Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI

TARGET ASUHAN KEBIDANAN

OLEH

NOOR AISYAH

PO.62.24.216.199

KEMENTERIAN KESEHATAN REFUBLIK INDONESIA

BADAN PERKEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SDM POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kontrasepsi Mantap
MOW (Tubektomi)”. Penulisan ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kontrasepsi MOW ............................................................. 3
B. Macam-macam metode kontrasepsi ...................................................... 4
C. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi MOW .....................................5
D. Waktu pelaksanaan kontrasepsi MOW ................................................. 6
E. Indikasi Kontrasepsi MOW...................................................................6
F. Kontraindikasi Kontraseosi MOW ........................................................ 7
G. Syarat Kontrasepsi MOW .....................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 8
B. Saran ......................................................................................................8
Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009).
Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,
melainkan juga untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk
membentuk keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah.
Salah satu masalah yang terjadi dan memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam
penanganannya adalah tingginya angka kelahiran di Indonesia. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melaksanakan pembangunan program Keluarga
Berencana secara komprehensif (Syaiffudin, 2006). Program Keluarga Berencana (KB)
merupakan salah satu upaya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan memiliki
peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu di Indonesia. Pelaksanaan program
Keluarga Berencana tersebut dengan menggerakan masyarakat terutama pada pasangan
usia subur untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal maupun non hormonal.
Upaya penggunaan alat kontrasepsi yang dilakukan tersebut dapat bersifat permanen
serta dapat bersifat sementara. Alat kontrasepsi yang bersifat hormonal maupun non
hormonal antara lain AKDR (IUD/alat kontrasepsi dalam rahim). Alat kontrasepsi
hormonal antara lain alat kontrasepsi metode pil, suntik dan implant. Alat kontrasepsi
yang bersifat permanen antara lain MOP (Medis Operatif Pria) atau biasa disebut
vasektomi dan MOW (Medis Operatif Wanita) atau biasa disebut dengan tubektomi
(Handayani, 2010).

1
B. Tujuan
1. Apa pengertian kontrasepsi MOW
2. Apa saja keuntungan dan kerugian kontrasepsi MOW
3. Apa saja indikasi kontrasepsi MOW
4. Apa saja kontraindikasi kontrasepsi MOW
5. Apa saja syarat pemakaian kontrasepsi MOW
6. Kapan waktu pelaksanaan kontrasepsi MOW
7. Bagaimana perawatan pra kontrasepsi MOW
8. Bagaimana Persiapan pra operasi kontrasepsi MOW
9. Bagaimana Perawatan pasca operasi kontrasepsi MOW
10. Kontrasepsi MOP dianggap gagal bila
11. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan Kontrasepsi MOP
C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian kontrasepsi MOW
2. Untuk megetahui apa saja keuntungan dan kerugian kontrasepsi MOW
3. Untuk mengetahui apa saja indikasi kontrasepsi MOW
4. Untuk mengetahui apa saja kontraindikasi kontrasepsi MOW
5. Untuk mengetahui apa saja syarat pemakaian kontrasepsi MOW
6. Untuk mengetahui kapan waktu pelaksanaan kontrasepsi MOW
7. Untuk mengetahui bagaimana perawatan pra kontrasepsi MOW
8. Untuk mengetahui bagaimana Persiapan pra operasi kontrasepsi MOW
9. Untuk mengetahui bagaimana Perawatan pasca operasi kontrasepsi MOW
10. Untuk mengetahui Kontrasepsi MOP dianggap gagal bila
11. Untuk mengetahui kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan
Kontrasepsi MOP

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kontrasepsi MOW (Medis Operasi Wanita)
Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan konrasepsi (Ari Sulistyawati, 2011).
Dalam program Keluarga Berencana, terdapat berbagai jenis Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) diantaranya Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit (AKBK) dan Kontrasepsi Mantap seperti Vasektomi (MOP) dan Tubektomi
(MOW). Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin memiliki
anak lagi.Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi sehingga diperlukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang
klien sesuai untuk menggunakan metode ini (Affandi, dkk, 2011).
Kontrsepsi merupakan suatu usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi fertilitas. Keluarga Berencana (KB) intervensi kesehatan
yang cost effective dan menyelematkan nyawa perempuan dan anak. Keluarga berencana
merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara
kebutuhan dan jumlah penduduk. Peserta keluarga berencana (KB) adalah pasangan usia
subur dimana dimana salah satunya menggunakan cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan
pencegahan kehamilan baik melalui program KB maupun non-program KB. Usaha-usaha
ini dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat sementara
terdiri dari Pil, suntik KB, kondom, AKDR, implant dan alat kontrasepsi lainnya.
Sedangkan yang bersifat permanen berupa medis operasi wanita (MOW) dan medis
operasi pria (MOP). Cara kerja alat / obat kontrasepsi bermacam-macam, pada umumnya
adalah mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi
pertemuan sel telur dengan sperma.
Kontrasepsi MOW memiliki angka kegagalan yang paling kecil (baik secara teoritis
maupun praktek) dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya. Secara teoritis angka
kegagalan kontrasepsi MOW yaitu mencapai 0,04 kehamilan per 100 perempuan selama

3
tahun pertama penggunaan dan dalam praktek angka kegagalan kontrasepsi MOW yaitu
0,1 0,5 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama penggunaan.
MOW (Medis Operatif Wanita) / tubektomi atau juga dapat disebut dengan sterilisasi.
MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang
menyebabakan sel telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel telur
tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh
karena itu gairah seks wanita tidak akan turun. Pelaksanaan MOW sendiri dibagi menjadi
3 yaitu pelaksanaan MOW pasca operasi / pasca melahirkan, mempunyai penyakit
ginekologi, dan dilakukan pada masa interval. Tubektomi adalah setiap tindakan pada
kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan
keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan
demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi
alat-alat kontrasepsi yang konvensional.
Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil
sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari
akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang
belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang
sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi.
Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah
anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus
3 atau lebih.
B. Macam-macam Metode Kontrasepsi
Macam-macam metode kontrasepsi dibagi menjadi 3 metode:
a. Kontrasepsi sederhana :
1) Kondom : merupakan selubung / sarung karet tipis yang di pasang pada penis
sebagai tempat penampung seperma yang dikeluarkan pria saat senggama
sehingga tidak tercurah pada vagina.
2) Koitus interuptus / senggama terputus : adalah cara menghentikan senggama
dengan mencabut penis dari vagina pada saat menjelang ejakulasi.
3) KB Alami : merupakan KB berdasarkan siklus masa subur dan masa tidak subur
dengan cara, metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.

4
4) Diagfragma : merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma
sampai ke serviks.
5) Spermisida: merupakan suatu zat atau bahan kimia yang dapat menghentikan /
melumpuhkan gerak spermatozoa.
b. Kontrasepsi Hormonal :
1) Pil KB : merupakan alat kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau
Tablet.
2) Suntik KB : merupakan alat kontrasepsi yang diberikan dengan cara suntikan
intra muscular, ada 2 macam, KB suntik 1 bulan, KB suntik 3 bulan.
3) Implant: merupakan alat kontrasepsi yang di susupkan di bawah kulit lengan
atas.
4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD : merupakan alat kontrasepsi
yang dimasukan kedalam Rahim wanita.
c. Metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP ):
1) Tubektomi : merupakan alat kontrasepsi permanen untuk mencagah keluarnya
ovum dengan cara mengikat/memotong saluran tuba falopi.
2) Vasektomi : merupakan alat kontrasepsi permanen dengan cara operasi kecil
yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat,
memotong saluran vas deferent.
C. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi MOW
Keuntungn kontrasepsi MOW sangat banyak, antara lain sebagai berikut :
a. Tidak ada efek samping dan perubahan dalam fungsi hasrat seksual
b. Dapat dilakukan pada perempuan diatas 26 tahun
c. Tidak mempengaruhi air susu ibu (ASI)
d. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi
e. Dapat digunakan seumur hidup
f. Tidak mempengaruhi atau mengganggu kehidupan suami istri.
Kerugian dalam menggunakan Kontrasepsi mantap yaitu antara lain :
a. Harus di pertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat
dipulihkan kembali
b. Klien dapat menyesal dikemudian hari

5
c. Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anastesi umum
d. Rasa sakit / ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
e. Tidak melindungi diri dari IMS.
D. Waktu pelaksanaan kontrasepsi MOW
Waktu pelaksanaan kontrasepsi MOW adalah sebagai berikut :
a. Dapat dilakukan pada saat Masa Interval (selama waktu siklus menstruasi)
b. Pasca persalinan (post partum). Tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan
dalam 24 jam, atau selambat lambatnya dalam 48 jam pasca persalinan
c. Pasca keguguran sesudah abortus dapat langsung dilakukan sterilisasi, waktu operasi
membuka perut. Setiap operasi yang dilakukan hendaknya harus dipikirkan apakah
wanita tersebut sudah mempunyai indikasi untuk dilakukan sterilisasi. Hal ini harus
diterangkan kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat dipergunakan
untuk melakukan kontrasepsi mantap.
E. Indikasi Dilakukan Kontrasepsi MOW
Indikasi dilakukan kontrasepsi MOW yaitu sebagai berikut :
a. Indikasi medis umum adanya gangguan fisik atau pisikis yang akan menjadi lebih
berat bila wanita ini hamil lagi
b. Gangguan fisik yang dialami seperti tuberculosis pulmonum, penyakit jantung, dan
sebagainya
c. Gangguan pisikis yang di alami yaitu seprti skizofernia (psikosis), sering menderita
psikosa nifas, dan lain-lain
d. Indikasi medis obstetric yaitu toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesarea
yang berulang, histerektomi obstetri
e. Indikasi medis ginekologik pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula
dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan sterilisasi
f. Indikasi sosial ekonomi adalah indikasi berdasarkan beban sosaial ekonomi yang
sekarang ini terasa bertambah berat
g. Mengikuti rumus 120 yaitu perkalian jumlah anak hidup dan umur ibu, misalnya
umur ibu 30 tahun dengan anak hidup 4, maka hasil perkalianya adalah 120; 8)
mengikuti rumus 100 umur ibu 25 tahub je atas dengan anak hidup 4 orang, umur ibu

6
30 tahun keatas dengan anak hidup 3 orang, umur ibu 35 tahun keatas dengan anak
hidup 2 orang.
F. Kontraindikasi dalam melakukan MOW
Kontraindikasi dalam melakukan MOW yaitu dibagi 2 yang meliputi :
a. Indikasi mutlak
Kontraindikasi mutlak meliputi : peradangan dalam rongga panggul, peradangan
liang senggama, kavum duaglas tidak bebas, ada perlekatan,
b. Indikasi relatif
Kontraindikasi relative, obesitas berlebihan, bekas laparotomi.
G. Syarat Melakukan MOW (Metode Operasi Wanita)
Syarat dilakukan MOW yaitu sebagai berikut:
a. Syarat Sukarela
Syarat sukarela meliputi antara lain pengetahuan pasangan tentang cara cara
kontrasepsi lain, resiko dan keuntungan kontrasepsi mantap serta pengetahuan
tentang sifat permanen pada kontrasepsi ini.
b. Syarat Bahagia
Syarat bahagia dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan harmonis, umur istri
sekurang kurangnya 25 dengan sekurang kurangnya 2 orang anak hidup dan anak
terkecil lebih dari 2 tahun.
c. Syarat Medik
Setiap calon peserta kontrasepsi mantap wanita harus dapat memenuhi syarat
kesehatan, artinya tidak ditemukan hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani
kontrasepsi mantap. Pemeriksaan seorang dokter diperlukan untuk dapat
memutuskan apakah seseorang dapat menjalankan kontrasepsi mantap. Ibu yang
tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi mantap antara lain ibu yang
mengalamai peradangan dalam rongga panggul, obesitas berlebihan dan ibu yang
sedang hamil atau dicurigai sdang hamil.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan konrasepsi (Ari Sulistyawati, 2011).
Dalam program Keluarga Berencana, terdapat berbagai jenis Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) diantaranya Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit (AKBK) dan Kontrasepsi Mantap seperti Vasektomi (MOP) dan Tubektomi
(MOW). Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin memiliki
anak lagi.Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi sehingga diperlukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang
klien sesuai untuk menggunakan metode ini (Affandi, dkk, 2011).
MOP merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor yang aman, sederhana,
dam sangat efektif, memakan waktu operasi relatif singkat dan tidak memerlukan anestesi
umum. MOP dilakukan dengan cara memotong vas deferens sehingga sperma tidak dapat
mencapai air mani dan air mani yang dikeluarkan tidak mengandung sperma. Efektivitas
sangat tinggi mencapai 0,1 – 0,15 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
pemakaian. MOP adalah alat kontrasepsi jenis sterilisasi melalui pembedahan dengan
cara memotong saluran sperma yang menghubungkan testikel (buah zakar) dengan
kantung sperma sehingga tidak ada lagi kandungan sperma di dalam ejakulasi air mani
pria (Verawati, 2012).
B. Saran
Mengingat banyaknya keuntungan dan peluang yang timbul dari program KB, kita
sebagai anak bangsa harus turut mensukseskan program ini. Pemerataan kesehatan dan
pendidikan harus disiapkan oleh pemerintah agar program KB ini cepat tercapai. Selain
itu lapangan pekerjaanpun juga harus dipenuhi untuk menekan angka pengangguran, agar
angka kriminalitas pun berkurang dan masyarakat indonesia menjadi masyarakat yang
maju dan bermutu.

8
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B, dkk. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina Pustaka Sarwono
Prawiro hardjo. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.

Natsir, A, 2013. Kewenangan Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKB
dan PP) Di Bidang Pelayanan Publik Di Kabupaten Pinrang, Skripsi Tidak Diterbitkan,
Makassar, Universitas Hasanuddin.

Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Proverawati, Atikah, dkk. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sarwono Prawirohardjo Proverawati, A. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Sarwono Prawirohardjo Sufadmi. 2013. Gambaran pengetahuan wanita PUS KB MOW /


Tubektomi di desa Hargotirto Kokap Kulon Progo.

Sulistyawati, (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai