Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

POPULASI DAN SAMPEL PADA PENELITIAN

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

Disusun oleh:
Makdis Askul Pehala

Pendidikan Bahasa Arab


Pasca Sarjana Iain Kendari
IAIN KENDARI

i
KATA PEGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahma dan hidayahnya, kesehatan dan
kekuatan sehingga masih memberikan kesempatan dan keselamatan sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul populasi dan sampel pada matakuliah
metodologi penelitian bahasa Arab, shalawat dan salam kita curahkan kepada junjungan besar
nabi kita Muhammad Saw yang telah membimbing kita dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benerang yakni dilimpahi dengan kedamaian, kentertraman, dan ilmu pengetahuan yang
sampai saat ini kita telah menikmatinya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun semangat untuk
terus belajar dan menggali pengetahuan mendorong kami untuk menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi kecil dalam
menyemarakkan dan menambah wawasan pengetahuan pada bidang penelitian khususnya pada
pada bahasa Arab.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung penulisan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi tambahan wawasan dalam mengeksplorasi
kekayaan bahasa Arab.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……...……………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………...……………………………………………………………………..iii

PENDAHULUAN………….…………………………………………………………………….1

LATAR BELAKANG…..……………………………………………………………………….1

RUMUSAN MASALAH……………..………………………………………………………….2

PEMBAHASAN...........................................................................................................................3

A. populasi dan sampel dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab……………….3


B. klasifikasi populasi dan peran sampel dalam konteks penelitian pendidikan bahasa
Arab………………………………………………………………………………………….. 9
C. macam-macam teknik sampling dalam penelitian pendidikan bahasa Arab…………….12
D. menentukan ukuran sampel dalam penelitian pendidikan bahasa Arab…………………..24
E. pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi dan sampel penelitian dalam pendidikan
bahasa Arab dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bahasa
Arab…………………………………………………………………………………………33
F. PENUTUP…………………………………………………………………………………39
A. Kesimpulan……………………………………………………………………;……………39
B. Saran………………………………………………………………………………………...41
C. Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….43

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan Bahasa Arab adalah salah satu bidang pendidikan yang sangat penting,
terutama dalam konteks negara-negara yang memiliki bahasa Arab sebagai bahasa utama
atau sebagai bahasa yang diajarkan di sekolah. Studi dan penelitian dalam bidang ini
memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran bahasa
Arab, yang merupakan kunci untuk memahami dan memelihara warisan bahasa dan budaya
yang kaya.
Dalam perjalanan pengembangan pendidikan bahasa Arab, penelitian ilmiah memainkan
peran sentral dalam mengidentifikasi praktik terbaik, metode pengajaran yang efektif, serta
dalam mengevaluasi kebijakan pendidikan yang relevan. Salah satu tahap awal yang kritis
dalam perancangan penelitian dalam jurusan pendidikan bahasa Arab adalah menentukan
populasi dan sampel penelitian.
Populasi penelitian dalam konteks pendidikan bahasa Arab merujuk pada kelompok
individu yang menjadi subjek atau fokus penelitian. Populasi ini dapat meliputi siswa, guru,
lembaga pendidikan, atau bahkan komunitas yang secara langsung atau tidak langsung
terlibat dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Menentukan populasi penelitian yang tepat
adalah langkah awal penting dalam memastikan bahwa hasil penelitian akan memiliki
relevansi dan signifikansi dalam konteks pendidikan bahasa Arab.
Sampel Penelitian Namun, karena seringkali sulit atau tidak mungkin untuk melakukan
penelitian pada seluruh populasi, penggunaan sampel penelitian menjadi penting. Sampel
penelitian adalah kelompok yang dipilih dari populasi yang mewakili kelompok yang lebih
besar dengan baik. Dalam konteks pendidikan bahasa Arab, pemilihan sampel yang baik
adalah kunci untuk memastikan bahwa hasil penelitian dapat digeneralisasi dengan benar
kepada populasi yang lebih besar.
Selain itu, ukuran sampel juga merupakan faktor penting dalam penelitian. Sampel yang
terlalu kecil mungkin tidak memberikan hasil yang signifikan, sementara sampel yang terlalu
besar mungkin menjadi tidak praktis. Oleh karena itu, peneliti dalam bidang pendidikan

1
bahasa Arab harus mempertimbangkan secara cermat ukuran sampel yang sesuai untuk
tujuan penelitian mereka.
Melalui penelitian yang mendalam tentang populasi dan sampel penelitian dalam jurusan
pendidikan bahasa Arab, peneliti dapat merancang penelitian yang lebih efektif,
menghasilkan data yang lebih relevan, dan memberikan kontribusi yang berharga untuk
pengembangan pendidikan bahasa Arab. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
meningkatkan metode pengajaran, kurikulum, serta kebijakan pendidikan, dan dengan
demikian, memperkuat dasar pendidikan bahasa Arab untuk generasi mendatang.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana populasi dan sampel dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab?
2. apa saja macam-macam populasi dan sampel dan peran dalam konteks penelitian
pendidikan bahasa Arab ?
3. apa saja macam-macam teknik sampling dalam penelitian pendidikan bahasa Arab?
4. apa saja-saja rumusan Bagaimana ukuran sampel dalam penelitian pendidikan bahasa
Arab?
5. Bagaimana pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi dan sampel penelitian
dalam pendidikan bahasa Arab dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
bahasa Arab di tingkat lokal dan regional?
C. Tujuan penelitian
1. Menjelaskan populasi dan sampel dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab
2. apa saja klasifikasi populasi dan peran sampel dalam konteks penelitian pendidikan
bahasa Arab ?
3. menjelaskan apa saja macam-macam teknik sampling dalam penelitian pendidikan
bahasa Arab?
4. Menjelaskan rumusan Bagaimana ukuran sampel dalam penelitian pendidikan bahasa
Arab
5. Menjelaskan pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi dan sampel
penelitian dalam pendidikan bahasa Arab dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan bahasa Arab?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. populasi dan sampel dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab
a. pengertian populasi
Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi
(population element). Masalah populasi timbul terutama pada penelitian opini yang
menggunakan metode survei sebagai teknik pengumpulan data. Lebih detailnya populasi
adalah semua subjek penelitian dalam sebuah tempat/wilayah. Dimana jika peneliti akan
meneliti semua komponen yang ada dalam sebuah tempat/wilayah, maka penelitian
tersebut dinamakan studi populasi/penelitian populasi atau bisa juga studisensus.
Kata populasi (population/universe) dalam statistika merujuk pada sekumpulan
individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian.
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Populasi tidak hanya berupa orang, tetapi
bisa juga berupa benda yang lainnya. Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan.
1. Nazir mengatakan bahwa, populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau
bendanya.
2. Riduwan dan Tita Lestari mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.
3. Djarwanto menjelaskan populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan- satuan tersebut
dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orangorang, institusi-institusi,mbenda-
benda, dst.

b. konteks populasi dalam penelitian pendidikan bahasa Arab

3
Populasi d alam konteks penelitian bahasa Arab merujuk pada kelompok individu
atau elemen yang menjadi subjek penelitian dalam bidang bahasa Arab. Populasi ini
mencakup semua elemen atau subjek yang relevan untuk studi yang dilakukan dalam
bidang bahasa Arab. Populasi ini mungkin berbeda tergantung pada fokus penelitian,
misalnya, bisa meliputi siswa, guru, buku teks, atau dokumen bahasa Arab,
tergantung pada tujuan penelitian.
c. Tujuan diadakanya populasi pada penelitian pendidikan bahasa Arab
Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota
sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi. Namun penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut
sampel total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relative kecil.
Satu orangpun dapat digunakan sebagai populasi,karena satu orang itu memiliki berbagai
macam karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin, hobi, cara bergaul,
kepemimpinan, dll. Misalnya saudara ingin melakukan penelitian tentang gaya
kepemimpinan direktur A, maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua
karakteristik yang dimiliki oleh direktur A. Sedangkan dalam sudut pandang dalam
penelitian pendidikan bahasa Arab maka tujuan secara umum dari pada penentuan
populasi dan sampel maka diantaranya dapat ditentukan.
Tujuan umum adanya populasi dalam penelitian pendidikan bahasa Arab secara
umum adalah untuk mengidentifikasi dan memahami kelompok siswa atau individu yang
akan menjadi fokus penelitian. Populasi merujuk pada seluruh kelompok atau kumpulan
orang atau elemen yang relevan dalam konteks penelitian tersebut. Berikut adalah
beberapa tujuan umum dari mengidentifikasi populasi dalam penelitian pendidikan
bahasa Arab:
a. Menggambarkan Karakteristik Siswa
Populasi memungkinkan peneliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang siapa siswa-siswa yang akan menjadi subjek penelitian. Ini mencakup
informasi tentang latar belakang budaya, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
tingkat kemampuan bahasa Arab, dan faktor-faktor lain yang relevan.
b. Mengidentifikasi Kelompok Sasaran

4
Penelitian pendidikan bahasa Arab seringkali memiliki tujuan untuk
meningkatkan pembelajaran atau pengajaran di antara kelompok siswa tertentu.
Populasi membantu dalam mengidentifikasi dan menentukan kelompok siswa
yang akan menjadi sasaran utama dari intervensi atau program pendidikan.
c. Mengukur Umum dan Hasil
Populasi membantu dalam menentukan ukuran umum atau hasil yang akan
dievaluasi dalam penelitian. Ini berarti bahwa penelitian akan mengukur dampak
intervensi atau perubahan pendidikan pada seluruh populasi atau pada kelompok
tertentu dalam populasi.
d. Menentukan Sampel Penelitian
Populasi menjadi dasar untuk menentukan sampel penelitian. Dalam
penelitian pendidikan bahasa Arab, peneliti mungkin tidak dapat mengambil
seluruh populasi sebagai subjek penelitian, jadi mereka akan memilih sampel
yang representatif dari populasi untuk studi lebih lanjut.
e. Merencanakan Program Pendidikan
Dengan memahami populasi siswa secara keseluruhan, pendidik dan
pengambil kebijakan dapat merencanakan program pendidikan yang lebih sesuai
dan efektif untuk memenuhi kebutuhan siswa.
f. Mengembangkan Kebijakan Pendidikan
Informasi tentang populasi membantu dalam pengembangan kebijakan
pendidikan yang sesuai dengan konteks lokal. Ini dapat mencakup alokasi sumber
daya, pengembangan kurikulum, dan program-program pendidikan yang lebih
relevan.
Dengan mengidentifikasi populasi, penelitian pendidikan bahasa Arab
dapat lebih tepat sasaran dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dan hasil belajar siswa.

A. Pengertian Sampel
Dalam mengkaji terkait Sampel yang mana hal ini merupakan bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

5
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Pengertian sampel menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut:
Arikunto menjelaskan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita
hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian
sampel. Beberapa pakar menjelaskan terkait sampel diantaranya meliputi :
1. Nana Sudjana dan Ibrahim menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
2. Soehartono menyatakan bahwa sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang
akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.
3. Gulo menjelaskan Sampel sering juga disebut "contoh" yaitu himpunan
bagian/subset dari suatu populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang
populasi1.
Menurut beberapa ahli, berikut adalah pengertian populasi dan sampel dalam
konteks penelitian bahasa Arab:
1. Johnson dan Christensen (2019) dalam buku "Educational Research: Quantitative,
Qualitative, and Mixed Approaches," mendefinisikan populasi sebagai "kelompok
individu, objek, atau elemen yang menjadi subjek penelitian." Sampel adalah
"sekelompok subjek atau elemen yang dipilih dari populasi untuk diobservasi atau diuji
dalam penelitian."
2. Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2015), dalam buku "How to Design and Evaluate Research
in Education," menjelaskan populasi sebagai "kelompok yang memiliki karakteristik
tertentu yang relevan untuk studi." Sampel adalah "subset dari populasi yang dipilih
untuk diobservasi atau diuji dalam penelitian."
3. Creswell (2014) dalam buku "Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches," menyatakan bahwa populasi adalah "kelompok individu, objek,
atau elemen yang menjadi fokus penelitian." Sampel adalah "sekelompok individu, objek,
atau elemen yang dipilih dari populasi untuk dianalisis dalam penelitian."

11
W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm. 78.

6
Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan Nawawi
mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:
g. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya
tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama
sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga
dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis
untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang
tersebar di seluruh pelosok Indonesia, misalnya.
h. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh
karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
i. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan
keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih
tepat.
j. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah
dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak
mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian
harus dilakukan hanya pada sampel.
k. Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan
cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi
pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum
tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam melaksanakan

7
tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel
memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
l. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah
dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain
penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian
populasi.
d. Contoh Populasi Dan Sampel Pada Judul Penelitian Pendidikan Bahasa Arab
Dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab, untuk dapat mengantarkan
pemahan dan penentuan yang mana berkedudukan sebagai populasi dan sampel
contoh judul penelitian pendidikan bahasa Arab bersama dengan penentuan yang
mana populasi dan sampel penelitian sebagai berikut:
1. Judul Penelitian: "Evaluasi Efektivitas Metode Pengajaran Bahasa Arab pada
Siswa Non-Natif di Sekolah Menengah XYZ"
a. Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah "Siswa Non-Natif" di sekolah
menengah XYZ, yang mencakup semua siswa non-natif di sekolah tersebut.
b. Sampel: Sampel dalam penelitian ini mungkin adalah subset dari siswa non-
natif yang dipilih secara acak atau berdasarkan kriteria tertentu yang akan
menjadi subjek penelitian.
2. Judul Penelitian: "Persepsi Guru Bahasa Arab Terhadap Penggunaan
Teknologi dalam Pengajaran: Studi di Tingkat SD di Kota ABC".
a. Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah "Guru Bahasa Arab" yang
mengajar di tingkat sekolah dasar di Kota ABC.
b. Sampel: Sampel dalam penelitian ini mungkin adalah guru bahasa Arab yang
diajukan pertanyaan tentang persepsi mereka terhadap penggunaan teknologi
dalam pengajaran di tingkat sekolah dasar.
3. Judul Penelitian: "Pengaruh Program Pelatihan Guru Bahasa Arab Terhadap
Kemampuan Mengajar Bahasa Arab di Sekolah Menengah Wilayah XYZ"
a. Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah "Guru Bahasa Arab" yang
mengajar di sekolah menengah di wilayah XYZ.

8
b. Sampel: Sampel dalam penelitian ini mungkin adalah sekelompok guru yang
telah mengikuti program pelatihan tertentu.
4. Judul Penelitian: "Analisis Penggunaan Materi Ajar dalam Pengajaran
Bahasa Arab di Perguruan Tinggi XYZ"
a. Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah berbagai jenis "Bahan Ajar"
yang digunakan dalam pengajaran bahasa Arab di Perguruan Tinggi XYZ.
b. Sampel: Sampel dalam penelitian ini mungkin adalah sejumlah bahan ajar
yang dipilih untuk analisis.
Dalam setiap judul penelitian di atas, populasi dan sampel telah ditentukan sesuai
dengan fokus penelitian. Populasi adalah kelompok yang lebih luas yang menjadi
subjek penelitian, sementara sampel adalah subset dari populasi yang digunakan
untuk penelitian lebih lanjut.

B. Klasifikasi populasi dan peran sampel dalam penelitian pendidikan bahasa Arab
a. Klasifikasi populasi secara umum
Dalam konteks penelitian kuantitatif pada penelitian metodologi penelitian bahasa
Arab setidakny populasi dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu berdasarkan
jumlah populasi, berdasarkan sifat populasi, dan berdasarkan perbedaan lain. Populasi
berdasarkan jumlahnya terbagi dua yaitu populasiterbatas dan populasi tak terbatas:
a. Jumlah populasi
1. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni sumber data yang jelas batas-
batasnya secara kuantitatif karena memiliki karakteristik yang terbatas.
Misalnya 3.000.000 orang narapidana di Indonesia pada awal tahun 1981,
dengan karakteristik: menghuni lembaga pemasyarakatan sejak I Januari
1981, dijatuhi hukuman minimal satu bulan dan lain-lain.
2. Populasi Tak Terbatas atau populasi tak terhingga, yakni sumber data yang
tidak dapat ditentukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya narapidana di Indonesia, yang
berarti jumlahnya harus dihitung sejak nara pidana yang pertama sampai yang
terakhir pada masa sekarang dan bahkan termasuk juga nara pidana yang akan
datang. Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung sehingga

9
hanya menggambarkan suatu kelompok obyek secara kualitas dengan
karakteristik yang bersifat umum yakni orang-orang yang pernah, sedang dan
akan menjadi nara pidana. Populasi seperti itu disebut juga parameter.
b. Sifat populasi
1. Populasi homogen adalah populasi yang unsurnya memiliki sifat yang sama,
sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi
seperti itu banyak dijumpai dalam Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Ilmu
Eksakta. Adapun Misalnya penelitian terhadap gejala berupa reaksi bilamana
dua unsur kimia bersenyawa dengan cara sengaja mencampurkan kedua
unsure itu.
Gejala yang timbul bila kondisi percobaannya sama dengan melakukan 5 kali
percobaan, gejala yang timbul tidak akan berbeda bilarnana percobaan itu
dilakukan 100 atau 1000 kali. Populasi seperti itu dapat disamakan dengan
usaha mencicipi sepanci sayur sebagai populasi. Untuk mengetahui
keadaannya seperti manis tidaknya atau asin tidaknya dan lain-lainnya, cukup
dilakukan dengan mengambil satu sendok saja dari bagian manapun di dalam
panci itu. Untuk itu sebagai populasi homogen tidak perlu dicicipi seluruhnya
atau sampai setengah panel atau lebih.
2. Populasi heterogen adalah populasi yang dalam unsurnya terdapat sifat variasi
sehingga ada batasan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. seperti telah
dikemukakan di atas. Semua penelitian di bidang sosial yang obyeknya manusia
atau gejala- gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi heterogen.
Manusia sebagai obyek adalah makhluk yang unik dan kompleks terdiri dari
individu- individu yang bervariasi dalam arti berbeda satu dari yang lain dalam
banyak hal atau aspek
3. Populasi berdasarkan perbedaan lain
dibagi menjadi dua, yakni populasi target dan populasi survei.
a. Populasi target adalah populasi yang ditentukan sesuai dengan yang tertera
dalam masalah penelitian.
b. Populasi survei adalah populasi yang terliput di dalam penelitian yang sedang
dilaksanakan.

10
b. klasifikasi populasi dan peran sampel dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab:
a. Klasifikasi Populasi
Populasi dalam penelitian pendidikan bahasa Arab adalah kelompok atau
kumpulan siswa atau individu yang relevan dalam konteks penelitian tersebut.
Klasifikasi populasi dapat dilakukan berdasarkan berbagai kriteria, seperti usia,
tingkat pendidikan, latar belakang budaya, tingkat kemampuan bahasa Arab, atau
jenis kelamin. Berikut adalah beberapa klasifikasi populasi dalam penelitian
pendidikan bahasa Arab:
1) Klasifikasi Berdasarkan Usia Populasi dapat dibagi berdasarkan kelompok usia,
misalnya, anak-anak prasekolah, siswa SD, siswa SMP, atau siswa SMA.
2) Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan opulasi dapat dikelompokkan
berdasarkan tingkat pendidikan, seperti siswa sekolah dasar, siswa sekolah
menengah, atau mahasiswa perguruan tinggi.
3) Klasifikasi Berdasarkan Kemampuan Bahasa Arab Populasi dapat dibagi
berdasarkan tingkat kemampuan bahasa Arab, seperti pemula, tingkat menengah,
atau mahir.
4) Klasifikasi Berdasarkan Latar Belakang Budaya Populasi dapat dikelompokkan
berdasarkan latar belakang budaya, seperti siswa imigran, siswa asli berbahasa
Arab, atau siswa dengan beragam latar belakang etnis.
b. Peran Sampel
Sampel dalam penelitian adalah subset dari populasi yang dipilih untuk diambil
bagian dalam studi. Peran sampel adalah kunci dalam menggeneralisasi hasil
penelitian dari sampel ke populasi yang lebih luas. Berikut adalah beberapa peran
sampel dalam penelitian pendidikan bahasa Arab:
a. Representasi Populasi Sampel harus dipilih dengan hati-hati sehingga
mencerminkan karakteristik yang signifikan dari populasi yang lebih besar. Ini
memungkinkan hasil penelitian untuk diterapkan lebih luas.
b. Penyederhanaan Penelitian Sampel digunakan untuk mempermudah pelaksanaan
penelitian. Seringkali, penelitian tidak dapat melibatkan seluruh populasi karena
masalah logistik atau keterbatasan sumber daya.

11
c. Generalisasi HasilHasil penelitian dari sampel dapat digeneralisasikan ke seluruh
populasi jika sampel dipilih dengan baik dan representatif.
d. Pengambilan Keputusan Hasil dari sampel dapat membantu pengambil kebijakan
dan praktisi pendidikan dalam mengambil keputusan yang lebih baik tentang
perubahan atau perbaikan dalam pendidikan bahasa Arab.

Penting untuk memahami peran sampel dalam konteks penelitian pendidikan


bahasa Arab dan memastikan bahwa sampel yang dipilih adalah representatif dan
relevan bagi populasi yang lebih besar. Hal ini membantu menjaga validitas dan
generalisasi hasil penelitian.

C. Macam-Macam Teknik Sampling Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa Arab


Teknik sampling merupakan tekni k pengambilan sampel yang secar a umum terbagi dua
yaitu probability sampling dan non probability sampling. Dalam pengambil an sampel cara
probabilitas besarnya peluang atau probabili tas elemen populasi untuk terpilih sebagai
subjek di ketahui. Sedangkan dalam pengambilan sampel dengan cara nonprobabilit y
besarnya peluang elemen untuk ditentukan sebagai sampel idak diketahui.
Menurut Sekaran (2006), desain pengambilan sampel dengan cara probabilitas jika
representasi sampel adalah pent ing dal am rangka generalisasi lebih luas. Bila waktu atau
faktor lainnya, dan masalah gener alisasi tidak diperlukan, maka cara nonprobability
biasanya yang digunakan2. Berikut ini contoh macam-macam tehnik sampling:
1. Probability Sampling
Probabil ity sampling adalah teknik pengambilan sampel yang member ikan peluang
yang sama kepada set iap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliput i
simple random sampl ing, si stemat is sampling, propor t ioate strat ified random sampli
ng, dispropor t ionate strat ified random sampling, dan cluster sampling
a. Simple random sampling
Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak,
tanpa memperhat ikan tingkatan yang ada dalam populasi .Misal nya :
Populasi adalah siswa MtsN 1 kendari yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel
ditentukan dengan Tabel Isaac dan Mi chael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar

2
Hendryadi Populasi Dan Sampel www.teori online.net hal 2

12
5% sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 205. Jumlah sampel 205 ini
selanjutnya diambil secara acak tanpa memperhat ikan kelas, usia dan jenis kelamin.
b. Sampling Sistematis
Adalah teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang
berdasarkan nomor yang ditetapkan sendir i oleh peneli t i maupun nomor i dent itas
ter tentu, ruang dengan urutan yang seragam atau per t imbangan si stemat i s lainnya.
Contohnya :
Akan diambi l sampel dar i populasi karyawan yang ber juml ah 125. Karyawan
ini diurutkan dar i 1 – 125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel
yang diambil berdasarkan nomor genap (2, 4, 6, dst) atau nomor ganji l (1, 2, 3, dst),
atau bisa juga mengambil nomor kelipatan (2, 4, 8, 16, dst).Contoh sampling
sistematis dapat dilihat dari table berikut sebagai berikut:
Sistematis sampling adalah metode pengambilan sampel yang melibatkan
pemilihan sampel dengan menggunakan interval sistematis dari populasi. Ini biasanya
digunakan ketika populasi besar dan peneliti ingin memilih sampel yang representatif
secara efisien. Berikut adalah contoh penerapan sistematis sampling dalam penelitian
pendidikan bahasa Arab:
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas buku teks
bahasa Arab yang digunakan dalam sekolah menengah di wilayah tertentu.

NO Langkah-langkah sampling Penjelasan sampling


1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Identifikasi Populasi siswa sekolah menengah di wilayah tersebut
yang menggunakan buku teks bahasa Arab.
2. Misalnya, peneliti memutuskan untuk
Penentuan Ukuran Sampel mengambil sampel sebesar 100 siswa dari
populasi yang berjumlah 500 siswa.
3. Untuk menentukan interval sistematis, bagi
jumlah populasi (500) dengan ukuran sampel
Hitung Interval Sampling
yang diinginkan (100). Dalam contoh ini,
intervalnya adalah 5.

13
4. Peneliti memulai dari urutan awal, misalnya,
siswa pertama dalam daftar, dan kemudian
memilih setiap kelima siswa berikutnya. Jadi,
Pemilihan Sampel
jika siswa pertama dipilih, maka siswa ke-6, ke-
11, ke-16, dan seterusnya akan dipilih sebagai
sampel.
5. Peneliti mengumpulkan data dari sampel yang
dipilih. Ini mungkin melibatkan evaluasi
Pengumpulan Data penggunaan buku teks bahasa Arab, kemajuan
siswa dalam belajar bahasa Arab, dan pendapat
mereka tentang buku teks.

Contoh lainya Misalkan Anda melakukan penelitian untuk mengevaluasi


kemampuan siswa dalam memahami puisi dalam bahasa Arab di sebuah sekolah
dengan populasi 300 siswa. Anda ingin mengambil sampel 60 siswa dari populasi ini
dengan menggunakan Sampling Sistematis. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Tentukan jumlah total sampel yang Anda inginkan, dalam hal ini 60 siswa.
2. Hitung interval sistematis yang perlu Anda gunakan untuk mencapai jumlah
sampel yang diinginkan. Untuk ini, Anda perlu membagi jumlah populasi dengan
jumlah sampel:
a. Interval = Jumlah Populasi / Jumlah Sampel
b. Interval = 300 / 60 = 5
3. Pilih angka acak antara 1 hingga interval sistematis sebagai titik awal. Misalnya,
Anda memilih angka 3.
4. Mulai dari angka awal (3) dan pilih setiap anggota yang berjarak 5 dalam
populasi.
Dengan metode ini, memilih siswa-siswa yang memiliki interval sistematis
berdasarkan urutan anggota populasi. Misalnya, jika Anda memulai dengan siswa
nomor 3, Anda akan memilih siswa nomor 3, 8, 13, 18, dan seterusnya hingga
mencapai jumlah sampel yang diinginkan, yaitu 60 siswa.

14
Keuntungan Sampling Sistematis adalah bahwa metode ini cukup mudah
dilakukan dan cenderung menghasilkan sampel yang merata dari seluruh populasi.
Namun, pastikan bahwa titik awal yang Anda pilih adalah acak dan bahwa interval
sistematis yang Anda gunakan memadai untuk mencapai sampel yang representatif
dari populasi dalam penelitian pendidikan bahasa Arab Anda.
c. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampl ing namun penentuan
sampel nya memperhat ikan strata (t ingkatan) yang ada dalam populasi. Misal nya,
popul asi adalah karyawan PT. XYZ ber jumlah 125. Dengan rumus Slovin (lihat
contoh di atas) dan t i ngkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi
sendiri terbagi ke dalam t iga bagian (market ing, produksi dan penjualan) yang masi
ng-masing ber jumlah :
Market ing : 15
Produksi : 75
Penjualan : 35
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masi nng bagi an tersebut
ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x
jumlah sampel yang ditentukan. Proportionate Stratified Random Sampling adalah
metode pengambilan sampel yang digunakan untuk memilih sampel yang
mencerminkan proporsi yang tepat dari subpopulasi yang memiliki karakteristik
tertentu. Ini berguna ketika peneliti ingin memastikan bahwa sampel mencerminkan
sebagian besar populasi dengan karakteristik yang sama. Berikut adalah contoh
penerapan Proportionate Stratified Random Sampling dalam penelitian pendidikan
bahasa Arab,Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program
pelatihan bahasa Arab untuk guru-guru di dua jenis sekolah berbeda, yaitu sekolah
dasar dan sekolah menengah
Contoh lainya dapat dilihat dalam table sebagai berikut:
No Langkah-langkang sampling Penjelasan sampling
1. Identifikasi Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di
wilayah tertentu yang mengajar bahasa Arab di
sekolah dasar dan sekolah menengah.

15
2. Stratifikasi Peneliti membagi populasi menjadi dua strata
berdasarkan jenis sekolah:
(1) guru-guru di sekolah dasar dan
(2) guru-guru di sekolah menengah
3. Penentuan Ukuran Sampe Misalnya, peneliti memutuskan untuk mengambil
sampel sebanyak 100 guru.

4. Perhitungan Proporsi Peneliti akan memeriksa proporsi guru di sekolah


dasar dan sekolah menengah dalam populasi yang
lebih besar. Misalnya, jika terdapat 200 guru
sekolah dasar dan 400 guru sekolah menengah
dalam populasi total, proporsi guru sekolah dasar
adalah 200/600 = 1/3 (33.33%), sedangkan proporsi
guru sekolah menengah adalah 400/600 = 2/3
(66.67%).
5. Pemilihan Sampel Peneliti akan menggunakan metode random
sampling untuk memilih sampel yang
mencerminkan proporsi yang sama. Dalam contoh
ini, sebanyak 33 guru dari sekolah dasar dan 67
guru dari sekolah menengah akan dipilih secara
acak untuk membentuk sampel
6. Pengumpulan Data Peneliti akan mengumpulkan data dari guru-guru
yang dipilih dalam sampel, melalui survei atau
wawancara, untuk mengevaluasi efektivitas
program pelatihan bahasa Arab.

Dengan menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling, peneliti


memastikan bahwa sampel mencerminkan proporsi yang benar dari guru di sekolah
dasar dan sekolah menengah dalam populasi yang lebih besar. Hal ini memungkinkan

16
penelitian untuk memberikan hasil yang lebih representatif dan relevan untuk kedua
jenis sekolah.
4. Non Probabilty Sampel
Non Probabil ity ar t inya set i ap anggota populasi t idak memili ki kesempatan atau
peluang yang sama sebagai sampel. Teknik-t eknik yang termasuk ke dalam Non
Probability ini antara lain : Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidential,
Sampling Purposive, Sampling Jenuh, dan Snowball Sampling.
a. Sampling Kuota,
Adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dar i populasi
yang memiliki cirri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang dii nginkan.
Misal nya akan di lakukan penelit ian tentang persepsi siswa terhadap
kemampuan mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat
ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah. Contoh lainya dapat dilihat
sebagai berikut:
Sampling kuota adalah metode pengambilan sampel yang digunakan ketika
peneliti ingin memastikan bahwa sampel mencerminkan proporsi tertentu dari
populasi yang memiliki karakteristik tertentu. Dalam konteks penelitian
pendidikan bahasa Arab, berikut adalah contoh penerapan sampling kuota:
No Langkah-Langkah Sampling Tujuan sampling
1. Penelitian ini ingin memastikan bahwa
sampel mencerminkan proporsi dari dua
Identifikasi Karakteristik karakteristik utama: tingkat kemampuan
Utama bahasa Arab (pemula dan mahir) dan
jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan).
2. Peneliti memutuskan untuk mengambil
sampel sebanyak 100 siswa. Oleh
Penentuan Ukuran Sampel karena itu, peneliti akan membagi
sampel ini menjadi kuota berdasarkan
karakteristik yang telah diidentifikasi

17
3. Peneliti akan membagi kuota sampel
sebagai berikut:
- 25 siswa pemula laki-laki.
Pembagian Kuota
- 25 siswa pemula perempuan.
- 25 siswa mahir laki-laki.
- 25 siswa mahir perempuan
4. Peneliti kemudian akan mencari dan
memilih siswa-siswa yang sesuai
dengan setiap kuota yang telah
Pemilihan Sampel ditetapkan. Ini bisa melibatkan
pengamatan di sekolah atau kontak
dengan sekolah yang mewakili populasi
yang diinginkan.
5. Setelah sampel terpilih, peneliti akan
mengumpulkan data dari mereka. Ini
mungkin melibatkan wawancara,
Pengumpulan Data kuesioner, observasi, atau pengujian
untuk mengevaluasi penggunaan
teknologi dalam pembelajaran bahasa
Arab.

Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan


teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab di sekolah menengah di wilayah
tertentu. Keuntungan dari sampling kuota adalah memastikan bahwa sampel
mencerminkan proporsi tertentu dari populasi yang dianggap penting dalam
penelitian. Hal ini memungkinkan penelitian untuk lebih mendalam dalam
menganalisis dampak teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab terhadap
berbagai kelompok siswa dengan karakteristik yang berbeda, seperti tingkat
kemampuan bahasa dan jenis kelamin.

b. Sampling Insidential,

18
Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, at au siapa saj a
yang kebetulan (insidential ) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok
dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. Misal nya
penelit ian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel
ditentukan berdasarkan cir i-cir i usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A
tersebut, maka si apa saja yang kebetulan ber temu di depan Mall A dengan
penelit i (yang berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel . di samping itu
bisa juga melihat contoh lainya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tetap perlu diingatkan bahwa Sampling Insidential adalah metode yang kurang
disarankan dalam penelitian ilmiah karena tidak memastikan representativitas
sampel terhadap populasi. Ini digunakan dengan hati-hati dan hanya dalam situasi
tertentu di mana metode sampling yang lebih baik tidak memungkinkan. Di
bawah ini adalah contoh penerapannya:
Rumus yang terkait dengan Sampling Insidential adalah langkah-langkah
praktis yang dilakukan dengan mengandalkan kenyamanan dan aksesibilitas
anggota sampel. Ini tidak melibatkan rumus statistik seperti metode sampling
yang lebih terstruktur, seperti metode acak atau stratified.
No Judul penelitian Penentuan populasi dan sampel
1. Populasi:
Penggunaan Metode Siswa kelas X di sebuah sekolah
Pengajaran Bahasa Arab menengah yang mengambil mata
Interaktif di Kelas X" pelajaran Bahasa Arab.
(Sampling Insidential):
Dalam penelitian ini, Anda mungkin
memilih sampel dengan menggunakan
Sampling Insidential dengan langkah-
langkah berikut:

Langkah-langkah sampling

19
1. Anda mengunjungi sekolah tersebut pada hari tertentu dan berbicara
dengan siswa yang berada di dekat ruang kelas Bahasa Arab..
2. Anda menjelaskan tujuan penelitian Anda dan meminta siswa yang
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.
3. Anda memilih siswa-siswa yang bersedia untuk diwawancarai atau
mengisi kuesioner.
4. Sampel Anda adalah siswa-siswa yang bersedia berpartisipasi

c. Sampling Purposive,
Purposive sampli ng merupakan teknik penentuan sampel dengan pert
imbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti ingin
meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin tertentu. Maka sampel ditentukan
adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan jelas permasalahan
ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang
diambil adalah pelatih-pelat ih renang yang dianggap memiliki kompetensi di
bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian kualitatif. Sedangkan
contoh lainya dapat dilihat sebagai berikut:
Sampling Purposive, juga dikenal sebagai purposive sampling, adalah
metode pengambilan sampel di mana peneliti secara sengaja memilih anggota
sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap relevan dengan
penelitian. Berikut adalah contoh penerapannya dalam penelitian pendidikan
bahasa Arab:
No Judul penelitian Penentuan populasi dan sampel
Populasi:
Pengaruh Metode Siswa berkebutuhan khusus (special
Pengajaran Bahasa Arab needs students) di sekolah menengah
Berbasis Teknologi terhadap yang mengambil mata pelajaran
Siswa Berkebutuhan Bahasa Arab.
Khusus" Sampel (Sampling Purposive) Dalam
penelitian ini, Anda ingin memilih
siswa-siswa berkebutuhan khusus.

20
Langkah-langkah penerapan Sampling Purposive adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Kriteria Tentukan
karakteristik atau kriteria yang relevan dengan penelitian Anda. Dalam hal
ini, kriteria adalah "siswa berkebutuhan khusus."
2. Identifikasi Kelompok
Identifikasi siswa-siswa dalam sekolah yang memenuhi kriteria tersebut.
3. Pemilihan Sampel
Dalam metode purposive, Anda secara sengaja memilih anggota sampel
yang sesuai dengan kriteria yang telah Anda tetapkan. Anda mungkin
memilih beberapa siswa berkebutuhan khusus yang mewakili berbagai
jenis kebutuhan khusus, seperti autisme, disleksia, atau gangguan
pendengaran.

Tidak ada rumus matematis khusus yang digunakan dalam Sampling Purposive,
karena ini adalah metode non-probabilitas yang didasarkan pada kebijaksanaan
peneliti. Penelitian semacam ini lebih fokus pada mendalami pemahaman tentang
kelompok khusus, bukan pada generalisasi kepada seluruh populasi. Kelebihan.
adalah memungkinkan Anda untuk mendalami karakteristik tertentu dalam
sampel yang relevan dengan penelitian Anda. Namun, perlu diingat bahwa hasil
penelitian Anda mungkin kurang representatif terhadap populasi umum karena
hanya berfokus pada kelompok khusus yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan-langkah sampling
d. Sampling Jenuh,
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya
dil akukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dar i 100.

21
Contoh dari sampling jenuh akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di
MAN I Konawe. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru di jadikan
sampel penelitian. Contoh lainya dapat dilihat dalam berikut ini :
No Judul penelitian Penentuan populasi dan sampel
Populasi
Semua siswa di sekolah dasar X yang
mengambil mata pelajaran Bahasa
"Evaluasi Kemampuan Baca Arab.
Siswa dalam Bahasa Arab di
Sampel (Sampling Jenuh)
Sekolah Dasar X," Dalam penelitian ini, Anda memilih
untuk mengambil sampel jenuh, yang
berarti seluruh populasi siswa sekolah
dasar X yang mengambil mata
pelajaran Bahasa Arab akan menjadi
bagian dari penelitian. Anda tidak
perlu menggunakan rumus statistik
khusus untuk ini. Anda akan
menginvestigasi atau mengamati
setiap siswa yang ada di sekolah dasar
X.

Langkah-langkah penerapan Sampling Purposive adalah sebagai berikut:


Langkah-langkah untuk mengambil sampel jenuh dalam penelitian
pendidikan bahasa Arab, dengan studi kasus adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Populasi
Tentukan dengan jelas populasi yang akan Anda teliti. Dalam contoh ini,
itu adalah semua siswa di sekolah dasar X yang mengambil mata pelajaran
Bahasa Arab.
2. Kontak Sekolah dan Izin
Hubungi sekolah dasar X dan minta izin untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut. Dapatkan dukungan dan izin dari staf sekolah, kepala
sekolah, dan otoritas yang berwenang.
3. Perencanaan Instrumen Penelitian
Rancang instrumen penelitian yang akan Anda gunakan untuk mengukur
kemampuan membaca siswa dalam bahasa Arab. Ini bisa berupa tes,

22
kuesioner, atau wawancara, tergantung pada tujuan penelitian Anda.
4. Pelaksanaan Penelitian
Jadwalkan waktu yang sesuai untuk melakukan penelitian di sekolah dasar
X. Pastikan Anda memiliki cukup waktu untuk melibatkan seluruh
populasi siswa yang mengambil mata pelajaran Bahasa Arab.
Kumpulkan Data
5. Lakukan penelitian dengan mengumpulkan data dari setiap siswa yang
termasuk dalam populasi. Anda akan menggunakan instrumen penelitian
yang telah Anda siapkan sebelumnya.
6. Analisis Data
Setelah Anda mengumpulkan data, analisis data sesuai dengan tujuan
penelitian Anda. Anda dapat menggunakan alat statistik atau metode
analisis yang relevan.
7. Interpretasi Hasil
Setelah menganalisis data, interpretasikan hasilnya. Perhatikan temuan
yang muncul dan lihat apakah ada pola atau tren yang signifikan dalam
kemampuan membaca siswa dalam bahasa Arab.
8. Pelaporan Hasil
Tulis laporan penelitian yang mencakup metodologi, temuan, dan
kesimpulan Anda. Sampaikan laporan ini kepada pihak yang
berkepentingan, seperti sekolah, staf pendidikan, atau pihak berwenang
yang relevan.

Langkah-langkah ini akan memandu Anda dalam menjalankan penelitian dengan


menggunakan metode Sampling Jenuh di sekolah dasar X untuk mengevaluasi
kemampuan membaca siswa dalam bahasa Arab. Penting untuk memastikan bahwa Anda
memiliki izin dan dukungan dari pihak yang berwenang dan bahwa Anda menjalankan
penelitian dengan cermat dan etis.

23
D. rumusan ukuran sampel dalam penelitian pendidikan bahasa Arab
a. berberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel
Ukuran sampel (sample size) adalah banyaknya individu, subyek atau elemen dari
populasi yang diambil sebagai sampel. Jika ukuran sampel yang di ambil terlalu besar
atau terlalu kecil maka akan menjadi masalah dalam penelitian itu. Oleh karena itu,
ukuran sampel harus betul-betul diperhatikan oleh peneliti dalam melakukan
penelitiannya. Tentang berapa ukuran ideal untuk sampel penelitian?, sampai saat ini
belum ada.
a. Tabel Isaac dan Michael
Tabel Isaac dan Michael merupakan alat yang digunakan untuk menentukan
ukuran sampel dalam penelitian berdasarkan ukuran populasi dan tingkat kesalahan
yang diizinkan. Berikut adalah contoh penggunaan tabel Isaac dan Michael dalam
konteks penelitian pendidikan bahasa Arab:
No Judul penelitian Penentuan populasi dan sampel
Populasi
Seluruh siswa sekolah menengah di
"Pengaruh Metode
suatu kota besar (misalnya, kota X)
Pengajaran Terhadap
yang memiliki mata pelajaran Bahasa
Kemampuan Pemahaman
Arab.
Bahasa Arab pada Siswa
Sampel
Sekolah Menengah"
Ukuran sampel yang dibutuhkan telah
dihitung sebelumnya menggunakan
rumus Isaac dan Michael dan
ditemukan sekitar 385 siswa. Oleh
karena itu, sampel penelitian ini
adalah 385 siswa yang dipilih secara
acak dari populasi siswa sekolah
menengah di kota X yang mengambil
mata pelajaran Bahasa Arab.
Langkah-langkah

24
1. Tentukan Populasi (N)
Dalam contoh ini, populasi adalah seluruh siswa sekolah menengah di
kota X yang mengambil mata pelajaran Bahasa Arab. Misalnya,
populasi berjumlah 10.000 siswa.
2. Tentukan Tingkat Kesalahan (e)
Pilih tingkat kesalahan yang dapat diterima untuk penelitian Anda.
Untuk tujuan contoh ini, kita akan menggunakan tingkat kesalahan
5%, yang diubah menjadi desimal (0,05).
3. Gunakan Tabel Isaac dan Michael
Sekarang kita akan menggunakan tabel Isaac dan Michael untuk
menentukan ukuran sampel (n). Tabel ini akan memberikan nilai Z
yang sesuai dengan tingkat kesalahan yang telah ditentukan. Anda juga
perlu mengetahui deviasi standar populasi jika tersedia. Misalkan kita
tahu bahwa deviasi standar populasi dalam kemampuan pemahaman
Bahasa Arab adalah 10.
4. Menggunakan Tabel Isaac dan Michael
Dari tabel Isaac dan Michael, temukan nilai Z yang sesuai dengan
tingkat kesalahan (0,05) yang Anda pilih. Misalnya, nilai Z untuk
tingkat kesalahan 0,05 adalah 1,96 (berdasarkan tabel z untuk tingkat
kepercayaan 95%).
- Selanjutnya, gunakan rumus berikut untuk menghitung ukuran
sampel (n):
▪ n = (Z^2 * σ^2) / (e^2)
▪ n = (1.96^2 * 10^2) / (0.05^2)
▪ n ≈ 384.16 (bulatkan ke 385)
5. Tentukan Ukuran Sampel
Jadi, ukuran sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah
sekitar 385 siswa

25
Setelah menentukan ukuran sampel, Anda dapat menggunakan metode acak atau metode
lainnya untuk memilih sampel yang representatif dari populasi siswa sekolah menengah
di kota X yang mengambil mata pelajaran Bahasa Arab. Kemudian, Anda
Ada Beberapa Rumus Untuk Menentukan Jumlah Sampel dalam pemanfaatan Populasi
dan sampel dalam sebuah penelitian antara lain3:
dapat melaksanakan penelitian Anda untuk menginvestigasi pengaruh metode
pengajaran terhadap kemampuan pemahaman Bahasa Arab pada siswa tersebut.
Rumus :

3
Radiany, Rahmady. HM, Rumus dan contoh penghitungan, (Surabaya, 2004), hlm, 109.

26
Tabel penentuan jumlah sampel dari pendapat Isaac dan Michael memberikan
kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan
10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besarnya sampel
berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki. Contohnya
adalah peneliti hendak mengkaji tentang Analisis Dampak Pernikahan di Usia Muda
terhadap Pendidikan Bahasa Arab di Kalangan Masyarakat 5.0 di Kota/Kabupaten X"
maka tabel yang harus dipenuhi adalah :
No Tingkat
Data Sampel
Kesalahan
Data Sampel Penelitian Populasi Perolehan data
(Pemohon Dispensasi (Pemohon Dispensasi (Pemohon
Pernikahan Dini) Pernikahan Dini) Dispensasi
Pernikahan
Dini)

27
1. 125 orang (Pemohon) 500 orang (Pemohon) 1 Orang Bukan
Pemohon nikah
dini

2. 125 orang (Pemohon) 500 orang (Pemohon) 5 Orang Bukan


pemohon nikah
dini

b. Rumus Slovin dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab


Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah sampel
minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara pasti. Rumus ini
diperkenalkan pertama kali oleh seorang Ilmuwan Matematis yang bernama Slovin,
pada tahun 1960.
Rumus Slovin ini biasa digunakan untuk sebuah penelitian pada suatu objek
tertentu dalam jumlah populasi yang besar, sehingga digunakanlah untuk meneliti
pada sebuah sampel dari populasi objek yang besar tersebut. Secara umum dapat
diartikan bahwa Rumus Slovin merupakan suatu system matematis yang digunakan
dalam menghitung jumlah populasi objek tertentu yang belum diketahui
karakteristiknya secara spesifik.
Tentu, berikut adalah contoh langkah-langkah untuk menghitung ukuran sampel
menggunakan rumus Slovin dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab:
1. Judul Penelitian: Evaluasi Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa
Arab di Sekolah Menengah X
2. Populasi: Siswa sekolah menengah X yang mengambil mata pelajaran Bahasa
Arab.
Langkah-langkah:
a. Tentukan Populasi
Tentukan jumlah total siswa sekolah menengah X yang mengambil mata pelajaran
Bahasa Arab. Misalnya, ada total 1.000 siswa.
a. Tentukan Tingkat Kesalahan (e)

28
Pilih tingkat kesalahan yang diinginkan dalam penelitian Anda. Misalnya, Anda
ingin tingkat kesalahan sebesar 5%, maka tingkat kesalahan e = 0,05 (dalam
bentuk desimal).
b. Hitung Jumlah Total Populasi (N)
Hitung jumlah total siswa yang ada di sekolah menengah X yang mengambil mata
pelajaran Bahasa Arab, yaitu 1.000 siswa.
c. Gunakan Rumus Slovin
Gunakan rumus Slovin untuk menghitung ukuran sampel (n) dengan
memasukkan nilai N dan e ke dalam rumus:

d. Hasilkan Sampel yang Sesuai


Dalam contoh ini, ukuran sampel yang diperlukan adalah sekitar 286
siswa. Anda perlu memilih secara acak atau dengan metode sampling yang sesuai
untuk mendapatkan sekitar 286 siswa yang akan menjadi sampel dalam penelitian
Anda.
Dengan langkah-langkah ini, Anda akan dapat menggunakan rumus Slovin untuk
menentukan ukuran sampel yang representatif dalam penelitian pendidikan bahasa
Arab Anda, dengan mempertimbangkan tingkat kesalahan yang diinginkan dan
jumlah total populasi yang relevan.
n = N/N(d) 2 + 1
Keterangan:
n = sampel
N = populasi
d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang

29
dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125/125 (0,05) 2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95.

c. Rumus Krejcie dan morgan


Krejcie dan Morgan (1970), Bentuk Tabel Krejcie-Morgan sangat sederhana,
mudah digunakan, sebab secara fungsional hanya terdiri dari dua kolom penting yaitu
kolom untuk ukuran populasi (N) dan kolom untuk ukuran sampel (n)4.
Krejcie dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas
kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95% terhadap
populasi. Dari tabel Krecjie terlihat jumlah populasi 100 maka sampelnya 80, bila
populasi 1000 maka sampelnya 278, bila populasinya 10.000 maka sampelnya 370,
dan bila jumlah populasinya 100.000 maka jumlah sampelnya 384. Dengan demikian
makin besar populasi makin kecil persentase sampel.
Tabel Krejcie dengan kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95%

Ket: Di mana: N = Jumlah Populasi S = Sampel

4
Krejcie, Robert V. dan Daryle W. Morgan. 1970. “Ditermining Sample Size for Research Activities”, Educational
and Psychological Measurment. Vol. 30: 607-610.

30
Contoh memberikan ukuran sampel
Contoh Menentukan Ukuran Sampel Misalnya akan dilakukan penelitian untuk
mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap model pelayanan yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri dari
1000 orang, yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu
lulusan S1 = 50, Sarjana Muda = 300, SML = 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi
berstrata). Dengan menggunakan tabel Krejcie di atas, bila jumlah populasi = 1000,
kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya 258. Karena populasi berstrata, maka sampelnya
juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian
masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan
populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel yakni
1) kelompok Sarjana Muda S1 =14,
2) (SM) = 83, SML = 139,
3) SMP = 14, SD = 28.
4) S1 = 50/1000 x 258 = 13,91 = 12,9
5) SM = 300/1000 x 258 = 83,40 = 77,
6) SMK = 500/1000 x 258 = 139,0 = 129
7) SMP = 100/1000 x 258 = 27,8 = 25,8
8) SD = 50/1000 x 258 = 13,90 = 12,9
Jumlah = 258.
Jadi jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12,9 = 258. Jumlah pecahan
bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sampel menjadi 13 + 78 +129 + 26 + 13 = 259.
Sebaiknya untuk perhitungan pecahan dilakukan pembulatan ke atas.

No Judul penelitian Penentuan populasi dan sampel


Populasi
Populasi dalam contoh ini adalah
seluruh siswa di sekolah menengah
Tingkat kemahiran tersebut yang mengambil mata
pelajaran Bahasa Arab Dalam contoh,
bahasa Arab di sebuah
kita asumsikan bahwa jumlah siswa ini
sekolah menengah. adalah 500 siswa.
Sampel

31
Setelah menghitung ukuran sampel
menggunakan rumus Krejcie dan
Morgan, kita menemukan bahwa kita
memerlukan sampel sebanyak sekitar
222 siswa. Jadi, sampelnya adalah 222
siswa yang dipilih secara acak dari
populasi tersebut.
Ini adalah siswa-siswa yang akan
menjadi subjek penelitian, dan data
dari sampel ini akan digunakan untuk
mengambil kesimpulan tentang
seluruh populasi siswa di sekolah
tersebut yang mengambil mata
pelajaran Bahasa Arab.
rumus Krejcie dan Morgan sesuai Langkah-langkah

1. Tentukan Populasi
Populasi kita adalah seluruh siswa di sekolah menengah tersebut yang
mengambil mata pelajaran Bahasa Arab.
2. Tentukan Tingkat Kepercayaan
Misalnya, kita ingin tingkat kepercayaan 95%, yang dalam bentuk desimal
adalah 0,95. Ini menunjukkan bahwa kita ingin yakin tingkat 95% bahwa
sampel kita merepresentasikan populasi secara keseluruhan.
3. Hitung Proporsi Populasi
Misalnya, kita ingin mengetahui proporsi siswa yang memiliki tingkat
kemahiran Bahasa Arab tertentu dalam populasi. Untuk ini, kita perlu
mengestimasi proporsi tersebut berdasarkan data awal atau pengetahuan
sebelumnya.
4. Gunakan Rumus Krejcie dan Morgan:
Rumusnya adalah:

32
• "n" adalah ukuran sampel yang dibutuhkan.
• "N" adalah ukuran populasi.
• "e" adalah tingkat kesalahan yang diinginkan.
Misalnya, jika populasi siswa di sekolah tersebut adalah 500 siswa (N =
500) dan tingkat kesalahan yang diinginkan adalah 5% (e = 0,05), kita
dapat menghitungnya sebagai berikut:

5. Hitung Ukuran Sampel


Dalam contoh ini, ukuran sampel yang diperlukan adalah sekitar
222,22 siswa.
6. Sampel
Anda perlu memilih secara acak 222 siswa dari populasi siswa di
sekolah menengah tersebut. Ini adalah sampel yang akan Anda
observasi atau teliti dalam penelitian Anda.

Dengan demikian, Anda telah menghitung ukuran sampel yang dibutuhkan untuk
penelitian Anda menggunakan rumus Krejcie dan Morgan berdasarkan populasi, tingkat
kepercayaan, dan tingkat kesalahan yang telah Anda tentukan.

D. pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi dan sampel penelitian dalam
pendidikan bahasa Arab
a. peningkatan kualitas pendidikan bahasa Arab
Bahasa Arab yangdipelajari dalam waktu yang cukup lama dalam berbagai level
pendidikan terkadangbelum mampu menunjukkan kompetensi yang diharapkan
dibandingkan denganpembelajaran bahasaInggrisyang cenderung menghabiskan waktu

33
yang relatif lebih singkat tapi dapat menunjukkan pencapaian kompetensi yang cukup
signifikan oleh karene itu pemahaman yang lebih mendalam dalam konsep penelitian
pendidikan bahasa arab yang fokus utamanya membahas megenai populasi dan sampel.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi dan sampel penelitian dalam
pendidikan bahasa Arab dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Arab
cara, seperti berikut:
1. Pengembangan Kurikulum yang Tepat
Dengan pemahaman yang baik tentang populasi siswa yang akan diajar dalam
bahasa Arab, pembuat kebijakan pendidikan dapat mengembangkan kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini termasuk pemahaman tentang tingkat
kemampuan bahasa Arab mereka, latar belakang budaya, dan tujuan pendidikan
mereka.
2. Penyediaan Sumber Belajar yang Relevan
mengetahui profil populasi siswa, sekolah dan lembaga pendidikan dapat
menyediakan sumber belajar yang sesuai. Ini mungkin termasuk buku teks,
perangkat lunak, dan materi ajar yang dirancang khusus untuk memenuhi
kebutuhan siswa bahasa Arab.
3. Pelatihan Guru yang Efektif
pemahaman tentang populasi siswa dapat membantu dalam merancang pelatihan
guru yang lebih efektif. Guru dapat dilatih untuk mengajar bahasa Arab dengan
mempertimbangkan perbedaan kebutuhan siswa yang mungkin timbul dari profil
populasi mereka. Selain itu juga, Pengetahuan tentang guru sebagai pendidik,
dalam upaya meningkatkankualitas,merupakan acuan normatif dalam pembinaan
kesadaran yakni tugasnya sebagai pendidik.
yang eksistensinya sangat menentukan jalannya suatu
4. Evaluasi yang Berfokus pada Kemajuan
beberapanpeserta didik mempelajari bahasa asing karena mereka inginlebih
mengenal lebih jauh orang, tempat-tempat, dan objek-objekbudaya tempat bahasa
tersebut digunakan. Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, pemahaman yang baik
tentang sampel penelitian dapat membantu dalam menentukan indikator yang

34
sesuai untuk menilai kemajuan dalam kemampuan berbahasa Arab. Ini akan
memastikan bahwa evaluasi lebih relevan dan bermanfaat.
5. Perencanaan Program Khusus
Dalam kasus populasi siswa dengan kebutuhan khusus, pemahaman yang
baik tentang populasi dapat membantu dalam merancang program pendidikan
khusus yang mendukung perkembangan bahasa Arab mereka.
b. Pemahaman konteks yang mendalam pada penelitian pendidikan bahasa Arab
populasi dan sampel pada tingkat lokal
Pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi dan sampel penelitian dalam
pendidikan bahasa Arab dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Arab
di tingkat lokal dengan berbagai cara, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut
adalah beberapa contoh lebih lanjut yang dapat membantu pemahaman:
1. Penyelarasan Kurikulum
Azhar Arsyad mengemukakan bahwa dalamsebuah pertemuan pengajar
bahasa Arab se-Indonesia Timur tahun 2000, adapengakuan yang mengemuka pada
forum tersebut bahwa ada keterburu-buruanpengajar bahasaArabuntuk mengejar
target kurikulum yang telah ditetapkan secaranasional. Konsekuensinya, perpindahan
dari suatu materi ke materi yang lainnyamenjadi sangat mekanistis dan mengabaikan
penguasaan peserta didik sehinggapembelajaran bahasa Arab menjadi momok dan
disikapi secara defensif.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang siapa yang menjadi populasi
siswa di suatu sekolah atau wilayah tertentu, kurikulum dapat disesuaikan dengan
kebutuhan mereka. Ini dapat mencakup pengintegrasian materi yang lebih sesuai
dengan latar belakang budaya siswa atau penekanan pada keterampilan berbahasa
Arab tertentu yang diperlukan.

2. Pengembangan Program Bahasa Arab


Proses pembelajaran bahasa asing pada hakikatnya berorientasi pada duatujuan, yakni
sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan. Dina Wahyunimenyebutkan ada dua
teori dalam mempelajari sebuah bahasa, yaitu:

35
Learning about the language(mempelajari tentang bahasa) dan“learning howto use
the language” (mempelajari bagaimana mempergunakan bahasa).Learning about the
language adalah mempelajari tentang bahasa, selukbeluknya yang mencakup semua
komponen bahasa, grammar, kosa kata,maupun aturan-aturan lain dalam linguistik.
Sedangkan learning how to usethe languageadalah mempelajari bagaimana
menggunakan bahasa sebagai alatkomunikasi.
dalamPeraturanPemerintah RI Nomor 19Tahun 2005 Pasal 19 yang berbunyi:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif,inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untukberpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa,kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembanganfisik serta psikologis peserta didik. Maka dari itu dengan pengetahuan
mengenai penelitian yang mencakup sampel yang representatif, lembaga pendidikan
dapat mengembangkan program pendidikan bahasa Arab yang lebih efektif. Ini
termasuk penentuan metode pengajaran yang paling sesuai untuk siswa tertentu.
3. Pengelolaan Sumber Daya
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang berapa banyak siswa bahasa Arab
yang ada di tingkat lokal, lembaga pendidikan dapat mengelola sumber daya dengan
lebih efisien. Hal ini termasuk alokasi guru dan fasilitas, serta penyediaan buku teks
dan perangkat lunak pembelajaran yang sesuai.
4. Evaluasi Progres Siswa
Adapun pembelajaranbahasa Arab yang dimaksud adalah suatu rangkaiankegiatan
yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian programpengajaran
dalambidang bahasaArab, maka Pemahaman tentang sampel penelitian dapat
membantu dalam menentukan cara terbaik untuk mengevaluasi progres siswa dalam
hal kemampuan dalam pembelajaran berbahasa Arab. Ini memungkinkan pendidik
untuk menggunakan metrik yang lebih relevan dan bermakna.
5. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas
Dengan memahami populasi lokal dengan lebih baik, sekolah dapat lebih efektif
melibatkan orang tua dan komunitas dalam mendukung pendidikan bahasa Arab. Ini
dapat mencakup penyelenggaraan program komunitas atau sumber daya tambahan di

36
luar lingkungan sekolah. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi
dan sampel penelitian dalam pendidikan bahasa Arab, lembaga pendidikan dapat
mengoptimalkan upaya mereka untuk memberikan pendidikan yang lebih efektif dan
relevan bagi siswa-siswa lokal di tingkat lokal.
c. Pemahaman konteks penelitian pendidikan bahasa arab populasi dan sampel pada
tingkat regional
Dalam konteks pemahaman yang, lebih mendalam tentang populasi dan sampel
penelitian dalam pendidikan bahasa Arab, "regional" merujuk pada wilayah geografis
tertentu yang memiliki karakteristik, kebutuhan, dan tantangan pendidikan yang khas. Ini
mencakup area geografis yang lebih kecil daripada "nasional" dan lebih besar daripada
"lokal". Regional dapat merujuk pada berbagai tingkat administratif atau geografis
tergantung pada konteks yang digunakan, dan biasanya mencakup lebih dari satu sekolah
atau wilayah pendidikan. Sebagai contoh, pemahaman tentang pendidikan bahasa Arab di
tingkat "regional" dapat mencakup:
a. Wilayah Geografis Tertentu
Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa danbudaya
serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian peserta didik diharapkan memiliki
wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keberagaman budaya.Ini dapat
mencakup negara bagian, provinsi, atau daerah tertentu yang memiliki karakteristik
pendidikan bahasa Arab yang serupa atau tantangan yang berbeda. Sebagai contoh,
wilayah-wilayah di negara Arab yang berbeda mungkin memiliki kebijakan pendidikan
bahasa Arab yang berbeda.
b. Kelompok Siswa dengan Kebutuhan Khusus
Penguasaan bahasa yang ideal mencakup keempat jenis keterampilantersebut,
walaupun kenyataannya ada peserta didik yang cepat mahir berbicaratetapi lemah dalam
menulis atau sebaliknya. Keempat aspek keterampilan tersebutsaling berkaitan satu sama
lain dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaranbahasa pada umumnya, Regional
juga dapat merujuk pada kelompok siswa dengan kebutuhan khusus yang tinggal dalam
wilayah tertentu. Misalnya, pemahaman tentang pendidikan bahasa Arab untuk kelompok
imigran atau pengungsi di wilayah tertentu.
c. Konteks Budaya dan Sosial

37
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi sumberdaya manusia.
Dengan pendidikan akan menghasilkan masyarakat yang maju. Dalam pendidikan
dituntut adanya proses perbaikan kualitas sumber daya manusi dari waktu ke waktu.
Proses pembelajaran merupakan komponen dari suatu pendidikan bagi individu,
masyarakat dan bangsa. Faktor-faktor budaya dan sosial di wilayah tertentu dapat
mempengaruhi pendekatan pendidikan bahasa Arab. Pemahaman tentang konteks budaya
dan sosial regional ini dapat membantu dalam merancang program pendidikan yang lebih
relevan.
d. Sekolah atau Lembaga Pendidikan Tertentu
Fred Percival dan Hendry Erlington yakni tujuan pembelajaran adalah suatu
pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan peserta didik
tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Maka dari di tingkat
Regional juga dapat merujuk pada kelompok sekolah atau lembaga pendidikan yang
memiliki fokus khusus dalam pendidikan bahasa Arab, seperti lembaga pendidikan
agama atau sekolah internasional di wilayah tertentu. Jadi, dalam konteks pemahaman
pendidikan bahasa Arab di tingkat "regional," fokus adalah pada karakteristik, kebutuhan,
dan tantangan yang unik bagi wilayah geografis atau kelompok siswa tertentu, dan
pendekatan pendidikan yang sesuai dengan konteks ini.

38
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Kesimpulan makalah mengenai populasi dan sampel dalam konteks penelitian
pendidikan bahasa Arab
Pemahaman yang mendalam tentang populasi yang diteliti dan pemilihan sampel
yang tepat sangat penting dalam penelitian pendidikan bahasa Arab. Dengan teknik
sampling yang sesuai, peneliti dapat menghasilkan data yang valid dan representatif. Ini
memberikan dasar yang kuat untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam
meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Arab.
Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang populasi dan peran sampel
adalah kunci untuk memberikan kontribusi yang berharga dalam mengembangkan
pendidikan bahasa Arab yang lebih efektif dan berkelanjutan.
b. Kesimpulan makalah mengenai klasifikasi populasi dan peran sampel dalam
penelitian pendidikan bahasa Arab
Dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab, pemahaman yang mendalam
tentang klasifikasi populasi dan pemilihan sampel yang tepat sangat penting. Populasi
harus diidentifikasi secara cermat, termasuk siswa, guru, dan komponen pendidikan
lainnya. Sampel yang representatif akan memberikan data yang akurat dan relevan untuk
peningkatan pendidikan bahasa Arab.
Pemilihan teknik sampling yang sesuai dan pemahaman yang baik tentang tujuan
penelitian membantu memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Dengan
demikian, penelitian yang mempertimbangkan klasifikasi populasi dan sampel
dengan cermat akan berkontribusi pada peningkatan pendidikan bahasa Arab dan
memberikan wawasan yang lebih baik bagi pengambilan keputusan dalam bidang ini.
c. Kesimpulan makalah mengenai berbagai teknik sampling dalam penelitian
pendidikan bahasa Arab
Berbagai teknik sampling, seperti Simple Random Sampling, Systematic Sampling,
Stratified Sampling, Cluster Sampling, dan lainnya, dapat digunakan dalam penelitian
pendidikan bahasa Arab sesuai dengan tujuan dan karakteristik penelitian. Pemilihan

39
teknik sampling yang tepat adalah kunci untuk mendapatkan sampel yang representatif
dan hasil penelitian yang valid. Setiap teknik memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri,
dan peneliti perlu memilih teknik yang sesuai dengan populasi, sumber daya, dan tujuan
penelitian. Dengan pemahaman yang baik tentang teknik sampling ini, penelitian dalam
bidang pendidikan bahasa Arab dapat menghasilkan data yang relevan dan bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Arab.
d. ukuran sampel dalam penelitian pendidikan bahasa Arab
Pemilihan ukuran sampel yang tepat dalam penelitian pendidikan bahasa Arab adalah
langkah penting untuk memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Hal ini
memungkinkan peneliti untuk menghasilkan data yang mewakili populasi dengan tingkat
kepercayaan yang diinginkan.
Dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab, penentuan ukuran sampel harus
mempertimbangkan tujuan penelitian, populasi yang diteliti, tingkat kepercayaan yang
diinginkan, dan tingkat kesalahan yang dapat diterima. Dengan memilih ukuran sampel
yang sesuai, peneliti dapat memberikan kontribusi berharga dalam meningkatkan
pendidikan dan pengajaran bahasa Arab di lingkungan pendidikan. Kesalahan dalam
penentuan ukuran sampel dapat mengakibatkan hasil penelitian yang tidak dapat
diandalkan, oleh karena itu, penting untuk memahami metode penghitungan ukuran
sampel dan menggunakannya dengan benar dalam penelitian pendidikan bahasa Arab.
e. Pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi dan sampel penelitian dalam
konteks pendidikan bahasa Arab
merupakan landasan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Arab.
Melalui pemilihan sampel yang tepat dan metode sampling yang sesuai, penelitian dapat
memberikan wawasan yang lebih akurat tentang tantangan dan peluang dalam pengajaran
bahasa Arab. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat berperan dalam pengembangan
strategi dan program pendidikan yang lebih efektif, serta berkontribusi pada pemahaman
yang lebih baik tentang keberhasilan siswa dan kualitas pendidikan bahasa Arab secara
keseluruhan. Kualitas penelitian ini juga dapat menjadi dasar untuk perbaikan
berkelanjutan dalam kurikulum, metode pengajaran, dan peningkatan mutu pendidikan
bahasa Arab. Sebagai hasilnya, pemahaman yang lebih dalam tentang populasi dan

40
sampel dalam penelitian pendidikan bahasa Arab adalah kunci untuk mencapai
pendidikan yang lebih baik dan lebih efektif dalam konteks bahasa Arab.
B. Saran
a. populasi dan sampel dalam konteks penelitian pendidikan bahasa Arab:
1. Mencari relevansi hasil penelitian dengan populasi target menjadi kunci.
2. Perlu mempertimbangkan generalisasi hasil terhadap populasi lebih besar.
b. Kesimpulan makalah mengenai klasifikasi populasi dan peran sampel dalam penelitian
pendidikan bahasa Arab:
1. Klasifikasi yang tepat dari populasi memungkinkan penelitian yang lebih akurat.
2. Sampel harus dipilih dengan hati-hati untuk merepresentasikan variasi dalam populasi.
c. Kesimpulan makalah mengenai berbagai teknik sampling dalam penelitian pendidikan
bahasa Arab
1. Peneliti perlu memilih teknik sampling yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Pemahaman yang baik tentang berbagai teknik sampling meningkatkan validitas
hasil.
d. Ukuran sampel dalam penelitian pendidikan bahasa Arab:
1. Ukuran sampel yang cukup penting untuk menghindari bias statistik.
2. Evaluasi ulang ukuran sampel jika diperlukan untuk hasil yang lebih akurat.
e. Pemahaman yang lebih mendalam tentang populasi dan sampel penelitian dalam konteks
pendidikan bahasa Arab
1. Memperdalam pemahaman tentang karakteristik populasi mendukung desain
penelitian yang lebih efektif.
2. Kombinasi pemahaman yang baik tentang populasi dan sampel membantu peneliti
dalam menghasilkan hasil yang bermakna dalam konteks pendidikan bahasa Arab.

41
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Arif Munandar, S.Kep., M.Kep METODOLOGI PENELITIAKUANTITATIF,


KUALITATIF
DAN KOMBINASI hal 9
Walpole RE. Pengantar Statistika, Edisi Ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama; 1995.
Ghozali I. Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro;
2011.
Radiany, Rahmady. HM, Rumus dan contoh penghitungan, (Surabaya, 2004), hlm, 109.
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2004), hlm. 85
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT.Remaja rosdakarya, 2004),hlm. 57.
W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm. 78.
Nur Fadilah Amin, Sabaruddin Garancang, Kamaluddin Abunawas KONSEP UMUM
POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN JURNAL PILAR: Jurnal Kajian Islam
Kontemporer Volume 14 , No. 1, Juni 2023 hal 17-19
Nur Fadilah Amin; Sabaruddin Garancang ; Kamaluddin Abunawaskonsep UMUM POPULASI
DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN JURNAL PILAR: Jurnal Kajian Islam
Kontemporer Volume 14 , No. 1, Juni 2023 hal 18
Hendryadi Populasi Dan Sampel www.teori online.net hal 2
Radiany, Rahmady. HM, Rumus dan contoh penghitungan, (Surabaya, 2004), hlm, 109.
Lihat Ahmad Syalabi,Ta‘li>m al-Lugah al-‘Arabiyyah li Gair al-‘Arab(Kairo: Maktabah al-
Nahd}ah al-Misriyyah, 1980), h.18.
Faktor-faktor pendidikan adalah meliputi anak didik, pendidik, alat pendidikan,
lingkunganpendidikan dan cita-cita atau tujuan pendidikan. LihatM. Arifin,Filsafat
Pendidikan Islam(Cet. III;Jakarta Bumi Aksara, 1993), h. 32.
Lihat Furqanul Aziez dan A. Chaedar Alwasilah,PengajaranBahasa Komunikatif Teoridan
Praktek(Cet. II;Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 43-44.
Lihat Azhar Arsyad et al., Membangun Universitas Menuju Peradaban Islam Modern:Catatan
Singkat Perjalanan UIN di BawahKepemimpinanProf. Dr. Azhar Arsyad, M.A.(Cet.
I;Makassar: Alauddin Press, 2009), h. 88.
Lihat Tarigan, H.G,Pengajaran Pemerolehan Bahasa(Jakarta: Dekdikbud-Dikti, 1988),h.12.
Lihat Rusydi Ahmad T{u‘aimah,Ta‘li>m al-‘Arabiyyah li Gair al-Na>tiqi>n Biha>
Mana>hijuhwa Asa>li>buh(Ribat:ISESCO, 1989),h. 49-50.
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengancara
beraneka ragam. Lihat Henry Guntur Tarigan,Berbicarasebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa,(Bandung:Angkasa, 2008), h. 1.
Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Depok: Kencana, 2017), h 25

Lihat Hamzah B. Uno,Nina Lamatenggo,danSatria Koni,DesainPembelajaran(Cet. I;Bandung:


MQS Publishing, 2010), h. 66.

42

Anda mungkin juga menyukai