dan membangun kehidupan nasinalnya baik pada aspek politik, ekonomi, sosbud
maupun hankamnya serta selalu mengatasnamakan persatuan dan kesatuan
bangsa dan kesatuan wilayahnya. Untuk itu penyelenggaraan dan pembinaan tata
kehidupan bangsa dan negara Indonesia disusun atas dasar hubungan timbal balik
antara falsafah, cita-cita dan tujuan nasional, serta kondisi sosial budaya dan
pengalaman sejarah yang menumbuhkan kesadaran akan kemajemukan dan
kebhinekaan dengan tetp menpertahnkan persatuan dan kesatuan nasional.
Gagasan untuk menjamin kesatuan dan persatuan Indonesia tercermin dalam suatu
konsep yang dikenal dengan istilah Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional.
Hakikat yang terkandung dalam isi sumpah pemuda adalah keutuhan ruang hidup
dan landasan dasar dari kebangsaan Indonesia. Kebangsaan Indonesia memiliki 3
(tiga) unsur dari geopolitik, antara lain :
1. Rasa kebangsaan
Rasa kebangsaan adalah dorongan emosional yang lahir dalam perasaan setiap
warga negara, baik secara perorangan maupun kelompok tanpa memandang
kesukuan, ras, agama dan keturunan. Rasa inilah yang menumbuhkan
internalisasi satu masyarakat yang didambakan (imagined society) dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Menguatnya rasa kebangsaan secara individual
dan kelompok menjadi energi dan pengendapan nilai-nilai kebangsaan yang
kemudian melahirkan faham dan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan akan
tumbuh subur dan berkembag melalui proses sinergi dari berbagai individu yang
berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kemudian satu
sama lain saling menguatkan dan melahirkan ciri atau identitas bangsa.
Keyakinan dan pengakuan terhadap ciri atau identitas bangsa merupakan
perwujudan dari rasa kebangsaan itu sendiri.
Rasa kebangsaan dapat menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, dihormati
dan disegani oleh bangsa lain. Paham kebangsaan merupakan perwujudan
tentang apa, bagaimana, dan sikap bangsa dalam menghadapi masa depan.
Hasil sinergi dari rasa kebangsaan dan faham kebangsaan adalah semangat
kebangsaan yang kemudian dikenal dengan faham nasionalisme. Dengan rasa
nasionalisme kuat dan mantap, bangsa akan tetap hidup (survive) di tengah tengah lingkungan
masyarakat Internasional.
Pendekatan ini bertitik tolak dari kesadaran untuk mengakui, memahami dan
menghormati kemajemukan negara-bangsa Indonesia. Langkah seutuhnya
kemudian diejawantahkan melalui semangat silih asah, silih asih dan silih asuh
(saling mengingatkan, saling mengasihi dan saling tolong menolong).
2. Paham Kebangsaan
Wujud dari paham kebangsaan antara lain :
1. Pemahaman dalam diri setiap individu sebagai warga negara Indonesia
tentang perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik;
2. Pemahaman yang luas pada individu dan masyarakat tentang perwujudan
nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya;
3. Pemahaman bahwa kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi;
4. Pemahaman bahwa wilayah kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan
pertahanan dan keamanan.
3. Semangat kebangsaan
Wujud dari semangat kebangsaan bersifat abstrak karena semangat ini timbul
melalui proses sosialisasi, penghayatan, aktualisasi, pembudayaan dan
pelestarian. Kecintaan tanah air yang dimanifestasikan dalam keragaman
bentuknya adalah penegasan konkrit dari tumbuhnya semangat kebangsaan.
Semangat kebangsaan dapat dilihat dari sejauh mana manusia senantiasa
mengatasnamakan bangsa dan negara pada setiap tindakan konstruktif
profesional yang dilakukannya.
Dari gambaran di atas, geopolitik akan berjalan dengan baik jika didukung dengan
pemahaman dari wawasan nusantara yang meliputi adanya kesatuan politik,
kesatuan ekonomi, kesatuan sosial budaya dan kesatuan pertahanan keamanan.
Penjabaran dari wawasan nusantara seperti tersebut di atas, antara lain sebagai
berikut :
1. Kesatuan Politik
Kesatuan politik memiliki peran yang sangat penting untuk menunjukkan bahwa
negara merupakan suatu entity (kesatuan) yang utuh sebagai tanah air.
Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957 yang kemudian ditindaklanjuti
dengan Perpu Nomor 4 Tahun 1960, menjadikan kesatuan geografi menjadi
kesatuan politik dan deklarasi Juanda merupakan cerminan dari bangsa
Indonesia yang menghendaki wilayah yang utuh sebagai suatu benua. Konvensi
Hukum Laut 1982 di Montego Bay merupkan pengukuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelago state).
Doktrin nusantara merupakan suatu upaya untuk meniadakan laut bebas di
antarsa pulau-pulau Indonesia, melainkan laut menjadi pemersatu wilayah dan
bukan pemisah dari suatu wilayah di Indonesia. Doktrin nusantara timbul karena
adanya kebutuhan akan rasa aman bagi bangsa dan negara Indonesia.
2. Kesatuan Ekonomi
Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan untuk mengelola sumber daya yang ada
di negara Indonesia dengan ruang gerak yang bebas yang dilakukan secara
demokratis sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 33 UUD 1945.
Demokratis sendiri megandung arti bahwa partisipasi rakyat dalam menentukan
keputusan politik dengan cara memberikan otonomi yang luas dan
bertanggungjawab kepada daerah dengan tetap berpegangan pada rambu rambu yang hukum
dan kesepakatan bersama. Dengan demikian hasil
pengelolaan sumber daya hendaknya dapat di distribusikan secara adil dan
merata.
3. Kesatuan Sosial Budaya
Bangsa Indonesia lahir karena adanya kesepakatan bukan karena atas dasar
geografi dan agama. Kesepakatan ini lahir melalui tahap sumpah pemuda dan
sidang-sidang BPUPKI. Sidang BPUPKI juga disepakati bahwa berdirinya negara
kesatuan bukan negara federal, sedangkan sebagai salah satu pengikat adanya
satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Aldous Huxley (Suriasumantri) berpendapat
bahwa ”Tanpa kemampuan ini manusia tak mungkin mengembangkan
kebudayaannya, sebab tanpa mempunyai bahasa maka hilang pulalah
kemampuan meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi.” Dalam
perjalanan sejarahnya, bahasa Indonesia diwarnai dengan masuknya bahasa
daerah lainnya yang menimbulkan akulturasi kebudayaan bagi bangsa Indonesia
sangat diperlukan. Akulturasi terjadi karena pada dasarnya kebudayaan tidak
pernah memiliki wujud abadi, tetapi terus menerus mengikuti perkembangan
zaman. KI Hajar Dewantara menegaskan bahwa (Pranarka 1984) ”Kebudayaan
bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai usaha budi rakyat Indonesia
seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan
bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan
persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dan budaya asing yang
dapat mengembangkan atau memperkaya kebudayaan sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Pancasila diakui sebagai ideologi dan dasar negara yang dirumuskan dalam
pembukaan UUD 1945. Pancasila mencerminkan nilai, keseimbangan, keserasian,
perstuan dan kesatuan, kekeluargaan, kebersmaan dan kearifan dalam membina
kehidupan nasional. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara
mempunyai kekutan hukum yang mengikat para penyelenggara negara, pemimpin
pemerintahan dan seluruh rakyat Indonesia. Wawasan Nusantara pada hakikatnya
merupakan pancaran dari falsafah Pancasila yang diterapkan dalam kondisi nyat
Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia telah
dijadikan landasan Idiil dan dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945.
Pencerminan Pancasila tentang konsep Wawasan Nusantara tercermin dalam Sila
ke-3 Pancasila yang berbunyi Persatuan Indonesia. Sila ini mengandung
pengertian bangsa Indonesia lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Kepentingan masyarakat lebih luas dan harus diutamakan daripada
kepentingan yang lebih besar dan tidak mematikan atau meniadakan kepentingan
golongan, suku bangsa maupun perorangan. Sikap tersebut mewarnai adanya
wawasan kebangsaan atau wawasan nusantara.
2. Keadilan, berarti kesesuaian pembagian hasil dengan adil terhadap kegiatan baik
perseorangan, golongan, kelompok maupun daerah.
4. Solidaritas, perlunya rasa setia kawan, mau memberi dan rela berkorban bagi
orang lain tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
TUGAS