Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ABORSI DALAM PERSFEKTIF AGAMA DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Firly Aulia (P20630120051)

Fitri Chamelia Permatasari (P20630120052)

Gan Gan Kurniawan (P20630120053)

Putri Patin Nabila (P20630120066)

Qonita Alifah Rahman (P20630120067)

Rahma Pratiwi Sukma (P20630120068)

PRODI D3 FARMASI

POLTEKKES TASIKMALAYA

2020

i
Kata pengantar

Alhamdulillah segala puji bagi allah yang telah memberikan banyak nikmat kepada
kami hingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah agama. Kami harap dengan adanya
makalah tentang aborsi dalam pandangan islam dan pandangan agama dapat menambah
wawasan para pembaca agar sama-sama faham dari segi hukum dan semua aspek dalam hal
ini.

Kami juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah agama, dengan adanya
tugas makalah ini kami semakin faham tentang hukum aborsi dalam pandangan islam dan
kesehatan. Semoga dengan adanya makalah ini juga bisa menjadi amal jariyah bagi dosen
pengampu mata kuliah ini dan kepada kami selaku penyusun.

Tasikmalaya, 31 Agustus 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL i

KATA PENGANTAR ....ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang........................................................................................................1

B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan pembahasan................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aborsi ...................................................................................................3


B. Penyebab Aborsi.....................................................................................................4
C. Tindakan Aborsi.....................................................................................................6
D. Resiko Aborsi..........................................................................................................7
E. Aborsi dalam pandangan Islam dan kesehatan.......................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Saran .....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tingginya angka Aborsi di Indonesia menyebabkan angka kematian bayi di


dalam janin semakin bertambah, terlepas dari alasan yang menjadi landasan
seseorang melakukan tindakan ini. Dalam persfektif islam landasan larangan
aborsi terpampang jelas dalam al-quran surat al isra ayat 33

ُ‫ف فِي ْالقَ ْت ِل ۖ ِإنَّه‬


ْ ‫ْر‬ ْ ‫ق ۗ َو َم ْن قُتِ َل َم‬
ِ ‫ظلُو ًما فَقَ ْد َج َع ْلنَا لِ َولِيِّ ِه س ُْلطَانًا فَاَل يُس‬ ِّ ‫س الَّتِي َح َّر َم هَّللا ُ ِإاَّل بِ ْال َح‬
َ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
‫َكانَ َم ْنصُورًا‬

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.”

Dalam segi kesehatan pun aborsi sangat tidak dianjurkan ketika itu dilakukan
dengan sengaja. Karena akan membahayakan calon ibu dan janin. Selain itu akan
berdampak pula pada kesehatan si calon ibu.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Aborsi?
2. Apakah penyebab Aborsi?
3. Bagaimanakah tindak Aborsi?
4. Apakah resiko Aborsi?
5. Bagaimana Aborsi dalam pandangan islam dan kesehatan?

C. Tujuan pembahasan
1. Menjelaskan pengerian aborsi.
2. Memaparkan penyebab-penyebab dan tindakan Aborsi.
1
3. Menjelaskan pandangan islam dan kesehatan dalam tindak Aborsi.
4. Menjelaskan resiko Aborsi.
5. Menjelaskan pandangan islam dan kesehatan dari tindak Aborsi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

 Pengertian Aborsi

Pengguguran kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah


berakhirnya kehamilan dengan dikeluarkannya janin (fetus) atau embrio sebelum
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim, sehingga
mengakibatkan kematiannya.Aborsi yang terjadi secara spontan disebut juga
"keguguran". Aborsi yang dilakukan secara sengaja sering kali disebut "aborsi
induksi" atau "abortus provokatus". Kata aborsi umumnya hanya digunakan dalam
pengertian abortus provokatus. Prosedur serupa yang dilakukan setelah janin
berpotensi untuk bertahan hidup di luar rahim juga dikenal dengan sebutan "aborsi
tahap akhir".

Dikatakan bahwa aborsi di negara-negara maju, yang mengizinkannya


merupakan salah satu prosedur medis yang paling aman dalam bidang
kedokteran.Metode-metode modern memanfaatkan obat atau bedah dalam
pelaksanaan aborsi. Obat mifepriston dikombinasikan dengan prostaglandin
kemungkinan sama aman dan efektifnya dengan bedah selama trimester pertama
dan kedua kehamilan.Pengaturan kelahiran, seperti pil atau alat intrauterin,
mungkin saja digunakan segera setelah aborsi.Dilaporkan bahwa abortus
provokatus, jika dilakukan secara aman dan legal, tidak meningkatkan risiko
terkait masalah fisik ataupun mental pada jangka panjang.Sebaliknya, aborsi yang
tidak aman mengakibatkan 47.000 kematian dan 5 juta kasus perawatan di rumah
sakit setiap tahunnya. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan
tersedianya aborsi yang aman dan legal bagi semua wanita.

Sekitar 56 juta aborsi terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia, dengan hampir
setengahnya dilakukan secara tidak aman.

3
Angka atau tingkat aborsi hanya berubah sedikit antara tahun 2003 dan
2008,setelah sebelumnya mengalami penurunan selama setidaknya dua dasawarsa
karena meningkatnya akses atas pengendalian kelahiran dan keluarga
berencana.Pada tahun 2008, 40% wanita di seluruh dunia memiliki akses untuk
melakukan aborsi secara legal tanpa batasan tertentu sebagai alasan.Setiap negara
yang mengizinkan aborsi memiliki batasan berbeda mengenai seberapa terlambat
aborsi kehamilan diperbolehkan.

Sejak zaman kuno, aborsi telah dilakukan dengan menggunakan obat-obatan


herbal, benda-benda tajam, dengan paksaan, atau juga metode-metode tradisional
lainnya.Terdapat perbedaan hukum aborsi dan pandangan agama ataupun budaya
di seluruh dunia. Di beberapa wilayah hukum, aborsi dilegalkan dalam kasus
tertentu seperti pemerkosaan, masalah pada janin, kemiskinan, risiko pada
kesehatan sang ibu, ataupun inses.Di berbagai daerah di dunia terjadi banyak
perdebatan terkait isu moral, etika, dan hukum dalam hal aborsi.Mereka yang
menentang aborsi umumnya bersikukuh bahwa embrio ataupun janin adalah
seorang pribadi manusia dengan hak untuk hidup dan mereka menyamakan aborsi
dengan pembunuhan.Sedangkan mereka yang mendukung legalitas aborsi
umumnya berpandangan bahwa seorang wanita memiliki hak untuk mengambil
keputusan atas tubuhnya sendiri.

 Penyebab Aborsi

1. Terlalu banyak anak

Masih banyak orang di luar sana yang merasa bahwa banyak anak
memerlukan biaya hidup yang lebih tinggi dari yang lainnya. Sehingga resiko
untuk melakukan tindak Aborsi dalam permasalahan ini juga cukup banyak.

4
2. Anak masih kecil

Wanita menikah juga banyak yang ingin menggugurkan kandungan


karena alasan anak masih kecil. Hal ini biasanya terjadi karena alat
kontrasepsi gagal berfungsi sehingga menyebabkan kehamilan yang tidak
diinginkan.

3. Hamil di umur yang terlalu tua

Kehamilan di usia tua sebenarnya dapat membahayakan nyawa si ibu,


bahkan kondisi ini turut menyumbang tingginya angka kematian ibu. Terlebih
lagi bila ibu yang usianya sudah tidak muda ingin melakukan aborsi dengan
cara yang tidak aman.

4. Tidak siap jadi ibu

Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan


oleh remaja. Banyak remaja yang masih menganggap bahwa melakukan
hubungan seksual pertama kali tidak dapat menyebabkan kehamilan. Akhirnya
ketika kehamilan yang tidak diinginkan terjadi, ia tidak siap untuk menjadi
ibu.

6. Masih sekolah

Banyak orang yang hamil ketika berposisi sebagai murid dalam sebuah
institusi pembelajaran merasa malu hingga dapat melakukan tindak Aborsi ini.

6. Mementingkan karir

Terkadang karir juga menjadi alasan wanita menggugurkan kandungan.


Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, tetapi alasan terikat kontrak kerja, tidak
ingin disibukkan dengan anak atau ingin meraih karir yang tinggi juga
menjadi alasan wanita melakukan aborsi.

5
 Tindakan Aborsi

Untuk melakukan aborsi ada banyak cara yang ditempuh, di antaranya


dengan menggunakan jasa ahli media di rumah sakit. Cara seperti ini pada
umumnya di lakukan oleh para dokter yang hidup di negara yang mengijinkan
pengguguran.

Ada juga yang menggunakan jasa dukun bayi, terutama didaerah pedesaan
dan menggunakan obat-obatan tradisional seperti jamu. Pemanfaatan obat-
obatan itu adakalanya dengan ditelan melalui mulut, atau diletakkan ke dalam
vagina(alat kelamin wanita).

Pengguguran yang dilakukan secara medis di rumah sakit, biasanya


menggunakan metode sebagai berikut:

- Curratage dan Dilatage (C & D)

- Dengan alat khusus mulut rahim dilebarkan, kemudian janin dikiret dengan
alat sepeti sendok kecil

- Aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil

- Hysterotomi (Melalui Operasi)

Adapun cara yang ditempuh oleh para dukun-dukun, tidak


memperhitungkan keselamatan-keselamatan si wanita itu, seperti memijat
perut atau pinggul dengan cara paksa untuk mengeluarkan janin, sehingga
terjadilah pendarahan yang bisa berakibat kepada kematian.

Apabila seorang telah bertekad memutuskan untuk melakukan aborsi,


maka faktor usia kandungan adalah amat menentukan. Pengguguran
kandungan memang bisa saja dikerjakan sebelum mencapai usia 28 minggu
namun sering kali pengguguran itu harus dijalankan tidak melebihi dari
minggu ke 12 dari usia janin itu.

6
Sedangkan setelah usia minggu yang ke 20 sangatlah jarang.

Mengenai metode aborsi, Ahmad Anees menjelaskan: “Kehamilan muda,


yang tidak dapat dikonfirmasikan dengan pemeriksaan panggal rutin, dapat
digugurkan melalui aspirasi endometrial. Dalam prosedur itu, sebuah canula
elastis dimasukkan ke dalam rahim bersama dengan sebagian kecil dari
jaringan-jaringan, ari-ari dan janin. Dengan kekosongan rahim pada kehamilan
muda pada dasarnya merupakan prosedur yang sama kecuali bahwa cara itu
dilakukan setelah kehamilan dikonfirmasikan melalui pemeriksaan timbul”.

Ekstrasi Menstruasi, merupakan metode aborsi tahap dini yang sering


digunakan oleh para wanita di Amerika Serikat untuk memancing haid.
Dokter akan menyuntikkan anestesi lokal ke serviks kemudian mengeluarkan
isi rahim melalui jarum yang dipasang pada rahim melalui serviks.
Kekurangan utama dari teknik ini yang di belum tersebar luas, adalah bahwa
kehamilan dapat terlewatkan. Beberapa orang merasa bahwa resiko aborsi
ulan lebih berbahaya dan karena itu lebih suka menunggu untuk aspirasi
vakum, resikonya sekitar 1%.

Pesari prostagkandin, ini merupakan metode aborsi dini lain yang masih
dalam pengawasan di beberapa tempat Inggris. Meliputi dimasukkannya
prostaglandin ke vagina, yang merangsang kontraksi rahim dan membesarkan
serviks sehingga isi rahim keluar.

Kadang-kadang prostaglandin menimbulkan kejang yang hebat atau diare


dan muntah. Semua teknik di atas ini tidak selalu berhasil. Jadi beberapa
wanita pada akhirnya tetap saja harus menjalani prosedur D & K.

 Risiko Aborsi

1. Risiko pada saat aborsi

Ada sejumlah risiko yang bisa saja terjadi selama prosedur aborsi, misalnya:

7
- Haemorrhage (pendarahan yang banyak) terjadi pada sekitar satu dari 1.000
aborsi.

- Kerusakan mulut rahim, terjadi pada tidak lebih dari 10 per 1.009 aborsi.

- Kerusakan rahim, terjadi pada sekitar empat dari 1.000 aborsi bedah
(surgical abortiin) dan satu dari 1.000 aborsi medikal pada usia kehamilan 12-
24 minggu.

2. Risiko setelah aborsi

Risiko yang paling sering terjadi setelah prosedur aborsi adalah infeksi
rahim. Infeksi ini biasa terjadi karena pengeluaran janin dan jaringan yang
tidak bersih atau tuntas atau wanita yang bersangkutan kurang menjaga
kebersihan.

Calon ibu bisa mengurangi risiko infeksi dengan cara memakai sanitary
pad yang bersih sampai pendarahan berhenti. Tidak disarankan pemakaian
tampon. Calon ibu juga tidak disarankan melakukan hubungan seks selama
dua minggu setelah aborsi atau sampai pendarahan selesai.

Jika terjadi infeksi, calon ibu akan mengalami pendarahan berat dari
vagina dan nyeri seperti saat menstruasi. Biasanya, antibiotik digunakan untuk
mengatasi infeksi.

Jika infeksi tidak diobati, dapat menjadi infeksi parah di organ reproduksi,
misalnya pelvic inflammatory disease (PID) yang dapat menyebabkan
infertilitas dan kehamilan ektopik. Risiko infeksi juga bisa dikurangi dengan
mengonsumsi antibiotik saat prosedur aborsi.

8
 Aborsi dalam pandangan islam dan kesehatan

Dalam Islam, menggugurkan janin sama halnya dengan menggugurkan


manusia yang telah lahir ke dunia, karena pada asalnya, janin juga akan
tumbuh dan lahir sebagaimana manusia pada umumnya.

Jadi, menggugurkan janin bisa disebut dengan membunuh manusia dan hal
itu haram hukumnya sebagaimana disebutkan dalam Quran Surat al-Isra: 3

ۖ ‫ف فِي ْالقَ ْت ِل‬


ْ ‫ْر‬ ْ ‫ق ۗ َو َم ْن قُتِ َل َم‬
ِ ‫ظلُو ًما فَقَ ْد َج َع ْلنَا لِ َولِيِّ ِه س ُْلطَانًا فَاَل يُس‬ ِّ ‫س الَّتِي َح َّر َم هَّللا ُ ِإاَّل بِ ْال َح‬
َ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
‫ِإنَّهُ َكانَ َم ْنصُورًا‬

“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.”

Di masa Nabi, seseorang yang menggugurkan kandungan wanita lainnya


akan didenda membayar diyat sebagaimana hadis yang diceritakan Abu
Hurairah:

‫ فقضى رسول هللا‬, ‫ أن امرأتين من هذيل رمت إحداهما األخرى فطرحت جنينها‬:‫عن أبي هريرة قال‬
‫صلى هللا عليه و سلم فيها بغرة عبد أو أمة‬

“Sesungguhnya ada dua wanita dari Bani Hudzail, salah satu dari keduanya
melempar lainnya sehingga gugur kandungannya. Maka Rasulullah
memutuskan harus membayar diyat sebesar seorang budak laki-laki atau
budak wanita.” (H.R Bukhari Muslim)

Namun yang perlu diketahui bahwa tidak semua aborsi dilarang dalam
Islam. Dalam pembagiannya, aborsi terbagi menjadi dua macam yakni.

Pertama, aborsi spontan (spontaneous aborts), atau aborsi yang tidak


disengaja. Aborsi spontan biasa terjadi karena penyakit sphylis, demam panas
yang hebat, penyakit ginjal, TBC, kecelakaan, dan sebagainya.

9
Aborsi spontan oleh ulama disebut al-Isqath al-Afwi yang berarti aborsi
yang dimaafkan, karena pengguguran seperti ini tidak menimbulkan akibat
hukum.

Kedua, aborsi yang disengaja (abortus Provocatus). Aborsi macam kedua


ini ada dua macam, yaitu:

Pertama, Aborsi Artificialis Therapicus, yaitu aborsi yang dilakukan oleh


dokter atas dasar indikasi medis sebelum lahir secara alami untuk
menyelamatkan jiwa ibu yang terancam bila kelangsungan kehamilan
dipertahankan. Aborsi semacam ini di kalangan ulama disebut al-Isqath al-
Dharury atau al-Isqath al-‘ilaji yang berarti aborsi darurat atau aborsi
pengobatan.

Kedua, aborsi Provocatus Criminalis, yaitu pengguguran yang dilakukan


tanpa indikasi medis untuk meniadakan hubungan seks di luar perkawinan
atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki. Pengguguran
macam ini di kalangan ulama disebut al-Isqath al-Ikhtiyari yang berarti
pengguguran yang disengaja tanpa sebab yang urgen.

Pada kasus aborsi Artificialis Therapicus, biasanya pengguguran dilakukan


untuk menyelawatkan nyawa calon ibu. Pengguguran semacam ini
diperbolehkan karena nyawa ibu harus lebih diutamakan mengingat ibu
merupakan sendi keluarga dan telah mempunyai kewajiban baik terhadap
Tuhan maupun terhadap sesama makhluk.

Sedangkan janin, sebelum ia lahir dalam keadaan hidup, ia belum


mempunyai hak dan kewajiban apapun. Hal ini sebagaimana fatwa Darul Ifta
al-Mishriyyah, Dewan Fatwa Mesir sebagai berikut:

‫اتفق الفقهاء على أنه إذا بلغ عمر الجنين في بطن أمه مائة وعشرين يو ًما وهي مدة نفخ الروح فيه فإنه‬
‫ال يجوز إسقاط الجنين ويحرم اإلجهاض قطعًا في هذه الحالة؛ ألنه يعتبر قتاًل للنفس التي حرَّم هللا قتلها‬
‫إال بالحق‬

10
Ulama fikih sepakat bawah ketika usia janin sudah mencapai 120 hari, di
mana ruh manusia sudah ditiup oleh malaikat pada janin itu, maka tidak boleh
menggugurkan janin secara mutlak. Hal ini dikategorikan sebagai
pembunuhan terhadap jiwa manusia yang Allah haramkan, dan membunuhnya
dikategorikan sebagai pembunuhan ilegal.

‫¡ إاَّل لضرور ٍة‬،‫والراجح المختار للفتوى في ذلك أنه يَح ُر ُم اإلجهاضُ مطلقًا؛ سواء قبل نفخ الروح أو بعده‬
،‫شرعية؛ بأن يقرر الطبيبُ العد ُل الثقةُ أن بقاء الجنين في بطن أمه فيه خط ٌر على حياتها أو صحتها‬
‫ وتغليبًا لها على حياة الجنين غير المستقرة‬،‫فحينئ ٍذ يجوز إسقاطه؛ مراعاةً لحياة األم وصحتها المستقرة‬

Pendapat yang kuat dan terpilih mengenai fatwa ini adalah menggugurkan
kandungan itu haram secara mutlak, baik sebelum atau sesudah tertiup ruh di
dalam janin, kecuali terdapat darurat syar’i. Ini misalnya seorang dokter
kredibel menyatakan bahwa keberadaan janin dalam rahim ibunya akan
menimbulkan bahaya terhadap nyawa dan kesehatan ibunya. Dalam kondisi
ini, menggugurkan kandungan boleh hukumnya, karena melindungi nyawa
dan kesehatan ibu, dan mendahulukan ibu daripada kehidupan janin yang
belum pasti.

Fatwa ini menunjukkan bahwa pengguguran seperti kasus di atas


diperbolehkan dengan catatan bahwa penanganan ini adalah jalan terakhir dan
satu-satunya yang bisa ditempuh untuk menyelamatkan salah satu dari dua
nyawa yang sedang terancam. Jika masih ada cara lain yang dapat
menyelamatkan keduanya, maka cara tersebut haruslah diambil dan
diusahakan semaksimal mungkin.

Sedangkan pada kasus abortus provokotus criminalis, biasanya


pengguguran dilakukan karena didorong oleh beberapa faktor. Misalnya
dorongan ekonomi yang timbul karena kekhawatiran terhadap kemiskinan,
jika memang seperti ini, maka pengguguran ini dihukumi haram karena
bertentangan dengan perintah Allah dalam Quran Surat al-Isra: 31

11
ْ ‫ق ۖ نَحْ نُ نَرْ ُزقُهُ ْم َوِإيَّا ُك ْم ۚ ِإ َّن قَ ْتلَهُ ْم َكانَ ِخ‬
‫طًئا َكبِي ًر‬ ٍ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا َأوْ اَل َد ُك ْم َخ ْشيَةَ ِإ ْماَل‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.


kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”

Selain karena faktor ekonomi, biasanya aborsi semacam ini dilakukan


karena si calon ibu tidak sanggup menerima sanksi sosial dari masyarakat
disebabkan hubungan biologis di luar perkawinan.

Hal ini juga dilarang karena termasuk konsekuensi dari perzinahan yang
dilarang oleh agama.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari aborsi ini adalah bahwa aborsi yang bersifat sengaja tidak
di perbolehkan dalan agama dan tidak dianjurkan dalam kesehatan. Karena
akan membahayakan janin dan si calon ibu, dari segi agama akan
mendapatkaan dosa yang besar karena kejahatan itu termasuk golongan
kejahatan pembunuhan yang di sengaja sesuai dalam hukum jarimah.

Jika dilakukan dengan tidak sengaja, dalam konteks ini bayi yang di
kandung akan membahayakan si calo ibu dan janin diperbolehkan melakukan
aborsi sesuai syariat agama yang telah di tetapkan mengenai batas waktu
untuk melakukan aborsi dan sesuai dengan anjuran dokter.

B. Saran

Jika terdapat kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon


saran dan nasihat dari para pembaca. Agar menjadi koreksi yang baik bagi
kami di kemudian hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/memahami-berbagai-sisi-aborsi

https://bincangsyariah.com/kalam/aborsi-dalam-islam/

https://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan

https://nasional.kompas.com/read/2019/09/20/12142341/pelaku-aborsi-
berpotensi-dipenjara-lebih-lama-dibanding-koruptor

https://sains.kompas.com/read/2016/02/26/090300323/
Risiko.yang.Bisa.Terjadi.jika.Anda.Melakukan.Aborsi

14

Anda mungkin juga menyukai