Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 3

1. SERLIN SUSMILA CAHYANI


2. SINGGI FEBIONI
3. SINTA RUKYANI
4. TOMY
5. VIQRATUS TSAQOVA
6. SUCI AYU RAHMAWATI
7. ULYA WARDANIS
PERAWATAN JENAZAH

Pengurusan jenazah termasuk syariat Islam yang perlu diketahui oleh


seluruh umat Islam. Hal itu dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan atau
pengurusan jenazah sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Perawatan
jenazah ini merupakan hak si mayat dan kewajiban bagi umat Islam untuk
melakukannya dengan pengurusan yang terbaik,bagi yang masih
hidup.Oleh karena itu penting sekali mengetahui tentang penyelenggaraan
jenazah.Islam mengajarkan kepada setiap orang muslim untuk salalu
menjalin hubungan dengan sasamanya. Baik itu dalam kehidupan dunia
maupun akherat. Sehingga dengan adanya kerjasama dan saling tolong
menolong antara sesama orang muslim akan tercipta suasana yang tenang,
damai dan sejahtera. ada kewajiban yang harus dipikul terhadap orang yang
telah meninggal, diantaranya;
1. Memandikan,
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan.
MEMANDIKAN JENAZAH

• Hukum memandikan mayat bagi orang Muslim yang hidup adalah fardlu
kifayah. Yang wajib dimandikan adalah mayat Muslim yang tidak mati syahid,
yaitu orang yang mati karena dalam pertempuran fi sabilillah melawan orang
kafir. Orang yang mati syahid tidak perlu dimandikan, sebagaimana sabda
Rasulullah Saw. tentang orang-orang yang gugur dalam pertempuran Uhud:
“Jangan kamu mandikan mereka, karena sesungguhnya setiap luka dan darah
akan semerbak bau kesturi pada hari kiamat, dan tidak usah mereka dishalati”
(HR. Ahmad dari Jabir). Mayat laki-laki dimandikan oleh orang laki-laki,
Adapun jika mayat itu perempuan, maka ia dimandikan oleh perempuan pula;
tidak boleh laki-laki memandikan perempuan begitupun sebaliknya, kecuali
bila mereka adalah sepasang suami istri.
Cara Dalam Memandikan Jenazah
1.Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
2.Dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak terlihat
3.Istinjakkan mayat terlebih dahulu.
4.Kemudian bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya,
celah jari tangan dan kaki dan rambutnya, sebaiknya memakai sarung tangan.
lanjutan

5.Mayat didudukkan atau disandarkan pada sesuatu,


lalu  mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan perutnya secara perlahan-
lahan agar semua kotorannya keluar, lantas dibersihkan dengan tangan kirinya,
dianjurkan memakai sarung tangan yang sudah diganti. Dalam hal ini boleh memakai
wangi-wangian agar tidak terganggu bau kotoran jenazah.
7.Kemudian siram dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat Lafaz
niat memandikan jenazah lelaki :
‫ال ى‬ ِ ِّ‫س َل لِ َه َذاا ْل َمي‬
َ ‫ت هللِ تَ َع‬ ْ ُ‫“ نَ َو ْيتُ ا ْلغ‬Aku sengaja (niat) memandikan mayit ini karena Alloh
Ta’ala “
8.Lafaz niat memandikan jenazah perempuan :
                   ‫س َل لِ َه ِذ ِه ا ْل َميِّتَ ِة هللِ تَ َعالَى‬
ْ ُ‫“نَ َو ْيتُ ا ْلغ‬Aku sengaja (niat) memandikan mayit ini karena
Alloh Ta’ala “
9.Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki 3 kali dengan air bersih.
10.Siram sebelah kanan 3 kali.
11.Siram sebelah kiri 3 kali.
12.Kemudian memiringkan mayat ke kiri basuh bahagian lambung kanan sebelah
belakang.
lanjutan

13.Memiringkan mayat ke kanan basuh bahagian lambung sebelah kirinya.


14.Siram kembali dari kepala hingga ujung kaki.
15.Setelah itu siram dengan air kapur barus.
16.Setelah itu jenazahnya diwudukkan
17.Lafaz niat mewudukkan jenazah lelaki :
ِ ِّ‫ض ْو َء لِ َه َذاا ْل َمي‬
                         ‫ت هللِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َو ْيتُ ا ْل ُو‬
"aku berniat mewudukkan jenazah (lelaki) ini kerana Allah s.w.t"
18.Lafaz niat mewudukkan jenazah
perempuan :                                                 ‫لى‬.َ .‫ا‬.‫تَ َع‬...‫هلل‬ ْ .‫ ِذ ِه‬.‫ َه‬.ِ‫ض ْو َء ل‬
ِ ‫يِّتَ ِة‬.‫ل َم‬..‫ا‬ ُ ‫ل ُو‬.ْ .‫ َو ْي ُتا‬. َ‫ن‬
"aku berniat mewudukkan jenazah (perempuan) ini kerana Allah s.w.t"
19.Cara mewudukkan jenazah ini yaitu dengan mencucurkan air ke atas
jenazah itu mulai dari muka dan terakhir pada kakinya, sebagaimana
melaksanakan wuduk biasanya.
20.  Setelah selesai dimandikan dan diwudukkan dengan baik, dilap
menggunakan lap pada seluruh badan mayat
MENGKAFANI JENAZAH
    Setelah selesai memandikan dan mengeringkan mayit,disyariatkan
mengafani mayit. Dipersyaratkan mengafani agar bisa menutupi.
Disunahkan agar bisa berwarna putih dan bersih baik baru (itu yang afdhal)
atau yang baru dicuci.Batasan/ukuran kafan yang wajib adalah kain yang
mentupi seluruh badan mayit.Disunahkan mengafani mayit laki-laki dengan
tiga lapisan kain dan mengafani mayit perempuan dengan lima lembar kain
yang terdiri dari: sarung,kerudung,dan dua lembar pembungkus.Mayit anak
kecil dikafani dengan satu lapis kain dan boleh dikafani dengan tiga lapis
kain.Sedangkan mayit anak kecil wanita dikafani dengan satu baju dan dua
lapis kain.
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih:
a.    Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
b.    Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
c.    Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
d.   Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
e.    Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.
lanjutan

• Adapun tata cara mengkafankan jenazah, yaitu 


a.Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah
lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
•b.Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
•c.Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur)
yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
•d.Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian
ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar
demi selembar dengan cara yang lembut.
•e.Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah
kain kafan tiga atau lima ikatan
MENSHALATKAN JENAZAH

Sholat jenazah dilaksanakan setelah jenazah selesai dimandikan dan dikafani.


Hukum menyalatkan jenazah adalah fardu kifayah bagi orang-orang muslim yang
masih hidup.
Syarat-syarat sah sholat jenazah
1)  Seorang yang menyalatkan, syaratnya orang muslim, suci dari hadas besar dan
hadas kecil, suci badan, pakaian dan tempat dari najis, menutup aurat dan menghadap
kiblat.
2) Sholat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani.
3)  Letak mayat disebelah kiblat orang yang menyalatkan, terkecuali kalau sholat
jenazah dilakukan diatas kubur atau sholat gaib.
Tata cara menshalatkan jenazah
1. Imam berdiri di depan setentang kepala mayat, apabila mayat laki-laki. Jika mayat
perempuan, imam berdiri setentang pinggangnya.
2. Makmum berdiri di belakang imam bersaf-saf. Jama’ahnya lebih banyak lebih
utama. Jika jama’ahnya sedikit, usahakan menjadi tiga saf. Karena Rasulullah Saw.
telah bersabda, yang artinya : “Apabila seorang mukmin mati dan dishalatkan oleh
sekelompok kaum muslimin hingga tiga saf, maka dosa-dosa si mayat diampuni”.
(HR. Lima ahli hadis, kecuali Nasai)
lanjutan

3.Setelah saf teratur,


4. Niatlah shalat jenazah disertai takbiratul ihram
5.  Takbir empat kali.
a.    Takbir Pertama: membaca Surat Al-Fatihah
b. Takbir Kedua: membaca sholawat Nabi
c.    Sesudah takbir ketiga membaca :
Untuk Laki-laki:
‫ َع ْنهُاَللَّهُ ّم‬  ‫ْف‬
ُ ‫ار َح ْمهُ َو َعافِ ِه َواع‬ ْ ‫الَلّهُ َّم ا ْغفِ ْرلَهُ َو‬
Untuk Perempuan:
‫ْف‬ُ ‫ َواع‬  ‫ار َح ْم َها َو َعافِ َها‬ ْ ‫الَلّ ُه َّم ا ْغ ِف ْرلَ َها َو‬  
d.      Sesudah takbir keempat sebelum salam sunnah membaca :
)‫أللّهُ َّم الَ ت َْح ِر ْمنَا َأ ْج َرهُ ( َها) َوالَ تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ ( َها‬
ٌ‫ان َوالَت َْج َع ْل فِى قُلُ ْوبِنَا ِغالًّ لِلَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا َربَّنَا ِإنَّ َك َرُؤ وف‬ َ ‫َوا ْغفِ ْرلَنَا َولَهُ (لَ َها) َوِإل ْخ َوا ِننَا الَّ ِذ ْي َن‬
ِ ‫سبَقُ ْونَا ِباِْإل ْي َم‬
‫ر َِّح ْي ٌم‬
6.  Kemudian salam
MENGUBURKAN JENAZAH
Etika orang yang mengantarkan jenazah
a.  Tafakkur, meresapi arti sebuah kematian.
b.  Berjalan di depan dan di dekat mayit.
c.  Dimakruhkan ramai-ramai dan bersuara keras serta membicarakan masalah dunia.
d.  Sunnah dengan jalan kaki. Megantarkan jenazah ke pekuburan dengan naik
kendaraan hukumnya makruh. 
e.  Mengantarkan jenazah sampai proses penguburan selesai secara sempurna. 
Cara meletakkan jenazah dalam kubur
a.  Keranda diletakkan diarah kaki lubang kubur (nisbat negara Indonesia : Selatan).
b.  Mayit dimasukan kedalam lubang kubur dengan perlahan-lahan. Sedangkan yang
menerima, bila mayit perempuan, maka mahram si mayit. Bila laki-laki, maka yang
paling dekat hubungannya dengan si mayit.
c.  Ketika memasukkan mayit, sunnah membaca do’a:
ُ ‫س ِم هللاِ َوعَلىٰ ِملَّ ِة َر‬
ِ‫س ْو ِل هللا‬ ْ ‫ِب‬
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah dan atas nama agama Rasulullah”.
d.  Mayit diletakkan pada tempat yang telah dipersiapkan dan wajib dihadapkan ke
arah kiblat.
d.  Mayit diletakkan pada tempat yang telah dipersiapkan dan wajib dihadapkan ke
arah kiblat.
e.  Ikatan kain kafan bagian kepala dibuka, lalu wajah dan pipi mayit ditempelkan
ke tanah.
f.   Tubuh mayit sunnah diberi penupang (Madura : lubelu) (bisa dengan batu atau
kayu), untuk menjaga agar mayit tidak berubah terlentang atau telungkup.
g.  Sebelum ditimbuni tanah, tubuh mayit wajib ditutupi dengan papan kayu atau
lainnya, agar tanah timbunan tidak langsung mengena mayit.
h.  Mayit dibacakan adzan dan iqamah.
i.   Lalu lubang kubur ditimbun, dan tanah timbunan ditinggikan satu jengkal
atau ± 25 cm.
j.   Kuburan disiram dengan air dingin, sekalipun tanah telah basah oleh air hujan
k.  Juga sunnah ditanami atau diberi bunga.
l.   Kuburan diberi batu nisan
m. Setelah proses penguburan selesai, sunnah dibacakan talqin dengan bahasa Arab,
dan sunnah diterjemah dengan bahasa yang dimengerti oleh para pengantar jenazah
n.  Setelah proses pemakaman selesai, para pengantar jenazah sunnah tidak
langsung pulang, tetapi diam dulu dan berdzikir atau membaca al-Qur’an
mendoakan mayit.

Anda mungkin juga menyukai