Anda di halaman 1dari 14

Tugas Makalah Teknologi sediaan Likuida dan Semisolida

“Evaluasi Sediaan Eliksir ”

Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Semester Antara Teknologi sediaan Likuida
dan Semisolida

Disusun oleh:

Kelompok 3

1. Veni Julie Dwi Santi (162210101020)


2. Kiki Qurniya R (162210101119)
3. Feny Dhea Camelia (162210101124)

Dosen Pengampu : Dr. Lina Winarti,S.Farm.,M.Sc.,Apt

FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teknologi Sediaan Likuida dan
Semisolida dengan topik “Evaluasi Sediaan Eliksir”.

Kami memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan baik dari segi
penyajian tulisan, gambar maupun penjelasan mengenai objek yang diangkat. Kami
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca makalah ini sebagai acuan untuk
memperbaiki makalah yang akan datang.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

1.3. Tujuan .................................................................................................................................. 2

BAB 2. ISI ...................................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Eliksir ................................................................................................................. 3

2.2 Keuntungan dan Kerugian Eliksir ........................................................................................ 4

2.3 Formulasi umum Eliksir ...................................................................................................... 5

2.4 Evaluasi Umum Eliksir ........................................................................................................ 6

1. Evaluasi Fisika .............................................................................................................. 6

2. Evaluasi kimia .............................................................................................................. 7

3. Evaluasi Biologi ........................................................................................................... 7

2.5 Evaluasi Khusus ................................................................................................................... 7

1. Organoleptik (Kelarutan) ................................................................................... 7

2. Kejernihan ......................................................................................................... 8

3. Viskositas........................................................................................................... 8

BAB 3. KESIMPULAN................................................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 11

ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan
vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan
sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya.
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena
mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam
menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih
mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut
dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam
pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir lebih disukai dari sirup (Ansel, 2005)

Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir sangat berbeda karena masing-masing
komponen eliksir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan air yang berbeda. Tiap eliksir
memerlukan campuran tertentu dari alcohol dan air untuk mempertahankan semua komponen
dalam larutan. Tentu saja, untuk eliksir-eliksir ini mengandung zat yag kelarutannya dalam air
jelek, banyaknya alcohol yang dibutuhkan lebih besar daripada eliksir yang dibuat dari
komponen-komponen yang kelarutannya dalam air baik. Eliksir paling baik disimpan dalam
wadah-wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang
berlebihan. Disebabkan karena eliksir mengandung alkohol (Ansel, 2005).
Bila dibandingkan dengan syrup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental.
Karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibandingkan dengan syrup dalam
menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Karena eliksir bersifat hidroalkohol, maka
dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol. Disamping itu, eliksir
mudah dibuat larutan eliksir. Maka itu, eliksir lebih disukai dibandingkan syrup. Banyaknya
jumlah etanol yang ada di dalam eliksir berbeda sekali. Kadar etanol yang rendahadalah 3 %
dan yang tertinggi mencapai 44%. Biasanya eliksir mengandung 5-10 % etanol.
Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan konsentrasi maksimum
larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. Bila suatu pelarut pada suhu tertentu
melarutkan semua zat terlarut sampai batas daya melarutkannya, larutan ini disebut larutan
jenuh.

1
1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan eliksir?


2. Apa keuntungan dan kekurangan dari eliksir?
3. Bagaimana formulasi umum dari eliksir?
4. Apa saja evaluasi umum dari eliksir?
5. Apa saja evaluasi khusus dari eliksir?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari eliksir


2. Untuk mengetahui dan memahami keuntungan dan kekurangan dari eliksir
3. Untuk mengetahui formulasi umum dari eliksir
4. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi umum dari eliksir
5. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi khusus dari eliksir

2
BAB 2. ISI
2.1 Pengertian Eliksir

Eliksir adalah larutan oral yang jernih dan memiliki rasa dan bau yang enak,
mengandung satu atau lebih zat aktif yang dilarutkan dalam pembawa yang biasanya
mengandung sukrosa yang tinggi atau polihidrik alkohol atau alcohol yang cocok,dan dapat juga
mengandung etanol (96%) atau pelarut etanol (Fornas, 1978).
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna,
zat wewangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama
digunakan etanol yang dimaksudkan untuk meningkatkan kelarutan obat. Dapat ditambahkan
gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula (FI III,
1976)
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai
Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup atau Sirup Simpleks.
Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan
pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral. Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa
poliol tertentu seperti sorbitol atau gliserin dapat digunakan dalam Larutan oral untuk
menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa, dan sifat lain zat pembawa.
Umumnya juga ditambahkan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi
(FI V, 2014).
Beberapa Larutan oral tidak mengandung gula, melainkan bahan pemanis buatan,
seperti sorbitol atau aspartam, dan bahan pengental seperti gom selulosa. Larutan kental
dengan pemanis buatan seperti ini, tidak mengandung gula; dibuat sebagai zat pembawa untuk
pemberian obat kepada pasien diabetes (FI V, 2014).
Banyak larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai
Eliksir. Banyak lainnya dinyatakan sebagai larutan oral, juga mengandung etanol dalam jumlah
yang berarti. Karena kadar etanol tinggi dapat menimbulkan efek farmakologi jika diberikan
secara oral, dapat digunakan kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, untuk mengurangi
jumlah etanol yang diperlukan. Untuk dapat menyatakan sebagai Eliksir, larutan harus
mengandung etanol (FI V, 2014).

3
2.2 Keuntungan dan Kerugian Eliksir

a. Keuntungan Eliksir:
1. Lebih mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga dapat digunakan untuk bayi,
anak-anak,dan orang tua.
2. Segera diabsorbsi karena sudah dalam bentuk larutan.
3. Obat secara homogen terdistribusi dalam seluruh sediaan
4. Bersifat hidroalkohol sehingga eliksir lebih mampu mempertahankan komponen
larutan yanglarut dalam air dan larut dalam alkohol dibandingkan daripada sirup.
5. Stabilitas yang khusus dan kemudahan dalam pembuatan (lebih disukai darpada
sirup)
6. Kemudahan penyesuaian dosis dan pemberian terutama pada anak-anak.
7. Dosis selalu seragam (bentuk larutan) sehingga tidak perlu pengocokan.
8. Dosis dapat diubah sesuai kebutuhan penggunaannya (dari sendok takar
yang digunakan).
9. Waktu absorbsi lebih cepat maka kerja obat lebih cepat (tidak butuh desintegrasi
dahulu).
10. Sifat mengiritasi dari obat bisa diatasi dengan bentuk sediaan larutan karena adanya
faktorpengenceran. Contoh: KI dan KBr dalam keadaan kering menyebabkan iritasi
11. Anak-anak dan beberapa orang dewasa yang sukar menelan tablet atau kapsul,
akan lebih mudahmenelan sediaan larutan
12. Sediaan larutan dapat dengan mudah diberi bahan pewangi, pemanis, atau pewarna
untukmeningkatkan penampilan.
b. Kekurangan Eliksir :
1. Voluminus sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut atau disimpan.
2. Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding bentuk tablet atau kapsul
terutama bilabahan mudah terhidrolisis.
3. Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
4. Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar.
5. Rasa obat yang kurang enak akan lebih terasa dalam bentuk larutan dibanding
dalam bentuk tablet
6. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena
mengandungkadar gula yang lebih rendah sehingga kurang efektif dalam menutupi
rasa obat dibandingdengan sirup.

4
7. Sediaan cair umumnya kurang stabil dibandingkan bentuk sediaan padat (tablet atau
kapsul) danada beberapa obat yang tidak stabil dalam air.
8. Obat cairan memerlukan wadah yang besar sehingga merepotkan dibawa-bawa.
9. Beberapa obat yang mengandung bau yang kurang menyenangkan sukar ditutupi.
10. Memerlukan alat sendok untuk pemberian dosisnya
11. Jika terjadi wadah obat bentuk larutan pecah maka isi akan terbuang semua.

2.3 Formulasi umum Eliksir

R/ - Bahan aktif
- Pelarut utama (etanol dan air dengan perbandingan tertentu sesuai dengan daya
melarut bahan aktif)
- Pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen glikol)
- Bahan pembantu (pemanis; flavouring agent;pewarna; pengawet; anticaplocking agent;
dapar, agen pengompleks, antioksidan)
Contoh formula 1 :
R/ - Bahan aktif 100 mg
-Sorbitol 30%
-Alkohol 10%
- Propilen glikol 5%
- Metil Paraben 0.2%
- Propil Paraben 0.03%
- Pewangi q.s
- Pewarna q.s
- Aquadest ad 5 ml
Contoh formulasi 2 :
Eliksir Asetaminofen
Komposisi:
Tiap 5 mL mengandung
Asetaminofen 120mg
Gliserol 2,5mL
Prop. Glikol 500μL
Sorbitol Solution 70% 1,25mL
Etanol 500 μL
Pewangi q.s

5
Pewarna q.s
Aquadest ad 5 ml

2.4 Evaluasi Umum Eliksir

1. Evaluasi Fisika
a. Evaluasi organoleptik
Uji organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia
untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan atau sediaan.
Penerimaan konsumen terhadap suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap
penampakan, flavor dan tekstur bau, rasa, warna. Uji organoleptis Eliksir dilakukan
dengan pengamatan secara visual menunjukkan warna yang sesuai dengan perasanya,
serta bau yang sesuai dengan bau dari perasa yang diberikan. Kelengkapan etiket,
brosur, dan penandaan pada kemasan. Tidak boleh terdapat perubahan bentuk fisik
(warna, rasa, bau) sediaan yang menyebabkan berkurangnya penampilan dan
acceptabilitas pasien (Rahmawati, 2018).
b. Berat jenis
Prinsip: kecuali dinyatakan lain penetapan bobot jenis hanya untuk cairan, dan
didasrkan pada perbandingan bobot zat diudara pada suhu 250C terhadap air dengan
volume dan suhu yang sama. Jika suhu ditetapkan di monografi, bobot jenis adalah
perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah ditetapkan terhadap bobot air
dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 250C zat berbentuk padat,
tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi, dan
mengacu pada air suhu 250C (FI V, 2014).
- Gunakan piknometer yang bersih dan kering (dicuci terlebih dahulu dengan larutan
sulfokromik dan bilas dengan etanol lalu aseton)
- Timbang piknometer kosong lalu isi dengan air suling, bagian luar pikno di lap
sampai kering dan ditimbang
- Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan
diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama pada saat pemipetan, dan ditimbang
(bobot pikno − sampel) − bobot pikno
Bobot jenis = (bobot pikno−air)– bobot pikno

6
c. pH
Derajat keasaman (pH) sediaan Eliksir diukur menggunakan pH meter atau pH
indikator. Prinsip: harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat pH meter yang
sesuai yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur pH
sampai 0.02 unit pH menggunakan eletroda indikator yang peka terhadap aktivitas ion
hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda pembanding yang sesuai seperti elektroda
kalomel atau perak klorida. Pengukuran dilakukan pada suhu 250C kecuali dinyatakan
lain pada masing-masing monografi (Rahmawati, 2018).
d. Volume terpindahkan
Prinsip : Uji ini dirancang sebagai jaminan bahwa larutan jika dipindahkan dari
wadah asli, akan memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket. Untuk
penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti
prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut (FI V, 2014).
Cara: Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah
dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan
telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udara
pada waktu penuangan dan diamkan selama tidak lebih dari 30 menit. Jika telah bebas
dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran : volume rata-rata larutan,
suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak
satupun volume wadah yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket.

2. Evaluasi kimia
a. Identifikasi : Tergantung dari zat aktif yang digunakan.
b. Penetapan kadar : Tergantung dari zat aktif yang digunakan.

3. Evaluasi Biologi
Penetapan potensi antibiotik untuk eliksir dengan zat aktif antibiotika

2.5 Evaluasi Khusus

1. Organoleptik (Kelarutan)
Kelarutan zat aktif obat pada eliksir lebih tinggi dari sirup karena eliksir
merupakan larutan hidroalkohol. Pembuatan sediaan eliksir dengan tujuan agar
meningkatkan kelarutan zat obat, agar homogenitas lebih terjamin, zat berkhasiat lebih

7
mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut serta dapat menjaga stabilitas obat baik yang
larut dalam air maupun alkohol dalam larutan elixir.

2. Kejernihan
Dengan cara melihat langsung sediaan tersebut, apakah masih ada / tidak partikel
yang tertinggal / tidak larut.

3. Viskositas
Sifat dari larutan belum dapat ditentukan apakah rheopeksi atau tiksotropi karena
pengujian viskositas hanya dilakukan 1 kali. Sedangkan apabila kita ingin melihat sifat dari
sediaan seharusnya dilakukan pada beberapa waktu untuk melihat apakah pengaruh waktu
pengadukan mampu meningkatkan atau menurunkan viskositas dari sediaan tersebut.
a. Viskometer kapiler / ostwold
Dengan cara waktu air dari cairan yang diuji dibandingkan denganwaktu yang
dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui(biasanya air) untuk
lewat dua tanda tersebut (Anief, 1988).
b. Viskometer hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung
gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Anief, 1988).
c. Viskometer cup dan pob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkangeseran yang tinggi
disepanjang keliling bagian tube sehinggamenyebabkan penueunan konsentrasi.
Penurunan konsentrasi inimenyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal inidisebut aliran sumbat (Anief, 1988).
d. Viskometer cone dan plate
Dengan cara sampel ditempatkan ditengah-tengah, kemudian dinaikanhingga
posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampel digeser pada ruangan yang sangatsempit antara papan yang
didalam kemudian kerucut yang berputar (Anief, 1988).
Alat : Viskometer Hoppler

8
Prosedur :

 Isi tabung dengan cairan yang akan diukur viskositasnya (jangan sampai penuh)
 Masukkan bola yang sesuai
 Tambahkan cairan sampai penuh dan tabung ditutup (jangan sampai ada
gelembung udara)
 Pengukuran dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh
bola untuk menempuh jarak tertentu melalui cairan tabung
 Hitung bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer
 Viskositas cairan dihitung dengan rumus :

η = β (ρ1 − 𝜌2 ) 𝑡

Keterangan :

η = viskositas cairan β = konstanta bola

ρ1 = bobot jenis bola ρ2 = bobot jenis cairan

t = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu

9
BAB 3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Eliksir adalah larutan oral yang jernih dan memiliki rasa dan bau yang enak,
mengandung satu atau lebih zat aktif yang dilarutkan dalam pembawa yang biasanya
mengandung sukrosa yang tinggi atau polihidrik alkohol atau alcohol yang cocok,dan dapat juga
mengandung etanol (96%) atau pelarut etanol (Fornas, 1978). Keuntungan sediaan eliksir salah
satunya yaitu Lebih mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga dapat digunakan untuk
bayi, anak-anak,dan orang tua, Segera diabsorbsi karena sudah dalam bentuk larutan.
Kekurangan Eliksir yaitu Voluminus sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut atau
disimpan, Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding bentuk tablet atau kapsul
terutama bilabahan mudah terhidrolisis, Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.

Evaluasi sediaan eliksir terbagi menjadi dua yaitu evaluasi sediaan umum dan evaluasi
sediaan khusus. Secara umum evaluasi eliksir terdiri dari evaluasi fisika yang memiliki evaluasi
organoleptik, berat jenis, pH. Evaluasi secara kimia meliputi identifkasi dan penentapan kadar,
serta evaluasi biologi. Sedangkaan evaluasi khusus atau yang wajib dilakukan yaitu
organoleptis ( kelarutan ), kejernihan viskositas.

10
Daftar Pustaka

Anief, M. 1988. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ansel, H. . 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1976. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Depkes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional. Edisi Kedua. Jakarta:
Depkes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat.
Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta:
Depkes RI.
Rahmawati, J. 2018. UJI efektivitas sediaan eliksir ekstrak etanol daun pelawan ( tristaniopsis
obovata [ benn .]) sebagai antilitiasis. Institut Pertanian Bogor

11

Anda mungkin juga menyukai