Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NGT DAN PERAWATAN KOLOSTOMI

DOSEN PEMBIMBING: HAPIPAH, Ners,. M.Kep.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8

1. ANDYANSAH (004STYC20)
2. EKA AVINA PRAMUDITA (013STYC20)
3. HAURA INAS ANISA (019STYC20)
4. JIBRAN IBRANI (036STYC20)
5. LILIS SOPIAN (026STYC20)
6. SARTINI (042STYC20)
7. SERLIN SUSMILA CAHYANI (043STYC20)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang maha pemurah dan lagi maha
penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat allah subhanahu wa ta’ala, yang telah
melimpahkan hidayah, inayah dan rahmat-nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “(Makalah Keperawatan Medikal Bedah Ngt dan
Perawatan Kolostomi)”

Penyusunan Makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan
dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun
tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini.Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya
bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-
luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi
penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah
berikutnya.

Mataram, 21 Maret 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3

1.3 Tujuan Penyusunan Makalah......................................................................................3

BAB 2.........................................................................................................................................4

KONSEP DASAR NGT DAN PEMASANGAN KOLOSTOMI.............................................4

2.1 Definisi Ngt dan Pemasangan Kolostomi....................................................................4

2.2 Tujuan Ngt dan Perawatan Kolostomi........................................................................8

2.3 Prinsip Ngt dan Perawatan Kolostomi........................................................................9

2.4 Indikasi Ngt dan Perawatan Kolostomi.......................................................................9

2.5 Kontraindikasi Ngt dan Perawatan Kolostomi..........................................................11

2.6 Prosedur Kerja Ngt dan Perawatan Kolostomi..........................................................12

BAB 3.......................................................................................................................................18

PENUTUP................................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nutrisi merupakan bagian penting dalam tubuh manusia, karena nutrisi sangat
mempengaruhi proses metabolisme (biokimia) di dalam tubuh manusia, baik berupa
anabolisme (membangun) atau katabolisme (pemecah). Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
ada sistem yang berperan didalamnya yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran
pencernaan dan organ asesoris, saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus
bagian distal. Sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yangmempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme dasar, faktor patologis seperti adanya
penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor
sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Akibat salah satu faktor, adakalanya manusia tidak dapat memenuhi nutrisi untuk tubuhnya
secara sempurna. Salah satunya adalah faktor fisiologis, sehingga diperlukan tindakan khusus
untuk membantu kondisi tersebut.

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga
digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam
waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001). Untuk memenuhi kebutuhan pasien,
pengetahuan dan kemampuan perawat dalam memasukan dan melakukan perawatan NGT
adalah sangat dibutuhkan. Bagi anak-anak, kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa
kondisi seperti anomali anatomi jalan makanan; oesophagus atau alat eliminasi, kelemahan
reflek menelan, distress pernafasan atau tidak sadarkan diri. Keselamatan adalah selalu
menjadi perhatian,dimana kerjasama perawat pasien dan keluarga sangat dibutuhkan dan
pada sebagian anak terkadang agak sedikit dipaksakan. Sebagai perawat profesional,harus
berhati-hati dalam melaksanakan tindakan serta memperhatikan keunikan variasi di dalam
melaksanakan tindakan secara aman dan nyaman. (WALLEY & WONG, 2000).
Nasogastric tube merupakan sebuah tabung yang dapat digunakan untuk memberI
makan seseorang ketika dia tidak dapat makan atau minum melalui mulut. Disebut tabung
nasogastrik karena pemasangan dilakukan melewati hidung, Tenggorokan dan ke perut, Ini
juga akan memungkinkan untuk drainase dan atau lavage overdosis obat atau juga keracunan.
Dalam pengaturan trauma, tabung nasogastrik bisa digunakan untuk membantu dalam
pencegahan muntah dan aspirasi, serta untuk penilaian perdarahan pada saluran pencernaan

Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam kolon iliaka
(assenden) sebagai tempat mengeluarkan feses (Pearce, 2009 dalam Nainggolan & Asrizal,
2013). Pembentukan kolostomi dapat dilakukan secara permanen atau sementara tergantung
tujuan dilakukan operasi dan 10% diantaranya adalah kolostomi permanen (Vonk-Klassen, et
al, 2015). Lubang kolostomi yang muncul di permukaan/dinding abdomen yang berwarna
kemerahan disebut stoma. Menurut Kalibjian (2013), kolostomi biasanya disebabkan oleh
kanker kolorektal, pecahnya divertikulitis, perforasi usus, trauma usus atau
penyakit/kerusakan sumsum tulang belakang sehingga tidak adanya kontrol dalam buang air
besar. Dari beberapa penyebab kolostomi, penyebab tersering menurut Indonesian Ostomy
Association/INOA (2010) adalah kanker kolorektal. Kanker kolorektal merupakan penyakit
keganasan yang menyerang usus besar (Manggarsari, 2013). Jenis kanker ini paling sering
ditemui, terutama pada wanita atau pria yang berusia 50 tahun atau lebih (Irianto, 2012).

Stoma adalah sebuah lubang yang dibuat di abdomen dan usus dan dilekatkan pada
kulit.Hal ini memungkinkan terjadinya pengosongan usus melalui lubang tersebut, bukan
melalui rektum. (Dewi Elizadiani, 2012). Untuk mengambil isi stoma biasanya diperlukan
kantong yang diletakkan pada stoma.Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis atau dua
lapis dengan barier kulit hipoalergenik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal.
Kantongharus cukup besar untuk menampung feses dan flatus dalam jumlah
sedang.Perlindungan kulit peristomal adalah aspek penting dari perawatan stoma.Peralatan
yang sesuai ukurannya merupakan hal penting untuk mencegah kebocoran isi (Wong, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Ngt dan pemasangan Kolostomi
2. Apa tujuan dari Ngt dan Pemasangan Kolostomi
3. Bagaiman Prinsip Dari Ngt dan Pemasangan Kolostomi
4. Bagaimana indikasi Ngt dan Pemasangan Kolostomi
5. Bagaimana Kontraindikasi Ngt dan Pemasangan Kolostomi
6. Bagaimana Prosedur Kerja Ngt dan Pemasangan Kolostomi
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah
1. Untuk Mengetahui Definisi Ngt dan Perawatan Kolostomi
2. Untuk Mengetahui Tujuan Ngt dan Perawatan Kolostomi
3. Untuk Mengetahui Prinsip Dari Ngt dan Perawatan Kolostomi
4. Mempelajari Indikasi Ngt dan Perawatan Kolostomi
5. Mempelajari Kontraindikasi Ngt dan Perawatan Kolostomi
6. Mempelajari Prosedur Kerja Ngt dan Pemasangan Keluarga
BAB 2

KONSEP DASAR NGT DAN PEMASANGAN KOLOSTOMI

2.1 Definisi Ngt dan Pemasangan Kolostomi


2.1.1 Definisi NGT

Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan
kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-
obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara
disedot. Tabung nasogastrik (NGT) adalah tabung fleksibel yang dimasukkan melalui
lubang hidung melewati kerongkongan, dan masuk ke perut. Pemasangan Pipa Nasogastrik
(NGT) adalah prosedur memasukkan pipa panjang yang terbuat dari polyurethane atau
silicone melalui hidung, Pharynx, esofagus sampai kedalam lambung dengan indikasi
tertentu. Sangat penting bagi mahasiswa kedokteran untuk mengetahui cara
pemasangan pipa NGT dan mengetahui pipa NGT tersebut sudah masuk dengan benar
pada tempatnya. Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,
juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya
dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001). Sebelum melakukan pemasangan pipa
NGT, materi anatomi nasus, pharynx, oesophagus, dan gaster.

Gambar 01. Anatomi nasus


Gambar02. anatomi Pharynx

Gambar 03. Gambar Oesophagus dan Gaster


Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan
sebuah selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung, melewatI
tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung. Nasogastrik: Menunjuk kepada jalan
dari hidung sampai ke lambung. Selang   Nasogastrik   adalah   suatu   selang   yang 
dimasukkan  melalui  hidung ( melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke
lambung. Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik.

"Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso
adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin “nasus” untuk
hidung atau moncong hidung Gastik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the
paunch ( perut gendut) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric”
bukanlah istilah kuno melainkan sudah disebut pada tahun 1942.

2.1.2 Definisi Perawatan Kolostomi


Colostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor
(Harahap, 2006).Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli
bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)Colostomi
adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan
permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap
selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomi merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon tranversum kanan
maupun kiri Atau kolonutaneustomi yang disebut juga anus prenaturalis yang dibuat
sementara atau menetap. Colostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan
gawat darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy
pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara. Colostomi dapat menimbulkan komplikasi
dan perubahan konsep diri pasien.Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi
merupakan suatu membuatan lubang di dinding perut dengan tujuan untuk mengeluarkan
faces dapat bersifat sementara ataupun permanen.
Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991). Pembuatan lubang
sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses
(Randy, 1987). Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk
mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)
Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah, stoma dapat
berfungsi sebagai diversi sementara atau permanen (Smeltzer, Bare, 2001).Menurut
Harahap (2006) Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat
oleh tumor. Kolostomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut
sampai kolon untuk pembuatan lubang (stoma) diatas dinding perut sehingga feses (BAB)
dialirkan melalui stoma yang dibuat (Sjamsuhidajat, 1997 dalam Simanjuntak, 2007)
Kolostomi adalah tindakan pembuatan lubang di bagian perut sebagai saluran
pembuangan kotoran atau feses. Prosedur kolostomi biasanya dilakukan pada pasien yang
tidak dapat buang air besar dengan normal akibat adanya masalah di usus besar, anus, atau
rektum.Suriadi (2006, dalam Fadhila lubis, 2011) membagi Jenis kolostomi berdasarkan
lokasinya; transverse kolostomi, merupakan kolostomi di kolon transversum,
sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid, kolostomi desenden yaitu kolostomi di kolon
desenden dan kolostomi asenden, adalah kolostomi di asenden.

Gambar04. Letak Perawatan Kolostomi


2.2 Tujuan Ngt dan Perawatan Kolostomi
2.2.1 Tujuan Ngt
Tujuan pemasangan Ngt:
1. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami
kesulitan menelan.
2. Mencegah terjadinya atropiesophagus/lambung pada pasien tidak sadar.
3. Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan.
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau
pendarahan pada lambung.
5. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung
(cairan,udara,darah,racun).
6.  Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi).
7. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi
lambung.
8.  Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
9. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi
pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung
sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia).
2.2.2 Tujuan Perawatan Kolostomi
Prosedur kolostomi dilakukan bila usus besar, rektum, atau anus tidak mampu
berfungsi secara normal akibat penyakit, cedera, atau harus diistirahatkan untuk
sementara waktu. Tujuannya adalah agar pasien tetap dapat mengeluarkan tinja dan gas
dari saluran cerna (kentut) dari dalam tubuh.Kolostomi umumnya dilakukan untuk
menghentikan infeksi, mengatasi penyumbatan, atau mencegah kerusakan lebih lanjut
pada usus besar beberapa tujuan dari perawatan kolostomi yaitu:
1. Menjaga kebersihan pasien
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
2

1.3

2.3 Prinsip Ngt dan Perawatan Kolostomi


2.3.1 Prinsip Ngt

Dalam melakukan pemasangan NGT ini ada 2 prinsip ada yang mengatakan steril
dan ada juga yang mengatakan bersih. Tapi untuk kedua pendapat ini mempunyai
alasan-alasanya yang masuk akal dan mempunyai referensi, silahkan mau menggunakan
yang mana saja disesuaikan dengan SOP yang digunakan ditempat masing-masing.

Alasan yang mengatakan bahwa pemasangan NGT harus steril berpedoman bahwa
selang adalah benda asing yang akan masuk tubuh (saluran pencernaan) maka harus
steril demi menjaga kemungkinan infeksi. untuk yang mengatakan bersih karena yakin
bahwa prinsip makan adalah bersih, jadi pemasangan NGT pun dilakuka dengan prinsip
bersih.

2.3.2 Prinsip Perawatan Kolostomi


1. Bersih
2. Menjaga privasi dan kenyamanan klien
3. Ganti kantong kolostomi secara berkala dan sesuai kebutuhan
4. Bersihkan stoma dengan menggunakan NaCl atau air hangat, lalu keringkan
5. Perhatikan kondisi stoma dan kulit sekitar stoma setiap membuka kantong kolostomi
dan setelah memberikan stoma
6. Pastikan lubang kantong kolostomi terpasang pas dengan stoma

2.4 Indikasi Ngt dan Perawatan Kolostomi

2.4.1 Indikasi Ngt


1. Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan.
2. Keracunan makanan minuman.
3. Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT.
4. Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung.
5. Pasien tidak sadar.
6. pasien Karena kesulitan menelan.
7. pasien yang keracunan.
8. pasien yang muntah darah.
9. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
10. Diagnostik,membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung.
11. Dekompresi isi lambung mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus
obstruktif/ileus paralitik peritonitis dan pankreatitis akut. Bilas lambung pada kasus
intoksikasi. Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk bilas lambung
(mengeluarkan cairan lambung

2.4.2 Indikasi Perawatan Kolostomi


Lokasi kolostomi ditentukan oleh masalah medis dan kondisi umum klien
(McGarity, 1992 dalam Potter dan Perry, 2006). Kolostomi dapat dibuat secara
permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Kolostomi temporer dibuat pada pasien yang tujuannya untuk dekompresi kolon
sedangkan kolostomi permanen dibuat pada pasien yang tidak mampu lagi untuk
defekasi secara normal melalui anus, hal ini biasanya disebabkan karena adanya
keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid dan rektum.
1. Atresia Ani
Kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk
mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat
kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi
kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat atau
pemeriksaan perineum.
2. Penyakit peradangan usus akut,
Terjadi karena kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian bawah yang
membuat tak bisa BAB. Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat
pembusukan yang akhirnya menjadi radang usus.
3. Tidak memiliki anus (imperforata anus),
Kelainan ini biasanya diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu
hamil yang membuat konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena
kelainan genetik.
5. Hirschsprung, 
Yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar yang tidak
berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah karena
fungsi saraf yang mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat
penderitanya terutama bayi tidak bisa BAB selama berminggu-minggu yang
akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus
dibuang lewat operasi.

2.5 Kontraindikasi Ngt dan Perawatan Kolostomi

2.5.1 Kontarindikasi Ngt


Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada beberapa
pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang NGT, seperti:
a. Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull
fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan
melewati criboform plate, ini akan menimbulkan penetrasi intracranial.
b. Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion
juga beresiko untuk esophageal penetration.
c. Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan
NGT, pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang
terlebih dahulu sebelum NGT.
d. Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini mempunyai kantong
lambung yang kecil untuk membatasi asupan makanan konstruksi bypass adalah
dari kantong lambung yang kecil ke duodenum dan bagian bagain usus kecil yang
menyebabkan malabsorpsi(mengurangi kemampuan untuk menyerap kalori dan
nutrisi.
e. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus.
f. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
g. Pasien dengan jejas maxillofacial atau fraktur basis cranii fossa anterior.
Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT melalui
fossa cribiformis, menyebabkan penetrasi ke intrakranial
h. Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.
i. Pasien dengan tumor esofagus

2.5.2 Kontraindikasi Perawatan Kolostomi


a. Pasien yang tidak dapat dilakukan irigasi, meliputi:
b. Irritable bowel syndrome,
c. Stoma dengan kolon asenden dan transversum
d. Stoma prolaps dan hernia peristoma
e. Pasien dengan kemoterapi, radiasi pelvis
f. Pasien dengan diagnosis yang buruk, dan diare
g. Pasien dengan urostomi, ileostomi
h. Kontraindikasi tindakan operasi apabila ada kendala pada proses anestesi dan
operasi, seperti gagal jantung berat, gagal nafas, atau kegagalan multi organ.
Operasi juga dapat tidak dilakukan jika pasien menolak.

2.6 Prosedur Kerja Ngt dan Perawatan Kolostomi

2.6.1 Prosedur Kerja Ngt

(i) Persiapan alat

a. Memeriksa ketersediaan alat.

b. Pipa nasogastric ukuran

Dewasa : ukuran 16-18

Anak : ukuran 12-14

c. Jelly untuk lubrikasi

d. Stetoskop

e. Plester untuki fiksasi

f. Spuit/ Urin Bag

(ii) Persiapan pasien

a. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien


b. Menjelaskan prosedur pemasangan NGT.

c. Meminta persetujuan pasien.

d. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.

(iii) Prosedur pemasangan dan penilaian adekuasi NGT

a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas pasien,


menjelaskan dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
b. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.

c. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.

d. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk insersi.

e. Mempersiapkan pipa nasogastrik.

f. Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang
dari tengah telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus
xiphoideus dan umbilicus lalu tandai dengan melihat skala pada pipa.

Gambar 04. Mengukur panjang pipa NGT


g. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm pertama untuk
melicinkan.

h. Memasukkan ujung pipa melalui lubang hidung sambil meminta pasien untuk
melakukan gerakan menelan sampai mencapai batas yang ditandai.

Gambar 05. Memasukkan pipa nasogastric hingga mencapai lambung

i. Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan metode
Whoosh tes :
a. Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.

b. Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.

c. Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.

d. Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat


sambil mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika
terdengar suara “whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak
terdengar maka selang
NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian dilakukan pengulangan metode
“whoosh” hingga terdengar suara pada stetoskop.
j. Bila ujung pipa tidak berada di lambung segera tarik pipa, dan coba
memasangnya lagi. Bila penderita mengalami sianosis atau masalah respirasi
segera tarik pipa.
k. Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat, fiksasi pipa menggunakan plester pada
muka dan hidung, hati-hati jangan menyumbat lubang hidung pasien.

Gambar 06. Fiksasi pipa nasogastric

l. Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang disediakan atau menutup ujung


pipa bila tidak segera digunakan dengan cara melipat ujung pipa nasogastrik. Bila
digunakan untuk memasukkan makanan, dihubungkan dengan spuit.
m. Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa nasogastrik dan rencana
penggantian pipa nasogastrik.
n. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis.

o. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.

(iv) lepasan Pipa Nasogastrik

a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas pasien,


menjelaskan dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
b. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.

c. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.

d. Melepaskan plester

e. Mencabut pipa nasogastric dengan perlahan

f. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis.

g. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.


2.6.2 Prosedur Kerja Perawatan Kolostomi

(i) Tahap Pra-Interaksi

a. Melakukan verifikasi kebutuhan klien


b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan peralatan di dekat klien dengan sistematis dan rapi

(ii) Tahap Orientasi

a. Melakukan salam sebagai pendekatan terapeutik cek identitas klien dengan


melihat gelang identitas
b. Menjelaskan tujuan, kontrak waktu dan prosedur tindakan pada klien / keluarga
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum prosedur dilakukan

(iii) Tahap Kerja

a. Menempatkan peralatan di dekat klien


b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Letakkan perlak dan alasnya dibagian kana atau kiri pasien sesuai lektak stoma
e. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ketubuh pasien
f. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi dll)
g. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan
tangan kiri menekan kulit pasien
h. Meletakkan kantong kolostomi kotor dalam bengkok
i. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
Gambar07. Bentuk Stoma
j. Membersihkan kolostomi dan kulit sekitar kolostomi dengan sangat hati-hati
menggunakan kasa steril
k. Memberikan zink salep (tipis2) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
l. Menyesuaikan lubang kolostomi dengan stoma klostomi
m. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan pasien
n. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
o. Merekatkan atau memasang kolostomi bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
p. Merapikan klien dan lingkungannya
q. Membereskan alat dan membuang kotoran
r. Melepas sarung tangan
s. Mencuci tangan

(iv) Tahap Terminasi

a. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien


b. Menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan pada klien/keluarga dan
pamit
c. Mendokumentasikan
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
(NGT) adalah prosedur memasukkan pipa panjang yang terbuat dari polyurethane atau
silicone melalui hidung, Pharynx, esofagus sampai kedalam lambung dengan indikasi
tertentu. Sangat penting bagi mahasiswa kedokteran untuk mengetahui cara pemasangan
pipa NGT dan mengetahui pipa NGT tersebut sudah masuk dengan benar pada tempatnya.
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk
memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny & Titler, 2001).

Kolostomi merupakan salah satu pilihan tindakan pembedahan pada kanker. kolorektal
yang dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien. Colostomi dibagi
menjadi dua yaitu permanen dan sementara. perawatan pasien dengan kolostomi yang perlu
diperhatikan meliputi cara dan waktu mengganti kantong kolostomi, membersihkan stoma dan
kulit peristomal, memantau kondisi stoma, dan melakukan irigasi kolostomi. Hal lain yang juga
perlu dilakukan ialah memberikan edukasi terkait diet yang dibutuhkan pasien yang memiliki
stoma,serta kebutuhan aktivitas pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Retnaningsih, D., Ferari, E., & Winarti, R. (2022). PENGALAMAN PERAWATAN


KANKER KOLON STADIUM AKHIR: CASE STUDY. Jurnal Surya Muda, 4(1), 37-49.
2. Yugistyowati, A., Ayuningrum, L. D., & Kusumawardani, N. (2022). Model Promosi
Kesehatan dan Asuhan Terintegrasi pada Bayi Prematur: Konsep dan Studi Kasus pada
Tatanan Klinik. Penerbit NEM.
3. Retnaningsih, D., Ferari, E., & Winarti, R. (2022). PENGALAMAN PERAWATAN
KANKER KOLON STADIUM AKHIR: CASE STUDY. Jurnal Surya Muda, 4(1), 37-49.
4. Canada Care Medical. (n.d). Colostomy care.
5. www.canadacaremedical.com/ostomy/ColostomyCare.php
6. Aya, Makoto. Nutrisi Substansi Organik yang Dibutuhkan dari Sistem Tubuh.

Anda mungkin juga menyukai