Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Sejarah, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing :
Muhammad Yazidululum, M.Pd

Disusun Oleh :
Muhammad Farhan (2108109077)
Luthfiyah Vira Labibah (2108109071)
Alissa Qotrunnada (2108109099)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM C


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan, Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 4513
Telepon: (0231) 489926
2021/1442 H

i
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur tercurah kepada Illahi Rabbi, Tuhan dengan cinta dan kasih yang
tidak terbatas kepada hamba-Nya ,memberi kami kemudahan dan kelancaran sehingga tugas
yang diberikan dosen untuk menyusun makalah ini insyaallah dapat diselesaikan dengan baik
.Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat secara luas untuk siapapun yang
membutuhkanya .Kami memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan maupun
kekurangan dalam makalah ini ,baik disengaja maupun tidak disengaja ,karena segala
kebaikan berasal dari Allah SWT .
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Cirebon, 23 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa Indonesia .............................................................................. 2
B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia ..................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki beraneka ragam suku, budaya, adat,
dan bahasa. Membahas tentang bahasa, Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi
umum yang sangat penting dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Bahasa
Indonesia adalah bahasa melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi dan bahasa
persatuan Indonesia. Melalui perjalanan sejarah yang panjang bahasa Indonesia telah
melalui perkembangan yang sangat pesat, baikdari segi pemakainya maupun kosakata
dan tata bahasanya.
Diera yang modern ini bahasa Indonesia telah dikenal hingga ke luar negara
Indonesia atau mancanegara, hal inilah yang seharusnya menjadi kebanggaan bangsa
Indonesia itu sendiri. Dan sebab itulah bahasa Indonesia dijadikan mata kuliah wajib
bagi mahasiswa Indonesia, maka dari itu kita sebagai mahasiswa perlu meningkatkan
kesadaran berbahasa Indonesia. Hal ini disebabkan bahasa Indonesia merupakan alat
pengungkapan diri dari baik secara lisan maupun tulisan.
Warga Indonesia yang mahir berbahasa Indonesia lah yang dapat menjadi
warga negara yang mampu memenuhi kewajibanya. Oleh sebab itu, kemahiran
berbahasa Indonesia merupakan cerminan kepribadian bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sejarah bahasa Indonesia?
2. Bagaimanakah fungsi bahasa Indonesia dan kedudukannya sebagai bahasa
Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa Indonesia
Para ahli sependapat bahwa cikal bakal bahasa Indonesia adalah bahasa
melayu kuno yang dalam perkembangannya kemudian melahirkan sejumlah dialek
regional dan dialek sosial yang tersebar luas di wilayah Asia Tenggara. Selain itu,
bahasa melayu yang menurut para pakar (Blust 1983,1984, Nothofer 1996, Collins
2005) berasal dari wilayah Kalimantan Barat telah pula melahirkan dua dialek/ragam
politis, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, disamping dua ragam politis lain
yaitu bahasa Melayu di Singapura dan bahasa Melayu di Brunei Darussalam.
Bukti bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu kuno adalah
adanya sejumlah prasasti yang di temukan di pulau Sumatera, Pulau Bangka,
Semenanjung Malaya (wilayah Malaysia sekarang) dan di Pulau Jawa. Prasasti-
prasasti itu ditulis dengan menggunakan huruf pallawa, yakni aksara yang dibawah
oleh orang-orang Hindu ke Indonesia. Ada juga, menurut Teeluw(1961) prasasti yang
ditulis dengan huruf Arab, dan ini tentunya prasasti yang dibuat sesudah masuknya
agama Islam ke Indonesia. Menurut Kridalaksana (1991) sudah ada 18 buah prasasti
yang sudah teridentifikasi dan besar kemungkinan akan bertambah lagi.
Sebagai contoh sebagai contoh bentuk bahasa melayu kuno berikut dikutipkan
bagian dari sebuah prasasti yang telah ditranslitrasi kedalam huruf latin.
Nipahat di welanya yang wala griwijaya kaliwatmanapik yang bhumi jaya
tida bhakti ka griwajaya.
Secara harfiah artinya: Dipahat di waktunya yang tentara sriwijaya telah
menyerang tanah jawa tidak takluk ke sriwijaya
Makna sebenarnya: Dipahat pada waktu tentara sriwijaya telah menyerang
tanah jawa yang tidak takluk pada sriwijaya
Dari kutipan tersebutdapat dikenali sejumlah kata yang hingga yang kini
masih biasa digunakan. Kata kata itu adalah pahat, di, yang, wala(bala) bhumi(bumi),
tida(tidak), bhakti (bakti), dan ka (ke).
Kata wala menjadi bala dimana fonem [w] berubah menjadi [b] adalah
perubahan yang umum dan biasa. Ada contoh lain, yaitu watu menjadi batu dan
wankai menjadi bangkai. Fonem [bh] menjadii [b] pada kata bhumi dan bhakti adalah
juga perubahan yang biasa terjadi begitupun fonem[a] berubah menjadi [e] pada kata

2
ka juga merupakan peubahan yang biasa ada contoh lain, yaitu kata tantara menjadi
tentara dan kata karena menjadi kerana (dalam bahasa Melayu kini).
1. Bahasa Indonesia Sebelum Kemerdekaan
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa penghubung antar suku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.Membahas tentang
sejarah perkembangan bahasa indonesia sebelum merdeka tidak terjadi dalam
suatu waktu yang singkat, tetapi mengalami proses pertumbuhan berabad-abad
lamanya.
Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca
(bahasa perantara atau bahasa pergaulan dibidang perdagangan) di seluruh
wilayah Nusantara.
b. Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari,
mudah dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar
untuk memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.
c. Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan
tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga
tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
d. Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain
untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
e. Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang
mulia.
Bahasa Melayu adalah bahasa kebangsaan Brunei, Indonesia, Malaysia, dan
Singapura. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan
bahasa resmi Negara Republik Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa
Melayu, yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau (bahasa Melayu dari provinsi
Riau, Sumatera, Indonesia). Agaknya terlalu sederhana untuk mengatakan bahwa
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau. Orang-orang lupa bahwa
bahasa Melayu Riau hanyalah merupakan satu dialek dari sekian banyak dialek
Melayu yang lain.Diatas semua ini sudah terkenal di seluruh Nusantara suatu
bahasa perhubungan, suatulingua Franca yang disebut dengan Melayu Pasar.
Melayu Pasar inilah yang merupakan faktor yang paling penting untuk di

3
terimanya.
Nama Melayu mula-mula digunakan sebagai nama kerajaan tua di daerah
Jambi di tepi sungai Batanghari, yang pada pertengahan abad ke-7 ditaklukkan
oleh kerajaan Sriwijaya. Selama empat abad, kerajaan ini berkuasa di daerah
Sumatera Selatan bagian Timur dan di bawah pemerintahan raja-raja Syailendra
bukan saja menjadi pusat politik di Asia Tenggara, melainkan juga menjadi pusat
ilmu pengetahuan.
a. Masa Prakolonial
Walaupun bukti-bukti tertulis masih kurang, dapat di pastikan bahasa yang di
pakai oleh kerajaan Sriwijaya pada abad VII adalah bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai
peninggalan–peninggalan bersejarah misalnya: Tulisan yang terdapat pada batu
Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380 M, Prasasti Kedukan Bukit, di
Palembang, pada tahun 683, Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada tahun 684,
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada tahun 686, Prasasti Karang Brahi
Bangko, Merangi, Jambi, pada tahun 688.
Walaupun bukti tertulis hampir tidak ada, dengan adanya bermacam-macam
dialek Melayu yang tersebar di seluruh Nusantara seperti dialek Melayu Ambon,
Larantuka, Kupang Betawi, dan Manado, dapatlah dipastikan bahwa bahasa
Melayu sudah mengalami penyebaran seluas itu.
Dalam kesusastraan Tiongkok terdapat berita-berita tentang musafir-musafir
Cina yang bertahun-tahun tinggal di kota-kota Indonesia. Mereka mempergunakan
bahasa penduduk asli yang disebut Kwu’un Lun. I Tsing yang belajar di Sriwijaya
pada akhir abad VII juga menggunakan bahasa itu.
b. Masa Kolonial
Ketika orang-orang Barat sampai di Indonesia pada abad ke XVI, mereka
menghadapi suatu kenyataan, yaitu bahasa Melayu merupakan suatu bahasa resmi
dalam pergaulan dan bahasa perantara dalam perdagangan (lingua franca). Hal ini
dapat di buktikan dari beberapa kenyataan berikut. Seorang Portugis bernama
Pigafetta, setelah menjunjung Tidore, menyusun semacam daftar kata pada tahun
1522; berarti sebelum itu bahasa Melayu sudah tersebar sampai Kepulauan
Maluku.
Baik bangsa Portugis maupun bangsa Belanda yang datang ke Indonesia
mendirikan sekolah-sekolah. Mereka terbentur pada soal bahasa pengantar.

4
Usaha-usaha untuk memakai bahasa Portugis atau bahasa Belanda sebagai bahasa
pengantar selalu mengalami kegagalan. Demikianlah pengakuan seorang Belanda
yang bernama Danckaerts dalam tahun 1631. Ia menyatakan bahwa kebanyakan
sekolah di Maluku itu kebanyakan memakai bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar. Kegagalan di dalam memakai bahasa-bahasa Barat itu memuncak
dengan keluarnya suatu keputusan pemerintah kolonial, KB 1871 No. 104, yang
menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah Bumi Putra, kalau tidak
digunakan bahasa Melayu, di berikan dalam bahasa daerah.
c. Masa Pergerakan Kemerdekaan
Dengan lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908 sebagai penggerakan
kemerdekaan, terasa sangat diperlukan suatu bahasa untuk mengikat bermacam-
macam suku bangsa di Indonesia. Pergerakan yang besar dan hebat hanya dapat
berhasil kalau semua rakyat diikutsertakan. Untuk itu mereka mencari suatu
bahasa yang dapat dipahami dan dipakai semua orang.
Pada mulanya memang sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan
menjadi bahasa persatuan. Tiap perhimpunan pemuda, apakah Jong Java, Jong
Sumatra atau Jong Ambon, lebih suka menggunakan bahasa daerahnya sendiri.
Budi Utomo, misalnya lebih menekankan kebudayaan dan bahasa Jawa. Hal-hal
ini dirasakan sangat menghambat persatuan dan kesatuan yang hendak dicapai.
Mengingat kesulitan-kesulitan untuk mempersatukan berbagai suku bangsa di
Indonesia, pada tahun 1926 Jong Java merasa perlu mengakui suatu bahasa daerah
sebagai media penghubung pemuda-pemudi Indonesia. Bahasa melayu dipilih
sebagai bahasa pengantar. Pemuda-pemudi di Sumatra sudah lebih dulu
menyatakan dengan tegas hasrat mereka agar bahasa Melayu Riau, yang juga
disebut Melayu Tinggi, diakui sebagai bahasa persatuan. Walaupun dengan
adanya hasrat yang tegas ini, sebagai majalah Jong Java dan Jong Sumatranen
Bond masih ditulis dalam bahasa Belanda.
Perlu pula dicatat jasa beberapa Surat kabar yang turut menyebarluaskan
bahasa Melayu, seperti Bianglala, Bintang Timoer, Kaum Moeda, dan Neratja.
Disamping pengaruhnya yang sangat besar dalam perkembangan bahasa Melayu,
media tersebut sekaligus menjadi penghubung dan tempat latihan bagi putra-putri
Indonesia untuk mengutarakan berbagai macam masalah.
Dengan adanya bermacam-macam faktor seperti disebutkan diatas, akhirnya
tibalah saat diadakan Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta, yaitu pada tanggal 28

5
Oktober 1928. Sebagai hasil yang paling gemilang dari kongres itu, diadakan ikrar
bersama yang terkenal dengan nama Sumpah Pemuda, yang berbunyi:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.

2. Bahasa Indonesia Setelah Kemerdekaan


Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, tanggal 18 Agustus 1945, dalam
UUD 1945 ditetapkanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara pada pasal 36.
Pada tanggal 19 Maret 1947 ”bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”.
Penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) diresmikan menggantikan Ejaan
van Ophuysen yang berlaku sejak tahun 1901.
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam
sebuah buku Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, ejaan Van Ophuysen
pun dinyatakan berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van
Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum ejaan Van Ophuysen disusun para
penulis pada umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan
konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang
digunakan pada waktu itu sangat beragam. Terbitnya ejaan Van Ophuysen
mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.

B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam :
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi,”Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

6
2. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia”
Dengan begitu, kedudukan bahasa Indonesia dibagi menjadi :
1. Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar
Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28
Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :
a. Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita.
Dengan bahasa nasionalnya, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan
nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup. Atas dasar pegangan ini,
bahasa Indonesia perlu kita pelihara dan kita kembangkan pemakaiannya.
b. Lambang identitas nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan
lambang bangsa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia dapat
mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai
bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya, jangan sampai bahasa Indonesia
tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya dan bebas
dari unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing.
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa
Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam
satu kesatuan yang bulat, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku
bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan
tidak perlu meninggalkan identitas suku dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial
budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Bahkan dengan
bahasa nasional kita, kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas
kepentingan daerah atau golongan.
d. Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan satu
dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat

7
perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari. Bagi
pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan akan mudah
diinformasikan kepada warga.
2. Bahasa Negara (Bahasa Resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan
bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi
sebagai :
a. Bahasa resmi kenegaraan
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah
digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI
1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara,
peristiwa serta kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulisan.
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan baik formal maupun non formal mulai dari taman kanak-
kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar
mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-
buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu
peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta kepentingan pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu,
hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media
komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar
isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh
masyarakat.
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan
pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-

8
buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media
cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini
mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu
yang dirintis melalui lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan
tinggi.

Fungsi lain bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi bahasa
secara umum dan fungsi bahasa secara khusus.
Fungsi bahasa secara umum yaitu :
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui
bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam
hati dan pikiran kita.
2. Sebagai alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat
menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para
pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang
dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang
memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara
berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal
dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan
berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu
diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi sosial
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman
dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang
dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4. Sebagai alat kontrol sosial
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol
sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku

9
pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan
masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol
sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.
Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa
marah kita.
Fungsi Bahasa secara khusus
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi
dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan
bahasa formal dan non formal
2. Mewujudkan Seni (Sastra)
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media
seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang
memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan
pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin
disampaikan.
3. Mempelajari bahasa kuno
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau
kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat
terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa
keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui
asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan
prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan
pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu
mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya
manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi
kebaikan manusia itu sendiri.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia adalah
akar dari bahasa melayu yang dalam perkembangannya kemudian melahirkan
sejumlah dialek regional dan dialek sosial yang tersebar luas di wilayah Asia
Tenggara. Bahasa Indonesia memiliki fungsi dalam segala bidang, baik sosial,budaya,
pendidikan dan IlmuPengetahuan. Peranan bahasa Indonesia sebagai pengatar dan
penghubung di masyarakat sangat penting, sehingga masyarakat Indonesia mampu
mengembangkan pemikiran dan ide-ide dengan baik.

B. Saran
Sebagai insan muda dan pelajar harus terus membekali diri dengan
kemampuan-kemampuan yang bermanfaat, terutama bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Serta harus terus bangga menggunakan bahasa Indonesia dan tidak terus
mengagungkan bahasa asing, karena dengan bangga terhadap bahasa Indonesia berarti
kita ikut berperan mengembangkan dan mempertahankan salah satu jati diri NKRI.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, Ratna & M.Adil. 2017. Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kanzunnudin, Muhammad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rembang:
Yayasan Adhigama.
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Thabroni, Gamal. 2020. “Sejarah Bahasa Indonesia: Kelahiran & Perkembangan”,
https://serupa.id/sejarah-bahasa-indonesia/, diakses pada 25 Februari 2022

12

Anda mungkin juga menyukai