Disusun Oleh :
Farmasi 3B Kelompok
Aisyah 1910202042
Denysa Ozneivha 191202020
Fauziah Raudhotul Jannah 1910202049
Lutpiyani Ningsih 1910202054
Mona Agustin 1910202055
Monica Angelita Selah 1910202056
Segala puji bagi Allah semesta alam, shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah saw, juga kepada para sahabatnya, keluarganya dan para
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah FTS Steril sebagai
usaha untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam memahami materi. Banyak rintangan
dalam menulis makalah ini, tetapi dengan bantuan dan dukungan, penulis dapat
Dalam penyusunan makalah ini tentu saja masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap banyak manfaat yang dapat diambil dari
makalah ini, sehingga menjadi salah satu pelengkap dari kekurangan-kerungan yang ada.
Dalam hal ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna baik bagi penyusun maupun semua
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.3.10. Rencana Pengujian ............................................................................
2.3.11. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit Persetujuan Pemasok .............
iii
BAB I
PENDAHULUAN
bahkan kesehatan menjadi salah satu tolak ukur indeks pembangunan manusia suatu
bangsa. Salah satu komponen kesehatan yang sangat strategis adalah tersedianya obat
sebagai bagian dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tersedianya obat dalam
jumlah, jenis dan kualitas yang memadai menjadi faktor penting dalam pembangunan
daya manusia di bidang kesehatan, salah satunya adalah apoteker. Peran apoteker
dalam SJSN adalah menjamin ketersedian obat nasional. Apoteker dalam industri
serta pengembangan obat modern maupun obat tradisional sesuai dengan CPOB yang
Asetosal (asam asetil salisilat) atau yang lebih dikenal dengan nama Aspirin
suatu obat yang biasa digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan antiinflamasi.
Asam salisilat diketahui memiliki efek klinis berbahaya atau dapat terjadi kercunan
1
akut apabila tertelan dengan gejala seperti mual muntah, disritmia jantung ataupun
pengunaaan yang berlebihan selama jangka waktu 12 jam atau lebih terutama pada
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Asetosal (asam asetil salisilat) atau yang lebih dikenal dengan nama Aspirin
suatu obat yang biasa digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan antiinflamasi.
Asam salisilat diketahui memiliki efek klinis berbahaya atau dapat terjadi kercunan
akut apabila tertelan dengan gejala seperti mual muntah, disritmia jantung ataupun
pengunaaan yang berlebihan selama jangka waktu 12 jam atau lebih terutama pada
merupakan suatu asam dengan nilai pKa 3,5 sehingga pada pH asam asetosal akan
kerusakan secara langsung. Dalam rangka melindungi asetosal dari kontak asam
lambung maka produk oral asetosal pada saat ini dikembangkan dengan
diformulasikan sebagai tablet atau kapsul delayed release (salur enterik) yang tahan
terhadap asam dan dapat mengurangi gangguan saluran cerna (Katzung and Trevor,
3
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) merupakan pedoman dan ketentuan
bagi pencapaian, pemastian standar mutu yang ditetapkan dalam produksi dan
pengendalian mutu obat. Bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten,
Konsep CPOB diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun
1969. Pada tahun 1971 penerapan CPOB secara sukarela oleh industri farmasi, pada
mengalami beberapa kali revisi, tahun 2001 diterbitkan CPOB edisi 2 dan CPOB
edisi 3 (c-GMP/CPOB terkini) diterbitkan pada tahun 2005 mengalami revisi tahun
4
para distributor. Tujuan untuk mencapai mutu secara konsisten dan dapat
Mutu.
4.3.2. Personalia
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar.
5
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki
benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk
umum bagi personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat
4.3.4. Peralatan
dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta
6
kotoran dan hal-hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu produk
(BPOM, 2012).
setiap aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi
wadahnya dan setiap hal yang dapat menjadi sumber pencemaran produk.
(BPOM, 2012).
4.3.6. Longistik
4.3.7. Produksi
7
memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan
(BPOM, 2012).
instruksi tertulis dan bila perlu dicatat. Seluruh bahan yang diterima
Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secara fisik atau
Untuk penyimpanan semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara
teratur pada kondisi yang disarankan oleh pabrik pembuatnya dan di atur
sedemikian agar ada pemisahan antar bets dan memudahkan rotasi stok
(BPOM, 2012).
Formula
Asetosal 500 mg
8
Kollidon 30 15 mg
Kolidon CL 25 mg
Mg Stearat 3 mg
Cara Kerja
Grey Area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang
masuk dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang
(pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi
Obat yang Baik (CPOB) untuk memberikan kepastian bahwa produk secara
tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal
9
yang memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan dan
bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual,
harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.
Bagian pengawasan mutu (QC) dan pemastian mutu (QA) harus bersifat
seleksi dan evaluasi produsen resmi bahan awal, pengujian bahan awal dan
penanganan keluhan mutu produk dan pelulusan produk jadi (BPOM, 2012).
10
4. Kolidon CL 3. Kebenaran
kuantitas bahan
5. Mg stearat
baku
4. Kolidon CL
5. Mg stearat
(½)
3. Kollidon 30
4. Kolidon CL
5. Mg stearat
(½)
3. Kollidon 30
4. Kolidon CL
5. Mg stearat
(½)
11
4. Keseragaman zat aktif
5. Kekerasan
6. Disolusi
7. Waktu hancur
8. Kerapuhan
9. Rendemen
10.Diameter tablet
kjas
- kadar air
- profil pemampatan
- persen kompresibilitas
- Keseragaman bobot
- Kekerasan
12
- Kerapuhan
- Waktu hancur
- Disolusi
- Diameter tablet
- Friabilitas
- Friksibilitas
- keseragaman
Audit mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari
Audit mutu umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen
atau suatu tim yang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen
13
perusahaan. Audit mutu juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima
kontrak (BPOM,2012).
persetujuan pemasok yang dapat diandalkan memasok bahan awal dan bahan
yang perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari
a. Validasi
14
serta status kalibrasinya, spesifikasi produk jadi untuk diluluskan,
2012).
2012).
b. Kualifikasi
15
1. Kualifikasi desain (KD) adalah unsur pertama dalam melakukan
16
memverifikasi parameter operasional dan batas variabel kritis
4.4. HSSAJ
4.5. JSDS
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19