Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 4
Antasida (antacid) adalah obat yang digunakan untuk menetralkan kadar asam di
dalam lambung. Pada dasarnya lambung membutuhkan asam yang berperan pada proses
pencernaan serta membunuh bakteri berbahaya yang ada di makanan. Namun, ketika
lambung terlalu banyak mengandung asam, kondisi tersebut dapat menimbulkan sakit
maag, dengan gejala berupa nyeri ulu hati, sering bersendawa, dan perut kembung.
Aluminium hidroksida
Kalsium karbonat
Magnesium karbonat
Magnesium trisilikat
Magnesium hidroksida
Masing-masing jenis antasida di atas pada dasarnya memiliki fungsi yang sama. Di
beberapa produk, antasida juga dicampurkan bahan lain, misalnya simethicone.
Dalam ilmu kimia, suspense (Inggris: suspension) adalah sutau campuran fluida yang
mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan
zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi
umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan
terjadinya sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami
pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan. Singkatnya, suspensi
merupakan campuran yang masih dapat dibedakan antara pelarut dan zat yang dilarutkan.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan sediaan suspensi?
b) Apa saja macam-macam suspensi?
c) Bagaimana pengertian dan contoh dipasaran suspensi antasida?
d) Bagaimana evaluasi umum suspensi?
e) Bagaimana evaluasi khusus suspensi antasida?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian suspensi
b) Untuk mengetahui macam-macam suspensi
c) Untuk mengetahui pengertian dan contoh dipasaran suspensi antasida
d) Untuk mengetahui evaluasi umum suspense
e) Untuk mengetahui evaluasi khusus suspensi antasida
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Lambung
Gambar 1 Lambung
Faktor agresif mencerna isi lumen lambung dan menetralisir organisme patogen
yang mungkin ikut masuk bersama makanan.
Faktor defensif melindungi dinding lambung dari efek merusak faktor agresif tadi
(melindungi dari efek autodigestif). 7 Ketidakseimbangan antara kedua faktor tadi
dapat menyebabkan penyakit - penyakit tertentu. Misalnya saja, patogenesis dasar
terjadinya gastritis dan tukak peptik adalah jika terjadi ketidakseimbangan antara
faktor agresif dan faktor defensif pada mukosa gastroduodenal, yaitu peningkatan
faktor agresif dan atau penurunan kapasitas defensif mukosa.1,2
2.2 Pengertian Suspensi
Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap
digunakan atau yang dikonstitusikan dengan air atau pelarut yang sesuai untuk injeksi dan
suspensi yang tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intratekal.
Kerugian sediaan suspensi adalah, perlu dikocok dahulu untuk memperoleh dosis
yang diinginkan sebelum digunakan, kestabilannya rendah, jika cacking akan sulit
terdispersi kembali sehingga homogenitasnya menurun, ketepatan dosis lebih rendah
daripada bentuk sediaan larutan, pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan
sistem dispersi (terutama jika terjadi perubahan suhu).
Karakteristik fisik sediaan suspensi yang baik adalah, tetap stabil dan homogen
dalam waktu tertentu, memiliki ukuran partikel yang seragam, endapan yang terbentuk
harus mudah terdispersi ketika dikocok kembali, memiliki viskositas yang baik (terlalu
rendah akan cepat mengendap, terlalu tinggi akan sulit untuk dituang).
Suspensi oral
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus
yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, yang ditujukan
untuk penggunaan oral.
Suspensi topikal
Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk
halus yang terdispersi dalam cairan pembawa cair yang di tunjukkan untuk penggunaan
kulit.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus
yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.
Suspensi oflamik
Suspensi oftalmik adalah sedian cair steril yang mengandung partikel sangat halus
yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa
yang sesuai untuok membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk
suspensi. Steril setelah penambahan bahan yang sesuai. (lmu Resep Syamsuni hal 125)
Tipe-tipe Suspensi Antasid menurut Pharm Dosage Form, Disperse System volume
2 tahun 1989 (hal 219) yaitu:
http://apotik.amalmadani.com/index.php/produk/antasida-doen-sirup/
https://divaresep.com/gambar-resep-obat- maag/
Gambar 4 Gestamag
https://metiska.co.id/gestamag/
Cara kerja obat, kombinasi antara Al. Hidroksida dan Mg. Hidroksida
bekerja untuk menetralkan asam lambung dan menonaktifkan enzim pepsin
sehingga dapat mengatasi nyeri pada ulu hati akibat iritasi yang disebabkan oleh
asam lambung dan pepsin. Selain itu, efek laksatif dari Mg. Hidroksida dapat
mengurangi efek konstipasi yang disebabkan oleh Al. Hidroksida. Sedangkan
Simetikon dapat mengurangi gas dalam saluran cerna yang dapat mengurasi rasa
kembung.
Indikasi pada Gestamag digunakan untuk mengurangi gejala yang
berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung, gastritis, tukak usus
dua belas jari, seperti gejala mual, nyeli ulu hati, nyeri lambung, kembung.
Sedangkan kontraindikasinya adalah tidak dapat diberikan pada penderita
gangguan fungsi ginjal berat, karena dapat meningkatkan kadar magnesium dalam
darah (Hipermagnesia). Efek samping yang umum biasanya menyebabkan
sembelit, diare, mual, muntah, gejala tersebut akan hilang bila penggunaan obat
dihentikan. Interaksi obat pemberian bersama dengan simetidin atau tetrasiklin
dapat menurunkan absorpsi obat Gestamag. Peringatan tidak dianjurkan
pemberian pada anak dibawah usia 6 tahun, tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2
minggu, bila menggunakan obat tukak lambung lainnya seiperti simetidin atau
tetrasiklin, harap diberikan dengan selang waktu sekitar 1 - 2 jam
Gambar 5 Magasida
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/magasida-suspensi-120-ml-per-botol-
suspensi
Dosis Magasida untuk anak-anak 6-12 tahun adalah ½ - 1 sendok takar (2,5
ml - 5 ml), 3-4 kali sehari. Untuk dewasa, 1 - 2 sendok takar (5 ml - 10 ml), 3-4
kali sehari, yang diminum 1 sampai 2 jam sesudah makan dan sebelum tidur.
Indikasi pada Magasida adalah untuk mengurangi gejala yang berhubungan
dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas
jari seperti, mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung, dan perasaan penuh
pada lambung, sedangkan kontraindikasi pada Magasida adalah hipersensitif.
Perhatian, penggunaanya tidak dianjurkan lebih dari 2 minggu, tidak dianjurkan
pemberian pada anak dibawah usia 6 tahun.
Gambar 6 Lambucid
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/lambucid-suspensi-60-ml-per-botol-
suspensi
6. Hufamag Plus, 60 mL
Gambar 7 Hufamag
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/hufamag-plus-sirup-per-botol-sirup
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan pengamatan secara visual meliputi bau, rasa, dan
warna pada sediaan. Serta pemeriksaan kelengkapan pada brosur, etiket, kemasan
(cara penggunaan, cara penyimapaan, tanggal kadaluarsa, dll). Sediaan secara
organoleptis tidak boleh terdapat perubahan bentuk fisik (bau, rasa dan warna)
sehingga tidak dapat diterima oleh pasien.
2. Uji Viskositas
3. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui apakah pH pada sediaan suspensi telah
memenuhi batas penerimaan yang sesuai (antara 7-8,6). pH pada sediaan suspensi
antasida sangat berperan penting karena berdasarkan fungsi suspensi antasida
adalah untuk mengontrol pH lambung supaya tidak terjadi iritasi atau ulcer pada
lambung.
4. Uji Homogenitas
Uji berat jenis umumnya digunakan pada sediaan cairan, yang didasarkan
pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah ditetapkan terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Uji berat jenis menggunakan
piknometer yang bersih dan kering. Ditimbang piknometer kosong (W1), pikno
diisi air dan ditimbang (W2). Kemudian piknometer diisi larutan uji dan ditimbang
(W3), selanjutnya dihitung bobot jenis menggunakan rumus .
Jika sediaan A memiliki volume rata-rata kurang dari 100% dari yang
tertera pada etiket, tetapi tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95% dari
volume yang tertera pada etiket, atau sediaan B tidak lebih dari satu wadah volume
kurang dari 95% tetapi kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket. Maka
pengujian ditambahkan 20 wadah, volume rata-rata sediaan yang diperoleh dari 30
wadah tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih
dari satu dari 30 wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90%
seperti yang tertera pada etiket.
Uji penetapan kadar dilakukan untuk mengetahui kadar bahan aktif pada
sediaan. Larutan suspensi dikocok sampai homogen, ditimbang kurang lebih 10 g
suspensi. Kemudian dimasukkan ke dalam beaker gelas yang telah ditara.
Ditambahkan air dan diuapkan selama 1 jam. Didinginkan dan disaring ke dalam
labu 200 ml, ditambahkan air sampai tanda. Selanjutnya di pipet 20 ml larutan uji,
dimasukkan ke dalam beaker glass di tambahkan air dan diaduk sampai homogen.
Metode yang digunakan untuk uji kapasitas penetralan asam sediaan suspensi
antasida ialah metode Dale and Booth yaitu dengan cara mengukur lamanya sediaan
suspensi antasida untuk dapat mempertahankan pH lambung antara 3 - 5 selama minimal 2
jam setelah pemberian obat. Hasil pengamatan yang diperoleh selanjutnya dianalisa
dengan menggunakan analisis statistik anava ganda dua menurut program Microsoft Excel
1997.
Penetapan Kapasitas Penetralan Asam juga dapat diukur dengan titrasi volumetri.
Larutan akan dititrasi dengna NaOH 0.1 M hingga mencapai pH 3,5. Nilai KPA secara
umum dinyatakan sebagai jumlah milliequivalent asam hidroklorida. Tidak kurang dari
260 ml HCL 1,0 M dibutuhkan untuk menetralkan 1 gram hydroalcite (Anonim, 2009).
Sebagai control positif, dilakukan penentuan KPA terhadap antasida yang ada di pasaran
(Antasida Doen).
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antasida merupakan zat yang bereaksi dengan asam yang ada di dalam lambung
yang dapat meningkatkan pH lambung sekitar 4 sampai 5. Sediaan suspensi antasida
digunakan untuk membantu menetralisir kelebihan produksi asam lambung (pH
asam/rendah). Tipe- tipe suspense antasida yaitu adalah single strength suspension, double
strength suspension, antasida antiflatulen, dan floating antacid. Sediaan suspense antasida
perlu dilakukan uji evaluasi umum maupun khusus. Uji evaluasi umum terdiri dari uji
organoleptis, viskositas, pH, homogenitas, berat jenis, distribusi ukuran partikel, uji
volume terpindahkan, uji volume sedimentasi, uji penetapan kadar, uji batas mikroba, dan
uji efektifitas pengawet. Sedangkan evaluasi khusus sediaan antasida yaitu uji
redispersibilitas dan uji penetapan kapasitas penetralan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Aejaz dan Asgar Ali. 2012. Formulation and In vitro Evaluation of Readyuse
suspension of Ampicilin Trihydrate. International Journal of Applied Pharmaceutics Vol 2,
Issue 3, 2010
Anief M., 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2016 . ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 50.
Jakarta: PT ISFI Penerbitan.