Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Ukuran Frekuensi Epidemiologi

1. Rumus metematik Umum


Ukuran epidemiologi umumnya adalah ukuran relative yang mengunakan bilangan
pecah, ada tiga jenis rumus matematik umum bilangan pecahan yang meliputi proporsi,
rasio, rate.
Proporsi adalah bilangan pecah yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut
Rasio adalah bilangan pecah yang pembilangnya bukan meupakan bagian dari penyebut
Rate adalah perubahan / potensi untuk berubah suatu besaran tertentu terhadap besaran
yang lain

Tugas : Tentukan jenis rumus metematik umum yang digunakan pada berbagai \
ukuran frekuensi yang disajikan ada tabel 1.
No Numerator Denominator Rumus Metematik
1 Jumlah pasien sakit jiwa yg Jumlah pasien Sakit x
xk
y
Islam Jiwa
2 Jarak yang ditempuh Waktu tempuh x
xk
y
3 Jumlah bayi lahir mati Jumlah bayi lahir hidup x
xk
y
4 Satuan berat kolesterol (mg) Satuan volume darah x
xk
x+ y
5 Frekuensi menang Frekuensi kalah x
xk
y
6 Jumlah ibu meninggal terkait Jumlah bayi lahir hidup x
xk
x+ y
kehamilan dan persalianan
7 Jumlah kendaraan Panjang jalan x
y

Pertanyaan:
1. Apakah Jumlah pasien sakit jiwa yg beragama islam dibagi jumlah pasien sakit
jiwa adalah ukuran frekuensi?
Jawab : Iya
2. Jumlah ibu meninggal terkait kehamilan dan persalianan di bagi jumlah kelahiran
hidup adalah indicator kematian ibu.
Jawab : Iya
3. Apakah memenuhi kriteria ukuran insdien?
Jawab : Iya
4. Frekuensi seekor kuda balap untuk menang di bagi frekuensi untuk kalah disebut
lebih populer disebut apa?
Jawab :
5. Kapan nilai tersebut mendekati ukuran insiden risk?
Jawab :

2. Ukuran Frekuensi
Ukuran frekuensi secara umum dibedakan atas ukuran penyakit dan ukuran
kematian, ukuran kesakitan dibedakan atas ukuran prevalensi dan ukuran Insidens,
sedangkan ukuran kematian umumnya adalah ukuran Insiden yang dibedakan death rate,
mortality rate .dan fata lity rate. Ukuran insiden adalah ukuran frekuensi ang mengukur
fenomena proses kejadian masalah kesehatan yang dibedakan atas konsep risiko (insiden
risk) dan kecepatan (insiden rate), sedangkan prevalens mengukur fenomena status
masalah kesehatan.

Tugas : Lengkapi tabel berikut dengan menentukan jenis ukuran frakuansi


Ukuran Frekuensi Numerator Denominator Jenis UF
Morbiditas Jl kasus baru penyakit non-fatal Total populasi berisiko insidensi
komulatif
Mortalitas ematian suatu penyakit Total person time mortalitas
populasi
Fatalitas Jl kematian suatu peny ttt Jl Kasus penyakit tsb mortalitas
Attack Rate Jl kasus suatu penyakit akut Total populasi berisiko insidensi
komulatif
Rate penyakit pd Jl kasus suatu penyakit Jl orang yg diotopsi prevalens
otopsi
Angka cacat Lahir Jl bayi dg cacad tertentu Jumlah bayi lahir hidup prevalens
Angka Kamatian Ibu Jl ibu mati krn hamil & Jumlah bayi lahir hidup mortalitas
melahirkan

Pertanyaan :
1. Apa beda fatalitas dan mortalitas
Jawaban :
Fertilitas adalah banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan penduduk. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran
hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada
tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan
sebagainya (Mantra, 2003:145).
Mortalitas adalah ukuran kematian rata-rata dari penduduk dalam suatu daerah atau
wilayah tertentu. Secara sederhana, mortalitas merupakan jumlah kematian akibat
penyakit tertentu maupun kematian alami.
2. Bayi cacad lahir yang ditemukan pada saat melahirkan merupakan kasus apa?
Jawaban :
bayi cacad saat lahir merupakan kasus modibitas atau angka kesakitan
3. Apakah angka cacad lahir merupakan ukuran insiden?
Jawaban :
Bukan, karena kejadian ini berada pada suatu periode tertentu, dimana jumlah
kelahiran baru dengan kecacatan diantara semua kelahiran disebut dengan ukuran
prevalensi.
Tugas . Lengkapi Tabel Berikut dengan menghitung ukuran frekuensi
Tabe 3: Kematian kasus Eklampsia di Jawa Barat Tahun 2000 - 2006
VARIABEL TAHUN PENGAMATAN
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Jumlah ibu hamil 174.495 192.927 196.81 201.31 204.94 189.84 203.60
3 9 5 3 9
Jumlah Kematian 426 415 479 501 545 424 437
Insidens Risk 410 465 411 402 376 448 466

Pertanyaan:
1. Apa yang dapat Anda simpulkan dari tabel diatas
Jawaban :
Pada tahun 2000 sampai 24 jumlah ibu hamil mengalami kenaikan namun pada
2005 jumlah ibu hamil menurun dan 2006 kembali naik tetapi pada jumlah
kematian terjadi dan kenaikan penurunan yang stabil.

2. Apa yang dapat anda jeaskan dari kematian ibu karena eklampsia ?
Jawaban : Komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia dan eklamsia, juga bisa
meningkatkan risiko kematian saat hamil. Preeklamsia ditandai dengan tekanan
darah tinggi, ditemukannya protein dalam urine, dan pada tingkat lanjut, akan
terjadi kerusakan organ. Ketika preeklampsia tidak mendapatkan penanganan
yang tepat, akan terjadi eklampsia. Eklamsia merupakan preeklamsia yang
disertai kejang. Kondisi ini berbahaya dan perlu segera ditangani. Risiko
terjadinya preeklamsia lebih tinggi pada wanita yang baru pertama kali hamil,
ibu hamil berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun, mengalami kelebihan
berat badan, penyakit ginjal, atau diabetes, memiliki riwayat tekanan darah
tinggi dalam keluarga, atau hamil bayi kembar.
Hal ini akan mengakibatkan jumlah kematian ibu atau aki akan meningkat di
Indonesia

Kematian Berdasarkan Lokasi Kematian


Tabe 4: Kematian Eklampsia diJawa Barat Berdasarkan Lokasi Kematian
Periode 2000-2006
LOKASI TAHUN PENGAMATAN
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Indramayu 19 23 27 28 25 23
Cirebon 58 60 67 64 60 82
Karawang 306 352 347 355 309 504
Purwakarta 9 6 11 7 6 6
Cianjur 16 19 37 82 15 37
Bandung 0 11 5 9 9 16
Sukabumi 5 0 1 0 3 0
Kuningan 2 8 7 0 0 3
Pertanyaan:
1. Apa yang dapat anda simpulkan dari tabel diatas
Jawaban :
Dari data diatas Kematian Eklampsia diJawa Barat Berdasarkan Karawnang
menempati urutan pertama untuk kematian ibu hamil akibat eklamsia, serta cirebon
menempati urutan kedua. pada tahun ke tahun Karawang terus menambah kasus
kematiaan eklamsia.
2. Kemungkinan apa yang dapat menjelaskan fenomena tersebut ?
Jawaban :
mungkin saja di daerah karawang, tenaga kesehatannya kurang akan
penanganan eklamsia di lokasi tersebut, serta kesadaran masyarakat yang dirasa sangat
kurang akan bahayanya eklamsia pada kehamilan. hal ini akan sangat berdampak terhadap
tingginya Angka Kematia Ibu (AKI) yang akan menjadi problem besar bagi negara. serta
kita harus mawas juga terhadaploksi Cirebon yang juga terus menaikan angka kematian
eklamsi, perlu segera penanganan oleh nakes beserta pemerintahannya.

Tabel 5: Insiden Kematian kasus Eklampsia di Karawang Berdasarkan Wilayah Thn


2001-2006
WILAYAH TAHUN PENGAMATAN
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Pakis Jaya 19 23 27 28 25 23
Batujaya 58 60 67 64 60 82
Cikampek 306 352 347 355 309 504
Klari 9 6 11 7 6 6
Karawang 16 19 37 82 15 37

Pertanyaan:
1. Apa yang dapat anda simpulkan daritabel diatas
Jawaban :
3 dari 5 Di Karawang mengalami kenaikan kematian ibu dengan kasus eklampsia di
tahun 2001- 2004. dan mulai menurun pada tahun 2005 tetapi pada tahun 2006
kenaikan cukup drastis mengenai kematian dengan kasus eklampsia di beberapa
daerah kembali.
2. Mengapa itu terjadi?
Jawaban :
Faktor utama yang menyebabkan banyaknya kasus kematian eklamsi adalah
minimnya sosialisasi yang dilakukan kepada rumah sakit, Puskesmas, dan pusat
pelayanan kesehatan lainnya, serta kurangnya tenaga kesehatan seperti bidan di
wilayah tersebut.

1. Pada tahun 2007, ada 125 kasus demam berdarah di kota Probolinggo yang
berpenduduk 1.475.000 orang. Berapa rate kasus demam berdarah di kota itu ?
Jawaban :
125
Rate : =0,000084=84 Kasus per 1.000 .000 orang
1.475.000

2. Pada suatu wabah keracunan makanan terdapat 75 orang laki-laki, dan 25 orang
perempuan. Berapa proporsi perempuan yang menderita keracunan makanan?
Berapa rasio penderita laki-laki terhadap: penderita perempuan?
Jawaban :
25
● Proporsi : =0,25 ; 0,25 x 100 %=25 %.
100
Jadi proporsi perempuan yang menderita keracunan makanan adalah 25%
75
● Rasio : x 100 %=0,75 %
75+25
Jadi rasio penderita laki-laki terhadap penderita perempuan adalan 0,75%

3. Ada 220 kasus gizi buruk terjadi pada tahun 2010 di suatu kabupaten yang
berpenduduk 2,5 juta orang. Berapa tingkat insidensnya (Incidence Rate =IR)
penyakit tersebut ?
Jawaban :
220 22
Incidence Rate : = =88 kasus per 100.000 orang
2.500.000 25.000
4. Pada tanggal tahun 2007 ada 120 orang menderita penyakit Campak di suatu
wilayah yang diperkirakan ada 1200.000 penduduk. Berapakah prevalens (point of
prevalence) dari penyakit Campak?
Jawaban :
120
Prevalens titik :
1200000

5. Di kota Bekasi diperkirakan jumlah penduduk sebesar 1,25 juta jiwa, hasil survei
tahun 2010 dilaporkan ada 15 kasus tetanus neonatorum. Berapa insiden ratenya ?
Jawaban :
15
Insiden rate : x 1.000 .000=12
1.250.000

6. Tahun 2009 terjadi KLB polio myelitis di kota Tangerang yang berpenduduk
1.150.000 orang, jumlah kasus 125 orang. Berapa Rate kejadian Polio myelitis
tersebut ?
Jawaban :
125
Rate : =0,00011=11 kasus per 100.000 orang
1.150.000

7. Dari 125 kasus Polio myelitis di kota Tangerang tersebut terdapat 100 orang adalah
laki-laki berapa rasio penderita perempuan terhadap penderita laki-laki ?
Jawaban :
100
Rasio : x 100 %=0,8 %
100+25

8. Berapa proporsi penderita perempuan dari kasus Polio Myelitis di kota Tangerang
tersebut ?
Jawaban :
25
Proporsi : =0,2 ;0,2 x 100 %=20 %
125
9. Pada bulan Juni tahun 2011 ada 45 kasus BBLR di kota Banjar yang diperkirakan
berpenduduk 755000 orang. Berapa prevalence point insiden BBLR pada bulan
Juni ?
Jawaban :

Tabel : 6 ; distribusi responden tetentang kasus KLR di wilayah kerja Jatisari Karawang

Kanker. Leher Rahim


Test. IVA Jumlah
Ya Tidak
Positif 65 270 335
Negatif 15 175 190
Jumlah 80 445 525

10. Berdasarkan data tersebut yang terdapat pada tabel 6 hitunglah :


a. Odds Ratio (OR), apa interpretasi anda = Hasilnya ,808
Karena, Odds Ratio (OR) > 1, berarti merupakan faktor risiko, ada hubungan positif
antara tes IVA Dengan kejadian kanker leher rahim.
b. RR, nya apa interpretasi anda = Hasilnya 2,457
Jika RR (Ralative Risk) Lebih besar dari 1 dan berhubungan dengan nilai p yang
signifikan atau kepercayaan 95% untuk RR yang tidak termasuk 1, Maka faktor risiko
berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit.
c. AR, apa interpretasi anda = hasiln ya 0,115
AR Menjelaskan tentang angka penyakit yang ada dalam populasi yang terpapar
Penyakit yaitu hal-hal yang berhubungan an dengan populasi yang terpapar penyakit.
AR memberikan perkira penyakit yang bisa dicegah jika paparannya dapat
dihilangkan kan dari populasi tersebut.
d. AR %, apa interpretasi anda

Gambar : 2
A               X X X
B                    
C                    
D       X X X X X †  
E           O O O O O
F             X X X †
G                    
H         X X X X †  
I                 X X
J             O O O O
  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan :

: Masa Sehat
X : Kasus / Sakit
O : Hilang dari pengamatan
† : Meninggal dunia

Seorang peneliti melakukan pengamatan kepada 10 orang pengguna IUD dalam kurun waktu
10 tahun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh IUD terhadap kejadian kanker cervik
Hitunglah :...

1. Berapa jumlah kasus baru


2. Berapa rata-rata lama sakit
3. Berapa total person – time
4. Berapa insiden kumulatif
5. Berapa insiden densitas

Anda mungkin juga menyukai