Anda di halaman 1dari 5

WE BANRIGAU, MALLAJANGE RI CINA

RAJA BONE KE-4

Setelah LA SALIYU KARAMPELUA RAJA BONE KE III, ayahnya turun

takhta dari jabatan Raja, WE BANRIGAU resmi naik takhta di lantik menjadi

raja Bone ke IV dan yang mengawali periode kepemimpinan perempuan. Hal ini

menunjukkan bahwasannya raja Bone itu tidak harus berstatus seorang laki-

laki. Berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya, di masa raja Bone We

Banrigau Daeng Marowa lebih condong untuk memantapkan stabilitas negeri

melalui pertanian di wilayah Bone.

Namun naas, di masa pemerintahan ini terjadi pemberontakan. Karena

strategi yang jitu di dalam menyelesaikan pemberontakan, hal ini tidak

berlangsung lama. Setelah raja Bone keempat memimpin wilayah Bone selama
20 tahun lalu ia menyerahkan kekuasaan kepada putranya yakni, La Tenri

Sukki.

We Banrigau Daeng Marowa MakkaleppiE menggantikan ayahnya La

Saliyu Karampeluwa sebagai Mangkau’ di Bone. We Banrigau digelar pula

Bissu Lalempili dan Arung Majang.  Ketika menjadi Mangkau’ di Bone, We

Banrigau menyuruh Arung Katumpi yang bernama La Datti untuk membeli Bulu’

Cina (gunung Cina) senilai 90 ekor kerbau jantan. Akhirnya gunung yang

terletak di sebelah barat Kampung Laliddong itu benar-benar dibelinya. 

Kemudian disuruhlah Arung Katumpi untuk menempati gunung tersebut

dan sekaligus menjaganya. Karena jennang (penjaga) gunung Arumpone

dibunuh oleh orang Katumpi, maka digempur lah Katumpi oleh orang Bone

sehingga di rampaslah sawahnya yang ada di sebelah timur dan barat

Kampung Laliddong. 

Saudaranya yang bernama La Tenri Gora itulah yang diserahkan Majang

dan Cina, maka La Tenri Gora disebut sebagai Arung Majang dan Arung Cina.

Sedangkan anak pertamanya yang bernama La Tenri Sukki dipersiapkan untuk

menjadi Mangkau’ di Bone. Setelah kurang lebih 18 tahun lamanya

dipersiapkan untuk memangku Kerajaan di Bone, maka dilantik lah La Tenri

Sukki menjadi Mangkau’ di Bone dan menempati Saoraja Bone.  MakkaleppiE

bersama anak bungsunya yang bernama La Tenri Gora memilih untuk

bertempat tinggal di Cina.


Suatu saat ketika berada di Cina, MakkaleppiE naik ke atas loteng

rumahnya. Tiba-tiba ada api yang menyala di atas loteng (menurut keyakinan

orang disebut = api dewata). Setelah api itu padam, maka MakkaleppiE tidak

nampak lagi di tempat duduknya. Oleh karena itu, We Banrigau Daeng Marowa

dinamakan MallajangE ri Cina.

La Tenri Sukki yang menggantikan ibunya sebagai Arumpone kawin

dengan sepupu satu kalinya yang bernama We Tenri Songke, anak dari La

Mappasessu dengan We Tenri Lekke. Dari perkawinan ini lahirlah La Uliyo

Bote’E. La Panaongi To Pawawoi yang kemudian menjadi Arung Palenna. La

Panaongi kawin dengan We Tenri Esa’ Arung Kaju saudara perempuan We

Tenri Songke. Dari perkawinan ini lahirlah La Pattawe Daeng Sore MatinroE ri

Bettung.

Anak La Tenri Sukki yang lain adalah ; La Pateddungi To Pasampoi


kawin dengan We Malu Arung Toro melahirkan anak perempuan yang bernama

We Tenri Rubbang Arung Pattiro. La Tenri Gera’ To Tenri Saga MacellaE

Weluwa’na menjadi Arung di Timpa.  Inilah yang kemudian kawin dengan We

Tenri Sumpala Arung Mampu, anak dari La Potto To Sawedi Arung Mampu

Riaja dengan isterinya We Cikodo Datu Bunne. Dari perkawinan ini lahirlah We

Mappewali I Damalaka.  Inilah yang kawin dengan anak sepupunya yang

bernama La Gome To Saliwu Riwawo, lahirlah La Saliwu Arung Palakka dan

juga Maddanreng di Mampu. La Saliwu kemudian kawin dengan MassalassaE

ri Palakka yang bernama We Lempe, lahirlah La Tenri Ruwa MatinroE ri

Bantaeng.

Selanjutnya La Tenri Sukki melahirkan La Tadampare (meninggal di

masa kecil). Berikutnya We Tenri Sumange I Da Tenri Wewang kawin dengan

La Tenri Giling Arung Pattiro MaggadingE anak dari La Settia Arung Pattiro

dengan isterinya We Tenri Bali.

Lahirlah We Tenri Wewang DenraE yang kemudian kawin dengan

sepupunya La Uliyo Bote’E. Anak berikutnya adalah We Tenri Talunru I Da

Tenri Palesse. Kemudian We Tenri Gella kawin dengan La Malesse Opu

Daleng Arung Kung. Lahirlah We Tenri Gau yang kemudian kawin dengan La

Uliyo Bote’E, lahirlah We Temmarowe Arung Kung.  Inilah yang kawin dengan

La Polo Kallong anak La Pattanempunga, turunan ManurungE ri Batulappa


Tugas Bahasa Daerah

SEJARAH RAJA BONE


WE BANRIGAU, MALLAJANGE RI CINA
RAJA BONE KE-4

Oleh :

Kelas : IX.c

 LISDA NURAVIANI
 RINDIYANI
 ANDIKA

SMPN 1 TELLU SIATTINGE


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai