Menutup pembahasan mengenai urgensi asas kewarganegaraan ganda yang dalam hal
ini subjeknya adalah para diaspora yang sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya telah
dijelaskan apa saja kontribusi mereka pada negara yang akan sangat krusial bila kita melihat
dari pandangan hukum sosiologis empiris dan hukum yang responsif maka peran negara sangat
dibutuhkan dalam mewujudkan dwi kewarganegaraan, bagi setiap individu terkait, berdasarkan
alasan filosofis dari pancasila sendiri yakni hal yang sangat fundamental dalam sistem
pemerintahan dan bahwa hak atas kewarganegaraan termasuk hak atas kewarganegaraan ganda
dikategorikan sebagai konsepsi hak asasi manusia yang telah diatur dan dijamin dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bahwa Setiap warga negara mempunyai hak-hak yang
wajib dilindungi, ditegakkan, dan dipenuhi oleh negara sebagaimana disebutkan dalam Pasal
28I ayat (4) yang berbunyi Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan Pemenuhan Hak Asasi
Manusia adalah tanggung jawab negara, maka dari itu tanggung jawab pemenuhan hak secara
komprehensif dalam ranah dualisme kewarganegaraan adalah tugas penting negara untuk
diimplementasikan.
REFERENSI
Asshiddiqie, Jimly. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II. Jakarta: Sekretariat Jenderal
dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.
Asshiddiqie, Jimly. (2005). Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi. Jakarta: Konstitusi Press, h. 124.
Supriyadi A.Aried (2020) Mengurai Kewarganegaraan Ganda (Dual Citizenship) Di Indonesia Dalam Perspektif
Hak Asasi Manusia Dan Negara Kesejahteraan.
(https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/269/238)