Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA

DAN RAGAM-RAGAM BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :

Dr.ISHAK BAGEA S.Pd.,M.A.

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

DEVITASARI (22210014)

PUTRI MAHARANI (22210079)

ASRIYANA (22351029)

AMIRAH NADA KHAIRANI (22351036)

HASANATUL JANNAH LABUKA (22351038)

DANISA OKTIA PRATIWI (22351039)

RAHMAT HIDAYAH (22351040)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis masih diberi kemampuan
untuk dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya dan para sahabatnya serta kepada umatnya sampai
akhir zaman.

Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas yang berjudul


“Pengantar Perkuliahan Bahasa Indonesia dan Ragam-Ragam Bahasa
Indonesia”. Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini mengalami
kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, petunjuk, dan
bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima
dengan baik. Semoga makalah “Pengantar Perkuliahan Bahasa Indonesia dan
Ragam-Ragam Bahasa Indonesia” dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kendari , 6 oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………...... 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... 3

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..… 4

A. Latar belakang………..……………………………………………..... 4
B. Rumusan masalah………..……………………………..…………….. 4
C. Tujuan………..…………………………………………………….…. 5
D. Manfaat……………………………………………………………..... 5

BAB 11 PEMBAHASAN…………………………………………………….….. 6

A. PENGANTAR PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA………............. 6

2.1 Asal mula Bahasa Indonesia …...……………………………..……… 6


2.2 Negeri Melayu asalnya Bahasa Indonesia….……………..………….. 7
2.3 Bahasa Indonesia di resmikan…………….…………..………………. 8
2.4 Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia…………..………….…….... 8

B. RAGAM-RAGAM BAHASA INDONESIA…………………….…..…….... 10


2.5 Ragam lisan dan Ragam Tulis…………………………………...…… 10
2.6 Ragam bahasa baku dan bahasa tidak baku…………………………... 11
2.7 Ragam bidang ilmu dan profesi............................................................. 12
2.8 Bahasa Indonesia yang baik dan benar.................................................. 12

BAB III PENUTUP………………………………..………………………….…. 14

A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................14
Daftar Pustaka....................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua jenjang


pendidikan di Indonesia. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan bahasa
tersebut merupakan satu kesatuan yang catur tunggal, yang secara prinsip pengajaran bahasa
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berbahasa. Selain itu, untuk
membantu dan menunjang mahasiswa dalam menyusun karya tulis ilmiah secara benar,
logis, dan rasional.
Ragam bahasa Indonesia merujuk pada variasi-variasi dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri
merupakan bahasa resmi negara dan digunakan secara luas oleh penduduk Indonesia.
Bahasa Melayu menjadi dasar bagi pembentukan bahasa Nasional Indonesia.Namun,seiring
waktu Bahasa Indonesia mengalami perkembangan dan penyesuaian sesuai dengan
kebutuhan komunikasi masyarakat.

B. Rumusan masalah

1) Bagaimanakah asal mula munculnya Bahasa Indonesia?

2) Mengapa Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia?

3) Kapan Bahasa Indonesia diresmikan?

4) Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia?

5) Apa saja macam-macam ragam bahasa?

6) Apa perbedaan ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku?

7) Apa yang dimaksud dengan Ragam Fungsional?

8) Bagaimanakah penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar?

4
C. Tujuan penulisan

1) Untuk mengetahui asal mula munculnya Bahasa Indonesia.


2) Untuk mengetahui alasan atau penyebab Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa
Indonesia.
3) Untuk mengetahui kapan Bahasa Indonesia diresmikan.
4) Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia.
5) Untuk mengetahui macam-macam ragam bahasa.
6) Untuk mengetahui perbedaan ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku
7) Untuk mengetahui ragam fungsional
8) Untuk mengetahui penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

D. Manfaat penulisan

1) Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam memahami pengantar


perkuliahan Bahasa Indonesia, agar menjadi lebih mahir dalam berkomunikasi secara
lisan maupun tulisan.
2) Dengan mempelajari ragam-ragam Bahasa Indonesia dapat meningkatkan pemahaman
tentang budaya Indonesia.
3) Dapat dijadikan sebagai bahan belajar untuk meningkatkan pengetahuaan dalam
memahami penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGANTAR PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA

2.1 ASAL MULA BAHASA INDONESIA

Cikal-bakal Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Perkembangan Bahasa


Indonesia berasal dari Bahasa Melayu sebagai sumber, atau akar Bahasa Indonesia tumbuh
dan berkembang dari Bahasa Melayu. Bahasa Melayu sejak zaman dahulu sudah
dipergunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai bahasa perantara (Lingua Franca) di
seantero Nusantara. Ini juga diperkuat dengan tulisan (Arifin dan Tasai, 2002), bahwa
sebaran Bahasa Melayu sangat luas, sudah sejak lama Bahasa Melayu dikenal di Nusantara,
bahkan telah meluas dihampir semua kawasan Asia Tenggara.

1) Fakta Arkeologis
Fakta –fakta secara arkelogis yang membuktikan bahwa Bahasa Indonesia berasal dari
melayu antara lain:
(a) Prasasti Kedudukan Bukit (638) ditemukan di Palembang. Bahasa yang digunakan
dalam prasasti kedudukan bukit ini bertuliskan huruf palawa dan berbahasa melayu
kuno, jumlahnya hanya 10 baris..
(b) Prasasti Talang Tuo(684) ditemukan di Palembang. Prasasti ini angka tahunya 606
saka. Bahasa yang digunakan dalam prasasti Talang Tuo bertuliskan huruf palawa
dan berbahasa melayu kuno,prasasti talang tuo terdiri dari 14 baris.
(c) Prasasti Kota Kapur(686) ditemukan di Bangka Barat. Bahasa yang dipergunakan
dalam prasasti kota kapur menggunakan huruf palawa dan berbahasa melayu kuno.
(d) Prasasti Karang Brahi (688) di temukan di antara jambi dan sungai musi.
(e) Prasasti Gandasuli (832) ditemukan di Jawa Tengah. Prasasti gandasuli merupakan
prestasi peninggalan Kerajaan Mataram kuno ketika dikuasai oleh Wangsa
Syailendra.
(f) Prasasti Bogor ( 942 ) ditemukan di Jawa Barat. Bahasa Melayu kuno zaman itu telah
berperan sebagai Lingua franca atau sebagai bahasa resmi pada zaman Sriwijaya.

2) Fakta literasi
Fakta perkembangan bahasa Melayu menjadi Bahasac Indonesia, dapat juga dibuktikan
dengan Perjanjian London (Traktat London) pada tahun 1824 antara pemerintah Inggris
dan Belanda merupakan tonggak sejarah yang sangat penting.Perjanjian London tersebut
menjelaskan kesepakatan pembagian dua wilayah yaitu:
(a) Semenanjung Melayu dan Singapura beserta pulau-pulau kecilnya menjadi kekuasaan
Kolonial Inggris.

6
(b) Kepulauan nusantara (Kepulauan sunda besar yaitu pulau-pulau sumatera, jawa,
sebagian borneo/Kalimantan, dan sulawesi; Kepulauan sunda kecil:pulau bali,
Lombok, flores, Sumbawa,sumba,sebagian timur dan lain-lain.kepulauan Maluku,
dan sebagian irian menjadi kekuasaan colonial belanda. Oleh karna itu,
perkembangan bahasa melayu dapat dikelompokan menjadi dua priode yaitu:

(1) Periode sebelum traktat London.

(2) Periode setelah traktat London.

2.2 NEGERI MELAYU ASALNYA BAHASA INDONESIA

Negeri melayu merupakan asalnya Bahasa Indonesia. Mengapa Bahasa Melayu


diangkat menjadi Bahasa Indonesia? Karena ada empat faktor yang menjadi alasan atau
penyebab bahasa melayu diangkat menjadi bahasa indonesia, yaitu :

(a) Bahasa melayu merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan,


juga sebagai bahasa perdagangan.
(b) Satuan-satuan kebahasaan Bahasa Melayu, sederhana, mudah dipelajari, karena
dalam Bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan-tingkatan bahasa, seperti halnya
Bahasa Jawa (ngoko,kromo,kromo inggil dan lain-lain) atau perbedaan bahasa
halus dan bahasa kasar yang ada dalam Bahasa Sunda (kasar,lemes).
(c) Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan suka rela menerima
Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional.
(d) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan.

Empat faktor penyebab diangkatnya bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia itu
tentu merupakan langkah yang sangat strategis dan sebagai kekuatan yang menjamin
kelangsungan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau sebagai salah satu
perekat bagi keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).Bahasa Indonesia
menjadi salah satu identitas kebangsaan,sekaligus bagian penting bagi ketegakan
kepribadian bangsa Indonesia yang tersebar dari aceh sampai papua,dan Dari pulau
rote sampai pulau miangas karena itu,setiap masyarakat Indonesia sudah seyogyanya
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan antara suku dan
menggunakannya dalam situasi formal maupun situasi non formal.

7
2.3 BAHASA INDONESIA DIRESMIKAN

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri, kepribadian, dan identitas bangsa
bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Para pemuda kita
mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berisi tiga butir kebulatan tekad sebagai berikut:

(1) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
(2) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, yaitu bangsa Indonesia.
(3) Kami puta dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, yaitu Bahasa
Indonesia.

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah Bahasa Melayu yang sudah


dipergunakan sebagai alat komunikasi di Nusantara sejak pertengahan abad VII menjadi
Bahasa Indonesia.

2.4 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

2.4.1 Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan penting,
ini sesuai dengan bunyi ikrar ketiga sumpah pemuda pada tahun 1928 yaitu: kami
putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Penjelasan
dari ikrar ketiga sumpah pemuda bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional; kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Ini juga
diperkuat dengan penjelasan bunyi Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum
dalam pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) tentang kedudukan Bahasa Indonesia yang
menyatakan bahwa bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

2.4.2 Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang di ikrarkan pada saat
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 berfungsi sebagai:
1) Lambang kebangaan kebangsaan.
2) Lambang identitas Nasional.
3) Alat perhubungan antara warga,antara daerah,dan antara budaya.
4) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan
kebangsaan Indonesia.
.

Sesuai dengan Bab XV Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945 kedudukan Bahasa


Indonesia sebagai bahasa Negara berfungsi sebagai:

(1) Bahasa resmi kenegaraan.


(2) Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan mulai Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

8
(3) Alat perhubungan pada tingkat nasional umtuk perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional.
(4) Alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).

2.4.3 Fungsi Bahasa secara Umum

Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai berikut:


1. Bahasa sebagai sarana, media komunikasi.
2. Bahasa sebagai alat untuk integrasi dan adaptasi sosial.
3. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial
4. Bahasa sebagai sarana memahami diri sendiri
5. Bahasa sebagai alat untuk ekspresi diri
6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
7. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
8. Bahasa sebagai alat untuk berpikir logis (masuk akal)
9. Bahasa sebagai alat untuk membangun kecerdasan
10. Bahasa untuk mengembangkan kecerdasan ganda
11. Bahasa untuk membangun karakter
12. Bahasa untuk mengembangkan profesi
13.Bahasa sebagai sarana untuk menciptakan kreatifitas baru(widjono,2008:15-
23)

9
B. Ragam-Ragam Bahasa Indonesia

2.5 RAGAM LISAN DAN RAGAM TULIS

Ragam bahasa merupakan macam-macam wujud bahasa dan kaitannya dengan


bidang kajian atau kegiatan tertentu. Secara mendasar, ragam bahasa ada yang
berwujud ragam lisan dan ada pula yang berwujud ragam tulis.

2.5.1 Ragam Lisan

Ragam lisan berarti wujud bahasa yang dituturkan atau penggunaan secara
lisan. Asal usul bahasa memang berupa tuturan atau dilisankan.Ragam lisan
tampak lebih longgar, penerapan kaidah bahasa tidak terlalu ketat. Ragam lisan
terkadang juga mencerminkan kurang cermatnya penutur dalam mengungkapkan
sesuatu. Hal ini juga disebabkan dekatnya jarak berpikir dengan berkata-kata.
Ragam lisan memperlihatkan adanya interaksi dan kontak langsung antara orang
yang satu dan orang yang lain. Ragam lisan didasarkan adanya komunikasi
langsung antara pembicara dengan pendengar dalam situasi tatap muka.
Pembicara dapat memberikan tanggapan langsung atas reaksi pendengarnya
demikian pula selanjutnya bahwa pendengar dapat menanggapi atau memberi
respon langsung atas apa yang diterimanya dari lawan bicaranya.

Perbedaan ragam lisan dan ragam tulis adalah sebagai berikut:


(a) Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang
berada didepan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya
teman bicara.
(b) Ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, dan
objek tidak selalu dinyatakan. Sedangkan ragam tulis perlu lebih jelas dan
lebih lengkap daripada ragam lisan.
(c) Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Apa
yang diperdebatkan dalam suatu ruang diskusi, belum tentu dapat dimengerti
oleh orang yang berada diluar ruang itu. Sedangkan ragam tulis tidak terikat
situasi, kondisi, ruang dan waktu.

2.5.2 Ragam Tulis

Ragam tulis mencerminkan adanya kemajuan budaya manusia. Ragam tulis


berarti secara langsung berpusat pada penggunaan bahasa secara tertulis dengan
adanya tulisan, manusia dapat mengabadikan berbagai informasi dan ilmu
pengetahuan untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Dengan adanya tulisan juga
menandakan manusia mengenal proses pendidikan. Bahasa dalam ragam tulis
perwujudannya diupayakan secara lengkap dan jelas. Seperti adanya ejaan dengan
segala aspeknya, wujud kata yang harus secara tepat. Hal ini harus diperhatikan oleh

10
setiap penulis agar pembaca dapat mengerti apa yang dituangkan penulis dalam
tulisannya.

2.6 RAGAM BAHASA BAKU DAN BAHASA TIDAK BAKU

Pembakuan bahasa menurut (Chaer dan Agustina, 1995:24), adalah proses


pemilihan satu ragam bahasa untuk dijadikan ragam bahasa resmi kenegaraan
maupun kedaerahan, serta usaha-usaha pembinaan dan pengembangannya yang bisa
dilakukan terus menerus tanpa henti. Sementara itu, (Arifin dan Tasai, 2000:18),
menyatakan bahwa ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh
sebagian besar warga masyarakat memakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunannya.

Ragam bahasa baku sering disebut dengan ragam standar, ragam resmi, atau
ragam bahasa orang yang berpendidikan, sebab ragam bahasa baku tidak bisa
diperoleh disembarang tempat, tetapi pada umumnya hanya bisa diperoleh dipelajari
dilembaga-lembaga pendidikan formal. Kaidah-kaidah dalam ragam bahasa baku baik
dalam satuan-satuan kebahasaan dari aspek fonologi, morfologi, sintaksis, maupun
kosakata, biasanya digunakan secara konsisten. Sebaliknya, dalam ragam bahasa
tidak baku, kaidah-kaidah tata bahasa pada umumnya tidak digunakan secara
konsisten dan seringkali tidak sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan

Grafin dan Mathiot (1956, dalam Chaer dan Agustina, 1995:252-254), ragam
bahasa baku selain digunakan untuk situasi-situasi resmi juga mempunyai fungsi lain
yang bersifat sosial politik yakni sebagai:
1. Fungsi pemersatu adalah kesanggupan bahasa baku dalam menghilangkan
perbedaan variasi dalam masyarakat dan membuat terciptanya kesatuan
masyarakat tutur atau minimal memperkecil adanya perbedaan variasi dialek dan
menyatukan masyarakat tutur yang berbeda dialeknya.
2. Fungsi pemisah adalah kemampuan ragam bahasa baku dalam memisahkan dan
membedakan penggunaan ragam bahasa tersebut untuk situasi yang formal dan
nonformal.
3. Fungsi harga diri memiliki makna bahwa pemakaian ragam bahasa baku itu
akan memiliki perasaan harga diri yang lebih tinggi daripada yang tidak
menggunakannya.
4. Fungsi kerangka acuan memiliki makna bahwa ragam bahasa baku itu
dijadikan sebagai tolak ukur untuk norma pemakaiaan bahasa yang baik dan
benar,baik dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan. Dalam bahasa tulis, ragam
bahasa baku di gunakan sebagai acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah.
Dalam bahasa lisan, ragam bahasa baku digunakan dalam forum-forum resmi
yang bersifat kenegaraan maupun forum resmi di lingkungan pendidikan formal.

Menurut Baradja (1975, dalam Chaer dan Agustina, 1995:256) dasar atau kriteria
penentuan bahasa baku yaitu:
 Otoritas.

11
 Bahasa penulis-penulis terkenal.
 Demokrasi.
 Logika.
 Bahasa orang-orang yang dianggap terkemuka dalam masyarakat.

2.7 Ragam Bidang Ilmu Dan Provesi

Ragam fungsional yang kadang-kadang disebut juga ragam profesional adalah


ragam bahasa yang dikaitkan dengan bidang ilmu, profesi, lembaga, lingkungan kerja,
atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian
keadaan penggunanya. Dalam kenyataan, ragam fungsional menjelma sebagai bahasa
Negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti ragam bahasa bidang kesehatan, ragam
bahasa bidang ekonomi, ragam bahasa bidang agama, ragam bahasa bidang pendidikan,
ragam bahasa bidang teknologi, ragam bahasa bidang politik, ragam bahasa bidang
hukum, serta ragam bahasa bidang teknik.

2.8 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang pemakainya sesuai kaidah tata
bahasa yang baku. Sedangkan bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang
mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainya juga menerapkan
kaidah bahasa dengan konsisten. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa penggunaan
bahasa yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Dalam situasi resmi, kita harus menggunakan ragam baku, baik lisan maupun
tertulis, sedangkan dalam situasi tidak resmi kita harus menggunakan ragam tidak resmi,
bukan ragam baku.

Menurut (Alwi, dkk. 1993:22), pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang
dibakukan atau yang dianggap tidak baku itulah yang merupakan bahasa yang benar.
Sedangkan menurut (Widjono,2008), bahasa yang benar menggunakan bahasa tulis yang
sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Penggunaan bahasa yang benar, yaitu bahasa
yang sesuai dengan aturan dan kaidah Bahasa Indonesia.

Berdasarkan kriteria berarti ada empat macam kemungkinan pemakaian bahasa


Indonesia yaitu:

1) Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar: terjadi pada pemakaian bahasa
Indonesia baku didalam situasi formal. Misalnya: bahasa ragam baku yang dipakai
didalam penulisan karya ilmiah.
2) Pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar: terjadi pada pemakaian
bahasa Indonesia, yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa akan tetapi sangat
sesuai dengan situasi pemakainya dan komunikatif. Misalnya: bahasa ragam informal
yang dipakai pada situasi santai.
3) Pemakaian bahasa Indonesia yang benar, tetapi tidak baik : terjadi pada
pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah tata bahasa, akan tetapi tidak
komunikatif. Misalnya:bahsa ragam Indonesia ragam baku yang dipakai pada saat
berpacaraan atau situasi santai.

12
4) Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak benar: terjadi pada
pemakaian bahasa Indonesia ragam santai yang situasi pemakaiannya tidak cocok.
Misalnya,bahasa ragam santai dipakai didalam penulisan karya ilmiah.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang di gunakan dalam mengelola Negara
dalam situasi format, seperti interaksi dikantor, disekolah, pidato, dan ceramah serta
secara tertulis dalam buku. Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu sejak zaman
dahulu yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai bahasa perantara (Lingua
Franca). Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan kesatuan telah di ikrarkan pada
saat Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Ragam bahasa merupakan macam-macam wujud bahasa dan kaitannya dengan


bidang kajian atau kegiatan tertentu. Sarana penyampaian bahasa juga dapat
menimbulkan perbedaan wujud bahasa. Secara sederhana sarana penyampaian bahasa ada
dua wujud, yakni lisan dan tulisan. Namun, tidak semua orang menggunakan tatacara
atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaaan Bahasa Indonesia itu
sendiri yang tidak sesuai ejaan.

B. Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang dimiliki baik dari tulisan
maupun bahasa yang disajikan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan
kritikan yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah. Atas
masukan kritikan dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

ALWI,HASAN,DKK.1993.TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA.EDISI

KEDUA. JAKARTA:DEPDIKBUD REPUBLIK INDONESIA

ALWI,HASAN ET AL.2003.TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI

KETIGA. JAKARTA:BALAI PUSTAKA

ARIFIN,TASAI.2009.CERMAT BAHASA INDONESIA.EDISI REVISI.

JAKARTA AKADEMIKA PRESSINDO

ARIFIN,DAN TASAI 2002CERMAT BAHASA UNTUK PERGURUAN TINGGI.

JAKARTA:CV.AKADEMIK PRESSINDO

ARIFIN,E,ZAINAL.2003 DASAR-DASAR PENULISAN KARANGAN ILMIAH.

JAKARTA:PT.GRASINDO.

15

Anda mungkin juga menyukai