkan bahwa melalui penerapan CTL ini dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sampel 56 siswa nilai rata-rata untuk

kelas eksperimen 7,52 dan kelas kontrol 5,50

Mengacu pada hasil-hasil penelitian diatas, berharap dengan

menggunakan pendekatan CTL dalam proses pembelajaran akan mempunyai

pengaruh yang positif terhadap penguasaan materi pembelajran sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil-hasil penelitian diatas dapat

diajukan kerangka berfikir sebagai dasar perumusan hipotesis bahwa

11
pendekatan CTL diduga paling tepat untuk mengikutsertakan peserta didik

dalam proses pembelajaran.


Pendekatan ini merupakan strategi belajar yang tidak mengharuskan

siswa menghapal fakta-fakta ataupun konsep-konsep melainkan mendorong

peserta didik untuk mengkontruksikan pengetahuannya sendiri. Jadi, strategi

dengan pendekatan CTL ini diharapkan peserta didik belajar melalui

mengalami bukan menghafal. Proses pembelajaran menggunakan Pendekatan

ini sehingga semua panca indra peserta didik diaktifkan dan dimanfaatkan

secara serentak dalam proses pembelajaran.


Dari uraian dibawah dapat dinyatakan dalam bentuk bagan kerangka

berfikir sebagai berikut:


Gambar 2.1. Bagan kerangka berfikir

Kegiatan belajar

Hasil belajar siswa


rendah
Menerapkan metode CTL Menyajikan materi dengan
(Contekstual Teaching and mengaitkannya kedalam
Learning) dunianyata atau rill

Prestasi dan hasil belajar


siswa akan meningkat

D. Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata hypo artinya dibawah dan thesa yang

artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan

dengan ejaan bahasa indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi

12
hipotesis. Hipotesis adalah yang belum sepenuhnya diakui kebenaranya atau

juga dikatakan suatu dugaan yang masih perlu dibuktikan kebenarannya

(Netra,1974:27).
Hipotesis dibuat atas dasar kerangka berfikir yang disusun dari

permasalahan-permasalahan serta teori-teori yang mendukung penelitian yang

dibuat. Oleh karena itu, berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang

telah disajikan maka hipotesis penelitian ini adalah diduga pembelajaran IPS

menggunakan CTL efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 04

Jenggik Tahun Pelajaran 2017/2018.

13
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan

pendekatan kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka-angka dan

dianalisis menggunakan statistik. Menurut kasiram (2010:172).

Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan

mengenai apa yang kita ingin ketahui, sedangkan penelitian eksperimen

adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antra dua faktor

yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau

mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.


Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat

suatu perlakuan (Suharsimi Arikunto,2010:9). Bentuk eksperimen dalam

penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment), desain

eksperimen ini merupakan pengembanga n dari true eksperimen design

yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar

yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.


Sugiyono (2012:114) bentuk desain eksperimen semu yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pretest-posttest group. Pre-test digunakan

untuk menyetarakan pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan post-

14
test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberi

perlakuan (Sugiyono, 2012:76).


Desain penelitian adalah rancangan yang menyebutkan bagaimana

eksperimen itu dilakukan berdasarkan masalah, tujuan, dan hipotesa yang

diajukan, maka desain atau rancangan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah jenis kontrol group pre-test and post-test, karena desain ini

dianggap sudah memenuhi persyaratan.


Tabel 3.1
Desain Penelitian
Pre-test Perlakuan Post-test
O1 X O3
O2 - O4
Sumber: metode penelitian pendidikan (sugiyono,2012)

Keterangan:

O1 = Pretest kelompok eksperimen

O3 = Posttest kelompok eksperimen

O2 = Pretest kelompok kontrol

O4 = Posttest kelompok kontrol

X = Perlakuan dengan menggunakan CTL

15
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SDN 04 Jenggik

Kec. Terara Tahun Pelajaran 2019/2020


2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 04 Jenggik kec. Terara

Tahun Pelajaran 2019/2020.


C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Dalam mengadakan penelitian, syarat penting yang harus

dilakukan adalah menentukan populasi terlebih dahulu sebelum

sampelnya. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas

obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.
Dari pendapat diatas populasi merupakan keutuhan atau

totalitas dari keseluruhan subjek penelitian yang mencakup

keseluruhan subjek tersebut. Adapun populasi dalam penelitian ini

terlihat dalam tabel sebagai berikut:

16
Tabel 3.3
Populasi penelitian
Kelas Keadaan populasi penelitian
Laki-laki Perempuan
IVa 7 15
IVb 9 15
Jumlah 16 30
Sumber: SDN 04 JENGGIK
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang akan

diteliti secara mendalam. Sampel diambil bila kita merasa tidak

mampu meneliti seluruh populasi. Syarat utama sampel ialah harus

mewakili populasi, oleh karena itu semua ciri-ciri populasi harus

diwakili dalam sampel.


Dalam pengambilan sampel apabila obyek penelitian kurang

dari seratus lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi jika subjeknya besar, maka dapat

diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.


Berdasarkan dari penjelasan tersebut maka penelitian ini

disebut penelitian populasi dikarenakan jumlah keseluruhan peserta

didik kelas IV SDN 04 Jenggik hanya 30 orang siswa.


Dalam penelitian ini digunakan tehnik cluster random

sampling (sampling kelompok). Tehnik ini dipilih dalam penelitian ini

dikarenakan dari populasi yang akan diambil sampelnya merupakan

17
kelompok-kelompok bukan tingkatan strata ataupun individu terpisah

(sugiyono,2012:121).
Dari kedua kelas tersebut akan diambil secara acak kelas IV A

dan kelas IVB ditulis dalam potongan-potongan kertas kemudian

diundi, kelas yang pertama keluar akan menjadi kelas eksperimen dan

kelas yang kedua keluar akan menjadi kelas control. Dari hasil

penarikan tersebut didapatkan kelas IVB keluar saat diundi maka

menjadi kelas eksperimen dan kelas IVA sebagai kelas control.


Tabel 3.4
Sampel penelitian
Kelas Jumlah Model pembelajaran keterangan
IVA 22 Contekstual teaching Eksperimen
and learning
B
IV 24 Konvensional Control
Jumlah 46

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono,2012:60).

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Variabel independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Dalam bahasa indonesa sering disebut variabel bebas.

Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

18
(terikat), jadi yang menjadi variabel independen dalam penelitian

ini adalah model pembelajaran contekstual teaching and learning.


Model pembelajran adalah suatu bentuk bagaimana interaksi

yang tercipta antara guru dengan siswa berhubungan dengan

strategi, pendekatan, metode, dan tehnik pembelajran yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran CTL

adalah suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi

dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapanya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.
2. Variabel dependen
Variabel dependen sering disebut output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel

terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas, adapun variabel

dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar.


Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil yang diperoleh siswa

setelah melewati pembelajaran yang biasanya ditunjukkan dalam

bentuk angka.
E. Tehnik pengumpulan data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
19
ditetapkan (sugiyono,2012:308). Tehnik atau metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik tes dan observasi.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(suharsimi arikunto, 2010:193).


Tehnik tes, dalam tehnik tes ini ada dua tehnik pengumpulan data yang

digunakan yaitu:
1) Tahap pre-test diberikan kepada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen berupa tes kognitif (hasil belajar) untuk mengetahui

pengetahuan awal peserta didik terhadap konsep sebelum

deberikan perlakuan.
2) Tahap post-test diberikan setelah pembelajaran selesai,

tujuannya untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah perlakuan

pada kelas eksperimen.

Rancangan penelitian.
SIKLUS I Pelaksanaan
Refleksi

Observasi dan
evaluasi

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi dan evaluasi

20
?

F. Tehnik analisis data


Dalam penelitian, analisis data merupakan bagian terpenting karena

dengan analisis inilah manfaat data bisa nampak, terutama dalam

memecahkan masalah penelitian dan pencapaian tujuan akhir dari

penelitian ini.

1) Uji normalitas
Uji normalitas data adalah suatu uji atau cara untuk mengetahui

apakah kedua data yang kita peroleh sudah normal atau belum.

Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah

data yang akan dianalisis dengan statistik berdistribusi normal atau

tidak.
2) Uji homogenitas
Pengujian homogenitas data ini, penjelasan didasarkan atas

asumsi bahwa apabila varian yang dimiliki oleh sampel-sampel

yang bersangkutan tidak jauh berbeda maka sampel tersebut cukup

homogen dan barulah sisa sampel tersebut digeneralisasikan.


3) Pengujian hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh pembelajran

IPS menggunakan contekstual teaching and learning (CTL)

terhadap hasil belajar siswa.

21
Uji hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

uji beda menggunakan statistik parametrik yaitu independen

sampel T-test. Yaitu digunakan untuk menguji hipotesis untuk

mengetahui apakah pembelajaran IPS menggunakan CTL efektif

terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 04 Jenggik tahun

pelajaran 2017/2018. Apabila hasil nilai probabilitasnya > 0,05,

maka HO diterima. Sebaliknya jika t hitung > t tabel maka HO

ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto Suharsismi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto Suharsimi. 2007. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Diknas. 2002. Pendekatan kontekstual. Jakarta: Diknas

Steers. 1985. Konsep efektivetas pembelajaran. Tersedia pada :


http://dharmabelimbing.blogspot.co.id

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2012. Metode penelitian pendidikan. Jakarta: CV Alfabeta

22

Anda mungkin juga menyukai