Anda di halaman 1dari 3

TOPIK 4

“ANTIPSIKOSIS”

KASUS 1  

Laki-laki 16 tahun mengalami gejala : cenderung mengasingkan diri dari orang lain,  mudah
marah dan depresi, perubahan pola tidur, kurang konsentrasi dan motivasi, kesedihan  dalam
mengerjakan tugas sekolah, kadang-kadang suka mengalami halusinasi sebagai seorang  actor
film. Orang tuanya sudah memeriksakan ke dokter dan dokter memberikan terapi  haloperidol
dan klozapin 50 mg. mempunyai riwayat penyakit gastritis dan kecanduan narkotika  jenis
sabu-sabu.  

Pertanyaan :  

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas !


 Laki-laki 16 tahun mengalami gejala : cenderung mengasingkan diri dari orang lain, 
mudah marah dan depresi, perubahan pola tidur, kurang konsentrasi dan motivasi,
kesedihan  dalam mengerjakan tugas sekolah, kadang-kadang suka mengalami
halusinasi sebagai seorang  actor film. 
2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas !  
Mempunyai riwayat penyakit gastritis dan kecanduan narkotika jenis sabu-sabu.
3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?  
Untuk mengatasi depresi dan gangguan mental.
4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas? 
Haloperidol : Haloperidol merupakan suatu antipsikotik tipikal bekerja dengan
memblokir reseptor dopamin postsinaptik dan terdapat dalam sediaan oral, injeksi
intravena, dan intramuskular.
Klozapin: Clozapine bekerja dengan cara memblokade reseptor dopamine, serotonin
5HT2A, dan α-adrenergik. Blokade terhadap reseptor D1 lebih besar dibandingkan
terhadap reseptor D2. Blokade terhadap reseptor dopamine D2 bertanggung jawab
terhadap kemampuan clozapine untuk menurunkan gejala positif psikosis dan
stabilisasi gejala afektif.
5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat? 
Haloperidol : Dewasa: 0,5–5 mg, 2–3 kali sehari. Dosis pemeliharaan 3–10 mg per
hari tergantung respons pasien terhadap obat.
Klozapin: Dewasa: Dosis awal 12,5 mg, 1–2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan
sebanyak 25–50 mg per hari, sesuai respon pasien, hingga mencapai dosis target 300–
450 mg per hari pada akhir minggu ke-2.
6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!
- Memberi Dukungan dengan Penuh Kasih Sayang
- Mengajarkan Anak Kemampuan Sosial dan Emosional yang Baik
- Membangun Hubungan Positif
- Meluangkan Waktu dengan Anak
- Memenuhi Kebutuhan Dasar Anak
7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien! 
Haloperidol : efek samping; Kantuk, Pusing, Sakit kepala, Sulit tidur, Susah buang
air kecil, Lemas
Klozapin: efek samping obat; Pening, sulit menjaga keseimbangan, atau pusing,
Kantuk, Mulut kering atau justru ngences, Gelisah, Sakit Kepala, Gemetar (tremor),
Penglihatan buram, Sembelit, Peningkatan berat badan

KASUS 2  

Laki-laki 60 tahun pensiun dari tempat kerjanya sejak 1 minggu yang lalu saat ini ia  hanya
tinggal di rumah seorang diri karena istrinya sudah meninggal. 3 hari terakhir ia sering 
mendengar bisikan bahwa ia adalah seorang direktur disebuah perusahaan ternama.
Emosinya  tidka stabil, kadang merasa bingung, dan kadang tiba-tiba berteriak tanpa alasan.
Tetangganya akhirnya membawanya ke dokter dan dokter memberikan obat chlorpromazine
100 mg dan  risperidone 0,5 mg. memiliki riwayat hipertensi dan saat ini tekanan darahnya
125/95 mmHg.  

Pertanyaan :  

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas !  


Laki-laki 60 tahun pensiun dari tempat kerjanya sejak 1 minggu yang lalu saat ini ia 
hanya tinggal di rumah seorang diri karena istrinya sudah meninggal. 3 hari terakhir ia
sering  mendengar bisikan bahwa ia adalah seorang direktur disebuah perusahaan
ternama. Emosinya  tidka stabil, kadang merasa bingung, dan kadang tiba-tiba
berteriak tanpa alasan.
2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas !
memiliki riwayat hipertensi dan saat ini tekanan darahnya 125/95 mmHg.   
3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?  
Untuk meredakan gejala halusinasi.
4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas?  
Chlorpromazine : Obat ini bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamine D2
yang ada di otak, sehingga dapat meredakan gejala psikosis.
Risperidone: memblokir reseptor dopamin tipe 2, serotonin tipe 2, dan alpha
adrenergic, sehingga bisa menyeimbangkan senyawa kimia alami di otak.
Keseimbangan senyawa kimia di otak dapat menjaga kestabilan emosi dan
kemamampun untuk berpikir secara lebih jernih.
5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat? 
Chlorpromazine: Dewasa: 25 mg, 3 kali sehari. Dosis perawatan adalah 25–100 mg,
3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 gram per hari. Untuk lansia, dosis
akan di awali dengan 1/3–1/2 dosis dewasa.
Risperidone:  Dewasa: Dosis awal 2 mg per hari. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 4
mg per hari sejak hari kedua. Dosis perawatan adalah 4–8 mg per hari. Dosis
maksimal adalah 16 mg per hari.
6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!  
Terapi individu generalis dengan pendekatan strategi pelaksanaan komunikasi,
pemberian medikamentosa dan terapi psikososial. Dalam beberapa kasus, pasien
mungkin dirawatinap, misalnya bila kondisi membahayakan diri sendiri atau orang
lain.
7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!
Chlorpromazine: efek samping; Pusing, Sakit kepala, Mulut kering, Penglihatan
kabur, Mual, Cemas berlebihan, Berat badan naik, Detak jantung tak beraturan, Kram
otot.
Risperidone : Pusing atau sulit menjaga keseimbangan, Kantuk, Peningkatan jumlah
air liur, Mual atau muntah,Peningkatan berat badan, Kelelahan, Gangguan tidur

Referensi

https://www.alodokter.com/haloperidol

https://www.alodokter.com/clozapine

https://www.alomedika.com/obat/psikofarmaka/antipsikosis/haloperidol/farmakologi

https://www.alomedika.com/obat/psikofarmaka/antipsikosis/clozapine/farmakologi

https://www.alodokter.com/risperidone

https://www.alodokter.com/chlorpromazine

https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/schizophrenia/penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai