Oleh:
Bayu Pandu Aji Widodo (132210101082)
Aries Syafitri Puspitasari (142210101015)
Intan Alvi Ayu Novita Sari (152210101067)
BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
1. Pendahuluan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
bahan kimia yang terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Larutan didefinisikan
sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Bentuk sediaan
larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, yaitu larutan oral, larutan
topical, larutan otik, larutan optalmik. Penggolongan didasarkan pada sistem
pelarut dan zat terlarut yaitu spirit, tingtur, dan larutan air.
➢ Berdasarkan pemberiannya:
a) Larutan oral
Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis
atau pewarna yang larut dalam air atau kosolven (Anonim, 1995).
a. Sirup Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar
tinggi (sirup simplex adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Larutan oral yang tidak mengandung gula tetapi bahan pemanis buatan
seperti sorbitol atau aspartam, dan bahan pengental, seperti gom selulosa
sering digunakan untuk penderita diabetes.
b. Eliksir Larutan oral yang mengandung etanol (95%) sebagai kosolven
(pelarut), untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan untuk pelarut,
dapat ditambahkan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol
b) Larutan Topikal
Larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering kali mengandung
pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau dalam
larutan lidokain oral topikal.
c) Larutan Otik
Larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan
bahan pendispersi. Penggunaan telinga luar, misalnya larutan otik benzokain
dan antipirin, larutan otik neomisin B sulfat, dan larutan otik hidrokortison.
➢ Berdasarkan Sistem Pelarut dan Zat Terlarut
a. Tingtur
Larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat
dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. 2. Air Aromatik Larutan jernih dan
jenuh dalam air, dari minyak, mudah menguap atau senyawa aromatik, atau
bahan mudah menguap lainnya.
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan
a. Keuntungan dari sediaan larutan antara lain:
1. Merupakan campuran homogen
2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan
3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit
diencerkan
4. Kerja awal obat lebih cepat, karena obat cepat di absorbsi
5. Mudah diberi pemanis, pengaroma, pewarna
6. Untuk pemakaian luar mudah digunakan
b. Kerugian dari sediaan larutan ntara lain:
1. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
2. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan
2. Homogenitas
• Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun
distribusi ukuran partikelnya dengan pengambilan sampel pada berbagai
tempat (ditentukan menggunakan mikroskop untuk hasil yang lebih akurat)
• Jika sulit dilakukan atau membutuhkan waktu yang lama, homogenitas
dapat ditentukan secara visual;
✓ Sampel diambil pada bagian atas, tengah, atau bawah setelah
suspensi/emulsi dikocok terlebih dahulu
✓ Sampel diteteskan pada kaca objek kemudian diratakan dengan kaca
objek lain sehingga terbentuk lapisan tipis
✓ Susunan partikel yang terbentuk atau ketidak homogenan diamati secara
visual
Keterangan :
dt: bobot jenis pada suhu t,
w1: bobot pikno kosong,
w2: bobot pikno+air suling,
w3: bobot pikno+cairan
4. Penentuan pH Larutan
a. Prinsip: harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat pH meter yang
sesuai yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu
mengukur pH sampai 0.02 unit pH menggunakan eletroda indikator yang
peka terhadap aktivitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda
pembanding yang sesuai seperti elektroda kalomel atau perak klorida.
b. pH meter dikalibrasi menggunakan buffer standar
c. Ukur pH cairan menggunakan pHmeter yang telah dikalibrasi
d. Pengukuran dilakukan pada suhu 250C kecuali dinyatakan lain pada
masing-masing monografi
Prosedur: Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur
kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali
volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk
menghindarkan pembentukkan gelembung udara pada waktu penuangan dan
diamkan selama tidak lebih dari 30 menit. Jika telah bebas dari gelembung
udara, ukur volume dari tiap campuran : volume rata-rata larutan, suspensi,
atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak
satupun volume wadah yang kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan
pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata kurang dari 100% dari yang
tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya kurang
dari 95% dari volume yang tertera pada etiket, atau B tidak lebih dari satu
wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90 % dari volume
yang tertera pada etiket, lakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan.
Volume rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100 % dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih
dari satu dari 30 wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90
% seperti yang tertera pada etiket.
Uji Kejernihan
Pernyataan kejernihan :
Suatu cairan dinyatakan jernih bila kejernihannya sama dengan air atau pelarut
yang digunakan bila diamati di bawah kondisi seperti tersebut diatas atau jika
opalesensinya tidak lebih nyata dari suspensi padanan I, persyaratan untuk derajat
opalesensi dinyatakan dalam suspensi padanan I, II, dan III.
DAPUS