Disusun Oleh:
Anis Setyo Wati (D3KP1900555)
Beda Ambar Sari (D3KP1900557)
Bella Noraniza Putri (D3KP1900558)
Daniel Ismail Riyanto S. (D3KP1900559)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
memberikan rahmat serta hidayah kepada kami semua, sehingga berkat karunia-
NYA kami dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “Pandangan Agama
Islam Terhadap Euthanasia” ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan dan bantuan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami
menyadari masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan semua pihak yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca maupun kami sendiri bagi
pengembangan pengetahuan pada masa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pengertian Euthanasia......................................................................................3
B. Macam-Macam Euthanasia.............................................................................4
1. Euthanasia Aktif (Positif)......................................................................4
2. Euthanasia Pasif (Negatif).....................................................................4
C. Pandangan Syariah Islam Tentang Euthanasia..............................................5
1. Euthanasia Aktif....................................................................................6
2. Euthanasia Pasif....................................................................................7
D. Hubungan Euthanasia dengan Jarimah (Tindak Pidana).............................8
E. Pandangan Hukum Positif Tentang Euthanasia............................................8
1. Menurut Aspek Medis...........................................................................8
2. Menurut Aspek Hukum.........................................................................9
BAB III PENUTUPAN.................................................................................................11
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
hidup dan mati ditangan Tuhan, maka islam melarang orang melakukan
pembunuhan, baik terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri.
Setiap makhluk hidup, termasuk manusia akan mengalami siklus
kehidupan yang dimulai dari proses pembuahan, kelahiran, kehidupan di
dunia dengan berbagai permasalahannya, dan diakhiri dengan kematian. Dari
berbagai siklus kehidupan di atas, kematian merupakan salah satu yang masih
mengandung misteri yang sangat besar.
(185: اليآة )آل عمران...... كل نفس ذائقة الموت
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati” Qs. Ali Imran:185.
Sampai saat ini, kematian merupakan misteri yang paling besar, dan ilmu
pengetahuan belum berhasil menguaknya. Satu satunya jawaban tersedia di
dalam ajaran agama. Kematian sebagai akhir dari rangkaian kehidupan di
dunia ini, merupakan hak dari Tuhan. Tidak ada seorangpun yang berhak
untuk menunda sedetikpun waktu kematiannya, termasuk mempercepat
waktu kematiannya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian euthanasia.
2. Macam-macam euthanasia.
3. Pandangan syariah Islam tentang euthanasia.
4. Hubungan euthanasia dengan jarimah (tindak pidana).
5. Pandangan hukum positif tentang euthanasia.
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Euthanasia
3
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa euthanasia
adalah usaha dan bantuan yang dilakukan untuk mempercepat kematian
seseorang yang menurut perkiraan sudah hampir mendekati kematian, dengan
tujuan untuk meringankan atau membebaskannya dari penderitaannya.
B. Macam-Macam Euthanasia
Dalam dunia medis, dikenal dua macam bentuk dari Euthanasia, yaitu:
1. Euthanasia Aktif (Positif)
Yakni apabila dokter atau tenaga medis lainnya secara sengaja tidak
memberikan bantuan secara aktif untuk mempercepat proses kematian si
pasien. Jika seorang pasien menderita penyakit dalam stadium terminal,
4
yang menurut dokter sudah tidak bisa lagi disembuhkan, maka kadang-
kadang pihak keluarga tidak tega melihat seorang anggota kelurganya
berlama-lama menderita dirumah sakit, lalu meminta kepada dokter untuk
menghentikan pengobatannya. Akibatnya si penderita meninggal.
Alasan lain yang juga lazim dikemukan adalah terkait keadaan ekonomi
pasien yang terbatas, sementara dana yang dibutuhkan untuk pengobatan
sangat tinggi, sedangkan fungsi pengobatan menurut perhitungan dokter
sudah tidak efektif lagi.
Contoh euthanasia pasif, misalkan penderita kanker yang sudah kritis,
orang sakit yang sudah dalam keadaan koma, disebabkan benturan pada
otak yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau, orang yang terkena
serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati maka dapat
mematikan penderita. Dalam kondisi demikian, jika pengobatan
terhadapnya dihentikan, akan dapat mempercepat kematiannya.
5
jiwa merupakan titipan Allah SWT yang harus dipelihara dan digunakan
secara benar. Maka dari itu dia tidak boleh membunuh dirinya sendiri.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa’ ayat 29:
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu (sendiri). Sesungguhnya Allah
SWT Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian
dengan melanggar dan aniaya, maka kami kelak akan memasukkan kamu ke
dalam api neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
Berkaitan dengan ayat di atas, dapat dikatakan bahwa manusia beriman
tidak akan melakukan bunuh diri. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu
misalnya karena frustasi, mengalami kegagalan, dan sebagainya, akan terbuka
peluang cukup besar untuk melakukannya. Dalam rangka itulah, Al-Qur’an
melarang keras kaum mukmin untuk melakukan bunuh diri.
Karena alasan itu pula, seorang pesakitan dalam Islam dianjurkan untuk
segera berobat. Sebab, seseorang yang berobat pada hakikatnya dalam rangka
mempertahankan kehidupannya. Rasulullah SAW berpesan:
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit sekaligus obat, dan
telah menciptakan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah dan jangan
berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud)
Hadis ini memotivasi kepada manusia agar ketika sakit hendaknya
berobat untuk kesembuhan penyakitnya. Karena setiap penyakit yang
diturunkan oleh Allah itu pasti ada obatnya. Meskipun kadang kala, manusia
belum mengetahui obatnya. Yang terpenting bagi manusia adalah bahwa ia
telah berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya.
Di sisi lain, seseorang juga dilarang keras membunuh orang lain. Sebagai
bukti keseriusannya, Islam memberikan ancaman dan sanksi yang sangat
tegas bagi pelakunya.
Allah SWT berfirman:
“Dan barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka
balasannya adalah neraka jahannam, kekal ia didalamnya. Allah murka
kepadanya, mengutukinya, serta menyediakan azab yang besar baginya.”
(QS. An-Nisa’:93)
6
Hukum euthanasia dalam syariah Islam dapat dijawab menurut
macamnya, yakni:
1. Euthanasia Aktif
7
Mengenai dalil atau dasar fatwa MUI tentang pelarangan “euthanasia”,
dia menjelaskan dalilnya secara umum yaitu tindakan membunuh orang dan
karena faktor keputusasaan yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Beliau
mengungkapkan, dasar pelarangan euthanasia memang tidak terdapat secara
spesifik dalam Alquran maupun Sunnah Nabi. “Hak untuk mematikan
seseorang ada pada Allah SWT,” ujarnya menambahkan.
8
4. Pembunuh bukan anggota keluarga korban.
5. Jarimah dilakukan secara langsung.
9
terbaik yang diharapkan. Dengan demikian, dasar etik moral untuk
melakukan euthanasia adalah memperpendek atau mengakhiri penderitaan
pasien dan bukan mengakhiri hidup pasien.
2. Menurut Aspek Hukum
10
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
11
sekalipun dokter dengan memberi suntikan atau obat yang dapat
mempercepat kematiannya (euthanasia positif), atau dengan cara
menghentikan segala pertolongan terhadap si penderita termasuk
pengobatannya (euthanasia negatif). Sebab penderita yang menghabisi
nyawanya dengan tangannya sendiri atau dengan bantuan orang lain berarti ia
mendahului atau melanggar kehendak dan wewenang Tuhan.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang memiliki akal kritis, kita
perlu menolak Euthanasia ini, sebab ketika kita menyetujui hal ini, kita sama
saja dengan orang yang tidak beragama dan tidak memiliki moral serta etika
yang baik yang menginginkan kematian dan pembunuhan terhadap orang
lain.
B. Saran
Saran dari pada penulis dalam hal ini mengenai judul dari makalah yang
dibuat ini merupakan suatu proses kita belajar permasalahan euthanasia yang
masih perlu kiranya pengkajian lebih dalam untuk dilihat terhadap hukum
Islam yang mengatur tentang hal ini, karena masih banyak perbedaan
pendapat dan perbandingan dikalangan orang Islam itu sendri. Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan referensi baik untuk penulis
maupun pembaca pada masa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Karyadi, Petrus Yoyo, 2002. Euthanasia dalam Perspektif Hak Asasi Manusia.
Yogyakarta: Media Presindo.
Utomo, Setiawan Budi, 2003. Fiqih Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer.
Jakarta: Gema Insani Press.
B. Website
http://id.wikipedia.org/wiki/euthanasia
C. Peraturan Perundang-undangan
13