Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEK.

LIQUID & SEMISOLID


tentang

PREFORMULASI SEDIAAN LIQUID ATASID


SUSPENSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Tek.Liquid & SemiSolid

Disusun oleh:
Ajeng Citra Seh’anggraeni P20630120041
Putri Patin Nabila P20630120066
Qonita Alifah Rahman P20630120067
Salma Salsabila Anjani P20630120074

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN
TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat, berkah, hidayah, dan karunia-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Preformulasi Sediaan Liquid Suspensi Antasida”
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tek.Liquid & SemiSolid Prodi (D-III) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Tasikmalaya.
Selesainya Makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya.
Untuk itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Hj. Ani Radiati R, S.Pd., M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya;
2. Shandra Isasi Sutiswa, M.S.Farm.,Apt selaku dosen pengampu mata kuliah
Tek.Liquid & SemiSolid yang telah memberikan bimbingan, motivasi,
petunjuk, dan arahan kepada kami; dan
3. Teman-teman seperjuangan di Jurusan D3 Farmasi Tingkat 1 Kelas B yang
senantiasa memberikan motivasi dan semangat.
Yang terpenting untuk kedua orang tua kami, yang telah memberikan
kekuatan secara moril maupun materil, karena tanpa bantuan mereka mustahil
kami bisa menyelesaikan makalah ini. Terima kasih telah membimbing dan
menyayangi kami sampai saat ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan
kepada kami, senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Aamiin.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi semua pembaca, serta dapat berguna
bagi kemajuan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

Tasikmalaya, 11 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR...................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................3
C. Tujuan ..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Mengkaji Formula Suspensi ................................................4
B. Menentukan peran dan fungsi dari zat-zat yang terdapat dalam
formula Antasid Suspensi
...............................................................................................8
C. Menghitung kebutuhan masing-masing zat yang terdapat dalam
formula Antasid Suspensi
...............................................................................................9
D. Menentukan prosedur pembuatan dan evaluasi sediaan Antasid
Suspensi
...............................................................................................
12
E. Membuat desain kemasan meliputi (label etiket, brosur, dan dus
kemasan sekunder)
...................................................................................
14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan...............................................................................16
B. Saran.....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak orang yang sering mengalami sakit maag. Hal
ini disebabkan oleh beberapa hal seperti diet yang tidak teratur, terlambat
untuk makan, stress fisik, kondisi medis dan lain-lain. Maag dapat muncul
secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat (akut), waktu yang lama
(kronik), atau karena kondisi khusus seperti adanya penyakit lain.
Kebanyakan orang mengonsumsi obat maag ketika rasa sakit maag terasa.
Salah satu contoh obat untuk mengatasi rasa sakit maag yang disediakan di
pasaran adalah promag, antasida merupakan suatu unsur yang terkandung
dalam promag. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam,
yaitu asam klorida. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk
mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan
cara menetralkan asam lambung. Selain menetralkan asam lambung,
antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu
produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk menetralkan
asam di lambung. Secara alami lambung memproduksi suatu asam, yaitu
asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan
protein. Antasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung yang
terlalu asam. Alumunium Hidroksida, Magnesium Hidroklorida, dan
Simetikon dipilih sebagai formulasi yang akan dibuat. Alumunium
hidroksida, Magnesium Hidroksida merupakan antasida yang digunakan
bersama–sama untuk menghilangkan rasa perih di lambung karena
kelebihan asam lambung.
Kombinasi kedua bahan aktif ini sangat menguntungkan karena
efek samping masing‐masing obat dapat ditiadakan oleh obat lainnya.
Alumunium hidroksida memiliki efek sampingnya adalah susah buang air
besar, sedangkan magnesium hidroksida efek sampingnya adalah mudah
buang air besar. Magnesium oksida mempunyai kemampuan melarut yang
cepat dan menghasilkan efek buffer yang relative cepat, sedangkan
aluminium hidroksida memiliki kemampuan melarut yang agak lambat.
Selain itu magnesium oksida memiliki lama kerja yang pendek
menghasilkan efek menetralkan asam lambung, sedangkan aluminium
hidroksida memiliki lama kerja yang lebih panjang. Kombinasi antara
aluminium dan magnesium memiliki kemampuan penetralan dalam skala
menengah. Kombinasi antasida dengan zat aktif magnesium hidroksida
dan alumunium hidroksida (antasida) yang bereaksi dengan asam lambung
menghasilkan gelembung-gelembung gas yang menyebabkan perut
kembung. Untuk mengurangi gelembung-gelembung gas tersebut, antasida
dikombinasikan dengan antiflatulen yaitu simetikon. Senyawa ini bersifat
antifoaming yang berfungsi meringankan gelembung-gelembung gas
dalam saluran cerna yang menyebabkan rasa kembung. Simetikon bekerja
dengan mengubah tekanan gelembung gas dalam lambung sehingga gas-
gas tersebut menyatu dan mudah dikeluarkan melalui sendawa. Simetikon
adalah kombinasi dimetil polisiloksan dan silika gel. Simetikon memiliki
sifat menolak air.
Sediaan antasida dalam formula yang akan dibuat dibentuk dalam
sediaan suspensi. Kebanyakan preparat antasida disusun dari bahan-bahan
yang tidak larut dalam air. Sediaan suspensi yang terdiri dari partikel halus
yang terdispersi dapat menaikkan luas permukaan di dalam saluran
pencernaan, sehingga dapat mengabsorpsi toksintoksin atau menetralkan
asam yang diproduksi oleh lambung. Lebih mudah diabsorpsi daripada
tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran
cerna menjadi meningkat. Selain itu sediaan suspensi menjamin stabilitas
kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan. untuk banyak pasien,
bentuk cair lebih disukai ketimabang bentuk padat (tablet atau kapsul dari
obat yang sama), karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam
pemberian dosis, pemberian lebih mudah serta lebih mudah untuk
memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman, mudah diberikan untuk
anak-anak, juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak.

2
B. Rumusan Masalah
1. Mengkaji formula Suspensi
2. Menentukan peran dan fungsi dari zat-zat yang terdapat dalam
formula Antasid Suspensi
3. Menghitung kebutuhan masing-masing zat yang terdapat dalam
formula Antasid Suspensi
4. Menentukan prosedur pembuatan dan evaluasi sediaan Antasid
Suspensi
5. Membuat desain kemasan meliputi (label etiket, brosur, dan dus
kemasan sekunder)
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengkaji formula sirup, elixir, suspense dan
emulsi
2. Untuk mengetahui menentukan peran dan fungsi dari zat-zat yang
terdapat dalam formula Antasid Suspensi
3. Untuk mengetahui menghitung kebutuhan masing-masing zat yang
terdapat dalam formula
4. Untuk mengetahui enentukan prosedur pembuatan dan evaluasi
sediaan Antasid Suspensi
5. Untuk mengetahui membuat desain kemasan meliputi (label etiket,
brosur, dan dus kemasan sekunder)

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengkaji Formula Suspensi
1. Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak
larut yang terdispersi dalam fase cair yang tidak termasuk kelompok
suspensi yang lebih spesifik, seperti suspensi oral, suspensi topikal, dan
lain-lain. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang
lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu
dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan. Sediaan seperti
ini disebut “suspensi oral”. (Depkes RI,1995)
Suspensi merupakan campuran heterogen antara fase terdispersi
dalam medium pendispersi. Secara umum, fase terdispersi adalah padatan,
sedangkan medium pendispersinya adalah cairan. Dalam sistem suspensi
dapat dibedakan antara zat terdispersi dan medium pendispersi. Fase
terdispersi dalam bentuk padatan dengan ukuran besar akan terlihat
tersebar dalam medium cair. Oleh karena itu ukuran zat terdispersi besar
sehingga fase air tidak mampu lagi menahannya. Oleh karenanya zat
terdispersi akan mengendap. Ukuran zatterdispersi dalam suspensi lebih
dari 10-5 cm. Dengan penyaringan biasa zat terdispersi bisa disaring. Jadi
suspensi bisa disebut juga disperse padatan dalam bentuk fisik heterogen.
Suspensi farmasi adalah dispersi kasar, dimana partikel padat yang
tak larut terdispersi dalam medium cair. Partikelnya mempunyai diameter
yang sebagian besar lebih dari 0,1 mikron. Beberapa partikel terlihat
dibawah mikroskop menunjukkan gerakan brown bila dispersinya
mempunyai viskositas yang rendah. Jenis-jenis suspensi berdasarkan cara
penggunaannya adalah:
a. Suspensi oral, yaitu suspensi yang ditujukan untuk
penggunaan oral.
b. Suspensi topical, yaitu suspensi yang ditujukan untuk kulit.
c. Suspensi tetes telinga, yaitu suspensi yang ditujukan untuk
diteteskan pada telinga bagian luar.

4
d. Suspensi untuk injeksi, yaitu suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara
intravena atau ke dalam saluran spinal.
e. Suspensi untuk injeksi kontinyu, yaitu sediaan padat kering
dengan bahan pembawa yang sesuai untuk suspensi steril
setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
2. Suspensi Antasida
a. Antasida
Maag merupakan penyakit pada organ lambung yang
terjadi karena asam lambung berlebih yang menyebabkan iritasi
pada selaput leher lambung sehingga terjadi nyeri. Pada dasarnya
terjadinya penyakit maag dapat dipicu oleh pola hidup kita sehari-
hari, misalnya makanan yang berminyak, makanan yang
berkolesterol, minuman beralkohol, aneka makanan panggang,
makanan pedas, minuman berkafein dan lain sebagainya. Maag
dapat dicegah dengan menjaga pola hidup dan dapat ditangani
dengan pemberian obat maag yang lebih dikenal dengan antasid.
Antasida merupakan basa lemah yang bereaksi dengan
asam lambung untuk membentuk air dan garam, dengan demikian
menghilangkan keasaman lambung karena pepsin tidak aktif pada
pH lebih dari 4,0 maka antasida juga mengurangi aktifitas peptik.
Obat-obat ini juga memiliki efek lain, seperti pengurangan
kolonisasi H. pylori dan merangsang sintesis prostaglandin.
Formulasi antasida utamanya adalah sediaan oral, baik
berupa tablet ataupun suspensi. Bentuk sediaan antasida dan
kekuatannya diantaranya adalah:
1) Tablet kunyah :
 Antasida mengandung Aluminium hidroksida,
200 mg
 Antasida mengandung Magnesium hidroksida,
200 mg

5
2) Suspensi 60 ml/botol : Per 5 mL, mengandung
kombinasi aluminium hidroksida, 200 mg dan
magnesium hidroksida 200 mg
Dibandingkan dengan tablet, sediaan suspensi lebih unggul karena
terdiri dari partikel-partikel kecil sehingga memiliki luas permukaan yang
lebih besar, obat juga jadi terlarut lebih cepat dalam lingkungan asam
seperti dalam lambung.
b. Sifat-sifat kimiawi Antasida
Zat-zat antasida sangat bervariasi dalam komposisi kimia,
kemampuan menetralkan asam, kandungan natrium, rasa dan
harganya. Kemampuan menetralkan asam suatu antasida
tergantung pada kapasitasnya unuk menetralkan HCl lambung, dan
keadaan dari lambung tersebut penuh atau kosong (makanan
memperlambat pengosongan lambung, memungkinkan antasida
bekerja untuk waktu yang lebih lama). Antasida yang biasa
digunakan adalah garam aluminium dan magnesium seperti
aluminium hridroksida (biasanya suatu campuran Al(OH)3 dan
aluminium oksidahidrat) atau magnesium hidroksida [(Mg(OH)2]
(”milk of magnesia”), baik tunggal atau kombinasi karena garam
kalsim merangsang pelepasan gastrin, maka penggunaan antasida
seperti kalsium karbonat (CaCO3) (Tums, Rolaids) dapat
menyebabkan produksi tambahan. Absorbsi natrium karbonat
(NaHCO3) sistemik dapat menyebabkan alkalosis metabolit,
sehingga antasida ini tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka
panjang.
c. Penggunaan Terapi
Antasida yang mengandung aluminium dan magnesium
dapat mempercepat penyembuhan ulkus duodenum; bukti
efektivitasnya dalam pengobatan ulkus lambung akut kurang
banyak tercatat.
Antasida sebaiknya tidak diberikan sebelum makan.
Apabila obat diberikan sewaktu lambung kosong, maka obat akan

6
cepat dikirim ke duodenum. Akibatnya, efek terapi obat akan
berkurang, hal ini dikarenakan makanan bertindak sebagai buffer
untuk Antasida. Dianjurkan untuk mengonsumsi Antasida 1─1,5
jam setelah makan, atau sewaktu hendak tidur malam. Hal ini
untuk mengurangi efek agresif asam hidroklorida yang diproduksi
lambung pada malam hari.
Pada kasus tertentu, dapat diberikan dosis tambahan
Antasida sekitar 3─4 jam setelah makan. Hal ini dilakukan, apabila
terjadi jarak waktu yang panjang antar sarapan. Penggunaan
Antasida dapat dikonsumsi secara berbasis:
1) Tunggal, sebagai pengobatan simtomatik, hanya
pada saat terjadi keluhan saja, atau sebagai on
demand therapy.
2) Reguler, yaitu dalam suatu fase pengobatan. Lama
fase pengobatan reguler berkisar antara satu hingga
3─4 minggu Dianjurkan untuk minum cukup air
setelah menelan obat Antasida ini. Apabila terlupa
dan melewatkan satu dosis obat, maka segera
konsumsi satu dosis obat saat itu juga. Abaikan
dosis yang tertinggal bila waktu minum obat sudah
mendekati jam jadwal selanjutnya. Jangan
melipatgandakan dosis yang tertinggal.
Pada penggunaan jangka waktu panjang atau sering,
hendaknya dilakukan pemantauan tes fungsi ginjal, deteksi dini
efek samping dan tanda-tanda terjadinya interaksi obat, tanda-tanda
overdosis obat, serta fungsi jantung pada pasien lanjut usia.
d. Efek Samping
1) Alkalosis, retensi cairan dan gejala keracunan Mg dengan
depresi SSP
2) Konstipasi pada pemakaian Ca-karbonat
3) Diare pada pemakaian preparat Mg

7
4) Gangguan absorpsi atau sekresi obat lain seperti tetrasiklin,
digoksin, fenitoin, dan obat lain yang bersifat Asam.
e. Cara Penyimpanan
Antasida sebaiknya disimpan pada ruangan bersuhu 25°C
atau pada kisaran 15─30°C. Tempatkan obat pada lingkungan yang
kering. Jangan menyimpan di kamar mandi. Jauhkan dari
lingkungan yang lembap, panas, atau sinar matahari, dan jauhkan
dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
B. Menentukan Peran Dan Fungsi Dari Zat-Zat Yang Terdapat
Dalam Formula Antasid Suspensi
1. Alumunium Hidroksida
Aluminium hidroksida adalah obat untuk mengatasi gejala
akibat produksi asam lambung yang berlebihan. Obat ini dapat
ditemukan sebagai obat tunggal atau dalam bentuk kombinasi
dengan magnesium hidroksida.Cara kerja aluminium hidroksida
adalah dengan menetralisir asam lambung serta melindungi
dinding lambung dari iritasi akibat asam lambung. Obat ini juga
bisa digunakan untuk mengurangi kadar fosfat dalam tubuh dengan
mengikat fosfat yang berasal dari makanan.
2. Kalsium Karbonat
Kalsium karbonat adalah obat maag untuk mengobati gejala
yang di sebabkan oleh terlalu banyak asam lambung diperut,
seperti mulas , sakit perut , atau gangguan pencernaan yang lainnya
.Kalsium karbonat adalah obat jenis antasida yang bekerja dengan
menurunkan jumlah asam dalam lambung .
3. Magnesium Karbonat
Magnesium karbonat adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi dispepsia atau yang lebih dikenal dengan maag. Maag
merupakan gangguan pencernaan yang ditandai dengan perut
kembung, rasa tidak nyaman di perut, mual dan muntah, serta dada
yang terasa nyeri seolah terbakar (heartburn). Obat ini berperan
sebagai antasid yang bekerja dengan cara membantu menetralkan

8
asam lambung.Magnesium karbonat juga mungkin dapat
digunakan sebagai suplemen mineral untuk mengatasi
hipomagnesemia, yaitu kadar magnesium dalam darah yang terlalu
rendah. Secara umum, magnesium dibutuhkan untuk mendukung
fungsi saraf, otot, tulang, jantung dan sel-sel di tubuh upaya dapat
bekerja sebagaimana mestinya.
4. Magnesium Trisilikat
Magnesium trisilikat adalah senyawa organik yang dapat
digunakna sebagai antasida dalam mengatasi luka pada dinding
lambung (tukak lambung). Obat ini bekerja dengan membentuk
silika koloid yang mampu melapisi mukosa saluran pencernaan
sehingga melindungi luka yang terdapat pada permukaan lambing
dan membantu mempercepat penyembuhan.
5. Magnesium Hidroksida
Magnesium hidroksida adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi sembelit atau kondisi lain yang disebabkan oleh
peningkatan asam lambung, seperti sakit maag. Obat ini tersedia
dalam bentuk tablet dan sirop.Sebagai laksatif atau pencahar,
magnesium hidroksida bekerja dengan melunakkan feses, sehingga
buang air besar menjadi lancar. Penggunaan obat ini sebagai
pencahar tidak disarankan untuk jangka waktu yang lama. Selain
itu, obat ini juga bisa menetralkan asam lambung, sehingga
mencegah terjadinya keluhan akibat kenaikan kadar asam lambung.
C. Menghitung Kebutuhan Masing-Masing Zat Yang Terdapat
Dalam Formula
1. Sirup botol = 60 ml (+3%) = 60 ml + (60 x 3%) = 61,8 ml
a. Bahan aktif
1) Aluminium hidroxida Al(OH)ɜ
 Tiap 5mL mengandung 225mg
 Kemasan terkecil 60mL penimbangan :
61,8 mL x 225 mg = 2781 mg = 2,781 gram
5mL

9
2) Magnesium hidroxida Mg(OH)2
 Tiap 5mL mengandung 200mg
 Kemasan terkecil 60mL penimbangan:
61,8 mL x 200 mg = 2472 mg = 2,472 gram
5mL
b. Bahan tambahan
1) Propilen Glikol
 (ADI = 0-25 mg/kg BB) → Handbook of
excipient 205, BJ = 1,2620 g/cm³
Sediaan = 15% x 61,8 mL
= 9,27 mL
= 9,27 mL x 1,04 g/cm³
= 9,64 g
Pembanding
Catatan : Sebagai Pembanding (Volume
tetap 60 ml)
 ADI pasien
12 tahun = (32,52 kg) → ( ISO Indonesia :
518 )
= 32,52 kg x 25 mg/kg BB
= 813 mg = 0,813 gram
 Perhitungan untuk mengetahui apakah
melebihi ADI atau tidak 1x pakai = 5mL x
9,64 60 mL = 0,803 gram (tidak melebihi
ADI)
2) Nipagin (Metil paraben)
 (ADI = 10 mg/kg BB) → Handbook of
excipient halaman 312, BJ = 1,352 g/cm³
 Penggunaan nipagin 0,015% - 0,2% →
excipient halaman 310
Sediaan = 0,1% x 61,8 mL
= 0,0618 mL

10
= 0,0618 mL /x 1,352 g/ cm³
= 0,0835 g
Pembanding
Catatan : Sebagai Pembanding (Volume
tetap 60 ml)
 ADI pasien
12 tahun = (32,52 kg) → ISO Indonesia: 518
= 32,52 kg x 10 mg/kg BB
= 325,2 mg = 0,325 g
 Perhitungan untuk mengetahui apakah
melebihi ADI atau tidak
1x pakai = 5mL x 0,0835g
60 mL
= 0,01 gram (tidak melebihi ADI)
3) CMC Na ( Carboxy methylcellulose sodium )
 BJ = 0,75 g/ cm³
Sediaan = 5mL x 61,8 mL
100 mL
= 0,309 mL
= 0,309 mL x 0,75 g/ cm³
= 0,834 gram
 Tidak ada ADI (Excipient halaman 80)
4) Sorbitol
 BJ = 1,49 g/ cm³
Sediaan = 70mL x 61,8 mL
100 mL
= 43,26 mL
= 43,26 mL x 1,49 g/ cm³
= 64,45 g = 0,644 mg
Pembanding
Catatan : Sebagai Pembanding (Volume
tetap 60 ml)

11
 ADI pasien (> 20g/hari)
 Perhitungan melebihi ADI atau tidak
12 tahun → 1x pakai = 5mL x 6258mg
60 mL
= 521,5 mg
→ 1 hari = 3x 521,5mg
= 1564,5mg = 1,564g (tidak melebihiADI)
5) Nipasol
 BJ = 1,288 g/ cm³, penggunaan nipasol
0,01% - c
Sediaan = 0,02% x 61,8 ml
= 0,01236 mL
= 0,01236 mL x 1,288 g/ cm³
= 0,0159 g
Pembanding
Catatan : Sebagai Pembanding (Volume
tetap 60 ml)
 ADI pasien (10 mg/kg BB) 12 tahun
= (32,52 kg) → ISO Indonesia: 518
= 32,52kg x 10mg/kg BB
= 532,5mg = 0,532 g
 Perhitungan melebihi ADI atau tidak
1x pakai = 5mL x 15,5mg
60 mL
D. Menentukan Prosedur Pembuatan Dan Evaluasi Sediaan
Antasid Suspensi
1. Prosedur Pembuatan
a. Aquadest sebagai pelarut dididihkan, kemudian dinginkan
dalam keadaan tertutup.
b. Penimbangan gel Al(OH)3 kering beserta bahan-bahan
pembantu yang lain.

12
c. Haluskan bahan-bahan padat yang digunakan atau diayak
sampai rentang ukuran partikel tertentu.
d. Ke dalam mortir yang lain, masukkan Na CMC kemudian
tambahkan aquadest sebanyak bobot Na CMC, gerus
sampai terbentuk massa jernih.
e. Di dalam mortar, masukkan gel Al(OH)3 kering tambahkan
gliserin sebagai pembasah, gerus kuat sampai homogen.
f. Tambahkan zat pensuspensi, Na CMC kedalam campuran
(5), aduk sampai homogen.
g. Larutkan sorbitol, sukrosa dan sakarin dalam air, kemudian
tambahkan ke dalam campuran (6), aduk sampai homogen.
h. Larutkan Na benzoate dalam air (1:1,18) kemudian
tambahkan ke dalam campuran (4) aduk sampai homogen.
i. Tambahkan minyak peppermint ke dalam campuran (5),
aduk sampai homogen.
j. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit aduk sampai
homogen kemudian masukkan ke dalam botol yang telah
ditara terlebih dahulu (60 ml).
2. Evaluasi sediaan Suspensi Antasid
a. Evaluasi Fisika
1) Organoleptik
Dilakukan pengamatan terhadap warna (intensitas
warna), bau (terjadinya perubahan bau), rasa
(perubahan mounthfeel), penampilan (perubahan
tekstur).
2) Penentuan volume sedimentasi.
3) Penentuan redispersibilitas.
4) Penentuan distribusi ukuran partikel.
5) Penentuan viskositas dan sifat aliran
6) Penentuan BJ
7) Penentuan homogenitas
8) Penentuan pH

13
b. Evaluasi Kimia
1) Penetapan KPA (Kapasitas Penetralan Asam)
2) Penetapan kadar (dalam monografi zat aktif masing-
masing)
3) Identifikasi (dalam monografi zat aktif masing-
masing)
c. Evaluasi Biologi
1) Penetapan uji batas mikroba (FI IV hal: 847-854)
2) Pengujian efektivitas pengawet (FI IV hal: 854)
d. Evaluasi Wadah
1) Pengamatan apakah terjadi pengembangan wadah
atau tidak
2) Pengamatan terjadinya penghilangan warna wadah
3) Pengamatan terhadap stabilitas penutup wadah
E. Membuat Desain Kemasan Meliputi (Label Etiket, Brosur, Dan
Dus Kemasan Sekunder)

Piraamaag
Solusi untuk sakit
maag

Komposisi :Setiap satu sendok Komposisi :Setiap satu


takar (5ml) mengandung sendok takar (5ml)
Aluminium mengandung
hidroksida............................200m Piraamaag Aluminium Piraamaag
g
Solusi utuk sakit hidroksida............................2 Solusi utuk sakit
Magnesium
hidroksida......................200mg
00mg
maag Magnesium maag
Aturan pakai :Dewasa 3-4 kali
satu sendok takar hidroksida......................200
Cara pemakaian :Dianjurkan mg
dikonsumsi ketika timbul rasa Keterangan lebih lengkap lihat di
nyeri 1-1,5 jam setalah makan brosur
Jika sakit berlanjut hubungi dokter
dan sebelum tidur.
No reg:
Indikasi : untuk meredakan Suspensi Antasida
gejala yang berhubungan
No batch:
EXP date:
Suspensi Antasida
dengan kelebihan asam lambung Aluminium hidroksida Diproduksi oleh: PT.Sehat Berkah Aluminium hidroksida
dengan gejala seperti Magnesium hidroksida Magnesium hidroksida
mual,nyeri lambung dan nyeri
ulu hati.
Penyimpanan : simpan di
tempat yang sejuk dan kering
hindari paparan sinar matahari
langsung. Jangan disimpan di
lemari pendingin

14
Komposisi :Setiap satu sendok Komposisi :Setiap satu
takar (5ml) mengandung sendok takar (5ml)
Aluminium
mengandung
hidroksida............................200m Piraamaag Aluminium
g
Magnesium Solusi utuk sakit hidroksida............................2
hidroksida......................200mg 00mg
maag
Aturan pakai :Dewasa 3-4 kali Magnesium
satu sendok takar hidroksida......................200
Cara pemakaian :Dianjurkan
mg
dikonsumsi ketika timbul rasa Keterangan lebih lengkap lihat di
nyeri 1-1,5 jam setalah makan brosur
dan sebelum tidur. Jika sakit berlanjut hubungi dokter
Indikasi : untuk meredakan No reg:
Suspensi Antasida No batch:
gejala yang berhubungan
dengan kelebihan asam Aluminium hidroksida EXP date:
Diproduksi oleh: PT.Sehat Berkah
lambung dengan gejala seperti Magnesium hidroksida
mual,nyeri lambung dan nyeri
ulu hati.
Penyimpanan : simpan di
tempat yang sejuk dan kering
hindari paparan sinar matahari
langsung. Jangan disimpan di
lemari pendingin

Piraamaag
Solusi Untuk Sakit Maag
KOMPOSISI
Tiap 5 ml Piraamaag ...... mengandung
Magnesium Hidroksida 200 mg
Alumunium Hidroksida 200 mg

INDIKASI
Untuk meredakan gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung dengan
gejala seperti mual,nyeri lambung dan nyeri ulu hati.
FARMAKOLOGI
Kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida merupakan antisida yang
bekerja untuk menetralkan asam lambung sehingga meringankan gejala dispepsoa
seperti ulu hati dan mual akibat iritasi oleh asam lambung.
DOSIS
Dewasa 3-4 kali satu sendok takar
EFEK SAMPING
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala
tersebut hilang bila pemakaian dihentikan
INTERAKSI OBAT
Pemberian bersama-sama simetidine dan tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat
tersebut.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
 Pada penderita gangguan fungsi ginjal, pemberian antasida yang mengandung
magnesium dapat menimbulkan hipermagnesia
 Tidak dianjurkan untuk digunakan terus-menerus lebih dari 2 minggu, kecuali
atas petunjuk dokter karena dapat menimbulkan ketergantungan fungsi
lambung
 Pemberian antasida dapat mengganggu absorpsi tetrasiklin, simetidine, dan
lain-lain. Sehingga bila diperlukan bersama-sama harus diminum dengan
selang waktu 2 jam
 Tidak dianjurkan untuk anak-anak di abwah 6 tahun
 Hati-hati pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama, karena dapat
mengurangi kadar fosfor dalam darah.

15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk menetralkan
asam di lambung. Secara alami lambung memproduksi suatu asam, yaitu
asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan
protein. Antasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung yang
terlalu asam. Alumunium Hidroksida, Magnesium Hidroklorida, dan
Simetikon dipilih sebagai formulasi yang akan dibuat. Alumunium
hidroksida, Magnesium Hidroksida merupakan antasida yang digunakan
bersama–sama untuk menghilangkan rasa perih di lambung karena
kelebihan asam lambung.
B. Saran
Ditinjau dari pentingnya seorang TTK dalam hal pembuatan
sediaan berbagai obat, maka mata kuliah Teknologi Sediaan Liquid dan
Semi Solid sangatlah mendukung untuk minat bekerja di bidang farmasi
industri. Di mana setiap harinya mereka akan disuguhkan teknologi
pembuatan obat. Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan mahasiswa
yang nantinya kelak akan menjadi TTK bisa terbiasa dalam menggunakan
teknologi kefarmasian ini.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/366596754/laporan-praktikum-suspensi-
antasida#download
https://edoc.tips/download/obat-mag-dengan-3-zat-aktif_pdf
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2016/04/pembuatan-suspensi-antasid.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai