Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP

EUTHANASIA
Disusun oleh:
Kelompok VII
Afifa Riski Amelia (P07224219002)
Clarita Emilia Febiana (P07224219006)
Husnul Khatimah (P07224219022)
Nur Amida Novita Asria (P07224219028)
Rochmi Erisah (P07224219035)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019
DEFINISI EUTHANASIA

Eutanasia (dari bahasa Yunani: ευθανασία -ευ, eu yang


artinya "baik", dan θάνατος, thanatos yang berarti kematian)
adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan
melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit
atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya
dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang
mematikan.
Euthanasia terdiri dalam berbagai bentuk:

• Euthanasia aktif: seseorang (profesional kesehatan) bertindak secara langsung dan


aktif, sengaja menyebabkan kematian pasien — misalnya, dengan menyuntikkan obat
penenang dalam dosis besar.
• Euthanasia pasif: tenaga profesional kesehatan tidak secara langsung bertindak dalam
mengakhiri nyawa pasien, mereka hanya memungkinkan pasien untuk meninggal
dunia dengan alpanya kehadiran fasilitas medis misalnya, memberhentikan atau
menahan opsi pengobatan.
• Euthanasia volunter: terjadi atas permintaan pasien kompeten. Pasien sepenuhnya
menyadari kondisi penyakitnya/sudah diinformasikan
• Euthanasia non-volunter: terjadi ketika pasien berada dalam kondisi tidak sadar atau
tidak mampu untuk membuat pilihan otonomik antara hidup dan mati
• Euthanasia involunter: alias paksaan, terjadi saat pihak lain mengakhiri nyawa pasien
melawan pernyataan keinginan asli mereka.
PANDANGAN AGAMA TERHADAP EUTHANASIA

Kelahiran & kematian merupakan hak prerogatif Tuhan dan


bukan hak manusia sehingga tidak ada seorangpun di dunia ini
yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau memperpendek
umurnya sendiri. Atau dengan kata lain, meskipun secara lahiriah
atau tampak jelas bahwa seseorang menguasai dirinya sendiri,
tapi sebenarnya ia bukan pemilik penuh atas dirinya. Ada aturan-
aturan tertentu yang harus kita patuhi & kita imani sebagai aturan
Tuhan. Jadi, meskipun seseorang memiliki dirinya sendiri, tetapi
tetap saja ia tidak boleh membunuh dirinya sendiri.
Ada aturan-aturan tertentu yang harus kita patuhi & kita imani
sebagai aturan Tuhan. Jadi, meskipun seseorang memiliki dirinya
sendiri, tetapi tetap saja ia tidak boleh membunuh dirinya sendiri.
Pernyataan ini menurut ahli agama secara tegas melarang tindakan
euthanasia, apapun alasannya. Dokter dapat dikategorikan
melakukan dosa besar dan melawan kehendak Tuhan dengan
memperpendek umur seseorang.
PANDANGAN AGAMA ISLAM DAN FATWA MUI
Dari al-Qur’an, as-Sunnah dan kitab-kitab yang mu’tabar, menyampaikan fatwa sebagai berikut:
1. Menurut ajaran Islam, hukum Euthanasia adalah haram, karena hak untuk menghidupkan dan
mematikan manusia hanya berada di tangan Allah SWT.
ُ ‫يت يُحْ ِيي َوهَّللا‬ ُ ‫ون ِب َما هَّللا ُ َويُ ِم‬ َ ُ‫صي ٌر تَ ْع َمل‬ ِ َ‫ب‬
“Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS. Ali Imran,
3 : 156”]
2. Euthanasia merupakan suatu tindakan bunuh diri yang diharamkan oleh Allah SWT
‫ان هَّللا َ إِ َّن أَ ْنفُ َس ُك ْم تَ ْقتُلُوا‬
َ ‫“ َر ِحي ًما ِب ُك ْم َك‬
Dan jangan kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.”[ An-Nisa’, 4 : 29].
Demikian juga firman-Nya dalam surat al-An’am, ayat 151 :
‫س تَ ْقتُلُوا َوال‬ َ ‫ق إِال هَّللا ُ َح َّر َم الَّ ِتي النَّ ْف‬ ِّ ‫ِب ْال َح‬
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar”. [QS. Al-An’am :151].
3. Seseorang yang sengaja melakukan tindakan bunuh diri, meskipun dengan cara
melakukan Euthanasia maka selamanya akan menjadi penghuni neraka Jahanam.
Sebagaimana telah disabdakan Rasulullah SAW dalam hadits shahih yang diriwayatkan
Imam Bukhari dari sahabat Abu Hurairah RA sebagai berikut :
َ َ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
ِ َ‫ال َم ْن تَ َر َّد ِم ْن َجبَ ٍل فَقَتَ َل نَ ْف َسهُ فَه َُو فِي ن‬
‫ار َجهَنَّ َم يَتَ َر َّد َد فِ ْي ِه‬ َ ‫ض َي هللا َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫َع ْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
ُ‫ار َجهَنَّ َم َخالِ ًد ُم َخـلَّ ًدا فِ ْيهَا أَبَ ًدا َو َم ْن قَتَ َل نَ ْف َسه‬ِ َ‫َخالِ ًد ُم َخـلَّ ًدا فِ ْيهَا أَبَ ًدا َو َم ْن تَ َحسَّى ُس ًّما فَقَتَ َل نَ ْف َسهُ فَ ُس ُّمهُ فِي يَ ِد ِه يَتَ َحسَّاهُ فِي ن‬
‫ار َجهَنَّ َم َخالِ ًد ُم َخـلَّ ًدا فِ ْيهَا‬
ِ َ‫طنِ ِه فِي ن‬ ْ َ‫بِ َح ِد ْي َد ٍة ِفَ َح ِد ْي َدتُهُ فِي يَ ِد ِه يَ َجأ ُ بِهَا فِي ب‬
“Barangsiapa sengaja menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri kemudian ia mati,
maka kelak ditempatkan di neraka Jahannam selama-lamanya dalam keadaan selalu
menjatuhkan diri. Barangsiapa sengaja menenggak racun untuk bunuh diri kemudian ia
mati, maka kelak ditempatkan di neraka Jahannam selama-lamanya dalam keadaan
menenggak racun. Dan barangsiapa sengaja melakukan bunuh diri dengan besi kemudian ia
mati, maka kelak ditempatkan di neraka Jahannam selama-lamanya dalam keadaan sakit
karena menusukkan besi ke dalam tubuhnya sendiri”.
4. Seseorang yang menderita suatu penyakit, betapapun parahnya dan sekalipun tidak ada
harapan untuk disembuhkan adalah sedang diuji oleh Allah SWT; apakah dia bersabar
PANDANGAN AGAMA
KRISTEN
• Alkitab tidak secara khusus membahas tentang eutanasia. Tapi, Alkitab
memberikan penjelasan tentang kehidupan dan kematian. Kita tidak boleh
menyebabkan orang lain meninggal. Tapi, jika seseorang sudah hampir
meninggal, kita tidak perlu berusaha mati-matian untuk memperpanjang
kehidupannya.
• Di mata Allah, kehidupan sangatlah berharga. Karena itu, Allah melarang kita
membunuh orang lain ataupun melakukan bunuh diri. (Keluaran 20:13; 1
Yohanes 3:15) Selain itu, Alkitab meminta kita untuk melakukan tindakan
pencegahan untuk melindungi kehidupan kita dan orang lain. Jelaslah, Allah ingin
kita menghargai kehidupan.
• Alkitab melarang kita mengakhiri kehidupan orang lain meski orang itu sakit
parah dan hampir meninggal.
PANDANGAN AGAMA HINDU
Pandangan Agama Hindu terhadap euthanasia adalah didasarkan pada ajaran tentang
karma, moksa dan ahimsa.
• Karma adalah merupakan suatu konsekwensi murni dari semua jenis kehendak
dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir atau bathin dengan
pikiran kata-kata atau tindakan. Sebagai akumulasi terus menerus dari "karma" yang
buruk adalah menjadi penghalang "moksa" yaitu suatu ialah kebebasan dari siklus
reinkarnasi yang menjadi suatu tujuan utama dari penganut ajaran Hindu.
• Ahimsa adalah merupakan prinsip "anti kekerasan" atau pantang menyakiti siapapun
juga.Bunuh diri adalah suatu perbuatan yang terlarang di dalam ajaran Hindu dengan
pemikiran bahwa perbuatan tersebut dapat menjadi suatu factor yang mengganggu
pada saat reinkarnasi oleh karena menghasilkan "karma" buruk.
• Berdasarkan kepercayaan umat Hindu, apabila seseorang melakukan bunuh diri,
maka rohnya tidak akan masuk neraka ataupun surga melainkan tetap berada didunia
fana sebagai roh jahat dan berkelana tanpa tujuan hingga ia mencapai masa waktu di
• Alkitab tidak mengharuskan kita untuk memperpanjang kehidupan seseorang yang sudah
hampir mati. Sebaliknya, Alkitab memberikan penjelasan yang bagus. Kematian adalah
musuh kita. Kematian disebabkan oleh dosa. (Roma 5:12; 1 Korintus 15:26) Tapi, kita
tidak perlu takut terhadap kematian, karena Allah berjanji untuk menghidupkan kembali
orang-orang yang sudah meninggal. (Yohanes 6:39, 40) Kita menghargai kehidupan
dengan mencari pengobatan yang terbaik. Tapi, itu bukan berarti kita harus memilih jenis
pengobatan yang tujuannya hanya untuk menunda waktu kematian seseorang yang sudah
hampir mati.

• Apakah bunuh diri adalah dosa yang tidak bisa diampuni?


Tidak, Alkitab tidak menyebutkan bahwa bunuh diri adalah dosa yang tidak bisa diampuni.
Meski bunuh diri adalah dosa yang besar,  Allah mengerti bahwa hal-hal seperti gangguan
mental, stres berat, atau bahkan pengaruh genetik bisa membuat seseorang bunuh diri.
(Mazmur 103:13, 14) Melalui Alkitab, Allah menghibur orang-orang yang tertekan seperti
itu. Alkitab mengatakan bahwa akan ada ”kebangkitan bagi orang-orang yang benar
maupun yang tidak benar”. (Kisah 24:15) Ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan
kesalahan besar, seperti bunuh diri, punya harapan untuk dibangkitkan.
PANDANGAN AGAMA
BUDDHA
Sebab-sebab kematian dalam agama Buddha ada empat macam yaitu:
1.Ayukkhaya-marana, kematian yang disebabkan oleh habisnya usia.
2. Kammakaya-marana, kematian yang disebabkan oleh habisnya kamma
3. Ubhayakkaya-marana, kematian yang disebabkan oleh habisnya kamma
dan usia,
4.Upacchedaka-marana, kematian yang disebabkan oleh gangguan yang
lain, sedangkan usia dan kamma belum habis. (Panjika, 1994 : 141)
Dari penjelasan di atas berarti Euthanasia atau tindakan bunuh diri,
termasuk dalam kriteria yang keempat yaitu Upacchedaka-marana, artinya
kematian suatu makhluk karena gangguan lain bukan karena habisnya usia
dan kamma.
SEKIAN
TERIMAKASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai