Kelas:A1
Nim:012STYC20
BULYYING
1.Pengertian
Bullying berasal dari kata bully, yang dalam kamus Oxford diartikan sebagai
‘seseorang yang terbiasa berusaha untuk menyakiti atau mengintimidasi mereka yang mereka
anggap rentan’. Dapat diartikan juga sebagai perilaku intimidasi. Dilansir dari bullying.co.uk,
bullying biasanya didefinisikan sebagai perilaku berulang yang dimaksudkan untuk melukai
seseorang baik secara emosional maupun fisik, bully sering ditujukan pada orang tertentu
karena ras, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, penampilan, hingga kondisi fisik
seseorang.
Menurut stopbullying.gov, bullying adalah perilaku agresif yang tidak diinginkan di
antara anak-anak usia sekolah. Perbuatan ini melibatkan ketidakseimbangan kekuatan yang
nyata atau yang dirasakan (oleh korban maupun pelaku). Perilaku bull berpotensi diulangi
seiring berjalannya waktu dan berpotensi menimbulkan masalah jangka panjang baik untuk
korban maupun pelaku.
Jika disimpulkan, maka bullying dapat kita artikan sebagai perilaku intimidasi yang
dapat dilakukan berulang untuk melukai individu baik emosional maupun fisik dan
melibatkan ketidakseimbangan kekuatan di mana pelaku mendominasi dan korban menjadi
pihak yang lemah. Perilaku ini dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja, namun memang
paling sering terjadi pada anak-anak. Menurut data KPAI pada tahun 2018, kasus bullying
dan kekerasan fisik masih menjadi kasus yang mendominasi pada bidang pendidikan. Kasus
yang tercatat bukan hanya kasus siswa yang tercatat mem-bully siswa lain, tapi juga termasuk
kasus siswa yang melakukan bully terhadap guru di sekolah. Kasus yang tercatat mungkin
hanya sebagian kecil saja, karena masih banyak sekali pihak yang kurang mengerti atau
bahkan tidak peduli
4. Kurangnya pemahaman
Kurangnya pemahaman dan empati juga dapat menimbulkan perilaku bullying.
Ketika seorang anak melihat anak lain berbeda dalam hal seperti ras, agama,
dan orientasi seksual, karena kurangnya pemahaman, maka mereka
beranggapan bahwa perbedaan tersebut adalah hal yang salah. Mereka juga
beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda tersebut sebagai sasaran
adalah hal yang benar.
5. Mencari perhatian
Terkadang pelaku tidak menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk ke
dalam penindasan, karena sebenarnya apa yang dilakukannya adalah mencari
perhatian. Jenis yang satu ini paling mudah untuk diatasi. Caranya adalah
dengan memberikannya perhatian yang positif sebelum pelaku mencari
perhatian dalam dengan cara yang negatif.
6. Kesulitan mengendalikan emosi
Anak yang kesulitan untuk mengatur emosi dapat berpotensi menjadi pelaku.
Ketika seseorang merasa marah dan frustasi, perbuatan menyakiti dan
mengintimidasi orang lain bisa saja dilakukan. Jika sulit untuk mengendalikan
emosi, maka masalah kecil saja dapat membuat seseorang terprovokasi dan
meluapkan emosinya secara berlebihan.
7. Berasal dari keluarga yang disfungsional
Tidak semua anak dari keluarga disfungsional akan menjadi pelaku bullying,
namun hal ini kerap terjadi. Sebagian besar pelaku adalah anak yang merasa
kurang kasih sayang dan keterbukaan dalam keluarganya. Mereka kemungkinan
juga sering melihat orang tuanya bersikap agresif terhadap orang-orang di
sekitarnya.
8. Merasa bahwa bullying menguntungkan
Pelaku bully akan tanpa sengaja bisa terus melanjutkan aksinya karena merasa
perbuatannya menguntungkan. Hal ini bisa terjadi pada anak yang mendapatkan
uang atau makanan dengan cara meminta secara paksa pada temannya. Contoh
lain adalah ketika pelaku merasa popularitas dan perhatian dari setiap orang
padanya naik berkat tindakannya tersebut.
9. Kurangnya empati
Penyebab selanjutnya adalah karena kurangnya rasa empati. Ketika melihat
korban, pelakunya tidak merasa empati pada apa yang dirasakan korban,
sebagian mungkin justru merasa senang ketika melihat orang lain rasa
kesakitan. Semakin mendapatkan reaksi yang diinginkan, semakin pelaku
bully senang melakukan aksinya.
4. Jenis-Jenis Bullying
1. Bullying fisik
Physical bullying adalah tindakan penindasan yang berkaitan dengan fisik.
Tindakan ini dapat memberikan efek jangka pendek dan panjang. Perbuatan yang
termasuk tindakan bully fisik seperti: Memukul Menendang Mendorong Mencubit
Menyandung Merusak properti
2. Bullying verbal
Verbal bullying adalah perilaku bully yang dilakukan melalui verbal. Umumnya
jenis ini tidak berbahaya pada awalnya, tapi jika terus berlanjut dapat memengaruhi
korban. Beberapa contohnya seperti: Memanggil nama Menghina Mengejek
Ucapan homophobia atau rasis Pelecehan verbal
3. Bullying sosial
Social bullying adalah jenis yang sering kali terselubung. Tindakan ini bisa
dilakukan pelaku tanpa harus terlihat oleh korban. Contoh tindakannya seperti:
Menyebarkan gosip atau rumor yang tidak benar Melempar lelucon jahat yang
melakukan Mengajak orang lain untuk mengucilkan seseorang Memberikan
ekspresi atau gestur tubuh yang mengancam atau menghina Meniru dengan tujuan
untuk menghina atau meremehkan
4. Cyberbullying Cyberbullying adalah segala jenis penindasan yang terjadi di dunia
maya dan perilakunya seperti: Mengiring email atau pesan tertulis, gambar,dan
video yang menyakitkan Mengucilkan seseorang secara online Menyebarkan gossip
dan rumor buruk di dunia maya Meniru orang lain atau menggunakan akun orang
lain tanpa izin.
Bullying Pelaku tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Beberapa ciri-ciri pelaku
bully yang mungkin dapat terlihat adalah seperti:
Memiliki keinginan untuk mengendalikan orang lain.
Fokus pada diri sendiri
Memiliki keterampilan sosial yang buruk dan sulit untuk bergaul
Kurang empati Sering merasa tidak aman dan membuat dirinya nyaman
dengan cara menggretak atau mengganggu orang lain
Kesulitan untuk memahami emosi seperti rasa bersalah, empati, belas kasih,
dan penyesalan.
Meskipun demikian, pelakunya juga kemungkinan memiliki karakter yang berbeda.
Ada pelaku yang secara terang-terangan, tapi sebagian lagi mungkin memilih untuk
bersikap ramah di depan, namun menusuk dari belakang.
|https://doktersehat.com/informasi/kesehatan-umum/bullying/
Contoh artikel bully
Gara gara sering dibully akan dibunuh, NK (20) mahasiswa asal Samarinda tega membunuh
sepupunya, Budiyantoro (30) warga Grojokan RT 02 Kalurahan Wirokerten, Kapanewonan
Banguntapan, Bantul.
Saat diinterograsi, Nur Kholish mengaku mobil tersebut dia curi dari rumah tantenya. Untuk
memastikan benar tidaknya keterangan tersangka, unit reskrim Polres Kulon Progo
mengkonfirmasi ke tantenya tersebut. Namun tantenya tersebut tidak merasa ada pencurian di
rumahnya.
"Nah tantenya justru mengungkapkan kalau NK pergi bersama dengan Budi," terang Ngadi,
Rabu (231/3/2021).
Petugas yang merasa curiga lantas memeriksa dengan intensif NK. Dan akhirnya NK baru
saja menghabisi nyawa Budi, yang ternyata masih sepupunya. Dan jasad NK telah dibuang di
jembatan perbatasan kali Selo Gedong Kalurahan Argodadi Kapanewonan Sedayu Bantul.
Selain itu, tersangka juga membuang plat nomor mobil inova dan tali untuk menjerat korban
di wilayah Godean, Kabupaten Sleman. Atas peristiwa tersebut, jajaran Polres Kulonprogo
berkoordinasi dengan Polres Bantul. Dan kini tersangka bersama barang bukti dibawa ke
Polres Bantul untuk menjalani pemeriksaan.
"Pembunuhannya itu dinihari tadi, dan ditemukan pukul 07.30 WIB," tambahnya.
Usai membunuh, karena panik korban langsung dimasukkan ke dalam mobil dan dibuang di
Kapanewonan Sedayu Bantul. Dari pemeriksaan petugas Puskesmas Sedayu, korban
mengalami luka luka lecet di kepala atas, luka lecet dipelipis kanan, di bagian kelamin
mengeluarkan cairan.
Selain itu, korban juga mengalami luka lecet tekan di bagian leher dan hidung mengeluarkan
busa, luka memar dibagian dada, lidah menjulur sedikit, punggung belakang mengalami
lecet. Korban diperkirakan meninggal sudah 6 jam sebelum ditemukan
https://kumparan.com/tugujogja/sering-dibully-mahasiswa-asal-samarinda-bunuh-sepupunya-di-
bantul-1vSiSBd4src/full
Dari artikel diatas menurut saya jika kasus pembulian terus menerus terjadi maka akan terus
memakan korban, apalagi sang pembully mengancam untuk membunuhnya. Jika orang yang
dibully sudah merasa capek atau pasrah bisa saja membuat yang dibully mengalami gangguan
kejiwaan hingga berniat untuk mengakhiri hidupnya atau bunuh diri karena mental atau jiwa
mereka sudah terganggu dan tidak bisa berpikir Panjang untuk melakukan suatu hal yang
bodoh. Contoh seperti artikel diatas yang dibully malah membunuh yang ngebully karena
seperti yang kita tau orang yang sudah menggalami gangguan mental atau jiwa mereka tidak
akan berfikir panjang lebar jika dia ingin melakukan itu maka dia akan melakukannya
walaupun mereka tau akibatnya kayak gimana.Tapi hal yang dilakukan olek NK selaku
korban bully atau tersangka pembunuhan bukan lah hal yang bagus untuk menyelesaikan
suatu masalah. Alangkah baiknya jika merasa pembully-nya sudah kelewatan bahkan sampai
mengancam lebih baik lapor ke orang tua atau kekantor polisi saja. Jadi stop membully orang
karena kita tidak tau tingkat kesabaran orang itu berbeda-beda.