Anda di halaman 1dari 28

“ PERBANDINGAN ANTARA NEGARA BERASASKAN PANCASILA

DENGAN KOMUNIS”

Diajukan Sebagai

Tugas Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaran

Disusun Oleh :
Rival Maulana NIM 5371010121037

Dosen Pembimbing :

Dr. H. Muhammad Aiz, MH.

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STIT AL - MARHALAH AL ULYA BEKASI

Jl. KH Mas Mansyur No.30, RT.007/RW.002, Bekasi Jaya, Kec. Bekasi


Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat 17112

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “PERBANDINGAN ANTARA NEGARA
BERASASKAN PANCASILA DENGAN KOMUNIS” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Bekasi, 5 Juli 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 2

1.3 Tujuan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 3


2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia ................. 3

2.2 Komunisme Sebagai Ideologi Negara ............................ 8

2.3 Perbandingan ideologi Pancasila dan Komunis ............... 9

BAB III PENUTUP ................................................................... 21


3.1 Kesimpulan .................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara yang ada didunia ini pasti memiliki landasan


atau ide dasar yang kemudian disebut dengan ideologi, ideologi
dalam sebuah negara menjadi sebuah alat untuk mencapai cita – cita
bersama, ideologi menjadi pemandu persatuan masyarakat dalam
rangka mewujudkan cita – cita bersama serta menegaskan arah
kehidupan bangsanya, kemudian ideologi harus diyakini sebagai
sebuah gagasan yang diterima dan ditaati secara menyeluruh dalam
kelompok masyarakat tertentu.
Pancasila kini disebut – sebut sebagai ideologi negara
Indonesia, sejak awal kemerdekaan hingga kini pancasila masih
berikari sebagai dasar negara indonesia, karena sejatinya pancasila
bukan hannya sebagai ideologi belaka, namun kesepakatan bersama
yang dirumuskan para pendiri bangsa yang memiliki kaitan erat
dengan nilai – nilai kemasyarakatan. disebelah wilayah lain ada
ideologi komunisme yang dianut oleh beberapa negara seperti Korea
Utara, Vietnam, Laos, Kuba, China, ada beberapa persepsi mengapa
sebuah negara memilih ideologi komunis, diantaranya karena adanya
kebebasan, kesetaraan. Selain komunisme ada beberapa gagasan -
gagasan para pemikir yang kemudian diadopsi menjadi sebuah
ideologi negara seperti sosialisme, komunisme, liberalisme, fasisme
dan banyak lagi. Latar belakang tradisi dan kondisi sosial yang
berbeda dari setiap negara membuat setiap negara memilih berbagai
ideologi yang dianggap cocok dengan kehidupan sosial
masyarakatnya agar dapat tercapai tujuan negara melalui alat
ideologi tersebut, adanya perbedaan ideologi di setiap negara
menjadi wacana unik untuk membandingkan sebuah ideologi untuk

1
2

mencari yang lebih ideal, melanjutkan tradisi intelektual atau bahkan


merelasikannya menjadi sebuah pemikiran baru.
Makalah ini hendak menganalisa perbedaan antara negara
yang beridiologi Pancasila dengan negara yang berIdeologi
komunisme artian sebuah pahamltau pemikiran bukan komunisme
dalam artian komunisme.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ideologi pancasila?


2. Apa yang dimaksud dengan Ideologi Komunis?
3. Bagaimana perbedaan pancasila dan komunis dalam berbagai
aspek ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui hal mendasar terkait ideologi pancasila dan


komunis
2. Mengetahui ciri – ciri ideologi pancasila dan komunis
3. Mengetahui perbandingan pancasila dan komunis dari berbagai
aspek
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia

Pancasila sebagai ideologi negara berarti menjadikannya sebagai


alat untuk mencapai tujuan dan cita – cita bangsa, pancasila yang
diyakini sebagai ideologi mampu memberi cara untuk mencapai tujuan
serta mengatur kehidupan mereka yang meyakininya dan
menganggapnya sebagai sebuah kebenaran, Pancasila sebagai Dasar
Negara dibentuk setelah menyerap berbagai pandangan yang
berkembang secara demokratis dari para anggota BPUPKI dan PPKI
sebagai representasi bangsa Indonesia saat itu. Apabila dasar negara
Pancasila dihubungkan dengan cita-cita negara dan tujuan negara, jadilah
Pancasila ideologi negara. Dalam konteks ideologi negara, Pancasila
dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka
pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar negara.1

Sejarah mencatat bahwasannya pancasila lahir dari sidang


pertama BPUPKI yang berlangsung pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni
1945, dalam sidang tersebut rumusan mengenai dasar negara dibahas,
ada tiga tokoh utama yang mengemukakan gagasannya masing – masing
mengenai dasar kemerdekaannya Indonesia, diantara gagasan tersebut :
Mohammad Yamin adalah perikebangsaan, perikemanusiaan,
periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Ide-ide pokok
dasar negara yang diutarakan oleh Supomo adalah persatuan,
kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan

1
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: SekretariatJenderal MPR RI, 2013),
hal. 94
4

rakyat. Ide-ide pokok yang diutarakan oleh Soekarno adalah kebangsaan


Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat dan
demokratis, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang berkebudayaan.2
Usulan lima asas yang digagas Soekarno yang kemudian disebut dengan
istilah “Pancasila”.

Tiga pendapat yang berbeda dari para tokoh ini melatar


belakangi dibentukna panitia kecil yang bertugas untuk menyusun
rumusan dasar negara yang kemudian akan dicantumkan dalam UUD
1945, Panitia kecil ini dinamai sebagai Panitia Sembilan yang berisikan
sembilan tokoh nasional :

Ir. Sukarno (Ketua), Mohammad Hatta (Wakil Ketua), Muhammad


Yamin (Anggota), A.A Maramis (Anggota), Mr. Achmad Soebardjo
(Anggota dari Golongan Kebangsaan), Kyai Haji Wahid Hasyim
(Anggota), Abdulkahar Muzakkir (Anggota), Haji Agus Salim
(Anggota), R. Abikusno Tjokrosoejoso (Anggota dari Golongan Islam).
Anggota Panitia Sembilan terdiri dari dua golongan, golongan pertama
adalah Nasionalis sedangkan golongan kedua Islamis, dua golongan ini
terus berkompromi dalam beberapa rapat yang dilangsungkan oleh
panitia ini , kemudian menghasilkan Piagam Jakarta, Piagam Jakarta itu
merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea
keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila, sebagai
berikut:

1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemeluk-pemeluknya.

2 Budiyono, Kabul. 2009. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung:


Alfabeta.
5

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3

Sehari setelah kemerdekaan diproklamirkan, masalah yang


masih timbul saat itu adalah mengenai Piagam Jakarta, dikisahkan Deliar
Noer bahwa: Seorang pejabat angkatan laut Jepang datang ke Hatta dan
melaporkan bahwa orang-orang Krisiten (yang sebagian besarnya
berdomisili di wilayah timur Nusantara) tidak akan bergabung dengan
Republik Indonesia kecuali jika beberapa unsur dari Piagam Jakarta
(yakni dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya, Islam sebagai agama negara dan pernyataan bahwa
presiden harus seorang Muslim) dihapuskan. Mereka menyadari bahwa
penerapan Piagam Jakarta tidak akan mengancam kegiatan-kegiatan
sosial keagamaan dan sosial politik mereka. Meski demikian, dalam
pandangan mereka kerangka konstitusi nasional semacam itu akan
mengundang diambilnya langkah-langkah yang diskriminatif.4
Muhammad Hatta merespon hal tersebut dengan melakukan satu
pertemuan terbatas dengan tokoh elite politik islam pada saat itu,
Muhammad Hatta mendesak kelompok Islam agar membuat
penyesuaian tertentu pada Piagam Jakarta dan batang tubuh UUD 1945

3 Paristiyanti N, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Direktorat


Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, 2016), hal. 523
4
Daniel S. Lev, Islamic Court in Indonesia, dikutip Bahtiar Effendy, Islam and the
State, terj. Ihsan Ali-Fauzi dan Rudy Herisyah Alam Jakarta: Democracy Project, hlm
89-90.
6

demi menjamin kesatuan negara nasional Indonesia yang baru saja


diproklamirkan. PPKI dalam persidangannya pada tanggal 18 Agustus
1945 mengubah rumusan “tujuh kata” dalam Piagam Jakarta menjadi
rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” seperti yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 yang dikenal sekarang ini. Perubahan tersebut
didesakkan oleh Bung Hatta yang secara “manipulatif”
menginformasikan adanya ancaman dari kalangan Kristen di Indonesia
Bagian Timur yang disampaikan seorang opsir Jepang yang akan
memisahkan diri bila rumusan “tujuh kata” dalam Piagam Jakarta itu
tetap dipertahankan. Golongan Islam pada waktu itu dapat menerima
perubahan Piagam Jakarta mengingat situasi genting pasca Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 serta janji yang dikemukakan oleh Bung
Karno yang akan membahas kembali setelah Perang Asia Timur Raya
selesai atau enam bulan kemudian setelah Proklamasi Kemerdekaan. 5
Beberapa Putusan penting yang dihasilkan dari sidang PPKI mencakup
beberapa hal berikut :

1) Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD ‘45) yang terdiri


atas Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari
Piagam Jakarta dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh juga berasal
dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah perubahan pula;

2) Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan


Hatta);

3) Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI


ditambah tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan.

5 Azhari, A.F. (2007). KEDUDUKAN PIAGAMAN JAKARTA: Tinjauan Hukum


Ketatanegaraa. Profetika Junral Studi Islam , 9(1), hlm 93
http://hdl.handle.net/11617/980
7

Komite ini dilantik 29 Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman


Singodimejo.

Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.6

Pancasila secara resmi dinyatakan sebagai dasar negara Indonesia


merdeka pada Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
tanggal 18 Agustus 1945.

Pancasila sebagai ideologi Negara indonesia erat kaitannya


dengan identitas Bangsa Indonesia, oleh karena itu sering dikaitkannya
pancasila dengan dua istilah negara dan bangsa. Sejatinya pancasila
bukanlah sebatas ideologi belaka yang murni beraal dari hasil pemikiran
seseorang, pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara dalam proses
pemikirannya menyelaraskan dengan pandangan hidup masyarakat
indonesia yang berupa nilai – nilai adat, kebudayaan maupun spiritual.

6
Nurwardani, Paristyani. 2016. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, hlm 53
8

2.2 Komunisme Sebagai Ideologi Negara

Ideologi Komunis lahir di Eropa Barat, berlatar belakang kehidupan


kelas proletar atau kaum buruh yang mengalami ketimpangan dan
perbedaan kelas sosial, atas situasi demikian lalu muncullah komunisme
sebagai sebuah respons untuk memperbaiki keadaan yang kian
memburuk.
Komunisme pertama kali dikenalkan oleh Karl Marx dan Friedrich
Engels dengan menciptakan sebuah karya berjudul Manifesto Komunis
yang diterbitkan pada 21 Februari 1848 berisikan gagasan komunisme
sebagai sebuah reaksi terhadap maraknya praktik kapitalisme pada saat
itu, kapitalisme yang berhaluan terhadap modal dan kepemilikan
individu terbilang antipati terhadap para buruh. Hal tersebut
menyebabkan terciptanya kelas ekonomi atas yang dikuasai pemilik
modal dan kelas ekonomi bawah yang dihuni para buruh. Tahun 1867,
Marx kembali menghasilkan sebuah karya fenomenal, yaitu Das Kapital.
Secara keseluruhan das kapital membahas masalah ekonomi politik yang
begitu detail, dalam buku tersebut dijelaskan mengenai kesenjangan
ekonomi yang terjadi di berbagai negara Eropa.
Berkembangnya pola fikir kaum buruh ditambah adanya ajaran
komunisme yang kemudian melahirkan gerakan revolusi kaum buruh,
revolusi yang terjadi pada bulan Oktober 1917 yang merupakan bentuk
perlawanan dan kejenuhan rakyat (kaum proletar dan buruh) tehadap
pemerintahan feodals yang dijalankan oleh Tsar sebagai bentuk
7
pemerintahan yang berlaku saat itu di rusia. Sejak peristiwa saat itu,

7
Yuwono, R. Nugroho, Y. yudo nugroho, ris suwono. (2014). PEMIKIRAN
EKONOMI DARI LENIN, REVISIONIS, DAN KIRI BARU,SERTA
RELEVANSINYA DI INDONESIA SAAT INI. Media Trend, 9(1), hlm 1–27
9

komunisme menjadi sebuah ideologi yang kemudian disebarluaskan ke


negara lain.

2.3 Perbandingan ideologi Pancasila dan Komunis

Sekian banyaknya ideologi yang telah dikenal dewasa kini,


untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari masing – masing
ideologi tersebut maka perlu melakukan perbandingan. Pancasila dan
komunis sebagai ideologi memiliki perbedaan dalam setiap aspeknya,
diantaranya sebagai berikut :
1. Aspek Politik Hukum
Menurut Padmo Wahjono politik hukum adalah kebijakan
penyelenggara negara yang bersifat mendasar dalam menentukan arah,
bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk dan tentang apa yang
akan dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu. 8 Dengan
demikian, politik hukum menurut Padmo Wahjono berkaitan dengan
hukum yang berlaku di masa datang (ius constituendum). Sedangkan
Teuku Mohammad Radhie dalam sebuah tulisannya berjudul
Pembaharuan dan Politik Hukum dalam Rangka Pembangunan Nasional
mendefinisikan politik hukum sebagai suatu pernyataan kehendak
penguasa negara mengenai hukum yang berlaku di wilayahnya, dan
mengenai arah perkembangan hukum yang dibangun. 9 Politik hukum
secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kebijaksanaan hukum (legal
policy) yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh
pemerintah, mencakup pula pengertian tentang bagaimana politik
mempengaruhi hukum dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang
ada di belakang pembuatan dan penegakan hukum itu. Hukum tidak
dapat hanya dipandang sebagai pasal-pasal yang bersifat imperatif atau

8
Wahyono, Padmo. 1986. Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum. Jakarta : Ghalia
Indonesia, hlm 160
9 Majalah Prisma Nomor 6 Tahun II Desember 1973, hlm 4.
10

keharusan-keharusan yang bersifat das sollen, melainan harus dipandang


sebagai subsistem yang dalam kenyataan (das sein) bukan tidak mungkin
ditentukan oleh politik, baik dalam perumusan materi dan pasal-pasalnya
maupun dalam implementasi dan penegakannya. 10 Politi hukum
dipercaya sebagai alat yang digunakan pemerintah dalam pembentukan
hukum nasional.

Studi Politik hukum mencakup sekurang kurangnya 3 hal yaitu;


Pertama, kebijakan negara (garis resmi) tentang hukum yang akan
diberlakukan atau tidak diberlakukan dalam rangka pencapaian tujuan
negara. Kedua, Latar belakang politik, ekonomi, sosial, budaya, atas
lahirnya produk hukum. Ketiga, penegakan hukum dalam kenyataan
dilapangan.11

Untuk membentuk politik hukum suatu negara, ada beberapa faktor


yang menjadi acuan, diantaranya :

1. Dasar ideologi politik

Pada dasarnya. Hukum atau peraturan perundang – undangan


adalah produk politik, secara hakikat, produk politik dipengaruhi oleh
cerminan dari pemikiran dan kebijaksanaan politik, pemikiran tersebut
bisa diadopsi dari ideologi yang menjadi asas negara yang bersangkutan.

2. Tingkat perkembangan masyarakat

10 Kurniawan, Basuki. 2018. “DEMOKRASI PANCASILA DALAM BINGKAI


POLITIK HUKUM INDONESIA”, https://kumparan.com/basuki-
kurniawan/demokrasi-pancasila-dalam-bingkai-politik-hukum-indonesia, diakses pada
3 juli 2020.
11 Mahmodin, Mohammad Mahfud. 2009. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta :
Rajagrafindo Persada, hlm 3-4
11

Kondisi latar belakang sosial maupun geografi yang berbeda


yang kemudian menghasilkan corak politik hukumyang berbeda pula,
misalkan dalam suatu negara industri yang kebanyakan masyarakatnya
bekerja sebagai buruh masalah lapangan kerja lebih ditekankan kepada
keterampilan masyarakatnya, ini sebabnya kemudian politik hukum
membentuk suatu dasar hukum yang mengatur tentang kesejahteraan
para buruh, yang mana nanti kedepannya mampu memberikan efek
secara langsung bagi masyarakat

3. Susunan masyarakat
Bagir Manan membedakan susunan masyarakat ini ke dalam dua
susunan masyarakat, yakni: masyarakat homogen dan heterogen.
Menurutnya politik hukum masyarakat yang relative homogen tentu
berbeda dengan masyarakat yang heterogen karena politik hukum yang
serba menyamakan (uniformalitas) kecil kemungkinan dapat diterapkan
pada masyarakat yang heterogen. Oleh karena itu politik hukum unifikasi
harus dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah, bahkan untuk
bidang bidang hukum yang tidak bertalian dengan agama atau keluarga,
misalnya hukum ekonomi. Hal ini disebabkan perbedaan kemampuan
antara pengusaha kecil dan besar 12

1.1 Politik Hukum Pancasila


Demokrasi Pancsila adalah politik hukum yang dianut oleh
Negara Indonesia, Demokrasi Pancasila pada hakikatnya merupakan
norma yang mengatur penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan
penyelenggaraan pemerintahan negara, dalam kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, bagi setiap warga

12 Bagir Manan, Politik Perundang-undangan, Penataran Dosen FH/STH PTS se


Indonesia. (Bogor: Cisarua, 1993), hlm. 8-9
12

negara Republik Indonesia, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi


kemasyarakatan, dan lembaga kemasyarakatan lainnya serta lembaga-
lembaga negara baik di pusat maupun di daerah. 13
Baik dari sudut pandang ideologi mupun konstitusi, demokrasi Pancasila
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara normal kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Pangambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

1.2 Politik Hukum Komunis


Komunisme dengan politik hukum Demokrasi Rakyat, dalam
sistem politik hukum demokrasi rakyat menginginkan berlangsungnya
kehidupan tanpa kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi, Demokrasi
rakyat lahir dalam rangka transformasi dari masyarakat kapitalis ke
masyarakat sosialis, saat pemerintah mengubah kepemilikan alat
produksi dari kepemilikan pribadi menjadi kolektif. Pada titik ini, kaum
proletar dianggap sebagai mayoritas masyarakat, demokrasi rakyat
mencirikan kediktatoran proletariat yakni kediktatoran melawan borjuis,
membela kepentingan proletariat dan menetapkan kontrol politik dan
ekonomi.
Komunis dan sistem partai tunggal, Komunis memiliki sistem
politik tertutup, di mana kebolehan untuk mendirikan partai politik tidak

13 Yunus, N.R. (2015). Aktualisasi Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa


dan Bernegara. SOSIO DIDAKTIKA, 2(2), hlm 161. DOI: 10.15408/sd.v2i2.2815
13

ada. dalam sistem politik komunis, biasanya hanya ada satu partai yang
berdiri dan memerintah, yang disebut dengan Partai Komunis, partai
yang identik dengan pemerintah, Partai Komunis menjadi satu-satunya
partai yang menganut sistem partai tunggal.

2. Aspek Ekonomi
2.1 Ekonomi Pancasila
Pasal 33 Undang – Undang Dasar Tahun 1945 menjadi dasar arah
pembentukan ekonomi nasional.

Pasal 33

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas


kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang


menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi


ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menjelaskan bahwasannya sistem ekonomi


yang dikembangkan seharusnya tidak berdasar atas persaingan,
14

kemudian dalam pasal yang samaayat ke 2 dan 3 menjelaskan tentang


keterlibatan pemerintah yang memiliki peran yang besar dalam kegiatan
ekonomi, negara memiliki kewenangan untuk menunjang kesejahteraan
masyarakat dengan mengelola cabang – cabang produksi serta sumber
daya alam Indonesia. Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 menjelaskan
bahwasannya sistem ekonomi yang dikembangkan seharusnya
tidak berdasar persaingan, kemudian dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat
(3) UUD 1945 menjelaskan tentang keterlibatan pemerintah yang
memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan ekonomi, negara
memiliki kewenangan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat
dengan mengelola cabang-cabang produksi serta sumber daya alam
Indonesia. Pasal 33 UUD 1945 mengandung salah satu cita-cita dan
keyakinan yang dipegang teguh dan diperjuangkan oleh pimpinan
bangsa Indonesia yakni keadilan sosial dalam bidang ekonomi dan
kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dilihat dari isi Pasal 33, maka dapat diasumsikan bahwa Pasal
33 ini merupakan penjabaran dari Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
paragraf keempat yang berbunyi: “kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial….”.
Inti dari pasal ini adalah: perekonomian yang disusun atas asas
kekeluargaan, penguasaan Negara atas cabangcabang produksi yang
menguasai hajat hidup orang banyak, penggunaan bumi, air dan
15

kekayaan alam yang terkandung untuk sebesar - besar kemamuran


rakyat, prinsip-prinsip demokrasi ekonomi. 14

2.2 Ekonomi komunis

Komunisme adalah tahapan tertinggi dari masyarakat di mana


kelas dan pertentangan kelas menghilang karena sudah tidak ada lagi
monopoli atas alat-alat produksi dan sumber-sumber ekonomi.
Tahapannya, sebagaimana kelahiran corak masyarakat sebelumnya,
adalah melalui revolusi proletar yang menghancurkan tatanan borjuasi.
Proletariat yang berkesadaran kelas dan di bawah ideologi komunis –
Partai Komunis sebagai pelopornya – akan mengantarkan sosialisme
dengan kediktatoran Proletariat. Kediktatoran ini akan menghancurkan
sisa-sisa borjuasi yang masih melawan terhadap penghilangan monopoli
dan kepemilikan alat-alat produksi.15 Karl marx dalam manifesto
komunisnya membuat sebuah konsepsi berupa penghapusan hak milik
individual dan penghapusan segala hak waris serta negara memegang
alat produksi dan memegang kontrol ekonomi secara penuh . Ada lima
pokok teori mengenai ajaran marxisme dalam aspek ekonomi : a) teori
nilai lebih, b) teori pemusatan, c) teori penumpukan, d) teori menjadikan
miskin dan e) teori krisis. 16

14 Lailiyah, A. (2017). PENGGUNAAN PASAL 33 UUD NRI TAHUN 1945


SEBAGAI DASAR HUKUM MENGINGAT DALAM UNDANG-UNDANG
(Analisis terhadap: Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Informasi
Geospasial; Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika). RechtsVinding. hlm 2.
15
Adawiah, R. (2012). Perspektif Beberapa Ideologi Tentang Ekonomi. AT - TARADHI
Jurnal Studi Ekonomi,3(2). hlm 178 – 179.
16 Al Kaaf, Abdullah Zaki. 2002. Ekonomi Dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka
Setia.
16

Ciri – ciri ekonomi komunis antara lain :

1. Segala hal yang berkaitan dengan sistem ekonomi harus


dilakukan bersama-sama.
2. Tidak diperbolehkan adanya perusahaan swasta, karena semua
instansi adalah milik pemerintah atau negara.
3. Semua sumber daya ekonomi merupakan hak milik negara.
4. Semua keputusan mengenai harga, jenis, serta jumlah barang
telah diatur oleh negara Semua masyarakat adalah pegawai bagi
negaranya.
5. Negara yang mengatur semua jalannya komunikasi dan
transportasi.
6. Instansi produksi dan pabrik dimiliki negara.
7. Pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah umum, yang
selaras dengan kebutuhan industri produksi.
8. Semua hak milik pribadi dihapus untuk memenuhi hak
kepemilikan publik.
9. Semua pengangguran dipegang serta dijamin negara. 17

3 Aspek Agama
Banyak nilai – nilai moral yang lahir dari agama, keberadaan
agama juga menjadi alat untuk manusia mengenal makna kehidupan,
keberadaan agama yang diera sekarang mengalami disrupsi akibat
kemajuan teknologi dan zaman modern, namun bagaimanapun berbagai
kelompok atau perubahan zaman berusaha untuk mematikan agama,
agama tetap berada dikehidupan manusia, relasi antara agama dan negara

17
Kompas. 2022. “Ekonomi Komunis: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Negara
Penganutnya”, https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/21/103000669/ekonomi-
komunis--pengertian-sejarah-ciri-dan-negara-penganutnya?page=all , diakses pada 3
juli 2020.
17

terjadi dalam banyak masalah yang berkenaan dengan nilai – nilai moral,
negara membutuhkan agama untuk membentuk karakter moralitas
masyarakat yang baik, sedangkan agama membutuhkan negara sebagai
instrumen dan mengembangkan agama.
3.1 Pancasila dan agama

Agama dan pancasila nampaknya memiliki harmonisasi yang


cukup kuat, hal ini disebabkan latar belakang Negara indonesia yang
masyarakatnya hidup dalam satu naungan ag ama tertentu, Agama dan
Pancasila keduanya berperan dalam rangka mencapai kesejahteraan
hidup lahir batin masyarakat indonesia, pancasila memberi ruang yang
begitu luas bagi agama, disisi lain nilai – nilai pancasila juga sejalan
dengan nilai – nilai yang ada didalam agama. Dalam sila pertama
pancasila yang berbunyi “ Ketuhanan yang maha esa” mengaskan
tentang pengakuan agama dalam pancasila, hal ini juga sebagai bentuk
jaminan bagi masyarakat indonesia yang umumnya beragama untuk
menjalankan aktivitas agamanya.

Pancasila sebagai ideologi negara memberikan perlindungan


pada semua aliran kepercayaan dan agama, artinya setiap individu
memiliki hak masing – masing untuk memilih jalan kepercayaannya
tanpa ada paksaan sedikitpun. Penerimaan agama dalam pancasila bisa
dilihat dalam Surat Edaran Menteri DalamNegeri No.477/74054/1978
yang antara lain menyebutkan: Agama yangdiakui pemerintah,yaitu
Islam, Katolik, Kristen/Protestan, Hindu,Buddha,dan Khong Hu Cu,.
Tak hanya itu, dalam praktik kenegaraan pancasila juga memfasilitasi
dan memberikan ruang bagi instansi instani keagamaan seperti MUI,
PGI, KWI, PHDI, NU dan yang lainnya.
18

Pancasila sebagai ideologi negara yang dalam proses


pengambilannya merupakan hasil kesepakatan leluhur para pendiri
bangsa yang memperhatikan nilai – nilai keanekaragaman suku, ras,
budaya dan agama dalam rangka hidup bersama serta saling mengikat
dalam suatu naungan wilayah kenegaraan. Secara yuridis Ketuhanan
Yang Maha Esa tercantum dalam sila pertama dan terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945. Dalam ilmu hukum kedudukan Pembukaan
UUD 1945 yang di dalamnya terkandung nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa merupakan suatu staatsfundamentalnorm dalam negara
Indonesia. Dalam pengertian ini Ketuhanan Yang Maha Esa
merupakan prinsip konstitutif maupun regulatif bagi tertib hukum
Indonesia,sehingga merupakan suatu pangkal tolak derivasi bagi
tertib hukum Indonesia serta hukum positif yang berada di bawahnya. 18
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa berpangkal pada satu
keyakinan bahwa alam semesta bersertaisinyasebagai suatu
keseluruhanyang terjalin secara harmonis adalah hasil ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan dan
akan kembali kepada-Nya. Karena itu bertakwa dan mengabdi kepada
Tuhan Yang Maha Esaadalah suatu kewajiban manusia sebagai
mahluk ciptaan-Nya. Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan adalah
mahluk yang bermasyarakat artinya manusia memerlukan manusia
lainya untuk hidupbersama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam kebersamaan itu, manusia dikodratkan memilikikepribadian
yang berbeda manusia yang satu dengan yang lainnya.
Keseluruhan kepribadian yang berbeda-beda itu mewujudkan satu
kesatuandalam perbedaan dalam Lambang Negara Republik

18
budiyono, budiyono. 2015. “HUBUNGAN NEGARA DAN AGAMA DALAM
NEGARA PANCASILA”. Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum 8 (3). hlm 417.
https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v8no3.305.
19

Indonesia, kodrat itu dirumuskan dalam semboyan: “Bhinneka


Tunggal Ika”. Semboyan tersebut memberikan pedoman bagi manusia
dalam bermasyarakat artinya untuktetap mempertahankan
eksistensinya sebagai masyarakat manusia maka masyarakatmanusia
harus mengakui dan menghormati perbedaan yang adadi masyarakat 19

3.2 Komunisme dan agama


Kehadiran komunisme yang merupakan gagasan karl marx
menolak adanya agama, hal ini dapat dicermati dari berbagai pemikiran
karl marx mengenai agama, karl marx mendoktrin masyarakat kelas
pekerja agar membebaskan diri dari berbagai pengaruh agama, MArx
menganggap sebaga bentuk doktrin dari agama manapun tidaklah benar,
sehingga menurutnya tidak ada lagi perbedaan antara kepercayaan dan
tahayyul, menurut Marx objek-objek kepercayaan religius membuat
manusia terdegradasi hingga menjadi budak, objek – objek kepercayaan
dianggap mengendalikan manusia. Penolakan marx terhadap agama
bukan tidak mendasar, Penolakan Marx terhadap agama didasari oleh
fakta sejarah agama Kristen pada abad ke-18 yaitu ketika ide-ide ajaran
agama Kristen akhirnya menyerah kepada ide-ide rasionalis, ditambah
pula pertikaian antara masyarakat feodal dan revolusi masyarakat
borjuis. Dari pertikaian tersebut muncullah ide untuk bebas dari agama
dan kebebasan melakukan tindakan berdasarkan hati nurani (Marx and
Engels, 1969: 25-26)20 Ideologi komunisme secara praktis dapat
menggiring penganutnya kedalam Atheisme, tak hanya itu, ideologi
komunisme dapat membentuk karakter masyarakat yang cenderung

19
ibid
20
Rachmawati, F. (2020). Kritik terhadap Konsep Ideologi Komunisme Karl
Marx. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), 1(1), 66-78.
https://doi.org/10.22373/jsai.v1i1.424
20

memusuhi agama, seperti yang diungkapka Marx “Religion is the opium


of the masses” (Agama adalah candu masyarakat) 21

21
Karl Marx, “Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy of Right”, dalam
David McLellan (Ed.), Karl Marx Selected Writings, (Oxford: Oxford University Press,
2000), 71-72.
21

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari perbandingan berbagai aspek diatas yang berkenaan dengan


ideologi pancasila dan komunis sebagai asas suatu negara, didapati hasil
bahwa pancasila sebagai ideologi mampu memberikan keunggulan yang
lebih luas, karena sejatinya pancsila bukan hanya sebagai ideologi
belaka, namun hasil dari proses pemikiran berbagai tokoh pendiri bangsa
yang erat akan nilai - nilai kebangsaan indonesia yang memiliki
keanekaragaman suku, ras, budaya serta agama.

Ideologi
Pancasila Komunis
Aspek
Politik Hukum - Demokrasi - Demokrasi Rakyat
pancasila - Satu Parpol
- Hukum Untuk berkuasa mutlak
menjujung tinggi - Hukum untuk
keadilan serta melanggengkan
keberadaban komunis
individu dan
masyarakat.

Ekonomi - Peran negara ada - Peran negara


ada untuk tidak dominan
terjadinya - Demi kolektivitas
monopoli dan lain berarti demi
– lain yang negara
merugikan rakyat. - Monopoli negara
22

Agama - Bebas memilih - Agama candu


salah satu agama masyarakat
- Agama harus - Agama harus
menjiwai dijauhkan dari
kehidupan masyarakat
bermasyarakat, - atheis
berbangsa dan
bernegara
Ciri Khas - Keselarasan, - Atheisme
keseimbangan, - Dogmatis
keserasian dalam - Otoriter
setiap aspek - Ingkar HAM
kehidupan - Reaksi terhadap
Liberalisme
Kapitalisme
Sumber : Elly M Setiadi, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila Untuk
Perguruan Tinggi

DAFTAR PUSTAKA

• Adawiah, R. (2012). Perspektif Beberapa Ideologi Tentang


Ekonomi. AT - TARADHI Jurnal Studi Ekonomi,3(2).
• Al Kaaf, Abdullah Zaki. 2002. Ekonomi Dalam Perspektif
Islam. Bandung: Pustaka Setia.
23

• Azhari, A.F. (2007). KEDUDUKAN PIAGAMAN JAKARTA:


Tinjauan Hukum Ketatanegaraa. Profetika Junral Studi Islam ,
9(1), hlm 93 http://hdl.handle.net/11617/980
• Bagir Manan, Politik Perundang-undangan, Penataran Dosen
FH/STH PTS se Indonesia. (Bogor: Cisarua, 1993),
• Budiyono, budiyono. 2015. “HUBUNGAN NEGARA DAN
AGAMA DALAM NEGARA PANCASILA”. Fiat Justisia:
Jurnal Ilmu Hukum 8 (3).
https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v8no3.305.

• Budiyono, Kabul. 2009. Pendidikan Pancasila untuk


Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.
• Daniel S. Lev, Islamic Court in Indonesia, dikutip Bahtiar
Effendy, Islam and the State, terj. Ihsan Ali-Fauzi dan Rudy
Herisyah Alam Jakarta: Democracy Project.
• Karl Marx, “Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy
of Right”, dalam David McLellan (Ed.), Karl Marx Selected
Writings, (Oxford: Oxford University Press, 2000).
• Kompas. 2022. “Ekonomi Komunis: Pengertian, Sejarah, Ciri,
dan Negara Penganutnya”,
https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/21/103000669/ek
onomi-komunis--pengertian-sejarah-ciri-dan-negara-
penganutnya?page=all , diakses pada 3 juli 2020.
• Kurniawan, Basuki. 2018. “DEMOKRASI PANCASILA
DALAM BINGKAI POLITIK HUKUM INDONESIA”,
https://kumparan.com/basuki-kurniawan/demokrasi-pancasila-
dalam-bingkai-politik-hukum-indonesia, diakses pada 3 juli
2020.
24

• Lailiyah, A. (2017). PENGGUNAAN PASAL 33 UUD NRI


TAHUN 1945 SEBAGAI DASAR HUKUM MENGINGAT
DALAM UNDANG-UNDANG (Analisis terhadap: Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Informasi Geospasial;
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika). RechtsVinding.
• Mahmodin, Mohammad Mahfud. 2009. Politik Hukum di
Indonesia. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
• Majalah Prisma Nomor 6 Tahun II Desember 1973.
• Nurwardani, Paristyani. 2016. Pendidikan Pancasila Untuk
Perguruan Tinggi, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran
Dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
• Paristiyanti N, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia, 2016).
• Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-
2014, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,
(Jakarta: SekretariatJenderal MPR RI, 2013).
• Rachmawati, F. (2020). Kritik terhadap Konsep Ideologi
Komunisme Karl Marx. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia
(JSAI), 1(1), 66-78. https://doi.org/10.22373/jsai.v1i1.424
• Wahyono, Padmo. 1986. Indonesia Negara Berdasarkan atas
Hukum. Jakarta : Ghalia Indonesia,
• Yunus, N.R. (2015). Aktualisasi Demokrasi Pancasila Dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. SOSIO DIDAKTIKA,
2(2), DOI: 10.15408/sd.v2i2.2815
25

• Yuwono, R. Nugroho, Y. yudo nugroho, ris suwono. (2014).


PEMIKIRAN EKONOMI DARI LENIN, REVISIONIS, DAN
KIRI BARU,SERTA RELEVANSINYA DI INDONESIA
SAAT INI. Media Trend, 9(1).

Anda mungkin juga menyukai