Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KELUARGA BERENCANA DALAM PERSFEKTIF AGAMA

DISUSUN OLEH :

Qonita Alifah Rahman (P20630120067)

PRODI D3 FARMASI

POLTEKKES TASIKMALAYA

2020

i
Kata pengantar

Alhamdulillah segala puji bagi allah yang telah memberikan banyak nikmat kepada kita
semua hingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah agama. Saya harap dengan adanya
makalah tentang keluarga berencana dalam segi pandangan agama dapat menambah wawasan
para pembaca agar sama-sama faham dari segi hukum dan semua aspek dalam hal ini.

Kami juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah agama, dengan adanya
tugas makalah ini saya semakin faham tentang hukum aborsi dalam pandangan islam dan
kesehatan. Semoga dengan adanya makalah ini juga bisa menjadi amal jariyah bagi dosen
pengampu mata kuliah ini dan kepada saya selaku penyusun.

Tasikmalaya, 15 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL i

KATA PENGANTAR ....ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang........................................................................................................1

B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan pembahasan................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan tujuan keluarga berencana.............................................................2


B. Alat penunjang keluarga berancana ......................................................................6
C. Resiko keluarga berencana.....................................................................................7
D. Keluarga berencana dalam pandangan islam.........................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran .....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur


banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,
ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan


merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. KB dapat dipahami
sebagai suatu program nasional yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi
populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak
seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu KB?
2. Seperti apakah KB itu?
3. Apakah KB berbahaya?
4. Apakah KB di perbolehkan dalam agama?

C. Tujuan pembahasan
1. Menjelaskan pengertian dari KB.
2. Menjelaskan KB dari persfektif agama.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan tujuan KB

Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk


keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna
adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti
kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

Gerakan keluarga berencana diartikan sebagai upaya peningkatan kepedulian


dan peran serta masyarakat melalui upaya pendewasaan usia perkawinan,
pengendalian kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan
kesejahteraan keluarga dalam rangka melembagakan dan membudidayakan norma
keluarga kecil bahagia dan sejahteraan

Tujuan umum dari program KB adalah meningkatkan kesejahteraan ibu, anak


dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan
penduduk.

Adapun tujuan khusus dari program KB diantaranya :

 Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.


 Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
 Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran

2
B. Alat penunjang KB

1. Kondom

Berdasarkan survei terhadap 13.506 responden, sebagian besar responden


yaitu sekitar 63,2% memilih kondom sebagai alat kontrasepsi andalan. Jenis alat
kontrasepsi ini efektif mencegah kehamilan hingga 98% asalkan dipasang dengan
benar dan tidak bocor. Bahkan, kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi
yang dapat mencegah penyebaran infeksi menular seksual (IMS).

2. IUD

Setelah kondom, IUD menempati posisi kedua sebagai alat kontrasepsi paling
populer di Indonesia. Hal ini telah terbukti melalui survei internal, bahwa sekitar
8,9% responden menggunakan alat ini. IUD adalah alat kecil berbentuk T yang
dimasukkan ke dalam rahim guna mencegah terjadinya pembuahan. IUD terdiri
dari 2 jenis, yaitu:

IUD tembaga: tidak mengadung hormon dan kandungan tembaganya bertindak


sebagai spermisida untuk membunuh sperma yang masuk.

IUD hormonal: mengandung progestin, fungsinya untuk mencegah sperma


membuahi sel telur.

Tingkat efektivitas IUD mencapai 99,8% dalam mencegah kehamilan. Alat KB


ini bahkan dapat digunakan 3-5 tahun, tergantung dari jenis IUD yang Anda pilih.

3. Pil KB

Pil KB termasuk ke dalam tiga besar alat kontrasepsi paling populer di


Indonesia dan dipilih oleh 7,4% responden.

3
Pil KB mengandung dua hormon, yaitu estrogen dan progestin, yang berfungsi
untuk menghambat pelepasan sel telur (ovulasi). Kontrasepsi hormonal ini
memiliki tingkat efektivitas hingga 98%, selama diminum secara rutin dan sesuai
aturan.

3. Suntik KB

Suntik KB termasuk salah satu jenis alat kontrasepsi yang cukup diminati di
Indonesia dan dipilih oleh sekitar 5% responden.Suntik KB mengandung hormon
progesteron atau kombinasi progesteron dan estrogen dan disuntikkan pada lengan
bagian atas atau bagian bokong setiap 3 bulan guna melindungi wanita dari
kehamilan.

4. Tubektomi

Dari total 13.506 responden yang mengikuti survei, sebanyak 3,1% di


antaranya mensterilisasi diri dengan tubektomi. Angka ini terbilang cukup banyak
sehingga menandakan bahwa wanita cukup berani memutuskan berhenti punya
anak.

Tubektomi adalah salah satu bentuk kontrasepsi mantap (kontap) dengan cara
memotong tuba falopii atau saluran tuba. Ketika tuba falopii dipotong, maka sel
telur tidak dapat masuk ke dalam rahim dan sperma pun tidak bisa membuahi sel
telur. Tubektomi ini biasanya ditujukan untuk pasangan usia subur yang sudah
tidak ingin punya anak lagi.

Tuba falopii yang sudah dipotong tidak dapat dikembalikan lagi seperti
semula. Oleh karena itulah, tubektomi termasuk salah satu metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP) yang bersifat permanen. Alat KB ini juga efektif
mencegah kanker ovarium.

4
5. KB Implan

Menurut survei terhadap 13.506 responden, sebanyak 1,5% di antaranya


menggunakan KB implan atau susuk KB. Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke
bawah kulit lengan atas dan cukup banyak diminati karena pemasangannya cukup
mudah, efektif, dan memberikan perlindungan yang cukup lama. Bahkan, hampir
99% penggunaan KB implan efektif mencegah terjadinya kehamilan selama 3
tahun.

6. Senggama Terputus (coitus interruptus)

Dari total 13.506 responden yang terlibat dalam survei, sebanyak 1,1%
responden memilih untuk melakukan senggama terputus. Metode coitus
interruptus ini adalah salah satu kontrasepsi non-hormonal yang dilakukan dengan
cara mencabut penis sebelum ejakulasi saat berhubungan seksual. Masyarakat
lebih mengenal metode ini dengan sebutan ejakulasi di luar.

Metode senggama terputus efektif mencegah kehamilan hingga 80%. Namun


tentunya, hal ini perlu dilakukan secara hati-hati dan memastikan bahwa ejakulasi
terjadi di luar vagina.

7. Vasektomi

Selama ini, alat kontrasepsi sering kali diidentikkan dengan wanita. Padahal,
pria juga dianjurkan untuk menggunakan alatnya demi mencegah kehamilan.
Hanya sebanyak 0,6% pria telah melakukan metode kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) berupa vasektomi atau operasi pemotongan vas deferens, yaitu saluran
berbentuk tabung kecil di dalam skrotum yang membawa sperma dari testis
menuju penis.

Akibatnya, akses sperma menuju air mani jadi tertutup sehingga mencegah
pembuahan.

5
Perlu diingat bahwa vasektomi bukanlah proses kebiri sehingga pria masih
bisa ereksi dan tidak memengaruhi kejantanan pria.

8. Spermisida

Dari sekian banyak alat kontrasepsi, hanya sedikit atau sekitar 0,6%
responden menggunakan alat KB spermisida. Alat ini mengandung bahan kimia
nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau menghambat pergerakannya.

Spermisida biasanya diletakkan di dalam vagina dekat leher rahim dan harus
segera dimasukkan sebelum berhubungan intim. Efek alat KB ini umumnya mulai
bekerja setidaknya 15 menit setelah digunakan.

10. Diafragma

Faktanya, masyarakat Indonesia cukup jarang menggunakan diafragma dan


dipilih oleh hanya sekitar 0,6% responden. Alat kontrasepsi ini berbentuk kubah
dan terbuat dari karet atau silikon. Setengah bagian kubah tersebut diisi krim atau
spermisida untuk membunuh sel sperma agar tidak masuk ke vagina. Setelah itu,
alat ini dimasukkan ke dalam vagina dan diletakkan di atas serviks sebelum
berhubungan intim.

C. Resiko KB

Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular. Peningkatan


berat badan. Dapat mengganggu produksi ASI. Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal
menstruasi.

6
D. KB dalam persfektif agama

Dalam buku Fondasi Keluarga Sakinah yang diterbitkan oleh Ditjen Bimas
Islam Kementerian Agama RI tahun 2017 dijelaskan bahwa semua ulama
melarang pembatasan kelahiran karena cara ini dianggap permanen dan mencegah
kelahiran secara permanen diharamkan dalam Islam.

Sedangkan pengaturan kelahiran diperbolehkan oleh para ulama karena


pengaturan kehamilan dan kelahiran tidak tergolong pembatasan. Apalagi jika
program KB yang ditujukanoleh keluarga untuk kemasalahatan keluarganya agar
menjadi keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang mendapat rida Allah SWT.

Pengaturan kelahiran diisyaratkan dalam Al-Quran pada surat Al-Baqarah


ayat 223 dan surat Luqman ayat 14 tentang anjuran menyusui anak selama dua
tahun. Sejalan dengan ayat-ayat tersebut, terdapat anjuran agar ibu yang sedang
menyusui tidak hamil, karena hal tersebut akan mengganggu kesehatan ibu, anak
yang sedang disusui, dan janin yang ada di rahimnya.

Untuk memudahkan pemahaman hal ini dapat dijelaskan bahwa ibu yang
sedang menyusui dan hamil, maka asupan makanan ibu akan terbagi kepada
dirinya sendiri, bayi yang sedang disusui dan janin yang dikandungnya.

Dalam Q.S An.Nisa ayat 9 Allah SWT juga berfirman:

‫ض َعافًا خَافُوا َعلَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّقُوا اللَّهَ َو ْليَقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬


ِ ً‫ش الَّ ِذينَ لَوْ تَ َر ُكوا ِم ْن خ َْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬
َ ‫َو ْليَ ْخ‬

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

7
Pengertian yang lemah pada ayat di atas mempunyai makna lemah secara fisik
biologis, mental psikologi, mental spiritual, sosial ekonomi, pendidikan dan
keterampilan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Ayat tersebut sejalan
dengan hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:

ِ ‫ـويُّ َخـ ْي ٌر َوَأ َحبُّ ِإلَـى هللاِ ِمنَ ْالـ ُمْؤ ِم ِن الض َِّعي‬
‫ْف‬ ِ َ‫اَ ْلـ ُمْؤ ِمنُ ْالق‬

Artinya: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin
yang lemah (HR Bukhari).

Menurut Cholil Nafis dalam bukunya yang berjudul Fikih Keluarga, ada
banyak alasan yang mendorong dilakukannya keluarga berencana dalam Islam,
namum ada tiga hal yang utama, diantaranya adalah:

Pertama: Mengkhawatirkan terhadap kehidupan atau kesehatan si ibu apabila


hamil atau melahirkan anak, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang
dapat dipercaya. Sebab pada firman Allah yang artinya:

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Baqarah:
195)

Kedua: Khawatir akan terjadinya bahaya pada urusan dunia yang kadang-
kadang bisa mempersukar beribadah, sehingga menyebabkan orang mau
menerima barang yang haram dan mengerjakan yang terlarang, justru untuk
kepentingan anak-anaknya. Sedang Allah telah berfirman yang artinya:

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran


bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

8
Ketiga: Keharusan melakukan azl yang biasa terkenal dalam syara’ ialah
karena mengkhawatirkan kondisi perempuan yang sedang menyusui kalau hamil
dan melahirkan anak baru. Nabi menamakan kehamilan sewaktu perempuan
masih menyusui, dengan ghilah atau ghail, karena penghamilan itu dapat merusak
air susu dan melemahkan anak.

Sementara kenapa dinamakannya ghilah atau ghail karena suatu bentuk


kriminalitas yang sangat rahasia terhadap anak yang sedang disusui. Oleh karena
itu sikap seperti ini dapat disamakan dengan pembunuhan misterius (rahasia).

Rasulullah SAW memperingatkan supaya perempuan tidak hamil bila dalam


keadaan menyusui karena sangat membahayakan bagi si anak maupun si ibu. Hal
ini tercantum dalam HR. Abu Daud yang artinya:

“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu secara rahasia, karena ghail


(perempuan hamil yang menyusukan anaknya) itu mengejar penunggang kuda
(pendekar) lalu dilemparkan dari kudanya.”

Karenanya Cholil menegaskan, Islam mendukung program KB. Hal ini


ditunjukkan oleh beberapa hadits yang membolehkan azl atau yang kita kenal
dengan senggama putus, Moms. Azl merupakan pencegahan kehamilan dengan
cara alami dan sederhana.

Di zaman seperti saat ini, kata Cholil, sudah ada beberapa alat kontrasepsi
yang dapat dipastikan kemaslahatannya dan justru maslahah itulah yang dituju
oleh Nabi Muhammad SAW yaitu melindungi anak yang masih menyusu dari
marabahaya termasuk menjauhi masalah yang lain pula, yaitu: tidak bersetubuh
dengan istrinya selama menyusui, di mana hal itu memberatkan sekali.

9
Namun, ada perbedaan pendapat para ulama pada penggunaan alat atau obat
kontrasepsi modern, terutama yang masih dianggap permanen seperti tubektomi
dan vasektomi. Dengan kata lain jumhur ulama atau mayoritas ulama menyetujui
penggunaan alat dan obat kontrasepsi selama hal itu tidak bersifat permanen
seperti kondom, pil, suntik, implan, IUD, dan jelly.

Sebagian ulama juga membolehkan juga membolehkan melakukan


vasektomi untuk laki-laki dan tubektomi untuk perempuan karena penemuan
keilmuan dan teknologi kedokteran yang menyatakan bahwa keduanya bisa
disambung kembali saluran sperma atau saluran telur perempuan yang dikenal
dengan rekanalisasi sehingga tidak lagi permanen.

Dengan menggunakan alat kontrasepsi pasangan menjadi aman dan tenang


dalam melakukan hubungan badan dengan istrinya karena tidak ada ketakutan
isteri akan hamil saat usia anak masih sangat kecil. Karena itu, ber-KB tidak
bertentangan dengan syariat Islam.

Dasar kebolehan obat dan alat kontrasepsi modern tersebut dapat ditelusuri dari
beberapa hadis Rasulullah SAW, yang salah satunya adalah:

‫ْز ُل َو ْالقُرْ آنُ يَ ْن ِز ُل‬


ِ ‫ُكنَّا نَع‬

Artinya: “Kami dahulu pernah melakukan ‘azl di masa Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam dan Qur’an turun ketika itu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas menunjukkan bahwa melakukan azl yaitu mencabut kemaluan


laki-laki dari vagina saat hampir keluar sperma dan mengeluarkannya di luar
vagina istrinya itu diperbolehkan. Jika azl pada zaman Rasulullah SAW dilarang
oleh Allah SWT, maka akan ada ayat yang melarangnya. Namun, ternyata ayat
tersebut tidak ada.

10
Dengan demikan, maka melakukan azl tidak dilarang dalam Islam. Kebolehan
penggunaan alat dan obat kontrasepsi dianalogikan kepada praktek azl tersebut
karena mempunyai tujuan yang sama, yaitu menghindari kehamilan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari KB ini adalah KB masih di perbolehkan sesuai dengan kondisi.

B. Saran

Jika terdapat kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, saya mohon saran dan
nasihat dari para pembaca. Agar menjadi koreksi yang baik bagi saya di kemudian
hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/kumparanmom/parenting-islami-kb-dalam-perspektif-
islam-1sAQC83uvsp#:~:text=Tahukah%20Anda%2C%20ternyata%20agama
%20Islam,kelahiran%20atau%20Tandzim%20an%2DNasl.

https://www.slideshare.net/takayumelenciel/kb-dalam-pandangan-agama

https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Berencana

https://hellosehat.com/hidup-sehat/seks-asmara/kontrasepsi/jenis-kb-alat-
kontrasepsi/#gref

13

Anda mungkin juga menyukai