Anda di halaman 1dari 18

ABORSI

OLEH:
DANIEL SILABAN
220310037

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT dan puji syukur atas kehadirat-Nya atas karunia yang telah
dilimpahkan kepada kami selaku penyusun sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang  berjudul”ABORSI”.
            Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat memperdalam dan sekaligus melatih
mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang didapat pada waktu kuliah dengan kondisi yang
sesungguhnya.
            Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan. Atas tersusunnya makalah ini tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada.
Daftar Isi
 Halaman Judul
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
 BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian aborsi
2.2 Faktok orang melakukan aborsi
2.3 Jenis-jenis aborsi
2.4 Dampak aborsi
2.5 Dampak prikologis orang yang melakukan aborsi
2.6 Resiko aborsi
2.7 Efek aborsi
2.8 Proses aborsi
2.9 Pandangan Alkitab tentang aborsi
2.10 Pandangan Hukum tentang aborsi
 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat dan menjadi perbincangan di berbagai kalangan
masyarakat, di banyak tempat dan di berbagai negara, baik itu di dalam forum resmi maupun forum-forum
non-formal lainnya. Sebenarnya, masalah ini sudah banyak terjadi sejak zaman dahulu, di mana dalam
penanganan aborsi, cara-cara yang digunakan meliputi cara-cara yang sesuai dengan protokol medis maupun
cara-cara tradisional, yang dilakukan oleh dokter, bidan maupun dukun beranak, baik di kota-kota besar
maupun di daerah terpencil.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian
ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi
dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di
masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung
menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang
ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. pengertian aborsi
2.Faktor orang melakukan aborsi
3.Jenis jenis aborsi
4.Dampak aborsi
5.Resiko aborsi
6.Efek aborsi
7.Pandang Alkitab tentang aborsi
8.Pandang Hukum tentang aborsi
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari aborsi
2. Untuk mengetahui faktor orang melakukan aborsi
3. Untuk mengetahui Jenis jenis dari aborsi
4. Untuk mengetahui pandangan Alkitab tentang aborsi
5. Untuk mengetahui pandangan Hukum tentang aborsi
6. Untuk mengetahui dampak aborsi
7. Untuk mengetahui resiko aborsi
8. Untuk mengetahui Efek aborsi
9. Untuk mengetahui proses aborsi
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Arti Aborsi
Pengguguran kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berakhirnya kehamilan dengan
dikeluarkannya janin (fetus) atau embrio sebelum memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim,
sehingga mengakibatkan kematiannya.Aborsi yang terjadi secara spontan disebut juga "keguguran". Aborsi
yang dilakukan secara sengaja sering kali disebut "aborsi induksi" atau "abortus provokatus". Kata aborsi
umumnya hanya digunakan dalam pengertian abortus provokatus. Prosedur serupa yang dilakukan setelah
janin berpotensi untuk bertahan hidup di luar rahim juga dikenal dengan sebutan "aborsi tahap akhir".
1. Maria Ulfah Anshor. Fikih Aborsi (Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan). (Jakarta:
Kompas, 2006).
Ada beberapa pandang lain tentang aborsi,sebagai berikut:
A. Pengertian Aborsi Menurut WHO (Word Health Organization)
Aborsi adlah menghentikan kehamilan sebelum janin berusia 20 minggu. Secara medis janin tidak
bisa bertahan hidup di luar kandungan. Sebaliknya bila penghentian kehamilan dilakukan saat sudah
memasuki usia di atas 20 minggu maka hal tersebut adalah pembunuhan janin atau disebut
infanticide.
2. World Health Organization,( 11 Agus 2009 )
Menurut KBBI
Sementara dalam kamus besar Bahasa Indonesia sendiri aborsi adalah terpencarnya embrio yang
tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan keempat dari kehamilan atau aborsi bisa
didenfinisikan pengguran janin atau embrio setelah melebihi masa dua bulan kehamilan.
3. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa (Indonesia), Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Gramedia Pustaka Utama, 2008),
Menurut Dokter Gulardi
Sedangkan definisi aborsi menurut kedokteran sebagaimana dikatakan Dr. Gulardi: ”Aborsi ialah
berhentinya (mati) dan dikeluarkannyakehamilan sebelum 20 minggu (dihitung dari haid terakhir)
atau berat janinkurang dari 500 gram atau panjang janin kurang dari 25 cm.
4.Klikdokter,05 Jul 2010, 07:04 WIB
2.2 Faktor orang melakukan Aborsi
Menurut Psikologi
1. Faktor ekonomi
Fakor ekonomi biasanya sangat berkaitan erat dengan perilaku dan juga tingkah lau seseorang, dan
kemungkinan besar juga bisa terjadi pada seseorang yang akan melakukan aborsi, kaena takut dan dihimpit
oleh keadaan ekonomi yang kurang, sehingga orang tersebut merasa tidak yakin untuk bisa membesarkan
anak yang dikandungnya, sehingga terjadilah tindakan aborsi ini, yang sebenarnya sangat dilarang oleh
agama dan juga Negara.
2. Faktor social
Faktor social ini biasanya berkaitan dengan kausus aborsi dimana orang tersebut hamil di luar nikah, perilaku
aborsi ini memang dipandang sebagai perbuata tercela, hal tersebut juga tidak lepas dari masyarakat yang
memang sudah memandang hal tersebut, bahkan kasus pada remaja yang melakukan seks bebas ini menjadi
menilai bahwa aborsi bisa dilakukan sebagai jalan keluar dari perbuatannya tersebut. aborsi juga termasuk ke
dalam sesuatu penyimpangan social.
3. Malu dengan keluarga dan tetangga
Perilaku seks bebas dikalangan remaja ini memnag sangat meprihatinkan, sehingga terjadinya hamil di luar
nikah menjadi sebuah keadaan yang sulit untuk dilepaskan dari peilaku tersebut.
Orang yang sudah terlanjur hamil biasanya akan merasa malu dengan keluarga dan tetangga di sekitarnya
karena mereka menganggap hal tersebut adalah sebuah aib yang sulit dihilangkan, sehingga jalan yang
ditempuh adalah dengan aborsi.

4. Takut janin tertular penyakit


Ada kasusu juga seorang ibu yang mengidap suatu penyakit, ataupun bisa saja dari keuda pasangan yang
memiliki penyakit, Karen atakut snag janin tertular oleh penyakit tersebut sehingga memutuskan untuk
melakukan aborsi atau menggugurkan kandungan, padahal hal tersbeut belum tentu juga tepat.
5. Takut membahayakan kesehatan
Aborsi memang selalu dipandang sebagai hal yang salah, namun kegiatan ini bisa dilakukan atas ijin dokter
secara resmi jika ada hal-hal yang memang tidak bisa dicari jalan keluar dan harus melakukan hal tersebut
demi kesehatan ibu, contohnya saja sebuah kehamilan yang terganggu, sehingga jika tidak dilakukan
pengguguran akan sangat mengancam nyawa ibu.
5.Dosenpsikologi.com
6. Diagnosis kelainan janin
Adanya diagnosis dari dokter yang bisa menganggu perkembangan janin saat bayi dilahirkan pun
bisa menjadi salah stau factor yang menyebbakan aborsi harus dilakukan, mislanya saja karena ibu
memiliki penyakit kelamin menular, biasanya penyakit ini timbul dari gaya hidup berganti- ganti
pasangan
7. Diagnosis kelainan janin
Adanya diagnosis dari dokter yang bisa menganggu perkembangan janin saat bayi dilahirkan pun
bisa menjadi salah stau factor yang menyebbakan aborsi harus dilakukan, mislanya saja karena ibu
memiliki penyakit kelamin menular, biasanya penyakit ini timbul dari gaya hidup berganti- ganti
pasangan.

7. Tidak menginginkan anak

Faktor lainnya dari seringnya remaja melakukan abosi adalah karena takut sekolahnya terganggu,
hal ini juga dikarenakan dari hubungan seks bebas yang seringkali terjadi pada kalangan remaja,
sehingga menyebbakan dirinya hamil, karena biasanya jika para remaja hamil dan merasa takut
dikeluarkan dari sekolah sehingga akan menganggu studi nya.

8. Aib keluarga
Aib keluarga memang menjadi factor paling besar diantara kasus aborsi ini, karena merasa malu
dan takut mencemarkan nama baik keluarga sehingga para remaja ini tidak segan untuk melakukan
aborsi. hal ini juga akan sangat berpengaruh pada dampak psikologi akibat seks bebas.
9. Dipaksa pasangan
Kehidupan seks bebas di kalangan remaja ini memang sudah sangat memprihatinkan, salah staunya
lagi jika tejadi pada pasangan yang belum resmi, jika kecelakaan atau kehamilan terjadi, tidak
jarang pasangan prianya pun seringkali meminta kekasih atau pasangannya untuk menggugurkan
kandungannya. Sehingga hal ini dikarenakan adanya untsur paksaan dari pasangan.
10.Belum siap menjadi orang tua
Karena usia yang masih sangat dini, memang terkadang mengharuskan seorang wnaita yang maish
berada di bawah umur untuk melakukan aborsi pada janin yang dikandungnya, hal ini jugalah yang
membuat mereka belum sanggup menjadi orang tua pada usia remaja, sehingga hal yang seharusnya
dilarang malah dilakukan.
IBID
11.Korban perkosaan
Diantara beberapa kasus aborsi pada remaja, ada juga salah satu factor yang memprihatinkan salah satunya
pada remaja korban perkosaan, karena tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab sehingga tidak heran
pada kasus ini mengharuskan remaja tersebut harus melakukan aborsi untuk menyelamatkan masa depannya.
12.Tidak memiliki biaya untuk merawat anak
Meskipun tidak ada alasan apapun yang menghalalkan perilaku aborsi namun masih saja ada alsan para
remaja tersebut yang membuat kegiatan yang salah ini dilakukan, salah satunya karena tidak memiliki biaya
untuk melahirkan atau untuk merawat anaknya, sehingga mau tidak mau kegiatan aborsi pun akhirnya
dilakukan.
13.Kurangnya rasa tanggung jawab
Masa remaja bukanlah masa yang seharusnya memikirkan soal anak atau kehidupan rumah tangga, sehingga
alasan ini lah yang dijaidkan para pelaku aborsi ini untuk melakukan kegiatan salah tersebut, salah satunya
adalah dengan kurangnya rasa tanggung jawab dari kedua pasangan, atau bisa juga dari pihak pria yang tidak
mau bertanggung jawab akan perbuatannya.
IBID

2.3 Jenis jenis Aborsi


1. Abortus Provocatus (Buatan)
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan dengan secara sengaja. Abortus provocatus di bagi
menjadi 2 jenis yaitu
a. Abortus Artifikalis Therapicus
adalah abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi tentang medis, yakni apabila tidakan
Abortus tidak di ambil maka bisa membahayakan jiwa seorang ibu.
b. Abortus Provocatus Kriminalis
adalah abortus yang dilakukan untuk menyelamatkan janin dalam kandungan akibat hubungan
seksual di luar nikah atau mengakhiri kehamilan yang tidak di kehendaki seorang ibu.
2.Abortus Spontaneous (tidak disengaja)
Adalah apabila ibu mengalami trauma yang begitu berat akibat penyakit menahun, kondisi
patogolis, dan kelainan pada saluran reproduksi
6. Klikdokter, 05 Jul 2010, 06:00 WIB.
Jenis-jenis aborsi lainnya terdiri atas :
1. Missed Abortion
2. Abortus Terapeutik
3. Abortus Septik
4. Abortus Berulang

5. Missed abortion
Pada kasus missed abortion, kematian janin terjadi tanpa adanya pengeluaran dari hasil konsepsi. Alasan
mengapa janin yang meninggal tidak keluar masih belum jelas. Biasanya didahului dengan tanda dan
gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan. Tes
kehamilan menjadi negatif, tanda-tanda kehamilan tidak ada, dan denyut jantung janin tidak dapat
terdeteksi.
6. Abortus terapeutik
Abortus yang dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu atas pertimbangan kesehatan
wanita, dimana apabila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya. Misalnya pada wanita
dengan kelainan jantung. Dapat juga dilakukan atas pertimbangan kelainan janin yang berat.
7. Abortus septik
Abortus spontan dapat diikuti dengan komplikasi infeksi. Infeksi dapat terjadi akibat tindakan abortus
yang tidak sesuai dengan prosedur (misalnya oleh dukun). Infeksi yang terjadi pada umumnya
endometritis, yang  bisa berkembang menjadi parametritis dan peritonitis.
8. Missed abortion
Pada kasus missed abortion, kematian janin terjadi tanpa adanya pengeluaran dari hasil konsepsi.
Alasan mengapa janin yang meninggal tidak keluar masih belum jelas. Biasanya didahului dengan tanda
dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan.
Tes kehamilan menjadi negatif, tanda-tanda kehamilan tidak ada, dan denyut jantung janin tidak dapat
terdeteksi.
9. Abortus terapeutik
Abortus yang dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu atas pertimbangan kesehatan
wanita, dimana apabila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya. Misalnya pada wanita
dengan kelainan jantung. Dapat juga dilakukan atas pertimbangan kelainan janin yang berat.
IBID
2.4 Dampak Aborsi

     1. timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di dekatnya
seperti kandung kencing atau usus.
2.      Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim
sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup
kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.
3.      Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.
4.      Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/
beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan belum
dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.
7. Agung Prasetyo,( Rabu, 18 November 2015)

2.5Dampak Psikologis orang yang melakukan aborsi

1). Kecemasan Tinggi


Bagaimana jika anda sedang dilanda rasa cemas, tentu rasanya tidak enak bukan ? tidur resah, makan tidak
bisa, berkegiatan terganggu dan sebagainya. Sedangkan mereka yang melakukan aborsi pasti akan dilanda
resah dan juga marah di awal atau ketika pertama terjadi.
Cara Menghilangkan Kecemasan Berlebihan tidak akan bisa dilakukan oleh ibu yang melakukan aborsi.
Aborsi sama saja dengan membunuh seorang nyawa manusia. Sebagian besar para pelaku aborsi akan
mengalami tingkat kecemasan diatas normal, dibandingkan perempuan lainnya. Kecemasan akan berdampak
pada fisik mereka juga
2). Trauma Melihat Tanggal Aborsi
Karena rasa bersalahnya seringkali wanita yang melakukan aborsi bahkan takut untuk melihat tanggal-
tanggal tertentu, dimana ia  bisa mengingat hari ketika ibu tersebut melakukan aborsi. Karena hal tersebut
bisa menyebabkan sang ibu terus menerus trauma.
Trauma ini bisa saja berkepanjangan dan berdampak pada kehidupan wanitanya di masa depan. Tak
dipungkiri trauma ini sering menyebabkan seorang wanita tak pernah lagi hamil atau bahkan menikah, atau
bahkan tidak ada pria yang ingin menikahi mereka.
3). Keinginan untuk tidak hamil
Aborsi merupakan salah satu hal yang sering berkonotasi negatif, dimana yang masyarakat ketahui aborsi
merupakan cara untuk membunuh janin yang ada pada kandungan. Sebenarnya, pengertian aborsi yaitu
keluar prematur dari hasil konsepsi (janin, membran janin, dan plasenta) dari rahim seorang ibu.
8.https://dosenpsikologi.com/
4). Ingin Bunuh Diri
Karena rasa bersalah yang tinggi tak jarang ibu yang pernah melakukan aborsi ingin membunuh dirinya
karena telah melakukan hal buruk atau amoral. Sering juga, mereka tidak bisa mengendalikan diri dan
merasa tidak pantas untuk hidup.
Bunuh diri sudah menjadi kasus terbesar yang sering terjadi ketika seorang wanita melakukan aborsi,
terutama jika aborsi dilakukan pada anak remaja yang melakukan seks bebas atau mereka yang belum
dewasa
5). Emosi yang tidak stabil
saat seseorang melakukan hal yang dipaksa atau tidak diingkan namun harus dilakukan menyebabkan ibu
atau wanita tersebut mengalami emosi yang tidak stabil. Emosi dalam Psikologi merupakan jiwa atau hal
penting dalam seorang manusia. Jenis Emosi yang paling sering muncul tentu saja marah dan dendam serta
sedih
6). Gangguan Aktifitas
Tidak sedikit wanita yang memiliki tubuh yang semakin gemuk atau bahkan semakin kurus setelah
melakukan aborsi. Hal ini terjadi karena porsi makan serta pola makan yang tidak lagi benar dan juga
dilakukan karena faktor tertekan atau stress yang berat. Ada sebagian wanita merasa sangat sedih dan tidak
mau makan, terutama mereka yang melakukan aborsi karena paksaan orang tua atau kekasihnya atau
suaminya. Tetapi, sebagian lagi melampiaskan kesedihannya dengan banyak makan.
7). Menggunakan Obat Terlarang
Untuk melupakan kesedihan dan rasa tertekannya beberapa wanita yang melakukan aborsi sengaja
mengonsumsi obat terlarang, padahal faktanya hal ini membahayakan rahim sang ibu karena belum kering
atau dipaksa mengeluarkan janin. Selain itu, mereka beranggapan bahwa dengan mengonsumsi obat
terlarang mereka akan lupa seperti apa kejadian yang sudah mereka lalui dan mereka lakukan. Untuk
menutupi rasa bersalahnya, seringkali narkoba jadi pelarian tercepat.

8). Tidak Bisa Menikmati Seks


Karena terbayang dampak dari seks bebas yakni hamil dan mengharuskan para wanita tersebut untuk aborsi
maka paska aborsi meskipun sudah menikah mereka tidak akan bisa menikmati seks dengan bebas. Bukan
tanpa sebab, mereka bisa jadi merasa takut atau gagal ataupun merasa bersalah akibat seks bebas yang
dilakukan dulu.
IBID
9). Rasa Bersalah
Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Paul dan Teri Reisser, wanita yang melakukan aborsi akan dihantui rasa
bersalah. Rasa bersalah ini akan terus dirasakannya karena ia merasa telah gagal melindungi anaknya
terutama mereka yang mengalami paksaan aborsinya.
10). Malu
Terakhir yakni menanggung rasa malu yang menjadi Dampak Psikologis Akibat Seks Bebas juga. Teori
Kepercayaan Diri mengatakan bahwa kepercayaan diri akan mati seketika apabila seseorang melakukan
kesalahan besar didepan umum dan semua orang melakukan judging atau tuduhan pada orang tersebut.
Dibanding salah dan dibenahi, malu dapat meruntuhkan kepercayaan diri seseorang dan seringkali yang
melakukan aborsi merupakan hal buruk dan dianggap mempermalukan.
IBID
2.6 Resiko aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup
seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan
apa-apa dan langsung boleh pulang “. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko
kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Risiko kesehatan dan keselamatan fisik
yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
 Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
 Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
 Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
 Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
 Kanker hati (Liver Cancer).
 Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan
pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
 Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
 Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
9. Agung Prasetyo,( Rabu, 18 November 2015)
2.7 Efek Aborsi
1. Efek Jangka Pendek
 Pendarahan yang banyak
 Infeksi
 Bagian bayi yang tertinggal di dalam
 Shock/Koma
 Merusak organ tubuh lain
 Kematian
2. Efek Jangka Panjang
 Tidak dapat hamil kembali
 Keguguran Kandungan
 Kehamilan Tubal
IBID

2.8 Proses aborsi

10.Hipwee.com
2.9 Pandang Alkitab tentang Aborsi
Aborsi Menurut Alkitab
Alkitab memberikan posisi yang tinggi pada manusia dan Alkitab juga memandang jika bayi yang masih
berada di dalam kandungan merupakan sebuah pribadi atau manusia. Allah juga menjadikan manusia serupa
dengan gambar-Nya sehingga memperlihatan jika hidup adalah kudus dan berharga di mata Tuhan yang sang
pencipta. Setidaknya ada 3 hal di dalam Alkitab yang menegaskan larangan aborsi seperti hidup manusia
yang merupakan karunia Allah, Tuhan memiliki rencana keselamatan untuk semua manusia yang terlahir ke
dunia dan manusia juga tidak mempunyai hak untuk mengambil hidup orang lain termasuk dalam hal ini
adalah embrio atau janin dan cuma Allah yang berhak melakukannya, bukan kita.
Aborsi Menurut Kristen
Agama Kristen dan kasus aborsi menurut agama Kristen mempunyai perjalanan yang cukup panjang dan
sulit, sebab aborsi bukan menjadi hal sederhana untuk umat Kristen dan terdapat pandangan yang berbeda-
beda tentang aborsi dalam Kristen. Secara garis besar, aborsi dalam Kristen bisa dibagi menjadi 2 bagian
yakni pro dan choice.
Dalam kelompok pro life yakin jika hidup manusia harus dihargai sampai pada kematiannya. Sedangkan
untuk kelompk pro choice memiliki pendapat jika perempuan mempunyai kendali penuh atas fertilitas dan
juga mempunyai hak untuk memilih akan meneruskan atau menghentikan kehamilan tersebut.
Larangan Aborsi Menurut Kristen
Dalam Alkitab memang tidak dijelaskan secara langsung mengenai larangan aborsi. Namun, ada beberapa
ajaran dalam Alkitab yang dikemukakan dan menjelaskan tentang kehidupan manusia berbeda dengan
bentuk kehidupan lain, sebab manusia diciptakan serupa dengan Allah. Berikut ini adalah larangan aborsi
dalam Kristen dan ajaran Alkita:
1. Aborsi Berarti Menolak Keadilan Tuhan
Dari Alkitab dijelaskan jika anak yang berada di dalam rahim merupakan manusia sesungguhnya yang juga
memiliki hubungan dengan Allah sang pencipta. Dalam Alkitab tertulis jika pembunuhan orang tidak
bersalah adalah perbuatan yang dikutuk. Alkitab mengeaskan jika Allah adalah Tuhan dari segala keadilan
dan dengan melakukan aborsi berarti menolak keadilan yang diberikan Tuhan. Abrosi menjadi pemusnahan
pada pihak yang tidak berdaya. Alkitab sudah mengajarkan tentang kasih dan aborsi sangat bertentangan
dengan ajaran kasih tersebut.
11.Tuhan Yesus, org
2. Aborsi Merupakan Perbuatan Terkutuk
Dalam Alkitab dikatakan jika nyawa dari seorang bayi ataupun calon bayi mempunyai nilai yang setara
dengan manusia dewasa. Bagi kita orang Kristiani, aborsi bukan persolan hak wanita untuk memilih, namun
berkaitan dengan hidup mati dari manusia yang sudah diciptakan serupa dengan Allah.
Anak yang masih ada dalam kandungan pun juga merupakan manusia dan bayi sudah memperoleh
nyawa sejak pembuahan. Dalam hal ini, manusia diciptakan Allah yang berarti mempunyai relasi
dengan Allah dan mempunyai karunia anugrah dan kuasa atas bumi. Mebunuh bayi yang ada di
dalam kandungan berarti juga membunuh gambar serta rupa Allah sehingga menjadi perbuatan
yang terkutuk. 
3. Aborsi Adalah Tindakan Dosa
Semua gereja berpendapat jika aborsi adalah tindakan yang berdosa. Akan tetapi, ada beberapa gereja yang
juga membuat pengecualian tentang aborsi. Aborsi bisa dilakukan jika ibu mengandung janin hasil dari
pemerkosaan atau janin yang ada di dalam kandungan cacat serta tidak bisa bertahan apabila dilahirkan ke
dunia. 
4. Aborsi Melanggar Hak Asasi Manusia
Dalam Gereja Katolik dan juga Gereja Ortoodok sangat menentang pelaksanaan aborsi. Sebab, semua janin
mempunyai hal yang sama untuk hidup dan aborsi menjadi tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Ini
merupakan dosa berat yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan dan tidak ada alasan untuk
melakukan aborsi.
5. Aborsi Adalah Kejahatan Manusia
Dalam ajaran umat Kristen khususnya Katolik, aborsi yang merupakan tindakan mencabut nyawa bayi
sebelum dilahirkan adalah perbuatan dosa dan perbuatan terkutuk. Gereja sudah memberikan pengajaran jika
hidup manusia adalah kudus dan membutuhkan kuasa dari Tuhan dan untuk selamanya akan berhubungan
khusus dengan Allah.
IBID
Akibat dan Bahaya Aborsi Menurut Kristen
 Penolakan Gereja: Seseorang yang melakukan tindakan aborsi akan secara otomatis mendapat
ekskomunikasi atau penolakan komuni anggota sebuah gereja dan ini hanya bisa terhapuskan
dengan melakukan pengakuan dosa dan juga mendapatkan pengampunan.
 Segi Jasmani: Tindakan aborsi akan menimbulkan masalah jasmani seperti pendarahan atau infeksi
dan bisa menimbulkan kematian atau kemandulan.
 Dalam agama Kristen Katolik, pelaku tindakan aborsi hanya bisa menerima pengampunan dari dosa
yang terjadi karena melakukan aborsi melalui Uskup Eparkial saja.
 Bulla Effraenatam memberikan penetapan penalti untuk segala macam bentuk aborsi tanpa
membedakan alasannya. Dalam dekret ini dinyantakan jika siapa pun yang melakukan aborsi
apapun bentuknya maka perlu mendapatkan hukuman seperti pembunuh yang sebenarnya.
Etika orang Kristen dalam melihat permasalahan aborsi memang harus dilandasi dengan sikap yang
Kristiani dan juga etis serta bukan dengan sikap kebencian atau mengutuk. Dari sekian banyak
larangan tentang aborsi yang sudah dijelaskan, maka ini mengartikan jika aborsi memang
merupakan hal yang dilarang dan merupakan tindakan dosa. Kita diajarkan untuk terus membela
kekudusan dari hidup manusia khususnya pada bayi yang dilahirkan tanpa dosa dan tidak berdaya
tersebut.
IBID

2.10 Pandangan Hukum tentang aborsi


Beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) :

Pasal 229
1.      Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan
diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2.      Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut
sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga.
3.      Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut
haknya untuk melakukan pencarian itu.

12.Agung Prasetyo,( Rabu, 18 November 2015)


Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri,
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan
melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam,
karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan
tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta
melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang
lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 347
1.      Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2.      Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
Pasal 348
1.      Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2.      Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
Pasal 349

Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan
348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

IBID
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
A.Kesimpulan
1.Dari beberapa faktor yang sudah dibahas diatas, meang harus lebih diperhatikan peran orang tua
dalam melakukan pembinaan remaja.  sebagai orang tua agar lebih memperhatikan anak-anak anda yang
masih remaja, dan memberikan pendidikan seksual sejak dini, penguatan kehidupan agama pun akan sangat
penting sehingga nantinya anak mengerti benar dan salah dalam kehidupan dan juga mengenai dampak
psikologis orang yang melakukan aborsi.
2. Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus (buatan). Aborsi provokatus (buatan)
secara aspek hukum dapat golongkan menjadi dua, yaitu aborsi provokatus terapetikus (buatan legal) &
aborsi provokatus kriminalis (buatan ilegal).
 Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat dalam dua undang-undang yaitu
KUHP & UU Kesehatan. Dalam KUHP & UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi
(pengguguran kandungan, tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal (terapetikus
atau medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.
3. Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat melahirkan, ketika janinnya telah
berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini
hukumnya boleh, karena operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia kandungannya enam bulan.
Aktivitas medis seperti ini tidak masuk dalam kategori aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin
( melahirkan ) yang tidak alami.
B.Saran
1.Dalam  pembuat makalah kami tidak lepas dari kesalahan dan demi kesempurnaan makalah kami
mengharap kritik dan saran agar pembuatan makalah selanjutnya kami bisa lebih baik dan cermat.
2. saran dari penulis jika diantara kalian ada yan! berpikir akan melakukantindakan Aborsi ,lihat dampak
kesehatan untuk diri kalian di masa yanakan datan dan pertahankankah karunia terindah dari Tuhan Yang
Mahal Esa.

Anda mungkin juga menyukai