Anda di halaman 1dari 8

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK JALANAN

DALAM PRESPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM


(Studi Kasus Pada Yayasan Madinatunajjah Kota Cirebon)

Sugianto
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nur Jati Cirebon
sugianto_lkbh@yahoo.co.id

Abstrak
Number of street children in Indonesia has increased rapidly in recent years. An increasing
number of street children is a growing social phenomenon that needs serious attention
from various parties. Islam as a universal religion, it wants the children can live and grow
properly. The goals of this papers is to elaboration the implementation of legal protection
of street children in Foundation Madinatunnajjah Cirebon. The method used in this study
are a normative juridical approach to determine the extent of law protect street children,
and sociological juridical approach to see the protection effort not only in law but also in
its implementation.
Jumlah anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun
belakangan. Peningkatan jumlah anak jalanan yang pesat merupakan fenomena sosial yang
perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Islam sebagai agama yang universal,
sangatlah menghendaki agar anak-anak itu dapat hidup dan tumbuh berkembang
secara baik. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menentukan bagaimana bentuk
perlindungan hukum terhadap anak jalanan di Yayasan Madinatunnajjah Cirebon.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah normative yudisial untuk mengetahui
sejauh mana hukum memberikan perlindungan kepada anak jalanan, dan sosiologi yuridis
untuk melihat perlindungan bukan hanya dari aspek hukum tetapi juga aspek sosialnya.

Kata Kunci: Perlindungan, Hukum, Anak Jalanan

Pertumbuhan penduduk di kota besar yang biasa kita sebut sebagai anak jalanan.
di Indonesia saat ini sangat cepat, sehingga Menurut Sandyawan pengertian anak jalanan
terdapat berbagai masalah yang cukup besar adalah anak-anak yang berusia maksimal
pula.Diantaranya masalah sosial, ekonomi, 16 tahun, telah bekerja dan menghabiskan
politik, budaya dan sebagainya. Salah satu waktunya di jalan.2 Sedangkan Peter Devis
masalah sosial yang sering kita jumpai di memberikan pemahaman bahwa fenomena
kota-kota besar adalah masalah anak jalanan anak-anak jalanan sekarang ini merupakan
yang keberadaannya seharusnya dipelihara gejala global. Pertumbuhan urbanisasi dan
oleh Negara sebagaimana bunyi Pasal 34 UUD membengkaknya daerah kumuh di kota-kota
1945 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan yang paling parah keadaannya adalah di
anak terlantar dipelihara oleh Negara.1 Negara berkembang, telah memaksa sejumlah
Anak terlantar dalam hal ini adalah 2
Rosdalina, “Aspek Keperdataan Perlindungan
1
Pipin Syaripin, Pengantar Ilmu Hukum, (Bandung: Hukum terhadap Anak Jalanan”, Iqra’, Vol.4
Pustaka Setia, 1999), h. 247. (Desember,2007), h. 71.

146
Sugianto, Perlindungan Hukum terhadap Anak Jalanan ... | 147

anak semakin besar pergi kejalan ikut mencari Asasi Manusia juga dinyatakan bahwa setiap
makan demi kelangsungan hidup keluarga anak berhak atas perlindungan oleh orang
dan bagi dirinya sendiri.3 Sedang UNICEF tua, keluarga, masyarakat dan Negara. Hak
membedakan anak jalanan menjadi dua, anak adalah hak asasi manusia dan untuk
yaitu: children on the street dan children of the kepentingannya hak anak itu diakui dan
street. Anak jalanan yang termasuk kategori dilindungi oleh hokum bahkan sejak dalam
pertama adalah anak yang masih memiliki kandungan.6
hubungan yang kuat dengan orang tuanya, Namun kenyataannya, anak jalanan
sementara kategori yang kedua sudah tidak mengalami perlakuan yang tidak manusiawi
mempunyai hubungan yang erat dengan dan tidak hanya terbatas pada kekerasan
keluarganya.4 fisik, seperti dipukul, ditendang, ditempeleng,
Jumlah anak jalanan di Indonesia mengalami bahkan dibunuh, serta kekerasan psikis,
peningkatan pesat dalam beberapa tahun seperti dicemooh, dihardik, dibentak, tetapi
belakangan. Pada tahun 1998, menurut data juga merembet pada kekerasan seksual,
dari Kementrian Sosial, bahwa pernah terjadi seperti dicabuli dan diperkosa. Kita semua
peningkatan jumlah anak jalanan sekitar tentu teramat risau dengan pemberitaan-
400%. Pada tahun 1999, pernah diperkirakan pemberitaan media massa dewasa ini, tidak
jumlah anak jalanan di Indonesia mencapai sedikit anak-anak kita, baik anak jalanan
sekitar 50.000 anak dan 10% diantaranya maupun yang bukan anak jalanan, yang
adalah perempuan. Peningkatan jumlah anak menjadi korban kebiadaban nafsu syahwat
jalanan yang pesat merupakan fenomena sosial bapak kandungnya, saudara kandungnya,
yang perlu mendapat perhatian serius dari guru sekolahnya, tetangganya, dan bahkan
berbagai pihak. Perhatian ini tidak semata- anak-anak seusianya. Selain itu, ada pula
mata terdorong oleh besarnya jumlah anak anak jalanan yang sengaja dieksploitasi,
jalanan, melainkan lebih penting bagaimana baik oleh orangtua kandung maupun oleh
mencegah situasi dan kondisi kehidupan orang lain. Mereka dipekerjakan dalam
anak jalanan yang buruk. sektor ekonomi produktif dengan jam kerja
di luar batas kemampuan, bahkan menjadi
Peran Pemerintah Daerah/ Lembaga terhadap korban trafficking yang dijadikan pekerja
Anak Jalanan. seks komersial(PSK).7
Pemerintah sebenarnya sudah menetapkan Akibat dari eksploitasi tersebut,
regulasi terkait upaya perlindungan anak, mengakibatkan pertumbuhan mereka baik
tentunya termasuk anak jalanan. Pada Undang- flsik, mental, spiritual, maupun sosial
Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun menjadi terhambat. Padahal menurut Pasal
2002 dinyatakan bahwa perlindungan anak 4 Undang-Undang Perlindungan Anak
adalah segala kegiatan untuk menjamin Nomor 23 Tahun 2002, setiap anak berhak
dan melindungi anak dan hak-haknya agar untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang,
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan
berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Bahkan Anak jalanan yang
diskriminasi.5 Begitupula dalam Undang- seharusnya masih berada di sekolah, justru
Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak mereka malah menjalani kehidupan jalanan.
3
Peter Davies, Hak-Hak AsasiManusia, (Jakarta: 6
Pasal 52 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
Yayasan Obor, 1994), h. 69. Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang
4
Abd Chayyi Fanani, Pesantren Anak Jalanan, Hak Asasi Manusia
(Surabaya: Penerbit Alpha,2008),h. 35. 7
www. Blogspot.Com.//Kumpulan Khutbah Jum’at
5
Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Peduli Anak Jalanan, (Mataiam: Lembaga Perlindungan
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Anak NTB, 2004), Ed.1
148 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, hlm. 146-153

Kenyataan bahwa anak-anak jalanan tidak dan sejahtera lahir batin. 9 Bahkan Allah
dapat mengakses pendidikan baik formal melarang hambanya untuk menelantarkan
maupun non formal, termasuk pendidikan keluarga, termasuk anak yang berada pada
keluarga. Padahal sudah menjadi tugas orang pengasuhannya. Allah berfirman yang artinya:
tua untuk memberikan pendidikan dan “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
perlindungan kepada anak-anaknya. yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
Islam sebagai agama yang universal, anak-anak yang lemah (dhi’afan), yangmereka
sangatlah menghendaki anak-anak itu dapat khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.”10
hidup dan tumbuh berkembang secara baik. Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang
Bahkan Islam memandang hakekat anak itu Nomor 23 Tahun 2002 dinyatakan bahwa
sebagai rahmat yang diberikan Allah SWT perlindungan anak bertujuan untuk menjamin
kepada hambanya yang harus dibina agar terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup,
mereka tidak menjadi anak yang terlantar. tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
Dalam hal ini Allah berfirman yang artinya: optimal sesuai dengan harkat dan martabat
“Bukanlah kebaikan-kebaikan itu menghadapkan kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
ke wajah kamu kearah titnur dan barat, tetapi kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya
kebaikan itu adalah barang siapa yang beriman anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak
kepada Allah, hari akhirat, malaikat-malaikat, mulia, dan sejahtera.11 Namun dalam hal ini
kitab-kitab, nabi-nabl, dan memberikan harta yang fakta menunjukkan lain terhadap kehidupan
dicintainya kepada para kerabat, anak-anak yatim, anak, terutama anak jalanan. Fenomena anak
orang-orang miskin, musafir (yang membutuhkan jalanan di Indonesia adalah masalah sosial
pertolongan), orang-orang yang meminta-minta, yang kompleks. Hidup menjadi anak jalanan
dan membebaskan perbudakan, mendirikan salat, sesunggunya bukanlah merupakan pilihan
menunaikan zakat, dan orang-orang yang memenuhi yang menyenangkan, karena mereka berada
janjinya bila mereka berjanji, dan orang-orang yang pada kondisi yang tidak memiliki masa depan
sabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan, yang jelas. Keberadaan anak jalanan sering
dan pada waktu peperangan. Mereka itulah orang- dianggap sebagai biang persoalan oleh berbagai
orang yang benar (imannya) dan mereka itulah pihak, mulai dari keluarga, masyarakat, dan
orang-orang yang bertaqwa.”8 Negara. Namun yang patut disayangkan adalah
Keberpihakan Islam ini bukan sebatas pada bahwa selama ini kita belum memberikan
aktivitas yang memecahkan berbagai masalah pehatian yang besar kepada mereka yang
sosial dan kemanusian kaum dhuafa termasuk termarjinalkan.
anak jalanan, melainkan lebih dari itu adalah Yayasan Madinatunnajjah di kota Cirebon
bagaimana menyelamatkan mereka dari bahaya adalah salah satu lembaga yang memberikan
kesesatan dan kekafiran, kemudian membawa perhatian kepada anak-anak jalanan. Pada
mereka menuju keselamatan, kedamaian, dan mulanya, Yayasan Madinatunnajjah hanyalah
kebahagiaan di dunia dan akhirat. sebuah tempat komunitas belajar anak
Bertitik tolak dari posisi anak sebagai jalanan yang lokasinya berada di pinggiran
amanah yang harus dipenuhi kebutuhan terminal Harjamukti Kota Cirebon. Namun
dan hak-haknya sebagai anak, maka hak kemudian, Yayasan Madiantunnajjah telah
dasar mereka harus terpenuhi. Pemenuhan ternyata mampu tumbuh dan berkembang
itu diwujudkan dalam merawat, menjaga, sejak tahun 2001 sebagai cabang dari Yayasan
membesarkan, mendidik, membina, dan Darunnajjah Jakarta. Upaya pembinaan anak
melindungi anak agar dapat tumbuh kembang jalanan dari pendekatan, misalnya melalui
secara optimal, baik secara fisik, mental, 9
Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Dalam Islam,
(Jakarta, 2000.Cipta Karya), hlm.16.
maupun sosial sehingga menjadi anak yang 10
(QS. An Nisaa’[4]: 9).
berkualitas, mempunyai akhlak yang mulia 11
Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia
(QS.Al Baqarah[2]: 177)
8
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Sugianto, Perlindungan Hukum terhadap Anak Jalanan ... | 149

strategi belajar, berkarya, dan berdo’a yang Pidana adalah anak yang umurnya belum
dikemas secara unik dan menarik, pengelola mencapai 16 (enam belas) tahun; (b) Pasal 330
yayasan berhadap dapat mengubah pola KUH Perdata mengatakan, orang belum dewasa
pikir dan perilaku anak jalanan yang sebagian adalah mereka yang belum mencapai umur
besar adalah anak-anak putus sekolah bahkan 21 (dua satu) tahun dan tidak lebih dahulu
tak pernah sekolah. Menurut penulis, sejak kawin; (c) Pasal I Ayat (1) Undang-Undang
mulai berdiri hingga sekarang ada lebih dari Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002,
200 anak yang tersebar di berbagi tempat. anak adalah seseorang yang belum berusia
Di Yayasan Madinatunnajjah, anak jalanan 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
mendapatkan pelajaran pokok berupa wawasan masih dalam kandungan; (d) Pasal 1 ayat (1)
seni dan budaya, budi pekerti, gaya hidup/ Undang-Undang Pengadilan Anak Nomor
kepribadian, norma, dan pengetahuan agama, 3 Tahun 1997, anak adalah seseorang yang
yang kemudian mereka praktikkan dalam belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan dan belum pernah kawin; (e) Pasal 1 Ayat (2)
yayasan maupun di luar yayasan. Undang-Undang Kesejahteraan Anak Nomor
Dengan penuh kesabaran, keuletan, dan 4 Tahun 1979, Anak adalah seseorang yang
kepiawaian menggunakan berbagai pendekatan, belum mencapai umur 21 (dua puluh satu)
pengurus Yayasan Madiantunnajjah mencoba tahun; (f) Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang
membedah segala persoalan yang terlanjur Hak Asasi Manusia Nomor 39 Tahun 1999,
melilit anak-anak miskin dan terlantar (anak Anak adalah setiap manusia yang berusia
jalanan) yang memang banyak berkeliaran di dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum
sudut Kota Cirebon. Bahkan dari kegigihan menikah, termasuk anak yang masih dalam
mereka, akhirnya pengurus dengan dibantu kandungan apabila hal tersebut adalah demi
masyarakat yang peduli bisa mewujudkan kepentingannya; (g) Pengertian Anak menurut
harapannya yakni membangun sebuah tempat/ Konvensi Tentang Hak-hak Anak (convention
kelas Madrasah12 untuk belajar yang terletak on the right of the child) tahun 1989 menyatakan
di jalan Dukuh Semar Kota Cirebon. Melalui bahwa Anak adalah setiap manusia dibawah
pendidikan yang dikembangkan, Yayasan umur 18 (delapan betas) tahun kecuali menurut
Madinatunnajjah terbukti mampu merubah undang-undang yang berlaku pada anak,
pola pikir anak jalanan yang selama ini sering kedewasaan dicapai lebih awal.
dianggap beban masyarakat menjadi pribadi Diantara sekian banyak pengertian anak
anak yang lebih santun, bersih, sehat, dan yang telah dikemukakan, maka dalam tulisan
berbudaya. ini pengertian anak yang digunakan adalah
pengertian anak menurut Undang-Undang
Definisi Anak Perlindungan Anak yaitu anak adalah seseorang
Anak adalah generasi penerus masa depan yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
bangsa. Keberadaan anak perlu mendapat termasuk anak yang masih dalam kandungan.
jaminan hukum dari pemerintah. Ada beberapa Dimana dalam undang-undang ini menjamin
regulasi yang terkait terminologi anak. Adapun dan melindungi hak-hak anak agar dapat hidup,
perundang-undangan yang terkait dengan tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara
terminologi anak, yaitu: (a) Pasal 45 KUH optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapat perlindungan
12
Pondok Pesantren Madinatunnajah Kalimukti
Cirebon didirikan pada tanggal 3 Pebruari 1988 dan kekerasan dan diskriminasi.
M di atas tanah wakaf seluas 6,5 ha oleh Drs. KH. Ada beberapa pengertian anak jalanan
Mahrus Amin yang saat ini menjabat sebagai Ketua
Yayasan Annajah. Pada awal berdirinya pesantren menurut beberapa ahli hukum. Sandyawan
ini dikhususkan bagi santri yatim dan tidak mampu memberikan pengertian bahwa anak jalanan
dari berbagai daerah di Indonesia. Lihat, http://
id.wikipedia.org/wiki/Madinatunnajah_Kalimukti_ adalah anak-anak yang berusia maksimal
Kab._Cirebon 16 tahun, telah bekerja dan menghabiskan
150 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, hlm. 146-153

waktunya di jalanan. Peter Davies memberikan kaum urban, dan beberapa di antaranya tidak
pemahaman bahwa fenomena anak-anak jelas keluarganya); (4) Melakukan aktivitas
jalanan sekarang ini merupakan suatu ekonomi (melakukan pekerjaan pada
gejala global. Pertumbuhan urbanisasi dan sektor informal).
membengkaknya daerah kumuh di kota-kota Karakteristik tersebut di atas adalah
yang paling parah keadaannya adalah di negara bersifat umum, sehingga bukan berarti bahwa
berkembang, telah memaksa sejumlah anak fenomena anak jalanan merupakan fenomena
yang semakin besar untuk pergi ke jalanan yang tunggal. 15 Penelusuran yang lebih
ikut mencari makan demi kelangsungan hidup empatik dan intensif ke dalam kehidupan
keluarga dan bagi dirinya sendiri.13 mereka menunjukkan adanya keberagaman.
Keberagaman tersebut antara lain terkait latar
Kategorisasi Anak Jalanan belakang keluarga, lamanya berada di jalanan,
Anak jalanan dapat dikelompokkan menjadi lingkungan tempat tinggal, pilihan pekerjaan,
tiga macam, yaitu14 (1) Anak jalanan on the pergaulan, dan pola pengasuhan. Tidaklah
street/ road. Kategori anak jalanan on the mengherankan jika terdapat keberagaman
street/road atau anak-anak yang ada di pola tingkah laku, kebiasaan, dan tampilan
jalanan, hanya sesaat saja di jalanan, dan dari anak-anak jalanan.7
meliputi dua kelompok yaitu kelompok dari Ada beberapa hal yang dapat menjadi
luar kota dan kelompok dari dalam kota; (2) penyebab munculnya fenomena anak jalanan,
Anak jalanan of the street/road. Kategori anak yaitu: (a) Sejumlah kebijakan makro dalam
jalanan of the street/road atau anak-anak yang bidang sosial ekonomi telah menyumbang
tumbuh dari jalanan, seluruh waktunya munculnya fenomena anak jalanan; (b)
dihabiskan di jalanan, tidak mempunyai Modernisasi, industrialisasi, migrasi,
rumah, dan jarang atau tidak pernah kontak dan urbanisasi menyebabkan terjadinya
dengan keluarganya; (3) Vulnerable to be street perubahan jumlah anggota keluarga dan
children, yaitu kategori anak-anak jalanan gaya hidup yang membuat dukungan sosial
yang berpotensi atau rentan menjadi anak dan perlindungan terhadap anak menjadi
terlantar. Artinya jika anak tidak diawasi dan berkurang; (c) Kekerasan dalam keluarga
dibina akan terlantar sehingga tidak menutup menjadi latar belakang penting penyebab
kemungkinan menjadi anak jalanan. Meskipun anak keluar dari rumah dan umumnya
anak-anak ini masih mempunyai hubungan terjadi dalam keluarga yang mengalami
keluarga yang cukup kuat, tetapi hidup mereka tekanan ekonomi dan jumlah anggota keluarga
terombang ambing dari satu tempat ketempat yang besar; (d) Terkait permasalahan ekonomi
lain dengan segala resikonya. sehingga anak terpaksa ikut membantu orang
Jika mengamati kehidupan anak-anak tua dengan bekerja di jalanan; (e) Orang tua
jalanan, tentu kita dapat mengenali karakteristik “mengkaryakan”sebagai sumber ekonomi
kehidupan mereka. Adapun karakteristik keluarga pengganti peran yang seharusnya
anak jalanan secara umum, yaitu: (1) Berada dilakukan oleh orang dewasa.
di tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan, Fenomena anak jalanan tentu perlu mendapat
tempat hiburan) selama 3-24 jam sehari; (2) penangan secara serius, dikatakan demikian
Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sebab anak-anak jalanan rentan terhadap
sekolah, dan sedikit sekali yang tamat SD); tindakan kekerasan yang dapat menggangu
(3) Kebanyakan berasal dari keluarga- dirinya, yaitu: (1) Kekerasan fisik, berupa
keluarga yang tidak mampu (kebanyakan penganiayaan, pelecehan, kecelakan lalu
13
J. Satrio, J, Hukum Pribadi Bagian I Persoon Alamiah, lintas; (2) Kekerasan nonfisik berupa stigma
(Bandung Citra Aditya Bakti, 1999), h 17-23
14
R.Soetojo Prawirohamidjojo & Marthalena
(penilaian negative masyarakat yaitu sebagai
Pohan, Hukum Orang dan Keluarga, (Surabaya, Peter Davies, Hak-hak Asasi Manusia,
15
(Jakarta:
Airlangga University Press, 2000), h. 322 Yayasan Obor, 1994), h. 69
Sugianto, Perlindungan Hukum terhadap Anak Jalanan ... | 151

pelaku tindak kriminal). Disamping itu, prinsip dasar yang terkandung dalam dasar
anak-anak jalanan juga rentan terhadap pertimbangan dikeluarkannya peraturan
perlakukan seperti: penangkapan, penggusuran/ perundang-undangan yang bersangkutan yang
pengusiran, pemaksaan sesama anak jalanan, berkaitan dengan kondisi dan perlindungan
perampasan barang serta juga, pemerasan/ anak.
pengkompasan.16 Kedudukan anak sebagai generasi muda yang
Perlakuan salah yang rentan diterima akan meneruskan cita-cita luhur bangsa, calon-
oleh anak jalanan dapat dikategorikan calon pemimpin bangsa di masa mendatang
pada pengaruh dan sifat-sifatnya, yaitu: (1) dan sebagai sumber harapan bagi generasi
Perlakuan salah secara fisik, yaitu suatu terdahulu, perlu mendapat kesempatan
perlakuan yang terjadi ketika anak dengan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang
sengaja disakiti atau ditempatkan pada dengan wajar baik secara rohani, jasmani, dan
kondisi yang memungkinkan disakiti secara sosial. Perlindungan anak merupakan usaha
fisik yang dapat diketahui dari beberapa dan kegiatan seluruh lapisan masyarakat
indikator umumnya termasuk memar, luka dalam berbagal kedudukan dan peranan, yang
bakar, sobekan atau gigitan, dan lain-lain; (2) menyadari betul pentingnya anak bagi nusa
Perlakuan salah secara mental (mental abuse), dan bangsa di kemudian hari. Jika mereka telah
yaitu setiap tindakan baik sengaja maupun matang pertumbuhan fisik maupun mental dan
tidak sengaja yang dilakukan oleh orang lain sosialnya, maka tiba saatnya menggantikan
sehingga membuat seseorang individu sakit generasi terdahulu.
atau terganggu perasaannya atau membuat Perlindungan anak adalah segala usaha
memperoleh perasaan tidak enak. Oleh karena yang dilakukan untuk menciptakan kondisi
itu tindakan ini juga mencakup tindakan yang agar setiap anak dapat melaksanakan hak
menyangkut kekerasan secara fisik dan psikis dan kewajibannya demi perkembangan dan
yang diartikan sebagai tindakan yang tidak pertumbuhan anak secara wajar baik secara
melukai fisik tetapi perasaan yang terluka fisik, mental, maupun sosial. Perlindungan
atau marah, sedih, jengkel, kecewa, takut; anak merupakan perwujudan adanya keadilan
(3) Perlakuan salah secara seksual. Istilah dalam suatu masyarakat. dengan demikian
perlakuan salah secara seksual misalnya: perlindungan anak diusahakan dalam berbagai
“any sexsual activity with someone who is not bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
legally competent to give consent or has refused Kegiatan perlindungan anak membawa akibat
consent”. Definisi tersebut meliputi kegiatan hukum, baik dalam kaitannya dengan hukum
seksual pada segala umur dengan keluarga tertulis maupun hukum tidak tertulis. Hukum
dekat seperti ayah dan anak (incest). merupakan jaminan bagi kegiatan perlindungan
anak. Arif Gosita mengemukakan bahwa
Perlindungan Hukum Anak Jalanan kepastian hukum perlu diusahakan demi
Hal penting yang perlu diperhatikan kelangsungan kegiatan perlindungan anak
dalam peraturan perundang-undangan yang dan mencegah penyelewengan yang membawa
berkaitan dengan anak adalah konsekuensi akibat negatif yang tidak diinginkan dalam
penerapannya dikaitkan dengan berbagai faktor pelaksanaan perlindungan anak.17
seperti kondisi ekonomi, sosial politik, dan Perlindungan anak tidak boleh dilakukan
budaya masyarakat. Dalam berbagai peraturan secara berlebihan dan memperhatikan dampaknya
perundang-undangan terdapat perbedaan terhadap lingkungan maupun diri anak itu
ketentuan yang mengatur tentang anak, hal ini sendiri, sehingga usaha perlindungan yang
dilatarbelakangi berbagai faktor yang merupakan dilakukan tidak berakibat negatif. Perlindungan
16
Tata Sudrajat, Anak Jalanan dan Masalah Sehari-
anak dilaksanakan rasional, bertanggung
hari Sampai Kebijaksanaan,(Bandung Yayasan Akatiga, Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta
17

1996), h. 151-152 Akademi Pressindo, 1989), h. 35


152 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, hlm. 146-153

jawab dan bermanfaat yang mencerminkan maupun sosial.


suatu usaha yang etektif dan efisien. Usaha Perlindungan anak bermanfaat bagi anak
perlindungan anak tidak boleh mengakibakan dan orang tuanya serta pemerintahnya, maka
matinya inisiatif, kreatifitas, dan hal-hal lain koordinasi kerjasama perlindungan anak
yang menyebabkan ketergantungan kepada perlu diadakan dalam rangka mencegah
orang lain dan berperilaku tak terkendali, ketidakseimbangan kegiatan perlindungan
sehingga anak tidak memiliki kemampuan anak secara keseluruhan. Sehubungan dengan
menggunakan hak-haknya dan melaksanakan hal ini, Abdul Hakim Garuda Nusantaran
kewajiban-kewajibannya. Perlindungan anak mengatakan: “Masalah perlindungan hukum
dapat dibedakan dalam 2 (dua) bagian yaitu bagi anak-anak merupakan satu sisi pendekatan
sebagai berikut: (a) Perlindungan anak yang untuk melindungi anak-anak Indonesia.
bersifat yuridis, yang meliputi perlindungan Masalahnya tidak semata-mata bisa didekati
dalam bidang hukum publik dan dalam secara yuridis, tapi perlu pendekatan lebih
bidang hukum keperdataan; (b) Perlindungari luas, yaitu ekonomi, sosial, dan budaya.”19
anak yang bersifat non yuridis, yang meliputi
Dasar pelaksanaan perlindungan anak
perlindungan dalam bidang sosial, bidang
adalah sebagai berikut: (1) Dasar filosofis, yaitu
kesehatan, bidang pendidikan.
pancasila sebagai dasar kegiatan dalam berbagai
Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Perlindungan bidang kehidupan keluarga, bermasyarakat,
Anak Nomor 23 Tahun 2002 menegaskan bahwa bernegara, dan berbangsa, serta dasar filosofis
perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk pelaksanaan perlindungan anak; (2) Dasar etis,
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya yaitu pelaksanaan perlindungan anak harus
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan sesuai dengan etika profesi yang berkaitan,
berpartisipasi. Secara optimal sesuai dengan untuk mencegah perilaku menyimpang dalam
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat pelaksanaan kewenangan, kekuasaan, dan
perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi. kekuatan dalam pelaksanaan perlindungan anak;
Perlindungan anak dapat juga diartikan (3) Dasar Yuridis ; pelaksanaan perlindungan
sebagai segala upaya yang ditujukan untuk anak harus didasarkan pada UUD 1945 dan
mencegah, rehabilitasi, dan memberdayakan berbagai peraturan perundang-undangan
anak yang mengalami tindak perlakuan salah Iainnya yang berlaku. Penerapan dasar yuridis
(child abused), eksploitasi, dan penelantaran, ini harus secara integratif, yaitu penerapan
agar dapat menjamin kelangsungan hidup terpadu menyangkut peraturan perundang-
dan tumbuh kembang anak secara wàjar, baik undangan dari berbagai bidang hukum yang
fisik, mental, dan sosialnya. berkaitan.
Arif Gosita berpendapat bahwa perlindungan
anak adalah suatu usaha untuk melindungi Kesimpulan
anak agar dapat melaksanakan hak dan Yayasan Madinatunnajjah adalah sebuah
kewajibannya.18 Perlindungan hak-hak anak lembaga yang mempunyai peran besar dalam
pada hakikatnya menyangkut langsung pemeliharaan dan perlindungan anak, khususnya
pengaturan dalam peraturan perundang- dalam pemeliharaan anak jalanan di Kota
undangan. Kebijaksanaan, usaha dan kegiatan Cirebon, baik dari segi moral, pendidikan,
yang menjamin terwujudnya perlindungan etika, keterampilan, dan pembelajaran lainnya.
hak-hak anak, pertama-tama didasarkan atas Baik hukum positif maupun hukum Islam
pertimbangan bahwa anak-anak merupakan mendefinisikan anak sebagai seseorang yang
golongan yang rawan dan dependent, disamping belum berumur 18 tahun atau belum baligh,
karena adanya golongan anak-anak yang sehingga anak harus dilindungi. Bentuk
mengalami hambatan dalam pertumbuhan 19
Bagong Suyanto, Pelanggaran Hak dan Perlindungan
dan perkembangannya, baik rohani, jasmani Sosial Bagi Anak Rawan, (Surabaya Airlangga University
18
Ibid., h. 52 Press, 2003), h. 22
Sugianto, Perlindungan Hukum terhadap Anak Jalanan ... | 153

perlindungan terhadap anak dijamin dalam firman Allah dalam surat al-Baqarah Ayat
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang 177. Sebagai tindak lanjut, pemerintah Kota
menyatakan bahwa perlindungan anak itu Cirebon mendukung penuhi upaya Yayasan
menjadi tanggungjawab kita bersama baik Madinatunnajjah untuk menjalankan visinya
itu Negara maupun masyarakat disekitarnya, memberikan perlindungan kepada anak jalanan,
termasuk dalam hal ini terkait pemeliharaan bahkan siap memberikan sangsi tegas apabila
anak jalanan. Upaya perlindungan terhadap komitmen tersebut dilanggarnya.
anak merupakan suatu keniscayaan sebagaimana

DAFTAR PUSTAKA Islam, alih bahsa H. Azwir Butun Bandung:


Adi, Rianto, Metodologi Penelitian Sosial Dan Fikahati Aneska, 1992
Hukum, Jakarta: Penerbit Granit, 2004 Himpunan Peraturan PerUndang-Undangan,
Anshori, Ibnu, Perlindungan Anak Dalam Islam, Bandung: Fokus Media, 2007
Jakarta: Cipta Karya, 2000 Halim, M. Nipan, Anak Saleh Dambaan Keluarga,
Arikunto, Suharsimi, ProsedurPenelitian, Jakarta: Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001
Rineka Cipta, 1997 Musthoffa, Aziz, Untaian Mutiara Buat Keluarga,
Al-Faruqi, Isma’il R., Altar Budaya Islam, Menjelajah Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003
Kazanah Peradaban Gemilang, Bandung: Prinst, Darwin, Hukum Anak Indonesia,Bandung:
Mizan, 2003 Aditya Bakti, 2003
Anshar, Maria Ulfa dan Mukhtar al-Shodiq,
Pendidikan dan Pengasuhan Anak, (dalam Syamsudin , M., OperasionalisasiPenelitian
Perspektif Gender), Jakarta: PT.Gramedia Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Pustaka Utama, 2005 Persada, 2007
Davies, Peter, Hak-Hak AsasiManusia, Jakarta: Syaripin, Pipin, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung:
Yayasan Obor, 1994 Pustaka Setia, 1999
Echols, John M. - Hasan Shadily, Kamus Rosdalina, Aspek Keperdataan Perlindungan
Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, Hukum terhadap Anak Jalanan, Iqra’, vol.4
1992 Desember,2007
Fuaduddin, Pengasuhan Anak Dalam Islam, Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 23
(Jakarta: Lembaga Bagian Agama dan tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Jender, Solidaritas Perempuan dan The Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
Asian Foundation, 1999 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak
Husein, Abdur Rozak, Hak dan Pendidikan Dalam

Anda mungkin juga menyukai