DOSEN PENGAMPU :
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
DEVITASARI (22210014)
ASRIYANA (22351029)
PRODI MANAJEMEN
2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis masih diberi kemampuan
untuk dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya dan para sahabatnya serta kepada umatnya sampai
akhir zaman.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...... 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... 3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..… 4
A. Latar belakang………..……………………………………………..... 4
B. Rumusan masalah………..……………………………..…………….. 4
C. Tujuan………..…………………………………………………….…. 5
D. Manfaat……………………………………………………………..... 5
BAB 11 PEMBAHASAN…………………………………………………….….. 6
A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................14
Daftar Pustaka....................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
6) Apa perbedaan ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku?
4
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1) Fakta Arkeologis
Fakta –fakta secara arkelogis yang membuktikan bahwa Bahasa Indonesia berasal dari
melayu antara lain:
(a) Prasasti Kedudukan Bukit (638) ditemukan di Palembang. Bahasa yang digunakan
dalam prasasti kedudukan bukit ini bertuliskan huruf palawa dan berbahasa melayu
kuno, jumlahnya hanya 10 baris..
(b) Prasasti Talang Tuo(684) ditemukan di Palembang. Prasasti ini angka tahunya 606
saka. Bahasa yang digunakan dalam prasasti Talang Tuo bertuliskan huruf palawa
dan berbahasa melayu kuno,prasasti talang tuo terdiri dari 14 baris.
(c) Prasasti Kota Kapur(686) ditemukan di Bangka Barat. Bahasa yang dipergunakan
dalam prasasti kota kapur menggunakan huruf palawa dan berbahasa melayu kuno.
(d) Prasasti Karang Brahi (688) di temukan di antara jambi dan sungai musi.
(e) Prasasti Gandasuli (832) ditemukan di Jawa Tengah. Prasasti gandasuli merupakan
prestasi peninggalan Kerajaan Mataram kuno ketika dikuasai oleh Wangsa
Syailendra.
(f) Prasasti Bogor ( 942 ) ditemukan di Jawa Barat. Bahasa Melayu kuno zaman itu telah
berperan sebagai Lingua franca atau sebagai bahasa resmi pada zaman Sriwijaya.
2) Fakta literasi
Fakta perkembangan bahasa Melayu menjadi Bahasac Indonesia, dapat juga dibuktikan
dengan Perjanjian London (Traktat London) pada tahun 1824 antara pemerintah Inggris
dan Belanda merupakan tonggak sejarah yang sangat penting.Perjanjian London tersebut
menjelaskan kesepakatan pembagian dua wilayah yaitu:
(a) Semenanjung Melayu dan Singapura beserta pulau-pulau kecilnya menjadi kekuasaan
Kolonial Inggris.
6
(b) Kepulauan nusantara (Kepulauan sunda besar yaitu pulau-pulau sumatera, jawa,
sebagian borneo/Kalimantan, dan sulawesi; Kepulauan sunda kecil:pulau bali,
Lombok, flores, Sumbawa,sumba,sebagian timur dan lain-lain.kepulauan Maluku,
dan sebagian irian menjadi kekuasaan colonial belanda. Oleh karna itu,
perkembangan bahasa melayu dapat dikelompokan menjadi dua priode yaitu:
Empat faktor penyebab diangkatnya bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia itu
tentu merupakan langkah yang sangat strategis dan sebagai kekuatan yang menjamin
kelangsungan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau sebagai salah satu
perekat bagi keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).Bahasa Indonesia
menjadi salah satu identitas kebangsaan,sekaligus bagian penting bagi ketegakan
kepribadian bangsa Indonesia yang tersebar dari aceh sampai papua,dan Dari pulau
rote sampai pulau miangas karena itu,setiap masyarakat Indonesia sudah seyogyanya
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan antara suku dan
menggunakannya dalam situasi formal maupun situasi non formal.
7
2.3 BAHASA INDONESIA DIRESMIKAN
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri, kepribadian, dan identitas bangsa
bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Para pemuda kita
mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berisi tiga butir kebulatan tekad sebagai berikut:
(1) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
(2) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, yaitu bangsa Indonesia.
(3) Kami puta dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, yaitu Bahasa
Indonesia.
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang di ikrarkan pada saat
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 berfungsi sebagai:
1) Lambang kebangaan kebangsaan.
2) Lambang identitas Nasional.
3) Alat perhubungan antara warga,antara daerah,dan antara budaya.
4) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan
kebangsaan Indonesia.
.
8
(3) Alat perhubungan pada tingkat nasional umtuk perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional.
(4) Alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
9
B. Ragam-Ragam Bahasa Indonesia
Ragam lisan berarti wujud bahasa yang dituturkan atau penggunaan secara
lisan. Asal usul bahasa memang berupa tuturan atau dilisankan.Ragam lisan
tampak lebih longgar, penerapan kaidah bahasa tidak terlalu ketat. Ragam lisan
terkadang juga mencerminkan kurang cermatnya penutur dalam mengungkapkan
sesuatu. Hal ini juga disebabkan dekatnya jarak berpikir dengan berkata-kata.
Ragam lisan memperlihatkan adanya interaksi dan kontak langsung antara orang
yang satu dan orang yang lain. Ragam lisan didasarkan adanya komunikasi
langsung antara pembicara dengan pendengar dalam situasi tatap muka.
Pembicara dapat memberikan tanggapan langsung atas reaksi pendengarnya
demikian pula selanjutnya bahwa pendengar dapat menanggapi atau memberi
respon langsung atas apa yang diterimanya dari lawan bicaranya.
10
setiap penulis agar pembaca dapat mengerti apa yang dituangkan penulis dalam
tulisannya.
Ragam bahasa baku sering disebut dengan ragam standar, ragam resmi, atau
ragam bahasa orang yang berpendidikan, sebab ragam bahasa baku tidak bisa
diperoleh disembarang tempat, tetapi pada umumnya hanya bisa diperoleh dipelajari
dilembaga-lembaga pendidikan formal. Kaidah-kaidah dalam ragam bahasa baku baik
dalam satuan-satuan kebahasaan dari aspek fonologi, morfologi, sintaksis, maupun
kosakata, biasanya digunakan secara konsisten. Sebaliknya, dalam ragam bahasa
tidak baku, kaidah-kaidah tata bahasa pada umumnya tidak digunakan secara
konsisten dan seringkali tidak sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan
Grafin dan Mathiot (1956, dalam Chaer dan Agustina, 1995:252-254), ragam
bahasa baku selain digunakan untuk situasi-situasi resmi juga mempunyai fungsi lain
yang bersifat sosial politik yakni sebagai:
1. Fungsi pemersatu adalah kesanggupan bahasa baku dalam menghilangkan
perbedaan variasi dalam masyarakat dan membuat terciptanya kesatuan
masyarakat tutur atau minimal memperkecil adanya perbedaan variasi dialek dan
menyatukan masyarakat tutur yang berbeda dialeknya.
2. Fungsi pemisah adalah kemampuan ragam bahasa baku dalam memisahkan dan
membedakan penggunaan ragam bahasa tersebut untuk situasi yang formal dan
nonformal.
3. Fungsi harga diri memiliki makna bahwa pemakaian ragam bahasa baku itu
akan memiliki perasaan harga diri yang lebih tinggi daripada yang tidak
menggunakannya.
4. Fungsi kerangka acuan memiliki makna bahwa ragam bahasa baku itu
dijadikan sebagai tolak ukur untuk norma pemakaiaan bahasa yang baik dan
benar,baik dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan. Dalam bahasa tulis, ragam
bahasa baku di gunakan sebagai acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah.
Dalam bahasa lisan, ragam bahasa baku digunakan dalam forum-forum resmi
yang bersifat kenegaraan maupun forum resmi di lingkungan pendidikan formal.
Menurut Baradja (1975, dalam Chaer dan Agustina, 1995:256) dasar atau kriteria
penentuan bahasa baku yaitu:
Otoritas.
11
Bahasa penulis-penulis terkenal.
Demokrasi.
Logika.
Bahasa orang-orang yang dianggap terkemuka dalam masyarakat.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang pemakainya sesuai kaidah tata
bahasa yang baku. Sedangkan bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang
mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainya juga menerapkan
kaidah bahasa dengan konsisten. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa penggunaan
bahasa yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Dalam situasi resmi, kita harus menggunakan ragam baku, baik lisan maupun
tertulis, sedangkan dalam situasi tidak resmi kita harus menggunakan ragam tidak resmi,
bukan ragam baku.
Menurut (Alwi, dkk. 1993:22), pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang
dibakukan atau yang dianggap tidak baku itulah yang merupakan bahasa yang benar.
Sedangkan menurut (Widjono,2008), bahasa yang benar menggunakan bahasa tulis yang
sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Penggunaan bahasa yang benar, yaitu bahasa
yang sesuai dengan aturan dan kaidah Bahasa Indonesia.
1) Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar: terjadi pada pemakaian bahasa
Indonesia baku didalam situasi formal. Misalnya: bahasa ragam baku yang dipakai
didalam penulisan karya ilmiah.
2) Pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar: terjadi pada pemakaian
bahasa Indonesia, yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa akan tetapi sangat
sesuai dengan situasi pemakainya dan komunikatif. Misalnya: bahasa ragam informal
yang dipakai pada situasi santai.
3) Pemakaian bahasa Indonesia yang benar, tetapi tidak baik : terjadi pada
pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah tata bahasa, akan tetapi tidak
komunikatif. Misalnya:bahsa ragam Indonesia ragam baku yang dipakai pada saat
berpacaraan atau situasi santai.
12
4) Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak benar: terjadi pada
pemakaian bahasa Indonesia ragam santai yang situasi pemakaiannya tidak cocok.
Misalnya,bahasa ragam santai dipakai didalam penulisan karya ilmiah.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang di gunakan dalam mengelola Negara
dalam situasi format, seperti interaksi dikantor, disekolah, pidato, dan ceramah serta
secara tertulis dalam buku. Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu sejak zaman
dahulu yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai bahasa perantara (Lingua
Franca). Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan kesatuan telah di ikrarkan pada
saat Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang dimiliki baik dari tulisan
maupun bahasa yang disajikan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan
kritikan yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah. Atas
masukan kritikan dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
JAKARTA:CV.AKADEMIK PRESSINDO
JAKARTA:PT.GRASINDO.
15