Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

"SEJARAH BAHASA INDONESIA"

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu Farihul Lutfi, M.Pd,

Disusun Oleh Kelompok 1 HTN 2C

1. Putri Ilma Nur Arifah ( 126103211104 )


2. Arni Yunanda Alfariza ( 126103212125 )
3. Dilla Tegar Sampurna ( 126103212130 )
4. Mohammad Abdika Syarifulloh ( 126103212251 )
5. Gayuh Sampurnoaji (126103212252 )

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGANGGUNG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia-nya
sehingga penulis makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa
abadi tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW dan umatnya. Sehubungan dengan
selesainya penulis makalah ini maka kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag., Selaku Rektor UIN SATU Tulungagung.
2. Dr. Ahmad Muhtadi Ansor, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan ilmu Hukum
UIN SATU Tulungagung.
3. Farihul Lutfi, M.Pd. Selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, yang memberikan
bimbingan dan arahannya selama proses pembuatan makalah.
4. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT, dan tercatat
sebagai amal salih. Akhirnya, penulisan makalah ini penulis suguhkan kepada segenap
pembaca, dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat dan mendapat ridho Allah SWT

Tulungagung, 3 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………4

A.Latar Belakang Masalah……………………………………………………4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………….5

C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………..5

D. Manfaat Pembahasan………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….5

A.Pejelasan Sejarah Bahasa Indonesia ……………………………………….5

B. Membandingkan periodisasi perkembangan Bahasa Indonesia…………..8

C. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia…………………………………11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….13

A.Kesimpulan…………………………………………………………………13

B. Saran……………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA…......................................................................................14

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar
bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa sebagai
identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia terhadap pemakaian
bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Untuk menjalankan tugas kemanusiaan,
manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan
apa yang ada di benak mereka. Sesuatu yang sudah dirasakan sama dan serupa dengannya,
belum tentu terasa serupa, karena belum terungkap dan diungkapkan. Hanya dengan bahasa,
manusia dapat membuat sesuatu terasa nyata dan terungkap.

Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini
dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri atas
banyak suku dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia memiliki
bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas bangsa
Indonesia.

Tetapi pada era globalisasi ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat, terutama
bahasa yang datang dari luar atau bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar bangsa. Dengan
ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, maka orang akan cenderung
memilih untuk menguasai Bahasa Inggris agar mereka tidak kalah dalam persaingan di
kancah internasional sehingga tidak buta akan informasi dunia. Tak dipungkiri memang
pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih baik bila kita tetap menjaga,
melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui, bahasa
merupakan idenditas suatu bangsa.

Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui sejarah dan
asal-usul terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, dalam tulisan ini
dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah terbentuknya bahasa Indonesia sampai
perkembangannya saat ini.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini
adalah sebagai berikut :

a. Penjelasan Sejarah Bahasa Indonesia


b. Membandingkan periodisasi perkembangan Bahasa Indonesia
c. Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia

C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui sejarah Bahasa Indonesia
b. Untuk Mengetahui Periodisasi perkembangan Bahasa Indonesia
c. Untuk mengetahui fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia

D. Manfaat Pembahasan

Untuk menambah pengetahuan ilmu kita semua dalam mengetahui sejarah dan periodisasi
Bahasa Indonesia

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia

a. Bahasa Melayu sebagai asal muasal dari Bahasa Indonesia

 Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu termasuk rumpun bahasa
Austronesia yang telah di gunakan sebagai lingua franca di nusantara sejak abad-abad awal
penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini

5
sering di namai dengan istilah Melayu pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah di
mengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-
istilah lain dari berbagai bahasa yang di gunakan para penggunanya. Selain Melayu pasar
terdapat pula istilah Melayu tinggi. Sesuai pada Kongres II bahasa Indonesia tahun 1954
mengakui bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Dalam catatan bahwa bahasa
Melayu memiliki sejarah yang cukup panjang. Dari batu-batu bertulis yang ditemukan,
seperti Kedukan Bukit, Talang Tuwo, Kota Kapur, Karang Brahi, Gandasuli, Bogor, dan
Pagaruyung, maka yang paling awal bertahun 683 M. Hal ini menunjukkan bahwa sejak abad
ke-7, bahasa Melayu sudah ditemukan dalam tulisan dengan aksara Pallawa1.

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa Melayu Kuno)
dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu dapat diketahui, dari empat prasasti berusia
berdekatan yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan tersebut. Prasati
tersebut di antaranya adalah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun
683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka
tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu
bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang
digunakan bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di
Kepulauan Nusantara, para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa
menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang sempurna. Hal itu melahirkan
berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang secara umum dinamakan
bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti2.

Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan
prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan penyebaran
penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga Laguna di dekat Manila,
Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut
dengan Sriwijaya. Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi
bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa
Melayu Tinggi. Penggunaanya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra,
Jawa, dan Semenanjung Malaya. Kemudian, Malaka merupakan tempat bertemunya para
nelayan dari berbagai negara dan mereka membuat sebuah kota serta mengembangkan bahasa
mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa di sekitar daerah
1
(Collins, 2009: 78; Adul, 1981: 1-2)
2
Monika, R. 2015. Sejarah Bahasa Indonesia. SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH Ar RAUDAH (STIT-AR)
HAMPARAN PERAK, DELI SERDANG.

6
tersebut. Kota Malaka yang posisinya sangat menguntungkan (strategis) menjadi bandar
utama di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan
paling tepat di kawasa timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch.
A. van Ophuijsen yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan
Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun 1803.

Seiring dengan berjalannya waktu, bahasa Melayu diresmikan sebagai bahasa Indonesia.
Dan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia.

a. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasaperhubungan, dan


bahasa perdagangan
b. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari, karena bahasaMelayu dikenal
tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (adangoko, kromo) atau perbedaan
bahasa kasar dan halus, seperti dalambahasa Sunda (kasar, lemes)
c. Suku-suku di Indonesia sangat menerima dengan sukarela bahasaMelayu
dijadikan sebagai bahasa negara Indonesia (sebagai bahasanasional
d. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagaibahasa
kebudayaan dalam arti yang lebih luas4.

b. Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan

Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad-20, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
melihat pegawai pribumi memiliki kemampuan memahami bahasa Belanda yang sangat
rendah. Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa
Melayu untuk mempermudah komunikasi, yakni dengan patokan bahasa Melayu Tinggi yang
sudah mempunyai kitab-kitab rujukan. Sarjana Belanda mulai membuat standarisasi bahasa,
mereka mulai menyebarkan bahasa Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen dari Kitab
Logat Melayu. Penyebaran bahasa Melayu secara lebih luas lagi dengan dibentuknya
Commissie voor de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 1908. Pada 1917
namanya diganti menjadi Balai Poestaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti
Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara

3
Sejarah bahasa Indonesia Oleh I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa universitas udayana, 2018
4
Oleh Asep Abdullah, UIN Sunan Ampel Surabaya
https://www.researchgate.net/project/Buku-Bahasa-Indonesia-untuk-Perguruan-Tinggi

7
kesehatan, yang membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas. Pada 16
Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya
menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa Indonesia mulai
berkembang. Pada 28 Oktober 1928, Muhammad Yamin mengusulkan bahasa Melayu
sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua. Bahasa Indonesia
secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.

Muhammad Yamin berkata, "Jika mengacu pada masa depan bahasa bahasa yang ada di
Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa
persatuan, yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Namun, dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah
yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan." Peristiwa Sumpah
Pemuda 1928 ini dianggap sebagai awal lahirnya bahasa Indonesia yang sebenarnya, karena
sejak saat itu bahasa Indonesia menjadi media dan sebagai simbol kemerdekaan bangsa.
Tidak bisa dipungkiri bahwa cita-cita kemerdekaan mulai mengkristal dan menunjukkan
kenyataannya sejak Sumpah Pemuda 1928. Mulai saat itu bahasa Indonesia tidak hanya
menjadi media kesatuan dan politik, melainkan juga menjadi bahasa pengantar dalam bidang
sastra.

Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai
Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Tiga tahun kemudian, Sutan
Takdir Alisyahbana menyusun “Tata bahasa Baru Bahasa Indonesia”. Pada tanggal 25-28
Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Kongres tersebut
menghasilkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan
secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Pada 18 Agustus 1945,
sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab XV,
Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa Negara5.

B. Periodisasi Perkembangan Bahasa Indonesia


a. Sebelum Kemerdekaan

5
Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi. Bali : Udayana University
Press

8
Pada saat sebelum kemerdekaan, bahasa Melayu digunakan oleh masyarakat sebagai alat
perhubungan atau “lingua franca” di seluruh nusantara bahkan di seluruh wilayah Asia
Tenggara. Bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia pun menggunakan bahasa Melayu
untuk berkomunikasi dengan masyarakat nusantara. Peristiwa-peristiwa penting yang
berhubungan dengan perkembangan bahasa Melayu di Indonesia sebelum kemerdekaan,
antara lain

1). Tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang dibantu
oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini
dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2). Tahun 1908 pemerintah colonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku
bacaan yang diberi nama Commissie Voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat).
Badan ini pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan ini menerbitkan
novel (seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan), buku penuntun bercocok tanam,
penuntun memelihara kesehatan. Badan ini sangat membantu penyebaran bahasa
Melayu dikalangan masyarakat luas.
3). Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam
pidatonya. Hal ini merupakan pidato pertama menggunakan bahasa Indonesia dalam
sidang Volksraad
4). Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar
bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia yang kemudian disebut “Bahasa
Indonesia”
5). Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
6). Tahun 1936 Sutan takdir Alisyahbana menyusun Tata Bahasa Baru Bahasa
Indonesia.
7). Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia 1 di Solo.
Berdasarkan hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan
budayawan Indonesia saat itu.

b. Setelah Kemerdekaan

9
Satu hari setelah diproklamasikan kemerdekaan kemerdekaan Negara kesatuan Republik
Indonesia, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945 telah ditetapkan UUD 1945 yang didalamnya
terdapat salah satu pasal yaitu pasal 36 yang berbunyi “Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia”. Dengan demikian, sejak saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi negara
sehingga dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan, kenegaraan, pendidikan,
ataupun forum resmi harus menggunakan bahasa Indonesia. Peristiwa-peristiwa penting yang
berhubungan dengan perkembangan bahasa Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan, yaitu

1). Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, yang salah satu pasalnya
(pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
2) Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
3) Tanggal 28 Oktober sampai 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia
untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai
bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa Negara.
4) Tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan
sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
5) Tanggal 31 Agustus 1972, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan
Nusantara).
6) Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah
Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan
perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
7) Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di
Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah
Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang
tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada

10
semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
8) Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kirakira tujuh ratus pakar bahasa
Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari Brunai Darussalam, Malaysia,
Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan
dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada
pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia.
9) Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53
peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman,
Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika
Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan
disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
10) Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di
Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan
Bahasa.

C. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Pada bagian terdahulu, secara
sepintas, sudah dikatakan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai:

1. Lambang kebanggaan
2. Bahasa resmi kenegaraan
3. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
4. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan
5. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

11
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Termasuk ke
dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan. Bahasa
Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara. Sebagai bahasa nsional, bahasa Indonesia di antaranya berfungsi mempererat
hubungan antarsuku di Indonesia. Fungsi ini, sebelumnya, sudah ditegaskan di dalam butir
ketiga ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”6.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dikukuhkan sehari setelah kemerdekaan
RI dikumandangkan atau seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945. Bab
XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa dalam penyelenggaraan
administrasi negara, seperti bahasa dalam penyeelenggaraan pendidikan dan sebagainya.
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan.
Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia haruslah dipelihara dan dikembangkan, serta
rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina. Dengan demikian, fungsi tersebut, bahasa
Indonesia wajib kita junjung karena selain sebagai bendera dan lambang negara kita.
Implementasi dari fungsi bahasa Indonesia yang lainnya adalah bahasa Indonesia harus
memiliki identitas sendiri sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita dan berbeda
dengan negara lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya jika masyarakat
pemakainya membina dan mengembangkannya sehingga tidak bergantung pada unsur-unsur
bahasa lain. Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain
sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa
tidak perlu dikhawatirkan. Kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain
di tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat
komunikasi.

Selain beberapa fungsi bahasa tersebut, bahasa Indonesia juga harus berfungsi sebagai alat
pemersatu berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang
berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan. Pada fungsi ini, bahasa Indonesia
memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa yang mencapai keserasian hidup sebagai bangsa
yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-
6
Isi kongres pemuda ii

12
nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu,
dengan bahasa nasional itu, kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas
kepentingan daerah atau golongan. Pada fungsi kedua ini, bahasa Indonesia dijadikan sebagai
pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi. Meskipun lembaga-lembaga pendidikan tersebut tersebar di daerah-daerah, mereka
harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Memang ada pengecualian
untuk kegiatan belajar-mengajar di kelas-kelas rendah sekolah dasar di daerah-daerah.
Mereka diizinkan menggunakan bahasa daerah sebagai pengantar. Di dalam hubungannya
dengan fungsi k di atas, yakni alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai
alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai
alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di
dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya. Sebagai alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa Indonesia adalah satu-
satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang
membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia kita
pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilainilai sosial budaya nasional kita7.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup
yang terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun
melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad keM5 berkembang
bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan
Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Pada zaman penjajahan Belanda

7
Oleh Sujinah, idhoofiyatul fatin, Dian Karina Rachmawati, Buku Ajar Bahasa Indonesia Edisi Revisi

13
pada awal abad - 20, pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa Melayu untuk
mempermudah komunikasi dengan berpatokan pada bahasa Melayu Tinggi yang sudah
mempunyai kitab - kitab rujukan. Pada 16 Juni 1927 dalam sidang Volksraad (Rapat Dewan
Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam
pidatonya. Di sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Bahasa Indonesia secara resmi
diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.

B. Saran

Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana dan jauh dari
sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini.
Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana – sini agar makalah ini menjadi lebih lengkap
dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan pecinta bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Oleh Sujinah, idhoofiyatul fatin, Dian Karina Rachmawati, Buku Ajar Bahasa Indonesia
Edisi Revisi

Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi. Bali :
Udayana University Press

Sejarah bahasa Indonesia Oleh I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa universitas udayana, 2018

Oleh Asep Abdullah, UIN Sunan Ampel Surabaya

https://www.researchgate.net/project/Buku-Bahasa-Indonesia-untuk-Perguruan-Tinggi

Monika, R. 2015. Sejarah Bahasa Indonesia. SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH Ar


RAUDAH (STIT-AR) HAMPARAN PERAK, DELI SERDANG.

(Collins, 2009: 78; Adul, 1981: 1-2)

14

Anda mungkin juga menyukai