Oleh :
Dewi Anisatuz Zakiyah (20181930102005)
ِإَّنآ َأْنَز ْلَنـُه ُقْر َءاًنا َعَر ِبًّيا َّلَعَّلُك ْم َتْع ِق ُلْو َن
“ Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya.”1
Ayat diatas menjelaskan bahwa Alqur’an diturunkan menggunakan Bahasa
Arab. Berdasarkan ayat diatas dapat di pahamai bahwa sangat penting penguasaan
bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa Alquran dan hadis dimana
keduanya adalah sumber pokok ajaran islam yang harus diamalkan oleh seluruh
umat islam di dunia.
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus mempunyai sebuah
metode dan langkah-langkah apa yang harus digunakan dalam kegiatan tersebut.
Jika seorang guru tidak mempunyai metode dalam mengajar, apalagi tidak
menguasai materi yang akan disampaikan, maka kegiatan belajar mengajar
tersebut tidak akan maksimal bahkan cenderung gagal. Karena penggunaan
metode yang tepat merupakan salah satu penentu keberhasilan belajar.
1
Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan terjemahnya, (Surabaya: Mahkota, 1984), h. 896
Metode sebenarnya adalah seperangkat cara yang digunakan oleh seorang
guru dalam menyampaikan lmu atau transfer ilmu kepada anak didiknya yang
belangsung dalam proses belajar mengajar. Dari ungkapan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa ketika seorang guru semakin menguasai metode pembelajaran,
maka semakin baik pula ia dalam menggunakan metode tersebut. Ketika
penguasaan tersebut berjalan dengan baik maka semakin baik pula target
pembelajaran yang ingin dicapai.2
Dalam pembelajaran bahasa Arab sama halnya dengan bahasa lainnya yang
mempunyai beberapa keterampilan penting diantaranya, maharah kalam
(keterampilan berbicara), maharah qiro’ah (keterampilan membaca, maharah
kitabah (keterampilan menulis) dan maharah istima’ (keterampilan menyimak).
Maharatu al Kalam (keterampilan berbicara) merupakan komponen yang
sangat penting dari empat komponen tersebut dan sebagai bukti keberhasilan dari
komponen-komponen dasar lainnya, dalam komponen ini seseorang dituntut
untuk mengungkapkan sesuatu secara spontan, sehingga dituntut pembiasaan dan
penguasaan kosa kata yang memadai.
Maka dari itu untuk mendapatkan keberhasilan dalam pembelajaran seorang
pengajar harus mempunyai metode yang baik agar dapat tercapainya tujuan
pembelajaran. Karena dengan penggunaan metode yang baik akan sangat
mempengaruhi hasilnya.
Salah satu metode mengajar yang telah banyak dilaporkan efektif untuk
membantu siswa meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa asing adalah
metode audiolingual. Metode ini menurut Effendy (2009:57) berasal dari model
pengajaran bahasa asing Army Specialized Training Program (ASTP) yang
dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun empat
puluhan, saat Amerika memerlukan personalian yang lancar berbahasa asing
untuk ditempatkan di beberapa negara. Pengajaran bahasa asing model ASTP
yang bersifat intensif dan berbasis penyajian lisan ini dianggap berhasil.3
2
Ulin Nuha, Ragam Metodologi Dan Media Pembelajaran Bahasa Arab, ed. Dirusdi Toanto
(Yogyakarta: DIVA Press, 2016).
3
Maspalah Maspalah, “Metode Audiolingual Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara,” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 15, no. 1 (2015):
68.
Selain itu, Metode Audiolingual juga sesuai dengan ragam gaya belajar siswa
baik yang audio, fisual maupun kinestik karena metode ini menggabungkan antara
bakat bawaan lahir siswa berupa pendengaran (audio), melihat/membaca teks
(visual), sekaligus melibatkan siswa dalam pengalaman berbahasa (kinestik).4
4
Muhtad A. Ansor, Metode-metode dalam Pengajaran Bahasa Arab, hlm. 135.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
2. Bagaimana
3. Bagaimana
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
1. Manfaat untuk IAI
2. Manfaat untuk madrasah yang diteliti
3. Manfaat untuk guru/kepala
4. Manfaat untuk peneliti berikutnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA