Anda di halaman 1dari 14

BATASAN RAGAM BAHASA

Disusun oleh : Kelompok 3 PSIK VII B

1. Annisa Afianria Yoja Cindona (21116104)


2. Molina Kintan Rinjani Jamil (21116107)
3. M. Sigit Novianto (21116106)
4. Sodikin Juli Epdanto ()

Dosen Pembimbing :
Dra. Supriatini,. M.Pd

Mata Kuliah :

Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas
Berkat Rahmat dan Ridho-Nya bisa menyelesaikan makalah Bahsa Indonesia
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan, maka


dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan,
bimbingan serta saran dari dosen pembimbing mata kuliah dan semua pihak yang
telah membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini sebagai tugas Bahasa
Indonesia tahun akademik 2019/2020.

Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat serta Hidayah-


Nya dan menjadikannya sebagai amal jariyah. Akhirnya semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu kesehatan serta
bagi semua yang membacanya, Aamiin.

Palembang, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 2
A. Pengertian Ragam Bahasa ............................................................... 2
B. Macam-Macam Ragam Bahasa ....................................................... 2
1. Ragam Bahasa Ilmiah ................................................................ 2
2. Ragam Bahasa Bisnis ................................................................ 4
3. Ragam Bahasa Sastra ................................................................ 5
4. Ragam Bahasa Filosof ............................................................... 7
5. Ragam Bahasa Jurnalistik ......................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................... 10

A. Kesimpulan .............................................................................................. 10
B. Saran.......................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ............................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai
oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia.
Namun, tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang
benar. Salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai
dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa
Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai
warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam
bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu
variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Bahasa Indonesia
memang banyak ragamnya. Hal ini karena bahasa Indonesia sangat luas
pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu,
penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan
keperluannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
yaitu ragam bahasa Indonesia.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa mengerti dan
memahami tentang ragam bahasa Indonesia

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ragam Bahasa


Ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa. Bachman menyatakan
bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dengan kata
lain, ragam bahasa adalah variasi berbeda-beda yang disebabkan karena
berbagai faktor yang terdapat dalam masyarakat, seperti usia, pendidikan,
agama, bidang kegiatan dan profesi, latar belakang budaya daerah, dan
sebagainya.

B. Macam-Macam Ragam Bahasa


Adapun macam-macam ragam bahasa meliputi ragam bahasa ilmiah,
ragam bahasa bisnis, ragam bahasa sastra, ragam bahasa filosof dan ragam
bahasa jurnalistik.

1. Ragam Bahasa Ilmiah


Ragam bahasa ilmiah adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dimana ragam
bahasa ilmiah ini diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari
oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode (pendekatan rasional pendekatan empiris) dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya. Ciri-ciri dari
ragam bahasa ilmiah yaitu baku, logis, kuantitatif, tepat, denotatif dan
runtun.
a. Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata.

2
Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai
dengan kaidah ejaan.
b. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam
ilmiah dapat diterima akal.
c. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara
pasti.
d. Tepat
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan
olehnpenulis dan tidak mengandung makna ganda.
e. Denotatif
Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya
dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.
f. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan
tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf
adalah seperangkat kalimat yang mengemban satu ide atau satu pokok
bahasan.

Contoh ragam bahasa ilmiah.


Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10
mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter
pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi
menyaring nikotin. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk
kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke
dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan

3
tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan
perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok,
misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah
suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja
dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua
Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi
berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di
Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai
masuk negara-negara Islam.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti
merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu
terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun
orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

2. Ragam Bahasa Bisnis


Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
berbisnis, yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan
bisnisnya. Ciri-ciri ragam bahasa bisnis yaitu menggunakan bahasa yang
komunikatif, bahasanya cenderung resmi, terikat ruang dan waktu, dan
membutuhkan adanya orang lain.
Contoh ragam bahasa bisnis, yaitu:

a. pemerintah menargetkan impor daging kerbau hingga 100.000 ton


dan 700.000 sapi hingga akhir 2017.
b. Kabephe Cakra mengajak bangkitkan teh Jabar.
c. WNI borong properti mewah di Singapura.

4
d. pembelian properti mewah tersebut untuk kepentingan bisnis
mereka di luar negeri.
e. BNI perluas jaringan untuk kenyamanan.
f. jumlah unit usaha di Jawa Barat naik.
g. BIJB fokus gaet investor.
h. kopi organik Garut siap diekspor.
i. pedagang daging kambing libur jualan di hari raya idul adha.
j. pedagang di Pasar Ciawitali enggan menjual daging kerbau India,
karena mutunya tak jelas.

3. Ragam Bahasa Sastra


Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan
kalimat tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui
rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa
sastra. Ciri-ciri ragam bahasa sastra yaitu menggunakan kalimat yang tidak
efektif, menggunakan kata-kata yang tidak baku, dan adanya rangkaian
kata yang bermakna konotasi.
Contoh ragam bahasa sastra yaitu cerita hikayat, puisi, dan yang lain-
lain.
a. Hikayat
Botol Ajaib
Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya, Baginda
selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai
pertanyaan atau tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga
dipanggil ke istana.
Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas
dengan sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini aku sering mendapat
gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin.” kata
Baginda Raja memulai pembicaraan. “Ampun Tuanku, apa yang bisa
hamba lakukan hingga hamba dipanggil.” tanya Abu Nawas. “Aku
hanya menginginkan engkau menangkap angin dan

5
memenjarakannya.” kata Baginda. Abu Nawas hanya diam. Tak
sepatah kata pun keluar dari mulutnya. la tidak memikirkan
bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung
bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang
benar-benar angin. Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda
yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak
berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak. Baginda
hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu
Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun
Abu Nawas tidak begitu sedih. Karena berpikir sudah merupakan
bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan. la yakin
bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan
yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bisa
menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan
terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas
menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas
kecerdikannya.
Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal
untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok
adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas
hampir putus asa. Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau
hanya sekejap. (dan seterusnya).

b. Puisi
Tangisan Air mata Bunda

“Dalam Senyum kau sembunyikan letihmu


Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan langkahmu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagiku

6
Seonggok Cacian selalu menghampirimu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depanku
mencari harapan baru lagi bagi anakmu

Bukan setumpuk Emas yang kau harapkan dalam kesuksesanku


bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenanganku
tapi keinginan hatimu membahagiakan aku

Dan yang selalu kau berkata padaku


Aku menyayangimu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hatiku”

Oleh: Monika Sebentina.

4. Ragam Bahasa Filosof / Filsafat Bahasa


Filsafat bahasa adalah ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat.
Ilmu ini menyelidiki kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan
manusia serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik. Filsafat
bahasa dibagi menjadi filsafat bahasa ideal dan filsafat bahasa sehari-hari.
Filsafat bahasa ialah teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan
oleh para filsuf, sementara mereka itu dalam perjalanan memahami
pengetahuan konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha para filsuf memahami
conceptual knowledge melalui pemahaman terhadap bahasa.
Letak perbedaan antara filsafat bahasa dengan linguistik adalah
linguistik bertujuan mendapatkan kejelasan tentang bahasa. Linguistik
mencari hakikat bahasa. Jadi, para sarjana bahasa menganggap bahwa
kejelasan tentang hakikat bahasa itulah tujuan akhir kegiatannya,
sedangkan filsafat bahasa mencari hakikat ilmu pengetahuan atau hakikat
pengetahuan konseptual. Dalam usahanya mencari hakikat pengetahuan
konseptual itu, para filsuf mempelajari bahasa bukan sebagai tujuan akhir,
melainkan sebagai objek sementara agar pada akhirnya dapat diperoleh
kejelasan tentang hakikat pengetahuan konseptual itu.

7
5. Ragam Bahasa Jurnalistik
Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang berfungsi
sebagai pemberi informasi kepada publik, atau dapat diartikan sebagai
bahasa komunikasi pengantar pemberitaan yang biasa digunakan media
cetak dan elektronik.
Ciri-ciri dari bahasa jurnalistik, yaitu:
a. sederhana (selalu memilih kata atau kalimat yang mudah
dimengerti oleh sebagian besar khalayak atau pembaca)
b. singkat (langsung menuju kepada pokok masalah atau pembahasan.
Bahasa jurnalistik dilarang bertele-tele, tidak berputar-putar, dan
tidak menyulitkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin
disampaikan)
c. padat (Bahasa Jurnalistik harus sarat informasi, artinya setiap
kalimat dan paragraf memuat banyak informasi penting dan
menarik, serta layak untuk disajikan kepada pembaca)
d. lugas (tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau
penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan pembaca
dalam memahami maksud yang ingin disampikan dalam sebuah
berita)
e. jelas (mudah dipahami atau ditangkap maksudnya, tidak baur, atau
dengan kata lain jelas susunan kalimat sesuai dengan kaidah
subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK)).

Contoh ragam bahasa jurnalistik.


Puluhan pengungsi letusan Gunung Merapi, di barak pengungsian
Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai terserang sejumlah penyakit
termasuk hipertensi. "Setelah lebih dari satu minggu warga berada di
barak pengungsian, mereka mulai mengeluhkan sejumlah serangan
penyakit dan pada umumnya yang berusia di atas 40 tahun mulai

8
terserang hipertensi," kata petugas kesehatan dari Puskesemas
Cangkringan Retno Diah, Selasa.
Menurut dia, pengungsi yang mengeluh merasa pegal-pegal ada 87
orang, hipertensi 86 orang, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 81
orang, sakit kepala 61 orang, mual 39 orang, dan gatal-gatal 39 orang.
"Serangan hipertensi ini memang banyak menyerang kalangan
pengungsi. Mungkin dipicu karena mereka merasa jenuh, stres saat
proses evakuasi, dan masalah pikiran terkait harta benda, ternak serta
rumah yang ditinggal mengungsi," katanya.
Ia mengatakan penanganan para pengungsi yang mengalami
hipertensi ini dilakukan dengan memberi obat pereda atau penurun
tekanan darah, pendampingan psikologis, dan dirujuk ke rumah sakit
(RS) terdekat. "Untuk penanganan psikologi kami telah menyiagakan
dua orang psikater, namun jika memang kondisinya sudah parah maka
akan dirujuk ke rumah sakit terdekat," katanya.
Diah mengatakan, sampai saat ini kalangan pengungsi yang dirujuk
ke rumah sakit ada 12 orang dan tidak hanya karena masalah
hipertensi, namun ada yang menderita berbagai penyakit. "Pengungsi
yang dirujuk ke rumah sakit di antaranya satu orang melahirkan, tiga
orang mengalami diare, dan sisanya akibat kecelakaan lalu lintas saat
terjadi kepanikan saat Gunung Merapi meletus pada Jumat (30/10).

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa. Bachman menyatakan
bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dengan kata
lain, ragam bahasa adalah variasi berbeda-beda yang disebabkan karena
berbagai faktor yang terdapat dalam masyarakat, seperti usia, pendidikan,
agama, bidang kegiatan dan profesi, latar belakang budaya daerah, dan
sebagainya.
Adapun macam-macam ragam bahasa meliputi ragam bahasa ilmiah,
ragam bahasa bisnis, ragam bahasa sastra, ragam bahasa filosof dan ragam
bahasa jurnalistik.

B. Saran
Maka kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu bangsa
itu tidak lepas dari bagaimana kita menggunakan bahasa yang dapat dipahami
atau mudah dimengerti oleh bangsa lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E.Zaenal. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia (untuk Perguruan Tinggi).


Jakarta : Akademika Pressindo.
Sugondo, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Rahardi, Kunjawa .2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Erlangga

11

Anda mungkin juga menyukai