Anda di halaman 1dari 30

ASKEP ANEMIA

Konsep Dasar Anemia

• Anemia : pengurangan jumlah SDM, kuantitas Hb,


& volume SDM (Hematokrit) per 100 ml darah
• Anemia bukan penyakit tetapi hanya tanda-2
obyektif adanya suatu penyakit, ditandai
penurunan jumlah erytrosit, kwantitas Hb dan
volume padat eritrosit/ 100 ml darah yg kurang
dari normal.
• Anemia istilah yg menunjukkan rendahnya hitung
SDM & kadar Hb & Hct dibawah normal.
Gejala yang timbul menurut organ yang terkena
yaitu :
• Sistem Kardiovaskuler : lesu, cepat lelah,
palpitasi, takikardi dan sesak nafas saat
beraktivitas.
• Sistem saraf : sakit kepala, pusing, telinga
mendenging, mata berkunang-kunang,
kelemahan otot, serta perasaan dingin pada
ekstremitas.
• Sistem urogenital : gangguan haid dan libido
menurun.
• Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa dan
elastisitas kulit menurun.
Klasifikasi Anemia

1. Morfologi SDM dan indeksnya: Makro


dan Mikro menunjukkan ukuran SDM ,
sedangkan kromik menunjukkan
warnanya.
2. Etiologinya : ada 2 klasifikasi pokok
yaitu meningkatnya kehilangan SDM
dan penurunan atau gangguan
pembentukan sel darah merah.
1. Klasifikasi ~ Morfologi

Anemia Normositik Normokrom: ukuran &


bentuk SDM normal serta mengandung Hb dlm
jumlah yg normal (MCV dan MCHC normal atau
normal rendah) dpt disebabkan :
•Kehilangan darah akut
•Hemolisis
•Penyakit kronik termasuk infeksi
•Peny. Infiltratif & metastatik sumsum tulang
a. Anemia Makrositik Normokrom : Ukuran
SDM lebih besar dari normal tetapi
normokrom karena konsentrasi Hb-nya
normal (MCV meningkat; MCHC normal)
• Defisiensi B12 dan atau asam folat.
• Akibat Kemoterapi & agen-agen yg
menganggu metabolisme sel.
b.Anemia Mikrositik Hipokrom : Mikrositik berarti
kecil & hipokrom berarti mengandung Hb dlm
jumlah yg kurang (MCV kurang & MCHC
kurang)
• Insufisiensi sistem hem (besi) seperti pada
defisiensi besi, kehilangan darah kronik.
• Gangguan sintesis globin : Talasemia
2. Klasifikasi ~ Etiologi
2.1 Meningkatnya kehilangan sel darah merah
1) Perdarahan akut maupun kronis : Trauma,
tukak, perdarahan polip, hemorhoid,
keganasan dan menstruasi yg berlebihan.
2) Penghancuran SDM dalam sirkulasi :
a) Hemolisis :
– Hemoglobinopati (Sickle sel anemia)
– Gangguan membran SDM (Sferositosis
heriditer)
– Gangguan sisntesis globin (Talasemia)
b) Gangguan lingkungan SDM yg sering
berkaitan dengan reaksi imun.
• Reaksi post transfusi.
• Autoimmun pembentukan Ab terhadap
SDM sendiri setelah pemberian obat :
Alfa – metildopa, kinin, Sulfonamida, L-
Dopa penyakit autoimmune misal SLE,
Leukemia, rematoid artritis dll.
• Penyakit : Malaria
2.2 Diseritropoiesis (Menurunnya atau gangguan
sintesis SDM) :
• Setiap keadaan yg mempengaruhi sumsum
tulang : Metastasis Ca mammae, Leukemia,
multipel mieloma; zat kimia toksik, radiasi.
• Penyakit menahun yg melibatkan ginjal dan hati,
penyakit infeksi, defisiensi endokrin, kekurangan
vitamin penting B12, asam folat, vitamin C dan
Besi.
Anemia dapat menjadi diagnosis apabila
digabungkan pertimbangan morfologis dan
etiologi.
Anemia Aplastik
Ad. Suatu gangguan pd sel induk
disumsum tulang yg dpt menimbulkan
kematian, karena jumlah darah yang
dihasilkan tdk memadai (sum-sum tulang
belakang berhenti m’produksi sel darah
baru)
Ad. Suatu keadaan berkurangnya SDM
akibat menurunnya sel prekursor dlm
sumsum tl dan penggantian sumsum tl dg
lemak.
Etiologi
1. Agen antineoplastik atau sitotoksik
2. Terapi radiasi
3. Antibiotika tertentu
4. Anti konvulsan, pengobatan tiroid, &
phenil butazon
5. Infeksi virus khususnya virus Hepatitis
6. Idiopatik
7. Genetik (Aplastik konstitusional).
Patofisiologi
Aplastik anemia tdk terdapat mekanisme
patogenetik tunggal, hal-hal yang dapat
terjadi adalah :
 Pengurangan jumlah sel induk normal
 Kelainan sel induk berupa gangguan
pembelahan & differensiasi.
 Hambatan sel induk secara humoral & seluler
 Gangguan lingkungan mikro
 Tidak adanya kofaktor hemofoetik humoral
atau seluler.
Faktor Penyebab (Agen antineoplastik,
Radiasi, Antibiotik, idiopatik dll)

Dry Tap sumsum tulang

Sel induk Gang.Pembelah Hambatan sel Gang. Lingk. Tdk ada Co-
berkurang an & induk scr mikro Faktor Humoral
Diferensiasi humoral & & Seluler
seluler

PANSITOPENIA

Tromositopenia: Petekie, Eritrosit Rendah : Cepat Leukopenia : Infeksi


ekimosis, Epistaksis, Perdarahan lelah, sesak, lemah dll
~ sepsis
GI tract.,perdarahan SSP
Penatalaksanaan Medik
• Transfusi Erytosit dg Packed Red Cells ~
Hb 7 –8 g%.
• Transfusi Trombosit : bila terdapat
trombositopenia berat & perdarahan
masif. Diberikan sampai 20.000 mm3
• Transfusi leukosit : Bila hitung neutrofil <
200 mm3
• Transplantasi sumsum tulang
Anemia Defisiensi Besi
 Masih menempati urutan pertama penyebab
anemi di negara maju terlebih dinegara
berkembang.
 Pd anak sering akibat kurang gizi, cacingan
terutama cacing tambang.
 Fe elemen penting proses metabolisme tubuh
terutama Eritropoiesis.
 Fe berperan dlm pengangkutan elektron ke
molekul O2 saat pembentukan ATP & hidrolisasi
detoksikasi obat dan sintesis steroid.
Definisi
• Ad. Keadaan dimana cadangan besi
dalam plasma dan Hb kurang dari normal
Etiologi :
1. Intake Fe yg tdk cukup : Diet kurang
besi & terhambatnya absorbsi Fe.
2. Kehilangan Fe akibat perdarahan
3. Post Hemoglobinurie
Komposisi Besi
• Jumlah besi dlm tubuh 3 – 5 gram,
tergantung Sex, BB & Hb.
• 1,5 – 3 gram terdapat dlm Hb sisanya dlm
plasma & jaringan.
Absorbsi
Diabsorbsi di duodenum dlm bentuk ferro
dlm suasana asam yg dipengaruhi faktor
endogen dan eksogen.
Faktor Endogen: deposit besi tbh,Hb,
Aktivitas Erytropoiesis.
Eksogen : komposisi, sifat kimiawi,
sumber & proses pemasakan. Vit. C
mempermudah absorbsi; mereduksi feri ke
fero > mudah di absorbsi, Ca & P
menghambat penyerapan karena
membentuk senyawa yg tdk larut.
Penatalaksanaan Medis
 Pengobatan dilakukan sambil mencari faktor
penyebab & menghilangkannya.
 Pemberian Fe dpt dlm bentuk :
1. Garam Besi Oral : aman, murah
dibandingankan dg parenteral. Syarat agar
efektif :
 Setiap tablet/ Capsul bersisi 50 – 100 mg Fe
elemental yg mudah dilepaskan dlm suasana
asam, mudah diabsorbsi. Kurang efek samping
walaupun murah.
2. Parenteral : Bila ada indikasi mal
absorbsi, kurang toleran mll oral, yg
dibutuhkan melebihi yg dpt diberikan
oral, tdk kooperatif & kenaikan Hb
diharapkan dlm waktu singkat.
 Kebutuhan Fe = (Hb N – Hbs) x BB x 2.2
3. Transfusi
3. Anemia Megaloblastik
• Adalah anemia yg disebabkan defisiensi
Vit B12 & asam folat yg mengakibatkan
sintesis DNA terganggu.
• Defisiensi dpt sekunder : Malnutrisi,
Malabsorbsi, Kurangnya faktor intrinsik,
infeksi cacing, infeksi usus, keganasan &
agen kemoteraupetik.
Defisiensi Asam Folat
 Asam folat mrpk vitamin yg dibutuhkan untuk
Erytropoiesis.
 Simpanan folat ditubuh lebih kecil dibanding B12,
shg lebih sering tjd defisiensi folat dlm diet. Misal
jarang makan sayur dan buah mentah,
alkoholisme dan terapi makanan parenteral yg
lama.
 Kebutuhan folat meningkat tjd pd : Ibu hamil,
penderita anemia hemolitik.
 Kebutuhan minimal 50 mg,dari diet rata-2
 Sumber: Daging,hati, ginjal sayur & buah
mentah.
 Asupan yg kurang, pengolahan yg salah
(terlalu banyak air) akan membuang folat
90%.
 Folat diabsorbsi diduodenum & yeyenum
proximal.
 Tanpa asupan folat: cadangan folat tubuh
akan dpt digunakan selama 4 bulan.
Tanda & Gejala
 Anemia pada umumnya
 Malnutrisi & Glositis berat (radang lidah
disertai rasa sakit)
 Diare dan kehilangan nafsu makan.
 Kadar folat serum turun < 3 mg/l.
 Gambaran sumsum tulang : sel-sel
membesar 2 – 3 kali lipat ukuran normal.
Penatalaksanaan
 Diet tinggi folat dan penambahan folat 1
mg/ hari.
 Pd gangguan absorbsi diberikan secara
parenteral (IM).
 Pada bumil dapat diberikan secara
terpisah (karena kebanyakan preparat
vitamin tdk mengandung folat).
Defisiensi B12/ Anemia Pernisiosa
 Dpt terjadi dlm berbagai bentuk, jarang
akibat asupan yang kurang, namun dpt
terjadi pd vegetarian. Gangguan absorsi
merupakan penyebab tersering.
 Tdk adanya faktor intrinsik yg mengikat
Vit.B12 shg dpt diabsorbsi oleh illeum.
 Gastrektomi, Penyakit pd pankreas &
illeum juga menggangu absorbsi B12.
Tanda & Gejala
 Anemia pd umumnya (pucat, lemah tak
bertenaga)
 Lidah merah, halus & nyeri, diare ringan.
 Konfusi,Parestesia ekstremitas, kesulitan
menjaga keseimbangan (kerusakan
sumsum tl belakang) & kehilangan
perasaan thd posisi.
Penatalaksanaan
 Pemberian Vitamin B12 peroral, atau susu
kedelai yg diperkaya Vit B12.
 Bila ada gangguan absorbsi & tdk tersedianya
faktor instriksi diberikan Injeksi IM 100 g/
bulan.Penyembuhan biasanya dramatis
(retikulosit, leukosit naik, dll)
 Pemberian B12 dpt seumur hidup jika sindrom
malabsorbsi tdk dpt dikoreksi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai