Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan
di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan
balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok
pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat
yang diturunkan-Nya”.
Pandangan agama terhadap pelayanan program
Keluarga Berencana
A. Pendapat agama mengenai pemakaian kontrasepsi IUD
Pendapat agama yang memperbolehkan pemakaian kontrasepsi IUD
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaidah
hukum islam mengatakan ”Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang
dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “.
b. Begitu juga halnya mengenai melihat aurat orang lain apabila diperlukan untuk
kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
Pendapat agama yang melarang pemakaian kontrasepsi MOP dan MOW
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama
perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh
yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Melihat aurat yang bukan muhrim.
Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang
dengan agama (Aborsi)
• Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua macam
pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak sengaja, karena
keduanya disebutkan di dalam Al Quran.
• Pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara lain firman Allah,
“Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisaa’ (4): 93)
• Sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman Allah,
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang
mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang
beriman serta membayar diat yang diserahkkan kepada keluarganya (si terbunuh
itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92)
Aborsi termasuk dalam pembunuhan dengan sengaja. Seluruh orang yang terlibat
didalamnya akan mendapat dosa besar karena menghilangkan nyawa dengan sengaja.
Tugas Pokok Profesi Kebidanan
Kewajiban Bidan
1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan kahlian
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi suami atau keluarga
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai degnan
keyakinannya.
Lanjutan kewajiban bidan
• Al-Ijhaadh at-Tilqaa’i (Abortus spontanea) Yaitu proses alami yang dilakukan rahim untuk
mengeluarkan janin yang tidak mungkin sempurna unsur-unsur kehidupan padanya. Bisa jadi ini terjadi
dengan sebab kecacatan besar yang terkena penyakit beragam seperti diabetes atau lainnya.
• Al-Ijhaadh al-’Ilaaji (Abortus Provokatus Medisinalis) Adalah abortus (keguguran) yang sengaja
dilakukan para medis (dokter) demi menyelamatkan nyawa ibu; yang dalam keadaan sangat jarang
bahwa kehamilannya dapat berlanjut dengan selamat.
• Al-Ijhaadh al-Ijtimaa-i (Abortus Provokatus Kriminalis) Adalah aborsi yang sengaja dilakukan tanpa
adanya indikasi medik (ilegal). Tujuannya hanya untuk tidak melahirkan bayi atau untuk menjaga
penampilan atau menutup aib dan sejenisnya. Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan
berbagai cara termasuk dengan alat-alat atau obat-obat tertentu..
Mengapa Aborsi di Haramkan dalam Hukum Al-Quran?
Katolik menolak dengan tegas abortus atau pengguguran dengan cara dan alasan apa pun.
Sekalipun aborsi itu dilakukan dengan alasan kesehatan dari si ibu. Atau karena rasa belas
kasihan karena melihat anak yang akan dilahirkan itu nanti cacat (cacat fisik atau cacat
mental) sehingga dianggap tidak memiliki masa depan yang baik kecuali penderitaan. Bahkan
katolik juga menolak aborsi terhadap bayi yang dikandung akibat kecelakaan (ibu diperkosa
atau hasil pergaulan bebas dan sebagainya). Tidak ada satu orang pun yang berhak mengambil
jiwa seseorang, sekalipun ia masih manusia kecil dalam kandungan.
Sanksi aborsi termuat dalam Kitab Hukum Kanonik Gereja no. 1398, yaitu berupa
ekskomunikasi otomatis, atau pengucilan dari kehidupan Gereja.
Aborsi Menurut Pandangan Agama Hindu
Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut “Himsa karma”
yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan
menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa”
mendasari falsafah “atma” atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi
sekalipun masih berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia
Dalam Hindu perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa. Kitabkitab suci
Hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan: “Ma no mahantam uta ma no arbhakam”
artinya: Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi. Atharvaveda X.1.29: “Anagohatya
vai bhima” artinya: Jangan membunuh bayi yang tiada berdosa. Dan Atharvaveda X.1.29:
“Ma no gam asvam purusam vadhih” artinya: Jangan membunuh manusia dan binatang.
Aborsi Menurut Pandangan Agama Budha
Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran kandungan atau
membunuh makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim seorang ibu. Dari sudut pandang
Buddhis aborsi bisa di toleransi dan dipertimbangkan untuk dilakukan.
Umat Buddha terdiri dari dua golongan yaitu pabbajita dan umat awam. Seorang pabbajita mutlak
tidak boleh melakukan aborsi karena melanggar vinaya yaitu parajjika. Tetapi sebagai umat awam
aborsi boleh dilakukan dengan alasan yang kuat. Misal janin dalam kandungan dalam kondisi
abnormal yang dapat membahayakan kesehatan ibu bahkan dapat mengancam keselamatan ibu.
Aborsi boleh dilakukan dengan kondisi yang sangat sulit akan tetapi seminimal mungkin untuk
menghindari terjadinya aborsi karena dalam agama buddha aborsi merupakan suatu pembunuhan
yang tidak diperbolehkan karena menghilangkan nyawa suatu mahluk yang mengakibatkan
karma buruk.
Pandangan Agama Islam Mengenai KB
Jika program Keluarga Berencana (KB) dimaksudkan untuk membatasi kelahiran,
maka hukumnya tidak boleh. Karena Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran
(tahdid an-nasl).
Terdapat banyak hadits yang mendorong umat Islam untuk memperbanyak anak.
Misalnya:
“Perintah menikahi perempuanYang subur dan banyak anak, penjelasan yang
menyebutkan bahwa Rasulullah berbangga di Hari Kiamat dengan banyaknya pengikut
beliau”.
(HR. Nasa’i, Abu Dawud, dan Ahmad), dsb.
Yang dikenal dalam Islam adalah pengaturan kelahiran (tanzhim an-nasl).Hal ini
didasarkan pada para sahabat yang melakukan azal di masa Nabi, dan beliau tidak
melarang hal tersebut.(HR. Bukhari dan Muslim).
Beberapa alasan yang membenarkan pengaturan kelahiran antara
lain:
1. kekhawatiran akan kehidupan dan kesehatan ibu jika ia hamil atau melahirkan, berdasarkan
pengalaman atau keterangan dari dokter yang terpercaya.Firman Allah:
“Dan janganlah kalian campakkan diri kalian dalam kebinasaan.”
(QS. al-Baqarah: 195).
2. khawatir akan kesulitan materi yang terkadang menyebabkan munculnya kesulitan dalam
beragama, lalu menerima saja sesuatu yang haram dan melakukan hal-hal yang dilarang demi anak-
anaknya. Allah berfirman:
“Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan.
(QS. al-Baqarah: 185).
Lanjutan…
3. Alasan kekhawatiran akan nasib anak-anaknya; kesehatannya buruk atau
pendidikannya tidak teratasi (Lihat:Halal dan Haram dalam Islam,Dr. Yusuf al-
Qaradhawi, Era Intermedia, hlm. 285-288).
4. Alasan lainnya adalah agar bayi memperoleh susuan dengan baik dan cukup, dan
dikhawatirkan kehadiran anak selanjutnya dalam waktu cepat membuat hak susuannya
tidak terpenuhi.
Membatasi anak dengan alasan takut miskin atau tidak mampumemberikan nafkah
bukanlah alasan yang dibenarkan. Sebab, itu mencerminkan kedangkalan akidah,
minimnya tawakal dan keyakinan bahwa Allah Maha Memberi rezeki. Allah Swt.
berfirman:
“Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepada kalian.” (QS. al-Isra: 31).
Pandangan Agama Kristen mengenai KB
Pandangan tentang manusia menurut kristen harus menjadi acuan utama dalam
membangun keluarga sejahtera. Langkah awal mewujudkan keluarga sejahtera
menurut alkitabiah, tercermin dari perkawinan. Perkawinan sebagai sebuah proses
yang bertanggung jawab, selain itu kristen juga menyebutkan kesejahteraan
keluarga memiliki makna yang sangat penting dengan apa yang disebut keluarga
yang bertanggung jawab. Kepentingan tersebut terletak pada tanggung jawab
membawa bahtera rumah tangga dalam takut akan tuhan.
Karena itu, kristen mendukung program KB. Bagi agama kristen, program KB
dapat menunjang terciptanya kebahagian keluarga, dimana hak dan peran
anggotanya dapat diwujudkan secara memadai. Secara filosofis bertujuan untuk
melindungi hidup. Pandangan ini didasarkaan antara lain bahwa kebahagiaan suatu
keluarga bergantung dari tiap anggota, bagaimana ia memainkan peranannya
dengan tepat terhadap tiap anggota yang lain.
Kristen Protestan
Agama kristen protestan memandang kesejahteraan keluarga diletakkan
dan diwujudkan dalam pemahaman yang bersifat real sesuai dengan
kehendak Allah dan tidak melarang umatnya berKB.
Kristen Katolik
Menurut kristen katolik untuk mengatur kelahiran anak suami istri harus
tetap menghormati dan menaati moral katolik dan umat katolik
dibolehkan berKB dengan metode alami yang memanfaatkan masa tidak
subur.
Pandangan Agama Budha mengenai KB
Masalah kependudukan dan Keluarga Berencana belum timbul ketika Buddha
Gotama masih hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajaran-Nya yang relevan dengan
makna Keluarga Berencana. Kebahagiaan dalam keluarga adalah adanya hidup
harmonis antara suami dan isteri, dan antara orang tua dengan anaknya.