Anda di halaman 1dari 165

Mi Shoujiane & You Jia

Mengenal Islam di Negeri Leluhur


ISLAM IN CHINA
Mengenal Islam di Negeri Leluhur
ISLAM IN CHINA
Mcngcnal Islam di Ncgcri Lcluhur
Mi Shoujiang dan You Jia
©�,[i Shoujiang dan You Jia, LKiS, 2014

Direrjemahkan dari Islam in China karya Mi Shoujiang dan You Jia.

xii + 154 halaman; 13 x 20,5 cm


1. Islam 2. Cina
3. Negara komunis
ISBN: 602149130-0
ISBN 13: 978-602-14913-0-0

Penerjemah: Kurnia NK
Editor: MN. Tbad
Rancang Sampul: Imam Mundhor
Penara Isi/Layour: Redaksi LKiS

Penerbit & Disrribusi:


LIGS Pclangi Aksara
Salakan Baru No. I Sewon Bantu!
JI. Parangtriris Km. 4,4 Yogyakarra
Telp.: (0274) 387194
Faks.: (0274) 379430
http.://www.lkis.co.id
e-mail: lkis@lkis.co.id

Anggora !KAP!

Ccrakan 1: 20 14

Percerakan:
PT LIGS Printing Ccmcrlang
Salakan Baru No. I Sewon Bantu!
JI. Parangrriris Km. 4,4 Yogyakarra
Telp.: (0274) 387194, 417762
e-mail: lkis.prinring@yahoo.com
Mi Shot1jian5 & You Jia

Mengenal lslam di Negeri Leluhur

LKls
PENGANTAR REDAKSI

Pemahaman sejarah yang kita terima hingga saat ini


menyebutkan bahv-,a Islam masuk ke Nusantara melalui para
pedagang dari Gujarat, sebuah negeri di India. Di tangan
1nereka Islan1 di Nusantara berke1nbang pesat terutama di
Ja\va clan Sumatera, mulai dari kalangan bangsawan hingga
rakyat jelara, dari rakyat pesisir hingga pedalaman.
Namun belakangan pe1nahaman ini mulai mendapackan
bantahan dari beberapa peneliti clan sejarav,an di Tanah Air.
Banrahan ini salah satunya berupa perbedaannya yang
mencolok anrara praktik Isla1n Nusancara Oawa) clan Islam
di Gujarat. Bahwa Islam masuk ke Nusantara sesungguhnya
melalui orang-orang Tiongkok pada abad ke-15 clan 16, yang
dipi1npin oleh seorang 1nuslim dari Suku Hui yang ke1nudian
dikenal sebagai Laksamana Cheng Ho.
Bersama dengan anak buah kapalnya, Laksan1ana Cheng
Ho memutuskan untuk tetap tinggal di Jawa dan menikah
dengan perempuan-perempuanJa\va. Mereka pun mewaris­
kan tradisi-cradisi ca1npuran Cina lsla1n dan J a\va, yang pad a
masa itu masih kental dengan pengaruh dari agama Hindu
clan Budha.

V
Islam in China: Mengenal lsfam di Negeri Lel uhur

Selanjutnya, penyebaran Islam di Jawa dilakukan oleh


Walisongo, yang beberapa di anrara mereka merupakan
kerurunan Cina. Sejara,van Prof. Dr. Slamet Muljana dalam
Runcuhnya Kerajaan Hindu-Ja�va dan Munculnya Kerajaan­
Kerajaan Islam Nusancara, bahkan menyebut semua Walisongo
berasal dari Cina.
Slamet Muljana menjelaskan nama-nama asli Walisongo
yang berbau Cina dan sangat jauh dari kesan berbau Arab.
$lamer menyimpulkan bahwa Sunan Ampel bernama asli Bong
S,vi Hoo. la kemudian 1nenikah dengan Ni Gede Manila
yang merupakan anak Gan Eng Cu (mantan kapitan Cina di
Manila yang dipindahkan ke Tuban sejak cahun 1423 ). Dari
perka"',rinan ini lahir Sunan Bonang. Bonang diasuh Sunan
Ampel bersama Giri, yang belakangan dikenal sebagai Sunan
Giri. Bahkan nama Sunan Kalijaga, yang menurut sejarah
1nainscream disebur sebagai satu-sarunya Walisongo asli I n ­
donesia, diyakini sebagai Gan Si Cang. Sedangkan Sunan
Gunung Djari atau SyarifHidayarullah adalah Toh A Bo, putra
Sultan Trenggana, yang memerinrah Demak rahun 1521-1546.
Sementara itu, Sunan Kudus adalah Ja Tik Su.
Faktor lainnya dalam eratnya hubungan Islan1 Nusantara
dengan Islam Cina adalah masalah mazhab yang dianut oleh
Walisongo. Berbeda dengan mayoriras sejara,van yang menulis
bahwa mazhab Syafi'i adalah mazhab n1ayoritas Walisongo,
Slamer Muljana menyebut mazhab Hanafi sebagai mazhab
yang dianur oleh mayoriras Walisongo. Kesimpulan yang
selaras dengan kesimpulannya 1nengenai Walisongo. Sebab,
n1azhab Hanafi adalah mazhab mayoriras di Cina hingga saat
Ill!.

Di lain pihak, Agus Sunyoro menegaskan adanya


pengaruh kebudayaan Ceun1pa (Kan1boja) pada tradisi-tradisi
keagan1aan di Indonesia, khususnya NU.

VI
.
Pengantar Redaksi

Gus Dur dalam setiap kesempatan selalu menyatakan


bahwa dirinya memiliki darah Tionghoa dari jalur Tan Kim
Han. la adalah kerurunan Tan Ki1n Han yang menikah dengan
Tan A Lok, saudara kandung Raden Parah (Tan Eng Hwa),
pendiri Kesultanan Demak. Tan A Lok clan Tan Eng Hwa ini
merupakan anak dari Purri Campa, puceri Tiongkok yang
1nerupakan selir Raden Bra\vijaya V Tan Kim Han sendiri
berdasarkan penelitian diidentifikasikan sebagai Syaikh Abdul
Qodir Al-Shini yang makamnya dite1nukan di Trowulan.
Berdasarkan cacacan-cacatan hipotesis di atas, tencu kica
perlu n1engakui bahwa Islam Cina adalah prototype Islam
Nusantara (Ja\va) dalam banyak aspek. Lebih dari sekadar
icu, hadirnya buku ini diharapkan dapar mencairkan kebekuan
berpikir kica yang selama ini phobia Tionghoa melalui policik
identitas pri-nonpri. Bukankah sikap phobia tersebut sama
halnya dengan mengingkari asal-muasal keberisla1nan kita?
Buku ini seakan ingin menguackan asumsi di aras melalui
pengetahuan langsung tentang sejarah clan perken1bangan
Islam di Cina serta pergolakan sejarah clan kondisi sosial
1nasyarakat muslim di Cina dewasa ini. Dari sana kira
barangkali tidak salah 1nenyebut Isla1n Cina sebagai leluhur
Islam Nusantara. Masihkah kita phobi?
Kami mengucapkan cerima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Mi Shoujiang dan You Jia yang celah 1nemercayakan
penerbitan edisi bahasa Indonesianya kepada kan1i. [aa]

..
VII
PENGANTAR PENULIS

Pacla pertengahan abacl ke-7, Islam (cliperkenalkan) ke


Cina. Setelah disebar clan clikembangkan selama 1300 tahun,
seiring masa pemerintahan Dinasri Tang, Dinasti Song,
Dinasri Yuan, Dinasti Ming, clan Dinasri Qing, clan periode
Republik (618-1949 M), Islam telah 1nencapai lebih clari 20
juta pengikut di Cina. Islam dalam hal ini disebut dengan
nama yang berbecla pacla periode sejarah yang berbecla. Masa
Dinasti Tang (618-907 M), Islam clisebut "Dashi Jio" {Agama
Dashi). Orang Arab kemuclian disebut Dashi. D i masa
Dinasri Ming (1368-1644 M), Islam disebur dengan "Tian
Jiao Fang" (Aga1na Arabia) atau "Hui Hui Jiao" (Agama
Orang Hui Hui). Kaum muslim dari berbagai latar belakang
etnis umumnya kemuclian juga clisebut Hui Hui. Pada akhir
Dinasti Ming clan awal Dinasti Qing (1616-1911 M), agama
Islam clisebut "Qingzhen Jiao" (Agama Murni dan Benar),
dan pada Periocle Republik (1912-1949 M) disebut "Hui Jiao"
(Agama Orang Hui), yang merupakan kelompok ernis muslim
di Cina. Setelah Cina Baru didirikan pada tahun 1949, Dewan
Negara mengeluarkan pernyataan 'Catatan Perhatian rentang
Nama Islam' pada rahun 1956, yang berisi: "Islam adalah
agan1a internasional, clan istilah 'Islam' aclalah nama umuin
.IX
Islam in China: Mengenal lsfam di Negeri Lel uhur

internasional yang digunakan untuk agama ini." "Jangan


gunakan isrilah 'Hui Jiao' unruk Islam mulai sekarang dan
uncuk seterusnya, cukup panggil dengan !slain". Sejak saat
itulah, istilah Islan1 sering digunakan di daracan Cina.
Sementara itu, di Hongkong, Macau, clan Taiwan, masih recap
disebur dengan "Hui Jiao". Di antara 56 kelompok etnis di
Cina, ada 10 etnis yang n1enjadikan Islam sebagai agama
nasional mereka, yaitu etnis Hui, etnis Uighur, etnis Kazak,
etnis Dongxiang, etnis Khalkha, etnis Sala, etnis Tajik, ernis
Uzbek, ecnis Bao'an, clan ecnis Tatar. Ada juga sejumlah kecil
muslim di antara etnis Mongol, etnis Tibet, etnis Sais, clan
juga ernis Dais.
Islam 1nemiliki pengaruh besar pada kehid upan sosial
Cina, terutama pada pembangunan sosial clan tradisi etnis
dari 10 kelompok etnis minoritas yang menjadikan Islam
sebagai agama nasional mereka. Kaum muslim di Cina telah
1nen1punyai pengaruh clan 1nen1berikan koncribusi besar bagi
perkembangan politik, ekonomi, clan budaya Cina.

Mi Shoujiang & You Jia

X
DAFTAR ISi

Pengantar Redaksi .fl v


Pengantar Penulis• ix
Daftar Isi• xi

Bab 1.
Penyebaran dan Pengembangan Islam di Cina • I
A. Masuknya Islan1 ke Cina .fl 1
B. Penyebarluasan Islam di Cina• I 0
C. Sisrem Kehidupan Keaga1naan Islam dan Penge1nbangan
Masjid di Cina• 18
D. Pemusatan dan Penyebaran Islam di Wilayah Pedalaman
Cina• 23

Bab 2.
Nasionalisasi Islam di Cina • 33
A. Sepuluh Kelompok Minoritas dan Dua Siscem• 33
B. Kelahiran dan Pertumbuhan Sekte-sekte dan Menhuan
(Sekte Sufi di Cina)• 50
C. Pendidikan Masjid dan Inisiasi Nasionalisasi Islam di
Cina • 60

Xi
Islam in China: Mengenal lsfam di Negeri Lel uhur

D. Gerakan Penerjemahan dan Penulisan Alkitab dalan1


Bahasa Tionghoa dan Nasionalisasi Islam di Cina ill 65
E. Kombinasi Islam dengan Kebudayaan Tradisional Tionghoa
• 71

Bab 3.
Islam dalam Periode Republik Cina • 85
A. Kebangkitan Sekolah Islam dan Organisasi l\1uslim • 86
B. Lembaga Penerbiran dan Publikasi Islam ill 94
C. Penerjemahan clan Publikasi Al-Qur'an ill 98
D. Partisipasi Muslim Tionghoa dala1n Perang Perlawanan
rerhadap Jepang • 100
E. Berjuang Melawan Penghinaan clan Diskriminasi ill 103
F. Islam di Xinjiang dalam Periode Republik ill 108

Bab 4.
Islam pada Awai Periode Cina Baru • 1 15
A. Aktif dalam Pembangunan Cina Baru • 116
B. Pembentukan Organisasi Islam ill 119
C. Reformasi Den1okrasi uncuk Sistem Agan1a lslan1 di Cina
• 125

Bab 5.
Islam di Cina pada Era Baru • 127
A. Pelaksanaan Kebijakan Agama dan Pemulihan Organisasi
Keagamaan • 127
B. Pembentukan Sistem dan Peraturan bagi Penguaran
Administrasi Demokrasi Masjid ill 131
C. Pengembangan Pendidikan dan Srudi Isla1n • 133
D. Berparrisipasi dalatn Pembangunan Masyarakat "Dua
Peradaban" ill 140
E. Pengembangan Hubungan Persahabaran Luar Negeri ill 147

Xii
Bab 1
PENYEBARAN DAN PENGEMBANGAN
ISLAM DI CINA

A. Masuknya Islam ke Cina


Terna ini telah membuka pertanyaan kapan Islam
pertama kali diperkenalkan ke Cina? Dalam ,vaktu yang
panjang, telah banyak sarjana yang 1nelakukan penelitian
tentang ha! ini, dan mencapai kesimpulan yang berbeda-beda.
Teori yang populer disampaikan oleh sejarawan konremporer
terkenal Chen Yuan yang 1nenunjukkan bahwa Islam
diperkenalkan di Cina pada tahun kedua Kaisar Yonghui dari
Dinasti Tang (65 l M). la menemukan caratan aktual dalam
"Sejarah Tang" dan "Cefu Yuangui (Panduan Buku)". Pada
tahun kedua kekaisaran Yonghui, Kaisar Gaozong dari Di­
nasti Tang, Khalifah ketiga Arabia Othman (di atas takhta di
644-656 M) mengirim urusan diplo1narik ke Chang'an1 , ibu
kota Tang, demi memenuhi panggilan resmi dari Kaisar
Gaozong, untuk memperkenalkan kekhalifahan mereka,
kebiasaan mereka dan Isla1n. Sebagai peristi\va bersejarah,
sebagian besar sarjana telah mengakui tahun ini sebagai
simbol kedatangan Islam ke Cina.

' Kan1on sekarang

1
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Kedatangan Islam ke Cina ini melalui dua rute: Rute


Laur dan Rute Daracan. Sejak Zhangqian (?-114 M) dikirim
sebagai utusan ke Wilayah Barat (Dinasci Han menguasai
berbagai daerah cermasuk sekarang Xinjiang dan Asia Tengah)
pada Dinasti Han, transportasi dan komunikasi antara Cina
dan negara-negara di sebelah barat telah dimulai. Pada tahun
ke-9 Yongyuan, n1asa Kaisar Hanhe dari Dinasti Han,
Ganying mencapai Jazirah Arab ketika ia dikirim dalam misi
diplomarik ke Wilayah Barat.
Dala1n Dinasti Tang, cransportasi dan kon1unikasi anrara
Cina dan Barat itu dikembangkan lebih lanjuc. Jalan Darat
mulai dari Asia Barar Daya, melalui Persia, Afganistan, Asia
Tengah, Pegunungan Tianshan dan Koridor Hexi, ke
Chang'an, ibu kota Tang, aclalah bagian penting yang
menghubungkan Cina dan Barat. Banyak pedagang muslim
melakukan perjalanan panjang clan sulit ke Cina untuk
1nelakukan bisnis. Sesuai clengan "Zi Zhi TongJian" (Sejarah
sebagai Mirror), ada lebih dari 4000 pebisnis asing di
Chang'an pada masa Dinasri Tang, mayoriras adalah orang
Arab clan Persia, clan pe1nerincah Tang menclirikan sebuah
"Departemen Perclagangan" untuk mengatur administrasi.
Dinasti Tang juga memiliki milicer yang sering mengadakan
kontak clengan Kekaisaran Islam Arab.
Dalan1 periode 148 tahun clari cahun keclua Yonghui
Kaisar Gaozong (651 M) ke tahun 14 Zhenyuan dari Kaisar
Dezong (798 M), para utusan Arab tercatat telah melakukan
37 kali kunjungan ke Cina. Pada percengahan 1nasa
pemerinrahan Dina.sci Tang, ocoritas pusat dilen1ahkan oleh
korupsi politik dan masalah sosial dan gubernur yang
1nengendalikan daerah-daerah kekuasaan cerpencil se1nakin
kuat. Pada musim dingin tahun 755 M, Gubernur An Lushan,
yang mengendalikan Pingzhan, Fanyang dan Hedong,
me1nberontak di Fanyang (kini Beijing), dan Shi Shiming,

2
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

seorang jenderal di bawah kekuasaannya, menangkap


sebagian besar dari kelompok Hebei. Ini adalah perisri,va
historis yang rerkenal dengan sebutan "Pemberoncakan An
dan Shi", yang berlangsung 7 tahun dan akhirnya mampu
dijaruhkan oleh pemerintah Tang. Sejak pemberonrakan iru,
rezim Tang menjadi le1nah. Untuk menjatuhkan
"Pen1berontakan An dan Shi", pe1nerintah Tang n1eminta
bantuan militer dari Kekaisaran Arab. Kaisar Zongyun meng­
izinkan tentara Arab untuk hidup di Cina secara permanen
ketika pemberontakan berakhir. Akibatnya, Isla1n diperkenal­
kan ke Barat Laut Cina oleh pedagang Arab dan Persia, utusan
diplomatik dan tentara.
Pada masa Dinasti Tang, pedagang Cina dan Arab
1nendon1inasi alur laut bisnis mulai dari Teluk Persia clan
Laut Arab, melalui Teluk Bangladesh, Selat Malaka dan Laut
Cina Selatan, 1nenuju pelabuhan Cina seperti Guangzhou,
Quanzhou dan Yangzhou. Banyak peclagang Arab dan Persia
datang ke berbagai tempat untuk melakukan bisnis, dan
banyak dari mereka kemudian menetap di sana. Dengan
detnikian, Islam juga diperkenalkan ke Cina 1nelalui bisnis
laut.
Dinasri Tang dan Song (618-1279 M) adalah periode
pertama Islam di Cina. Muslim di Cina pada ,vakru itu terdiri
dari pedagang, tentara dan utusan diplomatik dari Arab,
Persia dan negara-negara lain. Mereka menetap clan tinggal
dalam komunitas seagama ketika mereka datang kc Cina,
1nenjaga agama 1nereka dan n1enjalani cara hidup yang khas.
Tujuan mereka datang ke Cina pada dasarnya adalah untuk
melakukan bisnis daripada bekerja sebagai misionaris. Oleh
karena itu, mereka tidak berla,vanan (oposisi) dengan tata
aturan kelas penguasa Cina, dan diizinkan untuk menetap
dan menikah dengan orang-orang Tionghoa lokal. Para muslim
yang celah menetap di Cina disebur Zhu Tang (secara harfiah

3
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

berarti orang asing yang tinggal Cina). Orang-orang Zhu Tang


ini menikahi perempuan Tionghoa setempat dan berbaur,
dan kecurunan mereka yang lahir menjadi warga asli Fall Ke
(arcinya orang asing, makna sebenarnya mengacu pada n1uslim
asing). Namun, umat Islam pada waktu itu jumlahnya kecil,
cerkonsencrasi di koca-koca besar clan pelabuhan yang cerlecak
di sepanjang jalur penting komunikasi. Karena kebutuhan
agama dan adat, mereka membangun masjid clan tinggal
dalam komuniras agarna dengan masjid sebagai pusacnya.
Sekarang ini, masjid-masjid, seperti Masjid Huaisheng di
Guangzhou (dibangun pada Dinasti Tang), Masjid Qinjing
di Quanzhou (Masjid al-Ashab, dicerjemahkan sebagai Masjid
Shengyou, dibangun pada 1nasa Dinasti Song U cara), Masjid
Xian he di Yangzhou ( dibangun di n1asa Dinasti Song Selatan)
dan Masjid Fenghuang di Hangzhou (dibangun di Dynasci
Yuan), cerkenal dengan sebucan Ernpac Masjid Kuno di Cina.

Masjid Agung Aksu di Xinjiang

4
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Selama Dinasti Tang dan Song, banyak pedagang Arab


dan Persia menerap di Cina sebagai dampak dari perdagangan
luar negeri yang dikembangkan. Pada cahun ke-4 Kaisar
Zhenghe dari Dinasti Song, muncul generasi ke-5 kelahiran
muslim lokal Fan Ke. 2 Pemerintah Song kemudian
menerbickan "Hukum Warisan uncuk Generasi ke-5 Fan Ke"
untuk menangani 1nasalah vrarisan n1ereka. Untuk
menyesuaikan diri dengan masyarakac serempat, muslim Fan
Ke pada masa Dinasci Song mulai menerima pendidikan
budaya Tionghoa secara positif Di Guangzhou dan Quanzhou
di mana umat Islam terkonsentrasi, muncul sekolah khusus
Fan Xue (sekolah untuk orang asing) yang dikelola oleh para
1nusli1n sendiri, yang hanya merekruc anak-anak 1nusli1n
kelahiran asli. Untuk mengatur Fan Xue, pemerintah daerah
harus mengajukan permohonan ke pengadilan untuk
diratifikasi. Tujuan membangun Fan Xue adalah untuk
1nendidik anak-anak 1nusli1n dengan budaya tradisional
Tionghoa dan membantu mereka unruk menyesuaikan diri
dengan masyarakar sesegera mungkin. Target akhir Fan Xue
adalah lulus ujian kekaisaran yang diselenggarakan oleh
pengadilan, yang merupakan cara paling penting untuk
berparrisipasi dalam politik. Dinasri Song mengikuri sistem
Dinasti Tang yang memungkinkan bagi orang asing dan
keturunan mereka yang hidup di Cina untuk mengikuti ujian
kekaisaran dengan subjek yang sama seperti ujian Tionghoa
asli. Meskipun siscem ujian kekaisaran bagi 1nereka cidak
1nemadai, kuota dalam setiap tahunnya tidak sebanding
dengan masing-masing orang yang ingin rerlibat langsung
dalam polirik.

' Pribumi yang lahir dari perkawinan pendatang Islam yang menikah
dengan orang Cina.

5
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Perka,vinan antara muslim asing yang hidup di Cina


dan Tionghoa asli kemudian menjadi fenomena umum. Di
antara generasi pertama muslim asing, sebagian besar datang
sendiri ke Cina. Mereka kaya dan menikmati scacus sosial
yang ringgi sehingga perkawinan sama sekali bukan hal yang
sulir bagi mereka. Mereka menikahi para gadis dari kalangan
biasa, bahkan juga keluarga resn1i kerajaan. Ten tu saja, ada
beberapa gadis muslim menikahi lelaki non muslim, tapi itu
ridak akan pernah rerjadi kecuali mereka masuk Islam karena

Islam mengharuskan non


r.. muslim, baik laki-laki
acau perempuan, semua
harus memel uk Islan1
kerika mereka menikahi
seorang muslim. Sebagai
hasilnya, populasi n1uslim
di Cina meningkar.
Memelihara budak
adalah cara lain yang juga
penting untuk meningkac­
kan populasi muslim. Pada
mas a D inasti Song,
Masjid Huaisheng di Guangzhou, aneksasi tanah berlaku;
Dibangun pada masa Dinasti Tang
beberapa perani-penyewa yang celah kehilangan tanah mereka
1nencari perlindungan di kancor pe1nerincahan resmi acau ke­
luarga mereka yang kaya dalan1 rangka 1nengubah status iden­
titas sosial mereka, atau untuk menghindari kewajiban sosial
rerrenru, dan 1nenjadi budak. Ini juga merupakan fenomena
u1nun1 bah,va beberapa petanj-penyewa mencari perlindungan
dalam keluarga n1uslim dan memeluk Islam pada 1,vaktu yang
sama. Memelihara budak adalah hal yang wajar bagi umar

6
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Islam karena menurut tradisi Islam, budak semacam ini


memenuhi syarat untuk mewarisi sebagian, bahkan seluruh
perkebunan majikan.
Singkatnya, umat lsla1n pada n1asa Dinasti Song ter­
libat dalam semua bidang kehidupan sosial dengan berbagai
cara seperti menjalankan sekolah, ikut ambil bagian dalam
ujian kekaisaran, menikah antar ecnik dan memelihara
budak, yang membuat peningkatan populasi muslim dan
mengarah pada kelahiran kelompok etnis baru: etnis Hui.
Penyebaran Islam dari perbacasan barat Cina ber­
hubungan dengan sejarah Dinasci Karakicai. Secelah Dinasti
Tang sampai pada akhir masanya pada 840 M, ecnis Hui
Hus (suku kuno yang memeluk Isla1n) bermigrasi ke barac.
Sekelompok Hui Hus dipin1pin oleh Pangteqin pergi ke barac
menuju Sungai Chu di mana suku Garluq berada dalam
pendudukannya. Pangceqin dan klan-nya serta suku Hui Hu
yang lain ke1nudian menyerahkan diri kepada Garluq dan
membangun sebuah rezim Hui Hu baru yang dalam sejarah
disebut Karakitai. Dari pertengahan abad ke-9 hingga awal
abad 13, Karakicai berlangsung selama 370 tahun. Selama
periode waktu yang sa1na, wilayah cengah Cina 1nengalami
pergantian beberapa dinasti dari Dinasti Tang kepada Lima
Dinasci dan Sepuluh Kerajaan, pada Dinasti Song Utara clan
Dinasci Song Selatan (abad ke-7-13). Dan pada ,,.,akcu yang
sama di utara dan barat laut Cina muncul beberapa rezim
kelompok minoritas lainnya: rezim Liao Barat, rezim Jin dan
rezi1n Xia Barat.
Pada n1asa-masa awal, Dinasti Karakitai 1nemprakcikkan
siscem pemerintahan dua Khan (dua raja). Kekaisaran ini
dibagi 1nenjadi cabang ri1nur dan barac uncuk yang rua dan
yang 1nuda dari anak-anak Khan. Cabang timur berada di
bawah kekuasaan saudara tua yang menjadi Ketua Khan dan
dikenal sebagai Arslan Khan (raja singa). lbu kora dari cabang

7
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

timur rerlerak di Barashagon (sekarang Tokmak, Kirghizstan).


Cabang barat diperinrah oleh sang adik yang menjadi Wakil
Khan dan dikenal sebagai Boghra Khan (raja unta laki-laki).
Ibu kota dari cabang barat terlecak di Talas (sekarang
Dzhambul, Ernis Kazaktan). Satuk Boghra Khan, yang
merupakan anak sulung (primogenitor) dari cabang barac,
adalah Khan pertama dari Dinasti Karakitai yang 1nemeluk
Islam, dan berganti nama muslim Abdal Karim. Dia
mendapackan sebucan Satuk karena sejak kecil dipengaruhi
oleh kaun1 n1uslim dari Dinasti Samanid, clan akhirnya
menjadi seorang muslim mandiri. Secelah merebut kekuasaan
dari pamannya dengan paksa, Sacuk mendirikan peme­
rintahan Islam sebagai1uana yang dilakukan di negara-negara
Arab. Dia berada di acas takhta selama 45 tahun dan
meninggal pada 344 H (955-956 M). K.hanate (Dinasri Khan)
kemudian 1nenjadi dinasti Islam kecika Musa anaknya
berhasil meneruskan takhta. Pada sekitar 960 Masehi, Musa
menyarakan Islam sebagai agama negara dan 200 ribu
keluarga Turki dikonversi (diajak masuk) kc dalam Islam.
Karakitai adalah rezi1n minoritas pertama yang mengambil
Islam sebagai agama negara dalam sejarah Cina.
Sejak menjadi negara Islam, Dinasci Karakitai menjadi
kuac. Ia menaklukkan Yucian (sekarang Hecian, Xinjiang),
dan pengaruhnya meluas ke Qie1no dan Ruoqiang.
Para penguasa dari Dinasti Karakitai adalah orang yang
sangat saleh dalam memeluk Islam dan melakukan yang
terbaik untuk 1nelaksanakan pe1uerincahan lslam. Di 1nana­
n1ana pada masa masa dinasti ini, pengadilan Islam didirikan,
dan masjid-masjid dan akademi Islam didirikan untuk
1nengembangkan cenaga yang mampu menyebarkan Islam.
Selain itu, cukup banyak Mazars3 terkenal dibangun. Dalam
jangka \1/aktu ini, banyak para peranrau Turki mulai menecap,

8
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

"'
C
E
C
"'
Q)

eo
c-

-
� 0:,
0""
"' '
0, M

>-"'
"" 0:,

�M
.:<::.
.....,...--r' c' oo
<O C
x ::E

'

9
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dan ini semakin membantu mempercepat transformasi kaum


pribumi di Asia Tengah ke T urki dan Islamisasi para perantau.
Ekononu sosial dan ilmu-ilmu dikembangkan lebih lanjut dan
sebagai hasil bencuknya adalah budaya Islam Uighur. Sejumlah
pedoman seperti "Pedoman kebahagiaan" (Wisdom ofHap­
piness), "Kamus Turki" (Turk Dictionary) dan "Dasar
Pengecahuan Kebenaran" (Basic Knowledge ofTruth) adalah
suatu refleksi yang baik dari semua ini.

B. Penyebarluasan Islam di Cina


Sejak 1219, Genghis Khan (1162-1227 M) dengan anak­
anak dan cucunya bergerak ke barar riga kali dan menaklukkan
Asia Tengah clan Cina, serta 1nen1bangun sebuah kerajaan
besar yang mencakup benua Eropa dan A�ia, termasuk
sebagian besar daerah muslim. Dalam perang Kubilai Khan
1nelav,,an Dinasti Song Selacan untuk n1enyacukan kembali
Cina, banyak orang Arab, Persia, dan Asia Tengah penganut
Islam yang cergabung dalam Angkatan Darat Wilayah Barat
dan berparcisipasi dala1n perang ini. Kecika perang berakhir,
para prajurit muslim kemudian tinggal untuk bercocok tanan1
dan mencarikan rumput untuk kuda. Mereka tersebar di
seluruh negeri, sebagian besar di barat laut dan sebagian yang
lain tersebar di Barat Daya clan Wilayah Tengah, kemudian
ada yang berpindah ke selatan Sungai Yangtze. Sebagian besar
tentara muslim yang darang biasanya tidak membawa keluarga
1nereka. Mereka menikahi pere1npuan lokal dan berbaur.
Selain itu, kerajaan Mongol juga mengirim para perajin
muslim ke berbagai tempat di negeri ini, yang sebagian be­
sar kemudian 1nenetap di tempac mereka bekerja. Pada masa

' Transliterasi bahasa Arab dari kata zara-ziara, awalnya berarti


kuil atau kuburan orang-orang kudus, di sini mengacu pada makam
pejabat muslim tinggi.

10
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Dinasti Yuan, para muslim dari Wilayah Barat clan keturunan


mereka yang disebur Hui Hui, kemudian disebut Se Mu,
salah sacu dari e1npat klan di mana penduduk Cina dibagi
dalan1 Dinasti Yuan, termasuk sekutu Asia Tengah dari
Mongol, sebagian Uighur dan Turki lainnya. Para muslim
dalam Dinasti Yuan relah me1nberikan konrribusi besar bagi
berdirinya dinasti, n1ereka diberi status sosial yang tinggi,
hanya secingkat di bawah orang-orang Mongol dan secingkat
di aras orang-orang Ernis Han dan orang-orang Selatan.
Kelompok orang atas dala1n 'lingkaran 1nusli1n'
ditempatkan pada posisi-posisi penting oleh penguasa Yuan,
dan dalam perode ini beberapa dari mereka menempati
peringkar tinggi di anrara kelas penguasa. Populasi muslim
1neningkat tajan1, dan penyebaran serta perkembangan Is­
lam meningkat pesat. Struktur discribusi dari populasi muslim
dapat digambarkan sebagai "yang tersebar luas dan
terkonsentrasi pada kelon1pok-kelompok kecil" n1ulai
terbentuk. Itu adalah waktu ketika Islam mengalami
perkembangannya yang pesat.
Perke1nbangan !slain pada masa Dinasti Yuan
berhubungan dengan kelahiran dan pertumbuhan etnis Hui
Hui. Iscilah "Hui Hui" muncul pertama kali dalam buku
Shen Kuo "Meng Xi Bi Tan" (Caratan dirulis dala1n Angan­
angan) pada n1asa Dinasti Song Utara (960-1127 M), 1nerujuk
pada etnis Hui Hus pada masa Dinasti Tang. Selama Dinasti
Tang dan Dinasti Song, Hui Hui tidak me\vujud sebagai
kelompok etnis, jadi tidak ada hubungannya dengan agama
Islam. Sejak Dinasti Song Selatan (1127-1279 M), konsepsi
Hui Hui kemudian diperluas mencakup semua penduduk
musli1n, di negara-negara dan daerah-daerah di Wilayah Barat.
Dalam Dinasti Yuan, sebagai dan1pak dari pengembangan
transportasi dan komunikasi antara Cina dan Barat, banyak
muslim di Wilayah Barat dan Asia Tengah dacang ke Cina.

11
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Pada saat itu istilah 'Hui Hui' disebutkan untuk semua


kelompok muslim yang bermigrasi dari Asia Tengah, Persia,
dan Arab ke Cina. Pada periode av,ra) Dinasci Yuan, musli1n
yang datang dari Rute Laut disebut "Nan Fan Hui Hui"
(muslim di selacan). Disebutkan dalam buku "Gui Xin Za
Shi" oleh Zhou Mi: "Masa ini, se1nua ecnis Hui Hui meng­
ambil daerah Sentral Cina sebagai rumah n1ereka, semen­
cara ada banyak lagi di selatan Sungai Yangtze". Pada tahun
kedua Kaisar Xianzong (1252 M), iscilah 'Hui Hui' digunakan
dalan1 sensus resn1i, dan Hui Hui ke1nudian menjadi nama
khusus etnis muslim yang tinggal di \vilayah tengah Cina
dalam Dinasci Yuan.
Ini adalah perjalanan sejarah yang panjang di 1nana na1na
Hui Hui ke1nudian diubah n1enjadi sebuah nama kelompok
ecnis. Selama masa Dinasti Tang dan Dinasti Song, para
muslim Arab dan musli1n Persia yang me1nilih 1nenecap di
Cina tinggal di kota-kota ko1nersial yang terletak di jalur
lalu lintas utama. Mereka menikah dan berbaur dengan
penduduk lokal, clan populasi penduduk muslim kelahiran
seceinpat (pribun1i) ke1nudian meningkat terus. Mereka
menjadi u1nat Islam paling awal di Cina dan menjadi nenek
moyang etnis Hui Hui.
L1skar Tiga Penaklukan Mongol berbaris ke barac selama
Dinasti Yuan (1206-1368 M) menyebabkan n1igrasi dari
berbagai kelompok etnis, kelas dan profesional di timur.
Mereka tidak hanya terbatas pada kota-kota yang cerletak di
jalur lalu lintas, tetapi banyak tersebar di seluruh daerah
pedesaan, kota-koca ko1nersial dan tempat-ten1pat di mana
Chi Ma Tan Jun (pasukan muslim yang terdiri dari suku­
suku di Wilayah Barat) dicempackan, melipuci daerah yang
luas dari Mobei dan Dadu (Beijing sekarang) sampai di sebe­
lah selatan Sungai Yangtze dan Yuanhan serta Barat laut.

12
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Populasi dan perluasan Etnis Hui Hui jauh melampaui


populasi Hui Hui pada masa Dinasti Tang dan Song. Kerika
mereka tinggal di berbagai te1npat, mereka diperbolehkan
untuk berbaur dan menikahi wanita setempat, dan sebagai
hasilnya populasi Ernis Hui Hui meningkat rajam.
Penakluk Mongol berpa-...vai ke barar mengakhiri siruasi
pemisahan dari sisi ucara da.n selatan Pegunungan Tianshan
dan mengakcifkan komunikasi serta penggabungan antara
suku-suku certua. Selain icu, beberapa raja Mongol dan para
Khan 1nemeluk lslan1 dan me1nberikan pengaruh yang cukup
besar pada penyebaran Islan1 di daerah ini. Etnis Hui Hui
tumbuh lebih kuat. Pada masa Uighur beberapa orang Mon­
gol dan suku-suku lain bergabung dengan memeluk lsla1n.
Migrasi nasional yang terjadi pada n1asa Dinasti Yuan
membuat sejumlah besar Ecnis Hui Hui mulai menjalani
hidup baru yang berganrung pada percanian. Perlakuan
isci1ne-...va yang diberikan oleh pemerintah Yuan bersama
dengan upaya 1nereka sendiri memungkinkan umat Islan1
uncuk tinggal di sacu cempat dalam jangka wakru panjang
dan me1nperrahankan hidup mereka canpa bancuan ekono1ni
da.ri dunia luar. Sistem kelas yang dipra.ktikkan selama Oinasti
Yuan relah menciprakan kondisi yang menguntungkan bagi
pengembangan Ecnis Hui Hui. Mereka menikmaci hak isci-
1newa tertentu dalam berba.gai aspek, seperti bekerja dala1n
pemerintahan, men1bayar pajak lebih rendah, dan mengikuti
ujian kekaisaran. lni memungkinkan bagi suku-suku yang
berbeda dan kelon1pok kelas yang san1a dengan keyakinan
agama yang sa1na dan keseragaman gaya hidup untuk
menggabungkan diri dan menjadi satu komunitas erika
(perilaku).
lndikasi pengakua.n da.n dorongan yang diberika.n kepada
Islam oleh ororitas Dinasri Yuan adalah cukup banyaknya

13
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

masjid yang dibangun sebagai tempat untuk kegiatan


keagamaan umat Islam. Masjid menjadi cempat bagi umat
Islam dari berbagai idencitas untuk melakukan pelayanan
keagan,aan clan terlibat dalam berbagai kegiacan sosial secara
bersama-sama. Oleh karena itu, Islam menjadi media penting
untuk mendorong dan memperkuat hubungan nasional,
akhirnya 111enimbulkan kelahiran Hui Hui sebagai kelo1npok
erika.
Pada masa Dinasti Yuan, penyebaran Ecnis Hui Hui
"tersebar secara luas dan terkonsencrasi pada kelo1npok­
kelo1npok kecil''. Dengan "tersebar secara luas" Etnis Hui
Hui bercebaran di seluruh negeri, clan dengan "yang
cerkonsencrasi dala1n kelompok-kelo1npok kecil" Ecnis Hui
Hui di seluruh negeri tinggal dalam komunitas seaga1na
dengan masjid sebagai pusac komunicas mereka. Karakceriscik
unik dari penyebaran geografis Ecnis Hui Hui, berbeda dari
se1nua kelompok minoricas lainnya yang telah banyak
melakukan ha! yang sama dengan lingkungan khusus di mana
Ecnis Hui Hui celah hidup pada Dinasti Yuan.
Ecnis Hui Hui adalah ecnis yang mahir beradapcasi
dengan keterlibatan dalam bisnis dan pengelolaan keuangan
dan mampu serca berpengalaman dalam adminiscrasi. Selain
icu, untuk kontribusi besar mereka, mereka celah ditunjuk
uncuk membangun Dinasci Yuan dan mengelola negara. Etnis
Hui Hui mendapat kepercayaan dari para penguasa Yuan.
Mereka diberi status polirik lebih tinggi, dan banyak dari
1uereka diangkat menjadi pejabat di berbagai tingkacan. Pada
hampir semua posisi baik sipil maupun militer, baik pusat
maupun daerah, provinsi maupun akar rumput, selalu ada
Etnis Hui Hui. Mereka yang 1nemiliki canah, rumah,
pen,bantu, bawahan, dan properci yang besar.
Untuk memenuhi kebutuhan perang, Kekaisaran Yuan
pada periode awal pemerincahannya melakukan siscem Tun

14
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Tian (pasukan kunci penjaga benteng, para petani pembuka


gurun clan penanaman biji-bijian makanan). Kerika seluruh
negeri icu bersacu, ia mulai menerapkan siscem ini secara
komprehensif. Di antara Etnis Hui Hui yang membuka gurun
clan menanam biji-bijian ranaman, sebagian besar berada di
Barar Laur.
Bangsa Mongol n1enaklukkan dunia dengan kavaleri
mereka yang tajam sehingga mereka menganggap sangat
penring unruk penggembalaan kuda, clan membuka 14 lahan
tanah penggembalaan di seluruh negeri. Di ancara para
gen1bala yang rerlibat dalam penggembalaan kuda milicer,
banyak yang dari Ernis Hui Hui. Huihuiwa dekar Gongxian
County di provinsi Henan, Yidu clan Qingz.hou di Provinsi
Shandong adalah ternpat-ternpat penting Ecnis Hui Hui 1neng­
gembala kuda. Gembala milirer ini kemudian berubah men­
jadi rumah rangga sipil clan secelah iru menjadi penduduk
seren1par.
Dinasri Yuan juga 1ne1nprakrikkan sistem Jun Hu
(rumah rangga milirer). Pemerintah mengalokasikan lahan
unrukjun Hus (anggoca Jun Hu) uncuk pemeliharaan milicer,
dan dibebaskan dari pajak. Jadi, Jun Hus adalah rumah tangga
milirer yang berjuang sebagaimana yang dilakukan prajurit
di masa perang dan pada saac yang sama juga berrani dan
1nerumput seperti petani pada 1nasa dan1ai. Sebagian besar
Etnis Hui Hui yang direkrut menjadi tentara adalah perajin
yang biasanya cidak membawa keluarga mereka, clan men­
jadi penduduk setempat secara permanen ketika mereka
menetap di n1ana mereka berjuang atau diten1patkan. Di sana
mereka ringgal unruk berrani clan ka\vin campur dengan
penduduk sete1npac.
Pemerintah Yuan juga 1nendorong Ernis Hui Hui yang
datang bersama dengan bangsa Mongol dari barat untuk
menecap di Cina clan rerlibar dalam perranian clan perernakan

15
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Masjid H uhehaote di Pu sat Kota Mongolia

serta memberi mereka banyak kebijakan istimewa seperti


mengalokasikan gurun bagi mereka untuk diolah, yang
memungkinkan bagi mereka unruk terlibat dalam lahan bisnis
dengan perlakuan perpajakan yang menguntungkan. Dengan
den1ikian, Etnis Hui Hui yang datang dari barat kemudian
menjadi buruh yang membudidayakan gurun dan mengem­
bangkan produksi perranian. Di Wilayah Barac laur khusus­
nya tern1asuk Shaanxi, Gansu, Ningxia, Qinghai, dan
Xinjiang, mereka tinggal dan menikah dengan masyarakat
serempar, dan akhirnya menjadi penduduk permanen di sana.
Di antara Etnis Hui Hui yang datang bersa1na dengan
Mongol dari barat terdapat sejumlah besar perajin. Sebagai
conroh, kerika ibu kota Khorezm (bagian dari kekaisaran
Persia kuno, diraklukkan oleh bangsa Arab sekitar 700 M,
dan oleh bangsa Mongol di abad ke-13, sekarang di
Uzbekistan) telah hancur, lebih dari 100 ribu perajin dalam
Perrempuran Samarkand dipindahkan ke Cina dan juga
menetap di daerah seagama.

16
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Selama periode Yuan, para pedagang Hui Hui yang


darang bersama dengan bangsa Mongol dari barar dan
pedagang 1nuslim dari Asia Tenggara menyebar di 1nana-mana
di negara ini. Lalu Linras menjadi 1nudah setelah penal<lukan
barisan Mongol ke barat. Dan rermotivasi oleh perlakuan
isrimewa, para pedagang Hui Hui datang ke Cina dalam
jun1lah besar dan akhirnya n1enetap di tern pat mereka bekerja.
Dinasri Yuan menghargai bakat ilmiah dari Ernis Hui
Hui yang darang dari barat dan menemparkan mereka pada
posisi-posisi pencing. Untuk memanfaatkan para profesional
dengan baik, pemerintah Yuan mendirikan departemen
khusus untuk menangani pekerjaan terrentu, misalnya Guang
Hui Si (departemen pe,nerataan kesejahreraan) bercanggung
javvab menangani para ahli medis etnis Hui Hui, Hui Hui
Guo ZiJian (lembaga pemerinrahan dari etnis Hui Hui) yang
berfungsi sebagai pelacihan bagi para penerjemah, dan Hui
Hui Si Tian Jian (departen1en astronomi etnis Hui Hui) yang
bertanggung jawab atas pengelolaan dan studi tentang
astronomi Ernis Hui Hui dan sisrem kalender. Banyak orang
Hui Hui terkenal seperri ahli astrono1n Ja1nal al-Din dan
K:unal al-Din, ahli pembuaran artileri yang termasyhur sebagai
'Ala' a l D
- in dan Isma'il, arsirek Ihreer al-Din, ilmu\Van medis
Dalima, dan Haluddin seorang ahli bahasa yang ditempatkan
di berbagai lembaga yang didirikan oleh pengadilan
kekaisaran.
Para penguasa Yuan melakukan sikap roleransi dan
perl indungan terhadap semua aga1na. lsla1n berke1nbang pesat
pada saat itu. Penakluk Mongol n1elakukan pawai ke barat
dan kebijakan mereka mengadopsi agama secara langsung
me1npromosikan penyebar luasan serca pengembangan Isla,n
di barat laut Cina dan Asia Tengah, dan membuat Islam ber­
kembang menjadi agama yang berada dalam posisi terdepan.

17
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

C. Sistem Kehidupan Keagamaan Islam dan


Pengembangan Masjid di Cina
Seiring kedatangan Etnis Hui Hui dari Barat, Islam
menyebar luas ke pedalaman permukiman Tionghoa. Sisrem
Fan Fang (permukiman asing) yang celah diprakcikkan pada
masa Dinasti Tang dan Song menjadi kurang efisien dalam
pengadminisrrasian urusan agama dan etnis pada masa Dinasti
Yuan. Karena iru, Deparremen Qadhi (hakim;huku1n)
didirikan pada kedua pe1nerintah, pusat dan daerah, untuk
bertanggung jawab secara khusus tentang pedalaman Ernis
Hui Hui dan urusan aga1na mereka. Di manapun Ernis Hui
Hui menjadi jumlah rerbesar penduduk sece1npat, Din as
Qadhi didirikan untuk menangani urusan agama, perdata,
dan pidana di kalangan umar Islam.
Qadhi adalah kar.a yang berasal dari bahasa Arab, yang
berarti pejabat eksekutif Hukum Islam, orang yang berhak
untuk menghakimi urusan sipil, komersial dan pidana di
kalangan umar Islam sesuai dengan hukum Isla1n. Selama
paruh pertan1a periode Yuan, Qadhi adalah personel certinggi
agama Islam, sebagai pengkhotbah, pemimpin agama, petugas
pengadilan dan eksekutif dan juga komandan para musli1n.
Ia meniki11ati status keagan1aan dan sosial yang sangat tinggi,
dan mendapatkan penghormatan dengan disebut sebagai
seorang master pengadilan.
Deparremen Qadhi yang muncul pada masa Dinasti Yuan
terdiri dari sejumlah Qadhi, yang bertanggungja"vab untuk
berdoa demi nasib baik bagi kaisar, menangani urusan
aga1na, berkhorbah di perremuan ibadah, menjadi hakim
pada urusan agama, perdata dan pidana di antara kaum
muslim sesuai dengan hukum Islam, dan adminisrrasi masalah
internal Islam.

18
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Qadhi adalah pejabat pemerintahan dan pemimpin ke­


agamaan para muslim. Oleh karena icu, siscem Qadhi
merupakan kombinasi anrara agama dengan polirik dan
oronomi sampai baras tertentu. Untuk 1nengatur Departemen
Qadhi yang kali percama dalam Dinasci Yuan, Kaisar
mengeluarkan perinrah kerajaan uncuk merarifikasi dan
1nenentukan fungsi serta kekuasaannya untuk memerintah
semua muslim di Cina.
Selama periode perrengahan dan akhir dari Dinasri Yuan
(pertengahan abad ke-14), Deparce1nen Qadhi pada akhirnya
dihapuskan, tapi Qadhi 1nasih tetap ada. Mereka tidak
berrugas untuk mendoakan nasib baik bagi negara dan kaisar
lagi, terapi masih berfungsi sebagai haki1n unruk
1nenyelesaikan masalah peradilan di kalangan umat Islam
hingga masa akhir Dinasci Yuan.
Pembencukan deparremen Qadhi sangac pencing uncuk
penge1nbangan Islam lebih lanjur di Cina. Apa saja yang
dilakukan Qadhi pada Dinasti Yuan seperti berdoa untuk
nasib baik bagi Kaisar Mongol non muslim, mengajarkan
kebijaksanaan dan keberanian, melerakkan dasar teori bagi
reori Double Loyalitas (setia kepada Allah, dan setia kepada
penguasa cercinggi), adalah teori yang diajukan oleh para
sarjana Hui pada masa Dinasci Ming dan Dinasri Qing.
Seiring populasi musli1n dan ju1nlah 1nasjid terus 1ne­
ningkat, menjadi semakin memerlukan perhatian untuk
memenuhi keburuhan kehidupan keagamaan umac Islam.
Sisce1n Qadhi kemudian berubah dan 1nuncul siste1n baru
yang disebut "Triple Administrasi Partai".
"Triple Administrasi Partai" berarti tiga pihak, yaitu
Imam, Khatib dan Mu' adzdzin yang secara bersama sebagai
petugas adminiscrasi urusan Isla1n. Siscem ini didirikan pada
masa Dinasti Ming. lni adalah asli ciptaan dari Tionghoa

19
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Islam clan tidak ditemukan di negara-negara clan daerah­


daerah Islam lainnya. Ini juga hasil dari perkembangan dan
evolusi Islam dala1n kondisi kesejarahan Cina.

Bagian luar masj id Zhenjiang

Serelah Deparremen Qadhi selama perrengahan hingga


periode akhir dari Dinasti Yuan akhirnya dihapuskan, Jiao
Fang (Permukiman muslim) kemudian mengambil posisinya.
Jiao Fang sebenarnya merupakan organisasi khusus canpa
pengurus resn1i. Jiao Fang bukan n1erupakan lembaga
eksekutif, melainkan semacam organisasi keagamaan uncuk
kegiacan umum keagamaan para muslim dalam sisrem
kekaisaran. Hal ini dirandai dengan ( 1) berbagai Jiao Fang yang
independen satu sama lain, bukan merupakan subordinat
(saling berkaitan posisi) satu sama lain, (2) mereka eksklusif,
ridak berhubungan saru sama lain, (3) seriap Jiao Fang meng­
ambil n1asjid sebagai pusatnya clan mengorganisasi sebuah

20
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

komunitas yang mencakup agan1a, polirik, urusan ekonomi,


budaya, dan sipii serra kegiaran sosial, dan (4) berbagai
urusan Jiao Fang dipisahkan dari 1nasjid natnun rerkaic dengan
masjid cersebuc sampai batas tercentu.
Organisasi semacam ini pertama muncul di perkotaan.
Sebagai dampak kebijakan menggabungkan tenrara dengan
pecani dimasukkan dalam prakcik pada 1nasa Oinasci Yuan,
berbagai Jiao Fangjuga muncul di pedesaan. Masjid adalah
inti dari Jiao Fang, dan menjadi basis dasar unruk kelahiran
dan percu1nbuhan.
Pada masa Dinasti Yuan, 1nasjid dibangun di seluruh
negeri di manapun muslim rerkonsentrasi di seluruh negeri.
Icu adalah simbol bah\'1a Islam relah berhasil berakar di Cina.
Sebagai sebuah situs agan1a, masjid men1ainkan peran
penting dalam mengintensifkan iman para muslim dan

Bagian dalam masjid Zhenjiang

21
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

mendidik umat Is­


l am unruk
1nelakukan pe­
layanan keagamaan
serta memenuhi
cugas-rugas agama.
Semua icu berada
dalam kontrol
dunia spiritual
n1usli n1 dalan1 arci
sebenarnya. Pada
masa Dinasri Yuan
sicus di mana umac
Islam melakukan
doa, sebenarnya
1nasjid belum
' \ _;:.. 1
' men1iliki nan1a
" - ··-
•ld';y_-� ··. - ·-·...
-/ .-�_..1 -• ...... , _,.
, , ---
. ·-"'��;_ "·���;;t
..- recap. Masjid di­
Masjid Zhenj iao di Qingzhou, Shangdong ,
/- + .....
:
/

sebur dengan nama


yang berbeda
seperci "Li Bai Si" (kuil doa), "Hui Hui Si" (Kuil Ecnis Hui
Hui), "Hui Hui Tang" (aula etnis Hui Hui), "Zhen Jiao Si"
(ru1nah mengungkapkan agama) arau "Qing Jing Si" (kuil
jernih clan bersih). Dibandingkan dengan yang cerjadi dalam
periode Dinasti Tang dan Song, fungsi n1asjid n1enjadi lebih
beragam selama Dinasti Yuan. Bukan hanya rempar umar
Islam melakukan doa, 1nelainkan juga 1nenjadi mimbar
cempat mereka belajar dan mengajarkan Islam, juga
merupakan tempat umum di mana imam dan para pemimpin
!slain lainnya menangani masalah internal masyarakar, ce1npac
di n1ana umac Islan1 1nemperingati para tua bijak masa lalu,
dan juga pusat layanan di mana muslim bisa mencari ban­
cuan pada berbagai hal. Kemudian berkembang menjadi pusar

22
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Pendidikan Masjid (pendidikan Islam dilakukan di masjid­


masjid). Seiring sistem Jiao Fang berkembang dan menjadi
matang, ekono1ni dan kesejahteraan 1nasyarakac
dikembangkan dan sekolah-sekolah bebas dalam Jiao Fang
muncul satu demi satu. Membuat masjid yang merupakan
pusat Jiao Fang 1nenjadi te1npat yang penting bagi kehidupan
sosial umat Islam. Tidak tehitung masjid yang dibangun atau
direnovasi selama Dinasti Yuan dan Ming av,al (abad ke-13
ke tengah abad ke-14). Sayangnya, akibat perang dan bencana
alam, ban yak dari 1nasjid-masj id terse but tel ah hancur. Yang
masih ada saat ini adalah masjid ZhengJiao (atau Feng Huang)
di kota Hangzhou, Masjid Song Jiang di Shanghai, Masjid
Nan Cheng clan masjid Yong Nian di kota Kunming, masjid
Qing Zhen di kota Fuzhou, masjid Zhen Jiao yang ada di
Qing Zhou, Shandong, masjid Hua Jue di Xi'an, masjid Jing
Jue di Nanjing, 1nasjid Great Southern di Jinan, masjid Niu
Jie Masjid dan n1asjid Dong Si di kota Beijing.

D.Pemusatan dan Penyebaran Islam di Wilayah


Pedalaman Cina
Selama dua racus tahun pertama dari Dinasti Ming
(sekicar akhir abad ke-14 hingga a\val abad ke-16), cakupan
Islam lebih berke1nbang di Cina. Komunitas seagama yang
baru dengan n1asjid sebagai pusat bermunculan satu demi
sacu. Para muslim di pedalaman pindah ke kota-koca
menengah clan kecil serca pedesaan dengan berbagai cara,
clan menyebabkan lahirnya n1asyarakat seaga1na di te1npat
para muslim yang relacif scabil, bahkan di beberapa daerah
cerpencil, di mana cidak ada komunicas seperci icu, seperci
Jining, Linqing, Dezhou, Botou, clan Cangzou yang cerlecak
di tepi utara dari Terusan Beijing-Hangzhou, Changping,
Tianjin, Qian'an, Yixian, dan Baoding sekicar Beijing, dan
Lingzhou, Tongxin dan Guyuan di wilayah Ningxia. Juga dalatn

23
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

kasus ini adalah Provinsi Guizhou dan T ibet. Dan Weishan,


Baoshan, Tengchong, Songming, Zhanyi, Qujing, Yuxi,
Mengzi dan Shiping di Provinsi Yunnan, juga menjadi tempat
di 1nana umat Islam berpindah sejak a,val Dinasti Ming.
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644 M), populasi
muslim rumbuh paling cepar di Nanjing, ibu kota Dinasri
Ming. Nanjing disebut Jiankang Lu pada 1nasa Dinasti Yuan
(1206-1368 M), yang memiliki yurisdiksi atas Lushi Si
(sekarang bagian selatan Nanjing) dan lima kabuparen
Jiangning, Shangyuan, Jurong, Lishui dan Liyang. Pada cahun
ke-27 dari Dinasti Yuan (1290 M), di sana cerdapat 163 run1ah
rangga dari Se Mu (salah saru dari empat kelas di mana
penduduk Cina dibagi pada masa Dinasci Yuan) di Lushi Si,
Jiangning dan Shangyuan. Etnis Hui Hui hanya bagian dari
orang Se Mu pada waktu itu, yang populasinya tercatat bahkan
ridak 1nencapai seribu meskipun merupakan seperriga dari
populasi bangsa Se Mu.
Namun pada periode a,val Ming, populasi Etnis Hui
Hui sangac meningkat. Pada tahun ke-2 dari Kaisar Wanli
(1592 M), ju1nlah ru1nah rangga di Jiangning, sebuah koca
kabupaten di Nanjing, adalah 3239 rumah tangga, di
antaranya 9.230 orang adalah Etnis Hui Hui. Pada periode
pemerintahan Hongv.ru. Populasi Hui Hui d i Jiangning
tumbuh 1nenjadi 100.000, sepuluh kali Iipat banyaknya
dibanding periode Wanli.Jika kota-kota lain di Nanjing turut
diperhitungkan, jumlah penduduk Etnis Hui Hui di Nanjing
cukup besar. Alasan uta1na 1nengapa penduduk Hui Hui me­
ningkat dengan kecepatan yang begitu tajan1 di Nanjing
adalah bahwa sejumlah besar Ernis Hui Hui dari tempat lain
berpindah ke Nanjing dengan berbagai cara.
Pertama, banyak para jenderal Hui Hui dan para tentara
yang bergabung dengan tentara Ming dan para tentara Yuan
yang menyerah pada Ming pindah ke Nanjing. Pada tahun-

24
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

Masjid Tongxin di Ningxia


(konon dibangun pada masa Dinasti Ming)

cahun cerakhir Dinasti Yuan, banyak Ecnis Hui Hui berpar­


tisipasi clalam perang untuk menggulingkan Dinasti Yuan,
clan beberapa clari mereka clipro1nosikan pacla posisi yang
sangat cinggi atas jasa mereka. Kecika Dinasti Ming didirikan,
banyak Etnis Hui Hui seperti Chang Yuchun, Mu Ying, Lan
Yu, Feng Sheng, Hu Dahai, Tang He, Deng Yu, yang
1nenduduki peringkac cinggi di sekitar para pangeran (princes)
dan para putri clan janda bangsawan (marquises). Para jenderal
muslim dari renrara Yuan yang menyerah juga menerap di
Nanjing. Kita dapat menemukan bukci tentang semuanya itu
pada prasasci-prasasti yang bertuliskan "Men1bangun Masjid
Jing Jue dan masjid Li Bai Masjid oleh pembanru kekaisar­
an di Sela tan Ying Tian" (Nanjing disebut Ying Tian pada
1nasa Dinasci Ming) yang diculis oleh Wang Ao pada cahun
ke-5 Kaisar Hong Zhi. Prasasti itu menyatakan bah,va Zhu
Yuanzhang (kaisar pertama Dinasti Ming) menggunakannya
untuk mengatur para jenderal n1uslim yang n1enyerah dan
memfasilicasi kehidupan beragama mereka. Namun, mereka
diizinkan hanya unruk menerapkan Islam dan melakukan
shalac saja, cidak uncuk berpartisipasi dala1n urusan politik.

25
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Masjid Jing Jue adalah satu-satunya masjid kuno yang


masih ada di Nanjing sampai hari ini. Karena rerlerak di
jalan San Shan Jie, 1nasjid iru disebur masjid San Shan Jie.
Masjid ini dibangun pada masa Oinasri Ming, dan mencakup
area seluas 67 hektar dengan cakupan ujung selatan dari Guan
Lin Jie, ujung barar di Ma Xiang, ujung ri,nur San Shan Jie
clan ujung ucara Sha Zu Xiang. Dala1n beberapa tahun
kemudian masjid ini mengalami kerusakan dan semakin
sempir serelah berulangkali direnovasi. Menurur legenda
naina inasjid Jing Jue berhubungan dengan Zhu Yuanzhang,
pendiri Dinasti Ming (berkuasa 1368- I 398 M). Legenda
mengarakan bahwa di ancara Ernis Hui Hui di Nanjing:
Chang Yuchun, Hu Dahai clan seorang jenderal 1nusli1n
lainnya sering pergi ke masjid San Shan Jie unruk berdoa.
Suatu hari, Kaisar Zhu Yuanzhang pergi ke Masjid unruk
1nencari 1nereka karena suaru ha! penring. Dia 1nelihar
1nereka tengah melakukan peribadatan doa di lorong, ia
melangkah masuk can pa berpikir. Menurut Hukum Islam,
cidak seorang pun dapac masuk ruang doa dengan sepacu,
clan Kaisar Zhu Yuanzhang menghapus bekas tapak kakinya
kembali. Setelah itu, Masjid berganti nama menjadi Jing Jue
kecika dia memerinrahkannya uncuk dibangun kembali. ('Jing
Jue' secara harfiah berarti bersih dan sadar, pengucapannya
mirip dengan 'Jin Jiao' (diucapkan sepertiJin Jue dalan1 dialek
Nanjing) yang berarti masuk melangkahkan kaki).
Kedua, para perajin Hui Hui, pedagang, prajuric dan
berbagai profesional berpindah ke Nanjing. Selama periode
av,al Dinasti Ming, Nanjing adalah pusat policik, ekonomi,
perdagangan, clan kebudayaan negara. Banyak perajin Hui
Hui clan pedagang pindah ke sini. Hal ini ditulis dalam
Pengantar buku The Family Tree (Pohon; silsilah Keluarga)
dari Mr. Liang, ruang dokrer rulang di Nanjing sekarang,
bah,va nenek moyangnya yang paling awal, adalah seorang
ahli patah tulang, pindah dari Hulongdi di Wilayah Barat
26
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

menu ju Biandu dalam periode Xi Ning ( 1068-1077 M) dari


Dinasti Song, dan Kaisar Song memberikan kepada dia nama
keluarga 'Liang'. Pada periode Kaisar Hong Wu (1368-1398
M) dari Dinasti Ming, keturunannya pindah dari Biandu ke
Nanjing. Ada banyak profesional di antara Etnis Hui Hui
pada masa Dinasti Yuan, dan keluarga Liang hanyalah salah
satu dari mereka. Selai n para peraj in, juga banyak dari
mereka yang datang ke Nanjing merupakan pedagang, ter­
ucama perhiasan. Sebagai ibu kota di mana kaum bangsa­
wan tinggal dan te1npat pasar perhiasan tecbesar di negara
itu, Nanjing menarik banyak perhiasan Hui Hui. Bahkan di
zaman modern pasar perhiasan Nanjing masih dimonopoli
oleh Etnis Hui
Hui. Menurut
catatan Pohon
Keluarga Zheng,
keluarga Wu clan
keluarga Ma di
Nanjing, nenek
moyang mereka
adalah Zheng
He, Wu Ru dan
Ma Shayihei
semuanya pindah
ke Nanjing pada
periode a,val
Dinasti Ming.
Tentu saja, di
ancara Ecnis Hui
Hui yang pindah
ke Nanjing pada
periode 1111
hanya sedikit
yang bis a me- Pahatan batu yang indah di Masjid Jingjue, Nanjing

27
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

ninggalkan nama mereka


dalam catatan bersejarah,
se1nentara ban yak
catatan sampai hari ini
yang memiliki
kekurangan.
Zheng He (1371-
1435 M), bernama asli
M a Sanbao, adalah
seorang pelaut terkenal
dan diplomat muslin1
dari Dinasti Ming. Ia
dilahirkan dari keluarga
aristokrat terken1uka
yang telah menjadi
Furnitur kuno dan kaligrafi Arab di Masjid 1nuslim dari generasi ke
Jingjue, Nanjing generasi. Kakeknya Char
Midina adalah keturunan kau1n bangsawan dari Dianyang
clalam Oinasti Yuan, clan ayahnya Milijin kemuclian meng­
gantikannya sebagai bangsawan dari Dianyang. Ayah dan ka­
keknya celah melakukan ibadah haji ke Makah. Mereka
menclapatkan kehorn1atan clipanggil Haji Ma. Pacla tahun
ke-14 Kaisar Hong Wu, ketika pasukan Ming diperintahkan
oleh Lan Yu dan Mu Ying menyerang Yunnan yang kemudian
beracla di bawah kekuasaan bangsawan Yuan, Zheng He
ditangkap dan dikirim ke Nanjing. Kaisar Zhu Yuanzhang
memberikannya (Zheng He) pada Zhu Di, seorang pangeran
dari keluarga Yan, sebagai seorang kasi1n. Dalam Perce1npuran
Jingnan, pertempuran perebutan takhta ancara Zhu Di clan
Zhu Yun, Zheng He memberikan jasanya yang luar biasa
dengan kebijaksanaan dan cakcik. Zhu Di sangac menghargai
jasa Zheng H.e clan n1enen1patkannya clalam posisi pencing.
Pada tahun ke-2 Kaisar Yong L e (1404 M), Zhu Di, yang
celah mengambil alih cakhta, gelar Zheng diberikan kepada-

28
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

nya sebagai nama keluarganya dan menyebutnya Zheng He.


Belakangan, i a dipromosikan menjadi komandan pasukan
bersenjaca di Nanjing.
Uncuk menunjukkan kekuatan clan pengaruh dari
Dinasci Ming serta untuk menarik upeti dari suku-suku asing,
Kaisar Zhu Di (menduduki takhta 1402-1424 M)
1ne1nutuskan untuk mengiriinkan armada besar dengan n1isi
diplomatik kepada negara-negara di Pasifik dan Samudra
India. Dalam tahun ke-3 Kaisar Yong Le (1405 M. Yong Le
adalah gelar pemerintahan Kaisar Zhu Di), pelayaran perca1na
diluncurkan dengan Zheng He sebagai duta besar dan Wang
Jinghong sebagai '\vakilnya. Pada cahun k e -8 Kaisar Xuan De
(1433 M), dalam kurun waktu 28 tahun, Zheng He telah
1nelakukan tujuh kali pelayaran ke Pasifik clan Samudra In­
dia, memimpin armada kapal terbesar di dunia, dengan
27 .000 penumpang, tennasuk tenrara, pelaut, pekerja,
penerjemah, clan dokter. Menurut "Sejarah dari Dinasti
Ming", kapal terbesar dari armada tersebut panjangnya 44,4
zhangs (sekitar 148 merer), lebarnya 18 zhangs (sekitar 60
1necer), dengan 9 ciang clan 12 layar. Kapal-kapal ini cerisi
penuh dengan barang-barang berharga dan produk-produk
��<'.:.�
-"'-••:••·
.. - ,;-, .,,,... � *· ,-;�
"M'j&' ·•-�.,,,_T· ·"
·"- );f-..J'f..1\.
,f:V �

....}.f ;
•>> ',1,<l•·m. •ilu>)c;<, =-,�• -'1, .._
1.� ""¾� rr;- •: l[
T, Cl' v....( i1 ,rrr.,:_-.., ,..,,,.�A ·

...

Chi/Jc:se Go\'tmmi',nt�Uu��j ::, spe1.,i d


,1 se1 Qf$.kmps lO
lYlmmemorate 1be$81) 31'11)h·tirs<1ry'ofMu,,;!i ri.t saitor
7knt• tie' s Sailing(:> So1.uh P:tdfi� a11,d too�:m� ..
M11

Seperangkat perangko yang mengingatkan pada seorang pelaut Musi im,


Zheng He

29
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

terkenal dari Cina, seperti emas, perak, sutra, porselen,


barang-barang besi, kain, reh, ukiran giok, dan koin perunggu
dari Dinasti Ming. Mereka melakukan perdagangan dengan
masyarakat lokal di manapun mereka pergi. Meliputi jarak
total lebih dari 70.000 kilometer, Zheng He mengunjungi
lebih dari 30 negara di AsiaTenggara, Samudra Hindia, Teluk
Persia, Laut Merah dan pantai ti1nur Afrika. Di antara negara­
negara dan tempat-tempat dia berkunjung, negara-negara
Islam adalah rermasuk: Ja\.va, Malaysia, Brunei, Filipina,
India, Iran, Yatnan, 01nan, Sornalia, Kenya, Saudi Arabia,
Bangladesh, dan Mesir. Para penerjemah kapal, seperti Ma
Huan, Guo Chonli, Fei Xin, Ha San dan Sha Ban mereka
semua adalah musli1n.
Pada tahun ke-8 kaisar Xuan De (1433 M), ketika
Zheng He melakukan pelayaran ketujuh sejauh Jeddah di
panrai ri1nur Laur Merah, ia 1nengirim 7 orang pelaur
tennasuk penerje1nah penganut lslan1, ke Makah untuk haji,
clan n1ereka telah menggambar ka'bah clan membav,a
gambarnya ke Nanjing. Zheng He juga membuar pera navigasi
pelayaran, menandai secara rinci progratn pelayaran yang
mereka lalui, situasi geografis pantai dan pelabuhan-pelabuhan
di negara-negara yang mereka layari, terumbu-terumbu teren­
da1n, \\1ilayah-wilayah dangkal, pulau-pulau, gunung-gunung,
clan medan-medan pantai. Ini adalah peta dunia pertama
geografi laut di Cina. Ma Huan, Fei Xin clan Gong Zhen
yang berlayar dengan Zheng He merinci apa saja yang 1nereka
lihat clan dengar selama perjalanan n1ereka di buku "Ying Ya
Sheng Lan" (pemandangan indah di lautan jauh), "Xing Cha
Sheng Lan" (pemandangan indah yang cerlihac dalam pelayar­
an) clan "Xi Yang Fan Guo Zhi" (negara-negara di Pasifik
dan Samudra India) sebagai karya mereka masing-masing.
Mereka mencarar gunung-gunung, sunga i -sungai, iklim-iklim,
produk-produk, scruktur sosial, polirik, agama-agama, dan

30
Penyeba ran dan Pengembanga n Islam di Cin a

tradisi-tradisi dari berbagai negara dan tempat di Asia dan


Afrika yang telah mereka dapar. Buku-buku ini memiliki nilai
dokumencer yang sangac pen ting bagi kica hari ini.
Kecujuh pelayaran Zheng telah me1nbuka rute laut ke
Afrika cimur melintasi Samudra Hindia, mempromosikan
percukaran ekonomi dan budaya ancara Cina dan negara­
negara asing, dan 1neningkatkan kontak persahabatan antara
rakyat Cina dan Asia serta negara-negara Afrika. Setelah
pelayaran diplomarik Zheng, lebih dari 30 negara Asia dan
Afrika mengirimkan utusan untuk 1nengunjungi Cina, di
antaranya cerdapat 10 raja. Sebagai concoh, pada 1417 M.
Raja Sulu (Filipina sekarang), seorang muslim, dacang untuk
mengunjungi Cina dan ke1nudian 1neninggal di Cina dan
dimakamkan di Dezhou, Provinsi Shandong..Di Asia Tenggara
masih ada beberapa peninggalan yang dicinggalkan oleh Zheng
He. Makam yang menggambarkan pengaruh pribadinya
terlecak di selatan kaki Gunung Niushou di Kapuparen
Jiangning, Nanjing. Orang menyebutnya M a Hui Hui Mu
(makam Hui Hui Ma) karena nama keluarga asli Zheng adalah
Ma, dan ayahnya yang bernama Ma Hama disebut Haji Ma.
Gunung di mana makan1nya terletak disebut gunung Hui Hui.
Dalam v,aktu yang singkat etnis Hui Hui mengalami
proses perpindahan besar-besaran ke Nanjing pada awal
Dinasti Ming, dan diikuti oleh penyebaran besar-besaran
segera serelahnya. Beberapa Etnis Hui Hui yang pergi
bersama dengan renrara penaklukan ke barac, beberapa dari
1nereka pindah ke Beijing bersama dengan Kaisar Yong Le,
dan yang lainnya selalu bergerak seiring pemindahan ibu kota
dari Nanjing ke Beijing. Beberapa Ecnis Hui Hui yang
sekarang tinggal di Gansu, Qianghai, Guangxi, Yunnan dan
Hunan mengacakan bahwa nenek n1oyang 1nereka awalnya
tinggal di Nanjing, dan pindah ke tempat ini karena berbagai
alasan di acas sela1na Dinasri Ming.

31
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Pertemuan keluarga besar di Nanjing dan penyebaran


besar-besaran tersebut adalah pengalaman penring Ernis Hui
Hui pada masa awal Dinasti Ming uncuk penyebar luasan
Islam, terurama ke rempar-rempat Islam yang ridak pernah
disentuh pada masa Dinasti Yuan. Sebagai dampaknya
populasi musli1n di Nanjing meningkar, dan menjadi kora
re1npat tinggal un1at lsla1n yang paling intensif di pantai
renggara Cina.

32
Bab2
NASIONALISASI ISLAM DI CINA

A Scpuluh Kclompok Minoritas clan Dua Sistcm


Pengaruh Islam relah berkembang dan menyebar luas
di Cina sejak Dinasti Tang (618-907 M), Dinasti Song (960-
1279M), Dinasti Yuan (1206-1368 M) clan av,ral Dinasti Ming
( 1368-1644 M). Pada masa perrengahan Dinasri Ming,
beberapa perubahan 1nendasar terjadi yang me1nengaruhi
perkembangan dan penyebaran Islam di Cina. Percama,
perubahan status polirik Etnis Hui Hui, ada pengurangan
orang-orang yang memegang peracuran dari orang-orang yang
1nenjadi kelas tertinggi kedua dala1n Dinasti Yuan. Kedua,
para penguasa Ming menerapkan kebijakan mendukung per­
tanian dan membacasi perdagangan yang menyebabkan
penurunan ekonoini dan status sosial mereka. Keciga, struktur
discribusi penduduk Ecnis Hui Hui ditandai dengan "kecil­
nya pemusatan dan besarnya penyebaran" menghalangi kontak
antara masyarakat di te1npat yang berbeda-beda.
Selain itu, Oinasti Ming menggalakkan progra1n
asimilasi nasional yang luas dan melecakkan bacasan pada
perkawinan dalam ras yang sama. Ini meinaksa Ernis Hui

33
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Hui menggunakan bahasa Tionghoa, clan membuat bahasa


nasional mereka secara berrahap kehilangan nilai dalam
prakrik. Kee1npat, berbagaiJiao Fang (permukiman muslim)
yang muncul seiring perken1bangan Islan1 di Cina mulai
memainkan peranan penring pada saat iru. Mereka
mengumpulkan Ecnis Hui Hui yang cersebar menjadi
kelompok dengan fitur yang serupa, clan dengan keyakinan
Islam clan tradisi-tradisi yang menjadikan mereka sebuah
komuniras nasional baru yang memiliki nilai-nilai bersama,
etika, dan adat isciadat.
Dipengaruhi oleh beberapa fakror di aras, komuniras
Hui Hui di Cina berkembang menjadi sepuluh kelompok
ecika dan dua siscem: ecnis Uighur, ecnis Ernis Kazak, ecnis
Etnis Khalkha, ernis Uzbek, etnis Tajik dan etnis Tatar yang
hidup rerpusar di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, dan etnis
Huis, etnis Etnis Sala, etnis Dongxiang dan ecnis Bao'an hidup
rerpusar di pedalaman Cina.

Masj id Viii di Xinjiang

34
Nasi onali sasi Islam di Cin a

1. Bangsa (Etnis) Uighur


' hur" secara h arfi1a h b erarn. "bersacu" acau "sekucu".
"U1g
Asal-usu! etnis Uighur dapat ditelusuri ke1nbali ke abad ke-3
SM, nenek moyang mereka percaya pada Shamanisme,
Manicheism, Nescorianisme, Mazdaisme dan Buddhisme.
Uighur menyebar di Daerah Ocono1ni Xinjiang Uighur,
sementara sebagian kecil tinggal di Provinsi Hunan dan
Henan. Populasi Uighur cerkini adalah sekitar 7,2 juta. Pada
pertengahan abad ke-10, Isla1n diperkenalkan ke Xinjiang
oleh Satuk Boghra (910-956 M), seorang khan dari Dinasti
Karakitai yang memeluk Islam. Kashgar, Yirqiang dan Kuche
masing-masing menjadi salah sacu "vilayah Islam secara
berurutan. Setelah abad ke-14 Islam n1enyebar ke utara
Xinjiang, clan pada abad ke-16, seluruh daerah tersebut
menjadi Islam. Masjid Eidkah di Kashgar, Tempar Ziarah

v\larna-warni furnitur dan dekorasi di rumah salah seorang Muslim Uighur

35
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dari Afaq Khwadja, makam Raja Uighur di Hami dan Menara


£min di Turufan semuanya merupakan konstruksi Islam yang
berasal dari periode awal. Kau1n musli1n Uighur adalah kau1n
yang ramah clan n1ahir menyanyi serta menari. Mereka
memiliki karya rakyat yang indah, termasuk puisi epik "Fu
Le Zhi Hui" (kebijaksanaan dan kebahagiaan) clan musik
serta tarian divertimento "Er Shi Mu Ka Mu" (dua belas
Mukam) masih populer sampai saat ini. Uighur bergerak di
bidang pertanian, sangar berpengalaman dala1n berkebun dan
1nenana1n kapas. Mereka juga 1nahir n1enenun karpet, topi
Uighur dan membuat pisau.

2. Bangsa (Etnis) Kazak


Enis Kazak menyebar di sekirar Yili, Tacheng dan N.errai
di Daerah Otonon1i Uighur Xinjiang dengan populasi 1,2
juta. Etnis ini adalah merupakan penggabungan dari beberapa
kelo1npok minoriras kuno yang cinggal di utara Cina. Pada
pertengahan abad ke-15
ketika pemerintahan Khan
Kazak didirikan, etnis
Kazak 1nuncul sebagai
kelompok etika. Islam
diperkenalkan lebih awal
ke seluruh wilayah Kazak,

i
dan 1nenyebar luas setelah
·• <✓ abad k e18. - Doktrin Islam

•·�,,,:z
�._,;. · B
._.�;,r:<.,:r,.

ditulis dalam "Tou Ke Cor-
pus Juris", para juris
korpus nasional Etnis
. .. . .� ·•. �.. IM.�-� o·
:�--1l!i!I Kazak. 1 sana muncuI
.· ':;..���\ �llf.� sejumlah Mullah Kazak
Perempuan dan anak-anak Muslim dalam sejarah clan para
Kazak (salah salu etnis keturunan sarJ· ana yang fasih dalam
Kazakhtan di Cina/Mongolia) yang
tinggal di pegunungan Tianshan kedua bidang Islam clan

36
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Arab. Para orang Kazak yang kaya berhubungan dengan cerita


rakyar, dengan epos yang beredar "Alpamis", "Kobuland",
"Saleh dan Saman". Mereka tnenyukai musik, dan 1nahir
menyanyi dan menari. Donbura (tambur) adalah insrrumen
per\vakilan musik mereka. Para Ernis Kazak bergerak di
bidang perernakan, sebagian di bidang pertanian, dan bebe­
rapa dari mereka ada yang bergerak di bidang industri clan
perdagangan.

3. Etnis Khalkha
Etnis Khalkha juga 1nerupakan kelompok etnis kuno
yang hidup di Oaerah Oconomi Xinjiang Uighur, n1ereka
bergabung dengan warga Uighur, ecnis Kazak clan bangsa
Mongol serca bekerja sama dengan renrara Dinasri Qing unruk
1nemelihara persatuan Cina clan n1enundukkan pemberon­
takan dari Kh\vaja Tua dan K,vaja Muda. Mereka hidup di

Kaum Muslim Khalkhas yang terampil bernyanyi dan berdansa

37
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Ke'erlesu v,ilayah bagian oconom di Xinjiang dengan populasi


140. 000 orang. Mereka bergerak dalam bidang peternakan
clan sebagian di bidang pertanian. Mereka me1niliki cerita
rakyat yang sangat indah, legenda clan ungkapan yang tajam
dengan karakcerisrik nasional yang unik. Epik cerkenal puisi
"Manas" adalah harca seni rakyac 1nereka. Para ,\1anica ecnis
Khalkha sangat mahir dalam kerajinan bordir, karpet, clan
produksi lukisan dinding.

4. Etnis Uzbek
Orang-orang Uzbek yang rersebar di berbagai cempac,
seperti Urumchi, Kashgar, Tacheng, clan Yining di daerah
oconomi Xinjiang Uighur, dengan populasi sekitar 15.000.
Pada sekirar abad ke-
15, n1ereka menetap di
Cina clan n1emeluk Is­
lam. Mereka meng­
gunakan huruf fonecik
(bunyi bahasa clan cara
p e n g uca p a n n y a)
berdasarkan bahasa
Arab, yang 1ne1nbuat
mereka lebih mudah
Sebuah keluarga Uzbek yang Iinggal di uncuk mempelajari Is­
lernbah sungai Viii
la1n. Para Uzbek telah
1nembangun beberapa ,nasjid besar di Kashgar, Shache, Yili
clan Qitai. Sebagian besar etnis Uzbek, terlibat dalan1
perdagangan. Orang-orang Uzbek di Xinjiang selacan sangac
cerampil di bidang renun surra semencara yang di Xinjiang
utara mah ir dalam bidang peternakan.

5. Bangsa (Etnis) Tajik


Ernis Tajik berasal dari Eropa, memiliki populasi sekirar
33.000. Mereka cerkonsencrasi di disrrik oronomi Tashkurkan
38
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Tajik, sebelah timur Pamir,


dan sebagian tinggal d i
Shache, Zepu, Yecheng dan
Akecao. Pada abad ke-11,
nenek moyang mereka
beru bah menjadi sekte
Syi'ah Is1nailiah. Ecnis Tajik
bergerak di bidang
pecernakan dan pertanian.
Mereka me1niliki sascra
dengan tradisi bersejarah
yang panjang. "Shah Pemuda Tajik sedang memainkan
Na1ueh" (kitab raja-raja) alunan nada untuk kehidupan yang
baru
oleh Firdawsi penyair klasik Persia yang cerkenal masih
cersebar di ancara 1nereka. Sebagian etnis Tajik hidup di
dataran cinggi, karya sascra mereka selalu memiliki perhatian
pada burung elang.

6. Etnis Tatar
Ecnis Tatar adalah kecurunan beberapa suku penge1n­
bara Turki yang cunduk pada kekaisaran siscem Khan Turki
selama Dinasci Tang. Seki tar tahun 1820 dan tahun 1830,
mereka berpindah ke Xinjiang dari perbacasan Sino-Rusia.
Sebagian besar etnis Tatar adalah pengusaha, sen1entara
beberapa yang lain bergerak di bidang pendidikan Islam di
tempac-tempac seperti Yining dan Tacheng. Populasi dari etnis
lacar 5.000-6.000. Mereka yang cinggal di koca bergerak di
bidang bisnis, pera,vatan kesehatan, dan pendidikan,
sementara yang tinggal di daerah pedesaan terlibat dalam
bidang percanian, khususnya pecernakan lebah. Para ecnis
Tatar relacif berpendidikan tinggi dengan persentase
incelektualicas tertinggi di antara semua etnis di Cina. Sekolah
ecnis Tatar di Yining merupakan sekolah ripe a"val ecika baru.

39
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Sebuah keluarga dari Tatar sedang berkumpul

Karya-karya sastra dari Tatar dicirikan oleh pengaruh dari


Uighur, Rusia dan Uzbekis. Mereka mahir menyanyi dan
1nenari, 1nemiliki banyak jenis alat musik.

7. Etnis Hui
Nenek n1oyang etnis Hui adalah para utusan muslim
Arab dan muslim Persia, para pedagang dan para pelancong
yang datang dan n1enetap di Cina dalam periode Dinasti Tang
dan Dinasti Song yang perca1na kali 1nen1ba,va Isla1n ke Cina.
Pada a\val awal abad ke-13, banyak orang dari Asia Tengah
datang ke Cina bersama dengan cencara Mongol. Mereka
tersebar di seluruh wilayah Cina sebagai pasukan garnisun,
perajin, pedagang atau ulama, yang kemudian disebut Hui
Hui. Etnis Hui mulai menggunakan bahasa Tionghoa sejak
1nasa .Dinasti Ming, capi para ln1a1n tnasih berbicara dengan
bahasa Arab ketika memimpin pelayanan keagamaan, dan
tradisi ini recap dipraktikkan sampai sekarang. Etnis Hui bisa
dibedakan dari etnis Han dalam berpakaian. Etnis Hui di
pedesaan hidup di bidang percanian dan mengan1bil industri

40
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Acara pernikahan suku Hui

perdagangan dan induscri kerajinan sebagai sampingan, se-


1nentara yang tinggal di kota-kota terlibat dalan1 usaha kecil
seperti catering perdagangan clan pengolahan mantel.
Ecnis Hui memiliki populasi 8,6 juca, menjadi salah
sacu kelompok 1ninoricas dengan jumlah pcnduduk clan
cakupan terbesar. Mereka tersebar hampir di setiap ,vilayah
provinsi, kota, dan daerah otonom, sementara banyak lagi
yang terkonsencrasi di Daerah Oconoxni Ningxia Hui,
Provinsi Qinghai, Provinsi Gansu, Provinsi Shaanxi, Daerah
Otonomi Xinjiang Uighur, Provinsi Yunnan, Provinsi Hebei,
Provinsi Hcnan, Shandong Provinsi dan Daerah Oconom
Mongolia Dalam. Ada sacu daerah otonon1, yaitu Daerah
Otonomi Ningxia Hui, dua wilayah bagian otonom dan
sebelas kabupacen oconom uncuk ecnis Hui di seluruh negeri.

8. Etnis Sala
Para Etnis Sala tinggal di Kabupaten Otonomi Xunhua
Sala, Provinsi Qinghai, dengan populasi 900.000. Mereka
1ne1niliki bahasa 1nercka sendiri scbagai bahasa nasional,

41
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

tetapi tidak ada bahasa tulis. Nenek moyang mereka adalah


cabang dari etnis Saruk yang hidup di abad k e -13, berada di
wilayah barac Turki suku Oguz di Samarkand. Seorang kepala
suku bernama Khannang 1nemimpin klan laki-laki pemeluk
Islam ke arah timur Xunhua, Qinghai, clan menetap di sana
serta hid up clan menikah dengan orang Tibet lokal dan etnis
Han, melakukan pembauran, clan menjadi sebuah kelompok
etnis. Orang-orang Sala terlibat dalam bidang pertanian,
bidang perernakan dan berkebun sebagai industri sampingan.
Perjalanan n1ereka telah diabadikan dengan cerita rakyat yang
indah. Duiwina (permainan unta), permainan rradisional yang
menunjukkan bagaimana nenek moyang mereka datang ke
Xunhua dari Asia Tengah, sangac populer di kalangan etnis
Sala.

9. Etnis Dongxiang
Ernis Dongxiang ringgal di Kabuparen Oronomi
Dongxiang di wiayah bagian Linxia dari Provinsi Gansu
dengan populasi 370 ribu. Sosok urama asal ernis mereka
adalah Se Mu (salah saru dari empar kelas di mana penduduk
Cina dibagi pada masa Dinasti Yuan, termasuksekuru Asia
Tengah dari bangsa Mongol, sebagian besar lainnya adalah
etnis Uighur clan Turki), yaitu mereka yang darang dengan
rencara Mongol ke Cina di abad ke-13 clan 1nenetap di
Dongxiang. Dalam darah n1ereka juga men1iliki keterkaitan
dengan ernis Hui, bangsa Mongol clan Ecnis Han. Di sana
relariflebih banyak cerdapac sekce dan kelo1npok Menhuan
(sekte sufi di Cina) di antara etnis Dongxiang yang masing­
masing memiliki masjid sendiri. Dokrrin dan rradisi masing­
masing sekre dan Menhuan sepenuhnya dicerapkan dalain
kehidupan keseharian dari ecnis Dongxiang. Mereka masih
melestarikan transkrip AI-Qur'an yang dibawa dari Asia
Tengah oleh nenek moyang mereka. Para lelaki Dongxiang

42
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Kaum muslim Dongxiang sedang menggoreng Pai

rerlibar dalam pertanian. Mereka masyhur dalam cerita rakyac


dengan epos "Miraqah and Girl Mazhilu" (Kaea dan Gadis
Mazhilu) dan" E PuTao Er "(ngengac anggur). Sebagaimana
ernis Hui, etnis Dongxiang juga gemar bernyanyi Hua'er
(sejenis lagu rakyar, populer di Gansu, Qinghai, clan Ningxia).

10. Etnis Bao'an


Etnis Bao'an juga disebut etnis Hui Bao'an Hui. Mereka
memiliki bahasa nasional dialog mereka sendiri, retapi ridak
ada bahasa tulis. Mereka terkonsentrasi di wilayahJishishan
di Wilayah Bagian Linxia dengan populasi I 5.000. Nenek
moyang mereka adalah bangsa Mongol dan Ernis Hui Hui di
Asia Tengah yang darang ke Cina di sekirar periode akhir
dari Oinasti Yuan dan awal Oinasti Ming. Mereka pada
awalnya dikirim ke perbatasan sebagai pasukan bersenjata
di Lidah, Qinhai dan menerap di sana dan menikah dengan
orang Tibet lokal clan Etnis Han, clan akhirnya 111enjadi

43
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Pisau sabuk yang indah buatan Muslim Bao'ang

sebuah kelo1npok ecnis. Ada masjid di seciap desa di mana


etnis Bao'an tinggal. Mereka memiliki kebiasaan n1irip
dengan Etnis Hui, etnis Dongxiang dan etnis Sala. Etnis
Bao'an cinggal di wilayah percanian, dan produk pisau Bao' an
1nerupakan industri kerajinan cradisional 1nereka. Mereka
berpakaian sama dengan kehidupan Etnis Hui di barat laut.
Kesepuluh kelompok minoritas di aras adalah mereka
yang 1nenjadikan Islam sebagai keyakinan nasional agama
mereka sebagai anggoca bangsa Tionghoa tan pa cerkecuali.
Dengan menggabungkan Islam dengan cradisi nasional dan
budaya mereka, mereka celah membuac budaya Islam Cina
lebih beraga1n. Ini fenomena baru dari budaya aga1na yang
relah menaikkan tingkar perharian yang kerac di antara para
ilmLnvan sosial baik dalam maupun luar negeri.
Uncuk menyesuaikan diri dengan budaya Tionghoa, para
1nusli1n di Cina berkembang 1nenjadi sepuluh kelompok etnik
dengan karakteriscik yang berbeda-beda.

44
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Kaum muslimin dari Etnis Hui, Etnis Sala, Etnis


Dongxiang, dan Ecnis Bao'an adalah kecurunan para pedagang
yang dacang ke Cina melalui Jalur Surra baik ,nelalui jalur
darat 1naupun jalur laut, dan para prajurit dan perajin yang
datang ke daratan dengan centara Mongol atau kaum muslim
yang bermigrasi dari Wilayah Barat. Mereka juga tinggal di
Cina karena tertarik dengan bidang bisnis atau susunan
masyarakat di komunitas seagama, kawin campur dengan
kelompok ernis lainnya dan berbaur. Islam, sebagai gaya
hidup dan kepercayaan, telah 1nenyebar ke berbagai ternpat
dengan cara damai bersama dengan gerakan kaum muslimin
dari sacu rempar ke cempar lainnya. Islam memainkan peran
yang sangat penting dalam kelahiran kebangsaan di atas dan
merupakan faktor utama dalam pembangunan mereka. Di
antara Ernis Hui, Ernis Sala, Ecnis Dongxiang, dan Ecnis
Bao'an, Ernis Hui 1ne1niliki populasi dan cakupan wilayah
terbesar, serta mobiliras tertinggi. Sesudah masa Dinasti
Ming (1368-1644 M), di enam \vilayah utama bermunculan
Ernis Hui yang ringgal dalam komunitas seagama, yang

Hand icraft yang indah bualan muslim China

45
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dikenal di wilayah selatan Sungai Yangtze berpusat di Nanjing


dan Suzhou, Gan Ning Qing (Gansu, Ningxia dan Qinghai)
wilayah dengan Hezhou, Didao dan Xining sebagai pusatnya,
Guanzhong (Shaanxi) daerah dengan Chang' an sebagai pusat,
daerah Yunnan, Ji Lu Yu (Hebei, Shandong, dan Henan)
daerah dengan Beijing sebagai pusat dan daerah lain.
Etnis Uighur, Etnis Kazak, Etnis Khalkha, Etnis Uzbek,
Etnis Tajik, dan Ernis Tatar hidup terutama di Daerah Otonom
Xinjiang Uighur. Ini adalah wilayah dengan area yang luas,
banyak kelompok etika dan banyak agama. Xinjiang adalah
daerah yang berhubungan dengan negara-negara Islam
tetangga dalam banyak aspek, seperti asal etnis, agama,
ekono1ni, budaya, dan adat isciadat, tetapi tidak pernah me-
1nisahkan diri dari otoritas sentral dalam cara apa pun.
Hubungan ini terjalin melalui berbagai cara, seperti dakwah,
perang agama cerhadap Buddhisme dan dukungan politik, di
siniJah Islam n1enyebar. Dibandingkan dengan tetnpat-tempat
Etnis Hui clan kehidupan bangsa lain, kondisi, metode, dan
1nanifestasi untuk penyebaran dan pengembangan Islam sama
sekali berbeda di sini karena beberapa ha!.
Pertama, kenaikan clan penurunan Khwaja Tshan
(Khwaja; sebuah keluarga besar di Xinjiang. Ishan; sebuah
sekce Islam d i Xinjiang) 1nerupakan kekuatan yang
1nemberikan pengaruh langsung pada rezi1n di Xinjiang dalam
mempraktikkan sistem yang menggabungkan agama dengan
policik. Sekitar abad ke-13, kecurunan Shuzauddin, seorang
1nullah di Bukhara diasingkan ke Karakorum oleh Genghis
Khan, dan nenek moyang Mullah Khwaja Osiddin datang ke
Luobu Quetai (daerah yang terlecak antara Turufan dan
Yutian) untuk 1nenyebarkan doktrin Ishan. Dalatn beberapa
tahun ke1nudian, kekuasaan Khwaja-lshan cerus tu1nbuh, clan
secara bertahap berkembang dari sebuah kekuasaan agama
menjadi sebuah rezim sekuler, yang terus berkembang sampai

46
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Xinjiang disatukan kembali oleh Dinasti Qing. Dibandingkan


dengan orangTionghoa pedalaman kondisi ini merupakan
prasyarat yang sa1na sekali berbeda bagi keberadaan Isla1n
dan pembangunan.
Kedua, program ibadah Khwaja-Ishan mencapai ke­
menangan. Keluarga Kh,vaja menikmari srarus Ishan,
sementara Ishan rnenanggung identitas Khwaja. Karena
dukungan kuat dari keluarga Khwaja, sebagai hasilnya Ishan
memperoleh pengembangan penuh di Xinjiang clan lebih
banyak meneri1na kekuasaan sekuler dan !slain diperbolehkan
untuk melakukan penetrasi pada semua aspek kehidupan
sosial Uighur. Pada abad ke-15 sampai abad ke-17, Ishan
menjadi pilar ucama siscem budak yang dipraktikkan di
,vilayah Uighur. Sebagai isi ucama dari ibadah Kh,vaja-Ishan,
membangun clan memuja Mazar (makam) mencapai keme­
nangan di sini. Xinjiang dikenal di dunia Islam unruk rna­
ka1n-111akam dengan jangkauan yang luas, jumlah yang besar
dan keragaman yang menakjubkan, serta untuk legenda mistis
dari orang yang terkubur clan isi rumit ibadah penziarahan.
Ibadah suci Kh,vaja-lshan dikombinasikan dengan ibadah
penziarahan, n1en1bangun sebuah kuil penziarahan clan situs
keagamaan yang penring. Meskipun demikian, alasan se­
benarnya 1nengapa mereka 1nelakukan ini adalah hanya uncuk
rnendorong orang-orang berirnan untuk 1nen1bayar kekuatan
persembahan pada kehidupan Khwaja Ishan clan mencapai
kepencingan ekono1ni dan policik 1nereka yang sebenarnya.
Saat itu dalan1 keadaan tersebut kekuasaan Khv.raja-Ishan
bersifat sekuler dan feodalisrik.
Keciga, pendidikan agama mencapai perkembangan yang
belu1n pernah terjadi sebelumnya. Pada awal abad ke-10,
lembaga pendidikan tinggi Islam pertama dalan1 sejarah Is­
lamTiongkok didirikan di Kashgar. Pada dinasti selanjutnya,
10 perguruan cinggi Islam dibangun clan beberapa bangunan

47
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

bersejarah yang telah tua direnovasi. Lembaga-lembaga


pendidikan ini adalah program skala besar yang menawarkan
progra1n-program scudi, seperci bahasa Arab, bahasa Persia,
penjelasan (tafsir) AI-Qur'an, pokok-pokok agan1a
(ushuluddin), hukum Islam, sejarah Islam, logika, cata bahasa
Arab, puisi-puisi sufisme, dan karya-karya filsuf Islam.
Sebagai hasilnya, banyak profesional agama dan ahli bahasa
klasik dilahirkan dalam lembaga-lembaga cersebuc dan
pengaruh Isla1n cerus berkembang.
Selama jangka \vaktu ini, Raja Ha1ni dan keluarganya
n1empraktikkan administrasi keagamaan berkala selama
muslim Uighur di 1,vilayah kekuasaannya, mirip dengan rezim
Khan dan Klr1,vaja Ishan.
Sesudah Tuhiru 'fimur dan 160.000 budak Mongolnya
memeluk Islam, semua Khan serelah dia adalah muslim.
Mereka secara paksa mengeluarkan agama-agama lain keluar
dari 'furufan dan Islam 1nenduduki dunia rohani etnis Uighur.
Pada awal abad ke-16, Islam telah mengambil posisi dominan
di Hami, melambangkan bah,va seluruh bangsa Uighur di
Xinjiang celah 1neneri1na dan memeluk Islam. Setelah masa
pertengahan dan akhir 1nasa Dinasti Ming, beberapa
masyarakat seperti Etnis Kazak di sebelah utara Gunung
Tianshan saru demi sacu menerima Islam.
Dua sistem Islam di Cina (Isla1n di pedalaman dengan
Etnis Hui sebagai wakilnya dan Islam di Xinjiang dengan
ernis Uighur sebagai wakilnya) berbeda jauh sacu sama lainnya
selama periode a\\7al. Hingga percengahan dan akhir Dinasci
Qing, sebagai kebijakan pemisahan agan1a dari politik itu
dimasukkan ke dalam praktik, dua sisrem tersebuc cenderung
uncuk berkembang dalam persaingan sacu sa1na lain. Seperci
banyaknya Etnis Hui yang berpindah ke Xinjiang sebagai
pasukan angkatan bersenjata atau sebagai migran, dan kontak

48
Nasi onali sasi Islam di Cin a

ekonomi antara daerah pertanian di Xinjiang selatan dengan


daerah penggembalaan di Xinjiang utara menjadi lebih dekar,
ekono1ni mereka cenderung cumbuh pada keceparan yang
sama. Sebagaimana Islam itu sendiri berubah dan agama
menjadi terpisah dari policik, fungsi syari'at (hukum Islam)
berubah juga. Sebagai akibac menurunnya kekuaran Khwaja­
Ishan, perbedaan antara beberapa sekte utama lenyap, clan
orang-orang seperti etnis Uighur menjadi muslim, dua sistem
Islam di Cina cenderung idencik dalarn pola sekte di awal
abad 20.
Tentu saja, Islam di kedua ,vilayah Xinjiang dan pe­
dalaman akan terus berkembang dengan cara mereka sendiri,
dernikian juga sejauh pengaruh fakcor-fakcor yang relatif srabil,
seperti latar belakang etnis dan geografis yang bersangkutan.

Bazar kaum Muslim yang ramai di Xinjiang

49
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

B. Kelahiran dan Pemunbuhan Sekte-sekte dan


Menhuan (Sekte Sufi di Cina)
Sebelum masa transisi antara Dinasti Qing dan Dinasti
Ming (perrengahan abacl ke-17), kaum muslim di Cina
berasal clari sekce Sunni, kecuali orang-orang Tajik dari sekce
Syi'ah dan sebagian kecil etnis Uighur yang percaya Itsna
Ashariyyah. Aclapun aliran-aliran yang mereka ikuci, kecuali
beberapa di Xinjiang adalah pengikur Syafi'iyah, sisanya
adalah dari Hanafiyah. Dalam periocle cransisi anrara Dinasti
Ming clan Dinasci Qing, sebagaimana sufisme yang
diperkenalkan ke Cina, banyak sekce independen dan
Menhuan yang n1uncul dan tumbuh cepar satu demi satu,
antara lain ciga sekte, yairu Qadim, Ikhwan, dan Xidaotang,
dan e1npar Menhuan, yaitu Kubrav,riyyah, Qadiriyyah,
Khufiyyah, dan Jahriyy ah adalah petnilik pengaruh cerbesar.
Qadim, yang berarti "sekre tradisional", merupakan
sebuah sekce Islam di Cina yang relah menyebar sejak lama
dan meluas serta memiliki lebih banyak pengikut dan
pengaruh yang lebih besar daripada sekce-sekte lainnya.
Dinamakan qadim karena mematuhi pengajaran dan upacara­
u pacara yang relah diprakrikkan selama beberapa generasi
sejak Dinasti Tang dan Dinasti Song. Qadirn aclalah Sunni.
Sekre ini mendasarkan pemikiran keagamaannya pada Al­
Qur'an clan secara kerat mematuhi "Enam Keyakinan",
"Delapan Ulcimacu1n Prinsipil" dan upacara tradisional serca
norma-norma. Sekte ini memegang sikap n1enghormati dan
coleransi cerhaclap sekce-sekce clan aliran-aliran, clan
berdampingan secara clamai clengan agama lain yang berlaku
di Cina. Secelah n1engalami proses perkembangan panjang
pada masa Dinasti Song, Dinasti Yuan, Dinasci Ming dan
Dinasci Qing, sekre Qaclim celah menjacli sekce ura.rna Islam
di Cina, yang unik dalan1 gayanya sendiri. Sekce Qadim
clipengaruhi oleh Syi'ah sampai batas rertentu meskipun selalu

50
Nasi onali sasi Islam di Cin a

berjalan pada jalannya sendiri-sendiri. Sekre ini mengambil


rhariqah yang diprakrikkan oleh Sufisme sebagai Tarhawwu'
(ibadah pelengkap), ridak menyembah orang-orang suci clan
makan1 n1ereka, namun di sisi lain juga tidak cegas menentang
semua itu. Pada aspek etika clan kebiasaan, pada sekre Qadim
ini ada beberapa ha! yang dipinjam dari budaya Ernis Han.
Ikhwan, yang secara harfiah berarti persaudaraan, juga
disebut Ahl al-Sunni (sebuah sekre patuh pada Al-Qur' an)
clan sebagian besar sekre lainnya menyeburnya Sekte Baru.
Sekce Ikhwan didirikan oleh Ma Wanfu, seorang imam
Dongxiang rerkenal di Hezhou (sekarang wilayah bagian Linxia
Hui di Gansu), pada akhir abad k e -19. Dalam waktu singkar,
beberapa puluh rahun, sekre ini relah berkembang dengan
cepat menjacli sebuah sekce baru yang meliputi Gansu, Ning­
xia clan Qinghai. Sekre Ikhwan mengikut pada ajaran Sunni
clan mengikuri maclzhab Hanafiyah, memperral1ankan bahwa
sen1ua etika clan upacara yang ciclak sejalan clengan AI-Qur'an
clan Hadits harus dihapuskan. Sekre ini menentang
penghormaran makam clan mursyid (pemandu) ibadah, dan
penclukung ucama berkhocbah clan dakv.ah harus dilakukan
dalan1 bahasa Tionghoa.
Xidaotang yang sebelumnya juga disebut Jinxingtang.
Mendasarkan dokrrinnya aras karya-karya beberapa ulama
!slain cerkenal Tionghoa seperti Liu Zhi clan yang lainnya,
sekre ini juga disebut Hanxuepai (sekolah budaya Tionghoa).
Sekre ini percaya bahwa hanya dengan menggabungkan Is­
lain dengan budaya Tionghoa, Islam bisa dikembangkan di
Cina. Xidaotang didirikan oleh Ma Qixi (l 857-1914 M) di
sebuah kora kecil bernama J iucheng di Kabupaten Linran,

' Samar;lirih.
2 Terang;keras.

51
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Provinsi Gansu. Sekte ini membentuk diri pada ajaran Sunni


dan mengikuti ajaran Hanafiyah, dan mengambil karya-karya
Liu Zhi clan lain-lain sebagai su1nber daklvahnya. Sekte ini
juga n1enggabungkan sesuatu yang sangat penting bagi Maulid
Nabi (ulang tahun Nabi Muhammad dan juga hari ketika
dia meninggal dunia) clan ulang tahun kematian Ma Qixi,
pendiri Xidaotang, tapi tidak membangun maka1n apa pun
untuk para mursyid (pemandu ibadah) serelah Ma Qixi. Sekre
ini mempraktikkan sisrem do1ninasi mursyid dengan seorang
1nursyid sebagai kepala keagan1aan dan manajer kehidupan
sekuler para pengikut. Para pengikut sekte ini terdiri dari
dua kategori: rumah tangga individual dan rumah tangga
kolektif. Rumah tangga individual tersebar di seluruh Barat
laut Cina, independen dalam perekonomian clan kehidupan,
tetapi mereka dapat mencari bantuan dari Xidaocang kecika
1nereka membutuhkan. Rumah tangga kolekrif terkonsenrrasi
di ru1nah Xidaotang terletak di kabupaten Lintan dan terlibat
dalam usaha pertanian, kehutanan, peternakan, clan
perdagangan secara kolektif. Sekre ini selalu menyerukan
panggilan untuk mengejar pengetahuan, 1nendorong seinua
anak laki-laki clan perempuan usia sekolah dalam Xidaotang
sendiri dan dari semua ernis lokal untuk mengikuci sekolah,
dan memilih siswa terbaik dalam Xidaocang untuk menerima
pendidikan menengah clan tinggi sehingga sebagian besar
pengikucnya selalu berpendidikan. Xidaotang adalah sekte
keagamaan clan juga komunitas ekono1ni khusus.
Menhuan adalah istilah umum unruksen1ua aliran-aliran
sufi dan cabang-cabang mereka yang tersebar di daratan Cina.
Sufisme diperkenalkan ke Xinjiang dari Bukhara clan
San1arkand di Asia Tengah pada abad ke-17, clan dipisahkan
n1enjadi dua sekte: Baishan (gunung putih) clan Heishan
(gunung hitam). Semua aliran-aliran sufi clan cabang-cabang
di Xinjiang umumnya disebuc Ishan. Sejak abad ke-l 8M,

52
Nasi onali sasi Islam di Cin a

aliran-aliran Sufi seperti Kubrav.riyyah, Qadiriyyah, Khufiyyah


dan Jahriyyah (disebuc Empat Menhuan oleh para muslim)
diperkenalkan ke Gansu, Ningxia dan Qinghai secara ber­
turur-turut. Dipengaruhi oleh budaya tradisionalTionghoa,
kemudian muncul beberapa cabang yang lebih kecil seperti
Mufti, Dawanrou, Dagongbei, Huasi, dan Guanchuan. Aliran­
ali ran sufi ini dan cabangnya adalah yang berkembang d i
vvilayah Etnis Hui yang pada awalnya tidak memiliki nama
umum sehingga beberapa dari 1nereka masih terus 1nengguna­
kan na1na sekte dari 1nana 1nereka berasal, seperci Kubra­
wiyyah dan Qadiriyyah. Ada beberapa yang dinamai menurut
cara mereka melantunkan nada Dzikir (pujian kepada Al­
lah), seperci K11ufiyyah 1 dan Jahriyyah2, ada yang dina,nai
menuruc cempac 1nakam pendirinya acau lokasi masjid, seperci
Bijiachang dan Baizhuang, ada yang diberi nama dengan nama
keluarga terakhir dari pendiri, seperti Xianmen dan
Zhangmen, ada yang diberi nama dengan 1nengacu cakupan
keluasan dan besar bangunan dari makam, seperci Dagongbei
(1nakam besar) dan Huasi (masjid kesenangan) dan ada yang

Masj id Xianhe di Yangzhou

53
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dinamai dengan kata pada prasasri yang diberikan oleh


pemerinrah daerah, seperri Mufti.
Menhuan adalah jenis organisasi yang dikombinasikan
dengan mistisisme agama. Aliran ini dibangun aras dasar
sosial clan ekonomi rerrenru dengan kekuatan rerpusar dan
pengaruh kedudukan (posisi) penring yang ada di anrara Ernis
Hui, Ecnis Dongxiang, Etnis Sala, dan Etnis Bao'an. Baik
Menhuan maupun cabang-cabangnya kemudian bermunculan
pada periode yang sama arau dengan cara yang sama. Kerika
Sufis1ne diperkenalkan ke Cina, empat aliran-aliran uta1na,
yaitu E1npat Menhuan yangselalu disebut.
Khufiyyah, pengambilan dari bahasa Arab, awalnya
berarci "rerse1nbunyi" acau "dia1n". Aliran ini 1nendukung
nyanyian Dzikir dalam nada rendah, oleh karena iru, diberi
nama demikian (khufiyyah). Aliran ini didirikan oleh
Muhammad Bahauddin (1381-1388 M) yang ringgal di Asia
Tengah, clan berasal dari Naqsyabandiyah. Seki car abad ke-
16, Muhammad Yusuf, cucu Ajaam, memperkenalkan aliran
ini ke Xinjiang, clan mengembangkannya menjadi sebuah
sekce yang disebuc Baishan (gunung pucih). Dalam periode
waktu yang sama, lshaq, cucu lain Ajaa1n, juga datang ke
Yirqiang di Xinjing unruk mengembangkan pengaruhnya, clan
sekce yang didirikannya disebuc Heishan (gunung hica1n). Pada
abad ke-17, Khufiyyah diperkenalkan ke Gansu, Ningxia clan
Qinghai dari Xinjiang dan Arabia. Serelah mengalami dua
rarus cahun penyebaran, pengembangan clan peleburan dengan
budaya Tionghoa, celah 1nelahirkan banyak cabang. Khufiyyah
n1enaati doktrin ajaran Sunni dan mengikuti pengajaran
aliran (madzhab) Hanafiyah.
Qadiriyyah, penga1nbilan dari bahasa Arab, adalah nama
yang diberikan sesuai nan1a belakang nama pendirinya Abd
al-Qadir al-Jilani. Aliran ini muncul pada abad ke-12 di

54
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Baghdad, serta berkembang menjadi salah satu dari


masyarakat sufi cerbesar. Selama masa av.,al pemerincahan
Kang Xi dari Dinasci Qing, Khwaja Abdullah yang
menyarakan diri sebagai kerurunan generasi ke-29 dari Nabi
Muhammad memperkenalkan Qadiriyyah ke Gansu, Ningxia,
dan Qinghai, yang kemudian clipisahkan 1nenjadi ciga sekte
kecil: Qi1nen, Xianmen (yang kemuclian dikonversi 1nenjadi
Khufiyyah) clan Mamen (didirikan oleh Yunnan Ma). Dalam
beberapa rahun kemudian, Qadiriyyah berkembang menjacli
banyak cabang yang ciclak saling 1nenguasai sacu sama lain.
Selain tiga sekte Qacliriyyah diclirikan oleh Abdullah, ada
sekre lain yang cliclirikan oleh mereka yang pernah belajar di
Xinjiang acau Saudi clan 1nenyebar di kampung halaman
mereka Qansu clan Qinghai ketika mereka kembali.
Qadiriyyah menaari ajaran Sunni clan mengikuti ajaran aliran
(madzhab) Hanafiyah.
Jahriyyah, pengambilan dari bahasa Arab, awalnya
berarti "terbuka" acau "keras" dan setelah mendapatkan
perluasan makna berarci "meneriakkan Dzikir clengan keras".
Jadi Jahriyyah juga disebuc Sekce Nyanyian Keras. Berla,vanan
clengan Khufiyyah yang clisebut Sekre Nyanyian Rendah. Pacla
abacl ke-16 Jahriyyah cliperkenalkan ke Shache clan Kashgar
di Xinjiang dari Asia Tengah. Pada tahun 1744 M, Ma
Mingxin (1719-1781 M) 1nemperkenalkan aliran ini ke Gansu
Ningxia clan Qinghai. Para pengikuc Jahriyyah menyebar di
\vilyah barat lauc, clan 13 provinsi, seperci Yunnan, Guizhou.

3 Dalam tradisi tarekat, Mursyid biasanya menunjuk seseorang untuk


m enjadi ketua (Ra'is) komunitas di suatu wilayah sebagai
pembantu Mursyid, dan menunjuk beberapa pembimbing (Akhund)
kelompok sebagai pembantu Ra'is, dalam memberikan bimbingan
dan pelayanan pada anggota tarekat tersebut.

55
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Menara masjid Dongguan di Xining, Qinghai

Pengikut aliran ini sebagian besar di antaranya adalah etnis


Donggan (keturunan Etnis Hui yang berimigrasi ke Rusia
dan Asia Tengah). Jahriyy ah menaari ajaran Sunni clan
n1engikuci ajaran aliran Hanafiyah.
Kubrawiyyah, pengambilan dari bahasa Arab, berasal
dari Masyarakar Kubrawi didirikan oleh Najimuddin Kubrawi
seorang filsuf sufi Persia pada abad ke-13. Dalan1 catatan
sejarah orang pertama yang memperkenalkan Kubrawiyy ah
ke Cina adalah seorang misionaris asing yang bernama
Muhaaiddin. Dia datang ke Cina riga kali, perra1na ke
Guangdong dan Guangxi, kedua ke Hunan dan Hubei, dan
56
Nasi onali sasi Islam di Cin a

keciga ke Gansu. Akhirnya, ia menecap di Dawancou, sebuah


desa di Dongxiang, Henzhou, pada periode cransisi dari
Dinasti Ming dan Dinasci Qing. Dia berganti nama Cina
dan bekerja di acas canah 0,9 hektar yang dipersembahkan
oleh penduduk desa, dan pada akhirnya menjadi anggoca Ecnis
Dongxiang. Seiring dengan dia, dacang anaknya Ahmad
Naqsyiband Junaid Baghdadi, yang menjadi mursyid kedua
(pecunjuk) dari Kubrav,iyyah dan dianuc oleh lebih banyak
pengikuc cermasuk sejumlah kecil dari Ecnis Han.
Kubra,viyyah juga disebut Zhangn1en atau Dawantou
Menhuan. Aliran ini adalah pengikut Sunni dan mengikuci
aliran Hanafiyah.
Meskipun Menhuan berbeda sacu sa1na lain, mereka
1nasih memiliki banyak kesamaan.
I. Mursyid ibadah. Para pengikuc memanggil mursyid "Lao
Ren Jia" (bencuk hormac yang dialamackan uncuk orang
tua) dan mengambil dia sebagai syaikh yang dapat
membimbing mereka ke jalan kebenaran, dan bahkan
menganggap dia sebagai \vali (dicujukan pada seorang
master sufi) yang dapac 1nembuac dan mewujudkan
berbagai karamah (n1ukjizat). Para pengikut memberikan
penghormacan cerbesar pada mursyid dan meminta
padanya Kou Huan (izin-rescu) pada hampir semua
urusan, 111enjadi master dari kedua kehidupan sekuler
mereka dan dunia spiritual. Mursyid banyak mendominasi
Jiao Fang (komunicas masyarakac pengikucnya) dan me­
nunjuk Ra'is (ketua) dan Akhund (pembimbing) untuk
memimpin n1asjid. 3
2. Bangunan makam uncuk pendiri, penerusnya, anggoca
keluarga, dan murid-1nurid yang luar biasa. Secelah pendiri
dan penerus dari suaru Menhuan meninggal, para pengikut
membangun makam bagi misionaris dari Arab acau Asia

57
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Tengah yang terkait dengan Menhuan mereka. Makam­


makam dengan demikian celah menjadi simbol
keagamaan uncuk Menhuan.
3. Memiliki silsilah yang ketat dan sistematis. Sebuah sisten1
suksesi garis keturunan yang disebut Silsilah dalam susunan
perkembangannya. Tiga jenis suksesi yang diterapkan
adalah: oleh kecurunan, oleh anggota l<lan atau oleh or­
ang bijak. Semua Menhuan menganggap begitu pentingnya
Silsilah, di sekeliling silsilah tersebut terdapat banyak
legenda 1niscerius.
4. Melampirkan pentingnya thari'qah, kesederhanaan
keagamaan. Thariqah diklasifikasikan menjadi tiga
tingkacan, yaicu Syari'ah, sebagai tingkat cerendah, adalah
dasar melakukan berdasarkan "rukun iman" dan "rukun
Islam", Thariqah sebagai tingkat menengah, adalah dari
berbagai pertapaan tasawuf, Haqlqah sebagai tingkat
tertinggi, adalah ,vilayah spiritual cercinggi di 1nana
seseorang menyerahkan semua keinginan duniawi dan
berusaha mencapai suatu keadaan di mana menjadi satu
kesacuan dengan Sang Pencipta. Semua Menhuan me1niliki
praktik pertapaan dengan cara mereka sendiri, dan juga
telah menyerap unsur-unsur dari Konfusianisme,
Buddhisme dan Taoisme sa1npai batas certentu. Hampir
sen1ua Menhuan sangat me1nentingkan nyanyian Dzikir
(pujian kepada Allah), kemudian perbedaan Menhuan
dapac dibedakan dari nyanyian dan penampilan pakaian
miscerius yang dikenakan.
Beberapa Menhuan berbeda satu sama lain dalan1
administrasi. Secara umum, mereka semua mempraktikkan
siscem ad1ninistrasi ciga cingkat, yaicu Mursyid-Ra'is-Akhund.
Mursyid adalah pen1i1npin tertinggi dari semua pengikut baik
dalam kehidupan rohani dan kehidupan sekuler, menikmati

58
Nasi onali sasi Islam di Cin a

status dan penghormatan tertinggi. Ra'is adalah utusan atau


perwakilan dari mursyid dikirim ke rempat lain untuk urusan
adminiscrasi agama. Hanya mursyid yang berhak untuk me­
nunjuk Ra'is, bahkan otoritas Ra'is harus secara turun­
temurun dan diberikan oleh sang mursyid. Unit dasar dari
Menhuan adalah Jiao Fang, dan masing-1nasing Jiao Fang
1nen1iliki masjid dan di setiap masjid ada Akhund (Jn1am)
yang bertanggung jawab atas pelayanan keagamaan dan
urusan Jiao Fang. Terus terang, sisre1n Menhuan adalah sistem
kJan feodal patriarki di alam lahir dari perken1bangan sekte
Islam di Cina dan ditandai dengan agama, ibadah penindasan
dan eksploitasi.

Sekolah Arab di Urumchi, Xinjiang

59
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

C. Pendidikan Masjid dan lnisiasi Nasionalisasi


Islam di Cina
Sejak Islam diperkenalkan ke Cina pada masa per­
tengahan Dinasti Ming ( 1368- l 644 M), pendidikan agama
kaum 1nusli1n Tionghoa selalu dilakukan dalam keluarga
individu dengan cara instruksi lisan oleh generasi tua. Namun,
metode pendidikan ini dibarasi pada rentang kecil, kurang
dalam organisasi dan sistem, yang 1nana pendidikan dan efek­
efek sosial tidak cukup unruk memenuhi kebutuhan
sebenarnya dari perkembangan Islam di Cina. Seiring
berjalannya waktu, musli1n di Cina mengadopsi bahasa
Tionghoa dan menyerahkan bahasa ibu n1ereka (Bahasa
Arab), yang menyebabkan hilangnya kemampuan mereka
untuk membaca tulisan suci dalam bahasa Arab atau Persia.
Nan1un, cidak ada versi Tionghoa dari kitab Islan1 yang
n1uncul sebelumnya. Akibatnya, pendidikan keluarga tidak
bekerja secara efisien lagi. Islam dihadapkan dengan
penurunan dan para 1nuslim menjadi cidak peduli terhadap
iman dan kehidupan agan1a mereka. Selanjutnya, filsafat
Konfusianisme rasionalistik berlaku pada periode akhir
Dinasti t1ing. Islam dalam krisis serius untuk menjaga
eksistensi dan perkembangannya di Cina.
Dalam situasi ini, orang-orang yang memiliki \vawasan
di kalangan umat Islam Hui mulai mengeksplorasi cara untuk
1nereviralisasi Isla1n, menyerukan untuk mengembangkan
pendidikan Islam. Berdasarkan perkembangannya pada masa
Dinasti Yuan dan Dinasti Ming, Etnis Hui sudah membentuk
scruktur ekonomi nasional mereka dengan pertanian sebagai
inti, dan perdagangan dan peternakan sebagai industri sa1n­
pingan. Mereka mandiri secara ekonomi dan menjalani
hidup yang stabil. Hal ini memungkinkan uncuk pengembang ­
an pendidikan Masjid. Penggagas Pendidikan Masjid adalah

60
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Hu Dengzhou yang tinggal di Weicheng, sebuah kota di


Xianyang, Provinsi Shaanxi pada periode Kaisar Jia Jing
(1522-1566 M) clan Kaisar Wan Li (1573-1620 M) clari
Dinasti Ming. Weicheng terletak di barat Shaaxi di n1ana
Etnis Hui terkonsentrasi. Ekonomi Etnis Hui di sini relatif
berkembang, dan 1nereka beracla dala1n posisi geografis yang
lebih baik. Pacla awalnya, Hu Oengzhou merekrut siswa clan
membawa mereka dalam lingkungan keluarganya sendiri.
Serelah iru Lanzhou Ma, generasi kedua dari mahasiswanya,
1nen1inclahkan kelas ke n1asjicl, 1nenanclai awal Pencliclikan
Masjid. Pendidikan Masjid ini mulai meningkat di seluruh
tempar Ernis Hui rerkonsencrasi, seperci Shandong, Zhejiang,
Hunan, Hubei, Yunnan, clan Guane:xi.

Bangunan baru masjid Pudong di Shanghai

61
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Tujuan dari Pendidikan Masjid adalah untuk menge­


tahui dan membawa kebenaran Islam ke depan dan mem­
bina personil Islam yang berkualicas dengan pikiran orcodoks
Sunni. Pendidikan Islam ini mengikut pada pengajaran dalam
metode yang terorganisir dan sistematis bukan dalam keluarga
individu lagi.
Penge1nbangan Pendidikan Masjid, sebagai suatu siscen1
pendidikan yang relatif lengkap dan metode pengajaran yang
terpadu secara bertahap berhasil. Pada periode awal,
Pendidikan Masjid cidak diklasifikasikan ke dalam pendidikan
tinggi atau prin1er. Pendidikan ini dioperasikan hanya sebagai
sebuah sekolah swasta saja. Pendidikan ini diselenggarakan
di 1nasjid-1nasjid dan para muslim mengundang seorang ima1n
untuk mengajarkan Kitab Suci Isla1n clan pengetahuan agan1a
untuk membina para profesional Islam. Karena pendidikan
masjid ini pada perkembangannya menjadi lebih besar clan
lebih populer, clan diperlukan sebagai kebutuhan aktual,
Pendidikan Masjid ken1udian dikembangkan ke arah
spesialisasi dengan pemisahan pendidikan tinggi dari
pembelajaran pri1ner, clan diklasifikasikan menjadi tiga
tingkatan, yaitu perguruan tinggi, sekolah 1nenengah, clan
sekolah dasar. Tingkat College khusus untuk mendidik imam
baru. Para siswa pada tingkac ini disebut Khalifah acau Man
La. Mereka belajar bahasa Arab, bahasa Persia, Hukum Is­
lam, dokcrin, penjelasanAl-Qur'an (tafsir) dan lireratur klasik
.
secara s1sremaus.
.
Perguruan tinggi didirikan di masjid-masjid besar acau
n1enengah. Para Guru dari perguruan tinggi secara khusus
dipanggil imam, yaitu mereka yang secara hormat disebut
sebagai Jingshi (ahli kicab), Mingjing (satu-sacunya yang me­
nguasai kitab suci),Akhund (Imam), acau Usta (Tuan Guru).
Tingkacan sekolah menengah adalah lanjutan dari Pendidikan
Masjid. U1numnya, cingkac sekolah menengah cidak ada yang

62
Nasi onali sasi Islam di Cin a

independen, tetapi n1elekat pada tingkat sekolah dasar sebagai


awal tahapan Pendidikan Masjid di mana umat Islam bisa
memperoleh pengerahuan dasar Islam. Tugas utama dari
sekolah dasar adalah untuk n1engajar hurufArab, al-Kali1nah
ath-Thayyibah (kalimat yang baik), d o a d - oa yang digunakan
dalam sehari-hari, dan juga mengajarkan bagaimana 1ne-
1nahan1i dan melakukan \vudhu, doa dan urutannya, clan
memungkinkan sis\va untuk belajar dan membaca khatam
(ayar-ayat yang dipilih dari Al-Qur'an). Tidak ada buku
pelajaran untuk tingkat sekolah clasar, clan semua itu cliajarkan
melalui lisan. Dari semua riga tingkat Pendidikan Masjid,
tingkat primer adalah yang paling populer.
Di beberapa tempat, seperri Shaanxi, Gansu, Ningxia,
clan Qinghai, pencliclikan Masjicl tingkat primer clijaclikan
sebagai pendidikan wajib. Oleh karena itu, menjadi
kewajiban seriap orang rua unruk mengirim anak usia sekolah
1nereka ke sekolah clasar untuk n1enerin1a pencliclikan clasar
Islam. Popularisasi tingkat primer Pendiclikan Masjid sangat
penting bagi penyebaran dan pengembangan Islam di Cina.
Dalam beberapa ratus tahun cerakhir, pencliclikan iru aclalah
salah satu alasan utan1a n1engapa Etnis Hui dan para muslin1
lainnya bisa mengikuti ajaran Islam mereka.
Pada periode a\val Pendidikan Masjid, wajib bagi siswa
untuk menuliskan buku teks clan tulisan suci yang cligunakan
gurunya. Hal ini tidak hanya n1enjamin Pendidikan Masjid
untuk bergerak maju dengan lancar, rerapi juga
1nempro1nosikan perke1nbangan seni kaligrafi Islam Ernis
Hui, yang berkembang menjadi cabang seni kaligrafi
tradisional yang unik di Cina.
Pendidikan Masjid dilakukan dala1n bahasa unik
Jingtang Yu (Yu berarti bahasa, Pencliclikan Masjicl clisebuc
Pendidikan Jingtang di kalangan masyarakat Tionghoa

63
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

sehingga bahasa yang digunakannya disebut Jingtang Yu).


Jingtang Yu adalah ekspresi khusus yang mengatur bahasa
Tionghoa, bahasa Arab, dan bahasa Persia, baik berupa kaca­
kata n1aupun frasa dalam tata bahasa Tionghoa. Bahasa ini
adalah bahasa khusus dengan karakterisrik unik yang
diciprakan oleh para ulama !shun Cina secara spesifik dalam
sejarah clan budaya untuk 1nengembangkan lsla1n di Cina,
yang masih digunakan di Pendidikan Masjid sampai hari ini.
Munculnya Pendidikan Masjid memberikan sistem
pendidikan Isla1n yang sistemacis bagi Ecnis Hui clan
n1asyarakat muslin1 lainnya dan membuar Islan1 melangkah
menuju agama sisremaris dan berreori. l n i juga
1ne1nopulerkan pendidikan pernuna Isla1n, dokrrin kirab suci
clan pemikiran-pemikiran, menandai a,val kombinasi
perluasan yang mendalam serra perrukaran budaya Sino-Arab.
Pendidikan Masjid dibesarkan oleh seju1nlah orang yang
andal, yang mengabdikan diri pada persoalan clan pendidikan
Islam, dipupuk oleh banyak sarjana Islam terkenal, dan
1nengakhiri sejarah bahwa Islam relah disahkan ke generasi
berikucnya hanya dengan inscruksi lisan generasi cua itu. Hal
ini memprakarsai gerakan penerjemahan dan penulisan
rulisan suci dalam bahasa Tionghoa, dan mengubah siruasi
bah,va muslim di Cina 1ne1niliki versi Cina yang pendek dari
kitab-kitab lslam clan semangat Islam yang sebenarnya tidak
bisa ditafsirkan dengan benar. Situasi itu memba,va fungsi
pendidikan 1nasjid uncuk bermain pada sisi-sisi yang menjadi
fungsi keagamaannya. Pendidikan Masjid juga n1embantu
untuk memperkuat kontak dan pertukaran antara berbagai
Jiao Fang, terucama di kalangan incelekrual Isla1n, dan
1neningkatkan kesadaran lsla1n dari para muslin1 lainnya serta
n1eningkatkan perilaku keagamaan mereka.
Pusat-pusat utama Pendidikan Masjid adalah Shaanxi,
Shandong, clan Yunnan. Nanjing adalah salah saru pusar

64
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Pendidikan Masjid juga, dan di sini gerakan penerjemahan


dan penulisan rulisan suci dalam bahasa Tionghoa relah
di1nulai.

Masjid Eidkah di Kashgar, Xinjiang

D. Gcrakan Pcncrjcmahan clan Pcnulisan Alkitab


dalam Bahasa Tionghoa dan Nasionalisasi Islam
di Cina
Selama periode transisi antara Dinasti Ming dan Dinasti
Qing (pada abad ke-17), Pendidikan Masjid, gerakan
penerjemahan dan penulisan rulisan suci dalam bahasa

65
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Tionghoa meningkat dengan penuh semangac. Karena para


penerjemah dan penulis yang muncul pada periode ini fasih
dalam empar agama uta1na, Konfusianis1ne, Buddhis1ne.
Taoisme, dan Islam, dan mereka lebih suka 1nenjelaskan
dokcrin Islam dalam cara berpikir Konfusius sehingga juga
disebur pergerakan 1nenguraikan (menafsirkan) rulisan suci
dengan Konfusianisme.
Pergerakan penerjemahan dan penulisan culisan suci ke
dalam bahasa Tionghoa dibagi menjadi ciga cahap yang
dimulai dari Wang Daiyu, seorang cendekia,van 1nusli1n di
n1asa transisi antara Dinasti Ming clan Dinasti Qing, dan
berakhir dengan Ma Lianyuan. Sarjana muslim sampai pada
akhir Dinasri Qing, berlangsung mele,vaci 1nasa dua rarus
tahun. Dalam jangka ,vaktu ini, muncul sejun1lah besar ulan1a
Islam cerkenal dan karya-karya Islam dalam bahasa Tionghoa
yang memberikan pengaruh jangka panjang pada para 1nuslim
Tionghoa clan 111eletakkan landasan teoretis yang kuat untuk
nasionalisasi Islam di Cina.
Tahap pertama dari gerakan ini dimulai dengan pe­
nerbiran buku dari Wang Daiyu "Expounding Islam" (Uraian
Islan1), yang kemudian dilengkapi dengan buku Wu Zunqi
"Road Leading to
lsla1n" (Jal an
Menuju Islam).
Pada jangka wakcu
ini, daerah sekicar
Nanjing dan
Jiangsu merupakan
pusat dari gerakan,
dan subjek
pemikiran selalu
Afqu r'an dan naskah Islam lainnya yang rerkair erac dengan
dipublikasikan oleh Asosiasi Islam China dalam Pendidikan Masjid
beberapa tahun terakhir

66
Nasi onali sasi Islam di Cin a

dan Ilmu Kalam (ceologi). Karya-karya dalam periode ini


merupakan buku-buku bacaan uncuk Pendidikan Masjid acau
monografi uncuk teori-teori, yangjuga dibaca oleh intelekcual
dari agama-agan1a lain yang ingin tahu lebih banyak tentang
Islam. Dan fakca cerpencing adalah semua karya-karya ini
meminjam sesuatu dari pemikiran Konfusianisme dan
Buddhisn1e, cecapi sifat asli Islam mereka masih jelas selalu
ditunjukkan oleh argumen dan perdebatan mereka dengan
Buddhisme dan Taoisrne, dan mengkritik pandangan tertentu
dari Konfusianisn1e.
Concoh cokoh pada periode ini dan karya mereka, yaitu
Wang Daiyu, dengan bukunya "Expounding Islam", "Islamic
Great Learning" dan "Right Answers to Truth-Seekers", Zhang
Zhong, dengan bukunya "General Kno,vledge of Islam",
"Essentials of Islam Four Volumes", Wu Zunqi', dengan
karyanya "In Introduction to Syari'ah" dan "Road Leading
to Isla1n". Selain icu, ada beberapa orang lagi yang n1emiliki
ketenaran yang cukup besar yang menerjemahkan banyak
kitab suci ke dalam bahasa Tionghoa, seperti Ma Minglong,
dengan bukunya "To Kno,v One Self and Wake Up co Real­
ity", MaJunshi, dengan bukunya "Summari to Islamic His­
tory in Arabia", She Yunshan, dengan bukunya "Zhao Yuan
Mi Jue", "Necessary Islan1ic Kno".rledge", dan "Tui Yuan
Zheng Da". Se1nua karya terse but disiapkan uncuk orang­
orang yang berpengalaman dalam Konfusianisme uncuk studi
teologi Islam, dan juga berguna bagi muslirn biasa uncuk
1nempelajari dokcrin Islan1.
Tahap kedua dari gerakan penerjemahan dan penulisan
kicab suci ke dalam bahasa Tionghoa dimulai dari saac Ma
Zhu menerjemahkan "Buku Panduan !slain" saatJin Tianzhu
1nenyelesaikan "Jawaban Keraguan centang Islam". Gerakan
ini mencapai puncaknya pada periode ini dengan incelekcual
dan karya-karya mereka dengan Liu Zhi sebagai salah sacu

67
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

yang paling menonjol. Gerakan ini juga meluas ke tempat


lain, tidak hanya dibatasi di daerah sekitar Nanjing dan
Suzhou lagi. Arus utama gerakan berkaican erac dengan
pikiran Konfusianisme. Tujuan dari gerakan ini beralih ke
bidang di luar Islam, berharap untuk menghilangkan keraguan
dan pe1nahaman orang lain aga1na Islam, dengan kemudahan
dan dukungan clari kelas penguasa feoclal clan pejabac. Dengan
demikian, penonron dan objek gerakan berubah dari orang­
orang buca huruf acau mereka yang hanya 1nembaca culisan
suci !slain kepada mereka yang fasih di dalam ciga agama.
Akibatnya, sifat Islam murni dari karya yang diterjemahkan
dan dirulis cidak ada lagi, dan digancikan oleh sebuah bentuk
kombinasi yang nyaca dari lsla1n clengan Konfusianisme, yang
disajikan dengan karakterisrik ganda kedua agama. Para
ulama Islam pada periode ini berhenti mengkritik pikiran
Konfusianis1ne, tetapi menekankan kesamaan antara lsla1n
clan Konfusianisn1e, n1enganjurkan belajar baik Islam dan
Konghucu.

t- P ks und r ti , l• foi,;J 1·

..: 1c: ·H1 l:ur::--10 ('111 11 , u , h


H a11 lU. ")<Cfnt'I \. U

Sebagian kitab dan naskah lain yang dipublikasikan oleh seluruh etnis
muslim China dalam waktu yang berbeda

68
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Perv.rakilan tokoh dari periode ini dan karya mereka


adalah: Ma Zhu, dengan "Islamic Guide Book", Liu Zhi,
dengan bukunya "Arabian Principles of Nature", "Arabian
Ceremonies", "Life of The Greatest Prophet of All", Jin
Tianzhu, dengan bukunya "Answers to Doubts on Islam",
Ma Boliang, dengan bukunya "A Sketch of Islamic Lav/', Mi
Wanji, dengan bukunya "Thought on Islamic Institution''.
Di antara semua karya yang disebutkan di atas, karya yang
disusun oleh Liu Zhi 1nemiliki pengaruh terbesar, yang
dianggap sebagai karya represencacif yang 1nendorong gerakan
menguraikan Islam dengan pikiran Konfusianisme ke
puncaknya. Bukunya "Arabian Ceremonies" adalah karalog
dalam "Co1nplece Collection in Four Treasuries" sebagai satu­
satunya kitab lslan1 yang dipilih, memiliki pemikiran sangat
tinggi dari para ahli baik dari Ernis Hui dan Etnis Han.
Ketika situasi sosial berubah, tahap keriga dari per­
gerakan penerjen1ahan clan penulisan tulisan suci dalarn
bahasa Tionghoa memiliki karakteristik baru yang berbeda
dari dua tahapan yang pertama.
Sebagai akibat invasi kekuatan kolonial pada cahun
1840, di mana Cina rnenjadi sen1i koloni; sangat berdam­
pak pada pikiran Konfusianisme dan budaya tradisional.
Kegagalan dua pemberontakan dari Etnis Hui dan dua kasus
inkuisisi sastra cerkait dengan Islarn menghencikan
pergerakan penerjemahan dan penulisan tulisan suci ke dalam
bahasa Tionghoa selama puluhan tahun. Pusat gerakan
dipindahkan ke Yunnan, clan subj ek diperluas pada bidang
astronomi, geografi, sastra, dan terjemahan AI-Qur'an dari
teologi, filsafat agama, sisrem keagamaan, dan doktrin
menjadi jauh lebih luas. Isi dari penerjemahan dan penulisan
fokus pada propaganda teori-teori Islam pada kehidupan
akhirat, mistisisme dan pikiran pada sifat bawaan seseorang
sebagai gizi sejak kelahiran. Ini jauh lebih erat berkaitan
dengan Konfusianisme.
69
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Perwakilan tokoh dari periode ini clan karya n1ereka


adalah: Ma Dexin, dengan bukunya "Ending of Creation",
"Concise Four Aspect Exposition of Islam", "Guide to
Healthy life", "What is Islam" clan "Explanation co Prayers",
Ma Lianyuan, dengan "Annals of Truth", Lan Xu, dengan
"Right Learning of Arabia". Edisi revisi clan diperbesar dari
"Ans,vers to Doubts Isla1n" selesai pada periode ini juga.
"Islam Way" muncul pada periode ini clan nilai khusus untuk
itu digambarkannya Dzikir, salah satu program utama yang
dilakukan oleh n1isrikus Islam. Tahap ketiga n1enunjukkan,
gerakan seluruh penerjemahan clan penulisan tulisan suci ke
dalam bahasa Tionghoa yang mengejar kombinasi Islam
dengan pikiran Konfusianisme dan budaya itu berakhir.
Gerakan menguraikan rulisan suci dengan pengaruh
Konfusianisme memiliki pengaruh begitu besar pada Islam
di Cina clan membuat kontribusi yang luar biasa untuk
perkeinbangannya. Sejak Du Huan unruk kali perran1a
menulis sebuah pengantar singkat untuk Islam dalam bahasa
Tionghoa dalam "Jing Xing Ji" (Di mana saya berpindah)
pada masa Dinasri Tang, beberapa ulama, baik Hui dan Non­
H u i , juga menyentuh Islam clan mencoba untuk
menginterpretasikan doktrin dalam hal Konfusianisme,
Buddhisme dan Taoisme. Nan1un, mereka hanya 1nemberikan
inforinasi yang sangar sederhana ten tang lsla1n, jauh dari
cukup. Dengan usaha keras ulama Hui bagi generasi, yang
di1nulai Wang Daiyu, prestasi yang luar biasa dicapai dalam
gerakan penerje1nahan clan penulisan rulisan suci dalam
bahasa Tionghoa. Dengan menggunakan isrilah clan pikiran
Konfusian, mereka membuat scudi yang mendala1n terhadap
ajaran lsla1n, yang 1nengarah pada pemecahan dari
keterasingan antara lslan1 clan Konfusianisme, Buddhisme
dan Taoisme di bidang ideologi. Dengan menyerap pemikiran
agama-agama lain, ajaran dan filsafat Isla1n semakin 1nem­
perluas dan juga men1perbesar pengaruh Islam di Cina.
70
Nasi onali sasi Islam di Cin a

E. Kombinasi Islam dengan Kebudayaan


Tradisional Tionghoa
Gerakan penerjemahan clan penulisan tulisan suci dalam
bahasa Tionghoa yang terjadi pada percengahan abad ke-17
telah mempercepat proses nasionalisasi !slam di Cina,
membuat Islam, sebagai sebuah agama yang datang dari
dunia luar, bukan hanya menancapkan akarnya secara
mendalam di Cina, 1nelainkan juga bergabung dengan budaya
tradisional Tionghoa, Islam di Cina saat itu menjadi
karakteristik nyata dari budaya rradisional Tionghoa, baik
dala1n bentuk presentasi acau doktrin yang 1nendalam 1naupun
etika.
Pertama, Islam di Cina telah dipengaruhi oleh budaya
Tradisional Tionghoa pada aspek arsitektur, perayaan­
perayaan clan adat isciadac. Hampir se1nua masjid di negara­
negara Arab clan lslan1 di Asia Tengah memiliki kubah pada
atap dan menara untuk mengamati bulan dan menyerukan
doa. Na1nun di Cina, kecuali beberapa masjid kuno di daeral1
pesisir di X.injiang seperti Masjid GuangTa di Guangzhou,
Masjid QongJing di Quanzhou dan Masjid Eidkal1 di Kashgar
yang dibangun dengan arsitektur Arab dan Asia Tengah,
sebagian besar 1nasjid di pedalaman, seperti Masjid Hua Jue
Xiang di Xi'an, Masjid Jing Jue di Nanjing, Masjid Ji Niu

Masjid Agung Cangzhou, Hebei

71
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Masjid Huajuexiang di Xi'an

dan Masjid Dong Si di Beijing, Masjid Qiao Pria di Lanzhou,


Masjid Guan Nan di Linxia, Masjid Selaran di Jinan dan
Masjid Angin selacan di Cangzhou, se1nua mengadopsi
arsitektur tradisional Tionghoa, yang n1erupakan ko1npleks
kuil, seperti dengan bangunan persegi di sekitar halaman,
dan layar dinding 1nenghadap pinru gerbang. Konsrruksi
bangunan di dalan1 masjid itu kaya hiasan dengan pilar dan
balok diukir dan dicat, papan pemberitahuan juga dihiasi
dengan papan berruliskan horisonral dan bait berla,vanan.
Seba.gai contoh, ada empat karakter Tionghoa cradisional
rertulis di tangga pada Jing Jue: Wu Xiang Bao Dian (candi
tanpa berhala), menampilkan keunikan arsirektur Islam Cina.
Adapun pesra-pesra keaga1naan, para musli1n Tionghoa,
seperci 1nuslim lainnya di seluruh dunia, merayakan ciga pesta
Islam rradisional, yairu 'Id al-Fitr (pesta buka puasa). 'Id al­
Adha (pesta pengorbanan) dan Maulid Nabi (ula.ng ra.hun Nabi
Muhanunad dan juga hari kecika dia meninggal dunia), sebagai
pesca-pesca yang paling penting. Meskipun demikian, di
beberapa rempat di Cina, umar Islam juga menyebut 'Id al-

72
Nasi onali sasi Islam di Cin a

Adha sebagai "Pesta Ketaatan". Hanya dari penamaan pesta­


pesta kita dapat melihat bahwa ia telah diambil dalam
karakceriscik Tionghoa. Biasanya di luar negeri, Maulid Nabi
(12 Maulud tahun Hijriah, baik kelahiran Nabi Muhammad
dan hari ketika ia meninggal dunia) sebagai hari ketika umat
Islam berku1npul untuk merayakan ulang tahun Nabi
Muhammad, clan me1nperingati dia dengan 111embaca A1-
Qur'an dan menceritakan kisah hidupnya. Muslim Tionghoa
merayakannya pada setiap bulan Maulud tahun Hijriah,

Kaum muslim China melaksanakan sholat ldul Qurban

bukan hanya pada tanggal 12 Maulud saja. Dalam mela­


kukannya, mereka juga memperingati ulang tahun kemarian
nenek 1noyang mereka, me1nbaca Al-Qur'an dan 1nenyembelih
domba atau sapi untuk makan bersama-sama untuk
menunjukkan belasungkawa mereka. Bahkan, mereka
merayakan pesta-pesta hari ulang rahun putri Nabi. Selain
ketiga pesca-pesca d i atas, muslim Tionghoa juga
mementingkan untuk 'Asyura dan hari ulang cahun putri

73
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Fatimah. 'Asyura ada di tanggal 10 'Asyura tahun Hijriah,


yang merupakan hari untuk memperingati saat-saat ketika
Nabi Ada1n, Nabi Ibrahim clan Nabi Nuh disela1natkan dari
bahaya. Di beberapa tempat di Cina, un1at Islam juga
menyebutnya "Pesta Bubur", percaya bahwa Nabi Nuh
menja1nu u1nar manusia dengan bubur terakhir yang rerbuat
dari kacang secelah mengan1bang dalam banjir sela1na enan1
bulan, jadi orang-orang setelah dia memperingati itu dengan
makan bubur pada hari ini. Cara mereka 1nerayakan pesta­
pesca ini clan kisah-kisah mereka yang 1nengatakan cencang
pesta tersebut berbeda dari yang ada di luar negeri. Ulang
tahun Dewi Fatimah ada pada 15 Jumadil Akhir tahun Hijriah
juga rnenjadi hari 1nernperingaci kernacian Faci1nah, pucri
Nabi Muhamn1ad clan istri Ali. Muslim Tionghoa menghor­
rnati Fatimah lebih dari rnereka rnenghargai Khadijah, istri
Nabi. Hal ini juga berbeda dari yang dilakukan oleh u1nac
lsla1n asing. Selain icu, beberapa umac Islam di barac laut
melakukan ibadah pada para mursyid (pemandu) clan orang­
orang kudus dari sekce
acau Menhuan, clan
rnengadakan u pacara
uncuk 1ne1nperingaci
ulang cahun kemacian
mereka, sama seperti
rnereka rnerayakan
Maulid Nabi. Kadang­
kadang ada beberapa
ribu pengikut berkurnpul
untuk upacara, sebuah
, fenomena yang cukup
langka di luar negeri.
Sehubungan dengan
Pesta pernikahan suku Uighur adat isciadac keaga1naan,
muslim Tionghoa benar-
74
Nasi onali sasi Islam di Cin a

benar sesuai dengan Islam asing hanya pada beberapa poin


seperci dalam masalah cabu dengan makanan. Dan pada aspek
lain, seperci bahasa, na1na, pakaian, pernikahan dan
pemakaman n1ereka telah 1nengan1bil dari fitur kebiasaan
dan adat isciadacTionghoa. MuslimTionghoa menggunakan
bahasa Arab atau bahasa Persia dan berbagai ekspresi hanya
dala1n pelayanan keagan1aan, tapi sela1na waktu-waktu biasa
berbicara dengan bahasa Tionghoa. Gaun mereka relah
berkernbang serupa dengan gaun dari Ecnis Han. Mereka
1nenggunakan nama Tionghoa, dan akan diberi nama !slain
(dipilih dari nama-nama nabi, orang-orang kudus atau or­
ang-orang mulia) pada ulang cahunnya oleh seorang imam,
acau kadang-kadang 1nenggabungkan nama Tionghoa dan
nama Islam untuk nama lengkap mereka. Dalam adat
pernikahan, mereka sering mengundang seorang imam uncuk
memimpin perayaan dan merayakannya dengan men1ainkan
seruling clan trompet sebaga imana yang clilakukan Etnis Han.
Tentu saja tidak sejalan dengan ajaran Islam bahwa musik
dilarang pada pernikahan kecuali drum. MuslimTionghoa
selalu men1prakrikkan pemakaman yang cepat clan seclerhana
(almarhum harus dikubur dalam viaktu ciga hari clengan tubuh
hanya ditutupi dengan kain, tidak ada pakaian orang maci

Plakat meja dengan ukiran Kali mat Thayyibah, dibuat pada masa Dinasti
Ming dan kini tersimpan di Masjid Dongsi, Beijing

75
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

atau pemberitaan penguburan) sebagaimana diatur oleh


Hukum Islam, dan mengundang seorang imam unruk
tnembaca Qur'an yang suci. Di sisi lain, u1nat Islam di cempat­
ce1npat tertentu di Cina n1enunjukkan belasungka,va mereka
kepada almarhum dengan mengenakan pakaian berkabung,
menghiasi 1naka1n, dan memperingaci hari k e7, - hari ke-40,
hari ke-100, satu tahun dan tiga tahun ulang tahun kematian.
Jelas mereka celah dipengaruhi oleh tradisi dan kebiasaan
Tionghoa aras aspek ini.
Kedua, dalam ha! doktrin dan etika yang mendalam,
n1uslim di Cina mengikuti keyakinan fundan1ental Islam dan
prinsip-prinsip dasar AI-Qur' an dan Hadirs di satu sisi, dan
pada sisi lain relah 1nenyerap nilai-nilai tradisional budaya
Tionghoa termasuk Konghucu, Tao, dan pemikiran Buddha.
Dan mereka secara alami rerintegrasi dengan Islam sehingga
lebih sistematis dan berteori, di sisi lain mengubah ajaran
Islam clan pen1ikiran etika menjadi satu dengan karakteristik
Tionghoa.
Percaya dalam Keesaan Sang Pencipta adalah keper­
cayaan fundamental Islam, tanpa satupun yang menyi1npang
dari Isla1n. Para sarjana musli1n, yang n1uncul pada periode
transisi antara Dinasti Ming dan Dinasti Qing dengan Wang
Daiyu clan Liu Zhi sebagai ,vakilnya, ajaran Isla1n tentang
Keesaan Sang Pencipca terintegrasi dengan teori
Konfusianisme tentang Ultimate Agung. Di satu sisi, mereka
menerima sudut pandang reori Ultimate Agung bahwa segala
sesuacu di alam se1nesta berasal dari lima unsur (logan1, kayu,
air, api, dan bumi), lin1a ele1nen berasal dari Yin dan Yang
(dua prinsip yang berlawanan di alam, mantan feminin dan
negatif, yang terakhir 1naskulin clan positif), clan Yin clan
Yang berasal dari Ultin1ace Agung yang berasal dari ketiadaan.
Di sisi lain, mereka menegaskan bah\\,a sudah ada pencipta
sebelum ada apa-apa; icu adalah Allah, yang 1nenciptakan

76
Nasi onali sasi Islam di Cin a

dunia dan semua hal di dalamnya. Dengan demikian, mereka


sama-sama menegaskan kepercayaan fundamental Islam
bahwa "tidak ada Tuhan selain Allah", dan terincegrasi dengan
pemikiran Konfusianisn1e. Contoh lain adalah bagaimana
mereka bersepakat dengan hubungan antara iman kepada
Allah dan loyaliras rerhadap penguasa. Dala1n sudur pandang
Islam, iman kepada Allah tidak boleh terguncang sedikit­
pun, tapi ini bertentangan dengan pemikiran Konfusius. Untuk
mengoordinasikan hubungan antara keduanya, para sarjana
Islam Cina 1nenegaskan bah\va kesetiaan yang hanya uncuk
penguasa dan ayah, tetapi tidak kepada Allah, bukan sebuah
kesetiaan yang sejati, dan kesetiaan yang sepenuhnya benar
hanya kepada Allah, tetapi cidak untuk penguasa dan ayah,
bukan iman sejati: setia kepada Allah, setia kepada penguasa
dan patuh kepada orang tua adalah tiga kebajikan yang harus
dikejar di sepanjang hid up. Hal ini adalah cara mereka dalam
1nencapai keberhasilan bagaimana n1ereka menyelesaikan
masalah untuk mengoordinasikan hubungan antara iman
kepada Allah dan kesetiaan kepada penguasa dari suatu negara
di 1nana Islam bukan 1nerupakan agan1a negara.
Sehubungan dengan ecika, ulama Islam Cina secara
cerdik mengintegrasikan prinsip-prinsip dasar Al-Qur'an dan
Hadirs dengan pemikiran ecis dari Konfusianisme, 1nembuat
keduanya cocok dengan pemikiran etis Tsla1n, me1nbangun
siscem pemikiran yang eris Islam Cina yang unik sebagai
hasilnya. Di anrara semua ulama Islam yang muncul pada
periode transisi ancara Dinasti Ming dan Dinasti Qing, Liu
Zhi adalah orang yang menyelaraskan sistem pemikiran dan
membawanya pada pengembangan tertinggi. Dalam bukunya
"Arabian Ceren1onies", dia n1enyajikan cakupan luas untuk
menguraikan teori "Five Human Relation" (Lima Hubungan
Manusia). " Five Human Relation" sebenarnya berarti
hubungan etis dari li1na aspek; penguasa dengan subjek, ayah

77
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dengan anak, suami dengan istri, dan seseorang dengan


teman-temannya. Untuk menginregrasikan itu, yang
1nerupakan inti ecika Konfusianis1ne rradisional dan bacu
fondasi gagasan feodal dari "Three Cardinal Guides and Five
Constan Virtues" (Panduan Tiga Kardinal dan Lima Kererapan
Kebajikan) dengan erika Isla1n Cina, Liu Zhi mengarur d e ­
retan dari "Lima Hubungan Manusia" dalam persoalan Is­
lam dengan "Allah sebagai Pencipta" sebagai titik tolaknya.
Dia percaya bah,va Allah relah menciprakan dunia dan segala
sesuacu di clalamnya, clan pemilik gen pertan1a n1anusia, juga
Adam dan Ha,vv,,a (Eve dalam Alkitab) sebagai asal muasal
manusia. Allah juga menciptakan lima hubungan manusia
clan 1nenga1nbilnya sebagai clasar clari se1nua kebajikan untuk
n1enyempurnakan ciptaan-Nya clari Manusia. Liu Zhi me­
ngatur "Lima Hubungan Manusia" tidak dalam ururan
pemikiran ecika rraclisional Konfusianis1ne sebagai "Tiga
Pancluan Karclinal clan Lima Kececapan Kebajikan". Dia
meletakkan hubungan antara suami dan istri d i atas semua
orang lain. Percaya bahwa semua itu merupakan dasar
(fonclasi) clari semua hubungan manusia. Hanya clengan hu­
bungan yang baik keluarga dapat dikelola dengan baik, hanya
dengan mengelola keluarga dengan baik masing-masing dapat
clicen1packan pada posisi yang cepac, negara ini akan bisa
dikelola dengan baik, dan kerabat dan teman-teman dapat
diikar erat. Di sini ia mengambil pemikiran eris posirif
Konfusius, yairu "1nenumbuhkan karakrer moral seseorang,
menempatkan rumah seseorang dalam rangka menjalankan
negara dengan baik, dan membiarkan damai berlaku di bumi",
sebagai dasar unruk mengarur ururan hubungan 1nanusia.
Alasan mengapa ia 1nelakukannya hanya untuk membuacnya
cocok dengan tradisi etika feodal Tionghoa. Cukup karena
alasan di atas, Liu Zhi percaya bahwa pernikahan adalah
clasar clari kehiclupan manusia (lima hubungan manusia
dimulai clari perkawinan), persaudaraan yang baik didasari

78
Nasi onali sasi Islam di Cin a

oleh cinta, persahabatan adalah dasar untuk mencapai ke­


bajikan (itu bisa membancu mencapai empat hubungan
manusia lainnya). Dia juga percaya bahwa urucan 'li1na
hubungan manusia' serta penalaran di dalamnya diciptakan
oleh Allah. Islam mengatur Lima Pilar untuk melaksanakan
Hukum llahi, dan Lima Hubungan Manusia uncuk
1nelaksanakan Hukum Manusia. Hukum Tuhan dan Huku1n
Manusia terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.
Melaksanakan Hukum Manusia melecakkan dasar bagi
Hukun1 Tuhan, sedangkan melaksanakan Hukutn Tuhan
menunjuk satu dari arah yang benar dengan Hukum Manusia.
Hanya dengan pemenuhan ancara Hukum Tuhan dan Hukum
Manusia bisa 1nelakukan salah sacu dari apa yang harus
dilakukan sebagai 1nanusia. "Hukum Ilahi" sebenarnya
mengacu pada hukum dan kebenaran yang dicecapkan oleh
Allah, icu adalah iscilah yang dipinjam Liu Zhi dari
Konfusianisme untuk n1enjelaskan etika Islam. Dengan
demikian, mulai dari Allah dan berakhir dengan Lima
Hubungan Manusia yang dicecapkan oleh Allah, siscem ecika
Islan1 Cina akhirnya didirikan.

Pak Tua dan seorang anak kecil

79
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Liu Zhi menggunakan dua prinsip dasar ketika ia


menguraikan Lima Hubungan Manusia: perrama, unruk
tnenyerap semua pe1nik.iran etika Konfus.ianistne yang tidak
bertencangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam tanpa
perubahan, dan mengucip banyakAl-Qur'an Suci dan Hadics
uncuk meyak.inkan mereka, dan mencoba yang rerbaik untuk
menjelaskan pada mereka dalam sebuah sudut panclang Is­
lam; kedua, untuk menghindari secara cerdik pemikiran etika
Konfusianis1ne yang bercencangan dengan prinsip-prinsip dasar
Islam, atau 1nemberikan 1nereka penjelasan baru untuk
membuat mereka sejalan dengan kedua tradisi etika
Konfusianisme dan prinsip-prinsip dasar Islam. Sehubungan
dengan hubungan antara suami clan isrri, Liu Zhi mengarakan
bah,va suami harus mengasihi istri dan iscri harus
menghormati suami; suami harus memerintahkan istri untuk
1nengerahui dan 1nematuhi doktrin clan huku1n lsla1n, dan
1nen1elihara istri clengan penghasilan yang sah secara hukum,
sementara iscri harus taat kepacla suami sebagai rasa hormat.
Sehubungan clengan hubungan antara ayah clan anak, i a
1nenganjurkan bahwa ayah harus baik kepada anak clan anak
harus berbakti kepada ayah. Menekankan bahwa orang tua
1nelahirkan anak-anak atas namaAllah sehingga mereka harus
tnemenuhi kewajiban mereka unruk 1nen1besarkan n1ereka,
memperlakukan mereka dengan kebaikan sejak waktu mereka
dikandung sampai dengan saar mereka menikah. Dan anak­
anak harus berteri1na kasih kepadaAllah dan orang rua mereka
uncuk kelahiran mereka clan bawaan kelahiran, clan
menghormati dan memberikan pera,vacan bagi mereka untuk
memenuhi kewajiban mereka berbakci. Sehubungan dengan
hubungan antara penguasa dan subjek kekuasaan. Liu Zhi
menyatakan bahwa penguasa harus baik kepada subjek
kekuasaan dan subjek kekuasaan harus secia kepacla penguasa
itu. Menekankan bah,va penguasa harus n1eneri1nanya sebagai
tugas pertarna mereka untuk mengamati dan memahami Al-

80
Nasi onali sasi Islam di Cin a

lah, karena Allah adalah contoh terbesar dari kebajikan, juga


belajar dari nabi, karena mereka adalah orang-orang yang
menyebarkan hukum-hukum Allah dan dapac bercindak
sebagai modelnya. Seorang subjek kekuasaan harus
mengambil loyaliras sebagai kriteria dalam menjalankan
rugasnya, unruk kekuacan penguasa adalah vvewenang ilahiah.
Penguasa adalah cerminan dari Allah sehingga subjek
kekuasaan harus loyal kepada penguasa untuk menunjukkan
imannya kepada Allah. Sehubungan dengan hubungan ancara
para saudara, dia (Liu Zhi) menganjurkan bahwa orang yang
lebih tua itu harus toleran terhadap yang lebih muda dan
yang lebih muda harus roleran terhadap yang lebih rua.
Menekankan bah,va para saudara adalah seperci cangan, yang
lebih tua adalah seperti tangan kanan di aras lebih muda dan
lebih muda adalah seperci tangan kiri di bawah yang lebih
cua (ini adalah pe1nikiran bahwa sisi kanan lebih ucama dari
sisi kiri dalam Isla1n), mereka dibedakan dengan umur tecapi
cerikat erat oleh darah. Sehubungan dengan hubungan antara
ceman, Liu Zhi
menganjurkan
bah,va mereka
harus baik,
setia, dan jujur
sacu sama lain,
hanya dengan
1nenjadi setia
dan jujur dan
berbudi luhur,
seseorang bisa
menjadi teman
y a n g
m e 1n b a n c u.
Hanya dengan Seorang pemuka agama sedang menuliskan nama
Islam unluk bayi/anak yang baru lahir
berhubungan

81
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dengan seorang teman yang dapat membantu seseorang


menjadi berbudi luhur di dunia ini, diselamarkan dari
bencana di akhirat, dan mencapai kebahagiaan di kedua
dunia.
Meskipun Liu Zhi menggunakan istilah Konfusianisme
dala1n menguraikan ceori Li1na Hubungan Manusia, ia
1nengikuti prinsip-prinsip dasar Isla1n, berulang kali
menguraikan pemikiran eris dimulai dalam Al-Qur'an suci
sebagai peribadacan pada Allah, selalu menjaga kehormacan
seseorang, berbuat baik, 1nenjaga janji pada seseorang dan
toleran. Adapun ide-ide "menjaga kesucian" dan "menyembah
nenek moyang", yang sangar penring dalam erika Konfusius,
Liu Zhi menghindari me1nbuat komencar apa pun. Menurut
etika Konfusianisme, seorang janda yang tetap tidak menikah
setelah kematian suaminya layak mendapatkan kekaguman
cinggi. Zhu Xi, seorang perwakilan Konfusianisme, bahkan
1nenyatakan bahwa akan mati kelaparan itu adalah hal yang
kecil, sementara itu untuk kehilangan kesucian adalah hal
yang besar. Zhu Xi menganjurkan bahwa wanica yang bisa
tetap tidak 1nenikah setelah kematian sua1ninya harus
direladani dan lengkungan (gapura) peringaran harus dibangun
unruk kesucian dirinya, sedangkan orang yang ridak dapar
melakukannya harus dihukum.
Meskipun demikian, pen1ikiran itu bertentangan dengan
prinsip yang dirunjukkan dalam Al-Qur'an Suci bahvva
seorang janda bisa menikah lagi jika dia ingin melakukannya
sehingga Liu Zhi tidak 1nembuat komentar pada aspek ini.
Adapun orang-orang dari sudut pandang ecika Konfusianis­
me yang ridak dapat dihindari recapi berrenrangan dengan
prinsip-prinsip dasar lsla1n, ia me1nberi penjelasan baru.
Misalnya, n1engenai hubungan antara penguasa dan subjek
kekuasaan, panggilan etika Konfusian mengharuskan peng­
abdian bura pada penguasa, bahkan relah berkembang kc citik

82
Nasi onali sasi Islam di Cin a

subjek kekuasaan harus bersedia mati jika penguasa itu meng­


inginkan dia untuk melakukannya. Hal ini jelas berrenrangan
dengan pemikiran Islam bahwa ixnan kepada Allah ridak bisa
terguncang sedikitpun. Jadi dalam bab "Penguasa", Liu Zhi
menyatakan dengan jelas dengan mengutip ayat Al-Qur'an
suci bah\va Allah memerintahkan Da\vud uncuk menjadi
penguasa dunia: percama, kekuatan penguasa diberi wev,enang
oleh Allah; kedua, Allah memerintah penguasa menjadi bijak
dan kuar, kalau tidak, ia akan dihukum. Tercahan oleh dua
poin di acas, koncradiksi ancara loyalitas kepada penguasa
dan iman kepada Allah celah dilunasi. Dalam pandangannya,
penguasa adalah raj a yang memiliki tubuh rerlihar, sedangkan
Allah adalah penguasa dominan yang bersifac ixnaji. Mexnuji
Allah adalah pekerjaan Ilahi yang paling mulia, sementara
melayani penguasa adalah yang paling mulia dari pekerjaan
manusia. Hanya kecika xnemuji Allah clan melayani penguasa
keduanya dilakukan dengan baik, dapac n1enyerasikan
pekerjaan Ilahi clan pekerjaan kemanusiaan.
Unruk kesirnpulan uraian di acas, integrasi Islam dengan
budaya cradisional Tionghoa, cerutama pada aspek-aspek
mendalam seperti doktrin clan etika, 111empercepat
nasionalisasi Islam di Cina, clan ditandai dengan fitur nasional
yang unik clan membuacnya berbeda dari negara dan wilayah
lain. Ideologi Konfusianisme selalu 111enduduki posisi
dominan dalam masyarakat feodal Tionghoa. Penguasa
menggunakannya sebagai alac unruk menjalankan negara, dan
orang-orang dipengaruhi clan dibatasi oleh itu. Seriap ideo­
logi yang cidak sejalan dengan Konfusianisme tidak bisa
menemukan rempar di Cina unruk mengakar clan rumbuh.
Islam Cina secara posicif celah menyesuaikan diri dengan
ideologi Konfusius, percumbuhan budaya cradisional
Tionghoa, clan menggunakan isrilah Konfusianisme uncuk
menjelaskan dokcrinnya sendiri. Hal in1 sangac pencing bagi

83
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

muslim yang tinggal di Cina untuk belajar tentang Islan1,


dan juga untuk Islam itu sendiri untuk berada dan berkembang
di Cina. Meskipun Islam di Cina telah dicap dengan banyak
aspek dari bangsa asli, ajaran fundan1ental seperti "Enam
Keyakinan", "Lima Pilar" dan tabu berbagai makanan tetap
cidak berubah. Cukup karena ini, umac Islam Cina telah
mendapatkan rasa hormat umat Islan1 asing, dan selalu berada
pada hubungan yang baik dengan mereka.

Ruang ibadah yang terdapat di lnstitut Islam Ningxia

84
Bab3
ISLAM DALAM PERIODE REPUBLIK
CINA

Pada rahun 1911, Dinasri Qing digulingkan dalam


Revolusi rahun 1911, dan Cina melangkah ke era baru Periode
Republik. Dalam \vaktu singkat hanya berlangsung 40 tahun,
perubahan besar rerjadi di Cina pada aspek politik, sosial,
ekono,ni, dan budaya. Secelah 1nonarki ocokracik digulingkan,
aparat birokrasi, sistem ujian kekaisaran clan upacara-upacara
serta norma-norma yang cerkaic dengan itu semua dihapus­
kan. Cina mulai berpindah dari se,ni koloni ke masyarakat
baru yang n1odern. lni adalah saat kekacauan bagi Cina,
dilanda oleh gangguan internal dan agresi asing. Itu juga
merupakan masa kecika gerakan revolusioner naik sacu demi
sacu. Secelah clapac menyingkirkan petnerincah Qing yang
berkuasa sewenang-\venang, clan tennotivasi oleh pemikiran
revolusioner, muslim Tionghoa keluar clari siruasi
kecerkungkungan, kembali pulih clan membangun kesaclaran
nasional mereka. Mereka mulai 1ne1npertimbangkan
perubahan pada berbagai aspek, seperci kesetaraan status
polirik, perbaikan ekonomi, pengembangan pendidikan clan
kebebasan keyakinan aga1na. Gerakan buclaya baru Islam ini
diprakarsai oleh para cendekiawan muslim yang fasih di dalam
agama dan memiliki pikiran modern.

85
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

A. Kebangkitan Sekolah Islam dan Organisasi


Muslim
1. Kclahiran "Sckolah Baru" Islam
Sekicar Revolusi 1911, cermocivasi oleh pemikiran
de1nokratis borjuis, kaun1 Hui n1uslim di pedalaman Cina
akcif dalam gerakan budaya, reformasi agama clan
pengembangan pendiclikan, 1nencoba menyesuaikan Islam
Cina untuk tren bersejarah baru. Banyak tokoh terkenal di
kalangan Islam yang menghubungkan Islam dengan roda
keberuntungan negara dari kebangsaan mereka clan agama,
1nene1npatkan "mencincai clan membela tanah air" di atas
sen1uanya itu. Sebagai concoh, Ding Zhuyuan, seorang pen1ba•
ru muslim Tionghoa, menyatakan: "Uncuk mempertahankan
negara adalah uncuk 1nembela Isla1n, uncuk cinca negara adalah
untuk mencintai diri sendiri"; "Tidak peduli dengan agama
yang clianut, menjadi ,varga Tionghoa, seseorang harus
berusaha bersama-sama dengan orang lain u n c u k
keberuntungan negara kita. Bisakah agan1a bercahan hidup
jika negara ini runtuh?". Mereka juga mengusulkan
memperkuar kesatuan Ecnis Hui dengan Ernis Han,
1nengatakan bahwa mereka harus 1nengikuti agama mereka
sendiri sementara menghormati kebebasan keyakinan agama
lain. Dihadapkan dengan situasi akcual bah,va umac Islam
sangar sedikit yang melek huruf, clan banyak orang yang hanya
cahu seclikit tentang Islam, 1nereka menunjukkan bah,va
hanya bila kedua bidang ekonomi clan pendidikan Ecnis Hui
clikembangkan Islam bisa menunjukkan pesonanya. Dengan
mocivasi clan usaha mereka, "sekolah baru" lsla1n
bermunculan seperti jamur di seluruh negara di mana muslim
cerkonsenrrasi. Alasan mengapa mereka clisebut "sekolah
baru" adalah bah,va sekolah icu pada dasarnya berbeda dari
penclidikan Islam traclisional. Di sekolah-sekolah ini, ilmu
alam clan ilmu sosial seperti geografi, matemacika, fisika dan

86
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

kimia diambil sebagai program utama seperti yang dilakukan


di sekolah biasa lainnya, sementara mereka juga menawarkan
kursus cencang aga1na, yang merupakan keberlangsungan
pendidikan Islam tradisional. Tujuan pendidikan sekolah­
sekolah baru tidak hanya untuk mendorong orang-orang agar
mampu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan Islam,
tetapi juga untuk menumbuhkan seorang pribadi yang ber­
guna bagi masyarakat. Jadi sisvva-siswa dari sekolah-sekolah
baru yang berpendidikan itu celah tersebar di semua lapisan
1nasyarakac, tidak hanya terbacas pada kalangan Islan1.
Beberapa pen1ikiran dari sekolah baru yang didirikan di
masjid-masjid atau dijalankan oleh masjid, metode yang
tnereka gunakan untuk menjalankan apa telah 1nereka buac
dan menanamkan pengaruh yang posirif terhadap semua
kalangan.

Pemuka agama (imam) dari kalangan tua dan muda sedang berkumpul

Sejak Tong Cong, seorang muslim yang cerkenal di


Zhenjiang, Jiangsu, mendirikan "Mu Yuan School" (Sekolah
Ma Yuan) pada rahun 1906, sekolah dasar Islam bangkit satu
demi satu di seluruh negeri. Sebagian besar di antaranya
dijalankan oleh pendidik Islam cerkenal, seperti di Jingshi

87
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

(kini Beijing) muslim Bi-Level School (sekolah dasar dan


menengah) yang dikelola oleh Wan Kuan di Masjid Niujie
pada tahun 1908, "Xie Jin Pri1nary School" {Sekolah Dasar
Xie Jin) yang dikelola oleh pendidik Ma Linyi di Shaoyang,
Hunan, pada tahun 1906. Pada saat yang sama, umat Islam
menyadari pentingnya tipe baru pendidikan di tingkat 1ne­
nengah, dan 1nendirikan seju1nlah sekolah n1enengah dan
sekolah biasa, seperti Muslim Secondary School (Sekolah
Menengah Muslim) kemudian diganti namanya dengan North
West Public School {Sekolah Umun1 Barat Laut) didirikan
pada tahun 1928, Mu Xing Secondary School (Sekolah
Menengah Mu Xing) yang dikelola oleh Sun Zhongwei, dan
lain-lain di Hangzhou pada tahun 1928, Ming De Secon­
da1y School (Sekolah Menengah Ming De) yang dikelola oleh
Yang Wenbo, dan lain-lain di Kunming pada tahun 1930,
Crescent Woman's Secondary School (Sekolah Menengah
Peren1puan Bulan Sabir) yang diprakarsai secara kolektif oleh
Yan Xinmin, Chen Yongxiang, Zhao Zhenwu, Ma Songring,
Wang Mengyang, dan lainnya di Beijing pada rahun 1935.

Institute Islam Xinjiang

88
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

Sekolah yang normal (biasa) yang didirikan pada jangka


wakru ini adalah: Shanghai Islamic Normal School (Sekolah
Normal Islam Shanghai), Wanxian Isla1nic Normal School
(Sekolah Normal Islan1 Wanxian) di Sichuan, dan Yun ting
Normal School (Sekolah Normal Yunting) di Ningxia, yang
merupakan sekolah perrama normal masyarakar Islam di
Cina. Antara semua sekolah yang didirikan pada jangka
vvaktu ini, Sekolah Normal Chengda adalah yang paling layak
unruk disebur. Nama Chengda, menunjukkan pembinaan
karakter dan kemampuan. Sekolah ini n1engharuskan untuk
mengembangkan guru yang berkualitas, mencerahkan Etnis
Hui dengan pengetahuan, mengembangkan budaya Islam, dan
tnelakukan pelatihan para kepala sekolah, para i1nam, dan
para pemimpin organisasi muslim. Untuk membina guru
berkualitas yang fasih dalam kedua pengerahuan Islam dan
budaya Tionghoa, di samping program uta1na tentang Islam,
sekolah juga n1enawarkan kursus bahasa Tionghoa, sejarah
dan geografi Tionghoa, ilmu
alam, ilmu pendidikan dan
psikologi untuk melatih
siswa membaca rulisan suci
Islam dalam bahasa Arab
dan n1emahami Al-Qur'an
suci dan Hadirs secara
kotnprehensif, serta
memungkinkan mereka
untuk memperoleh
kema1npuan belajar filsafat
Isla1n, huku1n, etika, clan
sejarah. Pada tahun 1932,
kelompok siswa pertama
lulus dari Chengda, di
antaranya ada yang dikirim Para pelajar dari lnstitut Islam Beijing
berparade merayakan ulang tahun
ke Azhar University di Republik Rakyat China yang ke-50

89
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Mesir untuk studi lebih lanjut, menjadi kelompok pertama


siswa luar negeri dalam sejarah muslim Tionghoa. Sekolah
Normal Chengda 1nempraktikkan sisrem canggung ja,vab guru
sekolah di bawah kepemimpinan dev,an pengawas. Program
itu adalah jenis baru khas sekolah Islam di era modern Cina,
yang memainkan peran pencing dalam pendidikan Isla1n Cina
dan pengajaran bahasa Arab 111odern. Kecika Republik Rakyat
Cina mendanai pada tahun 1949, Sekolah Normal Chengda
muncul bersama SekolahUmum Barac Laut menjadi Lembaga
Hui Min, lembaga pendidikan tinggi pertan1a uncuk Etnis
Hui di Cina.

2. Organisasi Muslim dan Kcgiatan Mcrcka


Selama periode cransisi pada akhir Dinasci Qing dan
awal Republik (a,val abad 20), tern1otivasi oleh pen,ikiran
dari "menyelamatkan negara, menyelamatkan bangsa dan
menyelamackan Islam", sekelo1npok incelekrual mu slim
dididik secara akcif di sekolah baru dalam memulai
pandangan nasional organisasi Islam setempat. Organisasi-

Asosiasi Islam China menerbitkan buku-buku dan naskah Islam dalam


jumlah besar, yang membangkitkan minat belajar kalangan remaja Islam
China

90
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

organisasi ini berbeda dari yang biasa karena mereka tidak


cerlibar langsung dalam pelayanan keagamaan, cecapi bertindak
sebagai 1nedia dala1n 1nemperkuac kontak dan persacuan
kaum n1uslimin, men1promosikan studi akademis tentang Is­
lam, dan melakukan kegiacan menyelamarkan negara dan
Islam. Mereka cukup menimbulkan da1npak sosial yang
berarri.

a. Kelompok Budaya dan Organisasi


The China Muslim Association for Common Progress
(Asosiasi Muslim Cina uncuk Kemajuan Umu1n) diprakarsai
oleh Wang Kuan, Hou Deshan, dan yang lainnya di Beijing
pada rahun 1912 adalah salah satu perwakilan organisasi
semacam ini, yang dirunruc "menyarukan pendidikan Ernis
Hui dan meningkatkan kesejahteraan Etnis Hui". Pada 1936,
asosiasi ini telah mendirikan lebih dari 200 cabang di hampir
seluruh provinsi, dan menjadi sebuah organisasi budaya Hui
non pe1nerintah yang menikmati ketenaran terbesar dan
cakupan luas di Cina pada saar iru. Asosiasi iru aktif dalam
meluncurkan berbagai kegiaran, seperci mengundang Wang
Jingzhai, seorang in1a1n cerkenal, uncuk menerjemahkan Al­
Qur'an Suci, mengelola sekolah dasar dan menengah, sekolah
bahasa Arab, universalisasi pendidikan bagi Ecnis Hui, me­
ngelola pabrik-pabrik untuk 1nemperbaiki kehidupan Hui,
dan n1engembangkan amal. Dengan anggota yang sebagian
besar pejabar Hui, pengusaha dan para imam, organisasi ini
memberikan pengaruh yang cukup besar pada Hui musli1n.
Selain organisasi ini, ada organisasi lain seperti The
China Hui Council (Badan Etnis Hui Cina) di Beijing, yang
merupakan organisasi non pemerinrah yang muncul perrama
dan diberi nama belakang Etnis Hui, dan The China Islamic
Cultural Association (Asosiasi Kebudayaan Islan1 Cina) di
Shanghai.

91
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

b. KelompokAkademik dan Organisasi


The Islamic Society (Organisasi Masyarakat Islam),
didirikan oleh para sis,va Sekolah Bi-Level muslim Jingshi
pada tahun 1917, bertujuan untuk meningkatkan studi
akademis dan menjelaskan doktrin Islam. Setiap orang
dewasa n1usli1n yang memiliki ke1nampuan untuk belajar bisa
bergabung dengan Society. Organisasi itu adalah salah satu
dari sekian banyak organisasi akademis dalam sejarah mod­
ern Isla1n Cina. Selain itu, ada organisasi lain seperci The
China Islamic Society (Masyarakat Islam Cina) di Shang­
hai.

c. Kelompok Agama dan Organisasi


Di antara kelon1pok agama dan organisasi yang ada,
the China Islamic Trade Council (Dewan Perdagangan Islam
Cina) adalah yang memiliki pengaruh cukup besar, bertujuan
untuk mengembangkan persaudaraan 1nusli1n di dalam dan
di luar negeri, 1neningkatkan kesejahteraan Etnis Hui,
menyatukan semua muslim di Cina dan membantu negara.
Ada juga kelo1npok lain dan organisasi semacam ini, seperti
the Isla1nic Federation of China (Federasi lslan1 Republik
Cina) di Nanjing, the Tianjin Islamic Federation (Federasi
Islam Tianjin) di Tianjin dan the Chinese Muslim Cultural
and fraternal Association (Asosiasi Budaya dan persaudaraan
Muslim Tionghoa) di Hong Kong.

d. Kelompok Pendidikan dan Organisasi


Kelompok dan organisasi-organisasi se1naca1n ini yang
ke1nudian muncul adalah: Lanzhou Islamic Society for En­
couraging Learning (Badan Islam Lanzhou untuk Mendorong
Masyarakat Belajar) (sesudahnya diganti nama sebagai Dewan
Pron1osi Pendidikan Islam Provinsi Gansu), Ninghai Islamic
Promotion Council (Dewan Promosi Islam Ninghai) di

92
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

Qinghai (dinamakan sebagai De.van Promosi Islam Qinghai),


Changde Islamic Education Assistance Council (Dewan
Bantuan Pendidikan Islam Changde) di Hunan dan Cina Hui
Education Promotion Council (De,van Promosi Pendidikan
Hui Cina) di Nanjing. Organisasi Changde Islamic Educa­
tion Assistance Council di Hunan adalah organisasi yang khas
di antara mereka, yang mengabdikan dirinya untuk
mereformasi Pendidikan Masjid menjadi satu-satunya pro­
gram yang dicawarkan pada kedua pengecahuan Cina dan
Arab. Hal ini 1nendorong 111asjid uncuk 1nendirikan sekolah
dasar umum, dan menerbitkan berbagai kitab Islam untuk
memberikan bahan bacaan pada pengetahuan Islam bagi
1nusli1n yang tidak bisa membaca bahasa Arab, seperti 12-
volume Bimbingan Dasar Cina dan I-volume lanjucan
Bimbingan Arab, yang keduanya adalah buku dengan dua
bahasa, dalam bahasa Arab dan bahasa Tionghoa.

c. Kclompok dan Organisasi Pcmuda


The China Islamic Youth Society (Komunitas Pemuda
Islam Cina) adalah organisasi pemuda yang didanai di
Nanjing, yang anggotanya kebanyakan pemuda 1nuslim yang
telah menerima pendidikan menengah atau lebih tinggi.

Buku dan majalah-majalah yang diterbitkan oleh Asosiasi Islam China


beberapa tahun terakhir

93
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Kelompok itu cukup aktifdalam menyatukan pemuda muslim


unruk meluncurkan berbagai kegiatan akademik Islam. Di
Guangzhou, Taiyuan, dan Shenyang, ada organisasi se.inacam
ini juga. Selain itu, dengan tujuan untuk "menyarukan pe­
rempuan Hui dan Islam menjelaskan", Dia Wenyu, seorang
wanita muda Hui di Shanghai, bersama dengan orang lain
mendirikan the Shanghai Musli1n Won1en Association
(Asosiasi Perempuan Muslim Shanghai), dan menerbitkan
majalah "Muslim Women".

f. Kclompok dan Organisasi Amal


The Guangdong Islamic Society for the Age (Badan ls­
lam untuk Orang rua Guangdong) adalah organisasi amal
1nuslim yang bekerja uncuk saling membantu di antara orang
lanjut usia Ecnis Hui. Pada dasarnya sebagai bentuk asuransi
ji\va, hanya saja kemudian mengambil fitur agama.

B. Lembaga Penerbitan dan Publikasi Islam


Sebagaimana gerakan pembaruan pendidikan yang cerus
berkembang, semakin banyak organisasi 1nuslim
bermunculan, clan penerbitan buku-buku Islan1 dan surat
kabar juga melangkah ke era baru. Di ancara lembaga-lembaga
penerbitan yang berikut adalah dari mereka yang memiliki
pengaruh yang cukup besar.

1. Divisi Penerbitan Sekolah Normal Chengda di Beijing


Chengda Normal School (Sekolah Normal Chengda)
setelah berpindah ke Beijing segera mendirikan divisi
penerbitan. Hampir seciap bulan ada buku baru dicerbickan,
seperti buku "Islam" oleh Na Zijia, buku "Studies on Chi­
nese Islamic History" (Studi tentang Sejarah Islam Cina) oleh
Jin Jirang, "lsla,n and Life" (Islam dan Kehidupan) oleh Ma
Songting, "True Origin" (Kebenaran Azali) oleh Ma Zicheng,

94
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

"New Arabic Grammar" (Tata Bahasa Baru Bahasa Arab)


oleh Dr. Furfil dari Mesir, dan "Diaries Written in the Jour­
ney to the West" (Buku harian yang ditulis dala1n Perjalanan
ke Barat) oleh Zhao Zhen,vu. Divisi ini juga memfotokopi
sejumlah kitab suci Arab aslinya, seperti Al-Qur'an suci (edisi
Utsmani). Divisi ini bisa mencecak huruf Arab itu sendiri,
clan n1enerbitkan buku clalam bahasa Arab.

2. Rumah Penerbitan Islam Beiping (Sekarang Beijing)


Beiping Publishing House (Rumah Publikasi Beiping)
sebelumnya dipercayakan untuk mencetak tulisan suci clan
buku-buku clalam nama lsla1n Publishing House. Seperti yang
berkembang lebih lanjut, rumah penerbitan ini memiliki
peralatan percetakan sendiri dan mulai 1nencetak buku-buku
clan 1nenclistribusikannya. Dan kategori tuJjsan suci clan buku­
buku itu cliterbitkan secara luas clan bagian-bagian literatur
juga meningkat. Tulisan suci clan buku-buku teruca1na karya­
karya terjemahan atau yang clitulis oleh ulama terkenal pacla
masa Dinasti Ming clan Dinasti Qing diterbitkan lagi.

3. Rumah Baozhen Jincheng


lni adalah salah satu lembaga penerbitan non pemerintah
yang paling terken1uka yang mengkhususkan cliri clalam
penerbitan kicab-kitab clan buku-buku Islam. Sejumlah besar
tulisan suci yang terkenal dan karya rerjemahan atau yang
clitulis oleh para sarjana n1uslim dipublikasikan, seperti buku
"The Essence ofThe Way to Allah" (Esensi Jalan kepacla Al­
lah), buku "Four Essays in Islam" (Empar Esai dalam Islam),
buku "The True Explanation to The Right Religion" (Pen­
jelasan Teguh pada Agan1a Kanan), buku "The Great Learn­
ing of Islam" (Pembelajaran Besar Islam), buku "Guide to
Islam" (Panduan pacla Islam), buku "Arabian Cere1nonies"
(Upacara-upacara Arab), "Arabian Thought" (Pemikiran

95
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Arab), "Life of the Prophet Muhammad" (Kehidupan Nabi


Muhammad), "More About Islamic Explanation" (Penjelasan
Lebih banyak ten tang Islam), "Essence of Four Principles of
Islam" (Empat Prinsip Dasar Islam).

4. Biro Islam Suci Cina


The China Islamic Scipture Bureau (Biro Naskah-naskah
S u c i Islam Cina) adalah biro yang terlibat dala1n
mendistribusikan Al-Qur'an suci, Hadits dan naskah-naskah
suci Islam lainnya yang telah diterbitkan oleh Halbi Publish­
ing House di Mesir. Biro ini juga menerbickan berbagai
bukunya sendiri, seperti buku "Chinese Arabic Bilingual
Reader on Phonetics" (Bacaan Pengucapan dan Penulisan
Bahasa Tionghoa dan Bahasa Arab), "5-Volume Chinese-Ara­
bic Bilingual Reader" (5 volun1e Bacaan Bahasa Tionghoa­
Bahasa Arab), "Chinese-Arabic Bilingual Pamphlet on Prayer"
(Petunjuk Doa-doa dalam Bahasa Tionghoa-Arab), "Chinese
Version of the Selection from Holy Qur' an" (Seleksi ayat AI­
Qur'an suci dalam versi Cina),"Zhongshan Model Dialog"
(Model Percakapan Zhongshan), "Letters Origins" (Surac­
surat Asli), "Prelin1inary Arabic Reader" (Bacaan Pengantar
Bahasa Arab), "Advanced Arabic Reader" (Bacaan Lanjutan
Bahasa Arab) dan "Texbook on Islamic Bach" (Buku Teks di
kamar 1nandi Islam). Sebagai ranggapan atas permintaan
pembaca, biro itu mencetak ulang karya-karya penting yang
ban yak diterjemahkan atau ditulis oleh ulama terkenal selama
pergerakan penerje1nahan dan penulisan tulisan suci dala1n
bahasa Tionghoa.

5. Naskah Suci Masyarakat Muslim Shanghai


The Shanghai Muslim Scripture Society bergerak dalam
pencetakan Al-Qur'an, Hadics, dan berbagai kitab suci dan
buku tentang doktrin Islam, hukum, etika, dan tata bahasa

96
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

Arab dan retorika yang dibawa oleh jama'ah haji Cina dari
Makah. Penerbit ini juga menjual berbagai majalah dan surat
kabar dalan1 bahasa Tionghoa.

6. Bantuan Masyarakat Budaya Islam Shanghai


The Shanghai Islamic Culture Supply Society adalah
sebuah organisasi yang bergerak dalam pencetakan dan
penyebaran kitab Islam clan buku. Hal ini juga mena\1'1arkan
bantuan kepada cendekiawan muslim dan jama'ah haji Cina
ke Makah.
Selain icu, sejak awal Periode Republik di berbagai
daerah di mana n1uslim terkonsentrasi, publikasi tencang
Islam bermunculan seperti jamur. Yang utama termasuk:
a. Publikasi yang berfokus pada doktrin: "The China Is­
lamic Society Monthly" (Majalah Bulanan Masyarakat
Islam Cina) di Shanghai, "Jurnal Islan1" di Yunnan, ''.Ara­
bian Kno\vledge" (Pengetahuan Arab) di Guangdong,
"Zhenzong Journal" (Jurnal Zhenzong) di Beijing, dan
"Light of Islam" (Cahaya Islam) di Tianjin.
b. Publikasi berfokus pada budaya agama: "Yue Hua Jour­
nal" (Jurnal Yue Hua) di Beijing, "Rays of Dawn"
(Pancaran Fajar) clan "Youth Muslim" (Pemuda Muslim)
di Nanjing, dan "Human" (Manusia) di Shanghai.
c. Publikasi khusus agama dalam batas-batas wilayah:
"Turki" dan "GunungTianshan" di Nanjing.
d. Publikasi Sekolah: "School Journal of Chengda Norina!
School" (Jurnal Sekolah dari Sekolah Norma Chengda)
di Beijing, "Journal of China Islamic Youth Society"
(Jurnal Masyarakat Muda Islam Cina) di Nanjing dan
"lsla1nic Student" (Mahasis\va Islam) di Shanghai.
Di antara semua publikasi di atas, yang dimulai pada

97
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

tahun 1929 clan berhenti pada tahun 1949, "Jurnal Islam"


adalah salah saru yang berlangsung dalam jangka wakru pal­
ing lama (20 cahun) clan memiliki langganan terbesar, menjadi
publikasi Islam cerkemuka pada masa Periode Republik.

C. Penerjemahan clan Publikasi Al-Qur'an


Dalam 1.000 tahun sejak Isla1n diperkenalkan ke Cina
pacla abad ke-7 sampai Dinasti Ming, ticlak acla eclisi cerak
Al-Qur'an baik clalam bahasa Arab maupun dalam bahasa
Tionghoa. Transkripsi (penulisan ulang) clengan cangan
menj acli satu-satunya cara unruk memelihara clan
menyebarkan Al-Qur'an. Unruk 1nempelajari Al-Qur'an
cergantung sepenuhnya pacla ajaran lisan clari in1am, acau
seseorang harus belajar dalam bahasa Arab karena pada waktu
itu riclak muncul ulama yang fasih clalam bahasa Arab clan
bahasa Tionghoa yang bisa menerjemahkan Al-Qur'an ke
dalam bahasa Tionghoa. Selanjutnya, AI-Qur'an adalah kirab
suci yang cliwahyukan clalam bahasa Arab sehingga menjadi
cakut uncuk menerjemahkannya ke berbagai bahasa lain, clan
cidak akan 111en1berikan arti yang sebenarnya dan berdampak
pacla keimanan seseorang. Sebagaimana Islam berkembang
di Cina, umac Islam di Cina yang berbicara bahasa Tionghoa

Alqur'an tulisan tangan yang dikerjakan 300 tahun yang lalu, dan kini
tersimpan di perpustakaan Asosiasi Islam China

98
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

haus akan penjelasan Al-Qur' an dalam bahasa Tionghoa. Jadi


Pendidikan Masjid bangkit, dan imam melakukannya dalam
Jingtang Yu (bahasa ca1npuran Cina, Arab, dan Persia yang
digunakan dalam Pendidikan Masjid). Pada saat yang sama,
beberapa imam dan ulama yang fasih dalam bahasa Arab
berusaha uncuk 1nenerjemahkan AI-Qur' an ke dalam bahasa
Tionghoa. Pada akhir masa Dinasti Ming dan a,val Dinasti
Qing {abad 17), ulama Islam menerjemahkan ayat-ayat AI­
Quran yang dikutip dalam karya mereka. Pada pertengahan
dan akhir abad ke-19, "Seleksi dari Al-Qur' an" diterje1nah­
kan oleh Ma Zhiben, dan 5-volume "Terjemahan Literal Al­
Qur' an" oleh Ma Fuchu diterbirkan. Seperti versi bahasa
Eropa di mana AI-Qur'an dicrans1nisikan ke Cina dan budaya
baru dikembangkan, semua itu ke1nudian diambil sebagai
percimbangan untuk menerjemahkan seluruh Qur'an Suci ke
dala,n bahasa Tionghoa.
Dari tahun 1920, pada saat Cina Baru didirikan, AI­
Qur' an versi Cina lengkap diterbitkan berturut-turut, di
anraranya yang memiliki pengaruh yang besar adalah: 1) "Al­
Qur' an Suci" yang diterjemahkan dari bahasa Jepang oleh
Li Tiezheng (non muslim), yang merupakan versi lengkap
Cina paling a,val dari Al-Qur'an Suci, sebuah upaya publikasi
di Beijing pada cahun 1927, 2) "Terjemahan AI-Qur' an Suci
dalam Bahasa Tionghoa" diterjen1ahkan dari bahasa lnggris
oleh Ji Juemi dan lainnya di Shanghai pada 1931, 3)
"Penerjemahan dan penafsiran AI-Qur' an" edisi A, B, dan C
oleh Wang Jingzhai diterjen1ahkan dan diterbitkan n1asing­
masing dalam tahun 1932, 1943, dan 1946, dan 4) "Sebuah
lnterprecasi rambahan unruk Terjemal1an Cina dari AI-Qur'an
Suci" yang dilakukan oleh Liu Jinbiao di Beijing pada cahun
1943, 5) "Esensi Al-Qur'an" diterjemahkan oleh YangJingxiu
dan direrbirkan oleh Divisi Penerbiran Sekolah Normal
Chengda di Beijing pada rahun 1947. Se1nua versi Tionghoa

99
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Alqur'an tulisan tangan yang tersimpan di perpustakaan Asosiasi Islam


China

dari AI-Qur'an dengan karakteristik yang berbeda-beda


menunjukkan adanya kemajuan yang menyenangkan pada
karya cerjemahan Al-Qur' an. Mereka menjadi semakin akurat
dalam arti dan lebih mudah dimengerti.

D. Partisipasi Muslim Tionghoa dalam Perang


Perlawanan terhadap Jepang
Secelah J epang melancarkan perang invasi (penduduk­
an) ke Cina pada tahun 1937, di bawah kepemimpinan Partai
Komunis Cina, semua musli1n dari berbagai suku bangsa,
dengan Ecnis Hui pada khususnya, ikut aktifdalam kampanye
mela\van penjajah Jepang dan menyelamatkan negara.
Derasemen Hui yang dipimpin oleh Ma Benzhai adalah
kekuacan inilicer yang terkenal anti Jepang yang dilakukan
secara spontan oleh kaun1 muslim Tionghoa. Ma Benzhai
adalah seorang kolonel dalam Tentara Timur Laut, clan diikuri
oleh banyak pe1nuda Hui. Kecika kota kelahirannya hancur
oleh invasi Jepang di Masjid Dongxin Zhuang. Ma Benzhai
yang mengangkat dirinya sendiri sebagai Komandan clan Guo
Lushun dari Tentara Merah sebagai komisaris meraih banyak
kemenangan dengan taktik gerilya yang fleksibel. Pasukannya
segera diperbesar sampai 2.300 orang. Bersumpah untuk
berjuang bagi negara dan rakyac, clan menginginkan Jepang
tnembayar untuk kejahatan berdarah mereka, Detasemen Hui
bertempur lebih dari 870 pertempuran dalam 6 tahun,
memusnahkan 36.700 orang rencara boneka Jepang,

100
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

menangkap atau n1enghancurkan ratusan rumah-rumah


perlindungan dan benteng-benteng dengan sarana
pendukungnya, kereta api dan jembacan, menyita seju1nlah
besar senjata api, an1unisi, kuda perang clan perlengkapan
militer. Untuk masalah keberanian, cencara Hui celah
menunjukkannya dan kesuksesan yang cemerlang celah
1nereka capai. Detasemen Hui terkenal dengan sebutan
"tentara besi yang tak terkalahkan". Hal ini cercatat pada
halaman kiri dalarn sejarah perang rakyat Cina cerhadap
perlawanan.
Kekuatan militer Hui yang diprakarsai oleh Liu Ge­
ping, Wang Lianfang dan incelekcual lainnya di selacan Tianjin
segera diperbesar menjadi lebih dari 400 orang. Setelah icu
diperbesar menjadi "Oetasen1en Hui di Hebei clan Shandong
W ilayah Perbatasan", dengan Liu Zhenhuan sebagai
komandan dan Wang Lianfang sebagai komisaris. Para
Decasen1en Hui n1enghormati kebiasaan dan adat isciadat
tentara Hui. Ada imam dalam tentara yang bercugas
menyembelih domba dan sapi uncuk menyediakan daging
halal. Pada kesempatan pesta Fast-Breaking (berbuka puasa­
fitri), tentara Hui diizinkan untuk pergi ke masjid garnisun
mengikuti kegiatan liburan. Semua itu dilakukan uncuk
rnendapackan kepercayaan dan dukungan dari Ecnis Hui, dan
kekuatannya diperbesar menjadi lebih dari 2000 orang.
Dalam kurun \vaktu 5 tahun sejak pembentukannya hingga
akhir perang, Decasemen Hui pernah bercempur di lebih dari
100 pertempuran besar, n1erebut lebih dari 20 benteng
pertahanan, memusnahkan 1.300 orang centara boneka
Jepang, menyita 20 arcileri, menyerahkan 10 senapan mesin,
1500 senapan dan pistol serta perlengkapan 1niliter yang tak
terhicung.
Kekuatan Hui anti Jepang yang lain yang di bawah
kepemimpinan Parcai Komunis Cina muncul selama perang

101
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

perlav.anan terhadap Jepang adalah: Nasional Anti-Japan


Liberation Vanguard (Pasukan Terdepan Pembebasan Nasional
anti Jepang) yang didirikan di Zaozhuang pada tahun 1937,
sedangkan the Hui Anti-Japan Army for Saving the Country
(Angkatan Darat Hui anti Jepang untuk melindungi Negara)
yang didirikan di Cangzhou di musim dingin rahun 1937
clan dipi1npin oleh Liu Zifang (Hui). Para Gerilyavvan
Zaozhuang Hui didirikan pada tahun 1938, Batalyon muslim
didirikan di desa Erlong, Kabupacen Dingbian, Provinsi
Anhui, pada bulan Septe1nber 1938; Barisan Gerilyav,an Hui
didirikan di kota kecil Liuhezhu, provinsi Jiangshu, pada
akhir cahun 1939, Brigade Hui Militer Subarea dari
Perbacasan Hebei dan Shandong didirikan pada cahun 1939,
Para Gerilyav,an anti-Jepang Hui didirikan di Kabupaten
Luoning pada bulan Juli tahun 1944, clan dipimpin oleh Ding
Zhenxing (Hui, juga disebut Ding Laoliu).

Pasukan Hui yang aktif selama Perang Anti-Jepang

102
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

Di sisi lain, beberapa kekuatan reaksioner baik di


dalam dan di luar negeri mengambil keunrungan dari Islam
unruk menghancurkan kekuacan milirer musli1n uncuk
mewujudkan ambisi politik mereka. Penjajah Jepang adalah
yang paling sering melakukan ha! ini. Serelah menangkap
pasukan Cina Urara, Jepang merencanakan dan mengarur
boneka "Federasi Islan1 Cina" untuk n1engontrol Etnis Hui
dengan para pengkhianat mereka. Mereka menciptakan
banyak kemelut di anrara bangsa-bangsa Mongolia dan
Xinjiang sehingga n1ereka bisa meraup keuntungan yang tidak
adil. Tsar Rusia melakukan usaha sia-sia untuk menemukan
sebuah negara Islam independen di Xinjiang yang
1nengguncang perbatasan barat laut Cina. Karena kesatuan
dari semua kebangsaan di Cina dan kewaspadaan dan
penenruan muslim di wilayah ini, inrrik dari imperialis gaga!
uncuk mencapai cujuannya.

E. Bcrjuang Mclawan Pcnghinaan dan


Diskriminasi
Dinasti Qing digulingkan dalam R.evolusi cahw1 191 1,
namun rezim berturut-turut baik pemimpin perang Utara
maupun Republik memprakrikkan kebijakan bias etnis dan
penindasan policik terhadap musli1n. Mereka cidak mengakui
hak-hak Ernis Hui sebagai kelo1npok etnis yang tertindas.
Faktor polirik ini menyebabkan penghinaan dan diskriminasi
terhadap Ernis Hui baik secara lisan maupun dalam publikasi,
dengan tujuan menciptakan konflik etnis. Dalam situasi ini,
ketika mereka tidak tahan lagi semua umat Islam bangkit
untuk mengklarifikasi masalah. Kasus penghinaan terhadap
lsla1n dan cindakan u1nat Isla1n terhadap penghinaan ini
muncul tanpa henti.
Pada bulan Juli 1931, sebuah makalah berjudul "Kisah
Mengapa Musli1n di Asia Tenggara Jangan Makan Daging

103
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Babi" oleh Wei Juezhong diterbitkan dalam edisi ke-4 vol­


ume 2 majalah "Asia Baru", yang kepala editor adalah Dai
Jitao, anggota pendiri Kuomintang, tidak 1nenyamarkan
penghinaan terhadap Islan1. Artikel ini sangat 1nenyakiti umat
Islam baik di dalam maupun luar negeri, dan membangkitkan
arnarah Etnis Hui di seluruh negeri. Mereka menulis ke
kantor redaksi "Yue Hua", sebuah publikasi budaya Hui,
untuk memintanya mengajukan protes dan membuat repre­
sencasi unruk icu acas nama mereka. Prinsip "Yue Hua"
rnenulis surat kepada Dai Jitao sekaJigus untuk mengajukan
protes serius, sangat mengkritik kesalahan dan memintanya
unruk meminca maafdan menjelaskan semua iru dalam bencuk
yang ada, dan menjamin bahwa mereka ridak akan
n1empublikasikan tulisan semacan1 ini lagi. Majalah "Nev.,
Asia" menjawab dan mengakui bahv,a kertas itu omong
kosong belaka, dan icu sangat rnemalukan bagi 1nereka.
Dalam edisi 6 volu1ne 2 "Ne,v Asia" 1nereka n1enghapus itu.
Pada bulan September tahun 1932, "Mengapa Muslim
Jangan Makan Daging Babi" yang ditulis oleh Lou Zikuang,
1nakalah yang tidak berhenti untuk menghina Isla1n dan
muslin1, diterbitkan dalam 14 edisi "Nanhua Literature",
dikelola oleh Zeng Zhongming, ,vakil menteri Kereta Api
dari pemerintah Kuomintang Nanjing. Etnis Hui di Shang­
hai dipenuhi dengan kemarahan merekon1endasikan Ha
Shaofu dan dua orang lain untuk membuat representasi untuk
itu acas nama mereka, merninta kantor "Nanhua Litera­
ture" untuk 1neminta n1aaf dan n1en1publikasikan makalah
pembelaan dari Etnis Hui. Ketika berita itu tiba di Beijing,
muslim dari semua kalangan mengambil kesimpulan bahwa
kasus penghinaan berturut-turut terhadap Islam tidak berarti
hanya diarahkan pada Hui muslin1 di satu tempat atau pada
satu waktu, dan semua Etnis Hui di seluruh negeri mereka
harus bersacu uncuk me1nbuac represencasi kepada pe1nerin-

104
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

rah. Mereka ken1udian mengorganisasi Kelompok Per­


lindungan Islam Ecnis Hui di Cina Utara dan mengirim per­
wakilan ke Nanjing untuk mengajukan petisi, menempatkan
serca 111eneruskan pada Pemerintah Kuomintang di Nanjing
permintaan berikut ini: 1) untuk mengabaikan pemimpin
redaksi "Nanhua Literature" Zeng Zhing1ning, 2) uncuk
1nemesan "Nanhua Literature" uncuk menghentikan
penerbitan, clan 3) untuk menghukum Lou Zikuang, penulis
artikel. Namun, apa mau dikaca, arcikel "Anak Babi Kecil"
yang ditulis oleh Lin Lan yang berisi ko1nencar n1enghina
terhadap Islam diterbitkan oleh Beixin Publishing House
Shanghai hanya sekitar beberapa waktu ketika kasus yang
pertama belu1n diselesaikan. Mendengar ini, Etnis Hui di
Shanghai marah, clan mereka n1emilih Da Pusheng clan
lainnya uncuk mewakili mereka clan mengajukan sebuah pecisi
ke Nanjing. Sebagai1nana "Nanhua Literature" insiden belum
diselesaikan, perwakilan Islan1 Perlindungan Kelo1npok Etnis
Hui di Nortern Cina
masih di Nanjing kerika
mereka tiba. Jadi kedua
delegasi bersekutu clan
menjelaskan secara rinci
fakca-fakta kejadian
"Nanhua Literature"
clan Beixin Publishing
House kepada
Pe1nerintah, meminta
penyelesaian yang seadil
adilnya. Pada tanggal 8,
Pe1nerintah Kuomintang
Nanjing 1nenyatakan
kesetaraan etnis, ke­
bebasan beragama, Masjid Fenghuang di Hangzhou

105
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

mengakhiri insiden dengan memperingatkan "Nanhua Lit­


erature" untuk menghentikan penerbican, menghukum
penulis, menutup Beixin Publishing House dan menghukum
orang yang bertanggung jawab atas kekacauan tersebut.
Pada cahun 1936 awal, peristiwa lain menghina dan
diskriminasi umac Islam berlangsung di Beijing. Pada 30
Maret, surat kabar "The Citizen" menerbitkan artikel
"Kebiasaan Aneh", sebuah kertas yang menghina \Vanita
musli1n, dan celah dicetak ulang oleh surac kabar "Time
Speech" segera setelah surat kabar itu terbit. lni kembali
memancing kemarahan umat Islam di Beijing. Hanya ketika
dua surat kabar membuat koreksi dan meminta 1naaf secara
terbuka, men1buat 1nasalah akhirnya diselesaikan. "The Daily
World" dan "The Citizen" ini mencetak ulang arcikel di ba,vah
judul "Hami Hasilkan Kecancikan" pada masing-masing
tanggal 5 dan 6 sehingga dianggap pembatasan kebebasan
.
yang meny1mpang.
Ini membangkitkan kemarahan masyarakat muslim.
Sejumlah umac Islam bencrok dengan scaf dari kancor koran
1nengakibatkan pertun1pahan darah. Polisi bersenjata curun
tangan setelah itu dan insiden itu cerus menyebar, Pemerintah
Kuomintang harus memediasi dan menyelesaikan masalah.
Umat Islam secara tegas 1ne1ninta kedua kancor surat kabar
dipaksa untuk men1inta maaf di kolom penting yang baru
dalam hurufbesar selama tiga hari, dan menerbitkannya lagi
pada siang hari dalam keseluruhan acara dala1n "The Daily
World" dan "The Paper Morning". Ocoritas Beijing juga
menjamin bah,va: 1) Pemerintah kota tegas akan melarang
penghinaan pada Ecnis Hui sesuai dengan huku1n yang sudah
berjalan, 2) Asosiasi Warcawan Beijing harus n1embatasi dan
mengawasi anggotanya dan tidak akan men1publikasikan
makalah menghina Islam, dan meminta maafkepada semua
1nasjid.

106
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

Pada tahun 1947, terjadi "Kasus 16 September". "Bei­


jing Ne\vs Paper" menerbitkan sebuah kertas anonim dengan
judul "Anak Babi'' untuk mempennalukan Islam. Ini sangat
melukai un1at Islam dan memicu kemarahan besar Hui
muslim. Mereka mengadakan "Konvensi Membela Islam
mengenai insiden Beijing News Paper". Pada hari berikutnya
ribuan muslim Hui n1engenakan topi putih dan berbaris
melakukan demonstrasi ke kantor "Beijing Nev>'S Peper" dari
Niujie. Mengabaikan protes keras kaum muslimin, beberapa
surat kabar di Beijing 1nenerbitkan makalah secara ber­
samaan dalam nama Asosiasi Pers untuk mendukung "Beijing
Ne\vs Peper". Badan Pusac Berica Pemerincah Kuomintang
juga berlindung dengan alasan kesalah pahaman doktrin Is­
lam, dan itu membangkitkan kemarahan lebih besar dari Hui
muslim. Mereka mengajukan sebuah pecisi kepada
pemerintah, dan pada saat itu pemerintah Beijing harus
1nengakui kesalahan mereka. "Beijing News Peper" juga mem­
buat kritik diri di surat kabar dan pada prinsipnya mereka
pergi ke Asosiasi Musli1n Beijing untuk 1neminta maaf. Pe-
1nerintah kota 1nenegaskan kembali perintah untuk meng­
horn1ati agama dan melarang menghina pada mereka.
Walikota menemui Hui muslim untuk mendapatkan solusi
1naksimalnya dan mengakhiri insiden itu.
Selain itu, kejadian serupa juga terjadi di ternpat lain.
Pada bulan November tahun 1933, Guangyi Publishing House
di Nanchang ditugaskan uncuk menjual "The Romance of
Fragrant ln1perial Concubine" (Ro1nantisn1e Pemimpin Selir
Wangi) diterbitkan oleh Jingzhi Publishing House di Shang­
hai, yang berisi kata-kara menghina Islam dan Nabi
Muhammad. "Desas-desus Tiga Anak yang Menarik"
diterbitkan dalam edisi 17 "Beijing Ne,vsletter Secondary
School" pada tahun 1933 berisi koncen yang mempermalukan
Islam. Pada buIan Dese1nber tahun yang sama, "Industry and

107
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

comercial Daily" di Tangshan menerbitkan artikel cerita


memasak yang menceritakan Ecnis Hui memprakcikkan
kebiasaan poliandri. Pada tanggal 23 Mei 1934, "Oriental
Express" di Beij ing menerbitkan makalah berjudul "Di Arsy"
oleh Zhi Xuan, yang berisi kata-kata penodaan Nabi
Muham,nad. Pada 18 Juni cahun yang sama, Dacheng, Zhili
clan Weiv,ren ciga run1ah penerbitan menerbitkan artikel "Nian
Gengyao's Conquering March to the Barat", di mana ada
beberapa komencar menghina umat Islam. Insiden ini me­
ngakibackan konflik kekerasan. Masih ada insiden lain
semacam ini: drama yang menghina Ecnis Hui yang beredar
di Shanghai dan Hebei, dan eeks buku yang digunakan di
te1npat ini mengandung isi berica yang menghina Islam;
seseorang dengan tujuan jahat bahkan melen1parkan daging
babi ke coko-toko makanan muslim di tempat-tempat ter­
cencu. Semua perisciwa yang disebuckan di acas menunjukkan
bahwa cerdapac kecidak secaraan etnis selan1a Periode
Republik.

F. Islam di Xinjiang selama Periode Republik


Dari tahun 1911, ketika Revolusi tahun 1911 pecah
sampai pada tahun 1949 ketika Cina Baru didirikan, Xinjiang
bercuruc-curuc melev,aci en1pat rezim, Yang Zengxin, Jin
Shuren, Sheng Shicai, dan dominasi langsung dari pemerintah
Kuomintang.
Yang Zengxin, seorang kandidac sukses dalam ujian
kerajaan tertinggi pada masa Dinasti Qing, lahir di Kabupaten
Meng-Li, Provinsi Yunnan, di mana umat Islam tinggal dalam
komunicas seagama. Menjabar sebagai gubernur Xinjiang
setelah Revolusi 1911, clan sesudahnya diubah n1enjadi
jabacan ketua provinsi. Setelah menghabiskan sebagian besar
karirnya di Hezhou dan Xinjiang di mana umat Islam

108
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

memiliki jumlah mayoritas, Yang Zengxin tahu banyak tentang


doktrin dan sekte Islam. Jadi ia mengadopsi cakcik ganda
dari kedua perhatian dan penindasan terhadap umat Isla,n
di Xinjiang, bukan menindas n1ereka secara berlebihan
kelompok emis ucama di wilayah ini agar tidak sampai bangkit
mela"van dia. Dia 1ne1nanfaackan !slain uncuk menghibur
1nasyarakat muslim clan mengambil keuntungan dari konflik
etnis untuk memecah belah mereka sehingga mereka tidak
bisa bersacu bersama di bawah garis Islam.
Yang Zengxin aktif dalam 1ne1nperjuangkan dukungan
dari lingkaran atas umat Islam di Xinjiang, n1emberikan
perlakuan iscimewa pada kaum bangsawan dari ecnis Uighur
sehingga dapat 1nenggunakannya uncuk kenyamanan dan
1nengontrol u1nat Isla1n. Bukan hanya karena dia sepenuhnya
mengakui gelar dan jajaran bangsawan kelompok minoritas
di Xinjiang yang diberikan oleh Dinasci Qing dan
1nendian1kan sen1ua hak iscime,va mereka, tetapi juga
melaporkannya kepada Pemerintah Warlords Utara untuk
konfirmasi ulang dan promosi sehingga dapac memperkuac
posisi kekuasaannya. Yang Zengxin juga 1nengambil keuntung­
an dari konflik ancarkelompok etnis dan klan untuk membuat


, .. ➔�

Masjid Dingzhou di Hebei, dibangun pada masa Dinasti Yuan

109
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

mereka n1engendalikan satu san1a lain untuk menjaga


perdamaian rezim separacis icu.
Pada akhir Dinasci Qing, cencara angkacan darac dan
bacalion pacroli di Xinjiang didominasi oleh Ecnis Han. Dalan1
rangka menjaga Ecnis Hui clan masyarakat muslim lainnya
di ba,vah koncrol dan komando mancan cencara angkacan darac
yang didon1inasi oleh Ec1us Han, Yang Zengxin mengorganjsir
tentara Hui, di ba,vah pengawalan bersenjata yang didominasi
oleh mancan pasukan Ecnis Uighur dan kavaleri dari Ecnis
Kazak. Jadi, cidak hanya orang-orang yang 1nerupakan
n1ayoricas di Xinjiang yang dikendalikan, tetapi Ecnis Han
juga ditembaki. Untuk menjaga stabilitas sosial Xjnjiang dan
1nemperkuat rezi1nnya, Yang Zengxin 1nengadopsi serial
langkah-langkah untuk n1engendalikan pen1ikiran "Double­
Pan" (Pan-lslamisme dan P a n -Turkisme muncul di akhir abad
ke-19 dan a,val abad ke-20). Dia 1nenga1nbil cindakan
pencegahan yang kecac cerhadap orang asing yang dacang ke
Xinjiang dengan memeriksa identitas yang mereka miliki
sehingga cidak memungkjnkan bagi mereka untuk cerlibac
dengan penduduk seteinpat, acau mengusir 1nereka clan 1nem­
bakar bahan propaganda yang mereka bagikan. Ia juga
melarang orang asing dari keterlibacan dalam pengelolaan
sekolah acau menjadi guru di Xjnjiang. Adapun orang-orang
Tionghoa yang berkolusi dengan orang asing untuk
mempropagandakan pemikiran-pemikiran "Double-Pan", ia
akan mendapackan hukuman berat. Para guru asing yang
secara terbuka menyebarkan pikiran-pikiran "Double-Pan"
di sekolah-sekolah baru akan diusir oleh pemerintah daerah,
dan sekolah yang mereka layani juga akan dicucup.
Jin Shuren, seorang 1nahasis\1'1a Yang Zengxin, dacang
ke Xinjiang setelah ia lulus dari Sekolah Tinggi Gansu diangkat
menjadi hakim kabupaten dari Aksu dan wilayah lain, dan
dipromosikan ke posisi direkcur Deparremen Urusan Sipil

110
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

Provinsi Xinjiang pada tahun 1926. Dia diangkat ketua di


Xinjiang oleh Pemerintah Republik setelah Yang Zengxin
dibunuh. Jin Shuren melakukan sikap pencegahan yang kecac
cerhadap masalah agama. Kebijakan-kebijakannya tentang
etnis dan keagamaan bersifat diskriminatif dan supresif
(penindasan) yang semakin menumbuhkan konrradiksi anrara
kelompok ecnis di Xinjiang. Dia 1nengatur pengungsi dengan
tidak bijaksana dengan membebankan biaya pada para petani
Uighur dan sisrem irigasi mereka. Kebijakan pemukimannya
tencang tanah padang ru1npuc kacau dan berdampak pada
subsistensi dari Etnis Kazak, Etnis Khalkha dan orang lain
yang tinggal di atasnya. Mengambil keuntungan dari para
pejabac milicer Hui dan menggantikan 111ereka dengan Ernis
Han dari Gansu. Banyak pejabat dan tentara mengadakan
sikap chauvinisme Han (kebencian kesukuan) terhadap
kelompok 1nusli1n. Ini membangkickan kemarahan besar
kaum n1uslimin dari semua kebangsaan dan mengakibatkan
konf1ik kekerasan. Kecelakaan acau Xiaobao pada cahun 1931
celah memicu suatu pemberontakan dan menyebabkan
runtuhnya rezim Jin Shuren's.

Masjid Eidkah di Kashgar, Xinjiang

111
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Pada tanggal 27 Februari tahun 1931, Zhang Guohu,


pemimpin peleron pasukan Han di Xiaobao, sebuah kora
kecil di sebelah ci,nur Ha,ni, menga1nbil seorang wanita
Uighur lokal dengan paksa, mengabaikan tradisi etnis Uighur.
Para petani Uighur lokal berbaris ke Kora Qincheng clan
bangkit dalam pemberoncakan ,nalam itu. Pasukan penjaga
benteng setempat hancur, clan segera berken1bang menjadi
pemberontakan di seluruh provinsi. Rezim Jin Shuren
akhirnya runcuh, dan Sheng Shicai mengambil alih clan men­
jadi pangli ma perang yang berkuasa di Xinjiang baru.
Sheng Shicai lahir dari keluarga n1iliter di Shenyang.
Dia telah ke Jepang dua kali untuk belajar, dan menduduki
sebuah posisi di ,narkas umum dari Tenrara Revolusioner
Republik serelah ia kembali ke Cina. Pada tahun 1930, ia
darang ke Xinjiang. Mengambil keunrungan dari
pemberonrakan di Ha1ni, Sheng Shicai ,nembangun rezim
panglima perang feodalnya. Ia selalu n1emamerkan kesecaraan
etnis dan kebebasan beragama, retapi ketika situasi politik
berubah, ia melakukan penganiayaan berdarah pada tokoh­
tokoh dalam kelo1npok-kelompok minoritas clan 1nengadopsi
kebijakan untuk menghapuskan Islam. Pada tanggal 12 April
1934, Pemerinrah Provinsi Xinjiang menerbitkan Deklarasi
Adminisrrasi (umumnya disebur "Delapan Deklarasi") yang
menempatkan n1asalah aga1na di atas semua masalah yang
lainnya. Segera serelah itu, maka dirumuskan "Enam
Kebijakan", yairu (1) menenrang imperialisme, (2)
1nendukung Uni Soviet, (3) memegang teguh kesetaraan etnis,
(4) menjadi jujur dan regak, (5) men1elihara perdamaian,
dan (6) menjadi konsrrukrif, sebagai pelengkap pedoman arur­
an. Pada periode av,al pelaksanaan kebijakan-kebijakan ini,
n1enghasilkan beberapa efek positif. Sebagai conroh,
pengakuan otoritas rokoh dari kelompok ecnis minoritas ke
dala1u pe1nerincahan, dan sebagai hasilnya koncradiksi etnis

112
Islam da lam Peri ode Republ k
i Cina

dikurangi sampai batas tertentu. Di Provinsi Kedua


Penvakilan Rakyat Majelis Xinjiang, Badan Federasi Rakyat
Xinjiang dibencuk untuk 1nenangani berbagai kasus yang
khusus berhubungan dengan ernis. Federasi ini pada
konferensinya juga menetapkan nama-nama ernis untuk etnis
Uighur, Ecnis Khalkha, ecnis Tajik, dan ecnis Tatar, serca
sejumlah organisasi massa didirikan untuk 1ne1npromosikan
budaya etnis dan meningkatkan pendidikan umat Islam.
Meskipun de1nikian, enam kebijakan cersebut sebenarnya
hanya merupakan sebuah taktik di 1nana Sheng Shicai bisa
membangun otokrasinya. Begitu ia telah bisa memegang tanah
di Xinjiang, Sheng Shicai mulai menganiaya muslim,
1nenuduh mereka 1nerencanakan pe1nberontakan. Dia pada
av;alnya menangkap orang-orang berpengaruh dan kuat dari
kelompok minoritas, dan kemudian menyeret mereka ke
dalam kasus pemberoncakan dan 1nenghukum 1nereka di
penjara atau bahkan melakukan eksekusi.
Xinjiang memasuki panggung pengendalian kekuasaan
kiri langsung dari Kuomintang setelah Sheng Shicai.
Termotivasi oleh panggilan untuk perdamaian di dalam clan
di luar negeri dan karena kegagalan 1nilirer, Pen1erintah
Kuomintang mengirim Zhang Zhizhong unruk negosiasi
perdamaian di Dihua, di 1nana sebuah protokol perdamaian
ditandatangani clan Pemerinrah Provinsi Koalisi yangsegera
hancur didirikan. Pada bulan Januari 1949, Bao'erhan
mengambil jabatan kecua Pemerincah Provinsi Xinjiang. Pada
tanggal 19 September dia 1nenelepon Mao Zedong, me­
nunjukkan bahv;a ia telah memutuskan untuk melepaskan
diri dari pemerinrah Kuomintang. Pada tanggal 20 Okcober
pelopor dari Tentara Pembebasan Rakyat masuk Dihua clan
menjadi pasukan penjaga di sana, dan Xinjiang dibebaskan
secara damai.

113
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

114
Bab4
ISLAM PADA AWAL PERIODE CINA
BARU

Dalam lebih dari 1.000 rahun dari Dinasri Tang dan


Dinasr.i Song kerika Isla1n diperkenalkan ke Cina sampai
tahun 1949 ketika Cina Baru didirikan. Tionghoa 1nusli1n
relah menikmari banyak kemuliaan, dan juga mengalami
kemalangan. Pada 1nasa Dinasri Qing dan masa-masa kerika
panglima perang menga1nbil alih takhta, kaum muslim (di
Barat laut khususnya) mengalami penganiayaan brutal clan
pembunuhan, dan hidup dalam suasana genting. Serelah Cina
Baru didirikan pada tahun 1949, pemerintah rakyat
memprakrikkan kebijakan kesetaraan ernis dan kebebasan
beragama. Ini memberi kehidupan baru pada muslim
Tionghoa semua suku bangsa dan membuat 1nereka benar­
benar menik1nati persamaan di bidang ekonomi, politik, dan
urusan etnis, dan kebebasan beragama. Sensus nasional rahun
2000 menunjukkan bahwa ada 10 kelompok minoritas dengan
total penduduk lebih dari 20 juta di Cina yang menjadikan
Islam sebagai agama nasional mereka. Mereka rersebar di
Xinjiang, Ningxia, Gansu, Qinghai, Yunnan, dan Henan,
semencara ada juga populasi 1nusli1n yang cukup besar di
Shaanxi, Hebei d a n Shandong. Saar ini, di ba,vah
kepemimpinan Partai Komunis Cina. Umac muslim semua

115
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

etnis di semua lapisan masyarakat di Cina bekerja keras,


berjuang uncuk kesaruan ernis, srabiliras sosial, dan k e ­
tnakmuran.

A Aktifdalam Pcmbangunan Cina Baru


Secelah Cina Baru didirikan pada tahun 1949, -rionghoa
rnuslim dari seluruh ecnis memperoleh hak politik yang sama
dan kebebasan beragama, yang ditulis dalam konsticusi.
Pemerintahan penduduk di semua wilayah kecika melakukan
upaya n1enstabilkan tatanan sosial dan rnemulihkan ekonon1i,
memiliki kepentingan yang sangac besar untuk melindungi
cempat ibadah, seperci masjid dan makam, dan menghormati
iman un1at Islan1 dan kebiasaan mereka. Sebagai contoh,
ketentuan yang dikeluarkan oleh De\van Negara mengenai
kelompok minoritas, seperti libur hari-hari suci dan pesra­
pesta keagan1aan, 1nengatur bahwa u1nat Isla1n dari semua
etnis men1iliki kesen1patan menikmati hari libur 'idul Ficri
(pesra makan serelah berpuasa) dan 'Idul Qurban (Pesta
Kurban). Dewan Negara juga 1nengeluarkan perincah bah"',a
domba dan ternak yang digunakan oleh umat Islam dari
semua ernis selan1a ciga pesta agama utama mereka dibebas­
kan dari pemocongan pajak. Deparcemen Keuangan
mengirin1kan pen1beritahuan bahv,a sen1ua tanah yang
digunakan untuk membangun masjid clan makam dibebaskan
dari pajak ranah. Dewan Negara memerincahkan pada
petnerintah daerah bahwa jika nan1a-nama yang diberikan
kepada kelompok minoricas certentu dalam sejarah, atau nama
tempat tertentu dan nama penyesuaian bahasa dan papan
bertuliskan tencang kelo1npok 1ninoritas yang mengandung
indikasi diskriminasi atau penghinaan terhadap kelompok
minoritas, mereka harus berhenti menggunakan semua itu,
acau diperbaiki acau disegel. Di cempar-cempat di 1nana umat
lslan1 tinggal dalan1 masyarakat seagan1a, siste1n otonon1i

116
Isl am pada Awai Periode Ci na Baru

daerah etnis mi­


n o r 1 r a s
d i p r a kr i k k a n
d a n
pemerintahan
rakyat di se1nua
tingkatan
didirikan,
seperri Xinjiang
Uighur Au­
tonomous Region
(D a e r a h
Oconomi Uighur
, Xinjiang)
(didirikan pada
tanggal 1
Oktober 1955),
Masjid Xiel i jie di Hong Kong
The Changji Hui
Prefekrur Au-
tonomous Prefecture (Otonomi Wilayah Bagian Hui Changji)
di Xinjiang (didirikan pada 27 November 1954), Ningxia
Hui Autonomous Region (Daerah Otonomi Hui Ningxia)
(didirikan pada tanggal 25 Oktober 1958), Zhangjiachuan
Hui Autonomous County (Kabuparen Orono1ni Hui Zhangjia­
chuan) di Gansu (didirikan pada tanggal 1 Juli 1953),
Menyuan Hui Autonomous County (Kabupaten Otonomi
Hui Menyuan) di Qinhai (didirikan pada 19 Desember 1953),
Hualong Hui Autonomous County Kabupaten Otono1ni
HuiHualong) (didirikan pada tanggal 2 Maret 1954), dan
Dachang Hui Autonomous Region (Daerah Otonomi Hui
Dacha.ng) di Hebei (didirika.n pada ta.nggal 7Desember 1955).
Dengan demikian, un1at Islan1 dari semua etnis menjadi tuan
bagi berbagai peraturan mereka sendiri, dan mulai mengelola
semua urusan mereka sendiri.

117
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Sebagaimana peruntungan nasib mereka yang berubah


secara radikal, kaum muslim Tionghoa memulai hidup baru.
Mereka mengabdikan diri dengan penuh ancusias pada
berbagai unsur besar pembangunan sosial dan reformasi Cina
Baru, dan sedikit memberikan kontribusi mereka untuk
memulihkan ekono1ni negara dan menyelesaikan Rencana 5
Tahun Pertan1a.

1. Aktif Mendukung Perang Melawan Agresi AS dan


Bantuan Korea
Pada tahun 1950, sebuah ka1npanye nasional untuk
"Melawan Agresi AS dan Bantuan Korea, Lindungi Rumah
dan Membela Negara" diluncurkan di Cina. Menanggapi
panggilan negara tersebut, para muslim dari semua etnis
n1elakukan yang terbaik untuk meningkarkan penghematan
produksi dan prakrik upacara persembahan (upacara
keaga1naan). Mereka juga sangat akcif dala1n perjuangan
patriotik sebagai bentuk dukungan pada kelompok tentara
dan kontribusi perbekalan dan persenjacaan.

2. Mclaksanakan Kcbijakan Rcformasi Tanah agar


Sejalan dengan Kondisi Lokal
Muslim di pedesaan cidak puas hanya dengan kelahiran
kembali mereka dalam kehidupan policik. Terinspirasi oleh
reforn1asi canah di daerah Han, mereka juga ingin melakukan
reformasi tanah, untuk mewujudkan secara nyata pembebasan
diri dan mengembangkan ekonomi pedesaan. Menanggapi
permintaan un1ac lslan1, pen1erintah rakyat secara siste1natis
n1eluncurkan reformasi tanah sesuai dengan situasi lokal di
mana umat Islam relarif terkonsencrasi. Serelah reformasi
canah telah dicapai, muslim dari seluruh etnis dacang uncuk
ambil bagian dalam berbagai unsur pembangunan sosial,
melakukan usaha besar untuk memperkuar kesaruan ecnis

118
Isl am pada Awai Periode Ci na Baru

dan mengembangkan perekonomian kelompok minoritas.


Tugas yang clilakukan untuk memulihkan ekonomi negara
clapat cercapai.

B. Pcmbcntukan Organisasi Islam


Pada cahun 1952, cokoh-cokoh musli1n Tionghoa cer­
kenal cermasuk Bao'erhan Shaxidi, Liu Geping, Saifuding
Aizezi, Da Pusheng, clan Ma Jian, mengusulkan uncuk
me1nbencuk organisasi Asosiasi Islam Cina dan langsung
clisambut dengan respons oleh kalangan Islam dan umac Is­
lam di seluruh negeri. Pada canggal 27 Juli 1952, 53
perwakilan yang terpilih clari berbagai etnis mengadakan
pertemuan persiapan dan 1nembentuk panjcia persiapan uncuk
membencuk Asosiasi Islam Cina. Bao'erhan Shaxidi terpilih
sebagai clirekrur, Da Pusheng sebagai wakil clirekcur, clan 27
lainnya sebagai anggoca komice.
Pada canggal 11 Mei 1953, Majelis Per�rakilan Nasio­
nal Tingkat Pertama dari Asosiasi Islam Cina diadakan di

Pertemuan perdana Asosiasi Islam China tahun 1953

119
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Beijing dengan dihadiri 111 perwakilan, melambangkan


pendirian formal dari Asosiasi Islam Cina. Majelis
1nerumuskan dan 1nengesahkan konstitusi Asosiasi, yang
menunjukkan bahv,a tujuan dari Asosiasi adalah: membantu
pemerintahan rakyat unruk melaksanakan kebijakan
kebebasan beragama, menge1nbangkan tradisi-tradisi Islam
yang baik, n1ev,ujudkan hak-hak hukum dan kepentingan
penduduk Islam; menyarukan umat Islam dari semua etnis
untuk menjadi patriotik bagi negara dan secia kepada Isla1n,
1nengembangkan dan me1nperkuat hubungan baik, percukaran
dengan muslim di seluruh dunia, dan memelihara perdamaian
dunia. Bao'erhan Shaxidi terpilih sebagai direkcur Asosiasi
dan 83 lainnya sebagai anggora. Asosiasi icu diacur dala1n
konstitusi bahwa organisasi tertinggi adalah Kongres Nasional
Asosiasi Islam Cina. Ini merupakan organisasi Islam yang
belum pernah terjadi sebelumnya dalam sepanjang sejarah
Cina, yang menjadi jembatan penghubung antara pemerintah
dan muslim. Segera setelah itu, asosiasi Islam lokal dibentuk
berturuc-rurut di berbagai provinsi, daerah otonom clan kora
yang berada langsung di bawah pemerincah pusat di mana
muslim tinggal dalan1 komunitas seagama. Di antaranya
Asosiasi Islam Daerah Otonom Xinjiang di semua tingkat
celah memainkan peranan pen ting dalatn me111bancu petnerin­
cah uncuk melaksanakan kebijakan kebebasan beragama,
menghubungi orang-orang Islam yang rercacat clan deparce­
men yang bertanggungjav.rab acas urusan ecnis dan aga1na,
dan mengelola urusan internal Islan1.
Dalam penyesuaian berita dunia untuk mengetahui
sicuasi akcual umat Islam di Cina Baru dan mempromosikan
hubungan persahabatan dengan 1nusli1n asing, pada a\\ral
sebelum Asosiasi didirikan, panitia persiapan Asosiasi telah
mengorganisir delegasi ziarah (kunjungan) percama secelah
berdirinya Cina Baru uncuk melanjurkan ziarah 1nusli1n

120
Isl am pada Awai Periode Ci na Baru

,�. .

Perdana Menteri Zhou Enlai bertemu dengan delegasi muslim urusan luar
negeri; Para pemimpin Asosiasi Islam China turut hadir di antaranya
Bao'erhan Shaxidi, Zhang Jie, dan Liu Pinyi.

Tionghoa. Delegasi ini cerdiri dari 16 anggoca dari seluruh


negeri dengan ltnam Da Pusheng (Hui) clan Yiming Mahesu1n
(Uighur) sebagai presiden clan wakil presiden. Pada a\val
Aguscus 1952, delegasi icu ciba di Pakistan melalui Hong
Kong clan India. Karena sanksi kekuacan Barat celah
diterapkan terhadap Cina clan rumor bahv,a Cina Baru
memusnahkan agama-a gama clan menganiaya umac Islam,
selain fakca bahwa hubungan diplomacik dengan Arab Saudi
belutn didirikan, delegasi dibentuk uncuk segera berakhir
bubar.
Pada bulan April 1955, Imam Da Pusheng, wakil pre­
siden Asosiasi Islam Cina, n1enghadiri Konferensi Bandung
diselenggarakan di Bandung, yang diadakan di Indonesia,
sebagai penasihac keagamaan bagi ucusan urama Zhou Enlai.
Konferensi Bandung adalah sebuah sukses besar dala1n sejarah
diplomatik Cina clan n1e1nberikan kesempatan yang berharga
bagi muslim Tionghoa untuk menjalankan impian mereka
melakukan ibadah haji menjadi kenyacaan. l1nam Da Pusheng
serca pen1bancu Cina lainnya n1emperkenalkan kepada para
wakil dari negara-negara Islam cenrang kebijakan kebebasan

121
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

beragan1a bah\',a pemerintah Cina memiliki praktik-praktik


dan kemajuan dan pembangunan yang telah dicapai muslim
Tionghoa di China Baru. Dengan upaya umu1n dari Dura
Zhou Enlai, Abdul Nasir presiden Mesir dan King Faisal
Saudi, delegasi ziarah pertama dari Cina Baru dengan Imam
Da Pusheng sebagai presiden dan 19 lainnya sebagai anggora
ciba di Makah uncuk menunaikan ibadah haji pada bulan
Agustus 1955. Seluruh dunia, negara-negara Islam khusus­
nya, menaruh perharian unruk acara ini. Pada rahun 1956,
delegasi ziarah kedua Cina Baru yang cerdiri dari 37 orang
yang dipin1pin oleh Bao'erhan tiba di Makah, dan Raja Saudi
kembali menerima kunjungan. Semua anggota delegasi
1nencium Hajar Aswad, clan Bao' erhan bahkan diundang
untuk n1enghadiri upacara mencuci ka'bah dan menerima
sepotong tirai ka'bah dan kostum Arab sebagai hadiah dari
Raja Saudi. Dari rahun 1955 hingga 1964, Asosiasi Isla1n
Cina tel ah mengorganisir 10 delegasi haji, dengan
keseluruhan 132 orang.
Pada kesempatan 'Idul Qurban pada bulan Juli tahun
1957, The Trial Issue of"Musli1n in China", sebuah majalah
yang koinprehensif yang
diproduksi oleh Asosiasi
,,
..:..,
_ • >
t:··••:_

Islam Cina, diterbitkan


di Beijing. Keberadaan
1najalah ini adalah uncuk
memperkenalkan
kegiacan ura1na Asosiasi
bagi umac Isla1n di
seluruh negeri, dan juga
menggambarkan siruasi
clan peristiwa umat Is­
lam. Majalah ini tidak
Sekretariat Asosiasi Islam China tahun hanya bertindak sebagai
1950-an -Masjid Dongsi in Beijing

122
Isl am pada Awai Periode Ci na Baru

jembacan penghubung antara cingkac yang lebih cinggi dan


lebih rendah, rerapi juga penghubung untuk asosiasi Islam
di se1nua ringkaran dan para musli1n uncuk berrukar
inforn,asi, pengalaman, dan untuk n1emperkuat koncak
mereka. Pada cahun 1959, majalah itu dihencikan, saac icu
24 isu (edisi) relah dicerbirkan.
Pada canggal 21 Nope1nber 1955, Institut Agan1a !slain
Cina didirikan di Beijing. Tujuan Inscicuc adalah uncuk
mendorong para imam agar menjadi parriorik yang baik
untuk negara dan secia kepada Islam. Para siswa dari lnsricuc
sebagian besar adalah calon pemuda muslim yang celah belajar
tenrang Islam di masjid-masjid. Dengan gelar kesarjanaan,
mereka menjadi orang yang memiliki pengerahuan Islam yang
cukup clan sekolah cingkac cinggi, kemampuan bahasa
Tionghoa, clan bisa menangani urusan agama di dalam masjid,
bisa 1ne1nbaca rulisan suci bahasa Arab dan rerjemahan
sederhana baik lisan n1aupun culisan. Program-program scudi
utama yang dica1,varkan di institut ini adalah ceologi, Al-Qur'an
(pendalaman pemahaman pembacaan Al-Qur' an dan norasi
bacaan[cajv,id]), Hadics, Hukum Islam dan sascra Arab,
tentangTionghoa (cerutama uncuk kelas Uighur), sejarah, geo­
grafi, dan policik juga diajarkan sebagai program kecil di
Institut.
Pada awal dan pertengahan 1950-an, perisciwa yang
sangat penting adalah upaya uncuk publikasi dan scudi kicab­
ki tab suci Islam. Asosiasi Islam Cina melakukan
focolichografi edisi bahasa Arab asli dari Af-Qur'an ciga kali,
clan sejumlah edisi yang dipilih. Pada cahun 1950, Gedung
Penerbitan Beijing University menerbickan "Al-Qur'an" (edisi
perrama) dicerjemahkan oleh Ma Jian (cerdiri dari 8 jilid
clan 6 bab, clan penjelasan) clan buku "Sebuah Pengenalan
Singkac kepada Al-Qur'an" oleh penerjemah. Dengan upaya­
upaya besar dari Asosiasi Isla1n Cina, banyak muncul penerbit

123
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dan para ahli bahasa Arab. Sejumlah buku bergarnbar telah


dipublikasikan selama jangka ,vaktu ini, termasuk buku "Chi­
nese Muslim Life" (Kehidupan Musli1n Tionghoa), "Muslims
in China'' (Para muslin1 di Cina) dan "Chinese Muslim Reli­
gious Life" (Kehidupan Keagamaan Muslim Tionghoa),
dengan keterangan dalam bahasa Tionghoa, Arab, Inggris,
Prancis, clan Melayu. Konstitusi dari Republik Rakyat Cina
juga diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan didistribusik an
ke dalam dan luar negeri. Sebuah buku dokumentasi "Beijing
Muslims Life" (Kehidupan Muslin1 Beijing) dengan
keterangan tiga bahasa di Cina, Arab, dan Inggris, dan buku
"The HolyQur'an and Women's Rights and Status" ( A IQur'
- an
Suci dan Status Hak-hak Perempuan) disusun sejalan dengan
dicerbitkannya UU Perkawinan dari Cina Baru. Dan karya­
karya berikut yang diterbitkan khususnya dalam jangka waktu
penting tersebut adalah: "The History of Isla1nic La,v"
(Sejarah Hukum Islan1) diterje1nahkan oleh Pang Shiqian
untuk mengisi celah di bidang scudi tentang Syari' at Islam di
Cina. "An Illustration to Islamic Scriptures" (Sebuah llustrasi
untuk Kitab-kitab Suci Islan1) dicerjen1ahkan oleh Ma Jian
menjadi salah satu buku eeks dasar pendidikan Islam negeri.
"Islam and Society" (Islam dan Masyarakat) diterjemahkan
oleh Chen Keli 1nembeberkan hubungan antara Islam clan
pembangunan sosial. Disusul kemudian buku "Islamic Book"
yang disusun oleh Zhang Hongtao memberikan pengenalan
untuk menunjukkan bagaimana melakukan doa. Selain icu,
"Life of "fhe Prophet Muhan1ad" (Kehidupan Nabi
Muhammad) diterjemahkan dan disunting oleh Ma Chongyi,
"Hadits" (volume pertama) diterjemahkan oleh Chen Keli,
"Muhamad Sword" (Pedang Muhamn1ad), sebuah kumpulan
esai oleh Ma Jian tentang sejarah dan budaya Islam, "Arabian
Poems" (Puisi-puisi Arab) diterjemahkan oleh tvla Anli dan
Ma Xuehai, sen1ua buku tersebut sangat penting uncuk
n1embantu orang-orang yang benar-benar ingin memahami

124
Isl am pada Awai Periode Ci na Baru

Islam dan mempron1osikan saling pengertian dan kesatuan


dengan non muslim.
Pada musim gugur rahun 1958, dipengaruhi oleh
pe1nikiran "Kiri", program kerja pada scudi dokcrin Islam,
sejarah, dan budaya muslim Tionghoa, penerbitan buku-buku
Islam dan kitab suci itu ditunda sampai 18 cahun kemudian
ketika Revolusi Kebudayaan icu berakhir di tahun 1976.

C. Reformasi Demokratis untuk Sistem Agama


Islam di Cina
Muslim Tionghoa me1nulai kehidupan policik baru se­
celah reforn1asi canah clan rekonstruksi sosial dicapai.
Meskipun demikian, hak iscimewa feodal clan siscem
eksploirasi yang masih ada di bidang aga1na, sangat meng­
hamb ac perkembangan produksi sosial clan perbaikan
kehidupan umat Islam. Di daerah barat laut khususnya, masih
ada do1ninasi agama Menhuans (sekte sufi Islam khusus di
Cina) clan menjadi beban berat keagamaan sehingga menjadi
perlu uncuk melaksanakan reformasi cercencu uncuk sistem
keagamaan muslim Tionghoa.
Dari rahun 1958 sampai 1960, di bawah kepe1nimpin­
an pe1nerintah pusac, beberapa reformasi de1nokrasi telah
dilakukan pada aspek-aspek cercentu dari siscem keagamaan
muslim Tionghoa. Sejalan dengan situasi aktual dan prinsip
dasar untuk reforinasi, siscem aga1na 1nuslim Tionghoa
dikelon1pokkan menjadi ciga kacegori dari 11 iten1: yang
perrama, sisrem yang sangat menghambat pengembangan
produksi, clan ini harus direformasi; kedua, 1nereka cidak
banyak kendala dan siscem ini bisa direformasi atau recap
dalam bencuknya; keciga mereka cidak ada kendala sama
sekali. Solusi yang repac pasci bisa recap diremukan clan dapat
1nereka jalankan.

125
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Hak istime\va feodal dan sistem eksploicasi yang ada dalam


sistem keagamaan Islam di Cina Barat Laut pada dasarnya
dihapuskan setelah reformasi demokrasi telah berhasil dilakukan.
Muslim dibebaskan dari penindasan feodal keagamaan dan
eksploitasi. Dan pengembangan produksi adalah keberhasilan
yang cukup besar.
Refonnasi demokratis dengan siste1n agama 1nuslin1
Tionghoa sesuai dengan kecenderungan zaman clan
memberikan pengaruh yang besar pacla kemajuan sosial clan
perkembangan politik, ekono1ni, clan budaya daerah ecnis
n1uslin1. Nan1un karena terpengaruh oleh pikiran-pikiran
"kiri" clan juga beberapa kesalahan cliprocluksi; sebagian
hukum kegiacan keagamaan 1nusli1n cerganggu acau cak
cerkendali.

126
Babs
ISLAM DI CINA PADA ERA BARU

Secelah kebijakan membuka diri cerhadap dunia luar


dipraktikkan pada tahun 1978, Cina memasuki era baru,
dan membangkitkan kembali pemikiran Islam Cina dan juga
pengembangkan secara komprehensif.

A Pclaksana Kebijakan Agama dan Pcmulihan


Organisasi Kcagamaan
Setelah che Third Plenary Session (Sidang Pleno Ketiga)
ke-11 dari Ko1nite Pusat Partai diselenggarakan, Komite Pusat
Partai Komunis, Dewan Negara, dan Komite-komite Partai
dan pemerincah di semua tingkatan mulai menercibkan
kebijakan uncuk keluar dari kekacauan yang dicimbulkan dari
Revolusi Kebudayaan (1966 -1976), clan pembebanan biaya
yang salah, penganiayaan rerhadap orang-orang Islam rertentu
dan para muslim pada tunumnya dala1n semua gerakan policik
sebelumnya celah diacasi dan repucasi n1ereka direhabilicasi.
Pemulihan dan pembukaan situs agama merupakan
penghubung yang sangac penting dalam melaksanakan
kebijakan kebebasan beragama. Ketika masjid dan situs

127
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

agama sederhana berturut-turut dibuka, pemerintah


mengalokasikan sejumlah dana dari dana khusus unruk
1ne1nfasilicasi upaya 1ne1npercahankan beberapa 1nasjid kuno
peninggalan Islam dan situs bersejarah yang cerkenal lainnya.
Di ancara masjid yang celah dibuka, 64 masjid berada di
Beijing, 53 berada di Tianjin (cennasuk pusac layanan Hui),
6 berada di Shanghai. Pada akhir 1980-an, ada 2.800 masjid,
80 makam, 5 Khanqas (kuil Menhuan) dan 2.900 imam di
Gansu, 118 masjid di Shaaxi; 2.700 1nasjid dan 3.600 imam
di Ningxia, 867 Masjid dan 3.562 iman1 di Qinghai, dan
lebih dari 20.000 masjid dan cempat khusus di Xinjiang.
Menuruc statistik pendafraran situs religius yang dilakukan
secara nasional pada cahun 1994-1996, se1nuanya ada 34.014
n1asjid cerdafcar di seluruh negeri pada cahun 1996, 23.33l
di ancaranya berada di Xinjiang, 2.610 berada di Gansu,
2.984 berada di Ningxia, 817 berada di Henan, 728 berada
di Yunnan, 397 berada di Hebei dan 409 berada di Shandong.
Saac ini, jumlah masjid di seluruh negeri sama dengan data
1n1.

Suasana Muslim Hui ketika sedang melaksanakan sholat hari raya

128
Isl am di Cina pada Era 8am

Asosiasi Islam China menyelenggarakan lomba nasional tilawatil qur'an


setiap dua tahun.

The China Islamic Association (Asosiasi Islam Cina)


kembali menyusun kegiatannya. Pada bulan April tahun 1980,
dalam ulang tahun ke e1npat National Representatives ofthe
China Islamic Association (Majelis Pen,vakjlan Nasional dari
Asosiasi Islam Cina) diadakan di Beijing, dihadiri oleh 256
waki.1-waki.l dari 10 kelompok minoritas muslim dari seluruh
negeri. Acara tersebut adalah sebuah konferensi yang
diadakan 17 tahun setelah 1963, menunjukkan fakta bahwa
Asosiasi Islam Cina telah kembali pada aktivitasnya.
Organisasi Islam di tingkat provinsi, daerah, clan kota secara
bertahap celah diperbaiki atau dibangun kembali. Pada akhir
1995, 25 provinsi, daerah otonom dan kota yang berada
langsung di ba,,.,ah pemerincah pusat telah menrurikan asosiasi
Islam. Jumlah asosiasi Islam di tingkat kota clan kabupaten
mencapai 420 buah, dan jumlah Imam dan Mullah mencapai
45.000.
Sampai sekarang Asosiasi lsla1n Cina telah menye­
lenggarakan 7 majelis perwakilan. Majelis Per,vakilan ke-7
diadakan pada 27-30 Januari 2000, dengan 324 perwakilan

129
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

hadir. Ini juga merupakan tonggak perubahan perkembangan


Islam Cina. Majelis mendengar laporan kerja yang
disa1npaikan oleh Wan Yaobin, wakil presiden Asosiasi Is­
lam Cina. Berjudul "untuk bersatu dan bersama-sa1na
membuat kemajuan, meneruskan tujuan dan terus maju ke
depan" dan subjudul "Berjuanglah untuk tujuan Islam Cina
di era baru". Dia 1neninjau keberhasilan dan kegagalan yang
relah dicapai Islam Cina yang relah berpengalaman dalam
abad terakhir, terutama 20 rahun terakhir, menunjukkan
bah,va dalan1 6 tahun terakhir, Asosiasi Islam Cina eel ah
efisien dalam melakukan banyak hal yang berfokus pada
pekerjaan Islam domestik, dan membuat eksplorasi yang
berguna dalam ha! tercencu cencang bagai1nana memba\1'1a Is­
lan1 uncuk menyesuaikan diri dengan sosial n1asyarakac.
Standar Demokratisasi administrasi masjid srandar dan
kesadaran pada kegiaran keagan1aan resmi celah banyak
dipromosikan. Dan "Dua Kompetisi dan Satu Penilaian"
(yairu komperisi hafalan Al-Qur'an Suci, komperisi ber­
khotbah, dan model pengelolaan masjid) secara khusus celah
secara efekcif men1otivasi kerja asosiasi Islam di sen1ua

Pada Januari 2000, diadakan pertemuan Majelis Perwakilan Asosiasi Islam


China, di Beijing

130
Isl am di Cina pada Era 8am

tempat. Laporan
terse but ju g a
menetapkan tujuan
clan arah untuk
pengembangan Islam
Cina di abad yang
baru, menunjukkan
bahwa dalam situasi
Era Baru, Asosiasi
Islan1 Cina lebih
lanjut akan mem­
bersihkan posisi
sendiri clan situasi,
memberikan ke­
kuasaan penuh untuk
kemajuannya sendiri, Asosiasi Islam China juga mengadakan lomba
aktif berpartisipasi al-Wa'z (lpidato/da'i) setiap dua tahun sekali
dalam pembangunan daerah barat, men1otivasi Islam untuk
menyesuaikan diri dengan sosial masyarakat, memperkuat
kesaruan etnis, penuh se1nangat menyerukan upaya persacuan
pada tanggung jawab Islam, sangat 1nenentang separatisme
etika clan ekstremisme agama, menjaga stabilitas sosial clan
melakukan berbagai upaya untuk penyacuan kembali ibu
pern1,v1.

B. Pembentukan Sistem dan Peraturan


Administrasi Demokrasi Masjid
Saat ini, di Cina ada lebih dari 35.000 masjid di seluruh
negeri, tersebar di seluruh tempat di mana umat Islam
tinggal, dan rata-rata ada satu masjid untuk setiap 600 or­
ang. Sebuah komite adminiscrasi de1nokratis didirikan pada
setiap n1asjid telah dibuka kembali. Para anggota Komite
dipilih oleh semua pihak melalui musya1,varah, dan

131
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

November 2002 Asos iasi Islam China bekerja sama dengan perwakilan Iran
di China mengadakan "Sino-I ran Exhibiti on on Qur'anic Culture and Art.'

dipercayakan tanggung jawab untuk: rnengatur kegiacan


keagan1aan, mengundang in1am masjid, mengelola su1nbangan
dan se\va, menjaga dan melindungi masjid, mengatur sraf
agama untuk mempelajari kitab suci dan ajaran pokok, dan
1nengoordinasikan hubungan dengan masjid lokal lainnya.
Sebagai pedo1nannya, sejun1lah undang-undang atau
peraturan yang te!ah dimasukkan ke dalam praktik untuk
rnernpromosikan pe1nerintahan demokratis masjid, yang
merupakan peraturan negara misalnya "Peraturan tentang
Pengelolaan Situs Agama" dan "Peraturan Mengenai Kegiatan
Keagamaan Orang asing dalarn Batas Wilayah Republik
Rakyat Cina". Asosiasi Islam Cina n1erun1uskan "Pe1neriksaan
Tindakan untuk Demokrasi Administrasi Masjid". Assosiasi
Islam Xinjiang menecapkan "Peraturan demokrasi Adminis­
trasi di Masjid" clan "Catatan Pejuang Konvensi Orang Is­
lan1". Assosiasi Islan1 Kabupaten Zhangjiachuan di Gansu
juga menyusun I 0-item "Konvensi Patriotik". Asosiasi Is­
!atn Beijing 1nengesahkan "Komite Konsticusi Demokrasi

132
Isl am di Cina pada Era 8am

Adminisrrasi Masjid di kora Beijing". Masjid-masjid di


Shanghai dan tempat-tempat lainnya juga menetapkan
peraruran serupa.
Beberapa masjid clan para in1an1 yang 1nenjadi sponsor
sekolah, atau bahkan menjalankan pembinaan, taman kanak­
kanak, sekolah dasar etnis dan sekolah anak perempuan,
1ne1nobilisasi anak-anak 1nuslin1 baik laki-laki maupun
perempuan untuk mengikuti sekolah demi mencapai
pengecahuan dan menjadi orang yang berguna bagi
pe1nbangunan eko110111i daerah ecnis. Misalnya, Asosiasi Is­
lam Urumchi selalu memperhatikan kebutuhan pendidikan
khusus anak-anak cacar, Asosiasi Islam Wilayah Otonomi
Hui di Linxia dari Provinsi Gansu memobilisasi semua or­
ang agar 1nen1usackan perhatian untuk men1berikan
sumbangan pendidikan yang mencapai 7 juta Yuan dan
menduduki peringkat percama di provinsi tersebut. Di
antaranya Ma Liang, seorang petani Hui pengusaha di
Guanghe County, menyumbangkan 300.000 Yuan untuk
membangun sekolah dasar; Masjid Muchang di Kora Linxia
1nenyumbang 300.000 Yuan uncuk 1ne1nbangun sebuah TK
Islam.

C. Pengembangan Pendidikan dan Studi Islam


Pada bulan Juni 1982, Inscitut Agama Islam Cina
kembali merekruc mahasiswa, dan membuka pendaftaran
kesarjanaan serca kursus jangka pendek. Sampai sekarang
telah mendidik 512 mahasisv.ra dari 8 kelompok etnis
termasuk Ernis Hui, Ecnis Uighur, ernis Kazakh, dan Ecnis
Khalkha. Sejak 1983, bercurut-turur 8 le1nbaga Islam relah
dibentuk di Shenyang, Lanzhou, Yinchuan, Beijing, Xining,
Urumchi, dan Kunming. Selanjutnya, kelas lanjutan lainnya
untuk pelacihan imam dibuka dan sekolah Arab didirikan di

133
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

beberapa provinsi, daerah oronom dan kota langsung di ba,vah


pemerintah pusat, seperri Sekolah Arab Kashgar, Sekolah
Arab Kezhou, dan Sekolah Arab Kabupacen Huocheng di
Xinjiang.
Pada tanggal 25 September 1981, majalah "Muslim in
China" yang merupakan majalah dua bulanan dengan ratusan
ribu pelanggan, melanjutkan publikasi dan pada tahun 1983,
edisi yang berbahasa Uighur mulai dipublikasikan. Bertindak
sebagai juru bicara dari kedua Asosiasi Islam Cina dan
1nuslim Tionghoa, n1ajalah me1nainkan peran unik dan tak
tergantikan dalam melayani umat Islan1 di seluruh negeri dan
menyuarakan keinginan mereka. "Studi Etnis Hui" adalah
publikasi akadetnik yang ko1nprehensif cenrang sejarah,
budaya, clan pen1bangunan sosial Etnis Hui, clan mulai
publikasi di a\val 1990-an. Pada tahun 1980, terjemahan
lengkap Al-Qur'an oleh Ma Jiau diterbickan oleh Chinese
Social Science Press. Pada tahun 1986, King Fahd Holy Qur'an
Printing Complex (Kompleks Percetakan Al-Qur' an Suci Raja

134
Isl am di Cina pada Era 8am

Fahd) n1encetakAI-Qur'an dua bahasa (Arab-Tionghoa) dan


disajikan ke berbagai wilayah negara sehingga menjadi versi
yang paling populer di Cina. Pada tahun 1988, buku "Ry1ned
Translation ofthe Holy Qur'an" (TrainaTerjen1ahanAl-Qur'an
Suci) oleh Song Lin diterbirkan oleh penerbir rumahan dari
Central University fo Nationalities (Universitas Pusat unruk
Bangsa-bangsa). Pada tahun 1989, buku "Chinese Arabic
Bilingual DerailedTranslation andAnnotation of the Holy
Qur' an" (Rincian rerjemahan clan cara baca Al-Qur'an Suci
dalam dua bahasa Tionghoa-Arab) oleh Shams Tong
Daozhang, seorangTionghoa Amerika, dicerbirkan oleh Yilin
Publishing House di Nanjing, dan pada rahun 1999 edisi
revisi juga diterbickan. Selain itu, para sarjana Hui telah
menerjemahkan dan menerbitkan kitab suci Islam clan
beberapa karya akademik lainnya. Di antara semua sarjana
itu yang layak uncuk disebutkan adalah Maimaiti Sailai, yang
1nenerjen1ahkanAl-Qur' an ke dalam bahasa Uighur dan Abdul
Aziz dan Mohmaud yang menerjemahkan A l Q - ur' an ke dalam
bahasa Kazakh. Buku-buku ini 1nasing-masing diterbickan
oleh Etnis Press pada tahun 1987 dan 1989.
Untuk memocivasi penelitian akaden1is tencang Islam,
sebuah simposium yang dipimpin secara berganrian oleh 5
provinsi dan daerah oconom di barac laut diadakan ha1npir
setiap tahun. Pertama kali di Uru1nchi pada bulan Novem­
ber rahun 1980, dan berturut-turut di Lanzhou di Provinsi
Gansu (1981), Xining di Provinsi Qinghai (1982), Xi'an
Provinsi Shaanxi (1983) dan Yin Chuan dari Daerah Otono1ni
Hui di Ningxia ( 1986). Seciap kali simposium selalu fokus
pada rema rerrenru, dan serelah icu menerbickan sebuah
koleksi cesis. Si1nposium yang celah diselenggarakan 5 kali,
telah menghasilkan 403 artikel clan monograf, yang
memainkan peran posicif dalam memotivasi riser dan
eksplorasi akademis cencang Islam di Cina dan me1nilah-1nilah

135
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dokumen dan data. Simposium dari daerah ke daerah ini


tetap berjalan sampai sekarang. Seminar internasional tentang
sejarah dan kebudayaan Etnis Hui 1nerupakan kegiaran
akademik yang penring dan telah dilaksanakan berkali-kali.
Tujuan dari seminar ini adalah untuk meningkatkan
perrukaran inrernasional pada penelitian Ernis Hui,
mengembangkan budaya etnik tradisional, men1promosikan
kesatuan etnis, menggugah minat etnis, clan mengejar
pembangunan ekonomi, kemajuan budaya dan kesejaliteraan
tnasyarakat di v,ilayah regional etnis yang ditandai dengan
rasa yang kuat untuk belajar untuk memiliki wa\vasan dan
kekayaan informasi. Seminar-seminar relali menarik banyak
perhatian dari kalangan akade1nisi clan media baik di dala1n
n1aupun di luar negeri. "Sen1inar ke-13 Sejarah Etnis Hui"
yang diselenggarakan di Nanjing, Provinsi Jiangsu, pada Sep­
tember 2001 adalah salah satu yang paling sukses. Berfokus
pada tema "Prospek Pen1belajaran Etnis Hui di Abad 21 ",
Seminar menyarankan cara-cara dan sarana untuk
penge1nbangan Wilayah Barat laur.
Kontingen dari Islan1 Cina yang terdiri dari para pe­
kerja akademis terus bertambah. Lembaga-lembaga pen­
didikan cinggi datang untuk menyampaikan pencingnya
membina generasi 1nuda pekerja akade1nik lsla1n, clan
beberapa universitas
dan perguruan tinggi
etnis sekarang
menawarkan pro­
gram ucama cenrang '
Isla1n. Lembaga­
lembaga Islam di
semua tempat Juga
1nenawarkan kursus
untuk bidang Antusiasme belajar dari kalangan ,Vluslimah
dokrrin Islam, China

136
Isl am di Cina pada Era 8am

Para imam dari berbagai masjid di Beijing membaca koran/majalah luar di


perpustakaan Masjid Dongsi

filsafar, sejarah, clan buclaya unruk menclorong generasi baru


pekerja akademis dan agama lslarn. Dalam jangka wakcu ini,
kemajuan baru dibuat pada scudi dari Pendiclikan Masjid,
Gerakan Penerjemahan dan Penulisan Alkitab dalam bahasa
"fionghoa, sekre-sekce dan Menhuans, sejarah Islam, sejarah
bahwa Islam n1emainkan peran uncuk pembencukan Ernis
Hui dan negara lain, masjid dan fungsi sosialnya, gerakan
sosial musli1n, siste1n agama, doku1nen sejarah, penanda dan
papan culisan tentang Islam di ,vilayah tenggara pesisir dan
sebagainya. Satu demi satu Berita Nasional arau majalah dan
jurnal Islam provinsi clilanjurkan arau clipublikasikan, clan
celah menerbickan ribuan arcikel centang berbagai aspek Is­
lam di Cina. Rumah Penerbitan di seluruh Cina relah
menerbirkan rarusan buku renrang Islam clan kelompok­
kelompok minoritas pemeluk Isla1n. Kancor-kancor uncuk
memilah-milah buku-buku kuno kelompok minoritas, telah

137
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

dibencuk di beberapa provinsi, daerah oconon1 dan koca Jang­


sung di bawah pemerintah pusat dan telah menerbickan
banyak karya Islam kuno. Asosiasi Isla1n Cina menjalin kerja
sama dengan beberapa penerbic dan 1nenerbitkan "Holy
Qur'an" pada cahun 1980 dengan pelanggan lebih dari
160.000, buku "Concise Tafsir" (Tafsir Ringkas), "Pearls of
Hadits" (Mutiara Hadics), pilihan kedua hadics dari Bukhari
clan Muslim, "Sharikh al-Wigayi", sebuah kicab cencang
hukum lsla1n, buku "Khocbah", buku "Hidup Nabi
Muham1nad ", buku "Sebuah Iluscrasi uncuk Ki cab Suci Is­
lam" dicerjemahkan oleh Ma Jian dan buku "Sembilan Tahun
di Mesir" yang ditulis oleh Pang Shiqian dan sebagainya.
Dengan upaya-upaya besar clari Asosiasi lsla1n Cina,
"Chinese Encyclopedia oflslam" dicerbitkan pada cahun 1994,
yang memenangkan Hadiah Kamus Nasional Percama clan
menduduki peringkat kedua Buku-buku Negara rerlaris
1nasing-masing pada cahun 1995 clan 1996.
Di provinsi, claerah oronom dan koca langsung di bawah
pemerincah pusac di mana umac Islam hidup clalam
masyarakac seagama, kepenringan rerbesar adalah
perlengkapan untuk me1npelajari clan penerbitan kicab Is­
lam. Pemerintah Xinjiang telah menyajikan 90.000 A l Qur'an
-
Suci clan 100.000 "Sahih al-Bukhari" dala1n bahasa Uighur
baik untuk tokoh Islam maupun un1at Islam u1nun1. Asosiasi
Islam Provinsi Jiangsu telah bekerja sama dengan Yilin Pub­
lishing House di Nanjing dan menerbitkan "Holy Qur'an"
yang dicerjen1ahkan oleh Tong Daozang. Asosiasi lsla1n Pro­
vinsi Yunnan mencetak 2000 Al-Qur'an Suci clari plat cetak
berukir yang dilakukan selama Dinasci Qing, dan telah
disorcir di acas 100 set plat cersebuc dalam bahasa Cina, Arab,
clan bahasa Persia, lebih dari 70 di ancaranya yang 1nasih
lengkap dan bermanfaac. Divisi untuk Scudi Etnis Hui dari
Ningxia Sosial Akademi relah menerbirkan kirab-kirab clan

138
Isl am di Cina pada Era 8am

karya•karya Islam, seperti " A Guide to Islam" (Sebuah


Panduan Islam), "True Explanation to the Right Religion &
Great Learning of Islam & Righter Answer to Truth•Seek•
ers" (Penjelasan Kebenaran Agama & Belajar Kebesaran Is•
lam & Jawaban Pasti untuk Pencari Kebenaran), "Sharikh
al•Wigayi", "History Isla1n in Arabia" (Sejarah Isla1n di
Arab), "Fine Collection of Historic Chinese Islamic News•
paper" (Koleksi Kecantikan Sejarah Koran Islam Cina), "Col•
lection of Docu1nents and Data on the Huis and Isla1n"
(Koleksi Dokumen dan Data Etnis Hui dan Islan1), "Abstract
to the Written and Translated Works on Chinese Islam"
(Abstraksi untuk Pekerjaan Penulisan dan Penerjemahan
tentang Islam Cina), dan "A Faithful Record of Chinese Pil•
grimage" (Reka1nan Kesetiaan Peziarah Tionghoa}. Assosiasi
Islam Provinsi Gansu menerbitkan buku "Going around
Ka'bah" (Pergi di sekitar Ka'bah) yang ditulis oleh Yang
Guangrong. Assosiasi Islam Kora Shanghai melakukan
"Pameran Relic Islam di Shanghai". Berbagai A�osiasi Islam

Majelis negara Simayi Aimaiti dan Prof. Na Zhong (sejarawan dan linguis
muslim ternama) berbicara kepada ilmuwan Arab Saudi

139
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

provinsi di wilayah timur Cina celah mengadakan seminar


tenrang literatur Islam dan sejarah wilayah tenggara pesisir
di Suzhou, Shanghai, Quanzhou, Hangzhou, dan Jinan. Pada
bulan Juli 1982, Lembaga Studi Masyarakac Islan1 didirikan
di Ningxia, dan diikuti oleh kelompok-kelompok massa yang
memiliki budaya yang sama di barat lauc, sebagaimana
Lembaga Scudi Kebudayaan Masyarakac Isla1n didirikan di
Xi'an yang celah berhasil mengadakan ciga seminar tentang
budaya Islam sejak 1994, dan melakukan kompilasi dan
1nenerbitkan tiga koleksi tesis yang berjudul "Ku1npulan Esai
tentang Kebudayaan Islam".

D. Partisipasi Aktifdalam Pembangunan


Masyarakat "Dua Peradaban"
Dipandu dan termotivasi oleh China Islamic Associa­
tion (Asosiasi Islam Cina) dan asosiasi-asosiasi Islam lokal
di seluruh Cina, cokoh Islam dan u1nat [slain telah terlibat
aktif dalam pembangunan masyarakat untuk modernisasi
sejak 1980-an, dan menyumbangkan kontribusi besar pada
perke1nbangan ekono1ni negara. Dan dalam ,vaktu yang la1na,
pemerintah dan departemen di sen1ua tingkat mencurahkan
banyak perhacian uncuk mendorong profesional muslim.
Dalam 20 tahun terakhir, tingkat melek huruf muslim
Tionghoa terus meningkat. Saar ini, ada 21 perguruan tinggi
dan universicas dengan 30.000 mahasiswa di Xinjiang, dan 7
perguruan cinggi dengan ha,npir 10.000 siswa di Ningxia, di
rnana sisvfa rnusli1n diperhicungkan 1nerniliki persentase yang
cukup besar. Banyak muslirn yang bekerja di berbagai bidang,
seperti ceknologi tinggi, induscri, pertanian, pendidikan, dan
kedokteran.
Muslin1 di Beijing rnerniliki keuntungan dalarn
mengembangkan ciga industri; usaha komersial, individu, dan
perusahaan kota.

140
Isl am di Cina pada Era 8am

Muslim di Barat Laut telah mencapai pembangunan yang


cukup besar dalam industri makanan dan industri
berkembang lainnya, seperti pakaian, bordir, pengolahan
makanan, kambing, domba, dan peternakan, transportasi,
peralatan liscrik, pari\visata dan real estat, dan produk-produk
tertentu dari mereka telah me1nasuki pasar internasional.
Mereka juga mengambil keuncungan dari hubungan baik
mereka dengan negara-negara Islam Arab untuk mengembang­
kan perdagangan luar negeri, pasar terbuka di Barar dan Asia
Tengah, dan n1enarik orang asing untuk melakukan
kunjungan dan berinvestasi di Cina untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi dan budaya di daerah etnis.
Sebagaimana ekono1ni negara dan standar hidup muslim
yang terus berke1nbang, pejabat Islam clan umat Isla1n telah
menunjukkan antusiasme yang belum pernah terjadi
sebelumnya rerhadap pe1nbangunan peradaban spiritual
1nasya rakat.
Sejak reformasi dan kebijakan membuka diri terhadap
dunia luar yang dimasukkan ke dalam praktik pemerintahan

Maret 1987, Simayi Aimaiti bersama dengan perwakilan U ighur dalam


acara Pertemuan Perwakilan Nasional k e5- Asosiasi Islam China di Beijing

141
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

pada tahun 1987, telah ada sejumlah besar wakil-wakil umat


Islam dari kelompok minoritas yang bekerja di pemerincahan,
Kongres Rakyat dan Konferensi Konsultatif Politik di semua
tingkatan, n1embahas hal-hal yang berhubungan dengan
negara, berpartisipasi dalam administrasi dan pengawasan
urusan negara bersa1na dengan perwakilan yang dipilih oleh
rakyat dari sen1ua etnis di seluruh negeri. Yang menjabat
Wakil Ketua Kongres Rakyat Nasional Cina adalahTiemu'er
Dawumaici, dewan negara bagian Simayi Aimaiti, wakil kecua
Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Cina Bai Lichen,
semuanya adalah muslim. Statistik menunjukkan bah\va
terdapat 101 muslim di antara perwakilan dari Kongres
Rakyat Nasional clan 64 di antara anggota Konferensi
Konsultatif Politik Rakyat Cina.
Karena pengav,asan yang ketat dan pelaksanaan
komprehensif dari kebijakan urusan agama dan ecnis dan
pendidikan yang bertujuan uncuk meningkackan patriorisme
dan mela,van separatisme etnis dan ekstremisme agama,
persacuan di antara kelompok etnis dan sekte Islam telah
banyak 1nengalami peningkacan. Banyak 1nasjid clan imam
dipilih sebagai "Masjid Model" atau "I1nain Model". Asosiasi
Islam Cina yang memilih melalui penilaian publik 100 masjid
sebagai "Masjid
Model", itu celah
. .
m e m o t 1v a s1
lingkaran Islam di
seluruh negeri
untuk berbuat lebih
bagi kontribusi
r e r h a d a p
pe1nbangunan dua
"'
p e r a d a b a n
Pengusaha Muslim menyumbangkan dana untuk masyarakat.
menyeponsori Pendidikan Pemuda Muslim

142
Isl am di Cina pada Era 8am

Program sponsor pendidikan merupakan salah satu


tradisi Islam yang baik. Di mana-mana di negeri ini,
organisasi Islam dan para ima1n (Mullah) selalu aktif dala1n
memberikan koncribusi uang uncuk sekolah dasar dan
menengah, dan pembibitan yang berjalan, taman kanak­
kanak, sekolah dasar ecnis dan sekolah anak perempuan,
1nemocivasi pemuda n1uslim untuk 1nengikuti sekolah clan
menjadi orang yang berguna bagi pembangunan daerah etnis.
Unruk menyebarkan semangar Islam "memerintahkan
orang uncuk 1nelakukan yang cerbaik clan 1nenghencikan
penduduk dari n1elakukan kejahatan" merupakan traclisi yang
baik dari Islam, dan juga merupakan rindakan penring untuk
me1nandu Isla1n supaya 1nenyesuaikan diri dengan sosial
1nasyarakac. Khususnya dala1n beberapa cahun cerakhir,
vvawasan masyarakat di kalangan Islam Cina telah mencoba
membuar penjelasan renrang dokrrin Isla1n dan kitab suci
yang sejalan dengan wakcu. Mereka telah 1nulai dengan
menulis dan memberirakan Ne\v al-Wa'zh (khotbah baru) dan
relah mencapai efek yang menyenangkan.

Juli 2001, Asosiasi Islam China ikut serta dalam Pameran Budaya Islam
lnternasional di Brunei. Presiden Asosiasi Islam China Imam Chen
Guangyuan memperkenalkan situasi umum muslim China pada Sultan
Bolkiah

143
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Apakah manfaat paling bernilai dari China Islamic Guid­


ance Commirtee(Komire Pedoman Islam Cina) yang dibentuk
pada tanggal 23 April 2001. Ko1nite ini terdiri dari 16
patriotik dan imam secia dan mullah, yang n1en1iliki karakter
mulia, dengan kehormatan tinggi dan memiliki pengecahuan
yang kaya tentang Islam, Imam Chen Guangyuan terpilih
sebagai ketuanya. Tujuan Komite adalah untuk mena,varkan
penjelasan masalah-masalah agama dan sosial yang dihadapi
kaum 1nuslim pada zaman sekarang, menenrang ekstremisme
religius, n1enjaga ken1urnian in1an lslan1, dan men1otivasi
Islam untuk menyesuaikan diri dengan sosial masyarakat.
Setelah bekerja keras selama saru tahun melakukan
investigasi, penelitian, menulis, revisi, uji coba berkhotbah
dan mencari pendapat, buku "Koleksi Baru al-Wa'zh"
(Khotbah-jilid pertama) direrbitkan dalam bahasa Tionghoa
dan Uighur sebagai model untuk khotbah !slain oleh Religius
Culture Press (Penerbir Budaya Agama) pada awal A.gustus
2001. Komite menyajikan 120.000 eksemplar buku ini (baik

Rombongan Haji dari Xinjiang berfoto bersama di depan bendera nasional


China di Kamp Haji China, Mina.

144
Isl am di Cina pada Era 8am

. .
Wakil Presiden dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Islam China Yu Zhengui
berkunjung ke Ningxia untuk meminta nasehat sebagai persiapan bagi
pengaj aran di lnstitut Islam
dala1n versi bahasa Tionghoa maupun Uighur) untuk kalangan
Islan1 di Xinjiang untuk mengatur isi khotbah di masjid­
masjid di sana. Pada saat yang sama, mendorong provinsi
urama, seperti Xinjiang, Gansu, Ningxia, Mongolia, clan
Yunnan untuk melaksanakan program pelarihan pekerja Is­
lam berskala besar. Saat ini, volume kedua dari "Koleksi Baru
al-Wa'zh" sedang dikompilasi. Komirmen China Islamic
Guidance Committee (Komite Pedo1nan Islam Cina) celah
1nenjadi kekuatan positifdala1n mempromosikan ken1ajuan
sosial, membuat Islam diterima clan dimengerri dengan lebih
baik dalam sosial masyarakar yang lebih luas, clan melerakkan
dasar yang kokoh baik secara ceori n1aupun praktik uncuk
nasionalisasi Islam lebih lanjut.
Untuk menjalankan perguruan tinggi Islam clan sekolah­
sekolah dari berbagai jenis dengan baik clan 1nendorong
lahirnya pekerja Islam yang berkualitas, juga merupakan
pekerjaan besar yang menenrukan masa depan Islam Cina.
Dimulai dengan 1nenyusun bahan ajaran, Asosiasi Islam Cina
secara positifberusaha mereforn1asi 1netode belajar mengajar

145
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

di lembaga Islam. Pada akhir Mei 200 I, Asosiasi Islam Cina


mengadakan konferensi di Beijing unruk mengoordinasikan
penyusunan bahan ajaran yang rerpadu dari le1nbaga lsla1n
di semua ce1npac dan semua tingkacan. Perremuan ini adalah
pertemuan khusus perrama yang diadakan oleh organisasi
keagamaan nasional unruk 1nelakukan scudi ko,nprehensif
pada kompilasi maceri ajaran agama, clan juga progran1
pembangunan sebagai conggak fundamental dalam sejarah
pendidikan Islam Cina. Sebagai bagian dari program
cersebuc, Assosiasi telah mulai menyusun 6 buku eeks baik
dalam bahasa Tionghoa maupun Uighur yang dirancang untuk
siswa kelas saru dan dua: "A Concise Course o n Qur'an"
(Ringkasan Pelajaran Al-Qur'an)", "A Concise Course on
hadits" (Ringkasan Pelajaran Hadits), "A Concise Course on
Islamic Doctrine" (Ringkasan Pelajaran Dokcrin Islam), "A
Concise Course on Islamic Law" (Ringkasan Pelajaran
Hukum Tslan1), "A Concise Course on World Islamic His­
tory" (Ringkasan Pelajaran Sejarah Dunia Islam), "A Con-

Institut Islam China

146
Isl am di Cina pada Era 8am

cise Course on Chinese Islamic History" (Ringkasan Pelajaran


Sejarah Islam Cina). Selain iru, juga telah rerdaftar dalam
program untuk mengkompilasi "Basic Arabic" (Dasar bahasa
Arab) (pertama 4 volume), "Holy Qur'an Recitation" (Cerita
Al-Qur'an Suci) dan "Arabic Challigraphy" (Seni Menulis
Arab). Selanju cnya, Lembaga Scace Religious Affairs Admin­
istration (Adn1inistrasi H ubungan Negara Agama) saat ini
sedang mengadakan kompilasi dari 6 kategori dan l O vol­
ume buku unruk pendidikan polirik yang akan digunakan
secara umun1 oleh semua perguruan tinggi agan1a dan seko­
lah. Ini akan membantu mengembangkan kontingen pekerja
agama yang mencincai negara dan agama mereka.

E. Pcngcmbangan Hubungan Pcrsahabatan Luar


Ncgcri

1. Hubungan Pcrsahabatan dcngan Muslim di Bcrbagai


Kawasan dan Negara
Sebagaimana reformasi dan membuka diri terhadap
dunia luar yang cerus berlangsung hubungan dengan negara­
nega ra Arab dan Isla1n juga terus berkembang, Asosiasi Is­
lam Cina telah membangun hubungan persahabatan dan kerja
sama dengan beberapa negara Islam di Asia dan Afrika dan
juga dengan beberapa organisasi lslan1 internasional, seperti
Muslim World League (Liga Muslim Dunia), World Islamic
Call Society (Masyarakat Islam Dunia), Egyptian Islamic
Affairs Supreme Council (De,van Supre1nasi Hubungan Is­
lam Mesir).
Pada tahun l 978 sejak Asosiasi Islam Cina diterima
oleh Syaikh Zabara, Mufti umum Republik Ya1nan, unruk
pertama kalinya, telah menerima lebih dari 40 kunjungan
delegasi atau individu dari berbagai negara dan tempat, dan
lebih dari seribu ramu asing. Di antara para pengunjung ada

147
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

yang merupakan pemimpin atau kepala organisasi Islam


tertentu, seperti presidenLibya Muammar Qaddafi, mantan
presiden Sudan Nu1neiri, pe1nbicara mantan parlemen Iran
Rafsanjani, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Or. Naseef
dan \Vakil sekretaris umum Abudi, direkrur kantor bantuan
khusus dari Islamic Development World Bank Dr. Salim,
koordinator Liga Muslim Ounia di Asia Juma, mantan
Sekretaris Jenderal Kongres Dunia Islam Mr. Inamulahan,
Putra Mahkota Saudi Pangeran dan Sultan Abdul Aziz.
Asosiasi juga telah 1nenerima kunjungan delegasi-delegasi dari
negara-negara atau organisasi Islam, seperti delegasi dari
Departemen Agama Yayasan Maroko, delegasi Liga Muslim
Dunia yang dipimpin oleh J a1njoom (ketua Komite Qur' an
MWL dan n1antan menteri industri dan perdagangan Arab
Saudi), presiden dan rekan-rekannya dari International Is­
lamic University Pakistan, pe1ni1npin redaksi clan rekan­
rekannya dari koran "Pyramids" Mesir, para pembicara
Qur' an Suci dari Mesir danLibya, dan delegasi dari Aljazair,
Somalia, Niger, Brunei, Indonesia, Bangladesh, Malaysia,
Irak, Syria, Hong Kong, clan Taiv,an. Sesuatu yang n1embuat
berharga adalah adalah bah,�,a sekretaris jenderal Liga Mus­
lim Dunia Dr. Naseef pergi ke Barar laut Cina unruk
tnengunjungi muslim di sana clan diteritna dengan hangar
oleh komunitas 1nuslim lokal.
Asosiasi Islam Cina juga mengirim delegasi atau
individu untuk menghadiri berbagai konferensi Islam
internasional. Sebagai contoh, delegasi dari Asosiasi
menghadiri pertemuan tahunan ke-13 Egyptian Islamic A f ­
fairs Supreme Council (De,van Supremasi Hubungan Islam
Mesir), Konferensi Internasional tahunan ke-14 Persatuan
Islam di Iran, perremuan tahunan ke-13 World Islan1ic Call
Society di Libya. Imam Chen Guangyuan, presiden Asosiasi,
1nengunjungi Hong Kong dan Macau atas undangan bersa1na
organisasi Isla1n di kedua ten1pat tersebut.
148
Isl am di Cina pada Era 8am

Perempuan Muslim China pada ac.ara konferensi lnternasional

Muslim Tionghoa selalu khav.ratir tentang kemiskinan


muslim di seluruh dunia. Asosiasi Islam Cina menyediakan
dana sosial saru jura RMB bagi muslim di Somalia dan A f ­
ghanistan. Pada rahun 2002, Pemerintah Cina 1nenyediakan
bantuan I 00 juta dolar AS uncuk pengungsi Afghanistan.
Tujuan Islam di Cina relah menerima dukungan dan
bancuan yang cukup baik dari muslim asing. World Islamic
Develop1nent Bank yang memiliki 55 negara anggota yang
celah 1nemberikan koncribusi dana untuk pembangunan
Lembaga Islam Xinjiang, Beijing, Ningxia, Kunming,
Zhengzhou, Shenyang clan Lanzhou, dan Tong Arabic School
dan Tianjin Hui Profesional High School. Liga Muslim
Sedunia, World Islamic Call Society, dan Masyarakat Iqraa
Amal, semua berkeinginan 1nembancu 1nusli1n Tionghoa
dengan bantuan material. Presiden Uni Emirat Arab Syaikh
Zaid relah menyediakan peralatan cerak bagi Asosiasi untuk
mempromosikan budaya Islam di Cina. Putra Mahkoca
Saudi, Abdul Aziz juga me1nberikan sumbangan untuk
urusan-urusan Islam di Cina.
149
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Pada tahun 1987, Asosiasi Islam Cina bekerja sama


dengan Liga Muslim Dunia dan berhasil mengadakan
simposiu1n Dakv.rah !slain, dan juga bekerja sa1na dengan
Islamic Educational Scencific an Cultural Organization and
Iqraa Charitable Society (Pendidikan Islam Ilmiah dan
Organisasi Budaya dan lqra' Masyarakac Amal) di dalam kelas
program pertukaran untuk pengajaran bahasa Arab di Tnstitut
Islam Cina pada tahun 1997.
Selama 40 tahun terakhir, sebagai tanggapan rerhadap
berbagai undangan, Asosiasi lsla1n Cina telah mengiri1nkan
lebih dari 100 delegasi, yang semuanya lebih dari 300 orang,
unruk ambil bagian dalam Konferensi Islam lnternasional,
dan celah direrima dengan hangac oleh para pemimpin
pe1nerintah clan disa1nbut oleh n1uslim seten1pat. Sebagai
hasilnya, persahabatan dan saling kesepahaman anrara muslim
dari Cina dan seluruh dunia relah diringkatkan 1nelalui
kunjungan 1nereka. Para pen1in1pin dari Asosiasi Muslim

---�-­
Artis Li Jiacun dan Pelukis tulisan Arab (kaligrafi) Wu Siyao melukis sebuah
gambar untuk memperingati ulang tahun ke-1.350 pengenalan Islam di
China

150
Isl am di Cina pada Era 8am

Tionghoa dan para ulan1a juga telah menghadiri berbagai


kegiaran, seperti konferensi Egyptian IslamicAffairsSupreme
Council (De,van Supremasi Hubungan Islam Mesir),
konferensi Dewan MasjidAgung Liga Muslim Sedunia, semi­
nar Dakwah Islamiyah a l A - zhar Mesir, konferensi World Is­
la1nic Call Society, Forum Ra1nzan dari Maroko Raja
Hassancu, Sen1inar Hukum Isla1n Internasional Oman, Semi­
nar Pemikiran IslamAljazair, seminar Akademi Internasional
Zhenghe di Indonesia, Mosque GerTogether dalam perayaan
kemerdekaan Indonesia, Festival Budaya Islan1 Malaysia, Seni
Kaligrafi Arab lnternasional Irak dan Festival Seni Dekorasi
Islam dan Kaligrafi Internasional Pakistan Kedua dan Pameran
Seni kaligrafi. Para Qori Tionghoa Muda (para pe1nbaca Al­
Qur' an) secara teratur n1engan1bil bagian dalam kompetisi
bacaanAI-Qur' an yang diselenggarakan diArab Saudi, Mesir,
Iran, dan Malaysia.
Sesuai dengan perjanjian percukaran budaya antara Cina
dan sejumlah negara asing yang bersahabat, A�osiasi telah
mengirimkan lebih dari 200 pemuda mahasis,va muslim
Tionghoa dan para imam pelayan ke lembaga pendidikan
Islam Mesir, Libya dan Pakistan untuk studi lebih Ianjut atau
pelatihan jangka pendek.
Asosiasi celah membina hubungan yang lebih luas
dengan banyak organisasi Islam yang menempati reputasi
internasional yang tinggi, dan telah mengembangkan
komunikasi persahabaran dan kerja sama dengan mereka.
Misalnya Ilyas Sheng Xiaxi, konsultan untuk Asosiasi, adalah
anggota komite De,van MasjidAgung Liga Muslim Sedunia,
dan dianugerahi Medali Bin tang HakimAgung pada tahun
1990 oleh presiden Pakistan Ishak Khan, manran wakil
presiden dan sekretaris jenderal Asosiasi Hanafi Wan Yaobin
adalah anggota Komite Egyptian Islamic Affairs Supreme
(De,van Supre1nasi Urusan Islam Mesir), dan 1nantan wakil

151
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

presiden Asosiasi IbrahimAmin dan ,vakil sekrecaris jenderal


komite Yang Zhibo adalah anggota Dewan Tertinggi Dunia
Islam Call Society.
Selain mereka, mancan •.vakil presiden Asosiasi Nu'1naan
Xian Ma dan Maimaici Sailai mendapackan Medali Khusus
Tingkat Perrama Presiden Mesir clan Medali Akedemis
Presiden Mesir, masing-1nasing oleh Presiden Mesir Mubarak.
Semua ini adalah kehormatan besar bagi semua muslim
Tionghoa.
Asosiasi Islam Cina juga celah mengembangkan
hubungan persahabacan dengan 1nuslim di Hong Kong, Macau
clan Taiwan, penguacan komunikasi clan kerja sama dengan
mereka clan bekerja keras untuk tujuan besar penyatuan
ken1bali ibu perci,vi.

2. Pembukaan Kembali Perjalanan Ziarah


Pada 19 Okcober 1979, Delegasi Peziarah Muslim
Tionghoa dengan ZhangJie sebagai presidennya berangkat
ke Makah uncuk ziarah haji. Keberangkatan itu n1enandakan
dibukanya kembali perjalanan ke Makah secelah cercahan
selama 14 tahun. Berdasarkan standar hidup muslim yang
semakin terus meningkat, semakin banyak muslim Tionghoa
yang melakukan perjalanan ke Makah untuk berhaji.
Perjalanan ini menjadi lebih mudah secelah hubungan
diplo1natik antara Sino-Arab Saudi didirikan pada Januari
tahun 1990. Statistik menunjukkan bahwa terdapat lebih dari
70.000 muslim Tionghoa yang celah menunaikan ibadah haji.
Hubungan persahabatan anrara kau1n muslim di Cina dengan
negara-negara Arab clan belahan dunia lainnya jauh lebih
diperkuat melalui berbagai kegiatan seperci ziarah clan
kunjungan.
Pada 1998, le1nbaga Administrasi Aga1na Negara
mengadakan pertemuan khusus masalah haji, peninjauan
152
Isl am di Cina pada Era 8am

kembali kebijakan pengorganisasian dan perencanaan ziarah


dan penemparannya dalam proses pengaruran adminisrrasi.
Pada 2001, 200 orang Delegasi dari Jamaah Muslim
Tionghoa (Tamu-Tamu Allah) yang dipimpin oleh Yu Zhengui,
,vakil presiden dan sekretaris umum Asosiasi Islam Cina,
berhasil 1nemenuhi kewajiban haji. Ini adalah perrama
kalinya Cina menerirna undangan Raja Arab Saudi clan meng­
organisir kaum Muslim Tionghoa untuk melaksanakan haji.
Ini adalah awal suaru cara yang baru dalam pengorganisasian
delegasi haji bagi kau1n n1uslim Tionghoa.

Para pemimpin Asosiasi Islam China melihat jamaah haji China di Bandara
lbukota, Beijing.

3. Pertukaran Budaya dan Akademik


Selain icu, juga cerjadi gelombang inceraksi dan
percukaran antara Asosiasi (slan1 Cina clan kalangan
akademik dari negara-negara Islam di Asia dan Afrika.
Asosiasi iru celah mengirimkan berbagai delegasi dan
individu-individu untuk mengikuti pelbagai kegiacan
akademik internasional. Misalnya, pada bulan Maree 1981,

153
Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Lel uhur

Prof. Na Zhong, konsultan Asosiasi, menghadiri Konferensi


Inrernasional Cendekiawan Muslim yang diadakan di
Islamabad, Pakistan, dengan menya1npaikan makalah berjudul
"Kontribusi Islan1 cerhadap Kebudayaan Dunia''. Pada bulan
Maret 1983, Asosiasi mengirimkan seorang delegasi untuk
berparcisipasi dalam Pameran Buku-buku Isla1n Inrernasional
yang diselenggarakan di Museu1n Negara Pakistan di Karachi,
yang menampilan lebih dari seratus jenis buku dan kitab
suci Al-Qur'an, Hadits, Filsafar Islam, Hukum Isla1n,
Sejarah, Kaligrafi Arab, dan buku eeks yang digunakan dalam
Pendidikan Masjid. Pada 4-8 Desember 1987, acas banruan
dan dukungan Asosiasi, Liga Muslim Dunia berhasil
1nengadakan seminar Islam di Beijing, dan merupakan se1ni­
nar Islam lnternasional pertama yang diselenggarakan di Cina
sejak Cina Baru didirikan, yang dihadiri oleh kalangan
pemikir dari Arab Saudi, Mesir, Pakistan, Sudan, Inggris,
Ghana, dan Turki, serca kalangan pen1ikir Muslin1 China dan
pemimpin Asosiasi Islam Cina dan Asosiasi Islam Kora Praja
Beijing. Seminar yang dipimpin oleh Sekreraris Jenderal Liga
Muslim Dunia Dr. Naseef, membahas beragan1 tema yang
meliputi "Studi tentang Hadits Nabi", "AI-Qur'an, Hadits,
dan Program dan Mecode Dakwah", "Khucbah dalam Shalar
Jum'ac dan Misi Dakv,ah Masjid", dan "Pendidikan Islam
dan Akibar-akibar Sosialnya".

154

Anda mungkin juga menyukai