Anda di halaman 1dari 3

AKTUALISASI STRATEGI DIPLOMASI SOFTPOWER DALAM MEMBUKA JALAN BAN

TUAN KEMANUSIAAN UNTUK SURIAH DAN PALESTINA

Penulis : Dwi Krisdianto

“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lai
n atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seol
ah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang ke
pada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusak
an di muka bumi,” (QS Al-Maidah: 32).

Penjelasan arti surat al-maidah ayat 32 telah menjelaskan betapa berdosa dan kejinya bagi
orang-orang yang membunuh sedang mereka yang dibunuh barang tentu tidak melakukan
kerusakan di bumi. Krisis kemanusiaan di suriah maupun palestina adalah tindak kejahatan
kemanusiaan yang sangat dikecam oleh dunia internasional bahwa masalah yang demikian itu
musti ditumpas.

Perang di Suriah telah membunuh lebih dari 340.000 orang sejak tahun 2011. Jumlah itu
termasuk 100.000 lebih penduduk sipil. Sebuah data yang sangat memprihatinkan dan melanggar
hak asasi manusia di dunia ini. Sementara di palestina, pada tahun 2017 saja menunjukan ribuan
warga tewas terbunuh akibat kekejaman zionis israel. Sementara terdapat 6200 orang tahanan
palestina yang disiksa oleh israel. Data ini menunjukan betapa kekejaman israel dan konflik-
konflik di timur tengah yang melanggar adanya hak asasi manusia yang diatur di dunia ini.

Respon internasional menanggapi kasus kemanusiaan di timur tengah telah membawa


sebuah kerjasama dalam organisasi internasional untuk menurunkan tingkat kematian dan krisis
kemanusiaan akibat konflik di palestina dan suriah. Salah satunya adalah indonesia sebagai
anggota Organisation of islamic cooperation (OIC) atau lebih dikenal dengan organisasi
kerjasama islam. Sebagai anggota organisasi kerjasama islam, indonesia tidak tinggal diam
bersama masyarakatnya untuk melakukan tindakan dalam menurunkan suhu konflik
kemanusiaan di suriah dan palestina.

Konflik kemanusiaan di palestina dan suriah bukan serta merta konflik tentang agama
yang membangun persepsi ketakutan terhadap islam bahwa islam adalah agama teroris
(islamphobia), tuduhan tersebut tidaklah benar. Dalam upaya itu indonesia sebagai negara yang
memiliki populasi islam terbesar di dunia mengambil tindakan dengan melakukan diplomasi
softpower dengan menanamkan pengaruh nilai-nilai ideologi dan kebudayaan bangsa indonesia
yaitu dengan upaya-upaya tanpa kekerasan. Beberapa upaya yang harus ditingkatkan adalah
merevitalisasi diplomasi softpower dengan negara-negara kuat supaya dapat mempengaruhi
persepsi-persepsi dunia barat bahwa pentingnya melakukan intervensi kemanusiaan terhadap
negara-negara islam di timur tengah yang dewasa ini tengah menghadapi permasalahan
peperangan dan konflik.

Konsep diplomasi softpower dalam menangani masalah atau konflik telah mendapat
respon yang baik dan sukses dalam penyelesaiannya. Permasalahan antara Indonesia dan
Malaysia adalah sebuah contoh masalah yang diselesaikan atau setidaknya mengurangi suhu
konflik dengan pendekatan softpower dalam segi kebudayaan. Secara tidak langsung film upin
ipin yang diproduksi di malaysia menjadi alat diplomasi softpower bagi malaysia. Dalam film
tersebut dapat kita lihat bahwa pemerintah malaysia mensponsori adanya film tersebut, kemudian
Susanti yang memainkan peran sebagai orang Indonesia, Mei-mei berperan sebagai orang
Tionghoa, dan Jarjit memainkan peran sebagai keturunan India. Film ini secara tidak langsung
sebagai alat diplomasi secara lembut bagi pemerintah malaysia untuk menurunkan situasi konflik
internal antara malaysia dan negara-negara tersebut. Sementara, di Indonesia film tersebut sukses
menarik perhatian warga indonesia dengan target anak-anak. Dengan demikian ini akan
berpengaruh menurunkan suhu konflik kedua negara. Fakta inilah yang menjadi gambaran
sebuah soft diplomasi dapat berpengaruh menurunkan suhu konflik, baik melalui kebudayaan,
ideologi, negosiasi dan sebagainya.

Dalam menyelesaikan permasalahan konflik kemanusian, perang tidak dapat dibalas


dengan perang begitupun kekerasan tidak bisa dibalas dengan kekerasan pula, karena
pembalasan kekerasan hanya akan menimbulkan kekerasan lagi. Teori pendekatan softpower
inilah yang musti direvitalisasi penerapannya untuk menyelesaikan konflik di timur tengah
melalui jalan intervensi bantuan kemanusiaan, bantuan kesehatan, dan kerjasama internasional.

Indonesia sebagai negara yang memiliki peran di OKI dan negara-negara timur tengah
seperti Arab saudi dan Qatar tentu memiliki kekuatan untuk menurunkan situasi yang memanas
di timur tengah. Diplomasi softpower melalui pendekatan ideologi yang dimiliki indonesia
merupakan cara lembut untuk melunakkan situasi. Melalui bantuan kemanusiaan, kesehatan, dan
menaikkan peran dalam memfasilitasi korban konflik di suriah dan palestina. Dengan cara ini,
masyarakat maupun korban konflik di palestina dan suriah akan lebih terbantu dengan upaya-
upaya yang dilakukan pemerintah indonesia.

Sebagai bentuk diplomasi softpower, indonesia sebagai negara anggota OKI segera
melakukan tindakan intervensi dengan melaksanakan diplomasi secara softpower dengan praktek
negosiasi dan bantuan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat korban konflik di suriah dan
palestina. Peningkatan peran di PBB juga dilakukan dengan pengajuan indonesia di dewan
keamanan tidak tetap di PBB. Dengan demikian upaya indonesia dapat didukung negara-negara
kuat. Negara-negara seperti Amerika serikat, Perancis, Rusia, China , dan Inggris merupakan
negara yang paling berpengaruh di dunia, maka dari itu target diplomasi softpower ini dapat
mempengaruhi kebijakan negara-negara barat agar dapat melakukan dukungan yang sama
terhadap intervensi kemanusiaan di suriah dan palestina.

Oleh karena itu, penulis menawarkan solusi dengan menjalankan diplomasi softpower
dalam membuka jalan kemanusiaan untuk palestina sehingga bantuan kemanusiaan yang terbuka
dapat terimplementasi dengan baik melalui mekanisme bantuan perdamaian dalam masyarakat
internasional.

Anda mungkin juga menyukai