Anda di halaman 1dari 12

GEOPOLITIK INDONESIA

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Ariel Ananda : 212463030
Nur Azizah : 212463031
Fuji Hasbul Wafi : 212463019
Iara Dwi Rahma : 212463004
Siska Darmayanti : 212463018
Rahmadayani : 212463042
Jeki Randa : 212463038

Dosen Pengampu:

Ratna Dewi, S.H., M.H.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


AL-WASHLIYAH BANDA ACEH TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya,
sehingga pembuatan makalah tentang “Geopolitik Indonesia“ dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan makalah ini,
penulis menyadari masih banyak masalah dan kendala yang penulis hadapi. Sehingga pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Ratna Dewi,
S.H., M.H., selaku dosen pengampu Pendidikan Kewarganegaraan, dan semua pihak yang turut
membantu, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Demikian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dan tidak lepas dari keterbatasan ilmu pengetahuan
yang kami miliki. Maka dari itu, penulis tetap menerima kritik dan saran dari berbagai pihak,
guna kesempurnaan laporan ini. Semoga bermanfaat bagi penulis kedepannya dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan.

Banda Aceh, 01 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2

A. Pengertian Geopolitik ....................................................................................................... 2


B. Perkembangan Geopolitik di Indonesia .......................................................................... 3
C. Unsur-unsur Geopolitik Indonesia ................................................................................... 4
D. Arti Penting Geopolitik .................................................................................................... 5
E. Implementasi Geopolitik dalam Hukum Kewilayahan .................................................... 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad terakhir ini.
Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah berbangsa membutuhkan wilayah
sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di kenal dengan Negara. Dalam perkembangannya
pengertian tidak saja diartikan sebagai intuisi yang secara minimal meliputi unsur wilayah,
rakyat, dan pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat suatu negara disamping warga negara juga
meliputi bukan warga negara. Agar negara mencapai tujuan nasional aman dan sejahtera
(Pembukaan UUD ’45 Alinea IV) perlu pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan yang
dimaksud agar warga negara Indonesia tahu tentang hak dan kewajiban, serta mampu berdiri dan
tetap menjaga dirinya di tengah arus globalisasi.

Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang BPUPKI bahwa
orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak dapat dipisahkan dari bumi yang ada
dibawah kakinya. Oleh karena itu, setelah membangsa orang menyatakan tempat tinggal sebagai
negara. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian negara tidak hanya tempat tinggal, tetapi
diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah, rakyat, kedaulatan, dan lain-
lain.

Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang menjadi hal yang
menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat, dan bangsa hingga kini, meskipun
bentuknya dapat secara fisik maupun non fisik. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya,
suatu bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional.
Para ilmuan politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan kepanjangan
dari geografi politik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah Geopolitik Indonesia antara lain sebagai berikut:


1. Apakah pengertian Geopolitik?
2. Bagaimanakah perkembangan Geopolitik di Indonesia?
3. Apa saja unsur-unsur Geopolitik Indonesia?
4. Apakah arti penting Geopolitik bagi bangsa Indonesia?
5. Bagaimana implementasi Geopolitik dalam hukum kewilayahan?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat makalah Geopolitik Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian Geopolitik


2. Untuk mengetahui perkembangan Geopolitik di Indonesia
3. Untuk mengetahui unsur-unsur Geopolitik Indonesia
4. Untuk lebih memahami arti penting Geopolitik bagi bangsa Indonesia
5. Untuk mengetahui implementasi Geopolitik dalam hukum kewilayahan
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geopolitik

Dalam buku "Pendidikan Kewarganegaraan : Civic Education" oleh Dr. Baso Madiong, SH.,
MH., dan kawan-kawan, geopolitik dijelaskan berasal dari kata Geo berarti bumi dan politik
berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli berarti kesatuan orang-orang yang berdiri sendiri dan
teia berarti urusan. Geopolitik biasa juga disebut dengan wawasan nusantara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geopolitik adalah ilmu tentang faktor
geografi terhadap ketatanegaraan atau dengan kata lain KBBI juga mengartikan geopolitik
sebagai kebijakan negara atau bangsa sesuai dengan posisi geografisnya.

Sementara berdasarkan buku bahan ajar "Geopolitik Indonesia" oleh Dwi Sulisworo dan
kawan-kawan, pengertian geopolitik memiliki beberapa arti, diantaranya adalah:

1. Geopolitik sebagai ilmu: memberikan wawasan obyektif akan posisi kita sebagai suatu
bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi dengan negara lain dalam
pergaulan dunia.

2. Geopolitik sebagai ideologi (landasan ilmiah bagi tindakan politik suatu negara): hendak
menjadikan wawasan tersebut sebagai cara pandang kolektif untuk melangsungkan,
memelihara dan mempertahankan semangat kebangsaan.

Adapun pengertian Geopolitik menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1. Frederick Ratzel
Frederick Ratzel merupakan tokoh terkenal yang mempunyai Teori Geopolitik. Pendapat
dari Frederick Ratzel ini juga disebut dengan Teori Ruang. Ratzel menyatakan bahwa
“Negara dalam hal-hal tertentu dapat disamakan dengan organisme, yaitu mengalami fase
kehidupan dalam kombinasi dua atau lebih antara lahir, tumbuh, berkembang, mencapai
puncak, surut, kemudian mati”. Inti ajaran Ratzel ini adalah ruang yang ditempati oleh
kelompok-kelompok politik (negara-negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme
baik di bidang gagasan, perutusan, maupun bidang produk.

2. Karl Houshoffer
Pendapat dari Karl Houshoffer mengenai geopolitik ini juga disebut atau dikenal dengan
Teori Ekspansionisme. Karl Houshoffer dalam teori ekspansionismenya mengajarkan paham
tersebut dalam bentuk politik geografi yang mempunyai titik berat pada persoalan-persoalan
strategi perbatasan, ruang hidup dari bangsa dan juga tekanan rasial, ekonomi dan sosial
sebagai faktor yang mengharuskan pembagian baru kekayaan di dunia.
Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman di bawah kekuasaan Adolf Hitler,
juga dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat
militerisme dan juga fasisme.

2
3. Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen adalah seorang ilmuwan politik yang berasal dari Swedia pada masa awal
abad ke-20. Menurut Rudolf Kjellen, geopolitik adalah suatu seni dan juga praktek
penggunaan kekuasaan politik atas suatu wilayah tertentu.
Menurut cara pandang tradisional, istilah ini hanya diterapkan terutama terhadap dampak
geografi pada politik, namun perlahan-lahan penggunaannya telah berkembang selama abad
ke abad, yakni mencakup konotasi yang lebih luas. Bagi kalangan akademisi, studi tentang
geopolitik akan melibatkan analisis geografi, sejarah dan juga ilmu sosial dengan mengacu
pada tata ruang politik dan pola pada berbagai skala, mulai dari tingkat negara sampai
dengan tingkat internasional.

4. Sir Harold Mackinder


Mackinder ini merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan benua
sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyatakan bahwa “Barang siapa
menguasai daerah jantung (haertland) yaitu benua di dunia seperti Eropa-Asia akan dapat
menguasai pulau- pulau dunia dan akhirnya akan menjadi penguasa dunia.

5. Nicholas J.Spykman
Pokok teori Spykman disebut “Teori Daerah Batas” atau “Teori Wawasan Kombinasi”,
yaitu teori yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara yang dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi suatu negara.

B. Perkembangan Geopolitik di Indonesia

Pembangunan Geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri bangsa melalui ikrar
sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan wilayah nusantara, satu bangsa yang
merupakan landasan kebangsaan Indonesia, satu bahasa yang merupakan faktor pemersatu
seluruh wilayah nusantara beserta isinya. Rasa kebangsaan merupakan perekat persatuan dan
kesatuan, baik dalam makna spirit maupun moral, sehingga membantu meniadakan adanya
perbedaan fisik yang disebabkan adanya perbedaan letak geografi.

Kondisi geografis suatu negara atau wilayah menjadi sangat penting dan menjadi
pertimbangan pokok berbagai kebijakan, termasuk juga dalam merumuskan kebijakan keamanan
nasional atau keamanan manusia. Berbagai bencana alam yang terjadi seperti: angin puting
beliung, gempa bumi, tsunami adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang sebagian besar
diantaranya ditentukan oleh kondisi geografis. Penyebaran konflik komunal tampaknya sedikit
terbendung oleh faktor geografis, sebagaimana terjadi di Afrika, Balkan dan Asia Tengah,
dengan demikian posisi strategis Indonesia juga membawa implikasi geopolitik dan geostrategi
tertentu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan geopolitik hanya efektif
apabila dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang mantap. Unsur-unsur dasar Wawasan
Nusantara dalam mencapai kesatuan dan keserasian dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan
wilayah, Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu
kesatuan pertahanan dan keamanan.Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian
dirumuskan menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai
berikut:

3
“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara kepulauan yang
dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan untuk mencapai tujuan nasional dan cita-cita perjuangan bangsa melalui
pembangunan nasional segenap potensi darat, laut dan angkasa secara terpadu”.

Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya Globalisasi dan kemajuan


teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan suatu Negara terutama Negara Indonesia
menjadi semakin abstrak dan kurang pasti sehingga dapat dengan mudah ditembus oleh para
pelaku atau aktor internasional. Kemudian adanya proses politik dan demokratisasi. Akhir tahun
2004 juga ditandai dengan keberhasilan bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilu dengan
sistem pemilihan langsung. Proses Pemilu yang sangat transparan merupakan kunci keberhasilan
KPU menyelenggarakan pesta demokrasi ini. Selanjutnya munculah tiga kasus besar, Pertama
adalah gerakan separatis politik dan bersenjata yang kini mengarah pada upaya pemisahan diri
dari NKRI yakni, gerakan separatis bersenjata di Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang
telah sepakat untuk mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI), kelompok separatis politik
(KSP) dan kelompok separatis bersenjata (KSB/TPN) yang berinduk di bawah OPM di Papua,
serta upaya pembentukan kembali Republik Maluku Selatan (RMS) melalui pembentukan
organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan Maluku (FKM). Hal tersebut tentu saja akan
mengancam keutuhan wilayah geografis dan persatuan NKRI sendiri.

Sedangkan kasus yang Kedua yaitu aksi kekerasan dan konflik komunal. Meski langkah-
langkah penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus-kasus kekerasan dan
konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara insidentil. Penanganannya diawali dengan
pendekatan pembangunan kebangsaan, tanpa mengabaikan keberagaman budaya dan pada saat
yang sama dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya peningkatan kualitas
proses politik dalam rangka normalisasi dan stabilisasi kehidupan masyarakat di sejumlah daerah
konflik dan rawan konflik relatif berjalan lambat, tetapi perbaikan struktur dan proses politik
menuju penyelesaian konflik secara bertahap dapat berjalan dengan baik.

Dan yang Ketiga adalah isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar. Dalam isu
keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut, terdapat sejumlah permasalahan tapal
batas wilayah yang harus segera diatasi. Isu keamanan perbatasan tersebut, juga meliputi adanya
kondisi pulau-pulau terluar yang berada dan berbatasan langsung dengan beberapa negara
tetangga yang sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari NKRI bila tidak dapat dipelihara dan
dijaga dengan baik.

C. Unsur-unsur Geopolitik Indonesia

Adapun unsur-unsur Geopolitik Indonesia, di antaranya adalah:

1. Wadah
Unsur ini terdiri dari wujud wilayah yang ditentukan oleh lautan dan gugusan ribuan
pulau, tata inti organisasi yakni sistem pemerintahan, dan tata kelengkapan organisasi tentang
kesadaran politik dan bernegara.

4
2. Inti
Isi geopolitik di Indonesia tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia yang
memiliki cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945.

3. Tata Laku
Tata laku memiliki dua unsur yakni tata laku batiniah yang terbentuk karena kondisi
dalam pertumbuhan hidupnya dan tata laku lahiriah yakni tentang tata perencanaan,
pelaksanaan, serta pengawasan.

D. Arti Penting Geopolitik Bagi Bangsa Indonesia

Geopolitik memiliki arti yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia adalah untuk dapat
mempertahankan negara dan berperan penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian
konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan. Bahwa kita sebagai
masyarakat dan negara harus memiliki hubungan spiritual yang mendalam dengan lingkungan
tempat mereka hidup dan tinggal. Dengan inilah yang diartikan sebagai kesadaran geopolitik.
Dengan kesadaran geopolitik seperti ini, sebuah masyarakat dan negara akan hidup dalam
harmoni erat dengan lingkungannya, baik itu lingkungan sosial budaya, adat tradisi, maupun
lingkungan geografis. Dengan inilah negara kita semakin maju karena bisa berhubungan dengan
negara lain secara erat. Geopolitik juga memberi peluang bagi Negara Indonesia untuk bekerja
sama dengan Negara lain yang memiliki kemajuan teknologi dan transportasi yang lebih maju
dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di wilayah Nusantara dengan memberikan
profit bagi bangsa Indonesia.

E. Implementasi Geopolitik Dalam Hukum Kewilayahan

1. Sejak 17 Agustus 1945 Sampai Dengan 13 Desember 1957


Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas hindia
belanda berdasarkan ketentuan dalam “Teritoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie”
tahun 1939 tentang batas wilayah laut territorial Indonesia. Ordonisasi tahun 1939 tersebut
menetapkan batas wilayah laut teritorialsejauh 3 mil dari garis pantai ketika surut, dengan
asas pulau demi pulau secara terpisah-pisah.

Pada masa tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu pada wilayah daratan pulau-
pulau yang terpisah-pisah oleh perairan atau selat antara pulau-pulau itu. Wilayah laut
territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh 3
mil disekelilingnya. Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan perairan
bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan Negara
Kesatuan RI.

2. Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957) Sampai Dengan 17 Februari 1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai
pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut:
a. Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan RI yang utuh dan bulat
b. Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas Negara
kepulaauan (Archipelagic State Principles)

5
c. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Indonesia

Asas kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurespundensi Mahkamah Internasional pada


tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara Inggris dengan Norwegia. Dengan
berdasarkan asas kepulauan maka wilayah Indonesia adalah satu kesatuan kepulauan
nusantara termasuk peraiarannyayang utuh dan bulat. Disamping itu, berlaku pula ketentuan
“point to point theory“ untuk menetapkan garis besar wilayah antara titik-titik terluar dari
pulau-pulau terluar.

Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 4/Prp1960 tanggal


18 Februari 1960 tentang Perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk wialayh
nasional dan cara perhitungannya. Laut territorial diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau
terluar yang saling dihubungkan, sehingga merupakan satu kesatuan wilayah yang utuh dan
bulat. Semua perairan diantara pulau-pulau nusantara menjadi laut territorial Indonesia.
Dengan demikian luas wilayah territorial Indonesia yang semula hanya sekitar 2 juta km2
kemudian bertambah menjadi 5 juta km2 lebih. Tiga per lima wilayah Indonesia berupa
perairan atau lautan. Oleh karena itu, Negara Indonesia dikenal sebagai Negara maritim.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun
1962 tentang lalu lintas damai di perairan pedalaman Indonesia, yang meliputi:
a. Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia
b. Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas
c. Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia
d. Pengaturan demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda tersebut,
sebagai upaya menjaga keselamatan dan keamanan Negara

3. Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen) Sampai Sekarang


Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep politik yang berdasarkan
konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya untuk mengesahkan Wawasan
Nusantara. Disamping dipandang pula sebagai upaya untuk mewujudkan Pasal 33 ayat 3
UUD 1945. Konsekuensinya bahwa sumber kekayaan alam dalam landas kontinen Indonesia
adalah milik eksklusif Negara.

Asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen adalah sebagai
berikut:
a. Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen Indonesia
adalah milik eksklusif Negara RI
b. Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang di tarik
ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara
tetangga
c. Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas
kontinen Indonesia maupun udara diatasnya

6
d. Demi kepastian hokum dan untuk mendukung kebijaksanaan Pemerintah, asas-asas
pokok tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1973 tentang
Landas Kontinen Indonesia. Disamping itu UU ini juga memberi dasar bagi
pengaturan eksplorasi serta penyidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen
dan masalah-masalah yang ditimbulkannya.

4. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Pengumuman Pemerintah Negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi pada 21 Maret
1980. Batas ZEE adalah sekitar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah
Indonesia. Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah:
a. Persediaan ikan yang semakin terbatas
b. Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
c. ZEE memiliki kekuatan hokum internasional

Melalui perjuangan panjang di forum Internasional, akhirnya Konferensi PBB tentang


Hukum Laut II di New York 30 April 1982 menerima “The United Nation Convention on the
Law of the sea” (UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10 Desember 1982 di
Montego Bay, Jamaica oleh 117 negara termasuk Indonesia. Konvensi tersebut mengakui
atas asas Negara Kepualauan serta menetapkan asas-asas pengukuran ZEE. Pemerintah dan
DPR RI kemudian menetapkam UU No.5 tahun 1983 tentang ZEE, serta UU No. 17 tahun
1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986 indonesia telah tercatat sebagai
salah satu dari 25 negara yang telah meratifikasinya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Geopolitik merupakan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud


kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik. Wawasan
Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dijadikan sebagai pola pikir dan pandangan hidup
masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Kekuatan negara Indonesia terletak pada
posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para
pendiri negara ini dan diikrarkan dalam sebuah Sempah Pemuda. Sehingga pandangan geopolitik
bangsa Indonesia harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang luhur dengan jelas dan tegas
tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 agar tercipta suatu Persatuan dan Kesatuan Negara
Indonesia.

B. Saran

Sebagai warga negara yang baik, siapapun kita, baik pejabat, konglomerat, masyarakat biasa
maupun pengemis sekalipun sepatutnya menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara
sesuai dengan perturan dan hukum yang berlaku. Sehingga tercipta kehidupan yang teratur dan
tertib di segala aspek. Wawasan nusantara atau yang bisa juga disebut dengan geopolitik di
Indonesia ini bisa berguna dan berjalan dengan baik. Tiap individu pun seharusnya paham
bagaimana aplikasi geopolitik yang benar itu seperti apa dan praktiknya dalam kehidupan nyata
bisa dengan tepat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Mangindaan, Robert. 2012. Fondasi Geopolitik Negara Kepulauan. Jakarta Pusat.


Vol. 5, No. 16.

Anonim. 2003. Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi
Daerah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Ermanaya, Suradinata. 2001. Geopolitik dan Geostrategi Dalam Mewujudkan


Integritas Negara Kesatuan Indonesia. Jakarta: Lemhanas.

Sumarsono, S. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia.

http://windi-utari-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-91920Education-
Makalah%20Geopolitik%20Indonesia.html.

http://doudymalfoy.blogspot.com/2011/11/makalah-pendidikan-kewarganegaraan_22.html.

http://rinastkip.wordpress.com/2012/11/21/makalah-pkn-geopolitik-indonesia/.

https://igegama.id/lainnya/pengertian-geopolitik-dan-wawasan-nusantara/.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5620524/apa-itu-geopolitik-ini-pengertian-teori-dan-
unsur-pembangunan-geopolitik.

Anda mungkin juga menyukai